29
TUGAS TUTORIAL PERTANIAN BERLANJUT “Contoh Aplikasi Gis Untuk Kegiatan Pertanian Berlanjut” Disusun oleh : Nama : Aviandi Prasetya NIM : 135040200111065 Kelas : X Asisten : Fi’liyah PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SGASDG

Citation preview

Page 1: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

TUGAS TUTORIAL PERTANIAN BERLANJUT

“Contoh Aplikasi Gis Untuk Kegiatan Pertanian Berlanjut”

Disusun oleh :

Nama : Aviandi Prasetya

NIM : 135040200111065

Kelas : X

Asisten : Fi’liyah

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

1. Contoh Tentang Aplikasi GIS Untuk Kegiatan Pertanian

A. Pemantauan Produksi di Bidang Pertanian

Integrasi data satelit dan model produktivitas tanaman

merupakan metode analisis kuantitatif yang penting untuk menduga

hasil panen pada skala lokal dan regional. Data penginderaan jauh

praktis di-gunakan untuk permodelan tana-man dengan kondisi

kanopi yang selalu dinamis berubah dalam waktu dan ruang.

Sebelumnya telah diuraikan metode pendugaan hasil tanaman

yang dilakukan berdasarkan data satelit dengan menggunakan

indikator biomassa tanaman dan IV. Walaupun pendekatan IV dapat

dikatakan sederhana, hubungan antara IV dengan hasil dapat

dikatakan bersifat lokal dan sensitif terhadap terhadap tanah dan

kondisi atmosfer. Untuk prediksi hasil pertanian pada berbagai

kondisi, dibutuhkan parameter lainnya yang dapat menjelaskan

mekanisme fisiologis/biologis yang mengontrol pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Moulin, et al., 1998). Oleh karena itu

dibutuhkan model-model mekanistis yang mampu me-ngintegrasikan

berbagai parameter (biofisik tanaman, tanah, iklim dan sistem

budidaya) yang mempengaruhi produksi tanaman. Beberapa model

tanaman seperti halnya Environmental Policy Integrated Climate

(EPIC) (Easterling et al.,1998; Izaurralde et al., 2003) dan FAO

model: Specific Water Balance (CS-WB) (Reynolds et al., 2000)

telah diintegrasikan dengan SIG untuk menghasilkan model tanaman

spasial yang kemudian diintegrasikan data penginderaan jauh yang

terkini berhasil mensimulasi hasil produksi tanaman secara efisien

dalam skala regional

Modeling agroekosistem berbasis SIG merupakan metode

powerful di mana dapat membantu pengelola/pengambil keputusan

di bidang pertanian untuk menganalisis secara langsung bukan hanya

Page 3: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

pengaruh lingkungan biofisik terhadap produksi tanaman tetapi juga

menganalisis pengaruh sistem budidaya terhadap hasil panen.

B. Penilaian Resiko Usaha Pertanian

GIS bermanfaat bagi pertanian dan perkebunan. GIS dapat

digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya skala yang luas

secara optimal dengan resiko gagal tanam dan gagal panen

minimum untuk pertanian dan perkebunan. Melalui GIS, kita

dapat menetapkan masa tanam yang tepat, memprediksi masa

panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan

perhitungan secara tahunan terhadap debit, curah hujan dan

skenario pola tanam dan jenis tanam yang paling menguntungkan

secara ekonomi dan teknis. Penilaian resiko usaha pertanian seperti

“Model Manajemen Data Spasial Untuk Pemilihan Jalur Distribusi

Holtikultura” yang disusun oleh Kudang B. Seminar , Mohammad

Abousaidi dan Agus Wibowo.

C. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Di samping upaya preemtif, dilakukan pula upaya responsif,

yaitu pengendalian berdasarkan informasi status OPT dan faktor

yang berpengaruh terhadap berlangsungnya musim saat

itu.Beberapa bentuk upaya responsif, antara lain penggunaan musuh

alami, pestisida alami, pestisida kimia, serta pengendalian mekanis.

