Upload
wandy-sampulawa
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Page | 1
JURNAL ENTREPENEURSHIP
AIR MINUM ISI ULANG
Suandi Sampulawa , 450901796
Dosen Pembimbing : Aris Heri Andriawan,ST,MT
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Abstrak
Dalam kehidupan sehari-hari air minum yang bersih dan sehat sangat di butuhkan untuk
kehidupan. Khususnya di kota Surabaya yang untuk mendapatkan air bersih untuk minum tidak
mudah. Karena kualitas air PDAM tidak memenuhi standar kesehatan yang layak di konsumsi
oleh manusia. Oleh karena itu sebagian besar penduduk di Surabaya untuk keperluan air minum
menggantungkan air bersih dari kota-kota lain yang masih mempunyai sumber air bersih dari
pegunungan. Misalnya, Malang, Mojokerto, Pandaan, Tretes dan lain-lain. Dalam masalah ini saya
akan membahas tentang usaha “Air Isi Ulang” yaitu usaha yang dijalankan Bapak Dedi yang
tempat usahnya berada di jln.Nginden II, usaha ini mulai dijalankan kira-kira sudah 10 tahun. Air
yang digunakan yaitu air yang sudah di jamin kebersihannya dan kesehatannya karena dan mesin
yang digunakan pun adalah mesin yang tercanggih jika dibandingkan dengan air isi ulang yang
lain
Meskipun usaha ini dikatakan usaha kecil menengah, tetapi usaha ini juga tidak
kalah dengan usaha-usaha yang lain, Hal ini disebabkan karena tidak ada lagi usaha air isi ulang
selain yang dijalankan oleh Bapak Dedi. Selain untuk mengurangi pesaing, tempatnya juga
strategis karena berada diantara pemukiman penduduk dan tepat diantara kos-kosan.
I. Pendahulan
Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan
pokok yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Misalnya untuk minum, memasak dan lain
sebagainya.
Usaha “Air Isi Ulang” perlu diamati
karena usaha ini cukup maju dan berkembang.
Ini terbukti karena semakin banyaknya
pelanggan. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk melakukan observasi pada usaha “Air Isi
Ulang” yang dijalankan oleh Bapak Dedi
tersebut.
Usaha “Air Isi Ulang” yang dijalankan
oleh bapak Dedi yang berada di jln. Nginden II
merupakan satu-satunya usaha air isi ulang
yang berada di daerah tersebut. Selain untuk
mengurangi pesaing tempatnya juga strategis
hal ini disebabkan karena tempat usahanya
tepat berada diantara perumahan warga dan
tempat kos-kosan. Hal ini yang menyebabkan
usaha Bapak Dedi dapat maju dan
berkembang. Selain tempatnya yang strategis
harganya pun tidak terlalu mahal dan alat
penyaringannya adalah alat yang tercanggih.
Bila dibandingkan dengan usaha air isi ulang
yang lainnya.
1. Tujuan
Tujuan penulis dalam pembuatan
jurnal ini adalah supaya pembaca dapat
mengerti bagaimana cara-cara dalam
berwirausaha dan bagaimana cara mengambil
langkah-langkah kedepannya, selain itu tujuan
penulis dalam penulisan jurnal ini adalah
sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Tengah
Semester tahun ajaran gasal 2010/2011.
II. Landasan Teori
Pengertian Kewirausahaan
Menurut Thomas W. Zimmerer
(1996), kewirausahaan adalah hasil dari
suatu disiplin serta proses sistematis
penerapan kreatifitas dan inovasi dalam
memenuhi kebutuhan dan peluang dipasar.
