66
TUGAS BUDAYA ORGANISASI Oleh IDA PURWATI MIA1401010214

Tugas Budaya Organisasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: Tugas Budaya Organisasi

TUGAS BUDAYA ORGANISASI

Oleh

IDA PURWATIMIA1401010214

SEKOLAH TINGGI ILMU

ADMINISTRASIMANDALA INDONESIA

JAKARTA 2014

Page 2: Tugas Budaya Organisasi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berubahnya tatanan dunia di bidang perdagangan

membawa dampak yang luar biasa ke seluruh dunia. Tidak ada

sebuah negarapun yang mampu menahan dan membatasi diri

dari pengaruh tersebut. Sebuah Negara menjadi borderless

terhadap Negara lainnya di segala bidang termasuk dalam hal

kedaulatan yang secara perlahan sudah jauh berkurang. Sebuah

Negara “harus” mengikuti aturan-aturan global di bidang tarif,

pajak, mengurangi hambatan masuknya barang antar Negara

dan lain-lain.

Pada sisi lainnya, di Indonesia mengalami perubahan politik

ketatanegaraan yang sangat signifikan dimana demokrasi

menjadi hal yang utama dengan penerapan transparansi,

akuntabel dan kemandirian di segala bidang. Perubahan yang

besar di kedua bidang tersebut sangat diharapkan oleh

masyarakat untuk menjadi awal mengubah tatanan birokrasi

yang ada di pemerintahan.

2

Page 3: Tugas Budaya Organisasi

Adalah hampir tidak mungkin melakukan perubahan dan

pembaharuan prosedur dan aliran kerja menjadi lebih lancar,

melakukan pembaharuan pelayanan kepada masyarakat agar

lebih responsif, dan melakukan perubahan struktur birokrasi

agar mampu bersaing bila birokrasi pemerintahan yang ada

tertutup. Perubahan tersebut dilakukan dengan memahami dan

mengimplementasikan budaya kerja secara lebih baik yang

sebenarnya m

erupakan tatanan kerja sehari-hari yang sudah kita kenal selama

ini. Budaya kerja yang sebenarnya sudah dilakukan tersebut

harus dilakukan dengan cara yang lebih optimal sesuai dengan

nilai-nilai yang ada dengan berpatokan pada pengertian-

pengertian :

i. bahwa budaya kerja adalah sebagai

system aturan,

ii. bahwa budaya kerja sebagai cara dan

rasa kerja yang lebih baik dan bermanfaat,dan

iii. bahwa budaya kerja sebagai

kesanggupan untuk mencari dayasuai dengan keadaan-

keadaan yang berbeda.

Sehingga budaya kerja aparatur pemerintah dapat diartikan

sebagai : sikap dan perilaku individu dan kelompok aparatur

3

Page 4: Tugas Budaya Organisasi

Negara yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini

kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari.

Pelaksanaan budaya kerja dengan cara-cara yang

seharusnya tersebut diarahkan kepada terciptanya aparatur

Negara yang professional, bermoral dan bertanggung jawab

dengan persepsi yang tepat terhadap pekerjaan sehingga yang

dilakukan selalu dengan keyakinan untuk berbuat yang terbaik,

dengan cara yang seharusnya dan menghasilkan pekerjaan

yang terbaik pula. Dengan demikian makna dan arti

pelaksanaan budaya kerja bagi aparatur adalah sebagai aparatur

Negara akan bermanfaat, baik bagi dirinya, organisasi, dan

dalam menjalankan tugas, dengan penuh kesungguhan yang

memiliki kemungkinan untuk melakukan aktualisasi, berperan

dan berprestasi, yang akan berdampak pada peningkatan kerja

kelompok atau organisasi.

Pelaksanaan budaya kerja aparatur Negara dengan nilai-

nilai yang seharusnya merupakan langkah awal yang sebaiknya

dipilih dalam upaya melakukan Reformasi birokrasi secara

keseluruhan, sehingga dapat menjadi birokrasi yang efisien dan

efektif dengan aparatur yang bersih, transparan, dan

professional dalam menjalankan tugasnya. Hukum menjadi

4

Page 5: Tugas Budaya Organisasi

dasar dari tatanan birokrasi yang ada dan dilaksanakan secara

konsisten sehingga pelaksanaan Negara menjadi baik dan

bersih (good and clean government) dan masyarakat sebagai

pihak yang harus dilayani memperoleh imbas yang baik pula.

Langkah strategis yang harus dilakukan adalah melakukan

upaya peningkatan kinerja aparatur negara dengan menerapkan

nilai budaya kerja. Pelaksanaan penerapan pengembangan

budaya kerja dilakukan dengan internalisasi kepada aparatur

apakah dengan metode percontohan pada instansi tertentu atau

dengan mengadakan internalisasi bertahap dari pimpinan terus

ke bawah, dari Pusat ke Daerah.

5

Page 6: Tugas Budaya Organisasi

BAB IIKONSEP DASAR BUDAYA KERJA ORGANISASI

1. Pengertian

a. Budaya : Berasal dari bahasa Sansekerta , budhayah;

bentuk jamak budhi yang berarti budi (akal). Dengan demikian

budaya dapat diartikan : “ hal-hal yang bersangkutan dengan

akal” atau segala sesuatu yang berkaitan dengan akal pikiran,

nilai-nilai dan sikap mental. Budidaya berarti memberdayakan

budi atau kita kenal dengan istilah culture yang pada awalnya

memiliki arti mengolah atau mengerjakan sesuatu (mengolah

tanah pertanian), kemudian berkembang sebagai cara manusia

mengaktualisasikan nilai (value), karsa (creativity) dan hasil

karyanya (performance). (Kementerian PAN, 2002,13)

b. Kebudayaan : Sedangkan kebudayaan merupakan kata

majemuk dari “budi daya” sama dengan daya dari budi yang

berupa cipta, rasa dan karsa (Koentjaraninggrat, Ilmu Budaya

Dasar, 1980)

Kebudayaan (The American Haritage Dictionary, 1992)

didefenisikan sebagai :

Page 7: Tugas Budaya Organisasi

-“Suatu keseluruhan system gagasan, tindak dan hasil karya

manusia dalam rangka kehidupan masyarakat, yang dijadikan

milik diri manusia dengan cara belajar”.

