48
Kehidupan Masyarakat Dalam era globalisasi sekarang ini, sosialisasi berlangsung terus-menerus tanpa henti pada tiap-tiap kelompok yang ada dalam pergaulan hidup. Dalam hal inilah kita bisa mengenali dengan nilai dan norma yang adadalam masyarakat.Dengan adanya nilai dan normasecara dini, diharapkan setiap individunya dapat berinteraksi dengan sebaik-baiknya. Maka dengan itu terciptalah hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat sekitar yang lainnya. Masyarakat dalam pengertiannya merupakan kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi satu sama lain menurut suatu adat tertentu yang bersifat terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam hal demikianya masyarakat mempunyai ciri dan khas pribadi tertentu yang dimiliki diri sendiri. Adapun aturan-aturan dan undang-undang yang mengatur setiap manusia menuju kepada kepentingan dan tujuan hidup mereka. Masyarakat menempati tinggal dalam waktu yang lama dan menempati suatu daerah tertentu yang bisa disebut sebagai habitat. Satu sama lain masyarakat mempunyai adanya interaksi yang saling

Tugas ISBD Opini

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ilmu Sosial Budaya Dasar

Citation preview

Kehidupan Masyarakat

Dalam era globalisasi sekarang ini, sosialisasi berlangsung terus-menerus tanpa

henti pada tiap-tiap kelompok yang ada dalam pergaulan hidup.

Dalam hal inilah kita bisa mengenali dengan nilai dan norma yang adadalam

masyarakat.Dengan adanya nilai dan normasecara dini, diharapkan setiap

individunya dapat berinteraksi dengan sebaik-baiknya. Maka dengan itu terciptalah

hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat sekitar yang lainnya.

Masyarakat dalam pengertiannya merupakan kesatuan hidup manusia yang saling

berinteraksi satu sama lain menurut suatu adat tertentu yang bersifat terikat oleh

suatu rasa identitas bersama. Dalam hal demikianya masyarakat mempunyai ciri

dan khas pribadi tertentu yang dimiliki diri sendiri.

Adapun aturan-aturan dan undang-undang yang mengatur setiap manusia menuju

kepada kepentingan dan tujuan hidup mereka. Masyarakat menempati tinggal

dalam waktu yang lama dan menempati suatu daerah tertentu yang bisa disebut

sebagai habitat. Satu sama lain masyarakat mempunyai adanya interaksi yang

saling berketergantungan. Adanya pola dan ikatan pada tingkah laku yang ada

dalam setiap kehidupan masyarakat yang dimiliki.

Masyarakat bukanlah hanya sekedar dari manusia sekumpulan dari bagian manusia

belaka. Tetapi setiap anggota masyarakat mempuunyai hubungan atau ikatan

pertalian satu sama lainnya, serta paling tidak sebagai anggota masyarakat saling

mempunyai kesadaraan terhadap keberadaan angota masyarakat lainnya.

kesadaraan inilah yang bisa membuat adanya perubahan dalam suatu organisasi

yang ada.

Kesadaran yang baik akan membawa dampak dan hasil yang baik juga. Jadilah

salah satu masyarakat yang memounyai kepribadian yang baik. sehingga hasil dan

manfaat dapat dirasakan bagi kehidupan yang lainnya.

Masalah Sosial Dan Dampak Bagi Kehidupan Masyarakat

A.Latar Belakang

Sebagaimana telah diuraikan, sosiologi terutama membahas gejala-gejala yang

wajar bagi masyarakat seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat,

lembaga kemasyarakatan, proses sosial,perubahan sosial dan kebudayaan serta

perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal

sebagaimana dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak

dikehendaki merupakan gejala abnormal atau patologis. Hal itu disebabkan unsur-

unsur masyarakat tidak dapat berlangsung sebagaimana mestinya sehingga

menyebabkan kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut

disebut masalah-masalah sosial.

B.Pengertian Masalah Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antar

unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan

kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat

menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan

kelompok atau masyarakat.

Masalah soial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai

dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah

sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam

masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti

tokoh masyarakat,pemerintah,organisasi sosial,musyawarah masyarakat dan lain

sebainya.

C.Klasifikasi Masalah Sosial

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis klasifikasi, yakni

antara lain:

.      Faktor Ekonomi           : Kemiskinan,pengangguran,dll.

.      Faktor Budaya            : Perceraian,kenakalan remaja,dll.

.      Faktor Biologis                       : Penyakit menular,keracunan makanan,dsb.

.      Faktor Pshikologis       : Penyakit syaraf,aliran sesat,dsb.

Klasifikasi yang berbeda mengadakan penggolongan atas dasar kepincangan-

kepincangan dalam warisan fisik, warisan biologis, warisan sosial, dan kebijakan

sosial. Klasifikasi ini lebih luas ruang lingkupnya daripada klasifikasi yang

terdahulu.

D.Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial

Ukuran dalam sosiologi suatu masalah merupakan masalah sosial adalah :

.      Tidak adanya kesesuaian antara ukuran/nilai-nilai sosial dengan kenyataan-

kenyataan/tindakan-tindakan sosial

.      Sumber-sumber sosial dari masalah sosial, yaitu merupakan akibat dari suatu

gejala sosial atau bukan, yang menyebabkan masalah sosial contohnya : gagal

panen (bukan gejala sosial tetapi menyebabkan masalah sosial)

.       Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan gejala

sosial atau tidak, tergantung dari karakteristik masyarakatnya

.      Manifest social problems dan latent social problems

.       Perhatian masyarakat dan masalah sosial

Sistem nilai dan dapatnya suatu masalah sosial diperbaiki

E.Beberapa Masalah Sosial Penting Serta Dampaknya

.      Kemiskinan

Suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai

dengan taraf kehidupan  kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga

mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

Dampaknya bagi masyarakat adalah kriminalitas meningkat,  kelaparan,

munculnya berbagai penyakit pada kelompok resiko tinggi seperti ibu hamil, ibu

menyusui, bayi, balita, dan orang lanjut usia.

.      Peperangan

Merupakan satu bentuk pertentangan dan juga suatu lembaga kemasyarakatan.

