Upload
nisa-laras
View
168
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS DRAMA SEJARAH
PROKLAMASI
KELOMPOK 2
Moh. Adnan Syarif
M. Fachrian Hafiz
M. Fadillah Dalius
M. Syarif Subarkah
Nisa Larasati
Rahmad Iqbal
Raissa Chandrakanti
Rimamunanda Ekamarta
Riska Juliana
Rizky Gusti R.P.
Salsabilla Assyifa K.
Sandy Nugraha
Wal Asri Haryanda
KEDATANGAN JEPANG KE INDONESIAPada tanggal 7 Mei 1945, Jepang mengalami kekalahan dalam pertempuran laut karang
Pasukan Jepang 1: Maaf yang mulia, ada berita buruk!
Koiso kuniaki: Ada berita buruk apa sampai kalian lari tergpoh-gopoh?
Pasukan Jepang 2: Begini jendral, pasukan kita mengalami kekalahan!!
Koiso kuniaki: Apa?...... Kenapa kita bisa kalah? Padahalkan pasukan kita lebih banyak!
Pasukan jepang: (kaget) ya tidak tahu........ Tapi mungkin walaupun pasukan mereka lebih sedikit namun pasukan mereka lebih tangguh!
Koiso kuniaki: hm......(sambil berpikir)
Perdana Menteri Koiso pun berfikir untuk mencari bantuan tentara lagi yaitu dengan menarik simpati rakyat Indonesia.
Jepang tiba di indonesia pada 1 Maret 1942 di Banten, Indramayu, dan Rembang.
Saat tiba, Jepang memberikan Propaganda dan janji-janji manis yang sangat mencuri hati bangsa Indonesia.
Hitosyi Immamura : wahai bangsa Indonesia! Kami adalah saudara tua kalian semua. Kami datang untuk membebaskan kalian dari penjajahan. Sekian lama kalian berada dibawah kekuasaan Belanda, 350 tahun lamanya kalian menderita karna penjajahan itu. Sekarang waktunya kalian bangkit saudara-saudara! Jangan takut Saudara-saudaraku! Karena Jepang adalah Pemimpin Asia, Jepang pelindung asia, dan Jepang adalah cahaya Asia. Kami akan membantu kalian. Tunjukkan kepada dunia! Mari kita bersatu untuk keluar dari penderitaan ini dan merdeka!
Hingga waktu dan keadaan yang tidak dapat ditentukan, perlahan jepang pun harus menepati janjinya kepada Indonesia.
TERBENTUKNYA BPUPKI
Kumaikici Harada mengumumkan pembentukan BPUPKI pada tanggal 1 maret 1945 dan diresmikan pada tanggal 28 mei 1945.
Kumakichi harada: Sesuai dengan janji saya, pada hari ini saya akan membentuk dan
meresmikan badan BPUPKI
Ir Soekarno: kira-kira anggota badan tersebut berapa yah?
Kumakichi Harada: terserah kalian!!!saya setuju2 saja!!!
Drs. Moh. Hatta: lalu menurut anda siapa yang menjadi ketua BPUPKI?
Kumakichi Harada: bagaimana jika kita pilih drs radjiman? Bagaimana setuju?
Peserta rapat: SETUJU
Radjiman: terimakasih telah mempercayai saya sebagai ketua BPUPKI
Kumakichi Harada: lalu saya pilih wakilnya yaitu R.P.Suroso dan icibangase
Suroso dan Icibangase: Terimakasih!
SIDANG I (29 Mei-1 Juni 1945)
Dalam sidang ini dibahas tentang dasar negara Indonesia. Beberapa tokohnya sebagai berikut:
Drs.Radjiman: pada sidang kali ini kita bicarakan masalah tentang rancangan dasar
indonesia. Mungkin ada yang punya ide?
Muh yamin: saya mempunyai 5 dasar rancangan!
Radjiman: apa itu?
Muh yamin: yaitu:1.peri kebangsaan
2.peri kemanusiaan
3.peri ketuhanan
4.peri kerakyatan,serta
5.kesejahteraan rakyat,
bagaimana setuju?
Peserta rapat: maaf bukannya kami tidak setuju, tetapi kami ingin mendengar lagi 5
rancangan dasar dari peserta lain
Muh yamin: tidak apa-apa, saya maklum!
