Upload
anandhita-pramudya-hadi
View
398
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Teori Merkantilisme dan Keuntungan Mutlak
Citation preview
1. Perdagangan Internasional
Teori perdagangan Internasional ada 3 yaitu :
1) Teori Praklasik Merkantilisme.
2) Teori Klasik.
a. Absolute Advantage dari Adam Smith.
b. Comparative Advantage dari David Ricardo yang dibagi lagi menjadi 2 yaitu Cost
Comparative Advantage ( Labor efficiency ) dan juga Production Comperative
Advantage ( Labor produktifity).
3) Teori Modern, yang dibagi menjadi :
a. The Proportional Faktors Theory.
b. Paradoks leontief.
c. Teori Opportunity Cost.
d. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD).
2. Teori Praklasik Merkantilisme
2.1 Pengertian Merkantilisme
Terminologi: mercari (Latin) , yang berarti "jual beli," yang berakar dari
kata merx, berarti "komoditas." Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang
menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset
atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum
perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat
digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas
maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar
jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga
neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme mengajarkan
bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan
perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor (dengan banyak
insentif) dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar).
Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan
dengan sistem ekonomi merkantilisme.
1
Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada
awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara
sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu
negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem
kapitalisme mulai lahir.
Merkantilisme adalah suatu sistem politik ekonomi :
1. Negara/raja memiliki wewenang yang besar dalam sistem ekonomi.
2. Kemakmuran suatu negara/raja diukur dari jumlah logam mulia yang dimiliki.
3. Perdagangan luar negeri/ perdagangan internasional merupakan jalan utama
memperoleh kekayaan (logam mulia).
2.1 Konsep Umum Merkantilisme
Banyak pendapat yang sudah dicetuskan para tokoh sejak jaman kuno. Pada
jaman tersebut ekonomi masih terikat dengan kuatnya prinsip-prinsip moral dan etika
yang bersumber pada agama. Keterikatan tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan
konsep ekonomi pada jaman pertengahan dan pada abad pertengahan.
Munculnya paham merkantilisme oleh para kaum aliran merkantilis pada
dasarnya menitikberatkan kepada bidang ekonomi seperti masalah-masalah
keduniawian. Oleh karena pemahaman merkantilisme yang terbatas pada masalah
keduniawian, sehingga banyak bermunculan pendapat-pendapat yang muncul hanya
saja memikirkan aspek ekonomis, bukan pada etika dan moral semata. Dengan kata lain
merkantilis merupakan perintis kearah pemikiran ekonomi yang hanya memandang
berdasarkan masalah-masalah ekonomi yang bersifat keduniawian.
Berbagai konsep yang dikemukakan oleh kaum merkantilis hanya diperoleh dari
semua negara barat yang perekonomian pada saat itu sedang berkembang (Teguh
Sihono, 2008). Negara-negara tersebut adalah Inggris dan Perancis. Sehingga konsep-
konsep ekonomi dalam negara tersebut mampu memberikan warna terhadap ajaran
kaum merkantilisme.
Sebenarnya hingga saat ini belum ada kesepakatan apakah merkantilisme dapat
disebut sebagai aliran ekonomi. Sebagian mengganggap bahwa merkantilisme adalah
2
suatu kebijakan ekonomi dalam bidang perdagangan yang terjadi pada jaman perintis,
yakni pada tahun 1500-1750, dan bukan merupakan sebuah aliran ekonomi.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang
berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika ingin maju harus
melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus
dilakukan dengan negara lain. Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melalui
surplus perdagangan luar negeri yang diterima dalam bentuk emas atau perak, sehingga
kebijaksanaan pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan membatasi aktifitas
impor. Negara-negara yang menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara lain,
Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.
Paham merkantilisme yang dianut oleh beberapa Negara tersebut pada abad ke
XVI pada dasarnya terjadi berdasarkan perdagangan antara Negara-negara eropa hingga
akhirnya sampailah ke perdagangan jalur Hindia-Belanda (Indonesia pada waktu itu).
