29
TUGAS DESAIN PEMBELAJARAN MENULIS KD MENYUSUN TEKS PIDATO Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pembelajaran Menulis Dosen Pengampu : Septina Sulistyaningrum, M. Pd. Disusun Oleh : Nama : M. Harsa Bahtiar NIM : 2101411115 Rombel : 6 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

TUGAS Desain Pembelajaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS Desain Pembelajaran

TUGAS

DESAIN PEMBELAJARAN MENULIS

KD MENYUSUN TEKS PIDATO

Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pembelajaran Menulis

Dosen Pengampu : Septina Sulistyaningrum, M. Pd.

Disusun Oleh :

Nama : M. Harsa Bahtiar

NIM : 2101411115

Rombel : 6

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: TUGAS Desain Pembelajaran

BAB 1

I. KONSEP

A. Konsep Pembelajaran Menulis Menyusun Teks Pidato

1. Definisi / Pengertian Pidato

Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk

disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato

kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit

semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi

orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato

atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu

untuk mencapai jenjang karir yang baik.

2. Tujuan Pidato

Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :

a. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita

dengan suka rela.

b. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.

c. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur

sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita

sampaikan.

3. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato

a. Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan

menjadi:

Pidato Pembukaan

Adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca

acara atau mc.

Pidato pengarahan

Adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.

Pidato Sambutan

Yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu

acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat

Page 3: TUGAS Desain Pembelajaran

dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang

terbatas secara bergantian.

Pidato Peresmian

Adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang

berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.

Pidato Laporan

Yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas

atau kegiatan.

Pidato Pertanggungjawaban

Adalah pidato yang berisi suatu laporan

pertanggungjawaban.

4. Metode Pidato

Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :

a. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu

menghapalkannya kata per kata.

b. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan

dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya

dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik

serta merta.

c. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang

telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato

resmi.

5. Persiapan Pidato

a. Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk

melakukan persiapan berikut ini :

Wawasan pendengar pidato secara umum

b. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan

c. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.

Page 4: TUGAS Desain Pembelajaran

d. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.

e. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato.

6. Kerangka Susunan Pidato

Skema susunan suatu pidato yang baik :

a. Pembukaan dengan salam pembuka

b. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi

c. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan,

sasaran, rencana, langkah, dll.

d. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup)

B. Konsep Model Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan model berbasis masalah atau

Problem Based Learning. Model ini adalah suatu strategi pembelajaran yang

berpusat pada siswa, starategi ini mengkolaborasikan antara pemecahan

masalah dan refleksi terhadap suatu pengalaman. Pembelajaran yang

diselenggarakan dengan metode PBL dalam pelaksanaannya akan mengikuti

metode Lima Langkah PBL dengan bobot atau kedalaman setiap langkahnya

disesuaikan dengan mata pelajaran yang bersangkutan. Lima Langkah tersebut

adalah (1) Konsep Dasar (Basic Concept), (2) Pendefinisian Masalah

(Defining the Problem), (3) Pembelajaran Mandiri (Self Learning), (4)

Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge), dan (5) Penilaian

(Assessment).

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Problem Based Learning (selanjutnya baca PBL) merupakan salah

satu inovasi pendidikan. Berdasarkan defenisi dari Wikipedia problem

based learning is a student-centered instructional strategy in which

students collaboratively solve problems and reflect on their experiences.

Dari pengertian di atas dijelaskan bahwa PBL adalah suatu strategi

Page 5: TUGAS Desain Pembelajaran

pembelajaran yang berpusat pada siswa, starategi ini mengkolaborasikan

antara pemecahan masalah dan refleksi terhadap suatu pengalaman.

Menurut Ward (2002) dan Stepien (1993) PBL adalah suatu model

pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah

melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari

pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus

memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.