- “Keseluruhan gagasan & karya manusia yang harus

dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan

karyanya itu “.

c. Budaya Kerja :

- Kerja : suatu aktivitas yang dilakukan seseorang yang

diharapkan dapat memberikan suatu manfaat nilai tertentu yang

lebih baik, lebih memuaskan kehidupannya daripada keadaan

sebelumnya.

Dengan demikian Budaya Kerja : merupakan falsafah yang

didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi

sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong yang membudaya

dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi

yang kemudian tercermin dalam perilaku, kepercayaan, cita-

cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai suatu

“kerja” atau “bekerja”

Budaya Kerja sebagai suatu falsafah yang didasari pandangan

hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi :

- Sifat

- Kebiasaan dan kekuatan pendorong

7

Page 8: Tugas Budaya Organisasi

- Membudaya dalam kehidupan suatu kelompok /

organisasi yang tercermin dari : sikap dan perilaku,

kepercayaan dan cita-cita.

Terdapat beberapa pengertian tentang budaya kerja

yaitu :

1. Ada pola nilai, sikap, tingkah laku, hasil karsa dan

karya, termasuk segala instrumen, sistem kerja,

terknologi dan bahasa yang digunakannya;

2. Budaya berkaitan erat dengan persepsi terhadap nilai-

nilai dan lingkungannya yang melahirkan makna dan

pandangan hidup, yang akan mempengaruhi sikap dan

tingkah laku dalam bekerja;

3. Budaya merupakan hasil dari pengalaman hidup,

kebiasaan-kebiasaan serta proses seleksi (menerima atau

menolak) norma yang ada dalam dalam cara

berinteraksi sosial atau menempatkan dirinya ditengah-

tengah lingkungan kerja tertentu;

4. Dalam proses budaya terdapat saling mempengaruhi

dan saling ketergantungan (interdependensi) baik sosial

maupun non-sosial.

8

Page 9: Tugas Budaya Organisasi

Pada konteks organisasi; Pada suatu organisasi yang

mempunyai sarana untuk mencapai suatu tujuan, budaya pada

umumnya diwujudkan dalam bentuk kinerja kerja. Bentuk

aktualisasinya dalam nilai-nilai, sehingga dalam suatu kesatuan

menjadi suatu nilai budaya kerja. Pengertian budaya kerja

organisasi adalah cara kerja sehari-hari yang bermutu dan

selalu mendasari nilai-nilai yang penuh makna, sehingga

menjadi motivasi, memberi inspirasi untuk senantiasa bekerja

lebih baik, dan memuaskan bagi masyarakat yang dilayani

(Kementerian PAN, 2008, hal 18).

Pada konteks pemerintahan,atau aparaturnya budaya

kerja diartikan sebagai cara pandang atau cara seseorang

memberikan makna terhadap “kerja”, maka dapat dipahami

sebagai cara pandang serta suasana hati yang menumbuhkan

keyakinan yang kuat atas dasar nilai-nilai yang diyakininya,

serta memiliki semangat yang tinggi dan bersungguh-sungguh

untuk mewujudkan prestasi terbaik. (Kementerian PAN, 2008,

19)

Peran Budaya Kerja (Seminar Korpri DIY, 1992)

1. Salah satu komponen kualitas manusia yang terkait

dengan identitas bangsa dan menjadi tolok ukur dasar

dalam pembangunan

9

Page 10: Tugas Budaya Organisasi

2. Penentu integritas bangsa dan penyumbang utama

dalam kesinambungan kehidupan bangsa.

3. Berkaitan erat dengan nilai-nilai dan falsafah bangsa,

pendorong prestasi kerja yang optimal.

Selanjutnya Budhi Paramitha (1980), melihat Perwujudan

warna Budaya Kerja sehari-hari adalah : “Produktifitas berupa

perilaku yang tercermin antara lain dalam bentuk : kerja keras,

ulet, disiplin, produktif, tanggung jawab,motivasi, manfaat,

kreatif, dinamik, konsekwen, konsisten, responsif, mandiri,

makin baik, yang dapat dibagi atas:

1. Sikap terhadap pekerjaan :

- senang bekerja, ibarat berkreasi

- cari kepuasan dengan kesibukan sendiri

- terpaksa bekerja demi kelangsungan hidup

2. Perilaku Waktu Bekerja :

- Rajin

- Dedikasi

- Bertanggung jawab

- Berhati-hati

- Teliti

- Cermat

- Kemauan keras

10

Page 11: Tugas Budaya Organisasi

- Mempelajari tugas dan kewajibannya

- Suka membantu sesama, atau sebaliknya

d. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

Apabila dihubungkan dengan organisasi pemerintah maka

diperdapat pengertian budaya kerja organisasi pemerintah

( Emil P Bolongita, 1990) sebagai berikut :

1. Adalah manajemen yang meliputi pengembangan,

perencanaan, produksi dan pelayanan suatu produk

berkualitas dalam arti optimal, ekonomi dan

memuaskan

2. Budaya kerja adalah salah satu komponen kualitas

manusia yang sangat melekat dengan identitas bangsa

dan menjadi tolok ukur dasar dalam pembangunan

3. Budaya Kerja dapat ikut menentukan integritas bangsa

dan menjadi penyumbang utama dalam menjamin

kesinambungan kehidupan bangsa

4. Budaya kerja sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai

yang dimilkinya, terutama falsafah bangsa yang mampu

mendorong prestasi kerja setinggi-tingginya.