Peperangan merupakan bentuk pertentangan yang setiap kali diakhiri dengan suatu

akomodasi.

Dampaknya adalah disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan, baik bagi

negara yang ke luar sebagai pemenang, apalagi bagi negara yang takluk sebagai si

kalah. Apalagi peperangan biasanya perang total, yaitu dimana tidak hanya

angkatan bersenjata yang bersangkut, tetapi seluruh lapisan

masyarakat,  berjatuhnya korban serta penderitaan fisik dan bathin.

.      Kenakalan Remaja

Keinginan untuk melawan (misalnya dalam bentuk radikalisme, delinkuensi,dsb),

dan sikap apatis (misalnya penyesuaian yang membabi buta terhadap ukuran moral

generasi tua).

Dampak dari kenakalan remaja ini adalah merugikan fisik dan mental bagi diri

sendiri, membuat resah masyarakat, keberadaan masyarakat tdak dihargai.

.      Birokrasi

Merupakan organisasi yang bersifat hierarkis yang ditetapkan secara rasional untuk

mengordinasikan pekerjaan orang-orang untuk kepentingan pelaksanaan tugas-

tugas administratif.

Dalam karangan Max Weber, yang berjudul  ‘Some Consequences of

Bureaueratization’ dalam buku Sociological Theoty, mengemukakan

kekhawatirannya akan akibat perkembangan birokarsi yang sangat pesat, karena

didalam birokarsi, setiap petugas mendapat tempat tertentu yang tetap, ibarat

sebuah roda bergigi dalam sebuah mesin. Apabila manusia tadi sadar akan

kedudukannya, dia akan berusaha untuk menjadi roda untuk seluruh mesin. Gejala

tersebut disebabkan manusia terlalu mendambakan suatu tata tertib sehingga

apabila tata tertib tidak ada, dia akan kehilangan pegangannya.

.      Disorganisasi Keluarga

Yaitu suatu perpecahan dalam keluarga sebagai unit, oleh karena anggota-

anggotanya keluarga tersebut gagal memenuhi kewajiban-kewajiban yang sesuai

dengan peranan sosialnya.

Dampak dari disorganisasi keluarga adalah perceraian dan kenakalan remaja akibat

tidak adanya perhatian dan kasih sayang dari orang tuan.

F.Pemecahan Masalah Sosial

Ada metode-metode yang bersifat preventif dan represif. Metode yang preventif

jelas lebih sulit dilaksanakan karena harus didasarkan pada penelitian yang

mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Metode represif lebih

banyak digunakan. Artinya, setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah

sosial, baru diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi

masalah sosial, tidaklah semata-mata melihat aspek sosiologis, tetapi juga aspek-

aspek lainnya. Dengan demikian, diperlukan suatu kerja sama antara ilmu

pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah sosial

yang dihadapi tadi (secara interdisipliner).

       G.Kesimpulan

Dari rangkuman diatas, kita pahami bahwa Masalah sosial adalah suatu gejala

abnormal yang sering terjadi dilingkungan masyarakat. Dan memiliki dampak bagi

kehidupan masyarakat. Tetapi hal ini bisa diantisipasi dan diatasi apabila kita lebih

memahami dan mengenal akan hal-hal dan masyarakat disekitar kita.

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara

unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan

kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat

menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan

kelompok atau masyarakat.

     

      Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai

dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah

sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam

masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti

tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain

sebagainya.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara

lain :

1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.

2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.

3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.

4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

1. Faktor Ekonomi, faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial.

Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa

memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.

2.Faktor Budaya, Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini

sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang

berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu

bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.

3.Faktor Biologis, Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila

penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.

4.Faktor Psikologis, Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan

meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan

tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini.

       Masalah sosial menemui pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak

diharapkan dan dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan

dengan standar sosial yang telah disepakati. Keberadaan masalah sosial ditengah

kehidupan masyarakat dapat diketahui secara cermat melalui beberapa proses dan

tahapan analitis, yang salah satunya berupa tahapan diagnosis. Dalam

mendiagnosis masalah sosial diperlukan sebuah pendekatan sebagai perangkat

untuk membaca aspek masalah secara konseptual. Eitzen membedakan adanya dua

pendekatan yaitu person blame approach dan system blame approach (hlm. 153).

      Person blame approach merupakan suatu pendekatan untuk memahami

masalah sosial pada level individu. Diagnosis masalah menempatkan individu

sebagai unit analisanya. Sumber masalah sosial dilihat dari faktor-faktor yang

melekat pada individu yang menyandang masalah. Melalui diagnosis tersebut

lantas bisa ditemukan faktor penyebabnya yang mungkin berasal dari kondisi fisik,

psikis maupun proses sosialisasinya.

      Sedang pendekatan kedua system blame approach merupakan unit analisis

untuk memahami sumber masalah pada level sistem. Pendekatan ini mempunyai

asumsi bahwa sistem dan struktur sosial lebih dominan dalam kehidupan

bermasyarakat. Individu sebagai warga masyarakat tunduk dan dikontrol oleh

sistem. Selaras dengan itu, masalah sosial terjadi oleh karena sistem yang berlaku

didalamnya kurang mampu dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang

terjadi, termasuk penyesuaian antar komponen dan unsur dalam sistem itu sendiri.

       Dari kedua pendekatan tersebut dapat diketahui, bahwa sumber masalah dapat

ditelusuri dari ”kesalahan" individu dan "kesalahan" sistem. Mengintegrasikan

kedua pendekatan tersebut akan sangat berguna dalam rangka melacak akar

masalah untuk kemudian dicarikan pemecahannya. Untuk mendiagnosis masalah

pengangguran misalnya, secara lebih komprehensif tidak cukup dilihat dari faktor

yang melekat pada diri penganggur saja seperti kurang inovatif atau malas mencari

peluang, akan tetapi juga perlu dilihat sumbernya masalahnya dari level sistem

baik sistem pendidikan, sistem produksi dan sistem perokonomian atau bahkan

sistem sosial politik pada tingkat yang lebih luas.

