40
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Usia Produktif Dengan Fibroadenoma Mamae Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community, Fammily and Geriatric Nursing Disusun oleh: Dessy Angghita SA10017 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG 2013

Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas ini di ajukan untuk memenuhi salah satu syrat kelulusan mata kluiah komunitas.

Citation preview

Page 1: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Usia Produktif Dengan Fibroadenoma Mamae

Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community, Fammily and Geriatric Nursing

Disusun oleh:

Dessy Angghita

SA10017

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2013

Page 2: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

KATA PENGANTAR

Page 3: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

DAFTAR ISI

Page 4: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami pertumbuhan,

yang biasanya akan mencapai perkembangan maksimal ketika mencapai

usia 16-18 tahun. Dalam masa perkembangan tubuh akan terjadi beberapa

perubahan pada payudara yang berhubungan dengan sistem metabolisme

tubuh. Proses tumbuh kembang payudara antara lain dipengaruhi aktivitas

hormon, khususnya hormon esterogen (Putri, 2009).

Akan tetapi, hormon juga bisa menyebabkan gangguan abnormal pada

payudara wanita. Salah satu akibat negatif dari hormon estrogen adalah

dapat menimbulkan terjadinya fibroadenoma mammae yaitu tumor jinak

payudara yang sering ditemukan pada usia reproduksi yang disebabkan oleh

beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang

berlebihan terhadap esterogen sehingga kelainan ini sering digolongkan

dalam mammary displasia. Penyakit ini terjadi secara asimptomatik pada

25% wanita dan sering terjadi pada usia awal reproduktif dan puncaknya

adalah antara usia 15 sampai 35 tahun (Brave jurnal, 2009).

Tumor merupakan suatu kelainan yang paling penting diantara semua

kelainan yang terdapat pada payudara. Sejumlah 25 % dari wanita yang

memeriksakan diri ke dokter atau ke rumah sakit disebabkan karena

mereka khawatir mengenai benjolan atau kelainan yang terdapat pada

payudaranya. Jaringan payudara peka terhadap siklus hormon yang

berhubungan dengan periode menstruasi, kehamilan, laktasi atau

penggunaan kontrasepsi oral (Alhadrami, 2007).

Wanita yang menderita atau pernah menderita fibroadenomma mammae

memiliki peningkatan risiko untuk mengalami kanker payudara.Peningkatan

risiko untuk terkena kanker payudara pada wanita dengan riwayat tumor

Page 5: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

jinak berhubungan dengan adanya proses proliferasi yang berlebihan.

Proses proliferasi jaringan payudara yang berlebihan tanpa adanya

pengendalian kematian sel yang terprogram oleh proses apoptosis

mengakibatkan timbulnya keganasan karena tidak adanya kemampuan

untuk mendeteksi kerusakan pada Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) (Rini

Indrati jurnal, 2007).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, pada tahun 2005 terdapat

lebih dari 1,2 juta orang terdiagnosis menderita kanker payudara. Kanker

payudara merupakan penyebab utama dalam kejadian (incidence) dan

kematian (mortality) oleh kanker pada wanita (Hawari, 2004). Kanker

payudara kini menjadi pembunuh wanita nomor satu di Indonesia. Tahun

2007 penderita kanker payudara mencapai 21,69 %, lebih tinggi dari

kanker leher rahim yang angkanya 17 % (Dyayadi, 2009).

Di propinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan

kabupaten/kota yang berasal dari puskesmas tahun 2010, kasus penyakit

kanker ditemukan sebanyak 488 kasus, terdiri dari Kanker Hati 13 jiwa,

Kanker Bronkus 25 jiwa, Kanker Mamae 267 jiwa, Kanker Servik 183 jiwa.

Berdasarkan laporan dari New South Wales Breats Cancer Institute,

fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun,

kurang dari 5% terjadi pada usia diatas 50, sedangkan prevalensinya lebih

dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari

Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan

umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita

mengalami fibroadenoma dalam hidupnya.

