Upload
ditaokky
View
43
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
farmasi
Citation preview
TUGAS
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Disusun oleh :
Fissy Rizky Utami 13811188Bayu Gugah Diwangkara 13811151Wisda Praja 13811190Dian Novianti 13811156Dian Sukma 13811141Anggun Pramuda W. 13811189Johry Capella S. 13811166
Zaenal Suryana Yahya AdhiIrfan
La MalihiRahmaliaAprianto
AzamYudha
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2013
A. PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN ICT
(INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY)
UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Teknologi informasi dan komunikasi termasuk teknologi media sudah semakin
berkembang di era globalisasi. Perkembangan teknologi ini membawa dampak terhadap
perubahan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan media masa dan pada akhirnya juga
merubah pola pengembangan masyarakat yang efektif di era digital seperti saat ini.
1. Peran ICT Di Bidang Komunikasi
Pemanfaatan ICT dewasa ini semakin tinggi dan meluas di masyarakat diantaranya
cara-cara komunikasi tradisional saat ini mulai ditinggalkan. Jika dulu pengiriman pesan
hanya bisa melalui jasa pos (surat) sehingga memerlukan waktu berhari-hari untuk dapat
dibaca. Namun sekarang telah ada teknologi SMS, e-mail dan chating yang hanya dalam
hitungan detik telah dapat di baca oleh si penerima. Dalam pesan pun tidak hanya tulisan saja
namun juga dapat dilengkapi dengan gambar dan suara. Dalam penulisan alamat di kartu
nama seringkali tidak hanya sekedar alamat rumah ataupun kantor namun juga seringkali
disertai alamat e-mail maupun website/homepage.
2. Peran ICT Di Bidang Pemerintahan
Pengembangan e-government di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah hingga
instansi/departemen diyakini pula mampu mendorong kemajuan daerah/departemen tertentu
untuk meningkatkan pelayanan terhadap publik, menjalin relasi dengan para investor maupun
kerjasama antar pemerintahan. ICT mendekatkan pemerintah terhadap rakyatnya, investor
maupun antar pemerintahan.
3. Peran ICT Di Bidang Ekonomi Dan Pemasaran
Peran ini sangat potensial dan strategis untuk proses pengambilan keputusan,
memperluas pasar dan menciptakan keunggulan kompetitif dan pelayanan terhadap
pelanggan maupun supplier. ICT mendorong dunia usaha mengembangkan e-comerce dan e-
business. Lewat e-comerce dan e-busines untuk membeli produk kita tidak harus datang ke
toko/retail cukup klik dan ketik account/rekening dan alamat maka barang pun bisa sampai
ke tangan. Belanja di toko sekarang tidak perlu lagi membawa uang tunai terlalu banyak,
cukup tinggal gesek kartu ATM/Kredit. Adanya ICT membawa cara bisnis maupun gaya
belanja baru bagi masyarakat. Perkembangan ICT juga mendorong timbulnya bisnis baru
seperti wartel, warnet, game-online, lowongan kerja dan lainnya. Sedangkan a
lasan teknologi informasi di bidang pemasaran, antara lain, yaitu: 1) Secara signifikan
meningkatkan pilihan-pilihan yang tersedia bagi perusahaan dan memegang peranan penting
dalam implementasi yang efektif terhadap setiap elemen strategi pemasaran, 2)
Mempengaruhi proses pengembangan strategi pemasaran karena teknologi informasi
memberikan lebih banyak informasi ke manajemen melalui pemakaian sistem pengambilan
keputusan, 3) Teknologi informasi memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai
bagian yang berbeda dalam organisasi dan menyediakan banyak informasi ke manajer dan 4)
Teknologi informasi juga mempengaruhi antar muka-muka organisasi dengan lingkungan.