Pendapat lain mengatakanbahwa PBL is an instructional method that

challenges students to "learn to learn," working cooperatively in groups to

seek solutions to real world problems. Defenisi ini mengemukakan bahwa

PBL merupakan salahsatu metode pembelajaran yang menantang bagi

siswa untuk “belajar untuk belajar”, bekerjasama dalam kelompok untuk

menemukan solusi atas masalah-masalah yang nyata dalam kehidupan

mereka. Dalam PBL siswa akan terlibat sebagai subjek pembelajaran dan

akan mendorong rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Suradijono (2004) PBL adalah metode belajar yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru. Atau menurut Boud & Felleti (1991)

menyatakan bahwa Problem Based Learning is a way of constructing and

teaching course using problem as a stimulus and focus on student

activity”. Lebih lanjut Bouddanfelleti, (1997), Fogarty (1997) menyatakan

bahwa PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat

konfrontasi kepada pebelajar (siswa/mahasiswa) dengan masalah-masalah

praktis, berbentuk ill-structured, atau open ended melalui stimulus dalam

belajar.

Dapat disimpulkan bahwa PBL adalah strategi pembelajaran yang

mendorong siswa untuk menemukan solusi terhadap suatu masalah, baik

masalah fiktif yang dirancang oleh guru untuk melatih siswa maupun

masalah yang nyata dalam kehidupan siswa. Pemecahan masalah ini dapat

dipikirkan secara bersama-sama dalam kelompok kerja.

Adapun konsep PBL ini dikembangkan berdasarkan pada teori-teori

pendidikan Vygotsky, Dewey, dan teori lain yang terkait dengan teori

pembelajaran konstruktivis sosial-budaya dan desain pembelajaran.

Page 6: TUGAS Desain Pembelajaran

Sedangkan hasil belajar (outcomes) yang diperoleh siswa yang

diajar dengan PBL menurut Arends (2004) yaitu: (1) inkuiri dan

ketrampilan melakukan pemecahan masalah, (2) belajar model peraturan

orang dewasa (adult role behaviors), dan (3) ketrampilan belajar mandiri

(skills for independent learning).

2. Sintakmatik

Pembelajaran yang diselenggarakan dengan metode PBL dalam

pelaksanaannya akan mengikuti metode Lima Langkah PBL dengan bobot

atau kedalaman setiap langkahnya disesuaikan dengan mata pelajaran

yang bersangkutan. Lima Langkah tersebut adalah (1) Konsep Dasar

(Basic Concept), (2) Pendefinisian Masalah (Defining the Problem), (3)

Pembelajaran Mandiri (Self Learning), (4) Pertukaran Pengetahuan

(Exchange Knowledge), dan (5) Penilaian (Assessment).

a. Konsep Dasar

Jika dipandang perlu, fasilitator dapat memberikan konsep

dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam

pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih cepat

masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang

akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Lebih jauh, hal ini

diperlukan untuk memastikan siswa mendapatkan kunci utama materi

pembelajaran sehingga tidak ada kemungkinan terlewatkan oleh siswa

seperti yang bisa terjadi jika siswa mempelajari secara mandiri.

konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam bentuk

garis besar saja sehingga mahasiswa dapat mengembangkannya

secara mandiri secara mendalam. Pada bagian ini dimungkinkan juga

tidak berupa paparan konsep dasar oleh dosen tetapi penggalian teori

pendukung dari pembelajaran pendukung pada semester sebelumnya

yang dibutuhkan untuk mendasari pemahaman dalam mata pelajaran

ini oleh siswa secara mandiri. Untuk memastikan siswa mengikuti

langkah ini maka langkah konsep dasar dilakukan dengan mengikuti

petunjuk.

b. Pendefinisian Masalah

Page 7: TUGAS Desain Pembelajaran

Langkah kedua dari metode Lima Langkah PBL adalah

Pendefinisian Masalah (Defining The Problem). Dalam langkah ini

fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan dalam

kelompoknya, siswa melakukan berbagai kegiatan. Pertama,

brainstorming. Brainstroming ini dilaksanakan dengan cara semua

anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan

terhadap skenario secara bebas sehingga dimungkinkan muncul

berbagai macam alternatif pendapat. Setiap anggota kelompok

memiliki hak yang sama dalam memberikan dan menyampaikan ide

dalam diskusi serta mendokumentasikan secara tertulis pendapat

masing-masing dalam kertas kerja.

Selain itu, setiap kelompok harus mencari istilah yang kurang

dikenal dalam skenario tersebut dan berusaha mendiskusikan maksud

dan artinya. Jika ada siswa yang mengetahui artinya, segera

menjelaskan kepada teman yang lain. Jika ada bagian yang belum

dapat dipecahkan dalam kelompok tersebut, ditulis dalam

permasalahan kelompok. Selanjutnya, jika ada bagian yang belum

dapat dipecahkan dalam kelompok tersebut, ditulis sebagai isu dalam

permasalahan kelompok.

