Upload
ahmad-ridha
View
133
Download
32
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH ILMU PENYAKIT SATWA AQUATIK
INFEKSI Flexibacter columnaris PADA IKAN
Oleh:
AHMAD RIDHA
061111025
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
DAFTAR ISI
Halaman judul ......................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Tujuan .............................................................................................................. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ......................................................................................................... 5
2.2 Morfologi .......................................................................................................... 5
2.3 Gejala Klinis ..................................................................................................... 6
2.4 Penyebab Munculnya Penyakit......................................................................... 7
2.5 Penanganan F.columnaris.................................................................................. 7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................. 8
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Akinyemi et al., (2011), Ikan digunakan terutama sebagai sumber protein
dalam diet. Ikan juga sering terinfeksi bakteri yang beragam sehingga dapat menyebabkan
bahaya bagi kesehatan ikan ataupun manusia.
Menurut Kismiyati et al., (2009), usaha perikanan di Indonesia saat ini telah
berkembang dengan pesat terutama dalam bidang budidaya, baik sektor ikan hias maupun
ikan konsumsi. Timbulnya serangan penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak seimbang
antara lingkungan, kondisi inang (ikan) dan pathogen (penyakit). Interaksi yang tidak
seimbang ini menyebabkan stres pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan tubuh menjadi
lemah dan akhirnya mudah diserang penyakit
Lingkungan perairan, khususnya perairan budidaya dan eutrophik,menyediakan
habitat alami bagi pertumbuhan dan proliferasi bakteri karena tersedianya nutrien-
memproduksi bahan organik yang meningkatkan pertumbuhan bakteri. Beberapa bakteri akan
tumbuh dan berkembang pesat jika terdapat bahan organik sebagai sumber nutrien, sementara
yang lainnya lebih bersifat memilih makanannya dan mampu bertahan hidup dilingkungan
dengan cara menempel diinangnya. Selain itu juga, salinitas air, atau media kultur,
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan beberapa bakteri. Flexibacter
columnaris merupakan bakteri yang banyak ditemukan menyerang ikan channel catfish
( Ictalurus punctatus). Columnaris termasuk infeksi kulit akut hingga kronis yang menyerang
ikan, khususnya chanell catfish. Sinonim dari columnaris termasuk cotton wool dan mouth
fungus.
Faktor-faktor yang menunjang berkembangnya penyakit adalah kualitas air kolam
yang buruk, kandungan bahan organic yang tinggi di dalam air kolam, perubahan musim
kering (kemarau) ke musim hujan, pakan yang tidak cukup dan kualitasnya jelek dan adanya
infeksi oleh parasit.
Menurut Irianto (2009), sebagian bakteri bersifat pathogen oportunistik. Pada keadaan
biasa bakteri tersebut ada pada lingkungan perairan atau tubuh ikan tanpa menimbulkan
penyakit, tetapi akan menimbulkan penyakit bahkan kematian manakala terjadi stress atau
daya tahan tubuh ikan menurun. Contoh bakteri oportunis tersebut antara lain : Vibrio,
Pseudomonas dan Flexibacter.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menguraikan tentang penyakit Columnaris
yang disebabkan oleh bakteri Flexibacter columnaris .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penyakit ‘Columnaris’, yang disebabkan oleh bakteri patogen ‘Flexibacter
columnaris’, adalah penyakit yang banyak menyerang ikan air tawar dan memiliki distribusi
di seluruh dunia. Strain virulensi rendah bakteri patogen untuk menjadi salmonids pada suhu
air melebihi 20 ° C, sedangkan strain virulensi tinggi mungkin patogen pada suhu di atas 15 °
C. Tingkat mortalitas berkisar dari ca 10 sampai 100% tergantung pada suhu air.
2.2 Morfologi
Flexibacter columnaris merupakan bakteri yang banyak ditemukan menyerang ikan channel catfish (Ictalurus punctatus). F.columnaris adalah bakteri rod gram negatif yang diameternya berukuran sekitar 1,4 μm dengan panjang 3 hingga 10 μm. Terdapat jenis bakteri Flexibacter yang lainnya, diantaranya adalah F. maritimus, dan F. psychrophila. Faktor utama dalam membedakan ke-3 spesies ini adalah dengan melihat panjang sel, prosuksi asam dari glukosa, prosuksi H2S, katalase, suhu pertumbuhan optimum, toleransi salinitas, dan adanya chondroitinase. Menurut Griffin (1992) ada beberapa cara untuk membedakan F. columnaris dengan kedua saudaranya tersebut yaitu dengan 5 karakter :
1. Mampu untuk tumbuh dengan adanya neomycin sulfate dan polymixin B
2. Tipis, rhizoid, koloni kuning
3. Mampu menurunkan gelatin
4. Mencapurkan merah congo
5. Produksi chondroitin lyase
Menurut Nofiani dan Gusrizal (2009), bakteri gram negatif lebih resisten terhadap
obat-obatan dibandingkan dengan bakteri gram positip. Karena bakteri gram negatif
mempunyai sistem efflux aktif untuk obat-obatan, yaitu multidrug,multication,
atau nodulation signal efflux complexes. Kemungkinan lain adalah adanya gen resisten
tetracyclin yang terdapat di dalam sel. Gen ini masuk ke dalam sel bersamaan dengan mer
operon.
Menurut Purwani et al., (2009), mikroba gram negatif mempunyai ketahanan yang
lebih baik terhadap senyawa antimikroba. Mikroba gram negatif memiliki sistem seleksi
terhadap zat-zat asing yaitu pada lapisan lipopolisakarida. Struktur dinding sel mikroba gram
negatif relatif lebih kompleks, berlapis tiga yaitu lapisan luar yang berupa lipoprotein, lapisan
tengah yang berupa lipopolisakarida dan lapisan dalam berupa peptidoglikan.
2.3 Gejala Klinis
Gejala klinis yang ditunjukan oleh penyakit columnaris sangat mudah dikenali dan berbeda antar spesies. Namun, lokasi terjadinya luka sangat bervariasi (Bullock, et.all, 1971). Derajad penyakit, tipe dan lokasi luka, dan virulensi sesuai dengan strain dari bakteri F. columnaris yang termasuk dalam infeksi tersebut (McCarthy, 1975). Perlu diperhatikan bahwa, infeksi bakteri F. columnaris dapat berasosiasi dengan infeksi bakteri lain atau dengan parasit protozoa yang termasuk didalamnya. Pada ikan catfish, infeksi dimulai dari bagian luar, yaitu sirip, permukaan tubuh, atau insang. Sirip mengalami nekrosis dengan pinggiran abu- abu hingga putih. Luka awal pada kulit tampak kecil, terdapat daerah berwarna kebiru biruan yang meluas menjadi luka nekrosis pada ikan yang terinfeksi sehingga pada daerah tersebut kulit kehilangan penampakan mengkilapnya. Luka yang ditimbulkan bakteri ini memiliki pinggiran kekuningan dan putih dengan disertai inflammasi ringan. Mulut ikan yang terinfeksi ditutupi dengan material lendir yang kekuning – kuningan. Tipe luka yang sama terjadi pada eel, trout, cyprinids, dan centrarchids. Luka pada insang berwarna putih hingga coklat (Plumb, 1994). Columnaris umumnya dideteksi dengan mengenali tipe luka pada kulit, sirip dan insang.
Columnaris dapat terjadi sebagai infeksi primer tanpa menimbulkan stress signifikan kepada inang atau, lebih umumnya, infeksi terjadi sebagai infeksi sekunder sebagai hasil dari kondisi lingkungan yang menimbulkan stress atau trauma. Pada kasus yang lain, penyakit ini berkembang sebagai infeksi akut seiring dengan semakin cepatnya kematian.
Columnaris seringnya menginfeksi bagian luar namun juga dapat menjadi sistemik. Hawke dan Thune (1992), menemukan pada 53 kasus infeksi F. columnaris, 11% menginfeksi eksternal, 17% internal, dan total, infeksi eksternal dan sistemik terjadi 86% kasus. Columnaris seringnya ditemukan berasosiasi dengan bakteri lain atau parasit protozoa dalam menginfeksi ikan. Hawke dan thune (1992) menemukan dari 53 kasus infeksi F.columnaris, 46 kasus merupakan infeksi campuran dengan bakteri lain, khususnya dengan Aeromonas spp dan Edwardsiella ictaluri. Hasil penelitian Marks et.all (1980), menunjukan bahwa F. columnaris tidak mampu bertahan hidup dengan baik secara in vitro saat kepadatan A. hydrophila mencapai 100 kali lebih tinggi dibandingkan F. columnaris.
Penyebaran penyakit columnaris umumnya terjadi dari ikan ke ikan lewat media air. Sebagai infeksi sekunder pada ikan channel catfish, penanganan, pengangkutan, penangkapan, suhu, kualitas air (oksigen rendah), dan penyakit lainnya adalah perintis/pemacu timbulnya columnaris (Bullock, 1971). Chanel catfish sangat mudah terserang Flexibacter columnaris pada suhu 15-30 0C dan ikan muda lebih mudah terserang daripada ikan dewasa. Infeksi Flexibacter columnaris pada sidat (eel) meningkat karena rendahnya oksigen terlarut dan kandungan amonia yang terlalu tinggi, dan hal ini berlaku sama pada budidaya ikan yang lainya.
2.4 Penyebab Munculnya Penyakit
Penyebaran penyakit columnaris umumnya terjadi dari ikan ke ikan lewat media air. Sebagai infeksi sekunder pada ikan channel catfish, penanganan, pengangkutan, penangkapan, suhu, kualitas air (oksigen rendah), dan penyakit lainnya adalah perintis/pemacu timbulnya columnaris (Bullock, 1971). Chanel catfish sangat mudah terserang Flexibacter columnaris pada suhu 15-30 0C dan ikan muda lebih mudah terserang daripada ikan dewasa. Infeksi Flexibacter columnaris pada sidat (eel) meningkat karena rendahnya oksigen terlarut dan kandungan amonia yang terlalu tinggi, dan hal ini berlaku sama pada budidaya ikan yang lainnya. kualitas air buruk (kandungan oksigen rendah dan peningkatan ammonia bebas).
