20
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi adalah komunikasi dengan sesama perawat. Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari- harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan, dokter. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Selain berkomunikasi dengan pasien, perawat juga berkomunikasi dengan anggota tim kesehatan lainnya. Sebagaimana kita ketahui tidak jarang pasien selalu menuntut pelayanan perawatan yang paripurna. Sakit yang diderita bukan hanya sakit secara fisik saja, namun psiko (jiwanya) juga terutama mengalami gangguan emosi. Penyebabnya bisa dikarenakan oleh proses adaptasi dengan lingkungannya sehari-hari. Misalnya saja lingkungan di rumah sakit yang sebagian besar serba putih dan berbeda dengan rumah pasien yang bisa beraneka warna. Keadaan demikian menyebabkan pasien yang baru masuk terasa asing dan cenderung gelisah atau takut. Tidak jarang pasien membuat ulah yang bermacam-macam, dengan maksud mencari perhatian orang disekitarnya. Jadi, komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam berbagai profesi, salah satunya adalah profesi keperawatan. Contohnya dalam memberikan asuhan keperawatan, komunikasi yang baik antara perawat dengan pasien sangatlah diperlukan agar perawat bisa memberikan perawatan yang baik namun tetap memberikan rasa nyaman bagi pasien sehingga mempercepat kesembuhan pasien. Asuhan keperawatan ditujukan untuk memandirikan dan menyejahterakan klien, diberikan sesuai dengan karakteristik 1

tugas KDM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: tugas KDM

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi adalah komunikasi dengan sesama perawat.  Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan, dokter. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Selain berkomunikasi dengan pasien, perawat juga berkomunikasi dengan anggota tim kesehatan lainnya. Sebagaimana kita ketahui tidak jarang pasien selalu menuntut pelayanan perawatan yang paripurna. Sakit yang diderita bukan hanya sakit secara fisik saja, namun psiko (jiwanya) juga terutama mengalami gangguan emosi. Penyebabnya bisa dikarenakan oleh proses adaptasi dengan lingkungannya sehari-hari. Misalnya saja lingkungan di rumah sakit yang sebagian besar serba putih dan berbeda dengan rumah pasien yang bisa beraneka warna. Keadaan demikian menyebabkan pasien yang baru masuk terasa asing dan cenderung gelisah atau takut. Tidak jarang pasien membuat ulah yang bermacam-macam, dengan maksud mencari perhatian orang disekitarnya. Jadi, komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam berbagai profesi, salah satunya adalah profesi keperawatan. Contohnya dalam memberikan asuhan keperawatan, komunikasi yang baik antara perawat dengan pasien sangatlah diperlukan agar perawat bisa memberikan perawatan yang baik namun tetap memberikan rasa nyaman bagi pasien sehingga mempercepat kesembuhan pasien. Asuhan keperawatan ditujukan untuk memandirikan dan menyejahterakan klien, diberikan sesuai dengan karakteristik ruang lingkup keperawatan, dan dikelola secara professional dalam konteks kebutuhan suhan keperawatan

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari komunikasi?2. Apa tujuan dari melakukan komunikasi?3. Apa manfaat dari komunikasi?4. Apa saja tingakatan-tingkatan dalam komunikasi?5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi?6. Apa pengertian dari asuhan keperawatan?7. Apa saja tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam asuhan keperawatan?8. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data?9. Apa yang dimaksud dengan proses pengkajian?10. Apa tujuan dan langkah-langkah dalam melakukan diagnosa keperawatan?11. Apa saja langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses perencanaan?12. Apa pengertian dan tujuan dari proses pelaksanaan?