Upaya itu kerap mempertimbangkan biaya pengendalian yang perlu

dilakukan. Edi mengatakan untuk menerapkan tindakan operasional

tersebut diperlukan informasi berupa model prediksi kejadian

serangan atau peramalan OPT di suatu daerah. Peramalan itu

mencakup suatu kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi dan

memprediksi serangan OPT. Tidak hanya itu, peramalan juga

bertujuan untuk memprediksi kemungkinan penyebaran dan akibat

yang ditimbulkan serangan OPT dalam ruang dan waktu tertentu.

Menurut Peneliti dari Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya

Alam (PTISDA) BPPT, Hartanto Sanjaya, jaringan komputer

Page 4: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

Neonet didukung 16 prosesor dengan memori 16 gigabyte.

Sedangkan kapasitas hardisk untuk menyimpan data sebesar 9

terabyte.

• Model Runtun Waktu

Agar ramalan yang dibuat cukup akurat, perlu dilakukan

peningkatan mutu (upgrading) informasi hasil ramalan, deskripsi,

dan pengembangan model peramalan. Kegiatan itu dilakukan oleh

BB-POPT. Edi menerangkan metode peramalan tersebut

menggunakan model runtun waktu, yaitu menyelidiki pola dalam

deret data historis atau data masa lalu dan mengekstrapolasikannya

ke masa depan. Metode tersebut hanya menggunakan satu variabel,

yaitu serangan OPT pada masa lampau. Asumsi yang digunakan

dalam penerapan model runtun waktu itu mengganggap kejadian

serangan OPT pada masa lalu akan terus berulang setiap tahunnya.

Cara membaca data peta sebaran OPT secara nasional

terbilang cukup mudah. Mula-mula kursor diarahkan ke menu

komoditas untuk memilih padi, jagung, atau kedelai. Setelah itu

pengguna bisa memilih enam jenis OPT yang tersedia, misalkan

penggerek batang, wereng cokelat, tikus, tungro, BLB, dan blas.

Proses selanjutnya, pengguna mengatur keterangan yang akan

ditampilan di peta berupa grid, kota, jalan, sungai, dan provinsi.

Kursor kemudian diarahkan ke menu pembesar, pengecil,

penggeser, dan penampil keseluruhan peta. Untuk mengetahui

detail ramalan OPT di peta sebaiknya pengguna memilih menu

pembesar. Selanjutnya, kursor diarahkan ke suatu provinsi untuk

mengetahui perkiraan luas daerah yang terserang OPT. Sebagai

contoh, ketika pengguna mengeklik Provinsi DKI Jakarta, saat itu

pula bisa diketahui informasi mengenai luas tanaman padi yang

rentan terserang OPT jenis penggerek batang.

Kelemahan lain dari sistem informasi itu ialah pada data

sebaran OPT belum dilengkapi petunjuk cara pengendalian yang

harus dilakukan para petani. Misalnya, apabila terjadi serangan

Page 5: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

BLB, apa yang harus dilakukan petani untuk dapat mengatasi

persoalan itu. Metode peramalan dengan model yang menggunakan

satu variabel itu juga dinilai memiliki akurasi rendah. Menurut

Hartanto, selama ini data serangan OPT diperoleh secara manual

dari pemantauan petugas pengendali OPT di lapangan. Padahal,

selama ini jumlah petugas yang tersedia tidak sebanding dengan

luasnya lahan pertanian yang dipantau. Dampaknya, kebanyakan

data akhirnya didasarkan pada perkiraan-perkiraan.

Diagram Konteks SIG Pengelolaan Kelapa Sawit

Page 6: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

Peta Sebaran Ramalan Serangan OPT

D. Pemantauan Budidaya Pertanian

GIS dapat dimanfaatkan untuk membantu mengelola

sumberdaya perkebunan dan pertanian. Seperti untuk mengelola

luas kawasan untuk tanaman, pohon, atau saluran air. GIS

digunakan untuk memantau tahap budidaya tanaman, misal dalam

menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan

melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah

yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik

yang akan digunakan selanjutnya. GIS membantu menganalisis

inventarisasi data – data lahan perkebunan maupun pertanian

menjadi lebih cepat, seperti pada proses pembibitan, proses

penanaman yang dapat dikelola oleh pengelola kebun.