Menurut penelitian Siti Fitria Dewi (2008), dari hasil penelitian tersebut

diperoleh 144 kasus fibroadenoma payudara pada wanita. Paling banyak

ditemukan pada usia di bawah 30 tahun (79,90%), yaitu pada kelompok

usia 21–25 tahun (41,70 %), kelompok usia 16–20 tahun (25,70 %),

kelompok usia 26–30 tahun (9,70%) dan kelompok usi 10–15 tahun

Page 6: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

(2,80%). Lokasi yang tersering terdapat pada payudara kanan (44,50%), dan

ditemukan kasus yang jarang sekali terjadi yaitu Giant Fibroadenoma

(tidak diketahui lokasinya 0,70%). Upaya deteksi dini atau pencegahan

fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan Periksa Payudara Sendiri

(SADARI). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-

gejala fibroadenoma mammae yang dapat berkembang menjadi kanker

payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat

menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal

terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa manpuh

memahami konsep dan mampu mengaplikasikan ilmu

keperawatan komunitas dan merumuskan prinsip-prinsip

pengelolahan asuhan keperawatan pada keluarga usia produktif

yang mengalami Fibroadenoma Mamae.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mampu memahami konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

secara umum.

2. Mampu memahami konsep Fibroadenoma Mamae.

3. Mampu memberikan asuhan keperawatan bagi pasien keluarga

usia produktif dengan kasus Fibroadenoma Mamae.

4. Mampu mengaplikasikan perawatan komunitas yang bermutu

sesuai standar yang berlaku di seluruh Indonesia.

1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah

pola deskripsi, yakni mengambarkan, memaparkan serta menjelaskan kembali

apa yang telah kami dapat dan telah kami pelajari sebelumnya dari berbagai

sumber yang telah kami padukan menjadi satu rangkaian berdasarkan hasil

Page 7: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

pemikiran kelompok agar para mahasiswanya dapat mengerti dan memahami

tentang salah satu mata kuliah yang kami sajikan.

Page 8: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

2.1.1 Pengkajian Keperawatan Komunitas

Suatu proses tindakan untuk mengenal komunitas. Orang-orang yang

berada dalam komunitas merupakan mitra dan berperan di dalam proses

keperawatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji

komunitas adalah mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang

berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga

sumberdaya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi

untuk promosi kesehatan. Pengkajian suatu komunitas di mulai dengan

mengidentifikasi sistem yang ada di dalamnya. Sistem adalah keseluruhan

unit yang berfungsi karena saling tergantungnya bagian tersebut.

Komunitas juga merupakan keseluruhan kesatuan fungsi Karena saling

ketergantungan antar bagian atau subsistem. Pengkajian ini perlu didahului

dengan sosialisasi program perawatan kesehatan komunitas serta program

apa saja yang akan dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut.

Sasaran dari sosialisasi ini meliputi tokoh masyarakat baik formal maupun

nonformal, kadar masyarakat, serta perwakilan dari tiap elemen di

masyarakat (PKK, Karang taruna, dll). Setelah itu, kegiatan dilanjutkan

dengan dilakukannya Survei Mawas Diri (SMD) yang diikuti dengan

kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

Beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang ada di

komunitas adalah sebagai berikut:

1. Windshield survey

Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai

dimensi dari komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari

komunitas, lingkungan, serta gaya hidup masyarakat.

Page 9: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

2. Data sekunder

Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah tercatat

sebelumnya,yang termasuk dalam data sekunder meliputi data-data

seperti data statistik, dokumen yang telah diterbitkan, catatan dalam

pertemuan, hasil survey kesehatan, dan catatan kesehatan

(C.O.Helvie,1998).

Selain data sekunder di atas, metode pengkajian komunitas bisa

didapatkan dari data survey, wawancara dengan informan,observasi

komunitas,serta forum komunikasi.