Kebijaksanaan dalam masa merkantilisme sangat mengabaikan sektor pertanian.
Tiga pokok pemikiran aliran merkantilsme adalah neraca perdagangan dan mekanisme
arus logam mulia, proteksi dan teori kuantitas uang. Ketiga pokok pemikiran tersebut
terpusat pada suatu doktrin merkantilisme, yakni neraca perdagangan yang
menguntungkan. Dalam konsep merkantilisme, hasil devisa suatu Negara ditentukan
oleh beberapa faktor, yakni ekspor barang, ekspor jasa, ekspor logam mulia, dan impor
modal.
Faktor pendorong munculnya aliran merkantilis adalah semakin meningkatnya
peranan kegiatan perekonomian perorangan yang telah berorientasi pada keperluan
pasar. Keadaan seperti ini adalah awal dari munculnya revolusi industry yang terjadi di
Inggris (Launderth, 1976). Merkantilisme disebut juga sebagai kaum perintis. Karena
berdasarkan pemikiran merkantilis lah yang membawa suatu pemikiran kearah pemikir
ekonomi yang mendasarkan suatu ilmu hingga akhirnya muncul aliran klasik.
2.2 Pendapat Tokoh Merkantilisme
Pada abad ke-16, banyak sekali tokoh-tokoh merkantilis. Sehingga di dalam
makalah ini tidak dapat diuraikan satu persatu. Tokoh-tokoh merkantilisme dapat
dibedakan menjadi dua golongan yakni golongan tua dan muda. Tokoh pertama yakni
3
tokoh merkantilisme tua memiliki pandangan tidak sama dengan tokoh-tokoh dijaman
kuno. Tokoh-tokoh yang termasuk pada kaum ini adalah, Frenchman J. Bodin, John
Hales, Milles, Gerard de Malynes, dan Misselden. Kaum ini mendukung adanya
pernyataan bahwa Negara dikatakan berhasil jika Negara dapat memasukkan emas
sebanyak-banyaknya kedalam negeri, sehingga Negara akan menjadi makmur dan kaya.
Kemakmuran Negara dalam pemikiran kaum ini menitik beratkan kepada kepemilikan
emas. Karena pada kaum ini beranggapan bahwa emas memiliki kekuatan untuk
menentukan kekayaan suatu Negara.
Kaum Merkantilis tua juga disebut sebagai kaum Bullion. Dalam konsep yang
debrikan kaum bullion ini menganggap bahwa dalam mencapai kekayaan Negara,
Negara harus banyak mengekspor produk yang dibuat dalam negeri kepada Negara-
negara lainnya untuk selanjutnya dapat memasukkan emas sebanyak-banyaknya ke
dalam negerinya sendiri, emas tersebut harus diimpor dalam jumlah yang banyak.
Jelaslah, dengan konsep yang diberikan kaum tua seperti ini sangat lah tidak benar dan
mereka terkesan belum mengetahui hakekat dari perdagangan luar negeri itu sendiri
yang pada dasarnya merupakan sektor tumpuan pada Negara dengan paham
merkantilisme.
Golongan muda yang juga disebut sebagai kaum merkantilisme muda
merupakan kaum yang berada di luar tokoh merkantilisme tua. Golongan ini di
prakarsai oleh beberapa tokoh-tokoh penting seperti, Thomas mun, Sir William Petty,
Sir Dudley North, Richard Contillon, David Hume, dan John Locke.
Penjelasan mengenai merkantilisme dari beberapa tokoh merkantilisme yang
berasal dari golongan tua maupun golongan muda, antara lain :
1) Jean Bodin (1530-1596)
Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat
dikatakan sebagai orang pertama yang secara sistematis menyajikan teori
tentang uang dan harga. Menurutnya, bertambahnya uang yang diperoleh dari
perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga dapat disebabkan oleh praktik
monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan raja. Dalam praktik
4
tersebut, biasanya rakyat menjadi korban, sehingga sangat dikecam pada saat
itu.