Sebagai contoh dengan penggunaan aplikasi GIS kita dapat

mengetahui keadaan tanaman, parameter tanah, informasi mengenai

lingkungan tumbuh di lapang, mendeteksi pertumbuhan tanaman,

kadar air tanah dan tanaman, hama dan penyakit tanaman, pemetaan

Page 7: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

sumber daya, irigasi, mengetahui kebutuhan pupuk, menentukan

posisi lahan, monitoring lingkungan, dan lain sebagainya. GIS juga

dapat digunakan untuk membuat peta persebaran tanaman pangan

dalam suatu wilayah, peta persebaran komoditi hortikultura, jenis

tanah, dan lain sebagainya. Contoh penerapan penggunaan aplikasi

GIS dalam pemantauan budidaya pertanian seperti “Aplikasi

Inderaja Dan GIS Untuk Monitoring Keberhasilan Reboisasi Di

Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur” yang disusun

oleh Irmadi Nahib dan Jaya Wijaya , Nusa Tenggara

Timur.

E. Presisi Pertanian

Pertanian Presisi (precision farming/PF) merupakan

teknologi informasi pengolahan pertanian yang mempunyai fungsi

untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengelola informasi

keragaman spasial dan temporal pada lahan untuk mendapatkan

keuntungan optimal, berkelanjutan, dan dapat menjaga lingkungan.

Tujuannya adalah mencocokan sumberdaya serta kegiatan

budidaya pertanian dengan keperluan tanaman dan kondisi

tanah yang disesuaikan dengan karakteristik lahan. Dengan

adanya hal tersebut, maka kita dapat memperoleh hasil yang lebih

besar dengan jumlah input yang sama.

PF merupakan teknologi baru yang masuk ke Indonesia

sedangkan diluar negeri teknologi ini sudah sangat berkembang.

Sehingga untuk mengejar keterlambatan tersebut, Indonesia perlu

memulai penelitian sehingga dapat meningkatkanhasil pertanian,

menekan biaya produksi, dan mengurangi dampak terhadap

lingkungan yang ada di Indonesia. Penggabungan peta hasil, peta

tanah, peta pertumbuhan tanaman menghasilkan peta informasi

lahan (field information map) sebagai dasar perlakuan yang sesuai

dengan kebutuhan lahan secara spesifik yaitu dengan

diperolehnya variable rate application. Pelaksanaan kegiatan ini

Page 8: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

akan lebih cepat dan akurat apabila sudah tersedia variable

rate applicator.

Presisi pertanian seperti “Pemetaan Daerah Potensial

Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Berbasis

Sistem Informasi Geografis Diperairan Teluk Tomini , Provinsi

Gorontalo” yang disusun oleh Fauzan, Makassar..

F. Pengelolaan Sumberdaya Air

Teknologi GIS dalam hal irigasi dapat membantu berbagai

kegiatan pertanian seperti membuat keputusan untuk menentukan

luas tanam aman berdasarkan informasi debit, membantu

memecahkan masalah yang berkaitan dengan kekeringan, atau

keputusan tentang lokasi jaringan irigasi mana yang perlu

direhabilitasi. GIS juga bisa digunakan untuk membantu membuat

keputusan mengenai lokasi bendungan baru dengan meminimkan

dampak lingkungan yang akan terjadi akibat pembangunan

bendungan tersebut serta berada pada posisi topografi yang optimal

untuk mengairi areal yang paling luas.

Untuk menjaga kelestarian air serta lingkungan, maka

dibutuhkan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air yang

baik. Informasi yang dibutuhkan untuk pengambil keputusan salah

satunya adalah data spasial. Teknologi spasial yang sedang

berkembang di Indonesia saat ini adalah Sistem Informasi

Geografis (GIS). Sebagian besar aplikasi GIS untuk pengelolaan

sumberdaya air masih sangat kurang di negara Indonesia meskipun

perkembangan GIS sudah maju pesat di negara-negara lain.

Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air harus dilakukan

terpadu mulai dari sumber air sampai dengan pemanfaatannya.

Informasi secara spasial akan sangat membantu pada proses

pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya air.

Pengelolaan sumber daya air seperti “Aplikasi GIS Untuk

Evaluasi Sistem Jaringan Drainase di Sub DAS Lowokwaru Kota

Malang” yang disusun oleh Azizah Rachmawati.

Page 9: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

G. Kajian Biodiversitas Bentang Lahan Untuk Kegiatan Pertanian Berlanjut

Aplikasi GIS telah banyak digunakan baik di negara maju

maupun negara berkembang untuk mengkonservasi hutan dan

kergaman hayati. Hutan tropis mempunyai peranan yang

signifikan dalam perubahan iklim global. Alat yang sangat

berguna untuk melakukan penelitian perubahan iklim adalah GIS.

Karena GIS mampu mengorganisasikan data dalam bentuk basis

data global dan juga mempunyai kemampuan analisis spasial untuk

permodelan. Aplikasi untuk penelitian tersebut masih sangat

terbatas pada negara berkembang. Data spasial yang dibutuhkan

antara lain mencakup area hutan tropis, yaitu meliputi basis data

topografi, hutan tropis basah, iklim global, perubahan iklim global,

citra satelit, konservasi dan tanah.

Kajian biodiversitas bentang lahan untuk kegiatan pertanian

berlanjut seperti “Analisis Pola ruang Kalimantan Dengan Tutupan

Hutan Kalimantan 2009” disusun oleh Doni Prihatna.

2. Penjelasan aplikasi tersebut terkait dengan dimana kegiatan

tersebut dilakukan, pada sistem pertanian yang bagaimana

penerapkan GIS tersebut dilakukan, macam data spatial apa saja

yang dibutuhkan dalam menyusun contoh tersebut, bagaimana

manfaat penerapan GIS tersebut dalam menjalankan sistem

pertanian.

Konsep SIG

Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data

citra, data lapangan, survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS.

Selanjutnya diolah di laboratorium atau studio SIG dengan software

tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk

berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional,

maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input

kebutuhan yang diinginkan user.

Page 10: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

Komponen SIG

Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi

ke dalam lima komponen utama, yaitu:

o Perangkat keras (Hardware)

o Perangkat lunak (Software)

o Pemakai (User)

o Data

o Metode

Untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada

prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu:

1. Data spasial

Data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan

data yang menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu

wilayah di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa

grafik, peta, ataupun gambar dengan format digital dan disimpan

dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image

(raster) yang memiliki nilai tertentu.

2. Data non-spasial

Data non-spasial disebut juga data atribut, yaitu data

yang menerangkan keadaan atau informasi - informasi dari suatu

objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah

satu komponen utama dari Sistem Informasi Geografis adalah

perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan

salah satu software GIS yaitu Map Info Profesional 8.0. Map

Info merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi

Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh Map Info Co.

Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu

dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan

menganalisis data secara geografis.

Page 11: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

Pemanfaatan Aplikasi GIS di Bidang Pertanian

Dalam dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi

teknologi yang terus berkembang, penerapan aplikasi teknologi

dalam berbagai bidang pun terus dilakukan, tidak terkecuali dalam

sektor pertanian, sektor perekonomian utama di Indonesia mengingat

sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dalam dunia

pertanian.

Salah satu contohnya adalah aplikasi GIS atau Geographical

Information System, dan jika diterjemahkan secara bebas ke bahasa

Indonesia, kita bisa menyebutnya SIG atau Sistem Informasi

Geografi. SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk

bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat

geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis

data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang

bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat

operasi kerja. Yang dapat dibantu GIS untuk dunia pertanian adalah:

Pemantauan Produksi Dibidang Pertanian

Geographics Information sistem (GIS) atau sistem Informasi

Geografis (GIS) diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan

untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah,

menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau

data geospasial, untuk mendukung pengambilan keputusan

dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber

daya alam, lengkung transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan

umum lainnya. Komponen GIS adalah sistem komputer yang

terdiri atas perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(software), data geospasial dan pengguna (brainware).

