Upload
arief-amir
View
64
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
proteksi gardu induk
Citation preview
BAB I
1.1 Latar belakang
Pada dasarnya semua konstruksi jaringan tenaga listrik tidak ada yang benar-benar
aman dari gangguan yang datangnya dari dalam sistem itu sendiri maupun luar sistem.
Gangguan tersebut merupakan potensi yang merugikan ditinjau dari beberapa hal, maka
perlunya dipasang sistem proteksi yang berfungsi sebagai berikut:
Mencegah atau membatasi kerusakan pada jaringan beserta peralatannya
Menjaga keselamatan umum
Meningkatkan kontinuitas pelayanan
1.2 Rumusan masalah
A. Peralatan proteksi apa saja yang terpasang pada pembangkit dan fungsinya?
B. Peralatan proteksi apa saja yang terpasang pada GI dan kegunaannya ?
C. Peralatan proteksi apa saja yang terpasang pada Sistem transmisi dan
kegunaannya?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini:
1. Untuk menambah pengetahuan mengenai peralatan proteksi pada pembangkit
sampai GI.
2. Untuk menambah pengetahuan mengenai fungsi dari peralatan tersebut.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Proteksi Rele.
1.4 Batasan Masalah
Pada tulisan/ makalah ini hanya dibahas jenis dan fungsi peralatan-peralatan proteksi
yang ada pada pembangkit, sistem transmisi, dan gardu induk .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROTEKSI PADA PEMBANGKIT
Bagian hulu dari sistem tenaga listrik adalah generator yang terdapat dipusat listrik
dan digerakkan oleh mesin penggerak mula (prime mover). Mesin penggerak dalam pusat
listrik berkaitan erat dengan instalasi mekanis dan instalasi listrik dari pusat
listrik. Generator sebagai sumber energi listrik dalam sistem perlu diamankan jangan
sampai mengalami kerusakan karena kerusakan generator akan sangat menggangu
jalannya operasi system tenaga listrik. Oleh karenanya generator sedapat mungkin harus
dilindungi terhadap semua gangguan yang dapat merusak generator. Tetapi dilain pihak
dari segi selektifitas pengaman sistem diharapkan agar PMT generator tidak mudah trip
terhadap gangguan dalam system, karena lepasnya generator dari sistem akan mempersulit
jalannya operasi sistem tenaga listrik.PMT generator hanya boleh bekerja apabila ada
gangguan yang tepat ada didepan generator, didalam generator atau pada mesin penggerak
generator. Juga apabila terjadi kegagalan dari PMT yang ada di depan PMT generator,
baru PMT generator boleh bekerja. Mengingat generator merupakan peralatan yang
penting dan nilainya juga cukup mahal, maka diusahakan pengaruh gangguan dibatasi
sampai sekecil mungkin. Antara lain dengan menditeksi keadaan gangguan secara tepat
dan mengisolasikan mesin terhadap sistem yang sehat secara cepat. Gangguan pada
generator antara lain dapat disebabkan oleh:
a) Beban lebih (overload).
b) Panas lebih (overheating) pada lilitan dan bearing.
c) Tegangan lebih (overvoltage) dan kecepatan lebih.
d) Kehilangan medan penguat (loss of field).
e) Daya balik (motoring).
f) Arus tidak seimbang (unbalance current) pada stator.
g) Out of step.
Sebagian besar gangguan di atas perlu dihilangkan dengan cara melepaskan generator
terhadap sistem melalui pemutus tenaga utama (main circuit breaker) dan bila
memungkinkan melepas pemutus tenaga medan penguat.
Gambar.2.1 Bagan Generator dengan Mesin Penggerak dan Medan Penguat
Untuk jenis gangguan tertentu selain cara di atas, mesin penggerak dihentikan beroperasi. Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem hanya memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti yang disebutkan di atas harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam menentukan dapat mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik.
2.1.1. SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR
Macam-macam gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :a. Gangguan listrik/electrical faultJenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik dari generator.Gangguan-gangguan tersebut antara lain :1. Hubung singkat 3 phasaTerjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat terjadinya hubungan singkat 3 phasa/ 3 phase fault. Gangguan ini akan menimbulkan loncatan bunga api dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran, jika isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api /nonflammable.
2. Hubung singkat 2 phasaGangguan hubung singkat 2 phasa/unbalance fault lebih berbahaya dibanding gangguan hubung singkat 3 phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi kerusakan pada belitan akan timbul pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada poros/shaft dan kopling turbin akibat adanya momen puntir yang besar.
3. Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah/stator ground fault Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat
diperbaiki dengan menyambung taping atau mengganti sebagian konduktor, tetapi kerusakan laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1 phasa ke tanah yang menimbulkan bunga api dan merusak isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan secara total. Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.
4. Rotor hubung tanah/field groundPada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded system). Bila salah satu sisi terhubung ke tanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi lainnya terhubung ke tanah, sementara sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi kehilangan arus pada sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan fluksi yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan serta kerusakan fatal pada rotor.