(lalu rapat pun bubar)
(31 mei 1945)
Dr.Supomo: Saya mengajukan 5 rancangan dasar negara yaitu
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Musyawarah,serta
5. Keadilan sosial
(1 juni 1945)
Ir soekarno: saya mengajukan 5 rancangan dasar negara, yaitu:
1. Kebangsaan indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Kesejahteraan sosial, dan
5. Ketuhanan YME
Maka pada tanggal 1 juni ditetapkan sebagai lahirnya Pancasila. Selesai sidang pertama hari itu BPUPKI sepakat membentuk panitia kecil yang beranggotakan 9 orang yang dikepalai oleh Ir. Soekarno. Pada 22 juni 1945 BPUPKI berhasil membuat rumusan tentang maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia yang dikenal dengan nama Piagam
Jakarta (jakarta Charter) rumusan dasar negara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Pada sidang yang kedua BPUPKI membahas Undang-Undang Dasar termasuk pembukaannya. Pada 11 Juli 1945 secara bulat piagam jakarta dinyatakan sebagai pembukaan UUD. Kemudian tanggal 17 Juli 1945 secara resmi sidang
BPUPKI kedua ditutup.
PEMBENTUKAN PPKI
Dengan keadaan Jepang yang semakin terjepit di perang dunia II Jepang terpaksa
memberi janji kejelasan kemerdekaan bangsa indonesia pada 7 september 1945.
Namun pada 6 Agustus 1945 kota Hiroshima di bom atom oleh Amerika Serikat,
sehingga pada 7 Agustus 1945 Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu
Junbi Inkai atau PPKI yang bertugas untuk melanjutkan tugas BPUPKI. PPKI diketuai
oleh Ir. Soekarno dengan wakil Moh. Hatta.
DALAT VIETNAM
Pembentukan PPKI ditanda tangani oleh Marsekal Terauchi Panglima tertinggi bala tentara Jepang di Asia Tenggara yang
berkedudukan di Dalat Vietnam. Pada tanggal 9 agustus 1945 Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr. Radjiman widyodiningrat menghadap Marsekal Terauchi di Dalat. Dalam pertemuan tanggal 12 agustus 1945
Marsekal Terauchi mengumumkan beberapa hal kepada para pemimpin bangsa Indonesia.
Terauchi : Suwatte kudasai ( mengarahkan untuk duduk di dekatnya )
Ir.Soekarno : so,what whould you take about
Terauchi : I sent you here,to discuss Indonesia’s independence
Moh Hatta : when will be implemented Proclamation?
Terauchi : Kore wa, 1945-nen 8 tsuki 18-nichi-zuke no kaigi Dokuritsu junbi Inkai-go, kaisai sa remasu ( It
will be held after the meeting PPKI, in 18 August 1945)(itu akan dilaksanakan setelah rapat PPKI tanggal
18 AGT 1945)
Moh Hatta : Bagaimana kalau dipercepat?
Terauchi : Kalau proklamasi dilaksanakan diluar PPKI,maka Indonesia harus dipertahankan terhadap
sekutu
Ir.Soekarno : Okay,I agree!,how else?
( Hatta dan Radjiman mengangguk )
Terauchi : Doi suru?
Ir. Soekarno : Doi suru ( berjabat tangan )
Pada tanggal 14 agustus 1945 rombongan kembali ke Jakarta.
SCENE I : Berita Kekalahan Jepang
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito memerintahkan penghentian permusuhan terhadap sekutu, setelah sebelumnya yaitu pada tanggal 14 Agustus 1945 sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Berita tentang genjatan senjata yang dilakukan oleh Jepang
ini disiarkan di radio jepang dari Tokyo. Ternyata siaran tersebut tertangkap di Indonesia dan Sutan Syahrir mendengarnya.
Sutan Syahrir : Apakah kalian sudah mendengar berita kekalahan Jepang ?
Sukarni : Belum, Bung . Benarkah itu ? Apa yang terjadi dengan Jepang ?
Sutan Syahrir : Dari yang kudengar, Sekutu telah menjatuhkan bom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Oleh sebab itulah, Jepang melakukan genjatan senjata.
Chairul Shaleh : Kalau begitu, berarti kita harus segera memproklamirkan kemerdekaan.
Sukarni : Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita. Kita harus memanfaatkan momen ini !
Di rumah Muhammad Hatta,dengan napas masih terengah – engah Sjahrir menceritakan dengan
detail berita tersebut dan mendesak Hatta supaya segera membuat Proklamasi di luar PPKI.
Sjahrir : Assallamu ‘alaikum....bung hatta...bung hatta...Assallamu ‘alaikum...bung
hatta...bung hatta
M.Hatta : Wa’alaikum salam....ada apa sjahrir?