1

Page 2: tugas KDM

13. Apa yang dimaksud dengan proses evaluasi?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian dari komunikasi2. Mengetahui tujuan komunikasi3. Mengetahui manfaat komunikasi4. Mengetahui tingakatan-tingkatan komunikasi5. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi komunikasi6. Mengetahui pengertian asuhan keperawatan secara umum7. Mengetahui tahapan-tahapan asuhan keperawatan8. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data 9. Mengetahui pengertian dari proses pengkajian10. mengetahui tujuan dan langkah-langkah diagnosa keperawatan11. Mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses perencanaan12. Mengetahui pengertian dan tujuan proses pelaksanaan13. Mengetahui pengertian dari proses evaluasi

2

Page 3: tugas KDM

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KOMUNIKASI

2.1.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin Coomunicare yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Pengertian komunikasi dari berbagai pendapat, antara lain :

1. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh penyampai pean ditujukan kepada penerima pesan. (Edward Depari, dari AW Widjaja, 2000)

2. Komunikasi adalah suatu rangkaian peristiwa yang terkait dalam penyampaian pesan dari pengirim ke penerima. Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. (James A.F. Stoner)

3. Komunikasi adalah proses yang mana simbol verbal dan non verbal dikirimkan, diterima dan diberi arti. (William J Seiller, 1988)

4. Hovlan, Janis, dan Kelley adalah ahli sosiologi Amerika mengatakan bahwa “Communication is tehe process by which an individual transmits stimuly (ususally verbal) to modify the behavior of other individuals” dengan kata lain, komunikasi adalah proses individu dalam mengirim stimulus (umumnya dalam bentuk verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.

5. Louis Forsdale (1981), seorang ahli komunikasi dan pendidikan mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. “Communication is the process by which a system is established, maintained, and altered by means of shared signals that operate according to rules”

Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah :

1. Komunikasi dilakukan oleh 2 orang atau lebih.2. Komunikasi merupakan pembagian ide, pikiran, fakta, pendapat.3. Komunikasi melalui lambang-lambang yang harus dimengerti oleh yang

melakukan komunikasi.

Jadi, komunikasi adalah penyampaian dari seseorang kepada orang lain, dengan menyertakan kode atau lambang penyampaiannya itu sendiri melalui suatu proses.

2.1.2 TUJUAN KOMUNIKASI

Tujuan komunikasi antara lain :

1. Untuk memudahkan seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain

3

Page 4: tugas KDM

Dalam menjalankan perannya sebagai komunikator, perawat perlu menyampaikan pesan dengan jelas, lengkap, dan sopan. Hal ini sangat penting agar pesan kita dapat diterima oleh klien, teman sejawat, maupun orang lain, sehingga tujuan bersama dalam membantu kesembuhan klien dapat dicapai.

2. Memahami orang lainSebagai komunikator, proses komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan baik bila perawat tidak dapat memahami kondisi atau apa yang diinginkan oleh pasien. Pemahaman ini sangat penting agar proses komunikasi dapat berlangsung secara efektif.

3. Untuk menyampaikan gagasan kepada orang lainSelain sebagai komunikator, perawat juga sebagai edukator yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien. Peran ini akan efektif dan berhasil bila apa yang disampaikan oleh perawat dapat dimengerti dan diterima oleh pasien.

4. Menciptakan hubungan personal yang baikDengan melakukan komunikasi yang baik, maka akan terbina hubungan personal yang baik

5. Memberi nasehatDi dalam komunikasi perawat juga ada yang bersifat memberi nasehat kepada pasien.

2.1.3 MANFAAT KOMUNIKASI

1. Media InformasiPengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, gambar, fakta, pesan opini agar dapat dimengerti secara jelas.

2. Media SosialisasiDengan komunikasi, sesuatu yang ingin disampaikan dapat disebarkan ke masyarakat luas

3. MotivasiProses komunikasi yang dilakukan secara persuasif dan argumentatif dapat berfungsi sebagai penggerak semangat, pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan komunikator

4. DiskusiDengan komunikasi, dapat memudahkan untuk berdiskusi atau menyampaikan gagasan/ide kepada seseorang

5. PendidikanProses pengalihan IPTEK untuk perkembangan intelektual, watak dan keterampilan dapat dilakukan melalui komunikasi yang baik dan efektif.

6. IntegrasiDengan komunikasi dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap, berprilaku, dan berpola pikir serta sebagai sarana untuk menghargai dan memahami pandangan orang lain.

