22
Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar PERSEPSI ”DEEP ECOLOGY AND ANALYSISDALAM PEMBANGUNAN DAN KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN BENCANA ALAM DI INDONESIA Oleh: METRIZAL A.0910200 JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

TUGAS ISBD TERAKHIR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS ISBD TERAKHIR

Tugas Mata KuliahIlmu Sosial dan Budaya Dasar

PERSEPSI ”DEEP ECOLOGY AND ANALYSIS”DALAM PEMBANGUNAN DAN KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN

BENCANA ALAM DI INDONESIA

 

 

 

Oleh:

METRIZALA.0910200

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

FAKULTAS AGRIBISNIS DAN TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS DJUANDA

2010

I. PENDAHULUAN

Page 2: TUGAS ISBD TERAKHIR

LATAR BELAKANG

            Seiring dengan berakhirnya abad ke 20, masalah lingkungan menjadi hal yang

utama. Kita dihadapkan pada serangkaian masalah global dan lokal yang

membahayakan biosfer dan kehidupan manusia dalam bentuk yang sangat

mengejutkan yang dalam waktu dekat akan segera menjadi irreversible. Bencana alam

seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor dan badai telah meminta

korban satu setengah juta jiwa dalam dua puluh tahun belakangan. Sebagian besar

korban berada di negara-negara sedang berkembang. Di belahan dunia di kota Bam,

Iran Desember lalu sebanyak 40 ribu orang tewas, Korea utara 606 setiap sejuta

penduduk, Mozambik (328) dan Armenia (324). Di Indonesia sepanjang tahun 2003

dan awal 2004 telah terjadi berbagai macam fonomena alam seperti dinegara

berkembang lainnya yang menimbulkan kerugian ekonomi, fisik, sosial dan ekologis.

Kita memiliki dokumentasi yang cukup tentang jangkauan dan pentingnya

masalah-masalah ini. Berbagai problematika alam yang telah terjadi bukan hal yang

mudah untuk dikendalikan dengan cepat secara parsial. Parcial problem di daerah

yang telah terakumulasi menjadi global problem yang dapat berpengaruh terhadap

berbagai masalah alam yang dapat menyebabkan multidimensi permasalahan, dalam

kehidupan manusia, sebagai contoh produksi CO2 yang menyebabkan green house

effect, biodevercity, asap kebakaran hutan ( forrest smoke), populasi manusia (human

population), perubahan iklim (climate change), bencana banjir, tanah longsor,

kekeringan dan lain sebagainya.

  TUJUAN

Berdasarkan masalah-masalah fenomena alam yang telah terjadi maka perlu

dilakukan pengkajian secara mendalam untuk membangun kesadaran  arti penting

sustainable development  yang didasarkan pada implementasi kaidah-kaidah ”deep

ekology concept.” Sehingga perlunya pemahaman tentang pembangunan nasional

tanpa adanya dampak negative atau meminimalkan kerusakan alam dan lingkungan.

TINJAUAN PUSTAKA

Page 3: TUGAS ISBD TERAKHIR

a.      Pengertian ”deep ecology”

Yang dimaksud dengan persepsi ”deep ekology”  adalah pemahaman secara

mendalam manusia tentang keberadaannya di alam, menjadi suatu bagian yang tak

terpisahkan dari lingkungannya, yang didalamnya tercakup faktor-faktor fisik, biologis,

sosioekonomi dan juga politik. Hubungan ini bersifat timbal balik dan membentuk sustu

sistem yang disebut dengan ekosistem (Supardi, 1994). Dalam hubungan yang timbal

balik ini, diperlukan adanya keselarasan ekologis, yang membangun kondisi dimana

manusia  ada dalam hubungan yang harmonis dengan lingkungannya.