        Anak jalanan: Dilema? Sebenarnya isltilah anak jalanan pertama kali

diperkenalkan di Amerika Selatan atau Brazilia yang digunakan bagi kelompok

anak-anak yang hidup dijalanan umumnya sudah tidak memiliki ikatan tali dengan

keluarganya.Anak-anak pada kategori ini pada umumnya sudah terlibat pada

aktivitas-aktivitas yang berbau criminal. Kelompok ini juga disebut dalam istilah

kriminologi sebagai anak-anak dilinguent. Istilah ini menjadi rancu ketika dicoba

digunakan di negara berkembang lainnya yang pada umumnya mereka masih

memiliki ikatan dengan keluarga. UNICEF kemudian menggunakan istilah hidup

dijalanan bagi mereka yang sudah tidak memiliki ikatan keluarga, bekerja

dijalanan bagi mereka yang masih memiliki ikatan dengan keluarga. Di Amerika

Serikat juga dikenal istilah Runauay children yang digunakan bagi anak-anak yang

lari dari orang tuanya.

        Walaupun pengertian anak jalanan memiliki konotasi yang negatif di

beberapa negara, namun pada dasarnya dapat juga diartikan sebagai anak-anak

yang bekerja dijalanan yang bukan hanya sekedar bekerja di sela-sela waktu luang

untuk mendapatkan penghasilan, melainkan anak yang karena pekerjaannya maka

mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara jasmnai,

rohani dan intelektualnya. Hal ini disebabkan antara lain karena jam kerja panjang,

beban pekerjaan, lingkungan kerja dan lain sebagainya.

         Anak jalanan ini pada umumnya bekerja pada sector informal. Phenomena

munculnya anak jalanan ini bukanlah karena adanya transformasi system social

ekonomi dan masyarakat pertanian ke masyarakat pra-industri atau karena proses

industrialisasi. Phenomena ini muncul dalam bentuk yang sangat eksploratif

bersama dengan adanya transformasi social ekonomi masyarakat industrialsasi

menuju masyarakat yang kapitalistik.

         Kaum marjinal ini selanjutnya mengalami distorsi nilai, diantaranta nilai

tentang anak. Anak, dengan demikian bukan hanya dipandang sebagai beban,

tetapi sekaligus dipandang sebagai factor ekonomi yang bisa dipakai untuk

mengatasi masalah ekonomi keluarga. Dengan demikian, nilai anak dalam

pandangan orang tua atau keluarga tidak lagi dilihat dalam kacamata pendidikan,

tetapi dalam kepentingan ekonomi. Sementara itu, nilai pendidikan dan kasih

saying semakin menurun. Anak dimotivasi untuk bekerja dan menghasilkan uang.

Dalam konteks permasalahan anak jalanan, masalah kemiskinan dianggap sebagai

penyebab utama timbalnya anak jalanan ini. Hal ini dapat ditemukan dari latar

belakang geografis, social ekonomi anak yang memang datang dari daerah-daerah

dan keluarga miskin di pedesaan maupun kantong kumuh perkotaan. Namun,

mengapa mereka tetap bertahan, dan terus saja berdatangan sejalan dengan

pesatnya laju pembangunan?

         Ada banyak teori yang bisa menejlaskan kontradiksi-kontradiksi antara

pembangunan dan keadilan-pemerataan, desa dan kota, kutub besar dan kutub

kecil, sehingga lebih jauh bia terpetakan lebih jela persoalan hak asasi anak.

Meskipun demikian, kemiskinan bukanlah satu-satunya factor penyebab timbulnya

masalah anak jalanan. Dengan demikian, adanya sementara anggapan bahwa

masalah anak jalanan akan hilang dengan sendirinya bila permasalahan kemiskinan

ini telah dapat diatasi, merupakan pandangan keliru.

Masyarakat Dan Negara :

       Parillo menyatakan, kenyataan paling mendasar dalam kehidupan sosial adalah

bahwa masyarakat terbentuk dalam suatu bangunan struktur. Melalui bangunan

struktural tertentu maka dimungkinkan beberapa individu mempunyai kekuasaan,

kesempatan dan peluang yang lebih baik dari individu yang lain (hlm. 191). Dari

hal tersebut dapat dimengerti apabila kalangan tertentu dapat memperoleh manfaat

yang lebih besar dari kondisi sosial yang ada sekaligus memungkinkan

terpenuhinya segala bentuk kebutuhan, sementara dipihak lain masih banyak yang

kekurangan.

      Masalah sosial sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan

kesejahteraan sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya tindakan untuk

melakukan perubahan dan perbaikan. Dalam konteks tersebut, upaya pemecahan

sosial dapat dibedakan antara upaya pemecahan berbasis negara dan berbasis

masyarakat. Negara merupakan pihak yang sepatutnya responsif terhadap

keberadaan masalah sosial. Perwujudan kesejahteraan setiap warganya merupakan

tanggung jawab sekaligus peran vital bagi keberlangsungan negara. Di lain pihak

masyarakat sendiri juga perlu responsif terhadap masalah sosial jika menghendaki

kondisi kehidupan berkembang ke arah yang semakin baik.

        Salah satu bentuk rumusan tindakan negara untuk memecahkan masalah

sosial adalah melalui kebijakan sosial. Suatu kebijakan akan dapat dirumuskan

dengan baik apabila didasarkan pada data dan informasi yang akurat. Apabila studi

masalah sosial dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat maka bararti

telah memberikan kontribusi bagi perumusan kebijakan sosial yang baik, sehingga

bila diimplementasikan akan mampu menghasilkan pemecahan masalah yang

efektif.

        Upaya pemecahan sosial sebagai muara penanganan sosial juga dapat berupa

suatu tindakan bersama oleh masyarakat untuk mewujudkan suatu perubahan yang

sesuai yang diharapkan. Dalam teorinya Kotler mengatakan, bahwa manusia dapat

memperbaiki kondisi kehidupan sosialnya dengan jalan mengorganisir tindakan

kolektif. Tindakan kolektif dapat dilakukan oleh masyarakat untuk melakukan

perubahan menuju kondisi yang lebih sejahtera.