5. Kehilangan medan penguat/Loss of excitationHilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai generator induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot wedges, akibat arus induksi yang bersirkulasi pada rotor. Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkanoleh : a) Jatuhnya/trip saklar penguat (41AC)
b) Hubung singkat pada belitan penguatc) Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguatd) Kerusakan pada sistem AVR
6. Tegangan lebih/Over voltageTegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat tembusnya (breakdown) design insulasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat antara belitan. Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih/overspeed atau kerusakan pada pengatur tegangan otomatis/AVR.b. Gangguan mekanis/panas (mechanical/thermal fault)
Jenis-jenis gangguan mekanik/panas antara lain :1. Generator berfungsi sebagai motor (motoring)Motoring adalah peristiwa berubah fungsi generator menjadi motor akibat daya balik (reverse power).Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukkan dari penggerak utama (prime mover). Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak utama itu sendiri. Pada turbin uap, peristiwa motoring akan mengakibatkan pemanasan lebih pada sudu-sudunya, kavitasi pada sudu-sudu turbin air, dan ketidakstabilan pada sudu turbin gas.
2. Pemanasan lebih setempat Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :
Kerusakan laminasi Kendornya bagian-bagian tertentu di dalam generator seperti : pasak-pasak stator (stator wedges).
3. Kesalahan paralelKesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling generator, dan penggerak utamanya karena terjadinya momen puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul, kerusakan PMT dan kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.
4. Gangguan pendingin stator Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara, hidrogen,
atau air) akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu belitan melampaui batas ratingnya akan berakibat kerusakan belitan.
c. Gangguan sistem (system fault)Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang/terjadi pada sistem. Gangguan-gangguan sistem yang terjadi umumnya adalah :
1. Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan pada turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit pembangkit atau penghantar (transmisi).
2. Lepas sinkron (Loss of synhcron)Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung singkat dan peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa ini cukup lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan kondisi paralel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekuensi operasi yang keluar dari seharusnya sehingga akan menyebabkan terjadinya stress pada belitan generator, gaya puntir yang berfluktuasi serta resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada kondisi ini generator harus dilepas dari sistem.
3. Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current)Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem/adanya gangguan 1 phasa dan 2 phasa pada sistem yang menyebabkan beban generator tidak seimbang yang akan menimbulkan arus urutan negatif. Arus urutan negatif yang melebihi batas, akan mengiduksikan arus medan yang berfrekuensi rangkap yang arahnya berlawanan dengan putaran rotor akan menyebabkan adanya pemanasan lebih dan kerusakan pada bagian-bagian konstruksi rotor.
Jenis dan fungsi relai pengaman generator
No Nama Relai Fungsi Relai
1 Relai jarak (distance relay) Untuk mendeteksi gangguan 2 phasa/ 3 phasa di muka generator sampai batas jangkauannya
2 Relai periksa sinkron (synchron check relay)
Pengaman bantu generator untuk mendeteksi persyaratan sinkronisasi atau paralel
3 Relai tegangan kurang (undervoltage relay)
Untuk mendeteksi turunnya tegangan sampai di bawah harga yang diijinkan
4 Relai daya balik (reverse power relay)
Untuk mendeteksi daya balik sehingga mencegah generator bekerja sebagai motor
5 Relai kehilangan medan penguat (loss of excita-tion relay)
Untuk mendeteksi kehilangan arus penguat pada rotor
6 Relai phasa urutan negatif (negative phase sequence relay)
Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan oleh beban tidak seimbang dari batas-batas yang diijinkan
7 Relai arus lebih seketika (instantaneous over cur-rent relay)
Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas yang ditentukan dalam waktu seketika
8 Relai arus lebih dengan waktu tunda (time over current relay)
Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam waktu yang ditentukan
9 Relai penguat lebih (over excitation relay)
Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator
10 Relai tegangan lebih (over voltage relay)
1. Bila terpasang di titik netral generator atau trafo tegangan yang dihubungkan segitiga, untuk mendeteksi gangguan stator hubung tanah
2. Bila terpasang pada terminal generator : untuk mendeteksi tegangan lebih
11 Relai keseimbangan te-gangan (voltage balance relay)
Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan ke pengatur tegangan otomatis (AVR) dan ke relay
12 Relai waktu Untuk memperlambat/mempercepat waktu
13 Relai stator gangguan tanah(stator ground fault relay)
Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada stator
14 Relai kehilangan sinkroni-sasi (out of step relay)
Untuk mendeteksi kondisi asinkron pada generator yang sudah paralel dengan sistem
15 Relai pengunci (lock out relay)
Untuk menerima signal trip dari relai-relai proteksi dan kemudian meneruskan signal trip ke PMT, alarm, dan peralatan lain serta penguncinya
16 Relai frekuensi (frequen-cy relay)
Untuk mendeteksi besaran frekuensi rendah/lebih di luar harga yang ditentuka
17 Relai differensial (diffe- rential relay)
Untuk mendeteksi gangguan hubung singkat pada daerah yang diamankan
2.1.2. SISTEM PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT
Yang dimaksud transformator pembangkit dalam pembahasan ini adalah :a. Transformator Generator (Generator Transformer) / Transformator Utama (Main
Transformer)b. Transformator bantu utama (Main Auxiliary Transformer) / Transformator
Pemakaian Sendiri
c. Transformator bantu cadangan (Reserve Auxiliary Transformer) / Transformer start (Starting Transformer)
d. Transformator lainnya yang digunakan untuk pemakaian motor-motor bertegangan rendah
Macam-macam gangguan transformator pembangkit dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Gangguan luar / External faultGangguan luar dimaksud adalah gangguan yang diakibatkan oleh, atau terjadi di luar daerah pengamanan transformator yang dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator. Contoh :a. Beban lebih/over load.Pembebanan lebih yang melampaui kapasitasnya menyebabkan pemanasan yang berlebihan akibat kenaikan suhu.Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan :· Memperpendek umur transformator/lifetime· Merusak isolasi dan material belitanb. Hubung singkat di sisi luar/external short circuitTerjadinya hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah di luar daerah pengaman transformator itu sendiri dapat merusak bagian-bagian transformer.