2.1.2 Diagnosis Keperawatan Komunitas

Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia (ststus kesehatan atau resi8ko perubahan pola)dari

individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intrvensi secara pasti untuk menjaga

status kesehatan, membatasi, mencegah ayau mengubahnya (carpenito,

2000). Gordon (2003) mendefinisikan bahwa diagnosis keperawatan

adalah masalah kesehatan actual dan potensial dimana berdasarkan

pendidikan dan pengalamannya, dia mampu dan mempunyai kewenanan

untuk memberikan tindakan keerawatan.kewenangan tersebut didasarkan

pada standar praktik keperawatan dan etik keperawatan yang berlaku

diindonesia.

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu,

keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual dan potensial,

sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan

asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat.semua diagnosis

harus didukung dengan data,dimana menurut NANDA diartikan sebagai

definisi kaakteristik.definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda dan

gejala,tanda adalah suatu yang dapaat diobservasi dan gejala adalah

sesuaatu yang dirasakan oleh klien.

Page 10: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

Anderrson dan Mcfarlane (1996) menggunakan teoti Neuman dari

komunitas dan mengembangkan diagnosis keperawatan berdaasarkan

sitem penggabungan penarikan kesimpulan untuk menggambarkan

masalah, menjelaskan faktor etiologi, serta identifikasi tanda dan gejala

yang menjadi karakteristik masalah.tanda dan gejala dari diagnosis

keperwatan kesehatan komunitas adalah pernyataan kesimpulan yang

menjelaskan durasi atau besarnya maslah. Contoh dari diagnosis

keperwataan kesehatan komunitas adalah sebagai berikut:

Tingginya angka mortalitas bayi berhubungan dengan a).ketidakmampuan

sumber di dapartement kesehatan setempat dalam memenuhi kebutuhan

antepartum b).pelayanan antepartum yang tidak dapat

diakses ;c)kurangnya tenaga kesehatn terkatih yang ditunjukkan dengan :

a. Angka mortalitas bayi sebesar 17,3 tiap 1000 kelahiran hidup

b. Data klinik yang menyatakan kurangnya tenaga

c. Tidak ada bus yang melewati depan klinik

d. Jam kerja mulai pukul 08.00-17.00,senin sampi jumat,yang tidak bisa

diakses oleh komunotas yang bekerja

e. Tidak ada perawat atau bidan yang berlisensi komunitas.

2.1.3 Perencanaan Keperawatan Komunitas

Langkah-langkah dalam perencanaan yang perlu diperhatikan sebagai

berikut.

1. Menentuka prioritas

Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi respon

komunitas yang actual atau potensial yang memerlukan suatu

tindakan.dalam menentukan perencanaan perlu disusun suatu sistim

untuk menentukan diagnosis yang akan diambil tindakan pertamaa

kali.salah satu sistem yang bisa digunakan adalah hierarkib kebutuhan

komunitas.

2. Menentukan criteria hasil

Page 11: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

Penentuan criteria hasil (outcomes) harus ditujukan untuk

komunitas.kriteria hasil harus menunjukkan “apa yang akan diakukan

komunitas serta kapan dan sejauh mana tindakan akan bisa

dilaksanakan”.kriteria hasil harus spesifik dapaat dicapai, rasional, dan

ada batas waktu.

*Tabel perbandingan kebutuhan dasar individu dengan komunitas

sebagai klien

3. Menentukan Rencana Tindakan

Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu

komunitas dalam menciptakan criteria hasil. Rencana tindakan

dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari diagnosis

keperawatan. Oleh sebab itu, rencana mendefinisikan suatu aktifitas

yang diperlukan untuk membatasi fakto-faktor pendukung terhadap

suatu permasalahan.

4. Dokumentasi

Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk yang

bervariasi guna mempromosikan perawatan yang meliputi perawatan

indivdu, keluarga, dan komunitas; perawatan yang kontinu;

komunikasi dan evaluasi.

Page 12: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

2.1.4 Implementasi Keperawatan Komunitas

Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi di mulai setelah

rencana tindakkan di susun dan ditunjukkan padaa rencana strategi untuk

membantu komunitas mencapai tujuan yang diharapkan.

Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.

Perencanaan tindakkan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik,

jika komunitas mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalm

implementasi tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaa, perawat

terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan

yang paling sesuai dengan kebutuhan komunitas.

2.1.5 Evaluasi Keperawatn Komunitas

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan,

dan implementasinya sudah berhasil dicapainya. Evaluasi memungkinkan

perawat untuk memonitor kealfaan yang terjadi selama tahap pengkajian,

analisis, perencanaa, dan implementasi tindakan.

Tujuan evalusi adalah melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.

Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien

berdasarkan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang di berikan,

sehingga perawat dapat mengambil keputusan. Proses evaluasi terdiri atas

dua tahap yaitu mengukur pencapaian tujuan klien baik kognitif, afektif,

psikomotor, dan perubahan proses fungsi tubuh serta gejalanya dan

membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian

tujuan.

Page 13: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

2.2 Konsep Fibroadenoma Mamae

2.2.1 Difinisi

Fibroadenoma mammae merupakan jenis tumor jinak payudara yang

paling banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling

banyak ditemukan pada kelompok umur muda.(Yulianto, 2007).

Fibroadenoma adalah tumor jinak yang memperlihatkan bukti- bukti

tentang proliferasi jaringan ikat dan epitelium. Ini berasal dari lobus

payudara dandapat dianggap sebagai suatu penyimpangan dari

perkembangan lobuler normal bukan tumor yang sesungguhnya. Asal

penyakit ini menjelaskan mengapa fibroadenoma sering terjadi pada

wanita muda pada masa perkembangan lobuler, dan mengapa ini kadang

ditemukan dalam kombinasi dengan karsinoma lobuler (Morris, 2002).

Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang biasanya timbul

pada wanita berumur 18-20 tahun, yang biasanya terasa membesar pada

saat haid(Oswari, 2003) Fibroadenoma adalah suatu neoplasma berbatas

tegas, padat, berkapsul, dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia

dibawah 25 tahun. Sebagian besar (80%) tunggal (Sabiston, 2002).

Hormon juga bisa menyebabkan gangguan abnormal pada payudara

wanita. Salah satu akibat negatif dari hormon estrogen adalah dapat

menimbulkan terjadinya fibroadenoma mammae yaitu tumor jinak

payudara yang sering ditemukan pada usia reproduksi yang disebabkan

oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat

yang berlebihan terhadap esterogen sehingga kelainan ini sering

digolongkan dalam mammary displasia. Penyakit ini terjadi secara

asimptomatik pada 25% wanita dan sering terjadi pada usia awal

reproduktif dan puncaknya adalah antara usia 15 sampai 35 tahun (Brave

jurnal, 2009).

2.2.2 Etiologi

Peningkatan mutlak atau nisbi aktivitas estrogen diperkirakan berperan

dalam pembentukan fibroadenoma, dan lesi serupa mungkin muncul

Page 14: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

bersama dengan perubahan fibrokistik (fibroadenosis). Fibroadenoma

biasanya terjadi pada perempuan muda (Morris, 2002). Fibroadenoma

tergantung pada hormon dan bisa berfluktuasi dalam diameter sebanyak

1 cm di bawah pengaruh esterogen haid normal, kehamilan, laktasi, atau

penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan cepat bisa jelas selama

kehamilan atau laktasi (Sabiston, 2002).

2.2.3 Patofisiologi

Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan

pada masa reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu

akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen

sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.

Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan

lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya.

Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi

fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel

dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.

2.2.4 Tanda dan Gejala

1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan,

pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal

2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan

3. Ada penekanan pada jaringan sekitar

4. Ada batas yang tegas

5. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa

( Giant Fibroadenoma )

6. Memiliki kapsul dan soliter

7. Benjolan dapat digerakkan

8. Pertumbuhannya lambat

9. Mudah diangkat dengan lokal surgery

10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian

Page 15: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

2.2.5 Diagnosis

Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan

pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau

ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada

pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan

palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah

mobil atau tidak, kenyal atau keras, dan lain-lain. Mammography

digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna

untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau

70tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan

mammography, sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena

fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan

baik bila menggunakan mammography.