MANFAAT SOSIOLOGI

PEMBAHASAN

Sosiologi sebagai ilmu bisa ditinjau dari dua sisi yaitu pengembangan ilmunya atau

ilmu murni (pure science) dan manfaat ilmu sosiologi bagi kehidupan atau ilmu

terapan (applied science). Pembahasan bab ini tentang bagaimana penerapan

sosiologi bagi kehidupan masyarakat atau “applied science” nya.

SOSIOLOGI MEMBANTU MEMECAHKAN MASALAH SOSIAL

MASYARAKAT

Gejala-gejala abnormal yang terjadi di masyarakat disebut juga masalah sosial.

Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial yang mencakup segi moral dan tata

kelakuan yang menyimpang. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi

disorganisasi adalah dengan mengadakan perencanaan sosial yang baik  (social

planning) agar masalah sosial teratasi.

PENGERTIAN MASALAH SOSIAL

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial (problema sosial) merupakan masalah

yang muncul dalam masyarakat, bersifat sosial dan berhubungan erat dengan nilai-

nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sosiologi selain mempelajari

gejala-gejala kemasyarakatan, juga mempelajari masalah-masalah sosial seperti:

kejahatan, konflik antarras, kemiskinan, perceraian, pelacuran delinkuensi anak-

anak; dan seterusnya.

ANALISIS SOSIOLOGI DALAM MEMAHAMI MASALAH SOSIAL

Sebagai ilmu sosial yang menganalisis masyarakat, sosiologi hanya sebatas

mencari sebab-sebab terjadinya masalah sosiologi dan tidak menekankan pada

pemecahan masalah atau jalan keluar dari masalah-masalah.

PENGERTIAN MASALAH SOSIAL

Masalah sosiologi merupakan hasil proses perkembangan masyarakat, artinya

problem itu memang sewajarnya timbul, jika tidak diinginkan adanya hambatan-

hambatan terhadap penemuan baru atau gagasan baru. Masalah sosial adalah suatu

ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang

membahayakan kehidupan kelompok sosial, atau menghambat terpenuhinya

keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut. Masalah sosial

merupakan akibat dari interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok,

atau kelompok dengan kelompok.

PENYEBAB TERJADINYA MASALAH SOSIAL

Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau

kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor berikut:

Faktor Ekonomis

Faktor ekonomis, problema dari faktor ekonomi misalnya kemiskinan,

pengangguran, dan sebagainya.

Faktor Biologis

Faktor biologis, problema yang timbul dari faktor ini adalah penyakit atau

kesehatan tubuh.

Faktor Biopsikologis

Faktor biopsikologis, dari faktor ini timbul penyakit saraf, bunuh diri, dan

disorganisasi jiwa.

Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan, dari faktor ini akan timbul perceraian, kejahatan, kenakalan

anak-anak, konflik rasial, dan keagamaan.

UKURAN SOSIOLOGI TERHADAP MASALAH SOSIAL

Menurut Robert K. Merton  dan Robert A. Nisbet, dalam menentukan bahwa suatu

masalah merupakan problema sosial atau tidak, digunakan beberapa pokok

persoalan sebagai ukuran, yaitu:

Kriteria Utama

Kriteria utama suatu masalah sosial yaitu tidak adanya penyesuaian antara ukuran-

ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan

sosial. Adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat

tentang apa yang seharusnya terjadi, dengan apa yang terjadi dalam kenyataan

pergaulan hidup. Misalnya, apabila dalam satu bulan terjadi

pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh 400 orang dari 10.000 orang penduduk

sebuah kota,

hal ini belum tentu merupakan masalah sosial, hal ini tergantung dengan nilai-nilai

sosial masyarakat yang bersangkutan.

Sumber-Sumber Masalah Sosial

Masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari

atau bersumber langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi

sebab-sebab terpenting masalah sosial harus bersifat  sosial. Jadi kejadian-kejadian

yang tidak bersumber pada perbuatan manusia bukanlah merupakan masalah

sosial.

Pihak yang Menetapkan Masalah Sosial

Dalam masyarakat masalah sosial merupakan gejala yang wajar. Apabila terdapat

sekelompok warga masyarakat menjadi pimpinan masyarakat tersebut, maka

sekelompok warga masyarakat tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang

yang lebih besar dari orang lain untuk membuat serta menentukan kebijaksanaan

sosial. Setiap manusia sesuai dengan kedudukan dan perannya dalam masyarakat,

mempunyai nilai dan kepentingan-kepentingan yang berbeda. Sikap masyarakat itu

sendirilah yang menentukan suatu gejala merupakan suatu problema sosial atau

tidak.

Manifest Social Problem dan Latent Social Problem

Manifest social problems merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat

terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat, yang dikarenakan tidak

sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Pada

umumnya masyarakat tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang,

misalnya dengan padatnya lalu lintas kota kota besar, banyak terjadi penyerobotan

lahan trotoar untuk pedagang kaki lima dan lalulintas. Latent social problems juga

menyangkut hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, akan tetapi

tidak diakui demikian. Contoh: korupsi di Indonesia seolah olah merupakan hal

yang wajar dan sudah biasanya, padahal hal tersebut bertentangan dengan nilai dan

norma sosial.

BEBERAPA MASALAH SOSIAL PENTING

KEMISKINAN

Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak merupakan 

masalah sosial. Kemiskinan muncul sebagai masalah sosial sejak berkembangnya

perdagangan ke seluruh dunia dan juga ditetapkannya taraf kehidupan tertentu

sebagai suatu kebiasaan masyarakat. Pada waktu dulu setiap individu sadar akan

kedudukan ekonomisnya, sehingga mereka mampu mengatakan apakah dirinya

kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila perbedaan

kedudukan ekonomi para warga masyarakat ditentukan secara tegas. Pada

masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, kemiskinan bukan masalah

sosial, karena mereka menganggap bahwa semua telah ditakdirkan, sehingga tidak

ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Pada masyarakat modern yang rumit,

kemiskinan menjadi suatu problema sosial karena sikap yang membenci

kemiskinan tadi. Bagi para urban yang gagal mendapatkan pekerjaan, kemiskinan

tidak lagi diukur dari kebutuhan

sekunder saja, tetapi disebabkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan

primernya.