B. Gangguan dalam / internal faultGangguan dalam yang dimaksud adalah gangguan yang bersumber dari dalam trafo itu sendiri. Gangguan dalam transformator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Gangguan listrik / electrical faultGangguan ini tergolong gangguan berat yang dapat menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian transformator. Gangguan ini biasanya dapat terdeteksi langsung oleh relai-relai arus dan tegangan.
Gangguan tersebut antara lain : Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah
pada terminal belitan tinggi atau rendah Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah pada belitan tinggi
atau rendah. Hubung singkat diantara gulungan belitan tegangan tinggi atau rendah (interturn
fault) yang disebabkan karena kerusakan laminasi di dalam gulungan Hubung singkat pada belitan tertier
2. Gangguan awalGangguan ini sering diistilahkan incipient fault yaitu gangguan yang tergolong ringan dan berawal dari gangguan kecil namun kemudian secara perlahan-lahan berkembang menjadi gangguan besar/berat dan mengakibatkan kerusakan, apabila tidak segera terdeteksi.Keadaan gangguan seperti ini tidak dapat terdeteksi oleh relai-relai arus dan tegangan. Gangguan tersebut antara lain :
Kendornya baut-baut / ring pada terminal konduktor Gangguan pada inti besi akibat kerusakan laminasi isolasi yang menimbulkan
percikan bunga api di bawah minyak Gangguan di sistem pendingin, seperti kerusakan pada pompa sirkulasi minyak,
kipas pendingin dan bagian-bagian dari sistem pendingin lainnya yang dapat menyebabkan kenaikan suhu operasi yang tinggi sementara transformator masih beroperasi di bawah beban penuh
Adanya kemungkinan pengentalan minyak atau kebuntuan pada bagian-bagian tertentu, sehingga sirkulasi minyak menjadi terganggu yang dapat mengakibatkan pemanasan setempat atau lokal hot spot pada sebagian belitan.
Gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik dari tap perubahan pembebanan atau load tap changer akibat pemasangan yang kurang sempurna (loss contact, getaran, dsb)
Kebocoran minyak dari bagian las-lasan, perapat packing, dsb. Gangguan pada terminal bushing akibat adanya kontaminasi, keretakan, penuaan,
binatang, dsb.
Jenis dan fungsi relai proteksi transformator pembangkit
No Nama Relai Fungsi Relai
1 Relai suhu Relai ini adalah relai mekanis yang berfungsi mendeteksi suhu minyak dan kumparan secara langsung yang akan membunyikan alarm serta mengeluarkan/mentripkan PMT.
Relai suhu ini dipasang pada semua transformator
2 Relai beban lebih Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap suhu yang berlebihan akibat beban lebih
3 Relai Bucholz Relai ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan bunga api dan pemanasan setempat dalam minyak transformator
4 Relai tekanan lebih (sudden pressure relay)
Bagi transformator tanpa konservator, dipasang relai tekanan mendadak yang dipasang pada tangki, dan bekerja dengan pertolongan membran.
Relai ini dipasang pada semua transformator.
5 Relai arus lebih Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat antar phasa di dalam maupun di luar daerah pengamanan transformator. Relai ini juga diharapkan mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih. Relai ini berfungsi juga sebagai pengaman cadangan bagi bagian instalasi lainnya
6 Relai gangguan tanah Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap hubung tanah, di dalam dan di luar daerah pengamanan.
7 Relai differensial Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam daerah pengamanan transformator
8 Relai gangguan tanah terbatas (Restricted earth fault relay)
Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah dalam daerah pengamanan transformator khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial
9
Relai fluksi lebih Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator generator. Relai ini mendeteksi besaran fluksi /perbandingan tegangan dan frekuensi
2.2 SISTEM PROTEKSI PADA SALURAN TRANSMISI
Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah adalah proteksi yang dipasang
pada peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses
penyaluaran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga
Saluran distribusi listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer
pengguna listrik dengan aman. Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi
tenaga listrik agar jika terjadi gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi
tenaga listrik tidak mengalami kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam
kondisi menyala. Jika proteksi bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan
pemeliharaan transmisi tenaga listrik dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan
pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka pengaman-pengaman yang terpasang haurus
bekerja demi mengamankan sistem dan manusia yang sedang melaukukan perawatan.
Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama
adalah transmisi dengan tegangan sebesar 500Kv. Ini merupakan transmisi yang sangat
tinggi. Karena di Indonesia masih menggunakan sistem 500 kv. Kategori yang kedua
adalah transmisi dengan tegangan sebesar 150 kv. Dan yang ketiga adalah transmisi 75 kv.
Untuk dibawah 75 kv selanjutnya dinamakan dengan distribusi tenaga listrik.
Proteksi ini berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system
tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem,
sistem merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangant singkat dapat
diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu
lama. Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
a. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
b. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
c. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri
oleh manusia.
2.2.1 PERALATAN PROTEKSI TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Peralatan transmisi tenaga listrik diantaranya adalah :
a. Rele arus lebih
Merupakan rele Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang
pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga. Rele ini berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik
akibat adanya gangguan phasa-phasa.
b. Rele hubung tanah
Merupakan rele Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang
pada jaringan Tegangan tinggi,Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga.
c. Rele Diferensial
Rele diferensial ini berfungsi untukbmengamankan transformator tenaga terhadap
gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman transformator,
yang disambung ke instalasi trafo arus ( CT ) dikedua sisi..
d. Rele jarak
Dapat menentukan arah letak gangguan Gangguan didepan relai harus
bekerja.
Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja Dapat menentukan letak
gangguan.
Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja.
Gangguan diluar daerahnya relai tidak boleh bekerja.
Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya.
e. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya
ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50,
tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN. Dalam melindungi kawat
phasa tersebut.
Misalkan groundwire diletakkan setinggi h meter dari tanah. Dengan menggunakan
nilai-nilai yang terdapat pada gambar tersebut, titik b dapat ditentukan sebesar
2/3h. Sedangkan zona proteksi groundwire terletak di dalam daerah yang diarsir. Di
dalam zona tersebut, diharapkan tidak terjadi sambaran petir langsung sehingga di
daerah tersebut pula kawat phasa dibentangkan.
f. Pemutus Tenaga ( PMT )
Adalah untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian
instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT
atau lebih.
2.2.2 CARA KERJA RELAI PROTEKSI PADA SALURAN TRANSMISI
a. Rele arus lebih
Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa atus lebih, maka dalam
waktu yagn singkat rele arus lebih akan bekerja sehingga jaringan transmisi akan
tidak terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka jaringan transmisi
akan terhubung kembali.
b. Rele hubung tanah
Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa dengan
tanah, maka rele hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu yang sangat
singkat, sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi kerusakan yang sangat
banyak.
c. Rele Diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan
sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang
mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus,
yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara
terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang mengalir
melaluinya.
Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan
(external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi
sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay
pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi
didalam (internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik,
menyebabkan keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID
akan mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2.
Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada
arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi
setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem
keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil
relay pengaman, maka relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah
putus (tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik
yang terganggu dapat diisolir dari sistem tenaga listrik.
d. Rele jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele
jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan impedansi
saluran yang harus diamankan. Jika impdansi yang terukur didalam batas
settingnya, maka rele akan bekerja. Di sebut rele karena jarak, karena impedansi
pada saluran bersarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu,
rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi
tergangung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi. Impedansi
yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja. Tergantung rele yang dipakai.
e. Kawat Tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini
merupakan proteksi transmisi tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika terjadi
sambaran petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir langsung ketanah.
Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus adalah yang
memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm, maka arus yang
mengalir tidak bisa cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau terjadinya
flashover antara kawat dasa dengan kawat tanah.
f. Pemutus Tenaga ( PMT )
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka dan
menutup baik secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika transmisi
sedang dalam pemeliharaan, maka jaringan transmisi dapat diputus sementara.
2.3. SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK
Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga
listrik, selain untuk melindungi peralatan utama bila terjadi gangguan hubungsingkat,
system proteksi juga harus dapat mengeliminiir daerah yang terganggu dan memisahkan
daerah yang tidak tergangggu, sehingga gangguan tidak meluas dan kerugian yang timbuk
akibat gangguan tersebut dapat di minimalisasi. Relai proteksi gardu induk seperti yang
terlihat pada gambar 2.3 terdiri dari :
Relai proteksi Trafo Tenaga
Relai proteksi busbar atau kopel
Relai proteksi PMT
Relai proteksi kapasitor dan reaktor
2.3.Diagram Proteksi gardu induk
2.3.1. PROTEKSI TRAFO TENAGA
Proteksi trafo adalah sistem pengamanan yang dilakukan untuk melindungi trafo dari
gangguan. Sedangkan untuk alat proteksi trafo dapat disebut juga pengaman atau rele
proteksi.
Sifat alat ini adalah mendeteksi keadaan atau kondisi tidak normal atau
gangguan dalam sistem tenaga listrik dengan cara mengukur suatu besaran listrik tertentu
lalu memberikan instruksi/perintah kepada besaran listrik atau mekanik (trip coil, pemutus
maupun alarm), sebagai tanggapan/respons atas besaran yang dideteksinya. Instruksi yang
merupakan besaran listrik.