Kewirausahaan merupakan gabungan
dari kreativitas, inovasi dan keberanian
menghadapi resiko yang dilakukan dengan
cara kerja keras untuk membentuk dan
memelihara usaha baru. Kreativitas, oleh
Zimmerer (1996:51), diartikan sebagai
kemampuan mengembangkan ide-ide dan
menemukan cara-cara baru dalam
memecahkan persoalan dan mengahadapi
peluang (creativity is the ability to develop
new ideas and to discover new ways of
looking at problems ang opportunities),
sedangkan inovasi diartikan sebagai
kemampuan menerapkan kreatifitas dalam
rangka memecahkan persoalan dan peluang
untuk meningkatkan dan memperkaya
kehidupan (innovation is the ability to
apply creative solutions to those problems
and opportuni-ties to enhance or to enrich
people’s live).
Dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan adalah kemampuan dalam
berpikir kreatif dan berperilaku inovatif
yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya,
Page | 2
tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat dan
proses dalam menghadapi tantangan hidup.
Wirausaha akan berhasil apabila berpikir
dan melakukan sesuatu yang baru atau
sesuatu yang lama dilakukan dengan cara
yang baru.
Pengertian Entrepreneur
Selain Entrepreneur, istilah lain
yang juga dikenal adalah Intrapreneur,
yaitu orang yang tidak menemukan sesuatu
(produk atau jasa) yang baru, tetapi
menggunakan temuan orang lain dan
dipakai pada unit usaha yang bersangkutan
(Marzuki Usman 1977:4)
Peran Entrepreneur
Peran seorang entrepreneur dapat
dilihat melalui dua pendekatan, yaitu secara
mikro dan makro, penjelasannya sebagai
berikut :
Secara mikro, entrepreneur memiliki
dua peran yaitu sebagai penemu
(innovator) dan perencana (planner).
Sebagai penemu, entrepreneur
menemukan dan menciptakan sesuatu
yang baru, seperti produk, cara, ide,
teknologi, organisasi dan sebagainya.
Sebagai perencana, entrepreneur
berperan merancang tindakan dan usaha
baru, merencanakan strategi usaha baru,
merencanakan ide-ide dan peluang
dalam meraih sukses, menciptakan
organisasi perusahaan yang baru, dan
lain-lain.
Secara makro, entrepreneur berperan
menciptakan kemakmuran, pemerataan
kekayaan dan kesempatan kerja yang
berfungsi sebagai mesin pertumbuhan
perekonomian suatu negara.
Proses Menjadi Entrepreneur ada 3 Tahap
menurut Carol Noore (1996:3) :
1) Tahap imitasi dan duplikasi
Para entrepreneur mulai meniru ide dari
orang lain, misalnya menciptakan jenis
produk yang sudah ada, baik dari segi
teknik produksi, desain, pemroesan,
organisasi usaha ataupun pemaarannya.
2) Tahap duplikasi dan pengembangan Para
entrepreneur mulai mengembangkan ide-
ide barunya.
3) Tahap menciptakan sendiri barang atau
jasa baru yang berbeda
Para entrepreneur menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda mulai ide-ide
sendiri sampai terus berkembang. Pada
tahap ini, para entrepreneur biasanya
mulai bosan dengan proses produksi
yang sudah ada, keingintahuan dan
ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah
ada mulai timbul sehingga tercipta
semangat dan keinginan untuk mencapai
hasil yang lebih unggul.
Identifikasi Ide dan Peluang
Kewirausahaan
Page | 3
Ide dapat menjadi peluang apabila
wirausaha bersedia melakukan evaluasi
terhadap peluang secara terus-menerus
melalui proses penciptaan sesuatu yang
baru dan berbeda, mengamati peluang,
menganalisis proses secara mendalam dan
memperhitungkan resiko yang mungkin
terjadi.
Untuk memperoleh peluang,
wirausaha harus memiliki berbagai
kemampuan dan pengetahuan, seperti
kemampuan menghasilkan produk atau jasa,
menghasilkan nilai tambah, merintis usaha,
melakukan proses atau teknik, atau
mengembangkan organisasi baru. Ide pasti
menghasilkan peluang, sebaliknya, tidak
adanya ide maka tidak akan menghasilkan
peluang.