Dalam bukunya yang berjudul Reponse Aux Paradoxes de
Malestroit (1568), dikemukakan oleh bodin, naiknya harga-harga barang secara
umum disebabkan oleh 5 faktor, yakni :
1. Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas.
2. Praktek momopoli yang dilakukan oleh dunia swasta maupun peran
Negara.
3. Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka oleh karena sebagian
hasil produksi di ekspor.
4. Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja.
5. Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung
di dalamnya dikurangi atau dipermainkan.
Bodin sependapat dengan Machiavelli bahwa negara mempunyai
kekuasaan yang mutlak terhadap warga negara, karena negara berada di atas
hokum. Sebenarnya teori yang dikemukakan oleh bodin ini agak berlebihan,
akan tetapi teori ini mencerminkan kebutuhan negara-negara nasional yang
sedang tumbuh akan kekuasaan untuk menjaga kestabilan ekonomi dan
menciptakan kemakmuran bagi setiap rakyatnya.
Menanggapi pola hidup mewah yang dilakukan oleh para kaum
bangsawan, Jean Bodin menekankan apabila jumlah cadangan yang berupa
persediaan emas tersebut lebih baik disimpan terlebih dahulu, dan pengeluaran
dilakukan secara hemat dan berhati-hati yang akan berujung pada terkendalinya
inflasi.
2) Thomas Mun (1571-1641)
Thomas Mun adalah seorang saudagar kaya yang berasal dari Inggris.
Dia banyak menulis tentang perdagangan luar negeri. Buku yang ditulisnya dan
sempat menjadi karya yang terkenal berjudul "England’s Treasure by Foreign
Trade" adalah salah satu sumbangan besar terhadap teori perdagangan luar
5
negeri. Thomas Mun mengecam kaum bullion yang melarang mengalirnya
emas keluar negeri.
Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan suatu negara, cara yang
biasa dilakukan adalah lewat perdagangan. Dia berpedoman bahwa nilai ekspor
keluar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan yang di impor oleh negara
tersebut. Dan juga perdagangan masih tetap akan menguntungkan sekalipun
tidak memiliki emas dan perak, dengan cara melakukan transaksi pembayaran
lewat bank.
Suatu negara yang memiliki terlalu banyak uang justru tidak baik karena
menaikkan harga-harga, dan meskipun kenaikan tersebut akan meningkatkan
pendapatan para pengusaha, namun kenaikan tersebut secara umum langsung
merugikan dan mengurangi volume perdagangan, karena harga yang tinggi akan
mengurangi konsumsi dan permintaan.
3) Baptis Colbert (1619-1683)
J. B. Colbert adalah seorang pejabat Negara Perancis dengan kedudukan
sebagai Menteri Utama di Bidang Ekonomi dan keuangan dalam pemerintahan
Louis XIV. Tujuan yang dibuat olehnya lebih mengarah pada kekuasaan dan
kejayaan negara daripada untuk meningkatkan kekayaan perseorangan.
Ia mendorong usaha dalam sektor kerajinan dan perdagangan dengan
menekankan pengenaan pabean impor, dengan tujuan memberikan subsidi
kepada kapal pengangkut Perancis, memperluas daerah jajahan Perancis,
memperbaiki sisitem transportasi dalam negeri. Untuk mendukung kebijakan
tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan murah, maka tenaga kerja
Perancis dilarang keluar negeri, sedangkan imigran dari luar negeri di dorong
masuk ke dalam negara.
J.B. Colbert menjamin hak monopoli yang diberikan kepada perusahaan-
perusahaan dengan tujuan mendorong timbulnya perusahaan baru khususnya
untuk perdagangan antar negara. Ia melakukan rangsangan terhadap penemuan-
penemuan baru serta membangun industri percontohan. Kemudia juga
6
mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dengan mendirikan akademi-
akademi, perpustakaan, dan memberikan subsidi ke setiap sektor ekonomi.