Sjahrir : Ada sesuatu yang harus saya bicarakan. Ini penting bung!!
M.Hatta : Tenang Sjahrir!masuklah dulu,bicarakan semua ini didalam
( Bung Hatta dan sjahrir masuk.Bung hatta mengambilkan air putih untuk sjahrir,dan
kemudian duduk di dekat sjahrir )
M.Hatta : Ini minumlah dulu . seraya menyodorkan air putih ke Sjahrir.
Sjahrir : Terimakasih,bung! sambil meminum air putih itu.
M.Hatta : Apa yang ingin kau bicarakan Sjahrir?
Sjahrir : Begini bung,saya mendengar kekalahan jepang dari radio
( Di rumah Bung Hatta Sjahrir menceritakan semua yang telah ia dengar dari radio.)
M.Hatta : aku tidak bisa memutuskan ini Sjahrir
Sjahrir : Lalu bagaimana ini?
M.Hatta : Baiklah,kita kerumah Bung karno saja.kita utarakan maksud kamu kepada
beliau
Sjahrir : Baiklah
( di rumah Bung Karno )M.Hatta : Asallamu ‘alaikum.....bung karno...bung karno!
Ir. Soekarno : Wa’alaikum salam...ayo masuk
( Hatta dan Sjahrir memasuki rumah Bung Karno )
Ir. Soekarno : Ada apa Hatta?
M.Hatta : Maksud kedatangan kami kemari adalah bahwa sjahrir menginginkan kalau
Proklamasi dilaksanakan secepatnya.Karna dia telah mendengar berita kekalahan
jepang sore ini
Ir. Soekarno : Tidak bisa begitu,saya sudah mensetujui perjanjian dengan Terauchi
pada saat di Vietnam,bukankah kau juga tahu Hatta?
M.Hatta : ya saya memang sudah tahu,tapi...
Sjahrir : saya yang memaksa bung hatta untuk segera melaksanakan Proklamasi
Ir. Soekarno : tetap tidak bisa!!!
Sjahrir : tapi bung
Ir.Soekarno : sudahlah keputusanku sudah bulat
SCENE II : Peristiwa Rengasdengklok
Babak 1 : Perdebatan golongan tuan dengan golongan muda
Setelah mendengar berita kekalahan Jepang, Chairul Shaleh segera merencanakan pertemuan dengan anggota golongan muda lainnya untuk
membicarakan masalah proklamasi kemerdekaan. Pertemuan ini dilangsungkan di Jalan Pegangsaan Tinur No. 17 Jakarta pukul 20.00 WIB.
Sjahrir : Asalumu’alaikum...!!!!
Semua : Wa’alaikum salam..!!!
Sukarni : Ada apa sjahrir?
Sayuti Melik : Ia,sepertinya ada sesuatu yang penting,yang ingin kau bicarakan
Sjahrir : Begini,barusan saya datang kerumah bung karno dan membicarakan masalah
proklamasi negara kita
Wikana : Lalu apa yang terjadi?
Sukarni : Apakah kau menyuruh Bung karno untuk melaksanakan Proklamasi
secepatnya?
Sjahrir : iya betul apa kata Sukarni,aku sudah memaksa bung karno dan bung hatta
untuk melaksanakan Proklamasi,tapi mereka menolak
Wikana : Ini tidak bisa dibiarkan,kita harus segera melaksanakan Proklamasi
secepatnya
Sayuti Melik : Kalau begitu kita harus segera melaksanakan Rapat
( Para Golongan Muda pun Melaksanakan Rapat )
Chaerul S : Asalamu ‘alaikum semua
Semua : Wa’alaikumsalam
Chaerul S : Saya selaku ketua rapat,akan memulai rapat ini,baiklah apa yang harus kita
lakukan setelah mendengar berita dari Sjahrir
Sayuti Melik : saya tidak bisa terima terhadap keputusan bung karno!
Darwis : tenang Wikana,jangan keburu emosi
Sayuti Melik : Seharusnya bung karno tidak usah mempedulikan janji-janji jepang
terhadap kemerdekaan negara kita
Sjahrir : ia kemerdekaan kita bukanlah hadiah dari jepang
Wikana : Kemerdekaan negara kita Indonesia,adalah hak dan soal raykat indonesia
sendiri.Tak perlu ada campur tangan dari jepang
Sayuti Melik : kita tidak bisa terus menunggu dan menunggu
Chaerul S : kita memang harus melakukan sesuatu
Sukarni : Apa yang harus kita lakukan?
