18
EPISTEMOLOGI (Cara Mendapatkan Pengetahuan yang Benar) MAKALAH Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Sains yang dibina oleh Prof. Dr. Subandi, M.Si Disusun leh ! Dyah "i#ayanti $%&'((%)')*+% Hanie -idya hristie $%&'((%)')*)& /ka 0udi 1uliastini $%&'((%)')*)2 UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCA SARANA PROGRAM STU!I PEN!I!I"AN "IMIA Me# $%&'

Tugas Filsafat-Epistemologi

Embed Size (px)

Citation preview

EPISTEMOLOGI(Cara Mendapatkan Pengetahuan yang Benar)

MAKALAHUntuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Sainsyang dibina oleh Prof. Dr. Subandi, M.Si

Disusun Oleh :

Dyah Wijayanti(140331808571)Hanie Vidya Christie(140331808584)Ika Budi Yuliastini(140331808586)

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCA SARJANAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAMei 2015

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSecara etimologi istilah epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme(pengetahuan) dan logos(teori). Epistemologi dalam The New Lexicon Websters Ensyclopedic Dictionary didefinisikan sebagai cabang ilmu filsafat yang mempelajari sifat ilmu pengetahuan, asal mula terjadinya, dasar-dasarnya, batas dan validitasnya. Menurut Kattsoff (1986:76) epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas asal-usul, susunan, metode-metode, dan sahnya pengetahuan. Sementara itu Lubis (1994:17) berpendapat bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang menjelaskan bagaimana cara menyusun pengetahuan yang benar. Landasan bagi epistemologi ilmu adalah metode ilmiah. Buttler dan Salam (1997) berpendapat epistemologi meliputi hakekat pengetahuan, sumber pengetahuan, dan metode pengetahuan. Sejalan dengan pemikiran tersebut di atas Notohadiningrat (1991:5) menyatakan epistemologi adalah suatu teori tentang pengetahuan yang berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan dan metode keilmuan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa epistemologi pada intinya adalah pemanfaatan suatu prosedur kerja atau cara kerja untuk memperoleh pengetahuan yang benar dengan menggunakan metode ilmiah.Epistemologi juga disebut logika yaitu ilmu tentang pikiran. Akan tetapi, logika dibagi menjadi dua logika minor dan logika mayor. Logika minor mempelajari struktur berfikir dan dalil-dalilnya seperti silogisme. Sedangkan logika mayor mempelajari hal pengetahuan, kebenaran dan kepastian yang sama dengan ruang lingkup epistemologi.Epistemologi juga dikaitkan bahkan disamakan dengan suatu disiplin yang disebut Critica, yaitu pengetahuan sistematik mengenai kriteria dan patokan untuk menentukan pengetahuan yang benar dan yang tidak benar. Batasan-batasan diatas nampak jelas hal yang ingin diselesaikan epistemologi adalah bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, validitas pengetahuan dan kebenaran pengetahuan.Masalah epistemologi bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan. Sebelum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan kefilsafatan, perlu diperhatikan bagaimana dan dengan sarana apakah kita dapat memperoleh pengetahuan. Jika kita mengetahui batas-batas pengetahuan, kita tidak akan mencoba untuk mengetahui hal-hal yang pada akhirnya tidak dapat diketahui. Sebenarnya kita baru dapat menganggap mempunyai suatu pengetahuan setelah kita meneliti pertanyaan-pertanyaan epistemologi.

B. RUMUSAN MASALAHa. Bagaimana jarum sejarah pengetahuan?b. Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan yang benar?c. Apa yang dimaksud dengan metode ilmiah?d. Bagaimana struktur pengetahuan ilmiah?

C. TUJUANAdapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :a. Mengetahui jarum sejarah pengetahuanb. Mengetahui cara mendapatkan pengetahuan yang benarc. Mengetahui metode ilmiahd. Mengetahui struktur pengetahuan ilmiah