Kedua, melakukan seleksi alternatif untuk memilih pendapat

yang lebih fokus. Ketiga, menentuan permasalahan dan melakukan

pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi

penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat. Fasilitator

memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil siswa. Jika tujuan yang

diinginkan oleh fasilitator belum disinggung oleh siswa, fasilitator

mengusulkannya dengan memberikan alasannya.

Pada akhir langkah ini siswa diharapkan memiliki gambaran

yang jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang

mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan

untuk menjembataninya. Untuk memastikan setiap siswa mengikuti

langkah ini maka pendefinisian masalah dilakukan dengan mengikuti

petunjuk.

c. Pembelajaran Mandiri

Page 8: TUGAS Desain Pembelajaran

Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing siswa mencari

berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang

diinvestigasi. Sumber yang dimaksud bisa dalam bentuk artikel

tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan

pakar dalam bidang yang relevan. Tahap investigasi memiliki dua

tujuan utama yaitu (1) agar siswa mencari informasi dan

mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan

yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan

dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi

tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

Di luar pertemuan dengan fasilitator, mahasiswa bebas untuk

mengadakan pertemuan dan melakukan berbagai kegiatan. Dalam

pertemuan tersebut siswa akan saling bertukar informasi yang telah

dikumpulkannya dan pengetahuan yang telah mereka bangun. Siswa

juga harus mengorganisasi informasi yang didiskusikan sehingga

anggota kelompok lain dapat memahami relevansi terhadap

permasalahan yang dihadapi.

Proses pelaksanaan pembelajaran mandiri dapat dimulai bila

seleksi alternatif dan pembagian tugas sudah dilakukan. Setiap siswa

melakukan pendalaman materi sesuai dengan pembagian tugas dalam

kelompok masing-masing. Pendalaman materi dapat dilakukan

melalui referensi (buku, jurnal, majalah, browsing internet, dan

informasi dari ahli), atau percobaan (simulasi dan perancangan

perangkat keras).

d. Pertukaran Pengetahuan

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman

materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada

pertemuan berikutnya siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk

mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari

permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan

dengan cara siswa berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.

Tiap kelompok menentukan ketua diskusi dan tiap siswa

menyampaikan hasil pembelajaran mandiri dengan cara

mengintegrasikan hasil pembelajaran mandiri untuk mendapatkan

Page 9: TUGAS Desain Pembelajaran

kesimpulan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam

pleno (kelas besar) dengan mengakomodasi masukan dari pleno,

menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir. Untuk

memastikan setiap siswa mengikuti langkah ini maka dilakukan

dengan mengikuti petunjuk.

e. Penilaian

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek

pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude).

Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh

kegiatan perkuliahan yang dilakukan dengan ujian akhir semester

(UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan

laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan

alat bantu pembelajran baik software, hardware, maupun kemampuan

perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap

dititikberatkan pada penguasaan soft skill yaitu keaktifan dan

partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan

kehadiran pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut

ditentukan oleh dosen mata pelajaran yang bersangkutan.

3. Sistem Sosial

Penerapan model ini bertujuan untuk melibatkan siswa dalam

menemukan permasalahan yang berhubungan dengan suatu bidang ilmu

agar menimbulkan rasa ingin tahu sehingga siswa dituntut untuk mampu

berpikir konkret ke arah pemikiran abstrak.

4. Prinsip Pengelolaan atau Reaksi

Pengajar berperan sebagai fasilitator yang bertugas mengatur secara

langsung proses pembelajaran yang berbentuk kelompok agar dalam

pelaksanaannya konsep yang dibentuk oleh siswa sesuai dengan yang

diharapkan oleh guru. Namun walaupun pengajaran berpusat pada siswa,

peran guru masih sangat vital karena harus mengawal kegiatan

pembelajaran agar tetap sesuai dengan yang diharapkan.

5. Sistem Pendukung

Page 10: TUGAS Desain Pembelajaran

Sarana pendukung yang diperlukan berupa bahan-bahan dan contoh

dari materi, serta buku-buku penunjang materi yang dapat digunakan

sebagai sumber belajar.