5. “…… sebaiknya pemerintah mampu

mengakomodasikan pengalamannya dengan

11

Page 12: Tugas Budaya Organisasi

pengalaman bisnis, dan memperlakukan masyarakat

sebagai pelanggan. Dalam hal muncul konsep Total

Quality Governance dengan prinsip-prinsip :

- Pertemukan tuntutan masyarakat dan ketentuan

Per-Undang-Undangan.

- Orientasi pasar

- Aktualisasi misi lebih penting daripada

mengatur

- Fokus pada keluaran / hasil bukan

masukan/input

- Lebih baik cegah ketimbang mengobati /

memperbaiki

- Utamakan partisipatif / gotong royong

- Kegiatan, koordinasi dan kemitraan

2. Prinsip-prinsip Budaya Kerja

Budaya kerja pada prinsipnya dilaksanakan dalam

rangkaian membangun dan membudayakan Sumber Daya

Manusia (SDM) Aparatur secara optimal. Prinsip merupakan

pernyataan fundamental atau kebenaran yang menjadi pedoman

kea rah pemikiran dan tindakan, yang meliputi :

12

Page 13: Tugas Budaya Organisasi

(1) praktis, sehingga prinsip dapat digunakan terlepas dari

waktu atau saat diterapkan;

(2) relevan dengan sebuah ketentuan yang bersifat dasar

dan luas;

(3) konsisten – dalam situasi yang serupa akan timbul hasil

yang serupa juga;

(4) penerapan prinsip akan menghasilkan suatu yang lebih

baik;

(5) membangun dan membudayakan nilai kebenaran

bekerja secara optimal

Prinsip-prinsip budaya kerja sebenarnya merupakan hal-hal

yang dasar yang dilakukan dalam suatu pelaksanaan kerja.

Kerja sebenarnya merupakan suatu proses penciptaan nilai pada

suatu unit sumber daya. Terdapat beberapa nilai yang bisa

menjadi prinsip budaya kerja, yaitu :

1. Etos kerja, merupakan watak atau semangat

fundamental suatu budaya, berbagai ungkapan yang

menunjukkan kepercayaan, kebiasaan, atau perilaku

suatu kelompok masyarakat. Etos merupakan komponen

budaya yang merupakan kekuatan pendorong atau

penggerak, sehingga manusia siap kerja keras. Etos

kerja dapat diukur dengan tinggi rendah, kuat (keras)

13

Page 14: Tugas Budaya Organisasi

atau lemah, tidak dengan baik buruknya atau benar

salahnya;

2. Workaholism ; sebagai bagian dari budaya kerja, hal

tersebut karena menunjukkan salah satu pola dan

kualitas perilaku manusia dalam bekerja, baik secara

pribadi, pekerjaan dinas, kelompok, bebas atau

kompetitif. Workaholism bisa berdampak positif dan

sebaliknya, baik kepada pelaku atau hasil dari kerjaan

yang dilakukan;

3. Etika kerja, merupakan peristiwa rohani yang

berkaitan dengan kalbu atau nurani manusia-manusia,

ketika dihadapkan pada pilihan, memilih dengan bebas,

membuat keputusan batin dan bertanggung jawab atas

pilihannya;

4. Anggapan dasar tentang kerja, merupakan

kesimpulan dalam bentuk pendirian Kerja dapat

diartikan sebagai hukuman, upeti, beban, kewajiban,

sumber penghasilan, kesenangan, status, prestise atau

gengsi, harga diri, aktualisasi diri, panggilan jiwa,

pengabdian, hak atau sebaliknya, hidup atau sebaliknya

dan ibadah serta suci.

(Kementerian PAN, 2008, 19)

14

Page 15: Tugas Budaya Organisasi

Manfaat Budaya Kerja Organisasi Pemerintah

Budaya kerja dapat bermanfaat sebagai upaya untuk

mengakselerasi atau memperbaiki suatu keadaan yang sudah

berjalan dengan status dalam suatu organisasi atau

pemerintahan. Beberapa hal yang dapat dilakukan berdasarkan

budaya kerja untuk mengetahui manfaatnya adalah dengan

melihat :

1. arah, merupakan sikap lahir dari pelaku yang dapat

dilakukan penilaian sehingga bisa dilakukan perbaikan

dan atau peningkatan kinerja;

2. ukuran, berhubungan dengan kuat, sedang, lemahnya

suatu budaya kerja pada suatu organisasi yang

berkaitan erat dengan kinerja yang timbul dari

pelakunya. Ukuran juga berkaitan dengan, bagaimana

hukum mengatur mengenai budaya kerja tersebut,

apakah ajaran-ajaran dalam berbagai keyakinan dapat

menerima, sesuai atau tidak dengan pola yang ada

dalam masyarakat atau organisasi atau dalam

pemerintahn, dan apakah skenario mengatur hal

tersebut;

3. ruang, dapat untuk menilai seberapa jauh budaya kerja

menjadi semacam “kepercayaan” bagi pelakunya, atau

15

Page 16: Tugas Budaya Organisasi

hanya sebagai suatu cipta, suatu kemauan dan suatu

perasaan, yang berkaitan dengan kinerja pelakunya;

4. proses, lebih berkaitan dengan penilaian atas penataan

dari pelaku terhadap budaya kerjanya, atau

penganutannya, peniruannya dan penurutannya.

