15
Page | 1 JURNAL ENTREPENEURSHIP AIR MINUM ISI ULANG Suandi Sampulawa , 450901796 Dosen Pembimbing : Aris Heri Andriawan,ST,MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Abstrak Dalam kehidupan sehari-hari air minum yang bersih dan sehat sangat di butuhkan untuk kehidupan. Khususnya di kota Surabaya yang untuk mendapatkan air bersih untuk minum tidak mudah. Karena kualitas air PDAM tidak memenuhi standar kesehatan yang layak di konsumsi oleh manusia. Oleh karena itu sebagian besar penduduk di Surabaya untuk keperluan air minum menggantungkan air bersih dari kota-kota lain yang masih mempunyai sumber air bersih dari pegunungan. Misalnya, Malang, Mojokerto, Pandaan, Tretes dan lain-lain. Dalam masalah ini saya akan membahas tentang usaha “Air Isi Ulang” yaitu usaha yang dijalankan Bapak Dedi yang tempat usahnya berada di jln.Nginden II, usaha ini mulai dijalankan kira-kira sudah 10 tahun. Air yang digunakan yaitu air yang sudah di jamin kebersihannya dan kesehatannya karena dan mesin yang digunakan pun adalah mesin yang tercanggih jika dibandingkan dengan air isi ulang yang lain Meskipun usaha ini dikatakan usaha kecil menengah, tetapi usaha ini juga tidak kalah dengan usaha-usaha yang lain, Hal ini disebabkan karena tidak ada lagi usaha air isi ulang selain yang dijalankan oleh Bapak Dedi. Selain untuk mengurangi

Tugas Final

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Final

Page | 1

JURNAL ENTREPENEURSHIP

AIR MINUM ISI ULANG

Suandi Sampulawa , 450901796

Dosen Pembimbing : Aris Heri Andriawan,ST,MT

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Abstrak

Dalam kehidupan sehari-hari air minum yang bersih dan sehat sangat di butuhkan untuk

kehidupan. Khususnya di kota Surabaya yang untuk mendapatkan air bersih untuk minum tidak

mudah. Karena kualitas air PDAM tidak memenuhi standar kesehatan yang layak di konsumsi

oleh manusia. Oleh karena itu sebagian besar penduduk di Surabaya untuk keperluan air minum

menggantungkan air bersih dari kota-kota lain yang masih mempunyai sumber air bersih dari

pegunungan. Misalnya, Malang, Mojokerto, Pandaan, Tretes dan lain-lain. Dalam masalah ini saya

akan membahas tentang usaha “Air Isi Ulang” yaitu usaha yang dijalankan Bapak Dedi yang

tempat usahnya berada di jln.Nginden II, usaha ini mulai dijalankan kira-kira sudah 10 tahun. Air

yang digunakan yaitu air yang sudah di jamin kebersihannya dan kesehatannya karena dan mesin

yang digunakan pun adalah mesin yang tercanggih jika dibandingkan dengan air isi ulang yang

lain

Meskipun usaha ini dikatakan usaha kecil menengah, tetapi usaha ini juga tidak

kalah dengan usaha-usaha yang lain, Hal ini disebabkan karena tidak ada lagi usaha air isi ulang

selain yang dijalankan oleh Bapak Dedi. Selain untuk mengurangi pesaing, tempatnya juga

strategis karena berada diantara pemukiman penduduk dan tepat diantara kos-kosan.

Page 2: Tugas Final

I. Pendahulan

Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan

pokok yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

Misalnya untuk minum, memasak dan lain

sebagainya.

Usaha “Air Isi Ulang” perlu diamati

karena usaha ini cukup maju dan berkembang.

Ini terbukti karena semakin banyaknya

pelanggan. Oleh karena itu penulis tertarik

untuk melakukan observasi pada usaha “Air Isi

Ulang” yang dijalankan oleh Bapak Dedi

tersebut.

Usaha “Air Isi Ulang” yang dijalankan

oleh bapak Dedi yang berada di jln. Nginden II

merupakan satu-satunya usaha air isi ulang

yang berada di daerah tersebut. Selain untuk

mengurangi pesaing tempatnya juga strategis

hal ini disebabkan karena tempat usahanya

tepat berada diantara perumahan warga dan

tempat kos-kosan. Hal ini yang menyebabkan

usaha Bapak Dedi dapat maju dan

berkembang. Selain tempatnya yang strategis

harganya pun tidak terlalu mahal dan alat

penyaringannya adalah alat yang tercanggih.