Karakter Entrepreneur yang Sukses
Menurut Timmons dan McClelland
(1991) serta Thomas F. Zimmerer (1996:68),
karakteristik sikap dan perilaku seorang
entrepreneur yang sukses adalah :
Commitment and determination, yaitu
memiliki komitmen dan tekad yang bulat
untuk mencurahkan semua perhatian
terhadap usaha. Sikap yang setengah hati
mengakibatkan besarnya kemungkinan
untuk gagal dalam berwirausaha.
Desire for responsibility, yaitu memiliki
rasa tanggung jawab dalam
mengendalikan sumber daya yang
digunakan dan keberhasilan
berwirausaha, oleh karena itu wirausaha
akan mawas diri secara internal.
Opportunity obsession, yaitu berambisi
untuk selalu mencari peluang.
Keberhasilan wirausaha selalu diukur
dengan keberhasilan untuk mencapai
tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila
terdapat peluang.
Tolerance for risk, ambiguity and
urcentainty, yaitu tahan terhadap resiko
dan ketidakpastian. Wirausaha harus
belajar mengelola resiko dengan cara
mentransfernya ke pihak lain seperti
bank, investor, konsumen, pemasok dan
lain-lain. Wirausaha yang berhasil
biasanya memiliki toleransi terhadap
pandangan yang berbeda dan
ketidakpastian.
Self Confidence, yaitu percaya diri.
Wirausaha cenderung optimis dan
memiliki keyakinan yang kuat terhadap
kemampuan yang dimilikinya untuk
berhasil.
Creativity and flexibility, yaitu berdaya
cipta dan luwes. Salah satu kunci
penting adalah kemampuan untuk
menghadapi perubahan permintaan.
Kekakuan dalam menghadapi perubahan
ekonomi dunia yang serba cepat sering
kali membawa kegagalan. Kemampuan
untuk menanggapi perubahan yang
cepat dan fleksibel tentu saja
memerlukan kretifitas yang tinggi.
Desire for immediate feedback, yaitu
selalu memerlukan umpan balik dengan
segera. Wirausaha selalu ingin
mengetahui hasil dari apa yang telah
Page | 4
dikerjakannya. Oleh karena itu, dalam
memperbaiki kinerjanya, wirausaha
selalu memiliki kemauan untuk
menggunakan ilmu pengetahuan yang
telah dimilikinya dan belajar dari
kegagalan.
High level of energy, yaitu memiliki
tingkat energi yang tinggi. Wirausaha
yang berhasil biasanya memiliki daya
juang yang lebih tinggi dibandingkan
kebanyakan orang, sehingga ia lebih
suka kerja keras walaupun dalam waktu
yang relatif lama.
Motivation to excel, yaitu memiliki
dorongan untuk selalu unggul.
Wirausaha selalu ingin lebih unggul
dan berhasil dalam mengerjakan apa
yang dilakukannya dengan melebihi
standar yang ada. Motivasi ini muncul
dari dalam diri (internal) dan jarang
dari faktor eksternal.
Orientation to the future, yaitu
berorientasi pada masa depan. Untuk
tumbuh dan berkembang, wirausaha
selalu berpandangan jauh ke masa
depan yang lebih baik.
Willingness to learn from failure, yaitu
selalu belajar dari kegagalan. Wirausaha
yang berhasil tidak pernah takut akan
kegagalan. Ia selalu memfokuskan
kemampuannya pada keberhasilan.
Leadership ability, yaitu kemampuan
dalam kepemimpinan. Wirausaha yang
berhasil memiliki kemampuan untuk
menggunakan pengaruh tanpa kekuatan
serta harus memiliki taktik mediator
dan negotiator daripada diktator.
Teknik Mengembangkan Ide
Menurut Zimmerer (1996),
kreatifitas sering kali muncul dalam bentuk
ide untuk menghasilkan barang atau jasa
baru. Hasil dari ide-ide tersebut secara
keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk
arahan atau petunjuk bagi perusahaan atau
kreasi baru tentang barang atau jasa yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan. Teknik
mengembangkan ide yaitu sebagai berikut :
1. Ide harus digerakkan secara internal
melalui perubahan cara-cara / metode
yang lebih baik untuk melayani dan
memuaskan pelanggan dalam memenuhi
kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk
produk, jasa atau yang lainnya.