3. Fungsi budaya kerja organisasi pemerintah

Pengelolaan administrasi pemerintah yang mencakup

pengembangan, perencanaan, produksi dan pelayanan suatu

produk yang berkualitas dalam arti, ekonomis dan bermanfaat

(Keputusan MENPAN nomor 04/1991 tentang Pemasyarakatan

Budaya Kerja). Budaya Kerja sebagai sikap dan perilaku

individu dalam kelompok aparatur Negara yang didasari atas

nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat

serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan

sehari-hari yang merupakan pola nilai, sikap, tingkah laku,

hasil karya, termasuk segala instrument, system kerja, teknologi

dan bahasa yang digunakannnya.

Fungsi budaya kerja organisasi pemerintah oleh aparatur

Negara tercermin dari cara kerja sehari-hari yang bermutu dan

selalu mendasari nilai-nilai yang penuh makna, sehingga

menjadi motivasi, memberi inspirasi untuk senantiasa bekerja

16

Page 17: Tugas Budaya Organisasi

lebih baik dan memuaskan bagi masyarakat yang dilayani

(Kementerian PAN, 2002). Fungsi-fungsi tersebut adalah

sebagai culture in action, way of thinking, way of life yang

perwujudannya antara lain :

- Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat;

- Sebagai pengikat suatu masyarakat

- Sebagai sumber kehidupan masyarakat

- Sebagai kemampuan untuk nilai/pembanding

- Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai

tambah;

- Sebagai pola perilaku

- Sebagai warisan

- Sebagai proses yang mempersatukan

- Sebagai program mental sebuah masyarakat

- Dalam perkembangannya fungsi budaya menjadi

tolok ukur pelaksanaan nilai-nilai suatu

kelompok --- organisasi pemerintah;

- Sebagai citra, kekuatan penggerak dan dan

pengubah, nilai tambah, pola perilaku, dan

mencapai tujuan bersama dan program mental

menjadi dominant.

17

Page 18: Tugas Budaya Organisasi

4. Unsur yang mempengaruhi budaya kerja organisasi

Terdapat banyak unsur-unsur yang mempengaruhi budaya

kerja. Dalam organisasi pemerintah dan aparatur negara

dikemukakan lima unsur yang berpengaruh pada organisasi

pada umumnya dan juga berpengaruh langsung dalam

organisasi Negara yang pelaku-pelakunya disebut aparatur

negara yaitu :

a. Kepemimpinan; Kepemimpinan memegang peran yang

penting dalam suatu organisasi. Pemimpin yang dapat

memberikan suritauladan yang baik akan dicontoh oleh

aparaturnya diharapkan organisasi tersebut akan

menjadi baik pula. Demikian pula sebaliknya, bila

pemimpin tidak bisa memberi contoh yang baik, maka

jalannya organisasi juga akan menjadi tidak baik;

b. Hukum; merupakan dasar dari suatu organisasi untuk

melakukan eksistensinya, tidak peduli apakah organisasi

tersebut merupakan organisasi Negara atau organisasi

masyarakat yang hanya memilki jumlah anggota yang

kecil. Dengan hukum maka bentuk organisasi tersebut

menjadi jelas, dan kemudian tatanan dan jalannya

organisasi juga memiliki dasar yang jelas.

18

Page 19: Tugas Budaya Organisasi

c. Teknologi; merupakan unsure luar yang dipergunakan

secara langsung oleh organisasi dalam beraktivitas.

Dengan teknologi maka kerja organisasi akan menjadi

semakin baik, dan pada akhirnya budaya organisasi juga

akan berubah karena teknologi yang digunakan

menghendaki hal yang demikian.

d. Reward and punishment; merupakan hal yang

berpengaruh secara langsung pada aparatnya. Dengan

reward yang memadai maka aparat akan tenang dalam

bekerja, bahkan dengan reward yang jelas maka

budaya-budaya baru dapat dibentuk. Demikian pula

dengan punishment . Unsur ini merupakan penjaga bagi

organisasi secara umum danaparatur secara khusus

untuk bekerja berdasarkan aturan yang ada. Bila aturan

tersebut dilanggar maka punishment segera menanti.

Dengan pengaturan punishment yang jelas, maka

budaya kerja dapat dirubah.

e. Politik merupakan unsur yang seharusnya tidak

berpengaruh pada aparatur Negara, tetapi ketika

demokrasi mulai menjadi dasar dan dijalankan dengan

konsekuen, maka sebagian dari organisasi harus bisa

“diserahkan” kepada tokoh politik. Tokoh ini mungkin

19

Page 20: Tugas Budaya Organisasi

saja membawa perubahan pada budaya kerja bagi

aparatur, tetapi bisa saja tidak terjadi perubahan apa-

apa.

( Kementerian PAN, 2008, 23 – 24)

20

Page 21: Tugas Budaya Organisasi

BAB IIIBUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH

1. Ruang lingkup Nilai-nilai Budaya dalam Organisasi

a. Lingkup Kepemimpinan

Kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting bagi

berjalannya suatu organisasi apapun bentuk organisasi

tersebut. Apabila pemimpin dapat menjalankan tugasnya

dengan baik, maka organisasi yang dipimpinnya akan

terselenggara dengan baik pula.

Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan sesorang

untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini

bawahannnya, sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau

melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi

hal tersebut mungkin tidak disenanginya. (Sondang

Siagian : 2002, 63) Dari definisi tersebut terdapat tiga hal

penting, yaitu :

(1) dari seseorang yang menduduki jabatan pimpinan

dituntut kemampuan tertentu yang tidak dimiliki oleh

sumber daya manusia lainnya dalam organisasi;

(2) kepengikutannya sebagai elemen penting dalam

menjalankan kepemimpinan; dan

Page 22: Tugas Budaya Organisasi

(3) kemampuan mengubah “egosentrisme” para bawahan

menjadi “organisasi-sentrisme”

b. Hukum

Hukum dalam suatu organisasi dapat dilihat pada dua

hal, yaitu hukum sebagai tatanan atau sikap tindak

dalam organisasi atau lebih berkaitan dengan hukum

administrasi negara (karena aparatur negara), dan

hukum sebagai hukuman. Hukum sebagai tatanan pada

sebuah organisasi negara, berhubungan tingkatan /

hirarki perundang-undangan (Undang-Undang Nomor

10 Tahun 2004) maka konstitusi merupakan hukum

yang tertinggi yang harus dipatuhi oleh semua warga

negara baru diikuti oleh peraturan per-undangan di

bawahnya. Pada organisasi pemerintahan, maka hukum

yang mengatur organisasi pemerintahan tersebut

didasarkan pada hokum administrasi negaranya.