Bila dibandingkan dengan usaha air isi ulang

yang lainnya.

1. Tujuan

Tujuan penulis dalam pembuatan

jurnal ini adalah supaya pembaca dapat

mengerti bagaimana cara-cara dalam

berwirausaha dan bagaimana cara mengambil

langkah-langkah kedepannya, selain itu tujuan

penulis dalam penulisan jurnal ini adalah

sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Tengah

Semester tahun ajaran gasal 2010/2011.

II. Landasan Teori

Pengertian Kewirausahaan

Menurut Thomas W. Zimmerer

(1996), kewirausahaan adalah hasil dari

suatu disiplin serta proses sistematis

penerapan kreatifitas dan inovasi dalam

memenuhi kebutuhan dan peluang dipasar.

Kewirausahaan merupakan gabungan

dari kreativitas, inovasi dan keberanian

menghadapi resiko yang dilakukan dengan

cara kerja keras untuk membentuk dan

memelihara usaha baru. Kreativitas, oleh

Zimmerer (1996:51), diartikan sebagai

kemampuan mengembangkan ide-ide dan

menemukan cara-cara baru dalam

memecahkan persoalan dan mengahadapi

peluang (creativity is the ability to develop

new ideas and to discover new ways of

looking at problems ang opportunities),

sedangkan inovasi diartikan sebagai

kemampuan menerapkan kreatifitas dalam

rangka memecahkan persoalan dan peluang

untuk meningkatkan dan memperkaya

kehidupan (innovation is the ability to

apply creative solutions to those problems

and opportuni-ties to enhance or to enrich

people’s live).

Dapat disimpulkan bahwa

kewirausahaan adalah kemampuan dalam

berpikir kreatif dan berperilaku inovatif

yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya,

Page | 2

Page 3: Tugas Final

tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat dan

proses dalam menghadapi tantangan hidup.

Wirausaha akan berhasil apabila berpikir

dan melakukan sesuatu yang baru atau

sesuatu yang lama dilakukan dengan cara

yang baru.

Pengertian Entrepreneur

Selain Entrepreneur, istilah lain

yang juga dikenal adalah Intrapreneur,

yaitu orang yang tidak menemukan sesuatu

(produk atau jasa) yang baru, tetapi

menggunakan temuan orang lain dan

dipakai pada unit usaha yang bersangkutan

(Marzuki Usman 1977:4)

Peran Entrepreneur

Peran seorang entrepreneur dapat

dilihat melalui dua pendekatan, yaitu secara

mikro dan makro, penjelasannya sebagai

berikut :

Secara mikro, entrepreneur memiliki

dua peran yaitu sebagai penemu

(innovator) dan perencana (planner).

Sebagai penemu, entrepreneur

menemukan dan menciptakan sesuatu

yang baru, seperti produk, cara, ide,

teknologi, organisasi dan sebagainya.

Sebagai perencana, entrepreneur

berperan merancang tindakan dan usaha

baru, merencanakan strategi usaha baru,

merencanakan ide-ide dan peluang

dalam meraih sukses, menciptakan

organisasi perusahaan yang baru, dan

lain-lain.

Secara makro, entrepreneur berperan

menciptakan kemakmuran, pemerataan

kekayaan dan kesempatan kerja yang

berfungsi sebagai mesin pertumbuhan

perekonomian suatu negara.

Proses Menjadi Entrepreneur ada 3 Tahap

menurut Carol Noore (1996:3) :

1) Tahap imitasi dan duplikasi

Para entrepreneur mulai meniru ide dari

orang lain, misalnya menciptakan jenis

produk yang sudah ada, baik dari segi

teknik produksi, desain, pemroesan,

organisasi usaha ataupun pemaarannya.

2) Tahap duplikasi dan pengembangan Para

entrepreneur mulai mengembangkan ide-

ide barunya.

3) Tahap menciptakan sendiri barang atau

jasa baru yang berbeda

Para entrepreneur menciptakan sesuatu

yang baru dan berbeda mulai ide-ide

sendiri sampai terus berkembang. Pada

tahap ini, para entrepreneur biasanya

mulai bosan dengan proses produksi

yang sudah ada, keingintahuan dan

ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah

ada mulai timbul sehingga tercipta

semangat dan keinginan untuk mencapai

hasil yang lebih unggul.