3. Ide harus dihasilkan dalam bentuk
modifikasi pekerjaan yang dilakukan
atau cara melakukan suatu pekerjaan.
Analisis Kelayakan Usaha
Studi kelayakan usaha atau disebut
juga analisis proyek bisnis adalah penelitian
tentang layak atau tidaknya suatu bisnis
dilaksanakan dengan menguntungkan secara
terus-menerus. Studi ini pada dasarnya
membahas berbagai konsep dasar yang
berkaitan dengan keputusan dan proses
pemilihan proyek bisnis agar mampu
memberikan manfaat ekonomis dan sosial
sepanjang waktu.
Untuk mengetahui layak atau
tidaknya suatu bisnis untuk dilakukan,
harus terlebih dahulu dianalisis berbagai
Page | 5
aspeknya. Beberapa kriteria yang dapat
dijadikan aspek penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Analisis Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran,
seorang wirausaha terlebih dahulu harus
melakukan penelitian pemasaran dengan
menggunakan sistem informasi
pemasaran yang memadai berdasarkan
analisis dan prediksi apakah bisnis yang
akan dirintis atau dikembangkan
memiliki peluang pasar yang memadai
atau tidak.
2. Analisis Aspek Produksi / Operasi
Seorang wirausaha harus menganalisa
beberapa unsur yang menyangkut
produksi, yaitu lokasi, volume, mesin
dan peralatan, bahan baku dan bahan
penolong, tenaga kerja serta tata letak.
3. Analisis Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek manajemen,
terdapat beberapa unsur yang harus
dianalisis, yaitu:
Kepemilikan. Apakah unit bisnis
yang akan didirikan milik pribadi
atau milik bersama (persekutuan
seperti CV, PT, dan bentuk badan
usaha lainnya).
Organisasi. Jenis organisasi apa
yang diperlukan, apakah organisasi
lini, staf, atau bentuk lainnya,
tentukan jenis yang paling tepat.
Tim Manajemen. Apakah bisnis
akan dikelola sendiri atau
melibatkan orang lain secara
profesional, hal ini bergantung pada
skala usaha dan kemampuan yang
dimiliki wirausaha.
Karyawan. Karyawan harus
disesuaikan dengan jumlah dan
kualifikasi yang diperlukan oleh
wirausaha.
4. Analisis Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan meliputi
komponen-komponen sebagai berikut :
Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan
dana untuk operasional perusahaan.
Sumber dana, yaitu sumber dana
internal (misalnya modal disetor dan
laba ditahan) dan sumber dana
eksternal (misalnya penerbitan
obigasi dan pinjaman).
Proyeksi neraca. Sangat penting
untuk mengetahui kekayaan
perusahaan, serta kondisi keuangan
lainnya.
Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba
rugi dari tahun ke tahun
menggambarkan perkiraan laba rugi
di masa yang akan datang.
Proyeksi arus kas. Dari arus kas
dapat dilihat kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban-
kewajiban keuangannya.
Analisis Industri dan Pesaing
Pada intinya, perusahaan harus
menciptakan daya saing khusus untuk
memperkuat posisi tawar-menawar dalam
persaingan dan untuk menampung tuntutan
persaingan di pasar yang berasal dari para
pemasok, pembeli, ancaman pendatang baru,
Page | 6
produk pengganti dan tantangan gencar
lainnya dari para pesaing. Menurut strategi
ini, perusahaan harus mencari pasar yang
kuat dan berbiaya rendah yang harus
menjadi senjata utamadalam persaingan.
Oleh sebab itu, menurut Mintzberg
(1990) dalam teori “design school”,
perusahaan harus mendesain strategi
perusahaan yang cocok antara peluang dan
ancaman eksternal dengan kemampuan
internal yang memadai dan berpedoman
pada pilihan alternatif dari “strategi besar”
(grand strategy), kemudian didukung
dengan menumbuhkan kapabilitas inti yang
merupakan kompetensi khusus dari
pengelolan sumber daya perusahaan.