Page 11: TUGAS Desain Pembelajaran

BAB 2

II. Desain Pembelajaran Menulis Menyusun Teks Pidato dengan Model Problem Based Learning

TAHAP PROSEDURPEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

1  Konsep dasar Guru menyampaikan langkah pembelajaran menulis KD menyusun teks pidato secara umum, kompetensi yang harus dikuasai siswa, petunjuk pembelajaran yang dibutuhkan.

Siswa membentuk kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang siswa dan berdiskusi mengenai kompetensi yang harus dikuasai siswa berkaitan dengan menyusun teks pidato.

2 Pendefinisian masalah

Guru memberikan masalah berkenaan dengan KD menyusun teks pidato yang dibahas kepada setiap kelompok dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS).

Siswa melakukan brainstorming dalam kelompok masing-masing, mencermati masalah yang diberikan, mengatur strategi pemecahan masalah untuk menelaah kerangka pidato, dan melakukan pembagian tugas.

Peran guru adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran.

3 Pembelajaran Mandiri

Guru memantau dan mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, dan mencari penjelasan dan solusi dari permasalahan yang ingin dipecahkan.

Siswa melakukan aktivitas dalam kelompok sesuai dengan strategi pemecahan masalah yang telah ditetapkan.

Aktivitas dalam kelompok adalah berdiskusi tentang cara menyusun teks pidato dengan cara menentukan kerangka pidato.

4 Pertukaran Pengetahuan

Setelah kelompok berdiskusi untuk menentukan kerangka pidato, maka guru akan membimbing siswa untuk bertukar pikiran dengan cara mengakomodasi masukan dari pleno.

Guru membimbing siswa dalam mengembangkan karya yang sesuai seperti:

Page 12: TUGAS Desain Pembelajaran

laporan hasil kerja kelompok atau bentuk karya lainya.

Siswa menyajikan hasil karya kelompok dalam suatu forum diskusi kelas.

5 Penilaian Siswa menyerahkan laporan hasil pemecahan masalah yang telah dikerjakan secara berkelompok yaitu sebuah susunan teks pidato yang sudah tepat.

Guru melakukan penilaian otentik berupa hasil karya siswa secara individu dan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk portofolio

Page 13: TUGAS Desain Pembelajaran

BAB 3

III. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

A. STANDAR KOMPETENSI :

Menulis

12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato

B. KOMPETENSI DASAR :

12.4 Menyusun teks pidato

C. MATERI PEMBELAJARAN :

• Kalimat pembuka, isi, penutup

• syarat-syarat topik

• sumber topik

• kerangka teks pidato

• penggunaan bahasa dalam teks pidato

D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

No Indikator Pencapaian

Kompetensi

Materi Pembelajaran

1 Mengidentifikasi struktur teks

pidato

Contoh teks pidato

Kalimat pembuka, isi,

penutup

2 Menentukan topik syarat-syarat topik

sumber topik

3 Menyusun teks pidato

berdasarkan kerangka dengan

menggunakan kalimat yang

mudah dipahami

kerangka teks pidato

Page 14: TUGAS Desain Pembelajaran

4 Menyunting teks pidato tulisan

teman

penggunaan bahasa dalam

teks pidato

E. MATERI PEMBELAJARAN

KD 12.4 Menyusun Teks Pidato

1. Contoh teks pidato

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera untuk kita semua

Para peserta upacara yang berbahagia,

Puji syukur senantiasa kita persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas rahmat dan karuniaNya kita dapat mengikuti Upacara Bendera dalam

memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-97 tanggal 20 Mei 2005 dalam

keadaan sehat wal afiat penuh kebahagiaan lahir dan batin. Peringatan Hari

Kebangkitan Nasional yang diawali dengan Pergerakan Budi Utomo pada tahun

1908 telah memberi inspirasi yang sangat kuat bagi bangkitnya semangat

nasionalisme bangsa Indonesia.Kelahirannya telah dijadikan momentum dan

tonggak sejarah perjuangan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, dalam merintis

perjalanannya untuk menjadi bangsa yang merdeka dan memiliki jati diri sebagai

bangsa yang berdaulat.Semangat kebangsaan atau nasionalisme rakyat Indonesia

yang kala itu termanifestasikan oleh perjuangan kaum mudanya, semakin tumbuh

kokoh dan berkembang, sehingga menjadi kekuatan bagi pembentukan NKRI

yang merdeka dan berdaulat pada tanggal 17 Agustus 1945.Sebagai bangsa yang

besar, kita patut bersyukur betapa nilai-nilai kebangsaan yang diperjuangkan para

perintis kemerdekaan itu, kini telah menjadi acuan utama dalam menyikapi

berbagai perkembangan dan perubahan global berbangsa dan bernegara.