Chaerul S : kita harus berunding dulu dengan bung Karno dan bung Hatta
Wikana : ia agar kita bisa di ikut sertakan dalam menyatakan proklamasi
Sjahrir : ia tapi bagaimana,bung karno pasti masih tetap dalam pendiriannya
Chaerul S : kita bicarakan baik-baik dulu
Sjahrir : tidak mungkin,melihat reaksi bung karno tadi siang,bung karno pasti tidaka
akan berubah pikiran
Wikana : memang bung karno itu,Kemerdekaan Indonesia bukan hanya isapan jempol
belaka seperti yang sudah di janjikan oleh jepang
Darwis : sudahlah sayuti jangan terlalu menyalahkan,mungkin saja bung karno ada
jalan yang terbaik
Sayuti Melik : tidak bisa begitu,sudah jelas kalau jepang sudah menyerah tanpa syarat
terhadap sekutu,ini waktu yang pas
Chaerul S : mungkin bung karno dan bung hatta ada alasan untuk bersikap seperti itu
Wikana : Lalu apa yang harus kita lakukan?
Sukarni : kita desak bung karno agar mau melaksanakan Proklamasi secepatnya
Chaerul S : iya kita bicarakan baik-baik dengan bung karno
Sjahrir : ya sudahlah?
Chaerul S : yang lain setuju?!
( semua mengangguk dan menyelesaikan rapat )
Chaerul S : oke biarlah Darwis dan Wikana yang menemui bung karno
Kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta pukul 22.00 WIB. Terjadi Perdebatan serius antara golongan pemuda dengan Soekarno
D&W : Asalamu’alaikum......Asalamu’alaikum....
Ir. Soekarno : Wa’alaikumsalam.....ada apa kalian sore-sore kesini
Wikana : kami ingin berbicara pak!
Ir. Soekarno : ayo masuklah
Ibu Fatmawati : siapa pak? ( keluar dari kamar )
Ir. Soekarno : Darwis dan wikana bu!
Ibu Fatmawati : sek yo le, tak gawekno wedang
Wikana : mboten usah repot-repot bu
Ibu Fatmawati : Halah..ora opo-opo
Ir. Soekarno : ada apa kalian kesini
Wikana : begini pak,kami ingin anda melaksanakan proklamasi secepatnya
Darwis : iya...saya ingin proklamasi segera dilaksankan
Ir. Soekarno : tapi tidak bisa semudah itu
Wikana : nunggu apa lagi pak?
Darwis : jepang sudah jelas kalah dari sekutu,ini kesempatan emas kita
Ibu Fatmawati : ono opo to le?
Ir. Soekarno : wes ibuk masuk ae
Wikana : ini pembicaraan laki-laki bu
Darwis : gimana bung?
Ir. Soekarno : saya masih tidak bisa melakukan itu Darwis
Wikana : kenapa bapak begitu,bapak tidak memikirkan rakyat Indonesia?
Ir. Soekarno : bukan begitu le
Wikana : terus apa pak?bapak mau ngelak apa lagi
Darwis : bung,kamu gak ingin negara kita ini merdeka
Ir. Soekarno : maksud saya,kalau Proklamasi ini dilaksanakan diluar PPKI maka
Negara Indonesia Merdeka itu harus dipertahankan terhadap sekutuyang akan
mendarat di Indonesia
Wikana : saya ingin bapak akan melaksanakan proklamasi esok hari
Ir. Soekarno : aku tetap tidak akan menuruti kalian
Wikana : Apabila bung karno tidak mau mengucapkan pengumuman itu malam ini
juga,besok akan terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah
Ir. Soekarno : Ini leher saya,seretlah saya kepojok itu,dan sudahilah nyawa saya
sekarang ini juga,jangan menunggu besok
Moh. Hatta : Baiklah. Tapi berikan kami waktu untuk berunding sebentar.
Kemudian para anggota golongan tua yang berada di kediaman Soekarno langsung membicarakan permasalahan tersebut.
Moh. Hatta : Bagaimana ini ? Para pemuda menuntut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Soekarno : Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan semuanya dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Mr. Soebardjo : Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah menghadapi Sekutu yang hendak berniat kembali berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang.
Iwa Kusumasumantri : Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda ? Apa kita abaikan saja ?