PENGANGGURAN

Pengangguran merupakan masalah sosial yang dihadapi oleh negara-negara

berkembang. Pesatnya arus globalisasi dalam bidang ekonomi yang ditandai

dengan adanya efisiensi dalam kegiatan ekonomi, misalnya penggunaan mesin-

mesin produksi. Hal itu menyebabkan berkurangnya penggunaan tenaga manusia.

Oleh sebab itu pengangguran makin tinggi. Di negara negara berkembang, pada

umumnya juga memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sementara itu persaingan

kerja makin lama makin ketat, sehingga orang yang tidak memiliki keahlian (skill)

akan kesulitan mencari kerja.

KEJAHATAN

Kejahatan disebabkan kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang sama, yang

menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya. Orang yang menjadi jahat,

disebabkan orang tersebut mengadakan kontak dengan pola-pola perilaku jahat dan

juga karena dia mengasingkan diri dari pola-pola perilaku yang tidak menyukai

kejahatan tersebut. Pada masa modern seperti sekarang ini timbul kejahatan yang

disebut white collar crime yaitu suatu kejahatan yang timbul akibat perkembangan

ekonomi yang terlalu cepat dan menekankan pada aspek material–finansial belaka.

Kejahatan ini merupakan kejahatan yang dilakukan oleh pengusaha dan pejabat di

dalam menjalankan peranan fungsinya. Golongan tersebut menganggap kebal

terhadap hukum dan sarana-sarana pengendalian sosial lainnya. Untuk mengatasi

masalah kejahatan dapat dilakukan dengan dua cara berikut.

1. Preventif

Preventif, yaitu dengan cara menjauhkan diri dari pola-pola kejahatan dan

mendekatkan diri dari pola-pola perilaku yang tidak menyukai kejahatan.

2. Represif

Represif, yaitu dengan cara rehabilitasi, seperti hal berikut.

1) Menciptakan program yang bertujuan menghukum orang tersebut.

2) Berusaha mengubah agar orang tersebut tidak jahat, misalnya dengan cara

memberi pekerjaan atau latihan-latihan untuk menguasai bidang-bidang tertentu

agar dapat membaur kembali dengan masyarakat umum.

DISORGANISASI KELUARGA

Disorganisasi Keluarga (Broken Home). Disorganisasi keluarga adalah perpecahan

keluarga sebagai suatu unit, karena anggota-anggotanya gagal memenuhi

kewajiban-kewajiban yang sesuai dengan peranan sosialnya. Adapun bentuk-

bentuknya antara lain:

a. unit keluarga yang tidak komplit karena hubungan di luar nikah;

b. karena putusnya perkawinan sebab perceraian;

c. kurangnya komunikasi dalam anggota keluarga (empty shell family);

d. krisis keluarga, oleh karena salah satu kepala keluarga bertindak di luar

kemampuannya.

Pada dasarnya disorganisasi keluarga pada masyarakat yang sedang dalam keadaan

transisi menuju masyarakat modern dan kompleks, disebabkan keterlambatan

dalam menyesuaikan diri dengan situasi sosial ekonomis yang baru.

GENERASI MUDA DAN MASYARAKAT MODERN

Generasi Muda dan Masyarakat Modern. Masalah generasi muda ditandai dengan

dua ciri yang berlawanan, yaitu berikut.

a. Keinginan melawan, misalnya dalam bentuk radikalisme dan delinkuensi. Sikap

ini mungkin disertai dengan suatu rasa takut bahwa masyarakat akan hancur karena

perbuatan-perbuatan menyimpang.

b. Sikap apatis, biasanya sikap ini disertai rasa kecewa terhadap masyarakat.

Pada waktu tersebut, kalau dia tidak ada bimbingan dari orang tua akan  timbul

demonstration effect yang merupakan masalah sosial. Masalah tersebut dapat

diurutkan sebagai berikut.

a. Persoalan  sense of value, pada masa ini masyarakat yang kedudukannya lebih

tinggi menjadi imitasi untuk anak-anak yang berasal dari lapisan yang lebih

rendah.

b. Timbul organisasi-organisasi pemuda nonformal yang bertingkah laku tidak

disenangi masyarakat.

c. Timbul usaha generasi muda yang bertujuan mengadakan perubahan dalam

masyarakat yang disesuaikan dengan nilai kaum muda.

PEPERANGAN

Peperangan. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek

kemasyarakatan, baik bagi negara yang menjadi pemenang maupun negara yang

kalah.

PELANGGARAN TERHADAP NORMA NORMA MASYARAKAT

Pelacuran

Pelacuran diartikan sebagai pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada

umum untuk melakukan

perbuatan seksual dengan mendapat upah. Sebab terjadinya pelacuran dapat dilihat

dari faktor-faktor berikut.

1) Endogen dapat disebutkan karena faktor nafsu syahwat yang besar, sifat malas,

dan keinginan yang besar untuk dapat hidup mewah.

2) Eksogen yang terutama adalah faktor ekonomis, urbanisasi yang tidak teratur,

keadaan perumahan yang tidak memenuhi syarat misalnya masa anak-anak yang

kurang menguntungkan, pola pribadi yang kurang dewasa.

Delinkuensi anak-anak

Delinkuensi anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah cross boys dan cross girls

yaitu organisasi semi-formal yang mempunyai tingkah laku yang kurang atau tidak

disukai masyarakat.

Delinkuensi anak-anak meliputi pencurian, perampokan, pencopetan,

penganiayaan, pelanggaran susila, penggunaan obat terlarang, dan perkosaan.

Alkoholic

Persoalan alkoholic atau pemabuk pada kebanyakan masyarakat  tidak berkisar

apakah alkohol boleh atau dilarang dipergunakan. Persoalan pokoknya adalah

siapa yang boleh menggunakannya, di mana dan dalam kondisi yang bagaimana.