Manusia sebagai bagian dari makhluk hidup selalu berinteraksi dengan

lingkungannya. Adanya interaksi ini antara manusia dan lingkungannya,

mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ekologi seperti kerusakan tanah,

pencemaran lingkungan, rusaknya keragaman hayati, bencana banjir, longsor,

pemanasan global dan sebagainya. Keadaan ini makin diperbesar dengan adanya

penggalian dan pemanfaatan sumber-sumber alam untuk menunjang kehidupan

manusia akibat growth of resident quickly. Akibat dari interfensi manusia terhadap

alam, terhadap lingkungan, terhadap ekosistem bisa mengubah struktur alam dan

ekosistemnya pada tingkatan tertentu dapat melebihi carrying capacity sehingga

mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekologik (ecology balanced).

Gab. Hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya (biotis dan

abiotis) membentuk ekosistem

b.         Dimensi ekologi dalam pembangunan ekonomi

Page 4: TUGAS ISBD TERAKHIR

Peningkatan pembangunan, maka akan terjadi pula peningkatan penggunaan

sumberdaya  untuk menyokong pembangunan dan timbulnya permasalahan-

permasalahan dalam lingkungan hidup manusia. Dalam pembangunan, sumberdaya

alam merupakan komponen penting karena alam ini memberikan kebutuhan asasi bagi

kehidupan. Seringkali meningkatkan kebutuhan proyek pembanguanan, keseimbangan

ini bisa terganggu, yang pada akhirnyabisa membehayakan  kehidupan umat.

Kerugian-kerugian dan perubahan-perubahan terhadap lingkungan perlu

diperhitungkan, dengan keuntungan yang diperkirakan akan diperoleh dari suatu

proyek pembangunan. Itu sebabnya dalam setiap usaha pembangunan, externality

cost  harus diperhitungkan untuk menjaga kelestraian lingkungan, dengan sedapat

mungkin tidak memberatkan kepentingan umum masyarakat sebagai konsumen hasil

pembangunan tersebut.

            Beberapa hal yang harus dipertimbangan dalam mengambil keputusan-

keputusan, antara lain adalah kualitas dan kuantitas lingkungan yang diketahui dan

diperlukan; akibat-akibat dari pengambilan sumber daya alam termasuk kekayaan

hayati dan habisnya deposito kekayaan alam tersebut. Bagaimana cara

pengelolaannya apakah tradisional atau memakai teknologi modern, termasuk

pembiayaannya dan pengaruh proyek pada lingkungan terhadap memburuknya

lingkungan serta kemungkinan menghentikan perusakan lingkungan dan menghitung

externality cost.

            Pembangunan ini merupakan  proses dinamis yang terjadi pada salah satu

bagian dalam ekosistem yang akan mempengaruhi seluruh bagian.  Idealnya  era

pembangunan dewasa ini, SDA harus dapat dikembangkan untuk carrying capacity

sebagai penopang pembangunan ekonomi.  Tetapi sayang, dalam praktiknya perhatian

terhadap daya dukung lingkungan menjadi sangat rendah, pembangunan ekonomi dan

peningkatan kesejahteraan manusia bertumpu pada eksploitasi sumberdaya alam

berlebihan. Hal-hal yang menyangkut pemeliharan kontinuitas alam kurang

diperhatikan. Sehingga tidak jarang environmental intergrity tidak terpelihara dan

hilangnya kelestarian lingkungan berdampak pada munculnya persoalan-persoalan

bencana alam dimana-mana. Untuk menghindarkan terjadinya hal-hal demikian, maka

seyogyanya setiap kebijakan yang diluncurkan pada aspek ekonomi, sosial, politik

harus selalu disertai dengan pertimbangan aspek ekologi secara mendalam (deep

ekology) secara matang dalam setiap proyek pembangunan dengan melalui recearch,

evaluation, dan awareness yang terintegrasi diantara hal-hal yang saling berhubungan.

c.            Sustainable development

Page 5: TUGAS ISBD TERAKHIR

Selama ini pembangunan yang dilaksanakan, baik di negara berkembang

merupakan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi ini menempatkan dimensi

ekonomi sebagai pertimbangan yang dominan. Eksploitasi sumberdaya alam  melebihi

ambang batas tertentu, sehingga pada suatu saat  pembangunan akan terhenti atau

bahkan mendekati ambang kehancuran akibat munculnya natural disaster.  Sehingga

pembangunan yang dilaksanakan selama ini telah menimbulkan dampak negatif

terhadap ekosistem dikenal  sebagai pola pembangunan konvensional.