Michael Porter (1980) yang terkenal
dengan teori strategi bersaing (competitive
strategy), mengemukakan bahwa perusahaan
harus menciptakan daya saing khusus agar
memiliki posisi tawar-menawar yang kuat
(bargaining power) dalam persaingan.
Menurut teori strategi dinamis dari Porter
(1991), perusahaan dapat mencapai
keberhasilan dalam bersaing bila
terpenuhinya 3 kondisi berikut ini:
1. Tujuan perusahaan dan kebijakan
fungsi-fungsi manajemen (seperti
produksi dan pemasaran) harus secara
kolektif memperlihatkan posisi terkuat
di pasar.
2. Tujuan dan kebijakan tersebut
ditumbuhkan berdasarkan kekuatan
peusahaan serta diperbarui terus
(dinamis) sesuai dengan perubahan
peluang dan ancaman lingkungan
eksternal (pesaing).
3. Perusahaan harus memiliki dan
menggali kompetensi khusus sebagai
pendorong untuk menjalankan
perusahaan, misalnya dengan “reputasi
merk” dan biaya produksi yang redah.
Prinsip Etika dalam Berusaha
Menurut pendapat Michael
Josephson (1988) yang dikutip oleh
Zimmerer (1996: 27-28), secara universal
ada 10 prinsip etika dalam usaha, yaitu :
1) Kejujuran, penuh kepercayaan, bersifat
jujur, sungguh-sungguh, terus-terang,
tidak curang, tidak mencuri, tidak
menggelapkan dan tidak berbohong.
2) Integritas, yaitu memegang prinsip,
melakukan kegiatan yang terhormat,
tulus hati, berani dan penuh pendirian /
keyakinan, tidak bermuka dua, tidak
berbuat jahat dan mudah dipercaya.
3) Memelihara janji, yaitu selalu menaati
janji, patut dipercaya, penuh komitmen,
patuh, tidak menginterpretasikan
persetujuan dalam bentuk teknikal atau
legalistik dengan dalih ketidakrelaan.
4) Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu
memiliki dan menerima tanggung jawab
atas keputusan dan konsekuansinya serta
selalu memberi contoh.
5) Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal
kepada keluarga, teman, karyawan dan
negara, tidak menggunakan atau
memperlihatkan informasi yang sifatnya
rahasia, begitu juga dalam suatu
konteks profesional, menjaga /
melindungi kemampuan untuk membuat
keputusan profesional yang bebas dan
Page | 7
teliti, dan menghindarai hal yang tidak
pantas serta konflik kepentingan.
6) Kewajaran / keadilan, yaitu berlaku adil
dan berbudi luhur, bersedia mengakui
kesalahan, memperlihatkan komitmen
keadilan, persamaan perlakuan
individual dan toleran terhadap
perbedaaan, serta tidak bertindak
melampaui bata atau mengambil
keuntungan yang tidak pantas dari
kesalahan atau kemalangan orang lain.
7) Suka membantu orang lain, yaitu saling
membantu, berbaik hati, belas kasihan,
tolong-menolong, kebersamaan, dan
menghindari segala sesuatu yang
membahayakan orang lain.
8) Hormat kepada orang lain, yaitu
menghormati martabat orang lain,
kebebasan dan hak menentukan nasib
sendiri bagi semua orang, bersopan
santun, tidak merendahkan dan
mempermalukan martabat orang lain.
9) Warga negara yang bertanggung jawab,
yaitu selalu mentaati hukum / aturan,
penuh kesadaran sosial, dan
menghormati proses demokrasi dalam
mengambil keputusan.