Adapun pengelompokan fungsi peralatan proteksi ini secara umum adalah
sebagai berikut :
1.Mendeteksi adanya gangguan hubung singkat yang terjadi pada daerah
proteksinya.
2.Memutuskan secara cepat dan tepat hubungan pada bagian yang terganggu.
3.melokalisir gangguan yang terjadi dengan memutuskan daerah gangguan .
4.Mengupayakan sekecil mungkin daerah yang padam.
Rele proteksi sistem tenaga listrik adalah rele yang bertanggung jawab atas kondisi
kerja yang tidak normal dalam sistem tenaga listrik, dimana rele akan mengontrol
pembukaan Pemutus Daya (PMT) untuk mengisolasi bagian yang terganggu dari system
dan meminimumkan penghentian pelayanan. Setelah rele tersebut mendeteksi adanya
gangguan pada system.
Dengan adanya rele proteksi ini, maka operasi pembukaan PMT untuk memisahkan
bagian yang terganggu dapat dilakukan dengan cepat dan selektif. Namun rele ini bukanlah
untuk menghilangkan gangguan,dia hanya dapat meminimumkan gangguan hingga batas
yang diinginkan
2.3.1.1. JENIS PROTEKSI TRAFO
Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan
peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983 Bagian Satu, C) :
• Relay arus lebih
• Relay arus hubung tanah
• Relay beban lebih
• Relay tangki tanah
• Relay ganggauan tanah
• Relay suhu
• Relay Bucholz
• Relay Jansen
• Relay tekanan lebih
• Lightning arrester
• Rellay differensial
Gambar 2.3.1 Rangkaian pada system relai proteksi
i. Relai arus lebih
Rele arus lebih adalah rele pengaman yang dirancang untuk dapat
mendeteksi adanya gangguan yang diakibatkan oleh arus dan beban lebih
kemudian mengambil keputusan seketika atau perlambatan waktu untuk membuka
PMT pada saat ganguan.
Jika gangguan eksternal pada suatu transformator tidak cepat dihilangkan
(misalnya hubungan singkat), dapat mengakibatkan pemanasan yang berlebihan
ataupun kerusakan lainnya. Rele arus lebih digunakan untuk menghindari
kerusakan transformator dari gangguan hubung singkat yang terjadi pada rel daya
transmisi sebelum gangguan tersebut menjalar pada transformator.
Berdasarkan waktu kerjanya, rele arus lebih dibedakan menjadi tiga macam :
1. Rele arus lebih Inverse (Inverse time Over Current relay).
Adalah rele arus lebih yang bekerjanya sesuai karakteristik rele inverse, tergantung
pada besarnya arus gangguan. Ada empat macam karakteristik rele Inverse, yaitu :
a. Normal Inverse
b. Very Inverse
c. Extremely Inverse
d. Inverse Time Relay.
2. Rele arus lebih difinit (Definite-Time Over-Current relay).
Adalah rele arus lebih dengan penundaan waktu tertentu.
3. Rele arus lebih sesaat (Instantaneous Over Current Relay)
Adalah rele arus lebih yang bekerjanya tanpa waktu tunda.
rele ini bekerja berdasarkan setingan tergantung besarnya arus gangguan
Gambar 2.3.2. Rele Arus Lebih
Cara Kerjanya sebagai berikut:
1. Pada kondisi normal, arus beban (Ib) oleh trafo arus ini ditransformasikan ke
besaran sekunder (Ir). Arus Ir mengalir pada kumparan rele. Karena arus itu
masih kecil daripada harga yang ditetapkan (setting), rele tidak akan bekerja.
2. Bila terjadi gangguan hubung singkat, arus Ib akan naik dan menyebabkan arus Ir
naik pula. Jika arus Ir ini melebihi suatu harga setting-nya, maka rele akan
bekerja dan memberikan perintah trip ke PMT, sehingga gangguan dapat diisolir.
3. Beberapa istilah pada rele arus lebih.
- Ip = arus kerja (arus Pick-up), yaitu arus minimum yang menyebabkan rele
bekerja.
- Id = Ir = arus kembali (arus drop-off/ Id, arus reset/ Ir), yaitu arus maksimum
yang menyebabkan rele kembali tidak bekerja.
- Perbandingan Id/ Ip, adalah suatu harga perbandingan antara arus kembali
dengan arus kerja.
- Time delay, yaitu periode waktu yang sengaja diberikan pada rele untuk
memperlambat trip ke PMT sejak rele itu Pick-up.
Hampir semua peralatan listrik mengguanakan rele ini sebagai pengaman, yang
membedakan adalah dari fungsi rele. Yang dimaksud fungsi adalah:
OCR sebagai pengaman utama ( main protection )
OCR sebagai pengaman cadangan ( back up protection )
ii. Rele Arus Hubung Tanah
Rele hubung tanah pada dasarnya mengguanakan rele arus lebih seperti yang
digunakan pada gangguan hubung singkat antar fasa tapi rangkaiannya berbeda
Bila terjadi ketidak seimbangan arus/terjadi gangguan hubung singkat ke
tanah maka akan timbul arus urutan nol pada titik pentanan trafo, sehingga rele di
netral trafo akan bekerja.Hal yang sama juga dirasakan rele hubung tanah pada out
ging trafo . Gambar a mempunyai kemiripan terhadap gambar b maka dapat
melihat gangguan F pada out ging trafo.
iii. Rele gangguan tanah terbatas ( Resisted Earth Faulth Relay / REF )
Rele ini dipasang pada trafo yang titik netralnya di tanahkan langsung, yang
berfungsi untuk membantu rele differensial dalam mengamankan trafo dari
gangguan hubung tanah dalam kumparan trafo.