Sedangkan pada organisasi privat sampai pada

organisasi kemasyarakat, maka hukum yang menjadi

tatanan kegiatannya adalah Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah tangganya.

22

Page 23: Tugas Budaya Organisasi

Hukum sebagai tatanan dari sikap tindak meliputi

hukum sebagai hukuman, reward and punishment, lebih

khusus lagi bagi aparatur negara adalah penerapan

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1999 tentang

Disiplin Pegawai Negeri

c. Teknologi

Teknologi sejak ditemukan dan dikembangkan

merupakan sarana yang ditujukan untuk mempermudah

kehidupan manusia, baik secara pribadi ataupun

berkelompok. Macam dan jenis teknologi berkembang

sesuai dengan kebutuhan manusia sehingga pada

akhirnya teknologi tersebut mendukung kegiatan

manusia secara optimal.

Teknologi transportasi mempermudah manusia untuk

melakukan kegiatan yang berhubungan jarak, teknologi

kesehatan untuk manusia menjadi lebih sehat, teknologi

produksi untuk membuat manusia menjadi lebih dapat

menikmati kehidupannya. Teknologi informasi, walau

bukan yang terakhir berkembang, merupakan salah satu

teknologi yang dapat mengubah dunia secara drastis,

dari yang berjauhan menjadi sangat dekat bahkan

23

Page 24: Tugas Budaya Organisasi

menjadi borderless suatu negara terhadap negara

lainnya. Teknologi informasi ini merupakan sarana

yang paling baik untuk pengembangan suatu organisasi,

bahkan pada tahap pelaksanaannya dapat mengubah

kebiasaan-kebiasaan yang selama ini menjadi tahapan

wajar menjadi begitu tertinggal.

Pemanfaatan teknologi selain untuk organisasi

pengguna juga berguna bagi pihak lain yang

berhubungan dengan organisasi tersebut, artinya bila

dilaksanakan pada pemerintahan, maka pelayanan

kepada masyarakat akan menjadi lebih baik, karena

datanya sudah dapat tersedia dengan cepat misalnya.

Selain cepat, data yang yang dihimpun dalam suatu

sistem informasi juga menjadi lebih akurat dan tidak

memerlukan waktu yang lama untuk melakukan

verifikasi bila diperlukan.

d. Reward and Punishment

Ketika dikembangkan, bentuk reward and punishment

sebenarnya lebih banyak diterapkan dalam bentuk

kegiatan manajemen dan ekonomi, misalnya seorang

pelaksana kerja bila dapat menyelesaikan pekerjaan

tepat pada waktunya atau bahkan lebih cepat akan

24

Page 25: Tugas Budaya Organisasi

mendapat reward (penghargaan), dalam bentuk uang

sedangkan bila melewati batas waktu yang ditetapkan

akan mendapatkan punishment (hukuman) berupa

denda. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan efisiensi

dan mengefektifkan sumber daya yang ada dari

kelangkaan.

Konsep ini kemudian berkembang di banyak kegiatan di

luar manajemen dan ekonomi dan terutama

dipergunakan untuk memacu adanya

perubahandilakukan oleh pelaksana suatu pekerjaan.

Bentuknya tidak hanya berujung pada uang atau dana

tapi dapat terjadi pada kemungkinan-kemungkinan lain,

seperti kesempatan berkembang, tantangan, dan

persaingan yang bertujuan untuk mencapai kondisi yang

lebih baik. Penerapannya juga pada organisasi

pemerintah dengan pengembangannya dalam upaya-

upaya melakukan efektifitas dan efisiensi pada awalnya

menjadi hal-hal yang lebih luas

2. Asesmen terhadap praktek-praktek Nilai Budaya

Kerja Aparatur Pemerintah ( 17 pasang nilai budaya

kerja organisasi pemerintah – MenPAN)

25

Page 26: Tugas Budaya Organisasi

Abstraksi

a. Kepemimpinan dan Keteladanan

- dapat mengubah suatu nilai budaya kerja dari sisi

kewenangan, hak dan kewajiban yang dimiliki

- kesadaran diri sebagai pemimpin yang ditunjukkan

melalui kemampuannya untuk mempengaruhi dan

menjadikan dirinya sebagai teladan;

- mampu memotivasi bawahan, berdasarkan nilai-nilai

moral seperti : integritas, komitmen, konsisten;

- mempunyai sifat/watak pemimpin, hasta brata

(matahari, bulan, bintang, angina, air, samodra, bumi,

api) enabling leader

- pemimpin adalah sosok “hikmat kebijakan” bukan

sosok “pejabatnya”. Pemimpin adalah keutuhan

produk kedelapan butir karakter unggul di atas;

- pemimpin tidak hanya perlu memiliki IQ, dan EQ

tinggi, tetapi harus memiliki kecerdasan spiritual,

menempatkan diri dalam posisi “tahta untuk

rakyat”, manunggaling kawulo lan Gusti

- Sikap perillaku yang dinyatakan secara sadar;

sebagai acuan bagi bawahan dalam hal yang

berkaitan dengan pekerjaan maupun nilai-nilai;