Umumnya orang awam berpendapat bahwa alkohol merupakan suatu stimulan,

padahal sesungguhnya alkohol merupakan racun protoplasmik yang mempunyai

efekdepresan pada sistem saraf, yang mengakibatkan pengguna makin berkurang

kemampuannya untuk mengendalikan diri, baik fisik, psikologis maupun sosial.

Homoseksualitas

Secara sosiologis homoseksualitas adalah seseorang yang cenderung

mengutamakan orang berjenis kelamin sama sebagai mitra seksual.

Homoseksualitas merupakan sikap-tindak atau pola perilaku para homoseksual,

bagi pelaku pria, sedang pelaku wanita disebut lesbian. Homoseksualitas dapat

digolongkan ke dalam tiga kategori sebagai berikut.

1) Golongan yang secara aktif mencari mitra kencan di tempat tertentu.

2) Golongan pasif, artinya yang hanya menunggu.

3) Golongan situasional yang mungkin bersikap pasif atau melakukan tindakan-

tindakan tertentu.

Homoseksualitas secara sosiologis  bertolak pada asumsi bahwa tidak ada

pembawaan lain pada dorongan seksual, selain kebutuhan untuk menyalurkan

syahwat. Oleh karena itu maka baik tujuan maupun objek dorongan seksual

diarahkan oleh faktor sosial. Seseorang menjadi homoseksual dikarenakan

pengaruh orang-orang sekitarnya, sikap-tindaknya kemudian menjadi pola

seksualnya.

Masalah Kependudukan

Penduduk suatu negara pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting

bagi pembangunan, sebab penduduk merupakan subjek serta objek pembangunan.

Salah satu tanggung jawab negara adalah menyejahterakan kehidupan penduduk,

tetapi ternyata kesejahteraan penduduk mengalami gangguan oleh perubahan-

perubahan demografis yang sering tidak dirasakan. Gangguan-gangguan tersebut

menimbulkan masalah-masalah di antaranya berikut ini.

a. Bagaimana menyebarkan penduduk, agar tercipta kepadatan penduduk yang

merata?

b. Bagaimana mengusahakan penurunan tingkat kelahiran agar perkembangan

penduduk dapat diawasi dengan ketat?

Masalah Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup biasanya dibedakan dalam kategori sebagai berikut.

a. Lingkungan fisik, yaitu semua benda mati yang ada di sekeliling manusia.

b. Lingkungan biologis yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa

organisme yang hidup (di sampingmanusia).

c. Lingkungan sosial yaitu terdiri atas individu atau kelompok yang berada di

sekitar manusia.

d. Lingkungan budaya yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa

hasil-hasil kebudayaan manusia.

Agar dapat mempertahankan hidup, maka manusia melakukan penyesuaian-

penyesuaian atau adaptasi yang antara lain berikut ini.

a. Adaptasi genetik yaitu setiap lingkungan hidup biasanya merangsang

penghuninya untuk membentuk struktur tubuh yang spesifik.

b. Adaptasi somatis yaitu merupakan penyesuaian secara struktural atau fungsional

yang sifatnya sementara (tidak turun-temurun).

Dalam hubungannya dengan makhluk hidup lainnya dalam lingkungan hidup,

dapat dibedakan berikut.

a. Hubungan simbiosis yaitu hubungan timbal balik antara organisme-organisme

hidup yang berbeda speciesnya.

Bentuk bentuk hubungan simbiosis adalah:

1) Parasitisme yaitu bila satu pihak beruntung, pihak lain dirugikan.

2) Komensalisme yaitu bila satu pihak beruntung, pihak lain juga tidak dirugikan.

3) Mutualisme yaitu terjadi hubungan saling menguntungkan.

b. Hubungan sosial timbal balik antara organisme-organisme hidup yang sama

spesiesnya. Bentuk-bentuknya adalah kompetisi dan kooperatif.

Suatu ekosistem mungkin mengalami perubahan-perubahan lantaran bekerjanya

faktor-faktor fisik alamiah dan pengaruhnya besar terhadap manusia misalnya:

a. pengaruh sinar matahari,

b. pengaruh iklim,

c. pengaruh panas dan dingin.

MANFAAT PENELITIAN SOSIOLOGI BAGI PEMBANGUNAN

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang

dilakukan secara sengaja berdasarkan rencana tertentu. Cara melangsungkan

pembangunan adalah sebagai berikut.

1. Struktural, yang mencakup perencanaan, pembentukan, dan evaluasi terhadap

lembaga-lembaga sosial.

2. Spiritual yang mencakup watak dan pendidikan dalam penggunaan cara-cara

berfikir ilmiah.

3. Struktural dan spiritual. Syarat yang diperlukan dalam pembangunan adalah 

kemauan yang keras serta kemampuan dapat memanfaatkan setiap kesempatan

bagi keperluan pembangunan. Masyarakat harus aktif memecahkan masalah-

masalah dan memiliki sikap terbuka bagi pikiran-pikiran dan usaha baru. Warga

masyarakat tidak boleh pasrah pada keadaan yang dihadapi, atas dasar pandangan

hidup bahwa segala sesuatu merupakan nasib buruk bagi dirinya. Di samping itu

juga harus terbuka, jujur, dan berorientasi ke depan sehingga proses kehidupannya

dapat direncanakan, baik mengenai aspek spiritual maupun materialnya.

1. Tahap-Tahap Pembangunan

Apabila pembangunan dikaitkan dengan tahap-tahapnya, maka dikenal dengan

tahap-tahap berikut.

a. Perencanaan;  pada tahap ini diadakan identifikasi terhadap berbagai kebutuhan

masyarakat, pusat perhatiannya, stratifikasi sosial pusat kekuasaan maupun saluran

komunikasi.

b. Penerapan/pelaksanaan pada tahap ini perlu diadakan penyorotan kekuatan

sosial dalam masyarakat. Di samping itu juga harus diadakan pengamatan terhadap

perubahan sosial yang terjadi.

c. Tahap evaluasi diadakan analisis terhadap efek pembangunan sosial. Hal

tersebut memerlukan pengadaan, pembetulan, penambahan, pelancaran maupun

peningkatan secara proporsional.