Djojo Pranoto : Ya, lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu pendek. Kita harus melihat ke depan, mempersiapkannya dengan matang. Kalau tidak bagaimana nanti jika semuanya berantakan?
Iwa Kusumasumantri : Baiklah , Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.
Setelah selesai berunding, para golongan tua segera menemui para anggota golongan muda yang menunggu di luar ruangan.
Moh. Hatta : Setelah kami berunding tadi, kami memutuskan untuk tidak tergesa-gesa mengenai hal proklamasi kemerdekaan. Hal ini masih akan dibicarakan lagi dalam sidang PPKI.
BABAK 2 : Penculikkan Soekarno dan Moh. Hatta oleh para pemuda.
Dengan berat hati mendengar keputusan tersebut, para pemuda pun meninggalkan kediaman Soekarno. Tetapi mereka tidak putus asa. Mereka
pun menyusun strategi bagaimana membujuk Soekarno dan Moh. Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan sesegera mungkin. Akhirnya
mereka memutuskan untuk mengasingkan kedua tokoh itu ke Rengasdengklok agar terhindar dari desakan pemuda dan pengaruh
Jepang di Jakarta.
Para Pemuda mengadakan rapat kembali. Dan kini, Singgih hadir dalam rapat
Wikana : Apa maksud perkataan Bung Karno dan Bung Hatta? Mengapa mereka
menolak untuk memproklamasikan kemerdekaan? Apa mereka tidak mau merdeka?!
(dengan penuh amarah)
Jusuf Kunto : Sekarang kita harus mengambil tindakan
Singgih : Ya. Saya punya usul untuk ini
Sutan Sahrir : Apa itu?
Singgih : Kita harus menyingkirkan Bung Karno dan Bung Hatta ke luar kota
untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang
Jusuf Kunto : Saya setuju. Tapi kemana kita harus mengungsikan mereka?
Siggih : Bagaimana kalau ke Rengasdengklok?
Sutan Sahrir : Saya setuju denganmu. Mari kita laksanakan rencana ini
Tanggal 16 Agustus 1945 Pukul 04.00 WIB, kediaman Soekarno
Singgih : Assalamualaikum
Fatmawati : Waalaikumsalam. Lho, ada apa ini kesini ramai-ramai? (kebingungan)
Jusuf Kunto : Kami ingin bertemu Bung Karno
Fatmawati : Oh, masuk dulu
Jusuf Kunto : Tidak perlu. Kami hanya sebentar
Fatmawati : Kalau begitu, saya panggilkan bapak dulu
*Tak lama kemudian, keluar seorang pria yang gagah berwibawa
Soekarno : Ada apa ini?
Wikana : Anda harus ikut kami (dengan paksa)
Yang Lain : (menyeret Bung Karno)
Soekarno : Hei, apa-apaan ini! Lepaskan saya! (memberontak)
Singgih : Tidak akan
Fatmawati : Apa yang kalian lakukan? Lepaskan! (berusaha melerai)
Singgih : Tidak!
*Di tengah-tengah kerusuhan, Bung Hatta datang dengan maksud membicarakan
tentang kekalahan Jepang
Hatta : Assalamualaikum. Lho-lho, ada apa ini?
Wikana : Cepat tangkap Bung Hatta juga!
Darwis : Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung.
Untuk menjamin keselamatan mereka.
Soekarno : Baiklah, saya akan mengajak mereka.
Sementara itu di Jakarta, para anggota PPKI yang diundang rapat pada tanggal 16
Agustus memenuhi undanganya dan berkumpul di Gedung Pejambon 2. Tetapi,
rapat itu tidak dihadiri pengundangnya, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta.
Para hadirin rapat merasa heran, dan satu-satunya jalan untuk mengetahui
dimana Sung Karno dan Bung Hatta sekarang melalui Wikana, yang merupakan
orang yang bersitegang dengan Bung Karno dan Bung Hatta pada malam
sebelumnya. Mr. Ahmad Soebardjo segera menemui Wikana
Soebardjo : Wikana, katakan dimana Bung Karno dan Bung Hatta sekarang?
Wikana : Apa maksudmu?
Soebardjo : Kau tahu? Hari ini harusnya PPKI rapat. Tapi, Bung Karno dan Bung
Hatta tidak datang. Saya dengar, kamu adalah orang yang bersitegang dengan dua
pemimpin itu. Katakan dimana mereka?
Wikana : Apa kau menuduhku?!
Soebardjo : Tidak, tapi ini fakta! Katakan dimana mereka!