26

Page 27: Tugas Budaya Organisasi

-

b. Wewenang dan Tanggungjawab

- Wewenang merupakan hak dan kekuasaan untuk

melakukan sesuatu

- Tanggungjawab adalah kesediaan menanggung

sesuatu

c. Keadilan dan Keterbukaan

- Suatu sikap yang tidak memihak dan tegas dalam

pendirian sejauh hal tersebut menjadi

kewenangannya;

- Sejauh ada informasi yang layak diinformasikan

dan tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan wajib diinformasikan kepada

berbagai pihak yang memerlukan;

d. Semangat dan motivasi

- Sebagai daya atau energi yang mendorong perilaku

sampai pada tingkatan yang tertinggi

e. Keberanian dan Kearifan

- Berani menanggung resiko dalam pembuatan

keputusan dengan cepat dan tepat waktu (peran EQ

sangat besar dibandingkan IQ)

27

Page 28: Tugas Budaya Organisasi

- Landasan membentuk nilai-nilai yang bersumber

dariotak sebelah kanan yang penuh nilai baik dan

buruk (EQ), sehingga dapat memilih nilai-nilai

yang cocok dalam manajemen untuk memecahkan

masalah yang dihadapi;

f. Integritas dan profesionalitas;

- Sikap dan tindak yang konsekwen, konsisten dan

tidak diragukan dalam melaksanakan tugas yang

menjadi tanggungjawabnya, dan yang bersangkutan

menyatu dalam organisasi dan tidak melakukan

tindakan negative bagi dirinya dan organisasi;

- Kemampuan/keahlian serta keterampilan tertentu

yang dilandasi disiplin ilmu tertentu dalam

menunjang pekerjaan yang menjadi tugas dan

tanggungjawabnya;

g. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi;

- Merupakan hasil studi dan penelitian obyek tertentu

baikmurni maupun terapan diolah dengan metode

tertentu dan bermanfaat bagi kehidupan manusia

secara individu, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara;

- Menjadi dominant dalam proses manajemen;

28

Page 29: Tugas Budaya Organisasi

- Cara dan metode kerja untuk menghasilkan sesuatu

produk dan jasa;

h. Dedikasi dan loyalitas;

- Merupakan sikap rela berkorban dan jiwa pengabdian

terhadap instansi, bangsa, negara dan tata serta setia

dalam menjalankan tugas dan kewajibannya;

i. Keteguhan dan Ketegaran

- Kuat dalam berpegang pada aturan, nilai moral,

prinsip-prinsip manajemen

- Berupa sifat, watak, dan tindakan yang jelas dan

tidak ragu-ragu

j. Keikhlasan dan Kejujuran

- Rela sepenuh hati, dating dari lubuk hati, tidak

mengharapkan imbalan atau balas jasa atas

perbuatan, khususnya yang berdampak positif pada

orang lain, dan semata-mata karena menjalankan

tugas / amanah;

- Merupakan komponen rohani yang

memantulkan berbagai sikap yang berpihak kepada

kebenaran dan sikap moral yang terpuji;

- Merupakan sikap/keberanian untuk mengatasi

dirinya sendiri, berani menolak dan bertindak

29

Page 30: Tugas Budaya Organisasi

melawan segala kebathilan yang bertentangan

dengan suara hati atau kalbunya;

k. Rasionalitas dan Kecerdasan emosi

- Berpikir cerdas, obyektif, logis, sistematik,

banyak terkait dengan proses ilmiah untuk mengasah

kemampuan intelektual;

- Memandang sesuatu dari perasaan aspek

perasaan (emosi), mata hati (EQ);

l. Kebersamaan dan dinamika kelompok;

- Suatu sikap dan perilaku sekelompok individu

yang secara bersama-sama pada suatu ruang / waktu

yang sama menunjukkan tingkah laku secara

spontan;

- Suasana hati yang merasakan dirinya bagian dari

suatu kelompok kerja tertentu, sehingga tumbuh

perasaan bersama dalam kelompok yang kuat

yang melahirkan kelompok kerja dan sinerji

dalam melaksanakan tugas bersama;

- Merupakan sikap dan perilaku sikap kelompok

yang teratur yang anggotanya mempunyai

kepentingan dan tujuan yang sama;

30

Page 31: Tugas Budaya Organisasi

- Merupakan cara kerja kelompok yang bersifat

dinamis, kreatif, dan sinerji dalam melayani dan

atau mencapai sasaran kerja secara menyeluruh;

m. Ketepatan / keharmonisan dan kecepatan;

- Mengena sasaran dalam mencapai tujuan,

ketelitian dan bebas kesalahan;

- Menggunakan waktu yang lebih pendek;

n. Disiplin dan keteraturan kerja;

- Sebagai sikap yang selalu taat kepada aturan,

norma, dan prinsip-prinsiptertentu;

- Merupakan kemampuan untuk pengendalian diri

dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam

situasi yang sangat menekan sekalipun;

- Merupakan sikap dan perilaku yang konsisten

mengikuti ketentuan dan prosedur kerja tertentu;

- Merupakan sikap kerja yang berdasarkan pada

system kerja serta norma-norma yang berlaku

yang bersifat sistemik, dinamis, dan berorientasi

pada hasil;

31

Page 32: Tugas Budaya Organisasi

o. Ketekunan dan Kesabaran

- Teliti, rajin mendalami suatu pekerjaan / tugas

yang secara konsisten dan berkelanjutan sesuai

dengan komitmen yang disepakati;

- Merupakan sikap yang tidak emosional, tidak

tergesa-gesa, asalkan tujuan tercapai tanpa

mengorbankan orang lain;

- Merupakan sikap mental seseorang yang bersifat

tangguh, tekun dan bersungguh-sungguh,

amanah untuk mencapai sasaran kerja dan

prestasi kerja terbaiknya, tidak asal jadi;

p. Komitmen dan Konsisten;