4. Peran ICT Di Bidang Pendidikan.
Kemajuan teknologi ICT sangat membantu menyeimbangkan peran otak kiri dan otak
kanan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi semakin interaktif karena
ICT mampu menghasilkan bahan ajar yang up to date, metode yang menarik dan media yang
relevan. Di lingkup pendidikan ICT juga mendorong terciptanya distance learning, e-book
dan e- library. Mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan akan dianggap ketinggalan
atau gagap teknologi jika tidak mengenal, menggunakan ataupun memanfaatkan ICT dalam
proses pembelajarannya.
5. Peran ICT Di Bidang Informasi Sosial
Fenomena jejaring sosial yang mengiringi jejaring teknologi. Warga mulai keluar dari
kehidupan eksklusif di masa lalu yang berdasar adat kebiasaan dan hubungan darah menuju
pada keseharian inklusif. Warga dari aneka latar belakang profesi dan status sosial
membangun sikap saling mempercayai dalam suatu jaringan sosial yang dibangun melalui
ICT.
Akses terhadap komunikasi digital membantu meningkatkan akses terhadap peluang
pendidikan, meningkatkan transparansi dan efisiensi layanan pemerintah, memperbesar
partisipasi secara langsung dari ”used-to-be-silent-public” (masyarakat yang tidak mampu
berpendapat) dalam proses demokrasi, meningkatkan peluang perdagangan dan pemasaran,
memperbesar pemberdayaan masyarakat dengan memberikan suara kepada kelompok yang
semula tidak bersuara (perempuan) dan kelompok yang rentan, menciptakan jaringan
komunikasi dan peluang pendapatan untuk wanita, akses terhadap informasi pengobatan
untuk masyarakat yang terisolasi dan meningkatkan peluang tenaga kerja.
B. PENERAPAN ICT ( INFORMATION COMMUNICATION TECNOLOGY)
DI BIDANG FARMASI
Perkembangan teknologi informasi turut mempengaruhi berkembangnya teknologi di
bidang kesehatan khusunya farmasi. Hal ini dapat dilihat pada berbagai proses, salah satunya
pengolahan data menggunakan ICT ( Information Communication Tecnology) untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan dalam menyampaikan atau mengirim data dalam
bentuk informasi. Pada masa sekarang, resep pasien dapat dicetak dari komputer dan dapat
diakses secara elektronik. Para farmasis dapat menggunakan fitur online untuk menemukan
obat terbaik untuk penyakit pasien dan menghitung dosis yang diperlukan dan tepat waktu
bahwa obat itu harus diambil.
Berikut ini adalah beberapa aplikasi ICT dibidang farmasi :
1. Sistem Informasi Instalasi Farmasi
Divisi Farmasi bertanggung jawab terhadap pengelolaan barang farmasi berupa obat
yang digunakan oleh semua unit di lingkungan rumah sakit baik untuk pelayanan rawat jalan
termasuk rawat darurat dan bedah sentral, pelayanan rawat inap termasuk rawat intensif
maupun penggunaan obat yang digunakan di lingkungan penunjang medis seperti
laboratorium. Sistem informasi instalasi farmasi yaitu sistem untuk mengelola data/informasi
tentang input data barang, transaksi/distribusi barang-barang kebutuhan di instalasi farmasi
sampai dengan pembuatan laporan.
Secara garis besar variabel-variabel yang harus ada didalam sistem informasi instalasi
farmasi antara lain:
a. Input data master (kemasan, satuan, pabrik, PBF, kelas terapi, kelompok, sediaan)
b. Input data barang farmasi
c. Transaksi-transaksi barang :
(1) Permintaan barang dari pelayanan kesehatan di rumah sakit ke instalasi
farmasi
(2) Distribusi barang dari instalasi farmasi ke pelayanan kesehatan di rumah
sakit
(3) Return permintaan barang
(4) Permintaan pembelian barang ke bagian pengadaan/purchase
(5) Order pembelian barang ke supplier
(6) Penerimaan barang dari order pembelian
(7) Retur pembelian barang
(8) Bonus pembelian
(9) Koreksi stok dan pemakaian barang
d. Laporan-laporan :
(1) Laporan penerimaan & distribusi barang ke instalasi secara periodik
(2) Laporan pembelian & penerimaan barang gudang
(3) Laporan stok per-pelayanan kesehatan di rumah sakit
(4) Laporan stok instalasi farmasi
(5) Kartu persediaan.