Identifikasi Ide dan Peluang

Kewirausahaan

Page | 3

Page 4: Tugas Final

Ide dapat menjadi peluang apabila

wirausaha bersedia melakukan evaluasi

terhadap peluang secara terus-menerus

melalui proses penciptaan sesuatu yang

baru dan berbeda, mengamati peluang,

menganalisis proses secara mendalam dan

memperhitungkan resiko yang mungkin

terjadi.

Untuk memperoleh peluang,

wirausaha harus memiliki berbagai

kemampuan dan pengetahuan, seperti

kemampuan menghasilkan produk atau jasa,

menghasilkan nilai tambah, merintis usaha,

melakukan proses atau teknik, atau

mengembangkan organisasi baru. Ide pasti

menghasilkan peluang, sebaliknya, tidak

adanya ide maka tidak akan menghasilkan

peluang.

Karakter Entrepreneur yang Sukses

Menurut Timmons dan McClelland

(1991) serta Thomas F. Zimmerer (1996:68),

karakteristik sikap dan perilaku seorang

entrepreneur yang sukses adalah :

Commitment and determination, yaitu

memiliki komitmen dan tekad yang bulat

untuk mencurahkan semua perhatian

terhadap usaha. Sikap yang setengah hati

mengakibatkan besarnya kemungkinan

untuk gagal dalam berwirausaha.

Desire for responsibility, yaitu memiliki

rasa tanggung jawab dalam

mengendalikan sumber daya yang

digunakan dan keberhasilan

berwirausaha, oleh karena itu wirausaha

akan mawas diri secara internal.

Opportunity obsession, yaitu berambisi

untuk selalu mencari peluang.

Keberhasilan wirausaha selalu diukur

dengan keberhasilan untuk mencapai

tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila

terdapat peluang.

Tolerance for risk, ambiguity and

urcentainty, yaitu tahan terhadap resiko

dan ketidakpastian. Wirausaha harus

belajar mengelola resiko dengan cara

mentransfernya ke pihak lain seperti

bank, investor, konsumen, pemasok dan

lain-lain. Wirausaha yang berhasil

biasanya memiliki toleransi terhadap

pandangan yang berbeda dan

ketidakpastian.

Self Confidence, yaitu percaya diri.

Wirausaha cenderung optimis dan

memiliki keyakinan yang kuat terhadap

kemampuan yang dimilikinya untuk

berhasil.

Creativity and flexibility, yaitu berdaya

cipta dan luwes. Salah satu kunci

penting adalah kemampuan untuk

menghadapi perubahan permintaan.

Kekakuan dalam menghadapi perubahan

ekonomi dunia yang serba cepat sering

kali membawa kegagalan. Kemampuan

untuk menanggapi perubahan yang

cepat dan fleksibel tentu saja

memerlukan kretifitas yang tinggi.

Desire for immediate feedback, yaitu

selalu memerlukan umpan balik dengan

segera. Wirausaha selalu ingin

mengetahui hasil dari apa yang telah

Page | 4

Page 5: Tugas Final

dikerjakannya. Oleh karena itu, dalam

memperbaiki kinerjanya, wirausaha

selalu memiliki kemauan untuk

menggunakan ilmu pengetahuan yang

telah dimilikinya dan belajar dari

kegagalan.

High level of energy, yaitu memiliki

tingkat energi yang tinggi. Wirausaha

yang berhasil biasanya memiliki daya

juang yang lebih tinggi dibandingkan

kebanyakan orang, sehingga ia lebih

suka kerja keras walaupun dalam waktu

yang relatif lama.

Motivation to excel, yaitu memiliki

dorongan untuk selalu unggul.

Wirausaha selalu ingin lebih unggul

dan berhasil dalam mengerjakan apa

yang dilakukannya dengan melebihi

standar yang ada. Motivasi ini muncul

dari dalam diri (internal) dan jarang

dari faktor eksternal.

Orientation to the future, yaitu

berorientasi pada masa depan. Untuk

tumbuh dan berkembang, wirausaha

selalu berpandangan jauh ke masa

depan yang lebih baik.

Willingness to learn from failure, yaitu

selalu belajar dari kegagalan. Wirausaha

yang berhasil tidak pernah takut akan

kegagalan. Ia selalu memfokuskan

kemampuannya pada keberhasilan.