Dalam praktik ekonomi, banyak terjadi aliansi antara para saudagar
dengan penguasa. Kaum saudagar disini memperkuat dan mendukung
kedudukan dari penguasa. Penguasa juga memberi bantuan dan perlindungan
berupa monopoli dan proteksi. Pada abad tersebut, eropa dianggap sebagai
kapitalisme komersial, yang juga disebut sbeagai kapitalisme saudagar karena
hanya kaum saudagar yang memegang kendali perekonomian.
4) Sir William Petty (1623-1687)
Sebagai ahli akademisi yang mengajar di Oxford Universty, Sir William
banyak menuliskan tentang buku ekonomi politik. Selain itu, Petty juga dikenal
sebagai inovator, ahli bahasa, dokter, pelaut, dan wakil direktur di suatu
akademi.
Dalam karyanya yang berjudul "A treatise of Taxes and
Contributions" (1662), yang berisi tentang teori yang menyatakan bahwa
bukanlah jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang, melainkan
biaya yang diperlukan agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja.
Dalam hal uang, menurutnya uang hanya diperlukan dalam jumlah
secukupnya, tetapi lebih atau kurang dari yang diperlukan dapat mendatangkan
musibah. Harga untuk uang adalah bunga modal, dengan demikian, semakin
besar jumlah uang beredar, maka bunga modal turun, hal ini akan mendorong
kegiatan usaha. Ia juga berpendapat bahwa tingkat harga yang bervariasi
proporsionalnya dengan jumlah uang yang beredar. Teori inilah yang juga
dikembangkan oleh Irving Fisher untuk Teori Kuantitas Uang.
Karya yang lainnya adalah Political Arithmetic (1676), dalam karyanya
ini, ia menggambarkan bidang metodologi ekonomi. Dengan terbitnya buku ini
maka studi statsitika semakin berkembang di Inggris. Beliau yang
mengemukakan pertama kali tentang nilai tenaga kerja.
7
5) Sir Dudley North (1641-1691)
Sir Dudley North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya
perdagangan bebas tanpa adanya campur tangan dan intervensi dari pemerintah
melalui perundang-undangan dan segala peraturannya. Ia juga menekankan
bahwa pemerintah tidak perlu lagi mencegah larinya emas keluar negeri selama
emas tersebut digunakan sebagai keperluan perdagangan.
Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian suatu negara
adalah sebagai alat untuk memajukan perdagangan dan bukan untuk symbol
kekayaan negara. Negara akan jatuh miskin apabila uangnya digunakan untuk
peperangan dan kepentingan pembayaran untuk negara lain. Menurutnya, bunga
uang yang rendah akan mendorong perdagangan dan kemudian akan
memperkaya suatu negara.
6) David Hume (1711-1776)
Dalam teorinya, David Hume sangat memperhatikan faktor keadilan,
dan beranggapan bahwa ketidakadilan akan memperlemah suatu negara. Setiap
warga negara harus menikmati hasil kerjanya sesuai dengan kesempatan yang
diperolehnya. Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh
kaum kaya akan di distribusikan lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka
dapat terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut.
Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal :
“Price Specie-flow Mechanism” (Mekanisme penyesuaian neraca
perdagangan), harga barang/jasa di dalam negeri naik maka konsumen mencari
harga lebih murah di negara lain dan meningkatkan impor.
2.3 Tujuan Merkantilisme
Tujuan dari merkantilisme adalah:
1. Memperbanyak aset dan modal negara/raja.
2. Melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara.
3. Membiayai negara/raja sebagai satu-satunya penguasa ekonomi.
4. Membiayai dan memperkuat armada perang.
8
Inti pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
a. Negara harus memperbanyak kekayaannya dengan menumpuk logam mulia.
b. Volume perdagangan global harus ditingkatkan dengan memperbesar ekspor dan
menekan impor.
c. Surplus yang diperoleh dari nett ekspor akan dibayar dengan logam mulia, sehingga
semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.
d. Jumlah logam mulia yang dimiliki suatu negara sebagai alat pembanding tingkat
kemakmuran diantara negara yang lain.
e. Logam mulia digunakan sebagai modal membiayai armada perang untuk
memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.