Wikana : Mereka sedang saya amankan di Rengasdengklok
Soebardjo : Apa katamu? Di Rengasdengklok? Mereka kau apakan?
Wikana : Saya ingin menghindarkan mereka dari pengaruh Jepang. Jika mereka
di Rengasdengklok, maka tidak ada yang bisa mempengaruhi mereka
Soebardjo : Pengaruh apa?
Wikana : Mereka tidak mau memproklamasikan kemerdekaan. Mungkin, dengan
mereka di Rengasdengklok mereka mau memproklamasikan kemerdekaan
Soebardjo : Baiklah jika itu maumu. Kembalikan mereka ke Jakarta, proklamasi
harus di Jakarta. Jika seandainya besok kita tidak memproklamasikan kemerdekaan,
maka, nyawa saya yang akan menjadi taruhannya
Wikana : Baiklah, saya setuju.
Wikana : Tolong antarkan Mr. Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok untuk
menjemput Bung Karno dan Bung Hatta
Jusuf Kunto : Siap!
*Mr. Ahmad Soebardjo dan Jusuf Kunto berangkat ke Rengasdengklok untuk
menjemput dua pimpinan besar. Mereka tiba di Rengasdengklok pukul 18.00 waktu
Jawa.
BABAK 3 : Perundingan dengan Soekarno di Rengasdengklok
Soekarno : Nah , jelaskan sekarang mengapa Saudara sekalian membawa
kami kesini.
Chairul Shaleh : Maafkan kelancangan kami, Bung . Ini demi keselamatan Anda.
Darwis : Kami ingin membicarakan masalah proklamasi kembali.
Moh. Hatta : Bukankah tempo hari sudah kami katakan kepada kalian,
masalah kemerdekaan masih akan dibicarakan dalam sidang PPKI ?
Chairul Shaleh : Memang benar adanya. Tetapi kami semua berpendapat,
Mengapa menunggu untuk di merdekakan oleh Jepang ? Mengapa menunggu hasil
sidang PPKI, kalau kita bisa bergerak dengan kekuatan sendiri ? PPKI itu bentukan
Jepang, Bung. Kami ingin memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan dari
Jepang.
Soekarno : Pendapat itu benar. Namun, kita masih terlalu dini untuk
memproklamasikan kemerdekaan. Selain itu kita belum siap dan masih membutuhkan
bantuan dari Jepang untuk merdeka.
Darwis : Bagaimana bila perkataan Jepang tentang kemerdekaan
bangsa kita hanya janji manis belaka ? Apa yang akan Anda lakukan ?
Sukarni : Apakah akan selamanya menunggu janji itu, Bung ? Kita harus
memproklamasikan kemerdekaan sekarang juga, demi rakyat yang sudah bertahun-
tahun terbelenggu oleh penjajahan di Tanah Air mereka sendiri ! Mereka berhak bebas,
dan sekaranglah saatnya !
Syodanco Singgih : Tenang Saudara sekalian. Mari bicarakan semuanya dengan
kepala dingin, tidak perlu ada ketegangan , ok ?
(Syodanco Singgih membawa Soekarno dan Moh. Hatta menjauh dari perdebatan itu,
kemudian mereka berunding)
Syodanco Singgih : Saya mengerti perhitungan Anda berdua mengenai masalah
proklamasi ini, kita memang belum mempertimbangkan semuanya dengan matang.
Tapi saya percaya kita dapat bangkit dan memanfaatkan situasi ini. Kesempatan tidak
akan datang dua kali, Bung . Apa yang mereka katakan benar adanya dan saya
mendukung mereka.
Moh. Hatta : Tetapi, apakah kita bisa?Akankah ini semua mungkin
dilakukan ?
Syodanco Singgih : Tentu mungkin, Bung . Asal kita berusaha tentu akan kita
temukan jalan keluarnya. Lagipula, para pemuda di Jakarta sedang menyusun strategi
pertahanan untuk mencegah serangan dari Jepang ataupun sekutu yang tidak
menerima proklamasi bangsa kita.
Soekarno : Baiklah, saya setuju. Kita akan memproklamasikan
kemerdekaan tanpa ada campur tangan Jepang.
Pada pukul 17.30 WIB , rombongan dari Jakarta tiba di Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Moh. Hatta.
Mr. Soebardjo : Syukurlah kalian semua baik-baik saja. Jadi bagaimana keputusannya ?
Moh. Hatta : Kami setuju kemerdekaan akan dilaksanakan tanpa campur tangan Jepang.