            Sustainability  istilah lain di di bidang kehutanan maximum sustainable yeild dan

maximum sustainable catch  artinya bahwa hasil tangkapan maksimum yang dapat

diperoleh secara lestari. Menurut Brutland,  sustainable development didefinisikan

sebagai pembangunan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi

kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Kebutuhan yang dimaksud disini adalah  kebutuhan untuk kelangsungan hidup hayati

dan kebutuhan untuk kehidupan yang manusiawi.  Kebutuhan untuk kelangsungan

hidup hayati : udara, air, pangan, ruang dan keamanan yang  harus tersedia dalam

jumlah dan kualitas yang memadai untuk dapat hidup sehat. Sedangkan kebutuhan

untuk kehidupan manusiawi mempunyai arti untuk menaikkan martabat dan status

sosial manusia.

 

II. RUMUSAN PERMASALAHAN

Page 6: TUGAS ISBD TERAKHIR

Bencana banjir dan tanah longsor akan terus berlanjut jika penebangan pohon

oleh pemegang HPH yang tidak memenuhi ketentuan yang berlaku, penjarahan hanya

mungkin diatasi dengan penegakan hukum, pengentasan kemiskinan dan pendidikan.

Sebagaimana banjir yang telah banyak memakan korban, pada awal tahun 2002 lalu di

Jakarta 70% wilayahnya telah ditelan air, Sitobondo, Probolinggo, Kudus, juga

sebagian wilayah Sumatera seperti di Jambi, Lampung, dan Palembang pada tahun-

tahun sebelumnya tidak pernah mengalami limpahan air yang dahsyat. Tanah longsor

di Tulungagung, Mojokerto, Pacitan, Blitar, Trenggalek dan kota-kota lainnya juga telah

memakan korban.

Fonomena alam di tahun 2003, yang terjadi beberapa bulan sebelum bencana

banjir bandang menyapu kawasan wisata Bukit Lawang, Bahorok, Sumatera Utara,

kejadian bencana alam tanah longsor terjadi di kaki Gunung Mandalawangi, Kabupaten

Garut, Jawa Barat, Cikalong wetang, Bandung, dan lain- lain. Di tahun 2004 di

Kabupaten Mojokerto, Situbondo Jawa Timur banjir disertai lumpur, ibu kota Jakarta

telah terjadi bencana alam berupa banjir diserati lumpur menggenangi beberapa

kecamatan, menimbukan kerugian milyaran rupiah.

Pada tanggal 27 Maret 2009 dini hari, wilayah Situ Gintung mengalami hujan deras yang

menyebabkan pihak keamanan memberikan peringatan bahaya banjir sekitar pukul

02.00. Namun demikian, tidak ada tindakan lanjut pengamanan hingga terjadi kebobolan

tanggul selebar 30 m dengan ketinggian 6 m pada sekitar pukul 04.00 WIB dan sekitar

2,1 juta meter kubik air melalui melanda pemukiman yang terletak di bawah tanggul.

Bencana ini mengakibatkan korban meninggal sedikitnya 99 orang. Bencana ini

menambah polemic terhadap kelalaian dalam pembangunan daerah. Awal pembentukan

situ (danau) ini adalah sebagai waduk yang berfungsi sebagai tempat penampungan air

hujan dan untuk perairan ladang pertanian di sekitarnya, dibuat antara tahun 1932-1933

dengan luas awal 31 ha. Semenjak tahun 1970-an kawasan pulau dan salah satu tepi

Situ Gintung dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam dan perairan dimana terdapat

restoran,kolam renang,dan outbond.

Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo (Lusi)

adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas

di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak

tanggal 27 Mei 2006. Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini menyebabkan

tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di

sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 7: TUGAS ISBD TERAKHIR

Semua kejadian telah menimbulkan dampak ekonomi negatif yang telah

mencapai kerugian Trilyunan Rupiah, hal ini terjadi  ditengah-tengah perjalanan rakyat

Indonesia membenahi perekonomiannya. Walaupun sebenarnya sangat sulit untuk

diprediksi tingkat kerugiannya secara gamblang dan menyeluruh karena dampak yang

ditimbulkan oleh fenomena alam itu tidak hanya terjadi pada aspek ekonomi sermata,

namun juga terhadap berbagai dimensi meluputi kerugian fisik, kerugian psikologis,

kesehatan, administrasi dan ekologis.

Semakin dalam kita pelajari masalah bencana alam di bumi kita, makin kita

sadari bahwa hal ini tak dapat terjadi secara terpisah. Masalah-masalah itu merupakan

masalah sistemik, artinya bahwa semuanya saling terkait dan tergantung satu sama

lainnya membentuk suatu sistem. Kelangkaan sumberdaya dan degradasi lingkungan

ditambah dengan pertambahan pesat populasi menimbulkan kerusakan komunitas-

komunitas lokal, membentuk ego sektoral, kekerasan etnis dan suku, yang sudah

menjadi ciri utama era krisis ekologis. Sebagai contoh, fenomena alam yang sudah

menjadi tradisi bagi masyarakat Jakarta (Pebruari lalu) ; bahwa banjir yang melanda

disebabkan oleh rusaknya kawasan Bopunjur, yang merupakan daerah tangkapan air

berdasarkan Keppres No. 114/1999 untuk (1) menjamin berlangsungnya konservasi

tanah dan air yang merupakan fungsi utama kawasan dan (2) menjamin tersedianya air

dan tanah, air permukaan dan penanggulangan banjir bagi Kawasan Bopunjur dan

daerah hilirnya.

Akhirnya, masalah-masalah ini harus dilihat sebagai aspek-aspek yang berbeda

dari sebuah krisis tunggal, yaitu terutama suatu ”krisis persepsi deep ekologis”. Krisis,

itu berasal dari fakta bahwa sebagian besar kita, dan khususnya lembaga-lembaga

sosial kita yang besar. Sebenarnya, sekarang ini kita berada pada permulaan sebuah

perubahan fundamental pandangan dunia dalam ilmu dan masyarakat. Namun

keinsyafan akan arti penting pemahaman konsep deep ekologis ini belum berkembang

pada sebagian besar pemimpin politik kita, birokrat, ekonom dan profesi lainnya.

Sehingga dengan ini diharapkan tumbuh kesadaran akan betapa pentingnya

mempertimbangkan aspek ekologis sebagai salah satu bagian yang tak terpisahkan

dalam pengambilan keputusan.

a.      ”Deep ecology”  sebagai komponen penting dalam pembangunan

Bukan hanya gagalnya para pemimpin kita melihat bagaimana persoalan-

persoalan yang berbeda saling berhubungan satu sama lain; mereka juga kurang

memperhatikan generasi-generasi masa depan. Perspektif ini sudah berjalan bertahun-

tahun lamanya yang pada dekade sekarang ini diharapkan dapat menanamkan

Page 8: TUGAS ISBD TERAKHIR

awareness  pada umat manusia dan khususnya masyarakat Indonesia akan

pentingnya kelestarian sumberdaya alam. Setelah satu persatu gejolak alam yang

sudah tidak lagi berkompromi dengan lajunya pemenuhan kebutuhan manusia serta

keserakahannya. Beranjak dari fakta yang telah terjadi di era tahun 2000 perlu

pengkajian yang mendalam akan arti pentingnya deep ecologi untuk diimplementasikan

terhadap para birokrat, ekonom, politikus dan berbagai profesionalis lainnya untuk

melaksanakan evaluation setiap kegiatan yang telah dan yang akan dilakukan.

Mendorong pentingnya deep ekologi  sebagai salah satu pertimbangan dan hal

perencanaan dan pengambilan kebijakan. Kebijakan yang menekankan pada aspek

deep ekologi  harus mempertimbangkan lima pilar; (1) keanekaragaman (divercity), (2)

ketergantungan (interdependensi), (3) kegunaan (uttility), (4) Keberlanjutan

(sustanability) dan (5) Keharmonisan (harmony) (Emil S. 2004)

b.     Pembangunan ekonomi bukan semata-mata ”Pertumbuhan produksi”

Dari sudut pandang sistemik, satu-satunya solusi adalah berkelanjutan

(sustainable). Konsep berkelanjutan ini merupakan konsep kunci dalam gerakan

ekologi dan hal ini perlu disadari bahwa ini adalah sangat penting. Lester Brown dari

Woeldwach Institute sudah memberikan sebuah definisi sederhana, jelas dan indah :

Sebuah masyarakat yang mampu mempertahankan kehidupan ialah yang mampu

memuaskan kebutuhan-kebutuhannya tanpa mengurangi prospek generasi-generasi

masa depan’. Singkatnya ini adalah tantangan yang sangat besar di zaman kita : untuk

menciptakan komunitas-komunitas yang mampu mempertahankan kehidupan yakni

lingkungan-lingkungan sosial dan kultural dimana kita dapat memuaskan kebutuhan

dan aspirasi kita tanpa mengurangi kesempatan bagi generasi-generasi masa depan. 

Persoalan lingkungan hidup juga dapat terkait dengan masalah politik

pembangunan. Pendekatan pembangunan yang dipilih oleh sebuah rezim, juga

mempengaruhi sumberdaya langka. Perekonomian yang berorientasi pada

penumpukan surplus devisa ekspor demi mempertahankan nilai tukar kurs mata uang

yang amat mudah digerogoti inflasi domestik misalnya, seringkali harus ditebus dengan

pengorbanan berupa rusaknya hutan tropis. Pola pencariam solusi seperti itu dapat

diibaratkan sebagai upaya “menutupi ketidakbecusan dengan kelengahan”. Inflasi dan

depresiasi kurs sebetulnya lebih dipicu oleh kelengahan di dalam menjaga indikator-

indikator finansial, yang kemudian “dikoreksi” dengan pemborosan sumber daya yang

sungguh fatal. Dominansi aliran developmentalis yang menggunakan indikator-indikator

makro ekonomi sebagai petunjuk seberapa jauh perekonomian suatu negara dapat

tumbuh, menyebabkan terkesampingkannya prinsip pembangunan yang berkelanjutan

(sustainable development). Disisi lain, makna pembangunan itu sendiri  telah

Page 9: TUGAS ISBD TERAKHIR

menyempit menjadi sekedar “pertumbuhan produksi”. Akibatnya, desain perencanaan

pertumbuhan ekonomi jarang memperhatikan aspek ekologis sebagai konsekuensi dari

setiap pemanfaatan sumberdaya langka dimuka bumi ini.

Sebagai alternatif, memang perlu dikaji secara lebih mendalam dan serius,

terhadap kepentingan-kepentingan non–ekologis yang cenderung “menunggangi”

agenda ekologis bisa menjadi suatu ancaman. Akan tetapi diharapkan, kolektivisme

dalam suatu kepentingan universal, yaitu mencegah kedatangan kerusakan lingkungan

yang sangat fatal, seyogianya  dapat terwadahi dalam semangat dan latar belakang

yang universal pula. Betapa pun, bumi ini milik bersama yang kelestariannya juga

menjadi tanggung jawab kita bersama. Untuk itu perlu dibangun sebuah model dimensi

akhlak dalam sistem pembangunan yang berasaskan deep ekology  untuk membangun

awareness  policy maker  dalam perncanaan pembangunan. 

c.      Membangun kesadaran pelaku pembangunan

Pembangunan harus dapat dipahami sebagai proses multidimensi yang

mencakup perubahan orientasi diberbagai bidang antara lain ; organisasi sosial,

ekonomi, politik dan kebudayaan. Hal ini berarti bahwa pembangunan memerlukan

multi disiplin ilmu. Selanjutnya tujuan akhir  dari pembangunan ialah memperbaiki

keadaan yaitu meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan manusia, sehingga dapat

dikatakan sebagai perbuatan kebaikan. Pembangunan yang yang berorientasi pada

perspectif deep ekology   selain dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dalam arti

luas, yang berarti kebutuhan manusia yang berkecukupan untuk jangka waktu

sekarang dan memberikan peluang pemenuhan kebutahan generasi yang akan

datang. Untuk itu diperlukan kesadaran stakeholder dalam menjalankan proses

multidimensi pembangunan yang mendukung kaidah-kaidah kehidupan berkelanjutan

antara lain;

1.      Menghormati dan memelihara life community

Kaidah ini mencerminkan dalam setiap kebijakan yang diambil berkewajiban

untuk peduli kepada orang lain dan kepada bentuk-bentuk kehidupan lain,

sekarang dan masa yang akan datang. Kaidah ini mengandung arti bahwa

pembangunan tidak boleh mengorbankan kelompok lain atau generasi kemudian.

Kita harus membagi dengan adil baik manfaat maupun biaya sumberdaya yang

digunakan (valuating economic) serta biaya pelestarian lingkungan di antara

masyarakat-masyarakat yang berbeda dan kelompok-kelompok yang

Page 10: TUGAS ISBD TERAKHIR

bersangkutan, diantara mereka yang miskin dan yang kaya, serta diantara generasi

kita dan generasi yang akan datang (Bunasor, 2003).

2.      Memperbaiki kualitas hidup manusia

Fokus pembangunan yang sesungguhnya adalah manusia. Ini sebuah proses

yang memungkinkan manusia menyadari potensi mereka, membangun rasa

percaya diri mereka, dan masuk ke kehidupan yang bermanfaat dan

berkecukupan.  Economic policy  merupakan komponen penting dalam

pembangunan, tetapi pembangunan ekonomi tidak boleh dijadikan sasarannya

sendiri, atau dibiarkan tanpa batas. Karena jika dibiarkan berkembang tanpa batas 

tidak akan mempertahankan ketersediaan sumberdaya yang diperlukan untuk

pencapaian standar hidup yang layak.

3.      Melestarikan life support dan biodevercity

   Melestarikan sistem-sitem penunjang kehidupan. Yang dimaksud adalah

proses-proses ekologi yang menjaga agar planet ini cocok untuk kehidupan.

Sistem-sistem ini mengatur iklim, membersihkan udara-udara serta air,

mengatur aliran air, mendaur ulang unsur-unsur esensial,  menciptakan dan

mengenerasi tanah dan memungkinkan ekosistem memperbaharui diri.

   Melestarikan keragaman hayati. Ini meliputi tidak saja spesies tumbuhan,

hewan dan organisme lainnya, tetapi juga seluruh cadangan genetik dalam

setiap spesies dan keragaman ekosistem.

   Menjamin agar penggunaan sumber-sumberdaya yang dapat diperbaharui

berkelanjutan. Sumber-sumberdaya yang dapat diperbaharui mencakup tanah,

organisme liar dan peliharaan, hutan, padang penggembalaan, sawah dan

ladang, serta laut dan ekosistem air tawar.

4.      Menghindari sumber-sumber yang unrenewable

Unrenewable recource seperti minyak bumi, mineral, gas dan batu bara tidak dapat

dipergunakan secara berkelanjutan. Tetapi umur mereka dapat diperpanjang

dengan cara recycling, thrift,  atau gaya pembuatan suatu produk pengganti bahan-

bahan tersebut.

5.      Berusaha tidak melampaui kapasitas daya dukung bumi

Page 11: TUGAS ISBD TERAKHIR

Carrying capacity  bumi mempunyai batas-batas tertentu. Hal ini mempunyai

arti bahwa sampai tingkat tertentu ekosistem bumi dan biosfer masih mampu

bertahan terhadap gangguan atau beban tanpa mengalami kerusakan yang

membahayakan. Batas-batas ini bervariasi antara daerah yang satu dengan yang

lainnya.

6.      Mengubah sikap dan gaya hidup orang perorang

Guna menerapkan new ethics untuk hidup berkelanjutan, kebijakan yang

diambil harus mencerminkan tat nilai masyarakat dan merubah sikap mereka.

Masyarakat harus memperkenalkan nilai0nilai yang mendukung new ethics  ddan

meninggalkan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan flsafah hidup berkelanjutan.

7.      Mendukung kreatifitas masyarakat untuk memelihara lingkungannya sendiri

Masyarakat di daerah memiliki kebiasaan yang terakumilasi dalam hukum adat

(hak ulayat) yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelestarian

lingkungannyan sendiri. Untuk itu kebijakan pemerintah harus dapat menghormati

dan memelihara budaya lokal serta dapat berperan aktif dalam penciptaan

kehidupan berkelanjutan yang mantap.

8.      Penyediaan kerangka kerja nasional untuk memadukan upaya pembangunan

pelestarian

   Diperlukan suatu program nasional untuk menciptakan kehidupan yang

berkelanjutan. Dengan demikian, harus melibatkan berbagai kepentingan, dan

permasalahan yang bisa terjadi akibat perbenturan kepentingan harus dapat

diketahui dan dicegah sebelum timbul.

   Upaya-upaya yang bersifat nasional tersebut harus :

   Memperlakukan setiap daerah sebagai suatu sistem yang terpadu dan

memperhitungkan adanya interaksi-interaksi antara kegiatan manusia dengan

udara, air serta organisme lain

   Menyadari bahwa tiap sistem mempengaruhi dan dipengaruhi baik oleh sistem-

sistem yang lebih besar maupun lebih kecil dari segi ekologi, ekonomi, sosial

dan politik

   Memandang manusia sebagai individu maupun kelompok/golongan sebagai

unsur sentral dalam sistem danmengevaluasi faktor-faktor sosial, ekonomi,

teknik dan politik yang berpengaruh terhadap bagaimana mereka menggunakan

sumber-sumberdaya alam

Page 12: TUGAS ISBD TERAKHIR

   Mengaitkan kebijakan ekonomi dengan kapasitas environmental carrying

capacity

   Meningkatkan manfaat yang dapat diperoleh dari tiap sumberdaya secara lebih

efisien

   Menjamin agar para pengguna sumberdaya mengganti sepenuhnya biaya atau

pengorbanan orang lain (sicial cost) atas manfaat yang mereka nikmati

9.      Law enforcement

Alam dan segala isinya adalah karunia dan amanah tuhan, semuanya

memberikan manfaat kepada manusia, pemanfaatan secara lestari merupakan

kewajiban kita untuk kemakmuran generasi sekarang dan generasi yang akan

datang. Disisi lain manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan yang tidak terbas

dan sangatlah manusiawi jika manusia berupaya memenuhi kebutuhannya itu

dengan segala cara dan kelestarian menjadi urutan pertimbangan yang nyaris tidak

diperhitungkan.

Untuk membatasi sikap dan prilaku yang dapat menimbulkan fenomena negatif

terhadap kelestarian alam manusia dituntut untuk memiliki dan menggunakan

”etika” sehingga manusia dapat memberikan respon terhadap apa yang perlu dipilih

dan tindakan apa yang perlu diambil pada situasi tertentu, etika yang ideal ini

melahirkan norma-norma hukum ditengah masyarakat yang memberikan sanksi

tegas terhadap siapa saja yang melanggarnya.

Pertanyaan timbul setelah bencana melanda, alam menunjukkan sikap tidak

bersahabat, dan ternyata bencana itu timbul dan disebabkan oleh ulah tangan

manusia sendiri. Lantas mengapa sebahagian kecil manusia Indonesia dapat

leluasa merusak kelestarian alam, tidak adakah norma hukum yang membatasi

mereka . Ada dua permasalahan penting tentang kepincangan hukum di Indonesia,

disamping permasalahan yang lain :

1. Materi hukum.

Prosedur lahirnya hukum dan perundang-undangan di Indonesia dinilai

kurang profesional dan sangat sederhana, sehingga banyak permasalahan

aktual yang tidak dimuat, bahkan terkesan sengaja tidak dimuat, sehingga pada

gilirannya terjadi bencana yang disebabkan oleh manusia, maka barulah

difikirkan aturannya, karena belum ada Undang-undang yang mengaturnya,

Peraturan perundang-undangan dapat saja direfisi dalam beberapa hari, tetapi

Page 13: TUGAS ISBD TERAKHIR

alam lingkungan yang rusak memakan waktu panjang untuk utuh kembali, atau

bahkan tidak akan pernah sama sekali. Beberapa hal yang direkomendasikan :

Human resorce yang diberikan amanah dan kewenangan dalam

menyusun materi aturan perundang-undangan yang mengatur

pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan haruslah mereka yang

mempunyai kreteria mengerti dan memahami konsep keilmuan

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.

Mengenyampingkan pengaruh politik untuk kepentingan golongan

tertentu dalam tendensi pembuatan materi peraturan perundang-

undangan yang mengatur pemanfaatan sumberdaya alam dan

lingkungan.

2. Aparat penegak hukum.

Keberhasilan penegakan Hukum dan perundang-undangan ditengah

masyarakat sangat ditentukan oleh ketegasan dan kemurnian sikap para

penegak hukumnya. Peraturan perundang-undangan hendaklah berlaku secara

universal tanpa pengecualian dan tanpa adanya tendensi-tendensi kepentingan

didalamnya.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Page 14: TUGAS ISBD TERAKHIR

Dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan sebagai upaya

mencegah terjadinya peningkatan bencana alam di Indonesia maka salah satu langkah

yang harus dipertimbangan dalam pengambilan keputusan perencanaan

pembangunan adalah  melalui implementasi lima pilar “deep ecology” , Sebagai factor

yang dominan realisasi diperlukan kesadaran seluruh stake holder  dalam pengambilan

keputusan. Pembangunan harus dapat dipahami sebagai proses multidimensi yang

mencakup perubahan orientasi diberbagai bidang antara lain ; organisasi sosial,

ekonomi, politik dan kebudayaan.

Sebuah masyarakat yang mampu mempertahankan kehidupan ialah yang

mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya tanpa mengurangi prospek generasi-

generasi masa depan.

Di lain pihak  harus ditunjang upaya penegakan hukum dan perundang-

undangan sangat ditentukan oleh ketegasan dan kemurnian sikap penegak hukumnya,

yang secara universal tanpa pengecualian dan adanya tendensi-tendensi kepentingan

di dalamnya.

Saran

1. Perlunya peningkatan dan perbaikan perundang-undangan di Indonesia yang

dinilai kurang profesional dan sangat sederhana, sehingga banyak

permasalahan aktual yang tidak dimuat, bahkan terkesan sengaja tidak dimuat.

2. Menganalisis akibat dari dampak pembangunan terhadap lingkungan dan dapat

mengakibatkan perubahan ekosistem.

3. Perlunya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui

sosialisasi langsung maupun tidak langsung (media).

4. Kerugian-kerugian dan perubahan-perubahan terhadap lingkungan perlu

diperhitungkan, dengan keuntungan yang diperkirakan akan diperoleh dari

suatu proyek pembangunan.

 

Daftar Pustaka

Page 15: TUGAS ISBD TERAKHIR

Darmono,  2001.  Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Universitas Indonesia-Press. Jakarta.

Emil Salim, 2004. Membangun Indonesia 2005-2020. Makalah Kapita Selekta Masalah Lingkungan Hidup, IPB. Bogor. 11 Pebruari 2004

Kartasasmita.G., 1996. Pembangunan Untuk Rakyat (Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan), CIDES. Jakarta

Soemarwoto, 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Djambatan. Bandung.

Supardi, 1994. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Penerbit Alumni.Bandung.

www.rnw.nl/ranesi/html/korban_bencana_alam .html

www.kompas.com/kompas-cetak/0312/18/daerah/721796.htm

LAMPIRAN:

Page 16: TUGAS ISBD TERAKHIR

1. Bencana jebolnya bendungan situgintung

Sebelum terjadi bencana

Setelah kejadian bencana

2. Bencana Lumpur Lapindo