2.4 Jenis Merkantilisme
Pada dasarnya Merkantilisme adalah cara untuk mencapai kemakmuran negara.
Namun pada prakteknya ada dua jenis merkantilis yang bisa dibedakan berdasarkan
cara mencapai kemakmuran. Kedua jenis merkantilis tersebut adalah:
1) Kelompok Bullionist
Kelompok bullionist berkembang sebagai awal perkembangan
kelompok merkantilis murni, dipelopori oleh Gerald Malynes. Kelompok
ini mengaitkan kemakmuran negara dengan banyaknya logam mulia.
Semakin besar stok logam mulia di dalam negeri, semakin makmur, megah
dan berkuasa negara tersebut.
Kebijakan kelompok ini adalah
a) Mendorong ekspor sebesar-besarnya, (kecuali logam mulia).
b) Melarang impor dengan ketat, (kecuali logam mulia).
c) Surplus ekspor harus dibayar dengan logam mulia.
2) Merkantilis Murni
Kata kunci merkantilis murni adalah aspek suku bunga. Suku bunga
yang rendah akan menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan untuk
mendorong kegiatan ekonomi. Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang
maka harga barang juga harus meningkat dan peningkatan harga barang
9
dapat terjadi apabila jumlah uang beredar meningkat. Agar uang bertambah
maka jalan yang paling mudah adalah melakukan perdagangan
internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib berusaha memperoleh
neraca perdagangan yang menguntungkan. Pendukung utama kelompok
merkantilis murni adalah Thomas Mun (Inggris), Colbert (Perancis), Von
Hornigh (Jerman) dan Becker (Austria).
2.5 Dampak Merkantilisme Eropa Pada Sejarah Dunia
Ekonomi Kerajaan Inggris semakin meningkat pada zaman Raja Henry VII.
Inggris memperoleh keuntungan besar dari perdagangan luar negerinya. Kemudian,
merkantilisme mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan
dimanfaatkan sebagai daerah monopoli perdagangannya. Kesuksesan Inggris
memanfaatkan daerah-daerah koloninya, membuat Bangsa Eropa tergiur (Belanda,
Perancis dan Spanyol). Tak heran merkantilisme semakin memperluas peperangan
antar-bangsa-eropa dalam rangka memperebutkan daerah-daerah koloni di penjuru
dunia. Politik merkantilisme ini jugalah yang melahirkan terbentuknya persekutuan
dagang masyarakat Eropa, seperti EIC di India dan VOC di Indonesia.
Dengan perkembangan teknologi, merkantilisme mampu mendukung
perubahan bentuk usaha domestic system berubah menjadi manufacture system. Dengan
demikian politik ekonomi merkantilisme mendukung berlangsungnya revolusi industri
yang berkembang di negara Inggris.
Dampak dari merkantilisme dalam sejarah:
a. Lahirnya kolonialisme imprealisme.
b. Aktifnya perdagangan internasional.
c. Berkembangnya teknologi-teknologi baru, misalnya Act of Navigation yang
sangat membantu perkapalan Inggris, penemuan mesin uap dalam rangka
efisiensi produksi membawa Inggris pada revolusi industri.
10
2.6 Kritik Terhadap Paham Merkantilisme
a) David Hume
Ide pokok merkantilis yang mengagungkan logam mulia dikritik keras oleh
David Hume. Hume menyatakan bahwa menambah logam mulia sama dengan
menambah jumlah uang beredar (money supply). Bila money supply naik sedangkan
tingkat produksi tetap, maka akan terjadi inflasi (kenaikan harga). Kenaikan harga
di dalam negeri akan menaikkan harga barang-barang ekspor, sehingga jumlah
barang yang di-ekspor akan menurun. Pada situasi dimana harga barang impor lebih
rendah daripada barang dalam negeri, akan meningkatkan impor. Hingga nett
ekspor mencapai negatif, cadangan logam mulia akan dipakai untuk membiayai
impor. Dengan berkurangnya logam mulia yang dimiliki maka negara/raja menjadi
lebih miskin (berkurang kekayaannya).
b) Adam Smith
Kritikan Hume ini kemudian melahirkan teori klasik atau absolute
advantage dari Adam Smith pada akhir abad ke-18. Kritik Adam Smith:
1) Ukuran kekayaan suatu negara bukan berdasarkan logam mulia.