2. Sistem Informasi Apotek
Sistem informasi apotek yaitu sistem pengelolaan data yang dihasilkan dari proses
manajemen di unit apotik dari input data sampai dengan output data (laporan-laporan yang
dihasilkan di unit apotek). Secara garis besar variabel-variabel yang harus ada di dalam
sistem informasi apotek antara lain:
(1) Penjualan obat ke pasien (Rawat jalan, Rawat Inap, UGD)
(2) Retur penjualan obat
(3) Print nota penjualan obat
(4) Laporan penjualan harian
(5) Laporan penjualan resep & resep untuk rawat jalan
(6) Laporan penjualan berdasarkan jenis sediaan
(7) Laporan penjualan resep per dokter
(8) Laporan penjualan berdasarkan supplier
(9) Laporan obat Slow Moving
(10) Laporan obat Expired Date (ED)
(11) Laporan penjualan VV obat narkotika & psikotropika
(12) Laporan analisis
(13) Grafik penjualan
C. INFORMASI TERKAIT OBAT DAN RESEP
1. Obat
a. Obat Bebas
Obat Bebas (Over The Counter) merupakan obat yang pada etiketnya tertera
tanda bulatan hijau dengan garis tepi warna hitam, dapat diperoleh di semua tempat
dan tidak perlu resep dokter untuk memperolehnya. Contoh : Paracetamol (Bodrex,
Panadol), Asetosal (Aspilet, Aspirin).
Selain obat bebas juga terdapat obat bebas terbatas. Obat Bebas Terbatas
adalah obat yang pada etiketnya tertera tanda bulatan biru dengan tanda peringatan
(P.No 1 – 6), dapat diperoleh di semua tempat dan tidak perlu resep dokter untuk
memperolehnya.
(1) P1, Baca aturan pemakaiannya
(2) P2, Hanya untuk kumur jangan ditelan
(3) P3, Hanya untuk bagian luar badan
(4) P4, Hanya untuk dibakar
(5) P5, Tidak boleh ditelan
(6) P6, Obat Wasir jangan ditelan
Contoh : Procold, Konidin, Betadin kumur, Kalpanax, Dulcolax, Paramex
b. Obat Keras
Obat keras merupakanobat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus
dengan resep dokter,memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan
tulisan huruf K di dalamnya. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah
antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung
hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan lain-lain)
c. Obat Psikotropika dan Narkotika
Psikotropika adalah obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan
timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam
perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakainya.
Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-
pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam
tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan
semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek
ketergantungan bagi pemakainya.
Oleh karena itu penggunaan obat-obat ini dibatasi. Penjualan yang diterima
apotek harus dengan resep dokter dan dilaporkan hasilnya tiap bulan pada dinas
terkait.
Contoh informasi obat paracetamol melalui internet:Pabrik Interbat
Zat aktif Parasetamol
IndikasiMenghilangkan nyeri sakit kepala, sakit gigi, setelah gigi dicabut, nyeri otot dan demam yang disebabkan oleh imunisasi.
Dosis
Tablet dewasa 1-2 tab, anak-anak 6-12 thn ½-1 tab. Untuk diberikan 3-4 kali sehari. Syr anak-anak 6-12 thn 10-20 mL; 1-5 thn 5-10 mL; <1 thn 2.5-5 mL. Untuk diberukan 3 kali sehari. Oral drops anak-anak 1-2 thn 0.6-1.2 mL; <1 thn 0.6 mL, untuk diberikan 3-4 kali sehari.
Cara pemberian
Dapat diberikan bersamaan dengan makanan atau tanpa makanan.