Mr. Soebardjo : Lalu, Kapan kita akan melaksanakannya? Menurut saya, bagaimana jika besok ? Pasukan pemuda di Jakarta sudah bersiap.
Soekarno : Jika mungkin, ya kita akan melaksanakannya esok pagi.
Selesailah perundingan di Rengasdengklok. Semua anggota golongan tua maupun muda kembali ke Jakarta untuk membahas lanjut rencana
proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
SCENE III : Rumah Laksamana Maeda (Perumusan Teks Proklamasi)
Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 WIB, rombongan tiba di Jakarta.
Mr. Soebardjo : Bagaimana kita membicarakan naskah proklamasi untuk
mendeklarasikan kemerdekaan kita ?
Chairul Shaleh : Kita butuh tempat untuk membahasnya, Bung. Tapi hari sudah
malam dan pihak Jepang tak mungkin mengizinkan kita melakukan kegiatan sekarang,
apalagi jika mereka tahu bahwa kita hendak membicarakan rencana proklamasi.
Mr. Soebardjo : Saya punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira Jepang,
Laksamana Maeda.
(Rombongan kemudian berangkat ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol
No.1)
Mr. Soebardjo : (mengetuk pintu)
Laksamana Maeda : Selamat malam, Ada apa, Bung ?
Mr. Soebardjo : Maaf kami mengganggu Anda malam-malam begini. Kami perlu
tempat untuk membicarakan rencana kemerdekaan yang akan dilangsungkan esok
hari.
Laksamana Maeda : Benarkah itu ? Kalau begitu,masuklah. Saya turut gembira
mendengar kabar ini . Silakan gunakan ruangan yang kalian butuhkan. Saya akan pergi
istirahat dulu.
Chairul Shaleh : Terimakasih, Pak Perwira.
Perumusan Teks Proklamasi dilakukan di rumah makan Maeda. Tiga eksponen
pemuda yaitu Sukarni, Sudiro, dan B.M Diah menyaksikan Soekarno, Moh Hatta, dan
Mr. Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi.
Acara Perumusan naskah proklamasi berjalan lancar. Tidak ditemukan kesulitan untuk
menemukan rumusan yang tepat. Sebagai hasil pembicaraan mereka bertiga, di
perolehlah rumusan yang di tulis tangan oleh Soekarno.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, dibacakanlah rumusan naskah
proklamasi untuk yang pertama kalinya di depan para hadirin yang berada di rumah
Maeda yang langsung disetujui. Namun kemudian timbullah persoalan tentang siapa
saja yang akan menandatangani naskah proklamasi.
Chairul Shaleh : Menurut saya, sebaiknya naskah ini jangan ditandatangani oleh
anggota PPKI.
B.M Diah : Memang kenapa ? Lantas siapa yang akan
menandatanganinya?
Chairul Shaleh : PPKI kan lembaga bentukkan Jepang . Kita sudah sepakat tadi
untuk melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan Jepang.
Mr. Soebardjo : Kau benar, Nak. Bagaimana ini , Bung ?
Soekarno : Adakah dari kalian yang punya pendapat untuk menyelesaikan
masalah ini?
Sukarni : Bagaimana jika naskah ini ditandatangani oleh hadirin yang
datang saat ini? Seperti Amerika ketika menandatangani teks deklarasinya.
Moh.Hatta : Jangan, kita tidak boleh meniru. Kita harus berbeda dari bangsa
lain.
Wikana : Lalu bagaimana, Bung Karno ?
Soekarno : Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti Atas nama
bangsa Indonesia
Sukarni : Saya setuju, dan saya punya usul. Yang menandatangani teks
cukup dua orang saja yaitu Anda dan Bung Hatta sebagai wakil dari bangsa Indonesia.
Bagaimana ?
Soekarno : Usul yang bagus . Bagaimana hadirin ?
Hadirin (semua) : Kami setuju !!!
Setelah semuanya setuju, Soekarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik teks
proklamasi
Soekarno : Tolong kau ketik teks proklamasi ini. Jagalah teks ini baik-baik.
Sayuti Melik : Baik, Bung . (dengan segera mengetik teks tersebut)
Sayuti Melik pun mengetik teks tersebut. Semua persiapan proklamasi rampung pada
pukul 04.30 WIB. Lalu, semua hadirin pulang ke rumah masing-masing dengan
perasaan gembira. Kemudian para pemuda mengirimkan kurir-kurir untuk
menyampaikan bahwa saat proklamasi telah tiba. Mereka juga mengatur pelaksanaan
penyiaran berita proklamasi kemerdekaan. Menyebarkan beberapa pamfleet ke penjuru
Jakarta dan sekitarnya. Pengeras suara diusahakan adanya. Semua dilakukan agar
rakyat dapat turut menyaksikan momen paling berharga untuk bangsa Indonesia
Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka dan
berbincang sejenak.