Sampai dengan umur 25 tahun, diagnosa klinis sudah mencukupi. Tetapi

usia diatas itu konfirmasi patologi akan diperlukan karena adanya

kebutuhan untuk memastikan adanya karsinoma mammae.

Sitologi aspirasi jarum kecil merupakan metode diagnosa yang akurat

pada wanita yang lebih tua. Walaupun sel epitel hiperplastik mungkin

akan disangka sebagai neoplasia. Karena fibroadenoma biasanya

ditemukan secara klinis pada wanita usia muda, maka mammografi

tidak mempunyai tempat dalam diagnosa rutin. Pada pasien yang lebih

tua, fibroadenoma timbul sebagai lesi halus soliter dalam radiografi,

dengan densitas yang sama atau agak lebih tinggi daripada jaringan

sekitarnya. Dengan bertambahnya usia, klasifikasi yang tidak merata

menjadi terlihat (Sabiston, 2002).

Fibroadenoma biasanya tanpa ada gejala dan ditemukan secara kebetulan.

Pada 10-15% kasus, fibroadenomabersifat majemuk. Tumornya

bersifat keras, kenyal, tak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas, dan pada

palpasi terkesan bahwa ia mudah „berlari-lari‟. Diperlukan eksisi

tumor, atau pemastian diagnosa dengan aspirasi jarum halus. Resiko

Page 16: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

utama adalah bila fibroadenoma yang tak tereksisi bertumbuh dan

menimbulkan rasa nyeri, khususnya selama (Schrock, 2002).

2.2.6 Terapi

Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:

1. Ukuran

2. Terdapat rasa nyeri atau tidak

3. Usia pasien

4. Hasil biopsy

Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi

pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic

pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara,

tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti

akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.(Alhadrami, 2007).

Fibroadenoma yang lebih besar (lebih dari 2 cm) harus diangkat, karena

dapat menyebabkan nyeri dan dapat bertambah besar terus (Schrock,

2002).

2.2.7 Deteksi Dini Fibroadenoma Mamae

1. Defenisi

Deteksi dini fibroadenoma adalah suatu usaha untuk mendeteksi

dan menentukan adanya benjolan atau kelainan seawal mungkin pada

payudara. Kemungkinan timbulnya benjolan pada payudara

sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan

sendiri (SADARI) (Dalimartha, 2004).

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah suatu cara

melakukan pemeriksaan payudara yang dapat dilakukan oleh diri

sendiri tanpa bantuan orang lain (Rasjidi, 2010).

2. Tujuan

Page 17: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

Tujuan dari SADARI adalah mendeteksi dini apabila terdapat

benjolan atau kelainan pada payudara sehingga dapat segera

dilakukan tindakan apabila ditemukan kelainan (Putri, 2009).

3. Waktu

Waktu terbaik untuk memeriksa payudara sendiri yaitu setelah

periode menstruasi atau pada hari ke 7–10 hari setelah menstruasi

karena pada saat ini jaringan payudara dalam keadaan lunak

karena pengaruh hormonal. Jika pemeriksaan ini dilakukan pada saat

jaringan payudara padat, maka seolah-olah akan teraba benjolan dan

hasil pemeriksaannya menjadi positif palsu. Dan apabila periode

menstruasi tidak teratur atau kadang–kadang dalam sebulan tidak

terjadi, dapat dilakukan pada hari yang sama pada setiap bulan.

Untuk wanita yang sudah mengalami menopause, SADARI

dilakukan secara rutin setiap bulan (Rasjidi, 2010).

4. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri

Langkah 1

a) Memulainya dengan melihat payudara dicermin b) Posisi pundak

tegap

c) Kedua tangan di pinggang

Yang harus dilihat adalah :

a) Ukuran payudara

b) Bentuk payudara

c) Warna payudara

Payudara normal adalah payudara dengan bentuk sempurna

tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan.

Payudara yang bermasalah adalah :

Page 18: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

a) Kulit mengkerut

b) Terjadi lipatan

c) Ada benjolan

d) Puting berubah poisi biasanya seperti tertarik kedalam e)

Kemerahan nyeri

f) Ruam-ruam atau bengkak

2) Langkah 2

a) Angkat tangan anda ke atas

b) Amati jika ada perubahan-perubahan payudara

3) Langkah 3

a) Saat bercermin, cermati puting anda

b) Periksalah ada cairan yang keluar dari puting atau tidak (baik

itu cairan bening seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur

darah).

c) Periksalah puting susu anda, apakah terdapat tanda-tanda yang

tidak wajar seperti luka atau koreng.

Puting yang baik adalah :

Jika anda tidak menyusui maka tidak akan keluar cairan apapun.

Namun jika anda menyusui akan mengeluarkan ASI tentunya.

Puting susu yang bermasalah adalah :

a) Mengeluarkan cairan yang berwarna kuning dan bercampur darah

b) Puting luka atau mengoreng

4) Langkah 4

a. Langkah 4a

Page 19: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

Merasakan payudara dengan cara berbaring

1) Pergunakanlahtangankanan untuk merasakan payudara kiri,

begitu sebaliknya.

2) Pijatlah dengan pelan namun mantaf (tapi bukan keras).

Pijatan dapat dilakukan dengan tiga ujung jari anda (telunjuk,

tengah, manis).

3) Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara.

4) Gunakan gerakan memutar, sekali putaran mencakup

seperempat bagian payudara.

b. Langkah 4b

Pijatlah payudara dengan cara berbaring :

1) Mulai pijatlah payudara anda dari atas sampai bawah, kiri

kanan2) Setelah itu pijatlah juga dari tulang punduk sampai

bagian atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara.

3) Buatlah pola memutar untuk memastikan anda sudah memijat

seluruh bagian payudara anda.

4) Mulailah dari puting, buat gerakkan memutar, semakin lama

semakin membesar sampai anda mencapai bagian tepi payudara.

5) Anda juga dapat membuat gerakan naik turun, gerakan ini bagi

sebagian besar wanita dianggap lebih efektif.

6) Pastikan anda merasakan seluruh jaringan payudara dari depan

(puting) sampai bagian belakang payudara.

7) Pakailah pijatan-pijatan yang sesuai dengan anatomi payudara,

yaitu ringan untuk kulit dan jaringan tepat dibawah kulit, pijatan

sedang utuk bagian tengah payudara dan pijatan kuat untuk jaringan

bagian dalam.

Page 20: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

8) Saat anda mencapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat

merasakan tulang iga anda.

5) Langkah 5

a) Rasakan payudara anda saat anda berdiri dan duduk

b) Anda dapat merabanya saat anda mandi karena bagi

sebagian wanita, mereka merasa jauh lebih mudah memijit saat kulit

payudara dalam keadaan basah dan licin.

c) Lakukan dengan gerakkan yang sama dengan langkah nomor

4.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Fibroadenoma Mamae

2.3.1 Pengkajian

a. Identifikasi data

1. Komposisi Keluarga

Dilakukan pengidentifikasian penyakit Fibroadenoma Mamae di

mulai dari anggota keluarga yang sudah dewasa kemudian diikuti

anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua.

a) Umur penderita seringkali berasal dari usia produktif (15-50

tahun).

b) Jenis kelamin, insiden tertinggi pada wanita

2. Tipe Keluarga

Garis keturunan atau silsilah keluarga dari tiga generasi apakah ada

yang menderita penyakit fibroadenoms mamae.

3. Latar Belakang Budaya

Status kesehatan yang buruk (alkoholisme, perokok), kadar hormon

estrogen di dalam tubuh, penggunaan alat kontrasepsi dan siklus

haid.