Para peserta upacara yang berbahagia,

Kesadaran kebangsaan yang telah diletakkan oleh pendahulu kita merupakan

refleksi kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.Nilai-

nilai yang sejalan dengan semangat demokrasi yang mengakui dan menghormati

perbedaan-perbedaan, tetapi tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan.Dengan

mengutamakan sikap kebangsaan bangsa Indonesia melahirkan NKRI pada

Page 15: TUGAS Desain Pembelajaran

Proklamasi 17 Agustus 1945.Dikukuhkannya negara berbentuk republik ini

adalah sejalan dengan esensi demokrasi modern.Tetapi demokrasi yang kita

bangun adalah dalam bingkai negara kesatuan.

Semangat pergerakan nasional Budi Utomo juga telah memberikan dorongan

kepada para tokoh pergerakan Indonesia pada zamannya untuk lebih memupuk

semangat kebersamaan dan semangat untuk bersatu.Dorongan ini lahir karena

adanya kesadaran, bahwa sebagai bangsa yang majemuk, nilai-nilai persatuan dan

kesatuan merupakan sendi-sendi kekuatan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Peserta upacara yang berbahagia,

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2005 mengambil tema “Dengan

Jiwa dan Semangat Kebangkitan Nasional Kita Bangun Indonesia Bersatu yang

Demokratis Berbudaya dan Bebas KKN”.Dengan tema ini dimaksudkan, bahwa

kehidupan demokrasi yang dicita-citakan oleh seluruh rakyat dan bangsa

Indonesia adalah kehidupan demokrasi yang memberikan makna bagi

peningkatan kualitas hidup dan kehidupan bangsa. Kehidupan demokrasi yang

kondusif dengan berbagai perkembangan dan perubahan situasi yang terjadi, baik

untuk saat ini dan yang akan datang. Sebuah demokrasi yang sesuai dengan jiwa

dan semangat kebangkitan nasional, demokrasi yang tidak merusak sendi-sendi

persatuan dan kesatuan nasional, dan demokrasi yang tumbuh dan berkembang di

dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mengenai hal ini telah kita buktikan bersama, bahwa sejak tahun 1999 kita

telah menyelenggarakan pemilu yang demokratis, yakni dua kali pemilihan

anggota DPR dan lebih-lebih pada pemilu 2004 yang lalu, untuk pertama kalinya

bangsa Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan presiden dan wakil presiden

secara langsung yang diikuti kurang lebih 145 juta pemilih dari Sabang hingga

Merauke serta KBRI kita di luar negeri telah berjalan dengan sukses.

Penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut telah mendapat pujian dari

masyarakat dunia.Bahkan dijadikan contoh sebagai suatu Negara demokrasi yang

ditandai dengan pendewasaan berdemokrasi, menghargai adanya perbedaan dan

menerima hasil dari persaingan yang sehat serta menciptakan masyarakat yang

lebih toleran.

Para peserta upacara yang berbahagia,

Page 16: TUGAS Desain Pembelajaran

Sementara tantangan yang sedang kita hadapi ke depan adalah suksesi

pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Kita semua berharap, semoga

penyelenggaraan Pemilihan Walikota/Wakil Walikota yang akan berlangsung

pada tanggal 27 Juni 2005, dapat berjalan lancar, aman, tertib dan damai,

sehingga Kota Solo benar-benar mempunyai Walikota/Wakil Walikota yang

aspirasi sesuai pilihan masyarakat Kota Solo. Marilah semangat kebangkitan

Nasional kita aplikasikan dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah di Kota

Solo.