Rele ini dipasang karena sensitivitas rele differensial sangat terbatas,terutama
dalam mendeteksi terjadinya hubung singkat di titik netral
Prinsip kerja REF
Bila terjadi gangguan tanah di luar daerah pengaman, maka tidak ada arus
ayng mengalir di rele, tetapi kalau terjadi gangguan tanah di dalam daerah
pengaman, maka kan timbul arus yang mengalir di rele. Tetapi rele differensial
yang berimpedansi tinggi dapat digunakan sebagai rele gangguan tanah terbatas,
karena jika terjadi gangguan internal akan timbul tegangan yang tingi ini digunakan
tahanan non linear ( resistor ). Rele ini menimbulkan trip tanpa waktu tunda.
iv. Rele Bucholz
Rele Bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan
terhadap gangguan didalam trafo yang menimbulkan gas.
Gas yang timbul diakibatkan oleh:
Hubung singkat antar lilitan pada/dalam fasa
Hubung singkat antar fasa
Hubung singkat antar fasa ke tanah
Busur api listrik antar laminasi
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik
Selama trafo beroperasi normal, rele terisi penuh dengan minyak.
Pelampung akan berada pada posisi awal. Bila terjadi gangguan yang terjadi di
dalam tangki trafo, misalkan hubung singkat dalam kumparan, maka akan
menimbulkan gas. Gas yang terbentuk dalam rele pada saat perjalanan menuju
tangki konservator, sehingga level minyak dalan rele turun dan akan mengerjakan
kontak alarm (kontak pelampung atas).
Bila level minyak turun secara perlahan-lahan akibat kebocoran,maka pelampung
bawah akan memberikan sinyal trip. Bila terjadi busur api yang besar akan terjadi
dengan cepat dan timbul sinyal pada minyak yang bergerak melalui pipa ke rele
Buchloz pada kecepatan tertentu pelampung bawah akan menutup kontak untuk
sinyal trip.
v. Rele tekanan lebih
Rele tekanan lebih umumnya ada dua macam yang mempunyai prinsip kerja
berbeda :
Sudden pressure relay
Bagi trafo tanpa konservator dipasang rele tekanan mendadak yang
dipasang pada rele tangki dan bekerja dengan pertolongan membran. Rele ini
dipasang pada semua transformator.
Rele ini berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap tekanan lebih.cara
kerjanya sama dengan rele Bucholz Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikkan
tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung menjatuhkan pemutus.
Pressure relay device
Rele ini biasanya diletakkan pada bagian pipa yang tinggi. Bila pada tangki
trafo terjadi tekanan yang berlebihan akibat gangguan dalam trafo, maka
tekanannya lebih rendah. Bila tekanan gas atau minyak dalam tangki trafo naik
melebihi kekuatan dari plat rele tersebut, maka plat akan pecah dan jarum pemecah
(breaking needle) akan keluar karena tekanan pegas dan mengerjakan switch yang
akan menyalakan alarm untuk mentripkan PMT. Bahan yang digunakan pada rele
tersebut tebuat dari kaca, plastic dan tembaga.
Sama pada rele pengaman tekanan lebih jenis rele tekanan lebih kedua jenis
pengaman ini mempunyai prinsip kerja dan fungsi yang sama yaitu rele bekerja
dengan adanya tekanan yang diakibatkan gas dalam tangki trafo.
vi. Rele tangki tanah
Rele tangki tanah berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi hubung
singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan
pada trafo.
Sebelum tahun 1990 rele jenis ini di pasang karena sesuai perkembangan
teknologi maka fungsi rele ini sudah digantikan oleh rele gangguan tanah terbatas (
Resisted Earth Faulth Relay / REF ) yang lebih efektif dan efisien.
vii. Rele Jansen
Berfungsi untuk mengamankan pengubah tap ( Tap Changer) pada trafo. Rele
ini dipasang sedekat mungkin pada tap changer, dan di sisipkan pada pipa yang
menghubungkan pengubah tap dengan konservator. Katup ( Valve) rele menutup
pipa seakan masuk, cukup untuk gas-gas yang dihasikan selama pengubah tap
nominal.
Bila terjadi gangguan maka minyak akan bertekanan tinggi, katup akan ditekan dan
menggerakan tuas, dan pada saat ini tuas akan menggerakan kontak mercuri
( Menutup kontak ).
Rele jansen adalah tipe rele yang khusus dipasang pada center tap trafo dan
berungsi sebagai pengaman tap changer , jadi rele ini tidak terdapat pada
pengaman trafo.
vii. Rele termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi
kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran
yang diukur didalam rele ini adalah kenaikkan temperatur.