BAB IIPEMBAHASAN

A. Jarum sejarah pengetahuanDalam pandangan Theosentrisme, Ilmu pengetahuan sebagai penunjuk cara dan arah kegiatan manusia sudah berlaku sejak zaman nabi Adam a.s. Pengetahuan mengalami beberapa perkembangan yang terangkum dalam Jarum sejarah pengetahuan yaitu meliputi:a. Masa masyarakat primitive (Sebelum abad 17) tidak terdapat pembeda antara berbagai pengetahuan/belum tampak pembedaan antara berbagai organisasi kemasyarakatan memakai kriteria kesamaan bukan perbedaan. Contoh : pada masa itu terdapat obat yang dianggap dapat menyembuhkan segala penyakit. Contoh yang lain adalah jika ada seseorang yang ahli dalam bidang peternakan ayam, maka orang tersebut dianggap juga ahli dalam hal apapun lainnya.b. Abad penalaran (The Age of Reason) pada pertengahan abad 17 Memakai konsep perbedaan bukan persamaan Adanya spesialisasi pekerjaan yang mengakibatkan adanya perubahan struktur kemasyarakatan Pengetahuan mulai dibedakan berdasarkan apa yang diketahui, bagaimana cara mengetahui, dan untuk apa pengetahhuan dipergunakan Terdapat diferensiasi ilmu, yang berdasarkan objek telaahnya dibedakan menjadi ilmu alam dan ilmu sosial. Hal ini membuat menciutnya kapling disiplin ilmu, sehingga menimbulkan beberapa masalah karena satu objek ilmu bisa berkaitan dengan ilmu/pengetahuan yang lain.c. Masa pendekatan inter-disipliner Mengaburkan batas-batas disiplin kelimuan dan berdifusi (menyatu). Namun dalam hal ini bukan berarti mengaburkan otonomi masing-masing disiplin ilmu yang sudah pada route nya, tapi menciptakan paradigma baru. Paradigma yang dimaksud disini adalah bukan ilmu, tetapi sarana berfikir ilmiah seperti logika, matematika, statistika, dan bahasa.

d. Paradigma konsep-sistem (setelah PD II) Alat untuk mengadakan pengkajian bersama antar disiplin ilmu. Yang dimaksud disini bukan fusi antara berbagai disiplin ilmu yang akan menimbulkan anarki keilmuan, melainkan federasi yang diikat oleh suatu pendekatan tertentu sehingga setiap disiplin ilmu menyumbangkan otonominya masing-masing sehingga menyumbang analisis dalam mengkaji objek yang menjadi kajian bersama.B. PengetahuanSecara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge.Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).Sedangkan secara terminologi definisi pengetahuan ada beberapa definisi, antara lain:1. Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. 2. Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.3. Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk didalamnya ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung dan tak langsung memperkaya kehidupan kita. Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan.Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka (Supriyanto, 2003).Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu. Setiap ilmu (sains) adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak setiap pengetahuan adalah ilmu.Ilmu adalah semacam pengetahuan yang telah disusun secara sistematis. Bagaimana cara menyusun kumpulan pengetahuan agar menjadi ilmu? Jawabnya pengetahuan itu harus dikandung dulu oleh filsafat , lalu dilahirkan, dibesarkan dan diasuh oleh matematika, logika, bahasa, statistika dan metode ilmiah. Maka seseorang yang ingin berilmu perlu memiliki pengetahuan yang banyak dan memiliki pengetahuan tentang logika, matematika, statistika dan bahasa.Kemudian pengetahuan yang banyak itu diolah oleh suatu metode tertentu.Metode itu ialah metode ilmiah. Pengetahuan tentang metode ilmiah diperlukan juga untuk menyusun pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk menjadi ilmu dan menarik pengetahuan lain yang dibutuhkan untuk melengkapinya. Cara memperoleh pengetahuan/terjadinya pengetahuanMenurut John Hospers yang dikutip oleh Surajino, mengatakan bahwa ada enam hal penting sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan. Enam hal itu antara lain :1. Pengalaman Inderawi ( Sense experience ) : sarana paling vital dalam memperoleh pengetahuan. Melalui indera-indera kita dapat berhubungan dengan berbagai macam obyek di luar diri kita. Kesalahan bisa terjadi kalau tidak ada ketidakharmonisan dalam semua peralatan indera itu.2. Penalaran ( reasoning ). Penalaran merupakan karya akal yang menggabungkan dua pemikiran atau lebih untuk memperoleh pengetahuan baru.3. Otoritas ( authority) : kewibawaan atau kekuasaan yang sah yang dimiliki seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Ia dilihat sebagai salah satu sumber pengetahuan karena kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang memiliki kewibawaan dalam pengetahuannya.4. Intuisi ( Intution ) : Pengetahuan intuisi tidak dapat dibuktikan seketika atau lewat kenyataan karena tidak ada pengetahuan yang mendahuluinya.5. Wahyu ( Revelation ) : Pengetahuan yang diperoleh dari yang Ilahi lewat para nabi dan utusan-Nya demi kepentingan umat-Nya. Dasar pengetahuan adalah kepercayaan akan sesuatu yang disampaikan oleh sumber wahyu itu sendiri. Dari kepercayaan ini muncul keyakinan.6. Keyakinan ( faith) : Keyakinan mendasarkan diri pada dogma-dogma atau ajaran-ajaran agama yang diungkapkan lewat norma-norma dan aturan-aturan agama.Adapun menurut Yuyun S. Suryasumantri (2001:50) pada dasarnya ada dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu mendasarkan diri pada rasio dan mendasarkan diri pada pengalaman. Sehingga muncul beberapa paham tentang cara memperoleh pengetahuan, antara lain:1. RasionalismeRasionalisme adalah aliran berpikir yang berpendapat bahwa pengetahuan yang benar mengandalkan akal yang menjadi dasar pengetahuan ilmiah.Pengetahuan rasional adalah suatu pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian buku, pengajaran seorang guru dan sekolah. Tokoh-tokoh paham rasionalisme yaitu: Agustinus, Johanes Scotus, Avicena, Plato, Galileo, Leonardo da Vinci, Leibniz.2. Empirisme.Sumber pengetahuan satu-satunya adalah pengalaman dan pengamatan inderawi. Data dan fakta yang ditangkap oleh panca indera kita adalah sumber pengetahuan. Salah satu tokohnya adalah John Locke.3. KritismeUntuk bisa menangkap sesuatu sudah diandaikan bahwa kita memiliki konsep atau pemahaman tertentu,juga tidak benar bahwa sejak kelahiran seorang manusia sudah memiliki pengetahuandalam benaknya.Pengetahuan hanya bisa terjadi oleh kerjasama antara pengalaman indra dan akal budi, dan tidak mungkin yang satu bekerja tanpa yang lain.Salah satu tokohnya adalah Immanuel Kant4. PostivismePositivisme selalu berpangkal pada apa yang telah diketahui, yang faktual dan positif. Semua yang diketahui secara positif adalah semua gejala atau sesuatu yang tampak, karena itu mereka menolak metafisika. Yang paling penting adalah pengetahuan tentang kenyataan dan menyelidiki hubungan-hubungan antar kenyataan untuk bisa memprediksi apa yang akan terjadi dikemudian hari, dan bukannya mempelajari hakikat atau makna dari semua kenyataan itu.