Kontraindikasi Kerusakan hati yang parah
Perhatian khusus
Penyakit ginjal, konsumsi alkohol.
Adverse Drug Reactions
Mual, muntah, diare, diaphoresis, pallor & abdominal pain. Kerusakan hati (penggunaan jangka panjang & dosis tinggi).
Interaksi obatAlcohol, vasopressin, polysorbates, antihypertensives, propantheline, metoclopramide.
Kategori untuk ibu hamil (US FDA) Category B:
MIMS Class Analgesics (Non-Opioid) & Antipyretics
Klasifikasi ATC
N02BE01 - paracetamol ; Belongs to the class of anilide preparations. Used to relieve pain and fever.
Klasifikasi obat
B
Presentation/Packing
Bentuk sediaan Packing/harga
Pamol syr 120 mg/5 mL 60 mL x 1's (Rp7,000/botol)
Pamol tab 500 mg 5 × 4's (Rp37,000/box)
2. ResepResep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewankepada
apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Informasi tentang resep
(1) Inscriptio (identitas dokter) : nama, No. SIP, alamat instansi / tempat praktek, no. telepon
(2) Tempat dan tanggal penulisan resep(3) Tanda R/ sebelah kiri : pembuka resep (invocatio)(4) Praescriptio (pesanan), inti resep meliputi nama obat, bentuk sediaan obat,
dosis obat, perintah pengerjaan, jumlah yang diinginkan(5) Identitas pasien : nama, usia, alamat(6) Subscriptio (paraf dokter), merupakan legalitas dari dokter penulis resep.
Contoh resep:
D. DATA FARMASI
Data merupakan sumber daya organisasi dan vital sehingga perlu dikelola. Jika suatu
perusahaan kehilangan data, perusahaan tidak dapat bertahan/sukses tanpa data berkualitas.
Organisasi perlu data sebagai sumber informasi sehingga dapat digunakan untuk membuat
keputusan. Oleh karena itu organisasi perlu mengatur sumber data menjadi data yang
terstruktur (database).
Data Farmasi di Rumah Sakit
Ada beberapa jenis data di rumah sakit yang secara umum dapat dikatakan bahwa
berdasarkan jenis kegiatannya terdapat 2 kelompok, yaitu kelompok data medis dan
kelompok data umum (non medis). Data medis dihasilkan oleh pihak medis/paramedis/ahli-
ahli kesehatan lainnya yang mendokumentasikan hasil pemeriksaan atau pengobatan mereka
terhadap pasien pada masa tertentu. Bentuknya dapat berupa berkas RMK (Rekam Medis
Dan Kesehatan), maupun pada hasil-hasil alat elektronik (EKG, EMG dan lain-lain ) atau
pada hasil-hasil foto rontgen.
Bukti-bukti ini harus dijaga secara baik oleh pihak-pihak penyimpan hasil
dokumentasi tersebut. Bila kebanyakan unit radiologi menyimpan hasil fotonya maka berkas
RMK di simpan di unit RMK. Selanjutnya data umum dihasilkan oleh kelompok satuan kerja
non medis. Sifat data umum yaitu mendukung kegiatan kelompok medis, begitu pula bila
pihak non medis menghendaki suatu informasi medis sepanjang yang tidak bertentangan
dengan peraturan kerahasiaan, dapat diperolehnya.
Data yang bersumber dari berbagai kegiatan medis/non medis di rumah sakit
diperoleh berdasarkan timbulnya berbagai pertanyaan yang digunakan dalam mencapai visi,
misi rumah sakit. Sering timbulnya berbagai pertanyaan namun tidak dapat dijawab antara
lain disebabkan karena data tidak pernah dicari. Oleh karena itu pimpinan berkewajiban
untuk menyiapkan jenis formulir yang sesuai dengan visi, misi rumah sakit tersebut.