4. Pola Spiritual

Agama yang dianut dalam keluarga dan kegiatan yang aktif diikuti.

5. Status Kelas Sosial

Page 21: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

a) Penghasilan keluarga

Keluarga yang berpenghasilan kurang atau kepala keluarga yang

tidak mampu bekerja lagi, pendapatannya menurun dan akan

mempengaruhi dalam pemenuhan gizi keluarga, dan

mempengaruhi kontak dengan pelayanan kesehatan untuk

mendeteksi dini keadaan penyakit.

b) Pendidikan

Keadaan ekonomi yang rendah sangat berkaitan dengan masalah

pendidikan, ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi

masalah yang mereka hadapi dan kurangnya pengetahuan

tentang masalah penyakit membuat keluarga tidak mampu

merawat penderita baik yang mengakibatkan kondisi penyakit

bertambah buruk dan timbuk komplikasi.

6. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Aktivitas yang dilakukan bersama-sama dengan keluarga, frekuensi

aktivitas anggota keluarga dan penggunaan waktu senggang secara

bersama-sama.

b. Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan setiap angggota keluarga dari usia bayi sampai

usia lanjut.

2. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Riwayat kesehatan dalam keluarga adakah keluarga yang pernah

menderita penyakit kronis, penyakit menular atau penyakit yang

sifatnya herediter misalnya diabetes, hipertensi, hepatitis serta

bagaimana perawatan dari keluarga dan pengobatan medis yang telah

diberikan.

c. Data Lingkungan

1. Karakteristik hubungan dengan tetangga

Biasanya penderita cenderung merasa rendah diri dalam pergaulan

dan biasa penderita mengalami gangguan gambaran diri

2. Mobilitas geografis keluarga

Page 22: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

Status rumah yang di huni keluarga apakah rumah sendiri atau

menyewa, sudah berapa lama tinggal di daerah tersebut dan pindah

dari daerah mana.

3. Interaksi keluarga dengan masyarakat

a) Fasilitas sosial dan kesehatan

Fasilitas kesehatan yang tidak memadai dan tidak terjangkau

menjadi kendala dalam kelangsungan pengobatan penderita.

b) Fasilitas transportrasi

Transportasi merupakan sarana yang penting dan sangat

diperlukan agar penderita mendapatkan pelayanan kesehatan

dengan segera. Ketiadaan sarana transportasi menjadikan

penderita enggan untuk datang ke pusat pelayanan kesehatan

sehingga memperburuk keadaan.

4. Sistem pendukung dalam keluarga

Dalam keberhasilan pendeteksian dini dibutuhkan kontrol atau

dukungan keluarga untuk mengajarkan cara pendeteksi dini

mengetahui fibroadenoma mamae.

d. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi

Menjelaskan cara berkomunikasi antar angggota keluarga, sistem

komnunikasi yang digunakan, efektif atau tidaknya komunikasi

dalam keluarga.

2. Struktur peran

Apakah anggota keluarga sudah menjalankan perannya dalam

keluarga dengan baik sesuai dengan fungisnya. Seorang penderita

fibroadenoma mamae akan mengalami perubahan kapasitas fisik

dalam melaksanakan peran.

3. Struktur kekuatan keluarga

Sejauh mana keluarga mampu mengambil keputusan dengan tepat

dalam masalah mengatasi firoadenoma mamae yang ada di

keluarga.

Page 23: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

4. Nilai dan norma keluarga

Persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang terjadi di

keluarga dalam hal ini penyakit firoadenoma mamae.

e. Fungsi Keluarga

1. Fungsi perawatan kesehatan

a) Keluarga mengenal masalah kesehatan

b) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat

c) Keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga

yang sakit

d) Keluarga mampu memodifikasi dan memelihara lingkungan

untuk menunjang kesehatan.

e) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan

yang ada.