Kebenaran pengetahuanMenurut ahli epistemologi dan filsafat, pada umumnya untuk membuktikan bahwa pengetahuan bernilai benar, seseorang menganalisis terlebih dahulu cara, sikap dan sarana yang digunakan untuk membangun suatu pengetahuan. Ada beberapa yang menjelaskan tentang kebenaran (Surajino, 2005) antara sebagai berikut :1. The correspondence theory of truth (teori kebenaran saling berkesinambungan). Berdasarkan teori pengetahuan Aristoteles yang menyatakan bahwa kebenaran itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan apa sungguh merupakan halnya atau faktanya.2. The semantic theory of truth (teori kebenaran berdasarkan arti). Berdasarkan teori kebenaran sematiknya Bertrand Russell, bahwa kebenaran itu ditinjau dari arti segi atau maknanya.3. The consistence theory of truth (teori kebenaran berdasarkan konsisten). Menurut teori ini, suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar4. The pragmatic theory of truth (teori kebenaran berdasarkan pragmatik). Yang dimaksud dengan teori ini ialah benar tidaknya sesuatu ucapan, dalil atau teori semata-mata bergantung kepada berfaedahnya ucapan, dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya.5. The coherence theory of truth (teori kebenaran berdasarkan koheren). Berdasarkan teori koherennya kattsoff (1986) dalam bukunya element of philosopy, bahwa suatu prosisis itu benar, apabila berhubungan dengan ide-ide dari proposisi terdahulu yang telah dan benar.6. The logical superfluity of truth (teori kebenaran logis yang berlebihan). Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Ayer, bahwa problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan bersifat pemborosan, karena pada dasarnya apa yang hendak dibuktikan kebenarannya memiliki derajat yang sama yang sama-sama saling melingkupi.7. Teori skeptivisme, suatu kebenaran dicari ilmiah dan tidak ada kebenaran yang lengkap8. Teori kebenaran nondeskripsi. Teori yang dikembangkan oleh penganut filsafat fungsionalisme, yang menyatakan bahwa suatu stetment atau pernyataan mempunyai nilai benar amat tergantung peran dan fungsi daripada pernyataan itu.Sedangkan nilai kebenaran itu bertingkat-tingkat, sebagaimana yang diuraikan oleh Anshari ada empat tingkatan kebenaran: 1. Kebenaran wahyu 2. Kebenaran spekulatif filsafat 3. Kebenaran positif ilmu pengetahuan 4. Kebenaran pengetahuan biasa.Jenis-jenis PengetahuanBerdasarkan cara kerja yang dipakai dalam memperoleh dan mempertanggungjawabkan kebenarannya serta berdasarkan perbedaan objek yang yang menjadi bahan kajiannya, pengetahuan dibedakan menjadi :a. Pengetahuan ilmiah/ilmuMerupakan pengetahuan yang diperoleh dan dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah atau dengan menerapkan cara kerja ilmiah atau metode ilmiah. b. Pengetahuan MoralDalam pengetahuan ini, tidak ada klaim kebenaran yang absah. Penilaian dan putusan moral pada dasarnya berakar pada latar belakang budaya seseorang. Terdapat dua penilaian kebenaran dalam pengetahuan moral; Relativisme , penerimaan kebenaran penilaian dan putusan moral yang bersifat relatif terhadap kebudayaan tempat penilaian dan putusan moral itu dibuat Nonkognitivisme, penilian dan putusan moral tidak termasuk wacana yang mau menegaskan benar-salah , tetapi bermaksud mengungkapkan perasaan atau sikap penilai maupun pendengar terhadap kebudayaan tempat orang lahir dan dibesarkanc. Pengetahuan ReligiusPengetahuan yang kebenarannya tidak dapat ditentukan benar-salahnya baik secara apriori (pengetahuan pra pengalaman) berdasarkan penalaran logis maupun secara aposteriori (pengetahuan purna pengalaman) berdasarakan pengalaman.Kebenaran pengetahuan ini di luar lingkup pengetahuan manusia.