Penilaian Resiko Usaha Pertanian

Penilaian resiko usaha pertanian “Model Manajemen Data

Spasial Untuk Pemilihan Jalur Distribusi Holtikultura”, penelitian

dilakukan di PT Saung Mirwan di Kecamatan Mega Mendung,

Bogor. Data spasial dan non – spasial untuk pemilihan jalur

Page 12: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

hortikultura mencakup peta pasar dan jalan, jarak, kondisi trafik,

dan kecepatan kemudi, dan kecepatan rata – rata perjalanan.

Entri data spasial dilakukan dengan registrasi peta kota yang

diperoleh dari BAKOSURTANAL digabungkan dengan peta jalan

dari BPPT untuk memperoleh peta jalur kota dan target pasar.

Pengendalian Hama Dan Penyakit

Kondisi Umum daerah penelitian Serangan organisme

pengganggu tanaman dapat menyebabkan target pertanian

menurun. Kini prediksi serangan organisme pengganggu tanaman

dapat diakses melalui Internet. Organisme pengganggu tanaman

(OPT), seperti gulma, hama, dan mikroorganisme patogenik

merupakan musuh bebuyutan para petani. Organisme-organisme itu

dapat menyebabkan tanaman rentan terserang penyakit dan

menurunkan kualitas tanaman. Oleh karena itu, untuk menghasilkan

tanaman berkualitas, diperlukan upaya pengendalian OPT yang

menyeluruh. Kebutuhan data Spasial Contoh lain di bidang pertanian

adalah digunakannya GIS untuk pengelolaan kebun kelapa sawit

yang di dalamnya termasuk pengendalian hama dan penyakit

tumbuhan.

Pemantauan Budidaya Pertanian

Kondisi keadaan umum penelitian--Kabupaten Kupang

dengan ibukota Kupang memiliki luas 733.872 ha, yang terdiri dari 1

kota administratif dan 21 kecamatan. Secara geografis terletak pada

koordinat 1210 300 – 1240 110 BT. Dan 90 190 – 100 170 000 LS.,

sedangkan secara administratif berbatasan dengan Kabupaten

Timor Tengah Selatan (sebelah utara), Laut Timor (sebelah timur

dan selatan), dan Teluk Kupang (sebelah barat).

Pemetaan daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan

teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (GIS).

Secara garis besar tahap kegiatan meliputi (a) Pengadaan citra

Landsat dan Peta-Peta Pendukung; (b) Pengumpulan data sekunder;

Page 13: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

(c) Telaah pustaka; (d) Interpretasi data penginderaan jauh; dan

Analisis Sistem Informasi Geografis.

Proses berikutnya adalah overlay dari data digitasi dari peta

dasar (Peta Rupabumi/ Peta Topografi) dengan hasil interpretasi

digital maupun manual. Analisis dan penyusunan data atribut

dilakukan dalam informasi geografi (dengan software Arc/Info).

Dengan tersusunnya format data dalam GIS (link spasial dengan

tabular) dapat dapat dipakai untuk penyusunan strategi penanganan

lahan kritis.

Presisi Pertanian

Penelitian dilaksanakan di Teluk Tomini Provinsi Gorontalo.

Keadaan Umum Lokasi Penelitian Teluk Tomini secara geografis

terletak pada 1200-1230 30‟ BT dan 0030‟ LU 1030‟ LS. Wilayah

Provinsi Gorontalo yang berbatasan langsung dengan perairan

mempunyai panjang garis pantai sekitar 436,52 kilometer yang

terdiri dari empat Kabupaten dan satu Kota yaitu Kabupaten

Boalemo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Pohuwato,

Kabupaten Gorontalo, dan Kota Gorontalo.

Analisis Parameter Oseonografi Terhadap Hasil Tangkapan

Untuk mengetahui hubungan kondisi oseonografi dengan hasil

tangkapan pada penelitian ini dilakukan anilisi beberapa

parameter. Berdasarkan hasil pengukuran parameter suhu (X1),

klorofil-a (X2), kedalaman (X3), salinitas (X4), dan kecepatan

arus (X5) sebagai variabel bebas (independent), sedangkan

hasil tangkapan ikan cakalang (Y) sebagai varibel tak bebas

(depandent). Parameter suhu, salinitas, kecepatan arus,

kedalaman, dan klorofil diduga memilki hubungan dan pengaruh

terhadap hasil tangkapan ikan cakalang. Berdasarkan hasil regresi,

diperoleh nilai korelasi regresi berganda antara variabel parameter

oseonografi (suhu, kliorofil, kedalaman salinitas dan kecepatan arus)

dengan hasil tangkapan.

Page 14: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

Pengelolaan Sumberdaya Air

Penelitian di Sub Daerah Aliran Sungai Lowokwaru Kota

Malang yang merupakan bagian dari DAS Bango. Data sekunder

yang dibutuhkan yaitu : peta digital titik – titik ketinggian hasil

digitasi wilayah studi dengan skala 1:1000; peta pembagian DAS;

Peta RT-RW; peta layout dan data genangan eksisting pada daerah

kajian.

Kajian Biodiversitas Bentang Lahan untuk

Kegiatan Pertanian berlanjut.

Kalimantan sebagai satu kesatuan ekosistem memiliki

keterkaitan antar satu wilayah dengan wilayah lainnya (antara hulu

dan hilir) sehingga pengelolan perlu dilakukan secara seimbang

dengan memperhatikan aspek Daerah Aliran Sungai sebagai dasar

untuk pembangunan secara berkelanjutan (Sustainable

Development).

Polaruang Kalimantan sendiri terbagi kedalam 2 kawasan

yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung

mencakup, kawasan hutan lindung, kawasan cagar alam, kawasan

suaka margasatwa, kawasan taman nasional, kawasan wisata alam,

kawasan taman hutan raya, kawasan cagar alam laut dan kawasan

taman wisata alam. Kawasan budidaya mencakup kawasan

peruntukan kehutanan, kawasan permukiman, kawasan pertanian,

kawasan pertambangan mineral dan bebatuan, kawasan peruntukan

pertambangan minyak dan gas bumi serta kawasan budidaya lainnya.

Page 15: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

3. Uraian bagaimana peluang masing-masing contoh tersebut diterapkan

di salah satu sistem pertanian di Indonesia menuju penerapan pertanian

berlanjut.

Pemantauan produksi dibidang pertanian seperti “INTEGRASI

DATA SATELIT DAN MODEL PRODUKTIVITAS

TANAMAN” yang disusun oleh Fahrizal, Bandar Lampung.

Integrasi data satelit dan model produktivitas tanaman

merupakan metode analisis kuantitatif yang penting untuk

menduga hasil panen pada skala lokal dan regional

dibutuhkan model – model mekanistis yang mampu

mengintegrasikan berbagai parameter (biofisik tanaman, tanah,

iklim dan sistem budidaya) yang mempengaruhi produksi

tanaman. Beberapa model tanaman seperti halnya Environmental

Policy Integrated Cli-mate (EPIC).

Penilaian resiko usaha pertanian seperti “MODEL

MANAJEMEN DATA SPASIAL UNTUK PEMILIHAN

JALUR DISTRIBUSI HOLTIKULTURA” yang disusun oleh

Kudang B. Seminar , Mohammad Abousaidi dan Agus Wibowo

Model manajemen basis data spasial telah diformulasikan dan

diimplementasikan untuk sistem pemilihan jalur distribusi

produk hortikultura. Model manajemen data spasial yang

dikembangkan telah diujicobakan untuk dapat mendukung

pemilihan jalur distribusi hortikultura dengan kasus studi pada

wilayah Bogor. Selanjutnya implementasi penuh dari sistem

pmilihan transportasi dapat aplikasikan secara nayata pada skala

industri distributor hortikulura yang saat ini berkembang cukup

GISnifikan.

Penerapan GIS untuk pengendalian hama dan penyakit

dapat dilakukan agar hama dan penyakit yang biasanya

menggunakan pestisida kimia yang berlebih serta dapat

merusak ekosistem berkurang. Sehingga pertanian

berkelanjutan dapat terwujud.

Page 16: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

GIS dapat mencocokkan aplikasi sumberdaya dan kegiatan

budidaya pertanian dengan kondisi tanah dan keperluan

tanaman. Dengan demikian kita dapat mengetahui keperluan

tanah sesuai dengan karakteristik yang dimiliki lahan,

sehhingga dapat membuat kegiatan pertanian lebih efisien.

GIS dapat diterapkan untuk mengelola sumberdaya air dan

kajian biodiversitas bentang lahan yang sangat bermanfaat bagi

kegiatan pertanian berlanjut. Melalui aplikasi SIG kita dapat

mengetahui bagaimana pengelolaan sumberdaya air di daerah

pertanian, sehingga sumberdaya air tersebut dapat dimanfaatkan

secara optimal tanpa merusak sumberdaya tersebut.

Demikian pula dengan aplikasi GIS yang digunakan

atau dimanfaatkan untuk kajian biodiversitas lahan yang dapat

membantu pertanian berkelanjutan. Dengan melakukan kajian

tersebut maka kita dapat melestarikan biodiversitas yang

keberadaannya sangat penting.

4. Pembahasan Umum dan Kesimpulan.

Pembangunan pertanian dan perdesaan yang berkelanjutan

merupakan isu penting strategis yang universal diperbincangkan

dewasa ini. Dalam menghadapi era globalisasi pembangunan

pertanian berkelanjutan tidak terlepas dari pengaruh pesatnya

perkembangan iptek termasuk perkembangan di bidang teknologi

informasi dan komunikasi. Integrasi yang efektif antara TIK dalam

sektor pertanian akan menuju pada pertanian berkelanjutan melalui

penyiapan informai pertanian yang tepat waktu relevan,yang dapat

memberikan informasi yang tepat kepada petani dalam proses

pengambilan keputusan berusahatani untuk meningkatkan

produktivitasnya. TIK dapat memperbaiki aksesibilitas petani

dengan cepat terhadap informasi pasar, input produksi, tren

konsumen, yang secara positif berdampak pada kualitas dan

kuantitas produksi mereka. Informasi pemasaran, praktek

Page 17: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

pengelolaan ternak dan tanaman yang baru, penyakit dan hama

tanaman/ternak, ketersediaan transportasi, informasi peluang

pasar dan harga pasar input maupun output pertanian sangat

penting untuk efisiensi produksi secara ekonomi.

Page 18: Tugas Individu Pb Aspek Tanah, Coming Soon Ppt Nyaa

DAFTAR PUSTAKA

Fausan. 2011. Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Cakalang

Berbasis Sistem Informasi Geografis di Perairan Teluk Tomini

Provinsi Gorontalo. Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, Uiversitas Hasanuddin, Makassar.

Garfansa, Marchel. 2011. Contoh Tentang Aplikasi Gis untuk

Kegiatan. http://www.academia.edu/4697716/110852864-Contoh-

Tentang-Aplikasi- GIS-Untuk-Kegiatan. Diakses pada tanggal 8

Oktober 2015 (online).

Nahib, Irmadi dan Jaya Witaya. 1999. Aplikasi Inderaja dan GIS untu

Monitoring Keberhasilan Reboisasi Kabupaten Kupang Propinsi

Nusa Tenggara Timur. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, Vol. V.

Prihatna, Doni. 2012. Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009.

Rachmawati, Azizah. 2010. Aplikasi GIS untuk Evaluasi Sistem Jaringan Drainase di Sub DAS Lowokwaru Kota Malang. Jurnal Rekayasa Sipil, Vol.4.

Seminar, Kudang B,Mohammad Abousaidi dan Agus Wibowo. 2005.

Model Manajemen Data Spasial untuk Pemilihan Jalur Distribusi

Hortikultura. Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol. 2.

Zulfahmi, M. Guruh Arif. 2012. Aplikasi GIS untuk mendukung Kegiatan

Pertanian. http://kickfahmi.blogspot.com/2012/10/aplikasi-gis-untuk-

mendukung-kegiatan_18.html. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2015

(online).