Leadership ability, yaitu kemampuan

dalam kepemimpinan. Wirausaha yang

berhasil memiliki kemampuan untuk

menggunakan pengaruh tanpa kekuatan

serta harus memiliki taktik mediator

dan negotiator daripada diktator.

Teknik Mengembangkan Ide

Menurut Zimmerer (1996),

kreatifitas sering kali muncul dalam bentuk

ide untuk menghasilkan barang atau jasa

baru. Hasil dari ide-ide tersebut secara

keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk

arahan atau petunjuk bagi perusahaan atau

kreasi baru tentang barang atau jasa yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan. Teknik

mengembangkan ide yaitu sebagai berikut :

1. Ide harus digerakkan secara internal

melalui perubahan cara-cara / metode

yang lebih baik untuk melayani dan

memuaskan pelanggan dalam memenuhi

kebutuhannya.

2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk

produk, jasa atau yang lainnya.

3. Ide harus dihasilkan dalam bentuk

modifikasi pekerjaan yang dilakukan

atau cara melakukan suatu pekerjaan.

Analisis Kelayakan Usaha

Studi kelayakan usaha atau disebut

juga analisis proyek bisnis adalah penelitian

tentang layak atau tidaknya suatu bisnis

dilaksanakan dengan menguntungkan secara

terus-menerus. Studi ini pada dasarnya

membahas berbagai konsep dasar yang

berkaitan dengan keputusan dan proses

pemilihan proyek bisnis agar mampu

memberikan manfaat ekonomis dan sosial

sepanjang waktu.

Untuk mengetahui layak atau

tidaknya suatu bisnis untuk dilakukan,

harus terlebih dahulu dianalisis berbagai

Page | 5

Page 6: Tugas Final

aspeknya. Beberapa kriteria yang dapat

dijadikan aspek penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Analisis Aspek Pemasaran

Untuk menganalisis aspek pemasaran,

seorang wirausaha terlebih dahulu harus

melakukan penelitian pemasaran dengan

menggunakan sistem informasi

pemasaran yang memadai berdasarkan

analisis dan prediksi apakah bisnis yang

akan dirintis atau dikembangkan

memiliki peluang pasar yang memadai

atau tidak.

2. Analisis Aspek Produksi / Operasi

Seorang wirausaha harus menganalisa

beberapa unsur yang menyangkut

produksi, yaitu lokasi, volume, mesin

dan peralatan, bahan baku dan bahan

penolong, tenaga kerja serta tata letak.

3. Analisis Aspek Manajemen

Dalam menganalisis aspek manajemen,

terdapat beberapa unsur yang harus

dianalisis, yaitu:

Kepemilikan. Apakah unit bisnis

yang akan didirikan milik pribadi

atau milik bersama (persekutuan

seperti CV, PT, dan bentuk badan

usaha lainnya).

Organisasi. Jenis organisasi apa

yang diperlukan, apakah organisasi

lini, staf, atau bentuk lainnya,

tentukan jenis yang paling tepat.

Tim Manajemen. Apakah bisnis

akan dikelola sendiri atau

melibatkan orang lain secara

profesional, hal ini bergantung pada

skala usaha dan kemampuan yang

dimiliki wirausaha.

Karyawan. Karyawan harus

disesuaikan dengan jumlah dan

kualifikasi yang diperlukan oleh

wirausaha.

4. Analisis Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan meliputi

komponen-komponen sebagai berikut :

Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan

dana untuk operasional perusahaan.

Sumber dana, yaitu sumber dana

internal (misalnya modal disetor dan

laba ditahan) dan sumber dana

eksternal (misalnya penerbitan

obigasi dan pinjaman).

Proyeksi neraca. Sangat penting

untuk mengetahui kekayaan

perusahaan, serta kondisi keuangan

lainnya.

Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba

rugi dari tahun ke tahun

menggambarkan perkiraan laba rugi

di masa yang akan datang.

Proyeksi arus kas. Dari arus kas

dapat dilihat kemampuan perusahaan

untuk membayar kewajiban-

kewajiban keuangannya.