Akhirnya dengan segala kebesaranNya, marilah kita senantiasa memohon

kepada Allah SWT, semoga kita semua senantiasa memperoleh kekuatan dalam

menjalankan roda pembangunan bangsa dan mendapat kemudahan dalam meniti

proses perjalanan menuju Indonesia ke depan yang lebih baik, dan khususnya

menjadikan Kota Solo sebagai sebuah kota yang dapat didambakan dan

dibanggakan oleh warga masyarakat Kota Solo.

Sekian, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

2. Kalimat pembuka, isi, penutup

a. Pembukaan

Contoh pembukaan :

Puji syukur senantiasa kita persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, atas rahmat dan karuniaNya kita dapat mengikuti Upacara Bendera dalam

memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-97 tanggal 20 Mei 2005 dalam

keadaan sehat wal afiat penuh kebahagiaan lahir dan batin.

Pembukaan berisi

• Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

• Ucapan terimakasih kepada yang hadir.

b. Isi

Bagian isi menjelaskan tujuan dan pesan pidato. Kalimat yang digunakan

bersifat menjelaskan dan meberikan pesan kepada pendengar dengan topik

yang sesuai.

Contoh Isi :

Kesadaran kebangsaan yang telah diletakkan oleh pendahulu kita merupakan

refleksi kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai Bhinneka Tunggal

Page 17: TUGAS Desain Pembelajaran

Ika.Nilai-nilai yang sejalan dengan semangat demokrasi yang mengakui dan

menghormati perbedaan-perbedaan, tetapi tetap mengutamakan persatuan dan

kesatuan.Dengan mengutamakan sikap kebangsaan bangsa Indonesia

melahirkan NKRI pada Proklamasi 17 Agustus 1945.Dikukuhkannya negara

berbentuk republik ini adalah sejalan dengan esensi demokrasi modern.Tetapi

demokrasi yang kita bangun adalah dalam bingkai negara kesatuan.

Semangat pergerakan nasional Budi Utomo juga telah memberikan dorongan

kepada para tokoh pergerakan Indonesia pada zamannya untuk lebih memupuk

semangat kebersamaan dan semangat untuk bersatu.Dorongan ini lahir karena

adanya kesadaran, bahwa sebagai bangsa yang majemuk, nilai-nilai persatuan

dan kesatuan merupakan sendi-sendi kekuatan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

c. Penutup

Berisi permohonan maaf dan ucapan terima kasih kepada pendengar.

Contoh Penutup :

Akhirnya dengan segala kebesaranNya, marilah kita senantiasa

memohon kepada Allah SWT, semoga kita semua senantiasa memperoleh

kekuatan dalam menjalankan roda pembangunan bangsa dan mendapat

kemudahan dalam meniti proses perjalanan menuju Indonesia ke depan yang

lebih baik, dan khususnya menjadikan Kota Solo sebagai sebuah kota yang

dapat didambakan dan dibanggakan oleh warga masyarakat Kota Solo.

Sekian, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

3. Syarat-syarat topik

a. Menarik, bagi pembicara sendiri maupun bagi pendengar. Jadi dalam

pembacaan teks pidato, pembicara lebih mudah dalam penyampaian karena

topik yang digunakan sesuai dengan yang dikehendaki dan pendengar ikut

menikmati.

b. Sesuai dengan daya tangkap pendengar, dalam hal ini pembicara harus

menyesuaikan topik dengan pendengar. Semisal pendengarmya adalah

kategori pelajar maka topik yang disampaikan adalah tidak lepas dari usia

pelajar tersebut.

Page 18: TUGAS Desain Pembelajaran

c. Sesuai dengan alokasi waktu yang ada, seorang pembicara harus menggunakan

waktu dengan sebaik-baiknya agar tidak timbul persepsi buruk dari pendengar

yang mulai bosan dengan pidato yang dibacakan.

4. Merinci topik

Merumuskan topik ke dalam ide-ide yang lebih terperinci, agar pembicaraan lebih

jelas sesuai dengan waktu yang tersedia. Maka diperlukan merinci topik, yaitu :

a. Pilihlah materi yang terbaik.

b. Pisahkan materi pokok dengan materi penunjang.

c. Materi yang terlalu banyak tidak akan menghasilkan pidato yang baik.

d. Mengumpulkan bahan. Bahan pidato diperoleh dari surat kabar, buku, atau

majalah.