10) Mengejar keunggulan, yaitu mengejar
keunggulan dalam segala hal, baik
dalam pertemuan personal maupun
pertanggungjawaban profesional, tekun,
dapat dipercaya / diandalkan, rajin
penuh komitmen, melakukan semua
tugas dengan kemampuan terbaik, dan
mengembangkan serta mempertahankan
tingkat kompetensi yang tinggi.
Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha
Keuntungan Berwirausaha
Otonomi. Pengelolaan yang bebas
dan tidak terikat membuat para
wirausaha menjadi “bos” yang
penuh kepuasan.
Tantangan awal dan perasaan motif
berprestasi. Tantangan awal atau
perasaan bermotivasi yang tinggi
merupakan hal yang
menggembirakan. Peluang untuk
mengembangkan konsep usaha yang
dapat menghasilkan keuntungan
sangat memotivasi wirausaha.
Kontrol finansial. Wirausaha
memiliki kebebasan untuk
mengelola keuangan dan merasa
kekayaan sebagai milik sendiri.
Kerugian Berwirausaha
Pengorbanan personal. Pada awalnya,
wirausaha harus bekerja dengan
waktu yang lama dan sibuk. Sedikit
sekali waktu yang tersedia untuk
kepentingan keluarga ataupun
berekreasi karena hampir semua
waktu dihabiskan untuk kegiatan
bisnis.
Beban tanggung jawab. Wirausaha
harus mengelola semua fungsi
bisnis, baik pemasaran, keuangan,
personal maupun pengadaan dan
pelatihan.
Kecilnya margin keuntungan dan
besarnya kemungkinan gagal.
Karena wirusaha menggunakan
Page | 8
sumber dana miliknya sendiri, maka
margin laba / keuntungan yang
diperoleh akan relatif kecil.
Hambatan-hambatan dalam memasuki
dunia usaha
Menurut Peggy Lambing (2000: 95),
ada beberapa hambatan untuk memasuki
industri baru, yaitu :
1) Sikap dan kebiasaan pelanggan
Loyalitas pelanggan kepada perusahaan
baru masih kurang. Sebaliknya,
perusahaan yang sudah ada justrun
nlebih bertahan karena telah lama
mengetahui sikap dan kebiasaan
pelanggan.
2) Biaya perubahan
Biaya yang diperlukan untuk pelatihan
kembali para karyawan dan penggantian
alat serta sistem yang lama.
3) Respon dari pesaing yang secara agresif
akan mempertahankan pangsa pasar
yang ada.
Alasan Berwirausaha
1. Peluangnya banyak
2. Kita sendiri yang menjadi bosnya atau kita
yang menentukan segalanya
3. Kita lebih sungguh-sungguh karena kita
sadar semua itu akan kembali ke kita
4. Keuntungan tanpa batas asal kita mampu
5. Kita menjadi lebih mampu menghadapi
globalisasi
6. Menciptakan lapangan pekerjaan
7. Mengurangi pengangguran
III. Proses
IV. Penutup
Kesimpulan
Kesimpulan saya adalah berwirausaha
meliputi semua aspek pekerjaan, baik
karyawan swasta maupun pemerintah.
Wirausaha adalah mereka yang
melakukan usaha-usaha kretif dan inovatif
dengan jalan mengembangkan ide dan
meramusumber daya untuk menemukan
peuang dan perbaikan hidup.
Saran
Saran saya untuk usaha air isi ulang
adalah dengan melakukan pengembangan
dengan memperluas area pelayanan.
Dengan demikian usaha ini bias semakin
berkembang dan untuk kedepannya bisa
meminimalkan kejadian yang tidak
diinginkan dan mengurangi angka
pengangguran di Indonesia.
Sumber Referensi
http://revolsirait.com/tag/arti-
kewirausahaan
http://akhsan99.wordpress.com
Page | 9
http://adesyams.blogspot.com/2009/09/
keuntungan-dan-tantangan-
berwirausaha.html
Zimmerer, W. Thomas, Norman M,
Scarborough. 1996. Enterpreneurship and
The New Venture Formation. New Jersey:
Prentice Hall Inyernational, Inc
Page | 10