Analisis Industri dan Pesaing

Pada intinya, perusahaan harus

menciptakan daya saing khusus untuk

memperkuat posisi tawar-menawar dalam

persaingan dan untuk menampung tuntutan

persaingan di pasar yang berasal dari para

pemasok, pembeli, ancaman pendatang baru,

Page | 6

Page 7: Tugas Final

produk pengganti dan tantangan gencar

lainnya dari para pesaing. Menurut strategi

ini, perusahaan harus mencari pasar yang

kuat dan berbiaya rendah yang harus

menjadi senjata utamadalam persaingan.

Oleh sebab itu, menurut Mintzberg

(1990) dalam teori “design school”,

perusahaan harus mendesain strategi

perusahaan yang cocok antara peluang dan

ancaman eksternal dengan kemampuan

internal yang memadai dan berpedoman

pada pilihan alternatif dari “strategi besar”

(grand strategy), kemudian didukung

dengan menumbuhkan kapabilitas inti yang

merupakan kompetensi khusus dari

pengelolan sumber daya perusahaan.

Michael Porter (1980) yang terkenal

dengan teori strategi bersaing (competitive

strategy), mengemukakan bahwa perusahaan

harus menciptakan daya saing khusus agar

memiliki posisi tawar-menawar yang kuat

(bargaining power) dalam persaingan.

Menurut teori strategi dinamis dari Porter

(1991), perusahaan dapat mencapai

keberhasilan dalam bersaing bila

terpenuhinya 3 kondisi berikut ini:

1. Tujuan perusahaan dan kebijakan

fungsi-fungsi manajemen (seperti

produksi dan pemasaran) harus secara

kolektif memperlihatkan posisi terkuat

di pasar.

2. Tujuan dan kebijakan tersebut

ditumbuhkan berdasarkan kekuatan

peusahaan serta diperbarui terus

(dinamis) sesuai dengan perubahan

peluang dan ancaman lingkungan

eksternal (pesaing).

3. Perusahaan harus memiliki dan

menggali kompetensi khusus sebagai

pendorong untuk menjalankan

perusahaan, misalnya dengan “reputasi

merk” dan biaya produksi yang redah.

Prinsip Etika dalam Berusaha

Menurut pendapat Michael

Josephson (1988) yang dikutip oleh

Zimmerer (1996: 27-28), secara universal

ada 10 prinsip etika dalam usaha, yaitu :

1) Kejujuran, penuh kepercayaan, bersifat

jujur, sungguh-sungguh, terus-terang,

tidak curang, tidak mencuri, tidak

menggelapkan dan tidak berbohong.

2) Integritas, yaitu memegang prinsip,

melakukan kegiatan yang terhormat,

tulus hati, berani dan penuh pendirian /

keyakinan, tidak bermuka dua, tidak

berbuat jahat dan mudah dipercaya.

3) Memelihara janji, yaitu selalu menaati

janji, patut dipercaya, penuh komitmen,

patuh, tidak menginterpretasikan

persetujuan dalam bentuk teknikal atau

legalistik dengan dalih ketidakrelaan.

4) Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu

memiliki dan menerima tanggung jawab

atas keputusan dan konsekuansinya serta

selalu memberi contoh.

5) Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal

kepada keluarga, teman, karyawan dan

negara, tidak menggunakan atau

memperlihatkan informasi yang sifatnya

rahasia, begitu juga dalam suatu

konteks profesional, menjaga /

melindungi kemampuan untuk membuat

keputusan profesional yang bebas dan

Page | 7

Page 8: Tugas Final

teliti, dan menghindarai hal yang tidak

pantas serta konflik kepentingan.

6) Kewajaran / keadilan, yaitu berlaku adil

dan berbudi luhur, bersedia mengakui

kesalahan, memperlihatkan komitmen

keadilan, persamaan perlakuan

individual dan toleran terhadap

perbedaaan, serta tidak bertindak

melampaui bata atau mengambil

keuntungan yang tidak pantas dari

kesalahan atau kemalangan orang lain.

7) Suka membantu orang lain, yaitu saling

membantu, berbaik hati, belas kasihan,

tolong-menolong, kebersamaan, dan

menghindari segala sesuatu yang

membahayakan orang lain.

8) Hormat kepada orang lain, yaitu

menghormati martabat orang lain,

kebebasan dan hak menentukan nasib

sendiri bagi semua orang, bersopan

santun, tidak merendahkan dan

mempermalukan martabat orang lain.