Ruang Lingkup pengetahuan secara ontologi, epistomologi dan aksiologi ada tiga yaitu Ilmu, Agama dan Seni pada skema berikut :

Pengetahuan(Ontologi, epistemologi, Aksiologi)AgamaTransedentalPesan Etika Moral(Pendidikan moral pikiran dan pekerti)SeniSubjektifBeri makna pada objek (emosi dan pikiran)KomunikatifDeskripsi, ruang lingkup terbatasIlmuLingkup pengalaman, objektif.Memahami apa adanyaUmum dan ImpersonalKonsisten

C. METODE ILMIAHSecara etimologis kata metode berasal dari bahasa Inggris method yang artinya cara. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia kata metode artinya cara yang diatur dan dipikir baik-baik. Metode yang dimaksud dalam pembahasan makalah ini adalah suatu cara yang sistematis yang dapat digunakan dalam mencari ilmu pengetahuan yang logis dan rasional (metode ilmiah). Ada beberapa pendapat tentang definisi metode ilmiah. Pertama, Metode Ilmiah adalah mekanisme atau cara mendapatkan pengetahuan yang benar melalui prosedur yang didasarkan pada suatu struktur logis yang terdiri atas suatu tahapan kerja tertentu. Pendapat kedua, Metode Ilmiah adalah proses berfikir untuk mendapatkan cara penyelesaian suatu masalah yang mungkin berdasarkan bukti-bukti. Pendapat ketiga, Metode ilmiah adalah cara kerja dari ilmu pengetahuan, bersifat ilmiah serta merupakan langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu baik direfleksikan atau diterima begitu saja.Metode Ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut dengan ilmu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar disebut sebagai ilmu adalah rasional dan teruji. Dengan cara menggabungkan cara deduktif dan induktif. Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional dan bersifat konsisten.Esensi dalam penemuan ilmiah yaitu kita mengetahui sesuatu yang belum pernah kita ketahui sebagai kesimpulan dalam penalaran deduktif. Secara garis besar tujuan metode ilmiah dimaksudkan untuk;1. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.2. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. 3. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Proses kegiatan ilmiah menurut Ritchi Calder berawal dari ketika manusia mengamati sesuatu. Perhatian itu merupakan suatu masalah bila dalam pengalaman kita menimbulkan pertanyaan (Jhon Dewey), dengan adanya masalah ini maka proses kegiatan berpikir dimulaiDalam menghadapi masalah maka Van Peursen membagi perkembangan kebudayaan menjadi 3 tahapyaitu :1. Mistis, yaitu sikap manusia yang merasakan dirinya dikepung dalam kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya2. Ontologis, yaitu sikap yang tidak lagi dipengaruhi oleh kekuatan gaib dan bersikap mengambil jarak dari obyek disekitarnya serta memulai melakukan penelaahan-penalaahan terhadap obyek tersebut3. Fungsional, yaitu manusia memfungsionalkan pengetahuan bagi kepentingan dirinya. Ilmu berbeda dengan Agama, yaitu perbedaan lingkup permasalahan yang dihadapi yang menyebabkan perbedaan metode dalam memecahkan masalah yang dihadapi.Perbedaan ini harus diketahui dengan benar untuk dapat menempatkan ilmu dan agama dalam perspektif yang sesungguhnya.Metode Ilmiah merupakan pendekatan rasional digabungkan dengan pendekatan empiris, secara rasional ilmu menyusun pengetahuan secara konsisten dan komulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai dengan fakta dan yang tidak sesuai. Teori ilmiah harus memenuhi syarat:1. Harus konsisten dengan dengan teori sebelumnya2. Harus cocok dengan fakta-fakta empirisMetode ilmiah harus memiliki sifat-sifat:1. Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu) 2. Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja) 3. Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan)Oleh sebab itu sebelum teruji secara empiris harus didahului dengan hipotetis atau penjelasan sementara yang juga merupakan jawaban sementara bagi permasalahan yang dihadapi, dalam hal ini hipotesis merupakan penunjuk jalan yang memungkinkan kita mendapatkan jawaban permasalahan, hipotesis ini harus diverifikasi kebenarannya.Metode ilmiah sering dikenal dengan Logico -hypothetico-Verifikasi yang menurut Tyndall sebagai perkawinan antara induksi dan deduksi, pada proses induksi dilakukan pengumpulan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotetis didukung oleh fakta atau tidak. Langkah berikutnya adalah menguji hipotesis tersebut dalam mengkonfrontasikannya dengan dunia fisik yang nyata. Atau dapat dinyatakan fakta-fakta apa yang dapat kita amati dari hipotesis yang kita buat yang memungkinkan kita dapat menarik kesimpulan apakah pernyataan kita itu didukung oleh fakta atau tidak. Suatu contoh pernyataan pasang dan surut air laut disebabkan oleh daya tarik bulan yang berpindah pindah sambil dia mengelilingi bumi, gejala ini dapat kita amati dengan panca indera melakukan hal ini berarti kita sedang memverifikasi apakah pernyataan tersebut benar atau tidak.Seorang ilmuwan biasanya bersifat skeptis dia selalu meragukan segala sesuatu, mereka memerlukan penjelasan yang masuk akal dan tidak bersifat kontradiktif dengan dengan pengetahuan ilmiah yang dimilikinya setelah itu minta pembuktiannya. Atau dapat dikatakan proses berpikir seorang ilmuwan adalah dimulai dengan ragu-ragu dan diakhiri dengan percaya atau tidak percaya, berbeda dengan agama, jika agama dimulai dengan percaya dan diakhiri dengan makin percaya atau mungkin jadi ragu. Pengetahuan agama harus diterima dulu sebagai hipotesis yang kebenarannya kemudian diuji oleh kita sendiri melalui seluruh aspek kemanusiaan kita seperti penalaran, perasaan, intuisi, imajinasi, dan juga pengalaman.Tidak semua pernyataan keagamaan dapat kita verifikasi misalnya keberadaan Malaikat karena semua itu diluar jangkauan manusia.Karenanya pengetahuan agama itu bersifat personal dan subyektif sedangkan ilmu bersifat impersonal dan obyektif.Ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui tahap ilmiah (metode ilmia) harus memliki kriteria, antara lain:1. Berdasarkan fakta.2. Bebas dari prasangka3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.4. Menggunakan hipotesa5. Menggunakah ukuran objektif.6. Menggunakan teknik kuantifikasi. Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah adalah:1. Perumusan Masalah, merupakan pertanyaan mengenai obyek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang ada.2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis, merupakan argumentasi ynng menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara faktor-faktor terkait.3. Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.4. Pengujian Hipotesis, pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis untuk mendukung hipotesis diterima atau tidak5. Penarikan kesimpulan, merupakan penilaian apakah suatu hipotesis diterima atau ditolak, hipotesis yang diterima dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah yang memiliki persyaratan keilmuan yaitu konsisten dan telah teruji kebenarannya.Metode ilmiah ini pada dasarnya adalah sama untuk semua bidang ilmu baik yang termasuk ilmu alam maupunilmu-ilmu sosial perbedaannya hanya terletak pada aspek-aspek tekniknya dan bukan pada struktur berpikir atau aspek metodologinya, misalnya teknik pengumpulan data mengenai gejala gunung berapi tentu berbeda dengan teknik pengumpulan data tentang sikap remaja mengenai pergaulan bebas.