Selain data/informasi medis sangat berguna bagi berbagai pihak, maka data umumpun
juga sangat berguna dalam pelaksanaan manajemen rumah sakit. Pengalaman kita sehari-hari
di rumah sakit telah menunjukan betapa banyaknya informasi umum dibutuhkan dalam
menunjang fungsi operasional yaitu pihak medis/paramedis atau tenaga-tenaga kesehatan
lainnya. Menyadari bahwa data yang kemudian diolah menjadi informasi itu sangat berguna
bagi seluruh kegiatan manajemen rumah sakit maka pimpinan di tuntut untuk memahami
manajemen sistem informasi yang dikehendaki rumah sakit. Data farmasi antara lain
pengobatan (nama obat, NDC, indikator formularium), dispensing (tanggal penyerahan obat
dan jumlah obat yang diberikan), harga obat (PEM, Vista, dan VA), pasien (nama, tanggal
lahir, jenis kelamin pasien, usia, alamat dan nomor telepon), dan provaider (identitas
provaider, penyediaan pengobatan khusus).
Domain dari sistem farmasi dikelompokkan berdasarkan karakteristik integrasi
meliputi:
(1) Sistem rekam medis
(2) Sistem manajemen dokumen
(3) Informasi farmasi
(4) Sistem infomasi geografis (SIG)
(5) Sistem pendukung pengambilan keputusan (DSS)
(6) Sistem informasi eksekutif
(7) Data warehouse dan datamining
(8) Sistem informasi kesehatan publik
E. STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP)
1. SOP Pelayanan OTC (Over The Counter)
(1) Pasien datang,
(2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan,
(3) Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, kemudian
bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,
(4) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
(5) Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai dengan
permintaan meliputi : nama obat dan jumlah obat,
(6) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan
efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat, dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan.
2. SOP Pelayanan OWA (Obat Wajib Apotek)
(1) Pasien datang,
(2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan,
(3) Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialamlinya dan gejala penyakitnya,
(4) Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu dan
bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah),
(5) Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan
maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien, begitu juga untuk
pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,
(6) Menghitung harga dan minta persetujuan terhada nominal harga,
(7) Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas,
(8) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi :
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan
efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,
(9) Catat nama pasien, alamat, dan nomor telepon.
(10)Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patient data record.
3. SOP Pelayanan Resep
(1) Menerima resep pasien,
(2) Lakukan skrining resep meliputi adsministrasi, pharmaceutical dan klinik,
(3) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
(4) Pasien diberi no antrian,
(5) Tulis no struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan printout
(6) Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan print out,
(7) Siapkan obat sesuai dengan resep,
(8) Jika obatracikan maka patuhi SOP meracik,
(9) Buat etiket dan cocokkan dengan resep,
(10)Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep dan
kuitansi(jika diminta oleh pasien),
(11)Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan
efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,
(12)Catat nama pasien, alamat dan no telp pasien.
(13)Buat catatan khusus tentang pasien.
4. SOP Meracik Obat
(1) Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik
(2) Buatlah instruksi meracik meliputi : no resep, nama pasian, jumlah dan cara
mencampur.
(3) Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersam obat dan instruksinya untuk
diracik.
(4) Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan, masker.
(5) Siapkan bat sesuai resep dan ccocokkan dengan yang tertera pada struknya
(6) Jika ada bahan yang harus ditimbang makapersiapkan lebih dahulu.
(7) Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah hati‐hati.
(8) Pastikan hasilracikan sesuai dengan instruksinya.
(9) Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket, kemudian serahkan
pada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan.
(10)Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai.
(11)Cucilah tangan sampai bersih.