9) Warga negara yang bertanggung jawab,

yaitu selalu mentaati hukum / aturan,

penuh kesadaran sosial, dan

menghormati proses demokrasi dalam

mengambil keputusan.

10) Mengejar keunggulan, yaitu mengejar

keunggulan dalam segala hal, baik

dalam pertemuan personal maupun

pertanggungjawaban profesional, tekun,

dapat dipercaya / diandalkan, rajin

penuh komitmen, melakukan semua

tugas dengan kemampuan terbaik, dan

mengembangkan serta mempertahankan

tingkat kompetensi yang tinggi.

Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha

Keuntungan Berwirausaha

Otonomi. Pengelolaan yang bebas

dan tidak terikat membuat para

wirausaha menjadi “bos” yang

penuh kepuasan.

Tantangan awal dan perasaan motif

berprestasi. Tantangan awal atau

perasaan bermotivasi yang tinggi

merupakan hal yang

menggembirakan. Peluang untuk

mengembangkan konsep usaha yang

dapat menghasilkan keuntungan

sangat memotivasi wirausaha.

Kontrol finansial. Wirausaha

memiliki kebebasan untuk

mengelola keuangan dan merasa

kekayaan sebagai milik sendiri.

Kerugian Berwirausaha

Pengorbanan personal. Pada awalnya,

wirausaha harus bekerja dengan

waktu yang lama dan sibuk. Sedikit

sekali waktu yang tersedia untuk

kepentingan keluarga ataupun

berekreasi karena hampir semua

waktu dihabiskan untuk kegiatan

bisnis.

Beban tanggung jawab. Wirausaha

harus mengelola semua fungsi

bisnis, baik pemasaran, keuangan,

personal maupun pengadaan dan

pelatihan.

Kecilnya margin keuntungan dan

besarnya kemungkinan gagal.

Karena wirusaha menggunakan

Page | 8

Page 9: Tugas Final

sumber dana miliknya sendiri, maka

margin laba / keuntungan yang

diperoleh akan relatif kecil.

Hambatan-hambatan dalam memasuki

dunia usaha

Menurut Peggy Lambing (2000: 95),

ada beberapa hambatan untuk memasuki

industri baru, yaitu :

1) Sikap dan kebiasaan pelanggan

Loyalitas pelanggan kepada perusahaan

baru masih kurang. Sebaliknya,

perusahaan yang sudah ada justrun

nlebih bertahan karena telah lama

mengetahui sikap dan kebiasaan

pelanggan.

2) Biaya perubahan

Biaya yang diperlukan untuk pelatihan

kembali para karyawan dan penggantian

alat serta sistem yang lama.

3) Respon dari pesaing yang secara agresif

akan mempertahankan pangsa pasar

yang ada.

Alasan Berwirausaha

1. Peluangnya banyak

2. Kita sendiri yang menjadi bosnya atau kita

yang menentukan segalanya

3. Kita lebih sungguh-sungguh karena kita

sadar semua itu akan kembali ke kita

4. Keuntungan tanpa batas asal kita mampu

5. Kita menjadi lebih mampu menghadapi

globalisasi

6. Menciptakan lapangan pekerjaan

7. Mengurangi pengangguran

III. Proses

IV. Penutup

Kesimpulan

Kesimpulan saya adalah berwirausaha

meliputi semua aspek pekerjaan, baik

karyawan swasta maupun pemerintah.

Wirausaha adalah mereka yang

melakukan usaha-usaha kretif dan inovatif

dengan jalan mengembangkan ide dan

meramusumber daya untuk menemukan

peuang dan perbaikan hidup.

Saran

Saran saya untuk usaha air isi ulang

adalah dengan melakukan pengembangan

dengan memperluas area pelayanan.

Dengan demikian usaha ini bias semakin

berkembang dan untuk kedepannya bisa

meminimalkan kejadian yang tidak

diinginkan dan mengurangi angka

pengangguran di Indonesia.

Sumber Referensi

http://revolsirait.com/tag/arti-

kewirausahaan

http://akhsan99.wordpress.com

Page | 9

Page 10: Tugas Final

http://adesyams.blogspot.com/2009/09/

keuntungan-dan-tantangan-

berwirausaha.html

Zimmerer, W. Thomas, Norman M,

Scarborough. 1996. Enterpreneurship and

The New Venture Formation. New Jersey:

Prentice Hall Inyernational, Inc

Page | 10