Secara khusus rele ini dapat juga berfungsi untuk memperpanjang usia trafo
yang mungkin rusak akibat adanya pemanasan, rele termis bekerja jika terjadi
pemanasan lebih pada trafo maka rele akan menyalakan pendingin berupa kipas
yang putarannya sesuai dengan kenaikan panas trafo.
ix. Arrester
Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih,
yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat
sebagai by-pass disekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus
kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan yang lebih tinggi
dan tidak merusak isolasi peralatan listrik. By-pass ini harus sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu aliran daya sistem frekuensi 50 Hz.
Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul
tegangan surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah,
sehingga dapat melakukan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester
harus dapat dengan cepat kembali menjadi isolasi.
Sesuai dengan fungsinya, yaitu arrester melindungi peralatan listrik pada
sistem jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan petir atau surja hubung,
maka pada umumnya arrester dipasang pada setiap ujung SUTT yang memasuki
gardu induk yang langsung dihubungkan dengan transformator.
x. Rele Differensial
Pada trafo daya, rele diferensial merupakan rele utama yang ditujukan
untuk mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat dan rele ini dipakai pada
setiap disemua trafo sebagai alat proteksinya, baik hubung singkat antara fasa atau
hubung singkat antara fasa dengan tanah.kekurangan dari sifat alam ini adalah
kurang sensitivnya terhadap gangguan hubung singkat
prinsip kerja dari rele ini adalah membandingkan arus-arus yang masuk dan
keluar. Pada kondisi normal atau gangguan di luar trafo, arus akan bersirkulasi
pada rangkaian sekunder trafo arus tanpa melewati rele ( Gambar.1 ). Bila terjadi
gangguan dalam trafo ( internal ), maka I2 akan berbalik arah, sehingga arus
sekunder dari kedua trafo akan saling mentripkan dan masuk ke rele dan rele
bekerja ( gambar.2 )
Salah satu cara untuk mengatasi keadaan ini adalah dengan memasang unit
penahan harmonisa (harmonik unit) yang dipasang seri dengan kumparan kerja
melalui sebuah trafo arus.
2.3.2. PEMUTUS TENAGA
Pemutus tenaga (PMT) adalah suatu alat otomatis yang mampumemutus/menutup
rangkaian pada semua kondisi yaitu kondisi gangguan maupun kondisi normal, atau dapat
juga sebagai alat yang dibutuhkan untuk mengontrol jaringan tenaga listrik dengan
membuka circuit dengan menutup circuit (sebagai sakelar) dengan membawa beban secara
pengawasan manual atau otomatis, sedangkan jika dalam keadaan gangguan atau keadaan
tidak normal PMT dapat membuka dengan bantuan rele yang mendeteksi, sehingga
gangguan dapat dipisahkan.
Selama beroperasi pada keadaan normal PMT dapat dibuka dan ditutup tanpa
menimbulkan akibat yang merugikan. Dalam keadaan gangguan atau keadaan yang tidak
normal relay akan mendeteksi dan menutup rangkaian tripping dari PMT maka akan
menggerakkan mekanisme penggerak untuk membuka kontak-kontak PMT.
2.3.3. RELAY PROTEKSI BUSBAR
Sebagai proteksi utama Busbar adalah RELE Differensial, yang berfungsi
mengamankan pada busbar tersebut terhadap gangguan yang terjadi di busbar itu sendiri.
Konfigurasi Busbar ada 3 macam :
Busbar tunggal ( Single Busbar ).
Busbar ganda ( Double Busbar ).
Busbar 1,5 PMT.
Gangguan pada busbar relatif jarang (kurang lebih 7 %) dibandingkan dengan
gangguan pada penghantar (kurang lebih 60 %) dari keseluruhan gangguan tetapi
dampaknya akan jauh lebih besar dibandingkan pada gangguan penghantar, terutama jika
pasokan yang terhubung ke pembangkit tersebut cukup besar.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh gangguan di bus jika gangguan tidak segera
diputuskan antara lain adalah kerusakan instalasi, timbulnya masalah stabilitas transient,
dimungkinkan OCR dan GFR di sistem bekerja sehingga pemutusan menyebar.
2.3.4. RELAY PROTEKSI REAKTOR
Jika ditinjau Berdasarkan tujuan pemasangan reaktor maka reaktor dapat dipasang
melalui beberapa cara. Untuk Reaktor yang dihubungkan seri tujuanya adalah untuk
membatasi arus gangguan fasa-fasa Pada Sistem atau rangkaian tersebut. Sedangkan untuk
Reaktor yang dihubungkan shunt tujuannya untuk mengkompensasi komponen induktif
akibat jaringan yang panjang atau bersifat kapasitif. Reaktor yang dihubungkan secara
shunt ini dapat dihubungkan langsung ke Bus ataupun melalui belitan tersier IBT.
Reaktor yang dihubungkan secara seri dengan fasa tidak memiliki proteksi khusus.
Proteksi dengan sambungan seperti ini termasuk dalam bagian proteksi penghantar.