2. Koping keluarga

a) Stresor yang sering muncul dalam keluarga

b) Respon keluarga terhadap stresor

c) Koping yang digunakan dalam menghadapai stresor

Page 24: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

2.3.2 Analisa Masalah

No Data Penyebab Keterangan

1. DS:

Biasanya keluarga

mengatakan cemas

dengan sakit yang di

derita oleh salah satu

anggota keluarga

DO:

Peningkatan keteganngan

dan mengekspresikan

kesanggungan peran

Ketidaktahuan

keluarga tentang

penyakit, perubahan

kesehatan dan sosio

ekonomi

Kecemasan

2. DS:

Biasanya keluarga klien

mengatakan klien jarang

keluar rumah dan hanya

berdiam diri dirumah.

DO:

Klien jarang mengobrol

dengan orang lain, klien

lebih sering berada di

rumah.

Ketidakmampuan

keluarga

mengkomunikasikan

tentang perubahan

diri

Gangguan

konsep diri

Page 25: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

2.3.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas

1. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit,

perubahan kesehatan dan sosio ekonomi.

2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengkomunikasikan tentang perubahan diri.

Page 26: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

2.3.4 Rencana Asuhan Keperawatan

NoDiagnosa

keperawatan

Tujuan Kriteria evaluasi

IntervensiJangka

panjangJangka pendek Kriteria Standart

1 Kecemasan

berhubungan

dengan

ketidaktahuan

keluarga

tentang

penyakit,

perubahan

kesehatan

dan sosio

ekonomi.

Setelah 1

minggu

pertemuan

masalah

dapat

teratasi

1. Keluarga mampu mengenal masalah ca mammae1.1 Pengertian

fibroadenoma mamae

1.2 Tanda dan gejala

1.3 Penyebab

Respon

verbal

menjelaskan

Pengertian fibroadenoma mamae:

benjolan yang terdapat pada mammae

Tanda dan gejala :

- Kelainan bentuk payudara- Nyeri pada payudara- Erosi puting susu- Eritema kulitPenyebab :

- Infeksi- Kontrasepsi- Radiasi dinding dada- Riwayat keluarga- Tidak menikah

1.1.1 Klasifikasi pemahaman keluarga tentang pengertian fibroadenoma mamae

1.1.2 Jelaskan pengertian fibroadenoma mammae pada keluarga

1.2.1 Jelaskan tanda dan gejala fibroadenoma mammae

1.3.1 Jelaskan penyebab fibroadenoma mammae

1.3.2 Bersama keluarga mengidentifikasi

Page 27: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

kemungkinan penyebab fibroadenoma mammae

2. Keluarga mampu mengenal masalah fibroadenoma mammae

Respon

psiko motor

Keluarga memodifikasi kondisi potensi

keluarga untuk mengatasi masalah :

- Menggunakan mekanisme koping untuk mengatasi cemas atau stres

2.1 Observasi kemampuan keluarga dalam menggunakan koping dan membuat kondisi rumah yang bersih

2.2 Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial dan ketidakberdayaan

3. Keluarga mampu menggunakan pelayanan kesehatan yaitu:

3.1 Menyebutkan fasilitas

3.2 Menyebutkan fasilitas kesehatan

Psikomotor Manfaat fasilitas kesehatan :

- Dapat dirawat secara langsung- Memperoleh informasi di rumah- Mendapat terapi pengobatan

Fasilitas kesehatan terdekat :

- Jarak Posyandu 400 m- Jarak Puskesmas 1 km- Jarak RS 8 km

3.1 Jelaskan manfaat kesehatan terkait keluhan yang ada

3.2 Motivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas kesehatan guna pengobatan tindak lanjut

3.3 Dukung keluarga untuk mengunjungi

Page 28: Tugas Individu Komunitas Askep (Dessy Angghita-SA10017)

terdekat fasilitas kesehatan3.4 Jelaskan jarak,

waktu buka, biaya masing-masing fasilitas kesehatan yang ada

3.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjungi fasilitas kesehatan