- Merupakan sikap yang menunjukkan keteguhan

hati, tekad yang mantap dan janji untuk

melakukan atau mewujudkan sesuatu yang

diyakini;

- Ketepatan, kesesuaian, ketaatan dan kemantapan

dalam bertindak sesuai dengan visi, misi, tujuan,

janji, amanah, kebijakan atau aturan yang

ditetapkan;

32

Page 33: Tugas Budaya Organisasi

- Memegang teguh sepenuh hati dan berjanji

melaksanakan tugas yang harus diemban secara

taat azas, yang telah ditetapkan;

q. Kreativitas dan Kepekaan

- Berarti ide-ide baru secara spontan muncul dari

seseorang karena suatu hal yang dianggap

penting atau mendesak dalam kehidupan dan

pekerjaannya;

- Respon seseorang dalam menghadapi sesuatu

peristiwa yang mungkin menguntungkan,

merugikan atau membahayakan.

4. Budaya Organisasi di Lingkungan Kementerian

Dalam Negeri

Budaya organisasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu

sistem yang terdiri dari aturan-aturan atau nilai-nilai yang telah

disepakati, ditaati, dan dijunjung tinggi bersama oleh pimpinan dengan

para bawahan dalam suatu organisasi sehingga muncullah suatu

karakteristik dan nilai-nilai yang membuat organisasi tersebut berbeda

dengan organisasi-organisasi lainnya. Budaya organisasi sangat besar

pengaruhnya terhadap hasil kerja dan produktivitas sebuah organisasi.

Sebagai sebuah organisasi tentu Kementerian Dalam Negeri

33

Page 34: Tugas Budaya Organisasi

(KEMENDAGRI) memiliki budaya organisasi tersendiri yang

membuatnya berbeda dengan organisasi lainnya. Budaya organisasi ini

bisa saja tumbuh memang karena kebiasaan ataupun karena adanya

budaya-budaya baru yang disebabkan oleh pergantian tampuk

kepemimpinan, dalam arti luas misalnya pergantian Pimpinan dan dalam

arti sempit bisa saja pergantian kepala Biro/Pusat dapat membawa

budaya organisasi baru walaupun lingkupnya sangat kecil.

Dalam tulisan ini saya akan memberikan pendapat tentang

beberapa budaya organisasi yang sudah lama di terapkan ataupun baru

saja di terapkan. Pertama, Budaya pemakaian seragam di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI). Seperti yang telah kita

ketahui bersama para pegawai kemendagri di wajibkan memakai seragam

khusus pada saat bekerja dan menjalankan tugas dan fungsinya

sebagai aparatur negara, pemakaian ini ditetapkan melalui

Peraturan Menteri Dalam Negeri, misalnya pada hari senin

diwajibkan untuk menggunakan pakaian Linmas (berbahan

dasar warna hijau), pada hari selasa dan rabu menggunakan pakaian

keki (berbahan dasar coklat), sedangkan untuk hari kamis dan jumat

menggunkan pakaian Batik bebas rapi. Pemakaian seragam ini

bertujuan untuk memupuk rasa kebersamaan dan menghindari

adanya konflik antar kelas sosial diantara pegawai, bisa

dibayangkan apabila pegawai di lingkungan kemendagri diberikan

34

Page 35: Tugas Budaya Organisasi

kebebasan untuk berpakaian saat bekerja, bisa saja terjadi perbedaan kelas

sosial antara pegawai yang memiliki kemampuan finansial sangat tinggi

dengan pegawai yang mempunyai kemampuan finansial biasa-biasa saja.

Pemakaian seragam ini juga dapat meningkatkan etos kerja dan kualitas

pelayanan.

Kedua, penerapan jam kerja yang dimulai dari 08.00-

16.00 untuk hari senin sampai kamis, sedangkan untuk hari

minggu jam kerja dimulai dari 08.00-16.30. Penerapan jam kerja

ini yang cukup kaku kedepannya dapat mendatangkan dilema tersendiri

bagi kemendagri sebagai sebuah instansi pemerintah dan sebagai sebuah

organisasi yang bergerak menuju organisasi modern. Sebagai sebuah

organisasi / instansi pemerintah tentu kemendagri harus taat pada

fungsi formal dan sifat kakunya, tetapi sebagai organisasi yang

bergerak ke arah organisasi modern tentu pembatasan jam kerja ini

bertentangan dengan salah satu sifat organisasi modern yaitu :

“waktu kerja tidak memiliki batasan waktu”. Misalnya seorang

pegawai telah menyelesaikan pekerjaannya hari itu pada pukul 15.00,

dengan sistem yang masih berlaku sekarang ini tentu saja pegawai tersebut

harus menunggu 1 jam lagi untuk pulang dan tentu saja si pegawai tadi

tidak bisa melakukan pekerjaan yang bukan merupakan

pekerjaannya karena rentang kendali yang sempit dan rantai

35

Page 36: Tugas Budaya Organisasi

komando yang tinggi di kemendagri. Tentu hal ini menjadi

tidak efektif bagi pegawai dan organisasi itu sendiri.

Ketiga, budaya birokrasi. Sebagaimana telah kita ketahui

bahwa budaya birokrasi telah melekat di dalam setiap organisasi

pemerintah tak terkecuali kemendagri. Hal ini dikarenakan Kemendagri

adalah organisasi yang dimiliki dan dinaungi oleh Negara atau Pemerintah.

Seperti yang diketahui bahwa segala organisasi yang dimiliki oleh

pemerintah bersifat birokrasi. Kemendagri merupakan organisasi

yang terstruktur secara baik dan hierarkis serta memiliki aturan-

aturan atau prosedur yang ketat dan tegas sehingga kemendagri

cenderung bersifat kurang fleksibel. Kementerian Dalam Negeri

mempunyai rantai komando yang tinggi dan juga rentang kendali yang

sempit, sehingga setiap bawahan jelas bertanggung jawab pada atasannya

masing-masing. Adanya rantai komando yang tinggi semakin

mendukung berkembangnya budaya birokrasi di lingkungan

kemendagri.