Jika tahapan metode ilmiah dilakukan dengan tertib dan disiplin,maka dapat memiliki banyak kelebihan, antara lain:1. Memupuk sifat objektif, metodik, dan sistematik2. Mencintai kebenaran dan bersifat adil.3. Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak bersifat mutlak.4. Membimbing untuk bersikap optimis, teliti, dan berani membuat pernyataan yang menurut keyakinan ilmiah yang benar.5. Membimbing kita untuk tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti yang nyata.Walaupun demikian ilmu tentunya memiliki keterbatasan dan kekurangan. Tetapi kekurangan dan keterbatasan ini bukanlah merupakan alasan untuk menolak eksistensi ilmu dalam kehidupan kita, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang telah menunjukkan keampuhannya dalam membangun kemajuan peradapan manusia saat ini.Kekurangan dan kelebihan ilmu hendaknya digunakan sebagai pedoman untuk meletakkan ilmu dalam tempat yang sewajarnya.Dengan demikian kita dapat memanfaatkan kegunaan semaksimal mungkin bagi kemaslahatan manusia.Adapun beberapa keterbatasan dari metode ilmiah:1. Kebenaran ilmiah bersifat tentatif sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan maka kesimpulan itu dianggap benar. Sebaliknya, kesimpulan yang dapat menolak kesimpulan ilmiah terdahulu menjadi kebenaran yang baru.2. Tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang bersangkutan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau untuk menguji adanya Tuhan. 3. Dengan metode ilmiah, kedudukan pengetahuan berubah menjadi ilmu pengetahuan, yaitu menjadi lebih khusus dan terbatas ruang lingkupnya.

D. STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAHIlmu sering disebut sebagai disiplin karena pengetahuan ilmiah diproses lewat proses-proses melalui serangkaian langkah- langkah tertentu yang dilakukan secara disiplin, kedisiplinan ini yang memungkinkan ilmu dapat berkembang pesat dibandingkan dengan pengetahuan lainnya.Metode Ilmiah mempunyai mekanisme umpan balik yang bersifat korektif yang memungkinkan upaya keilmuan menemukan kesalahan yang mungkin diperbuatnya. Sebaliknya bila ternyata sebuah pengetahuan ilmiah yang baru itu adalah benar, maka pernyataan yang terkandung dalam pengetahuan ini dapat dipergunakan sebagai premis baru dalam kerangka pemikiran yang menghasilkan hipotesis- hipotesis baru, yang jika dibenarkan dalam proses pengujian maka akan diperoleh pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang baru pula.Pengetahuan ilmiah pada hakekatnya memiliki tiga fungsi yaitu, menjelaskan, meramalkan dan mengontrol1. MenjelaskanAda empat jenis pola penjelasan yaitu, deduktif, Probabilistik, fungsional atau teleologis, dan genetik.a. Penjelasan deduktif, mempergunakan cara berpikir deduktif dalam menjelaskan suatu gejala dengan menarik kesimpulan secara logis dari premis-premis yang sudah ditetapkan sebelumnyab. Penjelasan Probabilistik, merupakan penjelasan yang dapat ditarik secara induktif dari sejumlah kasus yang dengan demikian tidak memberikan kepastian melainkan penjelasan berupa peluang atau kemungkianan besarc. Penjelasan fungsional atau teleologis merupakan penjelasan yang meletakkan sebuah unsur dalam kaitannya dengan sistem secara keseluruhan yang memiliki karakteristik atau arah perkembangnan tertentud. Penjelasan genetic, mempergunakan faktor-faktor yang timbul sebelumnya dalam menjelaskan gejala-gejala yang muncul kemudian. Misalnya mencari penjelasan mengenai tingkah laku orang dewasa maka ilmu jiwa memberikan penjelasan genetik dalam mengaitkannya pada pengalaman orang tersebut sewaktu masih kanak-kanak.2. MeramalkanMeramalkan probabilitas yang akan terjadi dengan memperhatikan faktor-faktor atau data yang telah ada yang berkaitan dengan gejala yang diamati3. MengontrolDengan memanfaatkan data dan fakta yang ada, pengetahuan ilmiah bisa melakukan pengontrolan terhadap gejala alam Contoh dalam hal ini adalah pengetahuan mengenai banjir disebabkan oleh hutan yang ditebang sampai gundul. Penjelasan mengenai hutan yang gundul memungkinkan kita dapat meramalkan apa yang terjadi jika hutan menjadi gundul, dari ramalan tersebut kita dapat melakukan upaya untuk mengontrol agar ramalan itu tidak terjadi. Struktur pengetahuan ilmiah terdiri dari :1. HukumHukum merupakan suatu pernyataan yang menyatakan hubungan sebab-akibat dan bentuk hubungan yang bukan sebab-akibat yang telah teruji kebenarannya. Pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu kaitaan sebab akibata. Sifat bersifat universal, dapat digunakan untuk meramalkan, berlaku pada kondisi terbatas (berlaku jika kondisi terpenuhi)b. Fungsi (dalam ilmu alam) Mengungkapkan suatu kenyataan tentang hubungan antara fakta dan gejala alam Untuk meramalkan gejala alam2. TeoriKerlinger (1973) dalam Hedi Sutomo (2009) mengatakan bahwa teori seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi (usul) yang saling berkaitan yang menyajikan suatu pandangan yang sistematis dari fenomena dengan mengungkapkan adanya hubungan yang spesifik antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut.Pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan, terdiri dari hukum-hukuma. Fungsi: Menjelaskan Memahamkan Meramalkanb. Perbedaan hukum dan teori Hukum bertolak dari suatu kenyataan, sedangkan teori dapat melayang di atas kenyataan dengan menggunakan logika deduksi. Teori dapat menambah keterangan yang diungkapkan hukum Hukum merupakan suatu kenyataan, sedangkan teori menjelaskan mengapa kenyataan itu terjadi Hukum bukan suatu penjelasan dn tidak bertujuan untuk menjelaskan, sedangkan teori bertujuan untuk menjelaskan3. Postulat atau asumsiAdalah anggapan dasar yang sudah dianggap benar, sehingga kebenaran tersebut tidak dipertanyakan lagi. Suatu pernyataan dapat diterima sekiranya bertumpu kepada postulat , kebenarannya dapat dibuktikan 4. Prinsip atau AzasPrinsip merupakan suatu pernyataan yang mengandung kebenaran yang bersifat mendasar dan berlaku umum.Prinsip melandasi kebenaran suatu hukum.Pernyataan yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi. Menjelaskan pengertian efisiensi dan mengembangkan berbagai tekhnik untuk meningkatkan efisiensi

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN1. Jarum sejarah pengetahuan sebagai penunjuk cara dan arah kegiatan manusia sudah berlaku sejak nabi Adam a.s. kemudian muncul paham rasional, empirical, fenomenal sampai akhirnya berkembang pesat dengan menggunakan metode ilmiah yang kita gunakan hingga saat ini.2. Pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu3. Metode ilmiah adalah langkah-langkah/ prosedur yang digunakan dalam mendapatkan pengetahuan yang benar dan bersifat ilmiah, yang berupa: Perumusan masalah Perumusan kerangka berpikir dalam menyusun hipotesis Pengajuan hipotesis Pengujian hipotesis Penarikan kesimpulan4. Struktur pengetahuan ilmiah terdiri dari : Hukum Teori Postulat Prinsip B. SARANSebelum beranjak ke pembahasan yang lebih rumit tentang sarana berpikir ilmiah, perlu untuk mempelajari cara mendapatkan pengetahuan yang benar.

DAFTAR PUSTAKABakhtiar, Amsal. 2006. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Mudyahardjo, R. 2008. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.Sudarminta,J. 2002. Epistemologi Dasar Pengantar Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.Suriasumantri, J.S. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan