Upload
minanton-sevennain
View
242
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu ilmu yang memandang dan meyakini bahwa
setiap individu merupakan mahluk yang unik, sehingga dalam pelayanan
keperawatan, asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat pada setiap pasien
berbeda-beda yang didasarkan dari tingkat ketidakmampuan pasien akibat
masalah kesehatan yang dihadapinya.
Orem menekankan bahwa seorang perawat itu adalah “diri sendiri” karena
pada saat seseorang membutuhkan pelayanan kesehatan, individu tersebut
diharapkan mampu untuk menentukan kondisi apa dan kapan individu tersebut
membutuhkan perawatan.
Teori Dorothea E. Orem yang dikenal dengan Self-Care Deficit merupakan
landasan bagi perawat untuk memampukan seseorang untuk merawat dirinya
sendiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan
kesejahteraannya. Teori ini juga menempatkan pasien dalam posisi independent,
karena menurut Orem, self care merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.
Dalam melakukan proses keperawatan pada pasien , setelah melakukan
pengkajian pada pasien, berdasarkan data-data yang ditemukan , dalam
merumuskan perencanaan perawat diharapkan mampu untuk memberikan
penilaian pada pasien apakah termasuk dalam Wholly Compensatory System,
Partly Compensatory System atau Suportive educative System.
1
2
Bantuan tersebut dapat melibatkan keluarga seperti dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari yaitu : personal hygiene, membantu memberikan makan.
Dengan pengarahan dan bimbingan yang diberikan pada pasien dan keluarga
tindakan keperawatan tersebut dapat dilakukan oleh pasien atau keluarga.
Keadaan ini dapat terjadi bila perawat menyadari pentingnya kemandirian
seorang pasien agar ikut bertanggung jawab dan terlibat dalam tindakan
keperawatan sesuai dengan kondisinya saat itu.
Penerapan teori self care sangat perlu dan harus diterapkan pada pasien yang
mengalami self-care deficit sehingga bila pasien tersebut sudah berada dalam
keluarga , kelompok atau masyarakat akan mengurangi tingkat ketergantungan
pasien dan kwalitas hidup dapat dipertahankan atau ditingkatkan menjadi keadaan
sejahtera atau Well-being.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan uraian tentang penerapan model keperawatan self-care deficit
theory dalam proses keperawatan pada pasien Gagal Jantung Kongestive.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan defenisi self-care
b. Menjelaskan defenisi self-care deficit
c. Menjelaskan teori nursing system
d. Menjelaskan paradigma keperawatan menurut Orem
e. Menjelaskan Proses Keperawatan dalam teori Orem
3
f. Menganalisa aplikasi teori self care deficit dalam proses keperawatan
pada pasien Gagal Jantung Kongestive.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Orem melabel teori self-care defisitnya sebagai teori umum yang terdiri dari tiga
( 3 ) teori yang saling berhubungan :
1. Teori self-care yang menggambarkan mengapa dan bagaimana seseorang
merawat diri.
2. Teori sel-care deficit yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa
seseorang diberi bantuan dalam perawatan.
3. Teori nursing system yang menggambarkan dan menjelaskan hubungan yang
harus dihasilkan dan dipertahankan oleh perawat
A. Konsep Self-Care
Kegiatan praktek dimana seseorang memulai dan menunjukkan
kepentingannya dalam mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya, maksudnya tidak ada keterbatasan pada sesorang untuk
melakuakn perawatan bagi dirinya sendiri, termasuk memberikan perawatan
bagi kepentingan orang lain.
Teori self – care menyebutkan bahwa merawat diri dan ketergantungan dalam
perawatan diri adalah suatu perilaku yang dipelajari setiap individu, untuk
mempertahankan hidup, kesehatan dan kehidupan yang lebih baik.
Teori self-care didasarkan pada empat ( 4 ) konsep dasar :
4
5
1. Self – Care
Adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang matang, diinisiasi dan dilakukan
oleh orang dewasa, memiliki kerangka waktu dan kepentingan mereka
didalam mempertahankan hidup, kesehatan, pertumbuhan individu yang
berkesinambungan. Hal ini dibutuhkan agar individu tersebut dapat
melakukan fungsi dan mengatur perkembangan.
2. Self – Care Agency
Adalah suatu kemampuan yang kompleks dan kematangan seseorang
untuk mengenal dan memenuhi kebutuhan secara terus menerus sehingga
dengan tindakan tersebut dapat mengatur fungsi dan perkembangan
mereka.Adalah kemampuan seseorang untuk menampilkan aktivitas
perawatan dirinya.
3. Self – Care Requisites / Self Care Needs
Merupakan suatu rumusan dan pengekspresian wawasan tentang tindakan
untuk dilakukan yang diketahui bahwa hal itu penting untuk pengaturan
dari fungsi dan perkembangan seseorang , berkesinambungan atau di
bawah kondisi-kondisi yang spesifik. Ada dua ( 2 ) perumusan self-care
requisites :
a. Faktor-faktor yang dikontrol dan dilakukan untuk memelihara fungsi
dan perkembangan seseorang dalam norma yang sesuai dengan
kehidupan, kesehatan dan kehidupan yang lebih baik.
b. Kealamian dari tindakan yang diperlukan.
6
Ada 3 kategori dalam self care Requisites yaitu :
a. Universal Requisites ( untuk semua orang )
Universal Requisites bertujuan untuk memenuhi self-care atau
ketergantungan perawatan yang diketahui atau divalidasi berdasarkan
struktur seseorang atau integritas fungsional pada berbagai siklus
kehidupan.
Di bawah ini ada delapan ( 8 ) self care requisites yang umumnya
disarankan pada pada orang dewasa atau anak-anak yaitu :
1). Mempertahankan intake udara yang cukup
2). Mempertahankan intake makanan yang cukup
3). Mempertahankan intake cairan yang cukup
4). Menetapkan perawatan yang dihubungkan dengan eliminasi dan
exkresi
5). Mempertahankan keseimbangan aktivitas dan istirahat
6). Mempertahankan keseimbangan kesendirian dan interaksi sosial
7). Menghindari bahaya-bahaya dalam kehidupan, fungsi seseorang dan
kehidupan yang baik
8). Meningkatkan fungsi seseoran dan mengembangkannya di dalam
kelompok sosial yang sesuai dengan potensi orang tersebut,
mengetahui keterbatasan seseorang dan keiginan/hasrat seseorang
untuk menjadi normal. Hal yang normal ini digunakan di dalam
merasakan hal-hal yang esensial sesuai dengan genetik dan
karakteristik serta talenta seseorang.
7
b. Developmental Self Care Deficit
Terdiri dari tiga ( 3 ) yaitu :
1). Menetapkan kondisi-kondisi yang meningkatkan perkembangan
2). Mengembangkan diri
3). Mencegah atau mengatasi akibat-akibat dari kondisi seseorang dan
situasi kehidupan yang dapat mempengaruhi perkembangan
individu
c. Health Deviation Requisites
Kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status kesehatan
seperti : kondisi sakit atau injury, yang dapat menurunkan kemampuan
individu untuk memenuhi kebutuhan self-carenya baik secara
permanent atau temporer, sehingga individu tersebut memerlukan
bantuan orang lain, kebutuhan ini meliputi mencari pengobatan yang
tepat dan aman, menyadari dampak patologi penyakit, memilih
prosedur diagnostik, terapi dan rehabilitasi yang tepat dan efektif,
memodifikasi konsep diri agar dapat menerima status kesehatannya
dan mengatasi hal tersebut, belajar hidup dengan keterbatasan sebagai
dampak dari kondisi patologis, efek pengobatan dan diagnostic serta
selalu meningkatkan kemampuan.
4. Theraupetic Self - Care Demand
Kebutuhan theraupetic self-care diperlukan oleh seseorang bila
seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan self carenya sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Metode-metode yang layak digunakan yaitu :
8
1). Menguasai atau melaksanakan factor-faktor yang diperlukan
/diharuskan , nilai-nilai yang mengatur fungsi seseorang
( kecukupan udara, cairan dan makanan).
2). Memenuhi elemen-elemen aktivitas yang diperlukan/diharuskan
( mempertahankan, meningkatkan, mencegah dan menetapkan).
Theraupetic self care ini dibutuhkan setiap waktu
1). Menggambarkan faktor-faktor pada pasien atau lingkungan yang
harus dipenuhi demi untuk kehidupan atau kesehatan.
2). Mengenal tingkatan instrumental yang efektif dari tekhnologi yang
dipilih dan tehnik spesifik yang digunakan, perobahan atau
beberapa cara untuk mengawasi pasien atau faktor-faktor
lingkungan.
B. Konsep Self-Care Defisit
Gambaran konseptual penerima asuhan keperawatan sebagai seseorang yang
tidak mampu melakukan perawatan dirinya secara terus menerus atau
keperawatan mandiri terhadap hal- hal yang berkaitan dengan kesehatannya.
Orem mengidentifikasi lima ( 5 ) metode yang dapat digunakan dalam
menyelesaikan self-care deficit :
1. Aktivitas yang dilakukan orang lain
2. Memberikan petunjuk dan pengarahan
3. Memberikan dukungan fisik dan phsicologis
9
4. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan
personal
5. Pendidikan
Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan beberapa atau semua
metode tersebut dalam memenuhi self – carenya.
C. Nursing system
Teori ini bertujuan agar perawat melakukan suatu tindakan pada seseorang.
Nursing system adalah system tindakan yang dirancanag Keperawatan dapat
diberikan jika ada self care deficit , self-care agency dan kebutuhan self-care
theraupetik. Sedangkan nursing agency adalah kemampuan seorang perawat
untuk mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan
self-care theraupetiknya.
Orem mengidentifikasi tiga ( 3 ) klassifikasi nursing system yaitu :
1. Wholly Compensatory system
Nurse Action
Adalah suatu situasi dimana klien tidak mampu melakukan self-carenya
sendiri secara mandiri sehingga perlu mendapatkan bantuan dari seorang
perawat. Ada tiga ( 3 ) kondisi yang termasuk kategori ini yaitu : tidak
dapat melakukan tindakan self-care misalnya penderita koma, dapat
Acomplishes patient’s therapeutic self - care
Compensates for patient’s inability to engage in self - care
Supports and protects patient
10
membuat keputusan, observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak
dapat melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak dapat
membuat keputusan yang tepat tentang self carenya.
3. Partly Compensatory System
Nurse Action
Patient
care
4. Supportive-educative system
Patient
Nurse Action
Pada system ini seseorang dapat membentuk internal atau eksternal
self-care tapi tidak dapat melakukan tanpa bantuan.
Performs some self – care measures for patient
Compensates for self – care limitations of patient
Assits patient as required
Performs some self-care measures
Accepts care and assistance from nurse
Acomplishes self-care
Regulates the exercise and development of self-care agenscy
Regulates self care agency
11
D. Paradigma Keperawatan Menurut Orem
a. Manusia/klien
Suatu kesatuan yang dipandang sebagai fungsi biologically, symbolically
dan socially yang memprakarsai/menginisiasi dan melakukan aktivitas
self-care dalam kepentingan untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan,
kesejahteraan. Aktivitas self-care untuk memenuhi kebutuhan : udara,
cairan, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, solitude dan interaksi
sosial, mencegah bahaya-bahaya yang dapat terjadi dalam kehidupan dan
meningkatkan fungsi kehidupan.
b. Lingkungan
Berhubungan dengan individu, menyatu dan mempunyai system interaksi
c. Sehat
Sehat merupakan suatu pernyataan yang dikarakteristikkan dengan
kesehatan atau perkembangan yang menyeluruh dari fungsi tubuh dan
fungsi mental. Hal ini termasuk fisik, phsicologik, interpersonal dan
aspek-aspek social. Well-being/kesejahteraan merupakan suatu pernyataan
yang dikarakteristikkan oleh pengalaman-pengalaman dari kepuasan,
kesenangan , kebahagiaan, pengalaman spiritual, tercapainya self ideal dan
hubungan personal yang berkesinambungan. Well-being dihubungkan
dengan kesehatan , usaha yang sukses dan tersedianya sumber-sumber
yang memadai.
12
d. Keperawatan
Merupakan suatu bantuan yang diberikan pada bayi, anak, dewasa yang
mengalami ketergantungan baik keseluruhan atau sebagian. Bantuan ini
juga diberikan perawat pada seseorang ketika orang-orang yang
bertanggung jawab untuk seseorang, misalnya orangtua, wali, orang
dewasa lainnya tidak dapat memberi bantuan atau mengawasinya.
E. Teori Orem Dalam Proses keperawatan
Orem menjelaskan ada tiga ( 3 ) tahap dalam proses keperawatan yang diberi
judul kegiatan proses tekhnologi dari praktek keperawatan. Tahapan tersebut
adalah :
1. Tahap satu ( 1 ) : Diagnosa Keperawatan dan persepsi
Tahap ini menjelaskan mengapa keperawatan dibutuhkan : analisa dan
interpretasi membuat keputusan mengenai keperawatan juga dinamakan
kegiatan manajemen kasus. Diagnosa keperawatan mengharuskan
penelitian dan pengumpulan fakta klien mengenai self-care agent dan
theraupetic self-care demand dan adanya hubungan diantaranya sehingga
dapat ditetapkan self-care deficit. (Orem 2001, p.309). Pada tahap ini
ditentukan juga tujuan untuk memberikan arahan dalam melakukan
tindakan keperawatan. Orem menegaskan bahwa dalam diagnosa
keperawatan didalam pengaturan atau pengobatan, kemampuan klien dan
keluarga dan minat dalam kolaborasi mempengaruhi apa yang perawat
dapat lakukan. Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan
13
pengumpulan data berdasarkan enam ( 6 ) area yang ditentukan oleh
Orem, yaitu :
a. status kesehatan perorangan
b. pandangan dokter terhadap kesehatan seseorang
c. pandangan seseorang tentang kesehatan dirinya sndiri
d. tujuan kesehatan di dalam konteks riwayat kesehatan, gaya hidup
dan status kesehatan
e. kebutuhan seseorang terhadap self-care
f. kapasitas seseorang dalam melakukan self-care
Data tertentu dikumpulkan dalam area Universal self-care requisites,
developmental requisites dan helath-deviation self-care requisites serta
hubungan timbale baliknya. Selain itu data yang dikumpulkan juga tentang
pengetahuan, ketrampilan, motivasi dan orientasi klien. Pada tahap
pertama ini, perawat mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut
ini :
a. apakah kebutuhan perawatan therapeutic klien sekarang dan pada
waktu yang akan datang?
b. apakah klien mempunyai self-care demand untuk memenuhi
therapeutic self-care demand?
c. jika demikian apakah sifat dan alas an hal itu ada?
d. apakah klien perlu dibantu untuk menahan diri menggunakan self-
care?apakah untuk melindungi perkembangan kemampuan self-care
dari tujuan therapeutic?
14
e. Apakah potensi klien untuk menggunakan self-care pada periode yang
akan datang ? pengetahuan self-care meningkat atau mendalam?
Membantu perkembangan pemakaian self-care?efektif dan
konsistensikah masukan self-care ke dalam self-care system dan
kegiatan sehari-hari?
2. Tahap dua ( 2 ) : Mendesain Sistem keperawatan dan perencanaan
Pada tahap dua ini memberikan perawatan pada klien membuat nursing
system yang efisien dan efektif merupakan cara yang valid untuk
membantu klien. Desain tersebut termasuk peran klien dan perawat dalam
self-care yang harus dilakukan untuk memenuhi self-care demand, dan
mengatur self-care agency, melindungi kekuatan self-care agency yang
baru berkembang. Perencanaan adalah arahan dan cara untuk
mengimplementasikan sistem keperawatan dan berhubungan dengan usaha
untuk mendapatkan aktivitas tertentu saat perawat dengan klien dan alat-
alat yang ada siap untuk digunakan.
3. tahap tiga ( 3 ) : Memproduksi dan managemen Sistem keperawatan
Tahap ini dinamakan juga perencanaan dan kontroling. Pengaturan sistem
keperawatan dihasilkan ketika perawat berinteraksi dengan klien dan
melakukan kegiatan yang konsisten untuk memenuhi therapeutik self care
demand, dan mengatur latihan dan pengembangan self-care.perawat
bekerja untuk menghasilkan dan mengatur sitem keperawatan. Selama
interaksi perawat-klien, perawat dapat :
15
a. Melakukan dan meregulasi tugas self-care untuk klien dan membantu
klien dalam melakukan tugas self-care
b. Mengkoordinasi tugas self-care sistem perawatan dengan komponen
pelayanan kesehatan lain
c. Membantu klien dan keluarga dalam melakukan kegiatan harian untuk
klien dan mendukung keberhasilannya melakukan self-care
d. Menuntun, mengarahkan dan mendukung klien dalam latihannya untuk
meningkatkan self-care
e. Mengarahkan dan mendukung klien untuk sktivitas belajar dan
memberikan isyarat yang baik kapan untuk belajar
f. Menstimulus self-care dengan mengajukan pertanyaan dan
meningkatkan diskusi tentang masalah keperawatan serta
menunjukkan cara melakukan self-care bila kondisi klien
memungkinkan
g. Dukung dan arahkan klien sebagai pengalaman sakitnya atau
ketidakmampuan dan dampak dari perawatan medik dan sebagai
pengalaman yang dibituhkan untuk menggunakan langkah baru self-
care
h. Membuat karakteristik keputusan akan kecukupan dan efisiensi self-
care, pengaturan latihan atau pengembangan self care agency
i. Membuat keputusan tentang hasil dari bantuan perawat terhadap
proses penyembuhan klien dalam sistem keperawatan melalui
perubahan peran perawat-klien
16
Perbandingan antara proses keperawatan Orem dan proses keperawatan
Proses Keperawatan Proses Keperawatan Orem
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
Step 1. Diagnosa dan persepsi :
menentukan mengapa perawat
dibutuhkan. Menganalisa dan
menginterpretasi- membuat keputusan
yang berkaitan dengan perawatan
3. Perencanaan Step 2 : mendisain sistem keperawatan
dan merencanakan untuk memberikan
perawatan
4. Implementasi
5. Evaluasi
Step 3 : menghasilkan dan mengelola
sistem keperawatan
Jika melihat langkah-langkah proses keperawatan Orem, ada beberapa hal
yang dapat disesuaikan dengan proses keperawatan pada umumnya, langkah-
langkah tersebut adalah :
1. Pengkajian
Pengkajian pada intinya adalah pengumpulan data untukmenentukan
apakah seseorang mengalami masalah ( defisit perawatan diri ). Menurut
Orem seorang perawat harus mampu menentukan keputusan yang diambil
pada sepanjang proses keperawatan. Perawat tidak perlu mengumpulkan
data secara menyeluruh tapi harus mampu mengumpulkan data sesuai
dengan kebutuhan individu. Pengkajian individu meliputi : usia, jenis
kelamin, tinggi badan, berat badan, budaya, ras, status perkawinan, agama
17
dan pekerjaan klien serta mengkaji tingkat kebutuhan klien akan
perawatan diri, apakah klien dikategorikan dalam Universal requisites,
Developmental self-care requisites, health deviation requisites atau
therapeutic self care demand.
2. Perencanaan
perencanaan adalah tahapan dalam proses keperawatan yang berisi
sejumlah rancangan intervensi yang akan diterapkan pada klien. Pada
tahapan ini sangat penting untuk meminta persetujuan dari klien terhadap
intervensi yang disusun. Menurut Orem (2001) perencanaan
menggambarkan hubungan antara perawat-klien yang membutuhkan
kontrak. Kesepakatan yang timbul dengan klien pada saat diskusi akan
membantu dalam membuat perencanaan yang sesuai kebutuhan klien.
Perencanaan mencakup informasi tentang masalah yang timbul serta hal-
hal yang diharapkan. Perawat perlu memperhatikan kebutuhan klien,
termasuk dalam Wholly Compensatory System, Partly compensatory
system, Supportive educative system.
3. Implementasi
Implementasi adalah aplkasi intervensi yang sudah ditetapkan, sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat. Menurut Orem (2001)
implementasi adalah suatu kerjasama antara perawat dank lien yang saling
melengkapi. Perawat bertindak dengan berbagai cara untuk meningkatkan
kemampuan klien. Tindakan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan
18
kemampuan self-care klien, memenuhi kebutuhan self care klien dan
menurunkan self-care deficit.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian terhadap pencapaian hasil dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan. Orem tidak membahas secara spesifik,
tetapi ia mengungkapkan bahwa klien membutuhkan kemandirian dalam
mengatasi masalah kesehatannya, oleh karena itu evaluasi difokuskan
pada:
a. kemampuan klien dalam mempertahankan kebutuhan self care
b. kemampuan klien dalam mengatasi defisit perawatan diri dan sampai
sejauh mana perkembangan kemandirian klien
c. kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri
anggota keluarganya yang tidak mampu
BAB III
APLIKASI PENERAPAN TEORI SELF CARE
DALAM PROSES KEPERAWATAN
A. Gambaran Kasus
Ny. A, usia 62 tahun, berat badan 68 kg, tinggi 153 CM, status Janda, suku Jawa,
agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga , riwayat pendidikan tamat SMP,
jumlah anak 4 dan cucu 9, tinggal bersama anaknya yang pertama beserta 3 orang
cucunya. Ny. A dirawat di bangsal non infeksi dengan diagnosa medis gagal
jantung kongestive dengan riwayat Diabetes Mellitus dan hipertensi yang tidak
terkontrol. Saat ini ny. A menjalani perawatan hari kedua. Kondisi yang
ditemukan saat ini adalah : tingkat kesadaran compos mentis, GCS 14, tekanan
darah 150/110 mmHg, nadi : 126X/menit, RR 30X/menit, ronchi basah pada
kedua basal paru. Ny. A tampak sangat lemah, terdapat oedem pada kedua tungkai
bawah, distensi vena jugularis, terpasang infus, kateter urine, oksigen 6 liter/menit
melalui masker, pengawasan ketat intake dan out put cairan. Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari Ny. A tidak dapat melakukannya, semua pemenuhan
kebutuhan dibantu seperti makan, minum, mandi, berpakaian, merobah posis dan
buang air besar .
19
20
B. Aplikasi Teori Orem Pada Proses Keperawatan Ny. A
1. Pengkajian
Berdasarkan teori Self-care, maka hal-hal yang perlu dikaji adalah factor
personal, universal self-care, development self-care, health deviation, medical
problem and plan dan self-care deficit. Data yang dikumpulkan dari Ny. A
adalah sebagai berikut :
Faktor personal : usia 62 tahun, berat badan 68 kg, tinggi 153 CM, status
Janda, suku Jawa, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga , riwayat
pendidikan tamat SMP
Universal self-care : Ny. A tampak sangat lemah, terpasang infus, kateter urine,
oksigen 6 liter/menit melalui masker. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Ny. A tidak dapat melakukannya, semua pemenuhan kebutuhan dibantu seperti
makan, minum, mandi, berpakaian, merobah posis dan buang air besar .
Development self-care : status Janda, , tinggal bersama anaknya yang pertama
beserta 3 orang cucunya ,pekerjaan ibu rumah tangga ,tidak dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari Ny. A tidak dapat melakukannya, semua pemenuhan
kebutuhan dibantu seperti makan, minum, mandi, berpakaian, merobah posis dan
buang air besar .
Health deviation : Aktual gangguan system Kardiovaskuler dan adanya sesak
nafas, tekanan darah tinggi, odem pada ke dua tungkai bawah, distensi vena
jugularis.
Medical problem and plan : Diagnosa medik : gagal jantung kongestive dengan
riwayat diabetis mellitus dan hipertensi yang tidak terkontrol, sesak nafas, oedem
21
pada kedua tungkai, distensi vena jugularis. Perencanaan : Immobilisasi, monitor
tekanan darah, nadi, pernafasan , monitor tingkat kesadaran, berikan oksigen 6
liter/menit melalui masker, pengawasan intake dan out put cairan, Bantu dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari, motivasi klien dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang diderita.
Self-care deficit : Ketergantungan pasien karena kondisi penyakit sehingga tidak
mampu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
myocardium, perubahan frekwensi, irama, dan konduksi listrik.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, kelemahan umum, imobilisasi
c. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini tujuan yang ingin dicapai akibat self-care deficit Ny.A
yaitu terpenuhinya kebutuhan self care dalam kondisi ketidakmampuan yang
dialami akibat proses penyakit, dengan pertimbangan apakah orang yang
bertanggung jawab terhadap Ny. A dalam hal ini anaknya dapat dilibatkan, sehingga
diharapkan nantinya kebutuhan self-care dapat terpenuhi dalam kondisi normal atau
optimal dengan kriteria : bernafas dengan normal, dapat makan dan minum tanpa
22
dibantu, dapat melakukan eliminasi urine dan buang air besar, dapat melakukan
aktivitas/pergerakan sesuai dengan tingkat toleransinya.
Model sistem keperawatan : Wholly compensatory, dan metode yang dilakukan
membantu, membimbing, mendukung, mengajarkan, intervensi langsung dan
memberikan lingkungan yang nyaman dan aman.
4. Implementasi
a. Perawat bersama pasien dan keluarga melakukan kontrak untuk dapat memenuhi
kebutuhan self-carenya
b. Menentukan hal-hal yang perlu dilakukan baik bagi pasien dan keluarga
c. Bersama pasien dan keluarga mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan
pasien dan aktivitas yang perlu mendapat bantuan
d. Membantu, membimbing, mendukung pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-
meningkatkan kemampuannya hari, aktivitas dan kegiatan lain yang mendukung
pasien dan keluarga yang dapat.
e. Keberhasilan dalam mengembalikan fungsi self-care yang normal harus didukung
sepenuhnya oleh perawat dan keluarga
5. Evaluasi
Evaluasi yang dibuat harus berdasarkan dari tujuan yang diharapkan dan
implementasi yang dilakukan pada Ny. A. Hal-hal yang dapat dievaluasi pada Ny. A
meliputi :
23
a. Terpenuhinya kebutuhan self care terutama yang sangat penting untuk
kehidupan yaitu bernafas, minum, makan, eliminasi bak dan bab, aktivitas dan
istirahat.
b. Ny. A dan keluarga dapat mengerti dan dapat melakukan tindakan yang telah
diajarkan oleh perawat untuk memenuhi kebutuhan self-care Ny.A
c. Komplikasi tidak terjadi akibat adanya imobilisasi , mis : decubitus
d. Penilaian menyeluruh terhadap Wholly compensatory apakah efektif dalam
meningkatkan self care agen Ny.A
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori Sef-Care yang dikemukanan oleh Orem merupakan teori yang
memfokuskan pada kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan self-carenya
secara mandiri apabila hal tersebut memungkin yang ditunjang oleh status kesehatan
dan kesejahteraan yang optimal, dan menekannkan agar seseorang mampu menjadi
self-care agen bagi dirinya sendiri.
Peran perawat pada klien yang tidak mampu melakukan self care ditujukan
kepada proses bagaimana memberi bantuan , mengarahkan, memfasilitasi serta
memotivasi klien untuk memenuhi kebutuhan self-carenya terutama ditujukan kepada
pemenuhan kebutuhan yang sangat vital untuk mempertahankan kehidupan seperti :
udara, cairan, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat serta interaksi intrapersonal
dan interpersonal. Dalam hal ini perawat bertindak sebagi self care agent untuk klien
tersebut. Proses pemberian bantuan self care ini dapat diterapkan dalam proses
keperawatan yang merupakan metode penyelesaian masalah keperawatan yang
ilmiah.
24
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E.Marillyn., Moorhouse Frances Mary., Geissler C. Alice (1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa : I Made kariasa, Ni Made Sumarwati.edisi ke 3. EGC. Jakarta.
Kozier Barbara., Erb., Blais., Wilkinson. (1995). Fundamental of Nursing :Concepts,Process, and Practice. 5 th ed. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. California.
Orem E Dorothea. (2004). Nursing Concepts of Practice. Mosby. Philadelphia
Tomey Marriner Ann., Alligood Raile Martha. (2006). Nursing Theorists and Their Work. 7 th ed. Mosby. St. Louis.
25
DAFTAR ISI
halHALAMAN JUDUL…………………………………………………………………iDAFTAR ISI…………………………………………………………………………iiBAB I : PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1-2B. Tujuan Umum..............................................................................................2C. Tujuan Khusus............................................................................................2-3
BAB II : TINJAUAN TEORITIS.................................................................................4A. Konsep Self-Care.......................................................................................4-8B. Konsep Self-Care Deficits..........................................................................8-9C. Nursing System…………………………………………………………9-10D. Paradigma Keperawatan menurut Orem………………………………11-12E. Teori Orem Dalam Proses Keperawatan………………………………12-18
BAB III : APLIKASI PENERAPAN TEORI……………………………………….19 SELF-CARE DALAM PROSES KEPERAWATANA. Gambaran kasus…………………………………………………………..19B. Aplikasi Teori Orem…..………………………………………………20-23
BAB IV : PENUTUPA. Kesimpulan.................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25
ii