5. SOP Menimbang
(1) Bersihkan timbangan,
(2) Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang
(3) Ambil bahan‐bahan sesuai dengan permintaan resep,
(4) Ambil anak timbangan sesuai berat yang diminta dan letakkan pada ring
timbangan sebelah kiri(timbangan dalam keadaan off),
(5) Bahan baku yang dikehendaki diletakkan secukupnya pada piring timbangan
sebelah kanan,
(6) Buka dan on kan timbangan kemudian dilihat apakah timbangna sudah seimbang
atau belum,
(7) Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang seimbang yang
ditunjukkan ole letak jarum pada posisi nol,
(8) Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai nama yang
tertera pada botol persediaan bahan,
(9) Cek ulang anak timbangan apakah berat yang diminta sesuai dengan resep
kemudian dikembalikan ketempatnya,
(10)Cek ulang apakah bahan yang diambi sudah sesuai dengan resep kemudian
dikembalikan ketempatnya.
6. SOP Konseling OTC (Over The Counter)
(1) Menanyakan keluhan pasien dan mengapa menggunakan obat tersebut dan sudah
berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut,
(2) Menanyakan bagaiman kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut
(3) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan,
(4) Apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka pasien
dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya,
(5) Menanyakan tentang bagaiman pasien menggunakan obat tersebut, bila ada yang
kurang atau salah maka farmasi wajib membenarkan dan melengkapinya.
7. SOP Konseling OWA (Obat Wajib Apotek)
(1) Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan
sudah berapa lama pasien mengalami gejala tersebut,
(2) Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai untuk
pasein maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien,
(3) Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obta tersebut meliputi
dosis, frekuensi, durasi,dan cara penggunaan; bila ada yang kurang atau salah
mak farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya,
(4) Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut,
(5) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan,
(6) Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk makan sebaiknya
dirujuk ke dokter,
(7) Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi dengan
apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.
8. SOP Konseling resep
(1) Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data pasien,
(2) Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada pasien
tentang keluhan yang dialaminya,
(3) Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan penggunaan
obat tersebut,
(4) Memberikan innformasi pada pasien tentang aturan penggunaan
obat(dosis,frekuensi, durasi, cara penggunaan),
(5) Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan untuk
memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan penggunaan
obat,
(6) Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin terjadi dan cara
penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap efek samping
yang terjadi,
(7) Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa ESO cukup berat dan
mengganggu,
(8) Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau yang
perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan riset,
(9) Catat nama pasien dan no telp pasein,
(10)Buat catatan khusus tentang pasien sebagai.
9. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang
(1) Saat barang datang dari PBF,
(2) Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang nama
barang, bentuk, jumlah sediaan, no batch dan tanggal ED),
(3) Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak),
(4) Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi dengan no
SIK/SIA/NIP serta dibubuhi stempel apotek,
(5) Faktur diambi 1 lambar untuk arsip apotek,
(6) Serahkan faktur kapada bagian adsministrasi untuk diedit di komputer,
(7) Cocokkan harga yang sudah ada di computer dengan harga yang tertera pada
faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak,
(8) Menandatangani faktur yang telah diedit di komputer
(9) Hargai barang-barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan spesifikasinya.
Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai dengan efek
farmakologinya atau berasarkan abjad,
(10)Arsip faktur sesuai dengan nama PBF (Pedagang Besar Farmasi) masing-masing
Sampel layout SOP:
Standard Operating
ProcedureDocument No. 3
Procurement Of StocksRevision No. 1
Page 5 of XX
Revision History
Revision Prepared by Reviewed by Approved by
1
Issue No. 1
Effective Date
References
Document No. XXTitle No. XX
FDA: Licensing of Drugs Tore Outlets
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2004, Pengobatan Sendiri, info POM, vol. 5, no. 6, hal 3
2. Anonim, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004
Tentang Pelayanan Kefarmasian Di Apotek, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
3. Haryanto, E., 2009, Arsip Rekam Medik (Medical Record) Serta Pemanfaatan
Data Non Medis Dalam Mendukung Pencapaian Visi Misi Instansi, Badan
Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi DIY, Yogyakarta
4. Wahyono, T., 2003, Prinsip Dasar Dan Teknologi Komunikasi Data, Graha Ilmu,
Yogyakarta