Soekarno : Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar.
Terimakasih ibu telah menemani saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran ini.
Ibu Fatmawati : Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada
bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah kalian sudah
merencanakan bagaimana proklamasi besok akan berlangsung ?
Soekarno : Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti
akan di iringi lagu Indonesia Raya karya Bung Supratman.
Ibu Fatmawati : Bukankah kita belum punya bendera ? lantas bagaimana ?
Soekarno : Ya ampun , Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana
jika Ibu saja yang menjahitkan bendera ?
Ibu Fatmawati : Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain
merah dan putih. Apa tidak apa-apa?
Soekarno : Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting
kita sudah berusaha untuk menyediakannya.
Ibu Fatmawati : Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja bendera
nya Sang Saka Merah Putih . Bagaimana ?
Soekarno : Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka Sang Saka dan warna
nya merah putih , menjadi Sang Saka Merah Putih , Brilian !
Ibu Fatmawati : Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang nanti
akan bapak bacakan.
SCENE IV : Proklamasi Kemerdekaan
Hari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur
No.56 , dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sesaat sebelum upacara dimulai…
Soekarno : Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai
tanda awal kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)
Trimurti : Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk
mengibarkannya. (memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik bendera
ini. Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk pertama kalinya
dalam sejarah Indonesia.
Latief dan Suhud : Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.
Tiba saatnya Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Tokoh-tokoh pejuang Indonesia telah hadir di lokasi. Di antaranya yaitu Mr. AA.
Maramis, HOS Cokroaminoto, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, M. Tabrani dll.
Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa
langkah dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang
lantang dan mantap, Soekarno pun membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau
membacakan teks proklamasi.
Pidato Soekarno :
Saudara-saudara sekalian ! Saya telah minta Saudara hadir disini, untuk menyaksikan peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang umtuk merdeka.
Bahkan telah beratus-ratus tahun lamanya, gelombang aksi kita tidak putus dalam berjuang untuk memerdekakan negeri ini. Kita jatuh bangun menyusun kekuatan untuk menggapai cita-cita Indonesia bebas dari penjajahan bangsa lain. Semalam, kami para pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari berbagai penjuru bergabung untuk memusyawarahkan dan permusyawaratan itu seiya-sekata berkata : inilah saatnya bagi kita untuk mengobarkan api revolusi kemerdekaan Indonesia. Saudara sekalian ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain,
diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 45 Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta
Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya. Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
tersebut.
Peristiwa Proklamasi ini memang hanya berlangsung sebentar. Namun. Peristiwa itu telah megubah segala sendi kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan telah menjadi momentum puncak perjuangan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai generasi
penerus bangsa harus berprestasi dalam rangka mengisi kemerdekaan tersebut, bukan malah menodainya. Kita harus bisa membalas budi para
pejuang Tanah Air jaman dahulu dengan cara mempertahankan kemerdekaan ini !
NAMA – NAMA PEMERAN
1. Ir. Soekarno : Fachrian 2. Laksamana Maeda : Sandy3. Moh.Hatta : Adnan 4. Trimurti : Fadil5. Mr.Soebardjo : Laras 6. Iwa Kusumasumantri : Ika7. Chairul Shaleh : Syarif 8. Djojo Pranoto : Wal9. Wikana : Rima 10. Yusuf Kunto : Ika11. Darwis : Rizky 12. Sudiro : Salsa13. Syodanco Singgih : Wal 14. B.M Diah : Fadil15. Ibu Fatmawati : Candra 16. Sayuti Melik : Salsa 17. Sutan Syahrir : Wal 18. Latief H. : Iqbal19. Sukarni : Sandy20. Suhud : Wal21. Kumaikici harada : Ika22. Dr. Radjiman W. : Laras23. Icibangase : Salsa24. Moh. Yamin : Fadil25. Mr. Soepomo : Sandy26. Marsekal Terauchi : Sandy27. R. P. Suroso : Laras28. Hitoshi Immamura : Rizky29. PM Koiso : Iqbal30. Tentara Jepang I : Syarif31. Tentara jepang II : Wal