2. Penelitian Sosiologi

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilandasi analisis dan kontruksi.

Analisis dan kontruksi dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten.

Penelitian merupakan suatu sarana bagi ilmu pengetahuan untuk mengembangkan

ilmu yang bersangkutan, juga merupakan sarana bagi masyarakat untuk

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Oleh karena itu dikenal beberapa

penelitian, yaitu berikut ini.

a. Penelitian murni, bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara

teoritis.

b. Penelitian yang terpusat pada masalah, bertujuan untuk memecahkan masalah

yang timbul dalam perkembangan teori.

c. Penelitian terapan, bertujuan memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat

atau pemerintah.

3. Manfaat Penelitian Sosiologi bagi Pembangunan

Manfaat penelitian sosiologis pada hakikatnya mencakup hal-hal berikut.

a. Pola interaksi sosial.

Dengan mengetahui pola interaksi sosial yang ada dalam masyarakat dapat

digariskan haluan-haluan tertentu untuk memperkuat pola interaksi yang

mendukung dan menetralisir pola interaksi yang menghalangi pembangunan.

b. Kelompok sosial yang menjadi bagian masyarakat.

Ada kelompok sosial yang mempunyai kekuasaan tidak resmi, yang dapat

dijadikan panutan bagi pembangunan.

c. Kebudayaan yang berintikan pada nilai-nilai.

Ada nilai-nilai yang mendukung pembangunan, ada yang tidak mempunyai

pengaruh negatif terhadap pembangunan ada yang menghalangi pembangunan.

d. Lembaga-lembaga yang merupakan kesatuan kaidah yang berkisar pada

kebutuhan dasar manusia dan kelompok sosial.

e. Stratifikasi sosial yang merupakan pembedaan penduduk dalam kelas-kelas

sosial secara vertikal.

RANGKUMAN

Tidak semua di dalam kehidupan masyarakat berlangsung secara normal, artinya

ada gejala-gejala abnormal atau gejala patologis. Hal ini disebabkan karena unsur

masyarakat tertentu tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga

menyebabkan kekecewaan bahkan penderitaan bagi masyarakat.

Masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan atau

masyarakat yang membahayakan hidup kelompok sosial atau menghambat

terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial, hingga

menyebabkan rusaknya ikatan sosial.

Masalah sosial dapat diklasifikasikan atas dasar sumber-sumbernya yaitu,faktor-

faktor ekonomis, biologis, biopsikologis, dan kebudayaan

Klasifikasi yang berbeda mengadakan penggolongan atas dasar kepincangan-

kepincangan dalam warisan fisik, warisan biologis, warisan sosial, dan

kebijaksanaan sosial.

Beberapa masalah sosial yang penting

adalah:

1. Kemiskinan yaitu sebagai suatu ke-adaan di mana orang tidak sanggup

memelihara dirinya sendiri sesuai dengan ukuran kehidupan kelompoknya.

2. Kejahatan.

3. Disorganisasi yaitu suatu perpecahan dalam keluarga sebagai unit, karena

anggota-anggota keluarga tersebut gagal memenuhi kewajibannya.

4. Masalah generasi muda.

5. Peperangan.

6. Masalah kependudukan.

7. Masalah lingkungan hidup.

Sosiologi mempunyai peranan bagi proses pembangunan dalam hal sebagai

berikut: tahap perencanaan; tahap pelaksanaan; tahap evaluasi. Sosiologi dapat

dimanfaatkan untuk memberikan data sosial pada tahap-tahap pembangunan.

Kehidupan Masyarakat (Sosial, Individu, Keluarga dan Masyarakat)

KEHIDUPAN SOSIAL INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain sangat diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari, dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang tidak

dapat hidup sendiri atau masih membutuhkan bantuan dari pihak lain.

Bersosialisasi pun sangat penting dalam menjalin hubungan yang baik antara

manusia yang satu dengan yang lainnya. Jika tidak adanya individu, maka keluarga

dan masyarakat pun tidak akan tercipta. Begitu pula dengan individu, tidak akan

bisa berjalan sendiri jika tidak adanya keluarga dan masyarakat, karena dengan

adanya keluarga dan masyarakat, masing-masing individu dapat mengekspresikan

segala hal yang berhubungan dengan sosial. Aspek individu, keluarga, masyarakat

dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan.

INDIVIDU

Kehidupan sosial antara individu dengan individu merupakan awal dari

terbentuknya keluarga dan masyarakat. Ini merupakan langkah awal dalam

terbentuknya suatu hubungan-hubungan sosial yang terjalin di dalam kehidupan

berkeluarga dan bermasyarakat. Sebagaimana, tanpa adanya individu keluarga dan

masyarakat tidak akan tercipta begitu pula sebaliknya. Hubungan sosialisasi yang

baik antara individu yang satu dengan yang lain sangat penting dalam menciptakan

kehidupan masyarakat sosial yang teratur. Hubungan baik antara individu dengan

individu sangat diperlukan karena ini adalah hubungan yang dibina paling awal

dalam kehidupan masyarakat sosial.

Dari uraian tersebut di atas kita dapat mengetahui bahwa hubungan individu dan

masyarakat itu dapat ditinjau dari segi masyarakat saja (totalisme), ditinjau dari

segi individu saja (individualisme) dan ditinjau dari segi interaksi individu dan

masyarakat. Dengan memperhatikan tiga pandangan ini maka bagaimana

hubungan individu dan masyarakat di Indonesia? Profesor Supomo menyatakan

bahwa hubungan antara warga negana dan negara Indonesia adalah hubungan yang

integral. Driyarkara SY menyatakan bahwa hubungan masyarakat Indonesia pada

dasarnya adalah hubungan yang integral (Driyarkara, 1959, p. 225). Dari uraian ini

dapat disimpulkan bahwa paham yang dianut untuk menggambarkan hubungan

antara individu dan masyarakat di Indonesia adalah paham integralisme.