Reaktor yang dihubungkan paralel (shunt) pada dasarnya memiliki kemiripan sistem
proteksi dengan sistem proteksi transformator untuk kapasitas yang sama. Pola proteksi
umumnya menggunakan relai diferensial atau REF sebagai proteksi utama dan OCR/GFR
sebagai proteksi cadangan.
Relai diferensial umumnya digunakan pada reaktor tegangan ekstra tinggi (TET)
dimana konstruksi reaktornya 1 fasa dalam 1 tangki utama seperti gambar berikut,
Pola proteksi reaktor dengan relai diferensial
sedangkan relai REF umumnya digunakan pada reaktor tegangan tinggi dan
tegangan menengah dimana konstruksi reaktornya 3 fasa dalam 1 tangki utama seperti
gambar berikut.
Pola proteksi reaktor dengan relai REF
2.3.5. SISTEM PENTANAHAN TITIK NETRAL TRAFO TENAGA
Adapun tujuan pentanahan titik netral transformator daya adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan gejala-gejala busur api pada suatu sistem.
2. Membatasi tegangan-tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada fasa yang sehat).
3. Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan dalam penyaluran tenaga listrik.
4. Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkan oleh penyalaan bunga
api yang berulang-ulang (restrike ground fault).
5. Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan dalam menentukan
lokasi gangguan.
Metoda-metoda pentanahan titik netral transformator daya adalah sebagai berikut :
1. Pentanahan mengambang (floating grounding)
2. Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)
3. Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
4. Pentanahan langsung (effective grounding)
5. Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah (resonant
grounding) atau pentanahan dengan kumparan Petersen (Petersen Coil).
2.3.6. ARRESTER
Surge Arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan lain
dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current.
Sebuah arrester harus mampu bertindak sebagai insulator, mengalirkan beberapa
miliampere arus bocor ke tanah pada tegangan sistem dan berubah menjadi konduktor
yang sangat baik, mengalirkan ribuan ampere arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang
lebih rendah daripada tegangan withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan lebih, dan
menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui arrester (power follow current)
setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan.
Lightning Arrester/ Arrester/ Surge Arrester memiliki peran penting di dalam
koordinasi isolasi peralatan di gardu induk. Fungsi utama dari Lightning Arrester adalah
melakukan pembatasan nilai tegangan pada peralatan gardu induk yang dilindunginya.
Panjang lead yang menghubungkan arrester pun perlu diperhitungkan, karena inductive
voltage pada lead ini ketika terjadi surge akan mempengaruhi nilai tegangan total paralel
terhadap peralatan yang dilindungi.
2.3.7. PROTEKSI PETIR
Tujuan dari proteksi petir pada serandang adalah untuk mengamankan peralatan
dan instalasi dari sambaran langsung surja petir. Ada beberapa model pengaman petir
antara lain Kawat pentanahan/ Earth Wire/ GSW (Galvanized Steel Wire) yang
direntangkan pada serandang, pemasangan Franklin Rod atau Early Streamer pada bagian
atas serandang.
Kawat Pentanahan atau Earth Wire/ GSW adalah peralatan untuk melindungi
peralatan utama dari sambaran surja petir. Kawat tanah terbuat dari baja yang sudah
digalvanis, maupun sudah dilapisi dengan aluminium. Jumlah Kawat Pentanahan/ EW/
GSW pada serandang diletakkan pada posisi tertinggi pada serandang tersebut sehinggga
mempunyai sudut perlindungan yang aman (minimum 30 drajat) terhadap peralatan di
bawahnya. Pemasangannya dengan cara menggunakan klem penegang yang dipress atau
klem penegang dengan mur baut.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Proteksi transmisi tenaga listrik adalah adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses
penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant)
hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai
pada konsumer pengguna listrik dengan aman.
Relay adalah Sebuah alat yang bertugas menerima/mendeteksi besaran tertentu
untuk kemudian mengeluarkan perintah sebagai tanggapan (respons) atas besaran
yang dideteksinya.
DAFTAR PUSTAKA
______. 2010. Sistem Proteksi Generator. http://zebulonmanalu2010.blogspot.com/2012/
06/sistem-proteksi-generator-dan-sistem.html. Diakses pada tanggal 05 mei 2015 di
Indralaya.
______. 2012. Gardu Induk. http://antara191.blogspot.com/2012/10/gardu-induk.html.
Diakses pada tanggal 05 mei 2015 di Indralaya.
______. 2013. Relay Proteksi Generator. http://anak-elektro-ustj.blogspot.com/2013/04
/relay-proteksi-generator.html. Diakses pada tanggal 05 mei 2015 di Indralaya.
______. 2015. Sistem Proteksi Saluran Transmisi. http://dohar89.blogspot.com/. Diakses
pada tanggal 05 mei 2015 di Indralaya.
______.2015. Proteksi Reaktor. http://ilmulistrik.com/proteksi-reaktor-tttet.html. Diakses
pada tanggal 05 mei 2015 di Indralaya.
______. 2015. Proteksi Tenaga Listrik. http://unimed-proteksisistemtenagalistrik.blogspot .
com/. Diakses pada tanggal 05 mei 2015 di Indralaya.