2) Kemakmuran suatu negara berdasarkan jumlah nilai tambah produksi barang
domestik (PDB) ditambah dengan surplus perdagangan.
3) Pemerintah perlu mengurangi campur tangannya dalam perdagangan, sehingga
mendukung terjadinya perdagangan bebas.
4) Perdagangan bebas akan meningkatkan daya kompetisi, sehingga akan
mendorong spesialisasi berdasarkan absolute advantage.
5) Spesialisasi akan mendorong produktivitas dan efisiensi.
6) Peningkatan produktivitas adan efisiensi akan meningkatkan PDB dan surplus
perdagangan.
7) Peningkatan PDB dan surplus perdagangan identik dengan peningkatan
kemakmuran suatu negara/raja.
Kritikan-kritikan ini menggiring dunia untuk mengakhiri era merkantilisme,
dan memasuku ekonomi klasik.
11
3. Teori Absolute Advantage (Keunggulan Mutlak) - Adam Smith.
Absolute Advantage adalah kemampuan suatu pihak untuk menghasilkan barang atau
jasa yang lebih banyak daripada para pesaing, dengan menggunakan sumber daya yang sama.
Absolute Advantage ditentukan oleh perbandingan sederhana dari produktivitas tenaga kerja,
sangat memungkinkan bagi suatu pihak untuk tidak memiliki keuntungan absolut pada yang
lainnya. Sehingga tidak ada terjadi perdagangan dengan pihak lain. Tampak kontras
perbedaannya pada konsep keuntungan komparatif yang mengacu pada kemampuan untuk
menghasilkan barang-barang tertentu pada biaya peluang yang lebih rendah.
Teori ini berasal dari “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of
Nations” oleh Adam Smith tahun 1776. Adam Smith berpendapat bahwa tidak mungkin
semua bangsa menjadi kaya secara serentak, jika mengikuti Merkantilisme, karena ekspor
dari salah satu negara adalah impor bagi negara tujuan. Sebaliknya, semua negara akan bisa
untung secara serentak jika mereka mempraktikkan perdagangan bebas dan spesialisasi
sesuai dengan keuntungan absolut mereka. Smith juga menyatakan bahwa kesejahteraan para
bangsa tergantung pada barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia bagi warga negara
ketimbang cadangan emas mereka. Ketika ada kemungkinan dari perdagangan keuntungan
absolut, maka keuntungan tidak mungkin bermanfaat satu sama lain. Dengan cara ini negara-
negara yang mengadakan hubungan perdagangan internasional dapat memperoleh
keuntungan.
Teori absolute advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan kepada beberapa
asumsi pokok antara lain :
a. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
b. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
c. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.
d. Biaya transpor ditiadakan.
12
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Tabel 1.1 Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Negara Amerika dan Inggris
Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum
sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di
Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4
unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan
bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki
absolute advantage pada produksi pakaian.
Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu
macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan
dari teori absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang
saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor
hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara
yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena
tidak ada keuntungan.
Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka
masing-masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang
tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun
keuntungan yang diperkembangkan. Keuntungan alamiah adalah : keuntungan yang
diperoleh karena suatu negara memiliki sumberdaya alam yang tidak dimiliki oleh negara
lain baik kualitas maupun kuantitas. Sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan yang di
perkembangkan adalah : Keuntungan yang diperoleh karena suatu negara telah mampu
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk-produk yang
diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain. (Soelistyo, 1991:28)
13