Paham inntegralisme berpendapat bahwa individu-individu yang bermacam-

macam itu merupakan suatu kesatuan dan keseluruhan yang utuh. Manusia dalam

masyarakat yang teratur dan tertib itu berada dalam suatu integrasi. Menurut

Dniyarkara SY integrasi semacam ini dapat berarti dalam arti sosiologis dan

psikologis, sebab manusia yang berada dalam integrasi itu merasa aman, tenang

dan bahagia. Integrasi semacam ini terdapat dalam masyanakat kecil maupun

besar, seperti keluarga, desa dan negara.

Individu selalu mencari berbagai macam lingkungannya tetapi lingkungan yang

pertama kali akan di temuai oleh individu adalah lingkungan keluarga, karena

lingkungan keluarga merupan suatu aspek bagi individu untuk dapat

mengembangkan kemampuan atau kapasitasnya .didalam lingkungan keluarga

secara tidak langsung individu telah bersentuhan langsung dengan berbagai aspek

sosial. Dan sementara itu di dalam lingkungan masyarakat merupakan aspek

lanjutan dari lingkungan keluarga ,lingkungan masyarakat sangat luas sehingga

individu dapat mengekspresikan sesuatunya yang sudah di pelajari di lingkungan

keluarga.

Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan.

Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai

individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi

kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan

masyarakat.ini merupakan pendapat-pandapat dari Spencer, Pareto, Ward, Comte,

Durkheim, Summer, dan Weber.

Individu adalah mahkluk perseorangan yang terdiri dari atau terbentuk dari tiga

aspek ,yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dan untuk

membentuk ketiga aspek tersebut manusia harus menjalankan sejumlah bentuk

sosilisasi dan itu lah yang dapat membentuk ketiga aspek tersebut.

Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di dalam keluarga,

mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media transmisi atas nilai,

norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di

masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses

pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri.

Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap melainkan sebuah

fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini terjadi sejumlah

krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan akan meruntuhkan

pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa pun krisis yang

terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.

Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial

yang tidak bisa dipisahkan. Semua itu mempunyai keterkaitan yang sangat erat.

Jika tidak ada individu maka tidak akan terciptanya keluarga dan

masyarakat .individu tidak bias berjalan sendiri tanpa adanya keluarga dan

masyarakat karena keluarga dan masyarakat merupakan media untuk

mengekspresikan aspek sosialnya. Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian

terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian

yang lebih kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri

dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi

lagi, demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga

jumlah anak dapat lebih dari satu. Di dalam kehidupan berkeluarga, sosialisasi

yang baik sangat diperlukan dalam mempertahankan keharmonisan hubungan di

dalam keluarga. Keluarga merupakan sebagai lingkungan utama dalam membentuk

kepribadian anggota di dalam keluarga tersebut. Keluarga sebagai media

pembinaan anggotanya dalam melakukan hal-hal yang berhubungan dengan sosial.

Pembinaan yang baik akan menciptakan kehidupan keluarga yang baik di dalam

lingkungan kemasyarakatan. Hubungan yang harmonis di dalam keluarga sangat

penting agar dapat membentuk pribadi yang baik, karena apapun yang terjadi di

dalam keluarga akan berpengaruh besar kepada tiap-tiap anggota keluarga yang

termasuk di dalamnya. Sebagaimana Individu tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa

adanya keluarga sebagai media untuk mengekspresikan segala hal yang

berhubungan dengan masalah-masalah sosial.

KEHIDUPAN MASYARAKAT

Hubungan di lingkungan masyarakat yang terjalin dengan baik merupakan hasil

dari hubungan yang baik antara individu dengan individu dan di dalam hubungan

keluarga. Sama seperti keluarga, masyarakat merupakan media untuk

mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial.

Individu pun tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya masyarakat.

Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama

untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan

mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk

kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis,

dan sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan

yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan

kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang

dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu dan

peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri. Di dalam tubuh masyarakat itu

sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian sosial, media sosial,

dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui

beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga

masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama.

Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut

tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah di

mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.

Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan,

yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas.

Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud

kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian

tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup.

Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses

belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.

Hubungan antara masyarakat dan individu dapat digambarkan sebagai kutub positif

dan kutup negatif pada aliran listrik. Jika dua kutub itu dihubungkan listrik ia akan

mampu memberi kekuatan baginya dan menimbulkan suasana yang cerah. Jika

individu dan masyarakat dipersatukan maka kehidupan individu dan masyarakat

akan lebih bergairah dan suasana kehidupan individu dan kehidupan masyarakat

akan lebih bermakna dan hidup serta bergairrah.

Dapat disimpulkan bahwa Hubungan individu dan masyarakat menurut paham

individualistis. Individualisme suatu paham yang menyatakan bahwa dalam

kehidupan seorang individu kepentingan dan kebutuhan individu yang lebih

penting dan pada kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Individu yang

menentukan corak masyarakat yang dinginkan. Masyarakat harus melayani

kepentmgan individu. Individu mempunyai hak yang mutlak dan tidak boleh

dirampas oleh masyarakat demi kepentingan umum.

Paham individualisme juga disebut Atomisme. Atomisme berpendapat bahwa

hubungan antara individu itu seperti hubungan antar atom-atom yang membentuk

molekul-molekul. Oleh karena itu hubungan in bersifat lahiriah. Bukan kesatuan

yang penting tetapi keaneka ragaman yang penting dalam masyarakat.

Pandangan individualistis ini yang otomistis ini berakar pada nominalisme suatu

aliran filsafat yang menyatakan bahwa konsep-konsep umum itu tidak mewakili

realitas dari sesuatu hal. Yang menjadi realitas itu individu. Realitas masyarakat itu

ada karena individu itu ada. Jika individu tidak ada maka masyarakat itu tidak ada.

Jadi adanya individu itu tidak tergantung pada adanya masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa semua itu mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Jika

tidak ada individu maka tidak akan terciptanya keluarga dan masyarakat .individu

tidak bias berjalan sendiri tanpa adanya keluarga dan masyarakat karena keluarga

dan masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan aspek sosialnya. Dalam

ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang

tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Umpama keluarga

sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah

merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi, demikian pula Ibu. Anak

masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari satu.