Budaya kerja yang ada pada perorangan, kelompok,

organisasi dan penyelenggara negara sebenarnya merupakan

kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan baik secara rutin karena

adanya aturan ataupun dilakukan karena merupakan cara

termudah untuk pelakunya untuk melakukan pekerjaannya.

36

Page 37: Tugas Budaya Organisasi

Budaya tersebut dapat berupa peniruan / keteladanan,

penyerapan dari berbagai hal, ataupun peraturan yang ada

dalam bentuk hukum atau skenario pembelajaran, sehingga

pelaksananya melakukan hal-hal tersebut sebagai suatu yang

memang harus dilakukan. Kegiatan yang terus menerus tersebut

kemudian menjadi budaya kerja tersendiri bagi pelakunya.

37

Page 38: Tugas Budaya Organisasi

BAB VPENUTUP

A. Simpulan

1. Budaya Kerja berkualitas

Dalam budaya kerja berkualitas tercermin karakteristik berikut :

a. Perilaku pegawai pada semua level konsisten

dengan moto organisasi

b. Memberdayakan pegawai sejak dini dalam

berbagai aktivitas;

c. Pegawai dan manajemen pada semua level

memiliki komitmen kualitas

d. Sumber daya yang diperlukan tersedia cukup

dan dalam kondisi siap mendukung perbaikan

kualitas

e. Hubungan antar pegawai dan antar unit

merupakan hubungan pemasok dan pelanggan

f. Kemampuan pegawai pada semua level

dikembangkan sesuai spesifik kualitas di bidang

masing-masing

g. Bekerja secara profesional; pekerja memiliki

keahlian, atau menunjukkan kualitas kerja yang

memenuhi standar profesi tertentu. Ukuran

Page 39: Tugas Budaya Organisasi

profesi itu dilihat dari proses penyelesaian dan

tanggung jawabnya terhadap tingkat kualitas

hasil

h. Kerja unggul, berprestasi dan efisien

Mengatasi hambatan budaya kerja organisasi pemerintah juga

dapat dilakukan melalui pelatihan Budaya Kerja Organisasi

(Ronald E Walseley & Laurence R Campbell).

Dengan hasil yang ingin dicapai :

1. Menyukai kebebasan, tukar pendapat, terbuka bagi ide /

fakta baru untuk mendapatkan kebenaran secara objektif

2. Pemecahan masalah secara mandiri dengan metode

ilmiah, berpikir kritis, kreatif, menghargai kebahagiaan

3. Usaha beradaptasi dengan kebiasaan social (nilai

spiritual, standar etika) agar dapat menyerasikan

kepribadian, moral dan karakternya

4. Persiapkan diri dengan keahlian khusus dalam

menangani tugasnya

5. Memahami dan menghargai serta

menjagalingkungannya : alam, ekonomi, sosial, politik

dan budaya

6. Partisipatif dan loyal

39

Page 40: Tugas Budaya Organisasi

DAFTAR PUSTAKA

Alam, Nur dan Harmon Harun, 2003. Himpunan Undang-Undang Kepegawaian 2002-2003, Reformasi Administrasi Publik, Jakarta : Rajawali Press.

A. R. Mustopadidjaja, 1989, Peranan Etos Kerja, STIA - LANRI

Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi dan Manajemen Umum, Jakarta : Ghalia Indonesia

Badan Diklat Departemen Dalam Negeri, 2007 : Himpunan Materi Diklat Pengembangan Kepemimpinan Melalui Motivasi Berprestasi.

Bennis, Warren & Michel Mische, 1995, The 21 Century Organization, Reinventing Thought Reenginering, Published by Pfeifer & Company

Coovey, Stephen R. 2007 ; The 8th Habits, Melampaui Efektifitas , Gramedia Jakarta

Darsono, 2006. Budaya Organisasi Jakarta ; Diadit Media

De Porter & Mike Hernarcki, 1999 ; Quantum Learning, Membiasakan Belajar

40

Page 41: Tugas Budaya Organisasi

Nyaman dan Menyenangkan, Terjemahan : Alawiyah Abdurachman Kaifa, Jakarta

Drucker, Peter , 1994; Practice Management, Harper & Row New-York

Hame, Gary & CK Prahalad, 1995 Competing the Future, penerbit Binarupa Aksara , Jakarta

Indra Ismawan, Learning Organization; Membangun Paradigma Baru Organisasi Pembelajar, PT Cakrawala, Jakarta

Kementerian PAN, 2002, Modul Penerapan Budaya Kerja Aparatur Negara

Kementerian PAN, 2002, Pedoman Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara

Kementerian PAN, 2008, Modul Penerapan Budaya Kerja Aparatur Negara Diklat Fasilitator Tata Kepemerintahan Yang Baik

Lembaga Administrasi Negara , 2006, Modul Diklat Pra Jabatan Nasution, M.N. 2005, Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : Ghalia Indonesia

41

Page 42: Tugas Budaya Organisasi

Ndraha, Taliziduhu, 2005, Teori Budaya Organisasi. Jakarta : Rineka Cipta

Ndraha, Taliziduhu, 2005, Kybernologi beberapa konstruksi utama. Tangerang : Sirao Credentia Center

Senge, Peter F. 2002 ; Fields Book , The 5th Discipline , Learning Organization (Buku Pegangan Disiplin Kelima), Interaksara,Jakarta

Siagian, Sondang P. 2002, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta : Rineka Cipta

Toha, Mifthah. 2003. Birokrasi dan Politik di Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

42