Sebagian besar penyakit bakteri pada ikan ditimbulkan secara langsung dari stressor lingkungan seperti kualitas air, handling, atau parasit nonlethal. Kebanyakan infeksi bakteri adalah bersifat “secondary” bahkan pathogen obligat pun demikian pula. Ikan pembawa bakteri (carrier) obligat (ex. A.salmonicida) tidak menimbulkan efek negatif dengan hadirnya bakteri tersebut sampai respon stress ikan mencapai titik puncak imunitas dan resitensinya, meyebabkan infeksi fase dorman menjadi aktif, melemahkan, dan timbul infeksi klinis. Saat organisme bakteri fakultatif menimbulkan penyakit, seringnya diklasifikasikan sebagai “secondary” dan tidak dianggap sebagai penyebab serius penyakit, namun hal ini tidak sepenuhnya benar. Infeksi sekunder sering menyesatkan karena sebenarnya banyak bakteri fakultatif adalah penyebab utama kematian ikan dan harus ditangani segera dengan benar.
2.5 Penanganan F.columnaris
Manajemen penanganan columnaris meliputi pencegahan, perawatan kondisi lingkungan optimum, penanganan ikan yang benar, dan implementasi dari prosedur perawatan kesehatan yang baik. Pengendalian suhu lingkungan merupakan alat manajemen lingkungan yang penting, khususnya pada bak, sistem mengalir dan akuarium. Overstocking, dengan pakan dan bahan organik yang berlebihan didalam air, menyebabkan menurunnya kualitas air.
Columnaris umumnya ditangani dengan bahan kimia. Fijian dan Voorhees (1969), menemukan bahwa organisme ini sangat sensitif terhadap oxytetracycline, tetracycline, dan beberapa obat lainnya. Potassium permangate dan copper sulfate banyak digunakan dalam penanganan penyakit columnaris. Vaksinasi ikan untuk melawan F. columnaris menunjukan hasil yang menjanjikan pada akhir tahun 1970 an (Moore, et all. 1990).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit Columnaris adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen Flexibacter
columnaris. Penyakit ini banyak menyerang ikan air tawar khususnya chanell catfish dan
memiliki distribusi di seluruh dunia, menyebabkan infeksi kulit akut hingga kronis. Sinonim
dari Penyakit columnaris adalah cotton wool dan mouth fungus.
Infeksi F. columnaris seringkali terkait dengan kondisi stress yang umumnya
ditimbulkan oleh suhu air tinggi (25-32oC), luka dan kualitas air buruk (kandungan oksigen
rendah dan peningkatan ammonia bebas).
Gejala-gejala klinis dari Penyakit Columnaris antara lain terjadinya peradangan kulit
disertai dengan bintik-bintik putih kecil pada sirip ekor dan selanjutnya meluas ke arah
kepala. Sirip ekor dan sirip anal dapat mengalami erosi berat dan kulit akan mengalami
borok-borok bewarna putih keruh atau kelabu. Pada umumnya insang mengalami kerusakan
yang ditandai dengan nekrosis pada ujung distal lamella insang dan dapat meluas kesuluruh
lamellae insang.
3.2 Saran
Dalam usaha budidaya ikan air tawar khusunya ikan chanell catfish pembudidaya
harus memerhatikan managemen pencegahan penyakit columnaris ini dengan menjaga
kualitas air, suhu lingkungan dan kebersihannya tetap baik agar terhindar dari penyakit ini,
serta memerhatikan selalu kondisi ikan sehingga ketika ikan terserang penyakit ini bisa
mendapat penanganan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Darwish, A. J. Mitchell, and D. L. Straus. 2009. “Evaluation of potassium permanganate against an experimental subacute infection of Flavobacterium columnare in channel catfish, Ictalurus punctatus (Rafinesque),” Journal of Fish Diseases, vol. 32, no. 2, pp. 193–199
A M Declercq1,*, F Boyen2, W Van den Broeck1, P Bossier3, A Karsi4, F
Haesebrouck2, A Decostere1. .2011. Antimicrobial susceptibility pattern
of Flavobacterium columnare isolates collected worldwide from 17 fish species
Kismiyati, Sri Subekti, R. Wahid Nur Yusuf dan Rahayu Kusdarwati . 2009. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Gram Negatif pada Luka Ikan Maskoki (Carassius auratus0 akibat Infestasi Ektoparasit Argulus sp. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 2.
P. S. Gaunt, D. Gao, F. Sun, and R. Endris, 2010. “Efficacy of florfenicol for control of mortality caused by Flavobacterium columnare infection in channel catfish,” Journal of Aquatic Animal Health, vol. 22, no. 2, pp. 115–122, 2010
R. A. Holt, J. E. Sanders, J. L. Zinn, J. L. Fryer, K. S. Pilcher .2011. Relation of Water Temperature toFlexibacter columnaris Infection in Steelhead Trout (Salmo gairdneri), Coho (Oncorhynchus kisutch) and Chinook (O. tshawytscha) Salmon