5. Kerangka teks pidato

a. Pembukaan

Pembuukaan teks pidato harus diawali dengan salam pembuka, ucapan syukur

kepada Tuhan dan ucapan terimakasih pada pendengar setelah itu

menyampaikan tujuan pidato.

Pembukaan berisi

• Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

• Ucapan terimakasih kepada yang hadir.

b. Isi

Bagian isi menjelaskan tujuan dan pesan pidato. Maka dari itu isi harus sesuai

dengan tujuan dan topik yang dibacakan pada bagian pembukaan atau yang

sudah ditentukan sebelumnya.

c. Penutup

Berisi permohonan maaf dan ucapan terima kasih kepada pendengar, saran,

harapan, dan permohonan maaf. Pada penutup biasanya diberikan simpulan

tentang pidato yang dibacakan untuk memperkuat pemahaman pendengar.

6. Penggunaan bahasa dalam teks pidato

Naskah atau teks pidato hendaknya menggunakan bahasa baku dengan

memperhatikan penggunaan kalimat dan pilihan kata yang tepat. Misalnya

menggunakan sapaan Bapak, Ibu, Anda, atau saudara bukan kamu atau

engkau.

Page 19: TUGAS Desain Pembelajaran

Kalimat yang digunakanpun harus mudah dipahami oleh pembicara

sendiri maupun oleh pendengar. Jadi penggunaan istilah harus disesuaikan

oleh pendengar agar tercapai pesan yang terdapat pada teks pidato.

F. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran

1. Model

Problem Based Learning (selanjutnya baca PBL) merupakan salah satu inovasi

pendidikan. Berdasarkan defenisi dari Wikipedia problem based learning is a

student-centered instructional strategy in which students collaboratively solve

problems and reflect on their experiences. Dari pengertian di atas dijelaskan

bahwa PBL adalah suatu strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa,

starategi ini mengkolaborasikan antara pemecahan masalah dan refleksi terhadap

suatu pengalaman.

2. Metode

Metode Diskusi, yaitu suatu cara atau metode penyajian bahan pelajaran

dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok

siswa yang mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,

membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah atas

suatu masalah.

Metode lain yang bisa digunakan adalah Jigsaw. Metode ini bisa dipadukan

dengan metode diskusi dengan membentuk kelompok-kelompok yang merupakan

strategi dalam metode ini. Teknik yang digunakan adalah dengan menunjuk

kelompok ahli dan kelompok asal dimana kelompok ahli menjadi narasumber

yang ahli dalam membahas topik. Dalam metode ini peran guru adalah

menjelaskan topik diawal pembelajaran, namun yang dibahas hanya sekadar

pengenalan topik.

Kedua metode ini sesuai dengan model yang digunakan karena secara kinerja

metode diskusi dan metode jigsaw ini terdapat didalam model pembelajaran

Problem Based Learning karena sama-sama mengandalkan kelompok untuk

diskusi sehingga mempermudah proses pembelajaran.

3. Pendekatan

Page 20: TUGAS Desain Pembelajaran

Pendekatan bervariasi, menggunakan pendekatan ini karena permasalahan

yang ada pada individu selalu berbeda. Anak didik yang memiliki permasalahan

yang berbeda haruslah melalui banyak atau berbagai pendekatan. Dengan

pendekatan bervariasi ini maka tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru bisa membuat kelompok-

kelompok. Tetapi dalam hal ini, terkadang diperlukan juga pendapat dan kemauan

dari anak didik. Apalagi dengan menggunakan metode diskusi dan jigsaw yang

menempatkan anak didik sebagai pemeran utama dalam pembelajaran dimana

diharapkan mampu menguasai materi, namun tetap dalam pengawasan guru.

Karena saat belajar kelompok, mungkin saja ada siswa yang tidak ikut bergabung

namun lebih menjadi individu, dari masalah itu maka peran guru dalam

mengawasi kegiatan belajar siswa perlu diperketat agar proses belajar mengajar

dikelas dapat berjalan dengan baik dan materi yang dibahas oleh guru dan siswa

dapat diterima dengan baik oleh anak didik.

DAFTAR PUSTAKA

Hariningsih, Dwi, dkk. 2008. Membuka Pintu Jendela Pengetahuan Bahasa Dan

Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Anindyarini, Atikah, dkk. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

Maryati, Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

Yudha Asep. 2008. Berbahasa dan bersastra Indonesia 3. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.