2.1.4 TINGKATAN KOMUNIKASI

1. Komunikasi IntrapersonalMerupakan proses berpikir pada diri sendiri, keyakinan, perasaan, dan berbicara pada diri sendiri tentang kesehatan diri sendiri. Komunikasi ini sangat penting terutama pada tenaga kesehatan sebagai role model dalam perilaku hidup sehat

2. Komunikasi Interpersonal

4

Page 5: tugas KDM

Merupakan proses komunikasi langsung antara profesional-profesional dan profesional klien. Komunikasi ini biasanya dalam bentuk dialog meskipun dalam kondisi tertentu juga terjadi secara monolog.

3. Komunikasi KelompokMerupakan komunikasi yang terjadi dengan melibatkan lebih dari 3 orang. Komunikasi ini biasanya dalam bentuk diskusi dan saling mengenal. Komunikasi ini juga dapat terjadi dengan sifat anggota kelompok yang relatif homogen, misalnya komunikasi dengan kelompok remaja usia lanjut, pengajian ibu-ibu, dsb.

4. Komunikasi PublikMerupakan proses komunikasi yang dilakukan dihadapan orang banyak, baik secara aktif maupun pasif.

5. Komunikasi OrganisasiMerupakan komunikasi yang terjadi di dalam organisasi maupun antarorganisasi yang dapat bersifat formal maupun nonformal. Komunikasi ini melibatkan komunikasi intrapribadi, interpribadi, kelompok, kadang-kadang melibatkan komunikasi publik.

6. Komunikasi MassaMerupakan komunikasi yang melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, heterogen, namun mempunyai perhatian terhadap isu yang sama.

2.1.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI

1. PerkembanganAgar dapat berkomunikasi efektif, perawat harus mengerti pengaruh perkembangan usia baik dari sisi bahasa, maupun proses berpikir dari orang tersebut.

2. PersepsiAdalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi.

3. NilaiAdalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat untuk menyadari nilai seseorang. Dalam hubungan profesionalnya diharapkan perawat tidak terpengaruh oleh nilai pribadinya.

4. Latar Belakang Sosial BudayaBahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi seseorang.

5. EmosiMerupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian, seperti marah, sedih, senang, akan dapat mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain. Perawat perlu mengkaji emosi klien dan keluarganya sehingga perawat mampu memberikan asuhan keperawatan dengan tepat. Selai itu, perawat juga perlu mengevaluasi emosi pada dirinya agar dalam memberikan asuhan keperawatan tidak terpengaruh oleh emosi di bawah sadarnya.

6. Jenis KelaminSetiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-beda.

7. PengetahuanTingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Perawat perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga perawat dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien.

8. Peran dan hubungan

5

Page 6: tugas KDM

Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang berkomunikasi. Cara berkomunikasi seorang perawat dengan koleganya, dengan cara berkomunikasi seorang perawat pada klien akan berbeda.

9. LingkunganLingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana bising tidak ada privasi yang tepat akan menimbulkan kerancuan, ketegangan, dan ketidaknyamanan.

10. JarakJarak dapat mempengaruhi komunikasi, untuk itu perawat perlu memperhitungkan jarak yang tepat dalam melakukan hubungan dengan klien.

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1 PENGERTIAN ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan pedoman standar keperawatan, serta landasan etika dan etiket keperawatan dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan. Asuhan keperawatan ditujukan untuk memandirikan dan menyejahterakan klien, diberikan sesuai dengan karakteristik ruang lingkup keperawatan, dan dikelola secara professional dalam konteks kebutuhan asuhan keperawatan

2.2.2 TAHAPAN-TAHAPAN ASUHAN KEPERAWATAN

Penyusunan asuhan keperawatan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, intervensi, dan pendokumentasian. Penjelasan mengenai tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahap persiapan

Tahap awal pelaksanaan asuhan keperawatan menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan interverensi. Persiapan tersebut meliputi kegiatan meninjau ulang (review) asuhan keperawatan yang telah diidentifikasi pada tahap perencanaan, menganalisis pengetahuan, dan keterampilan keperawatan yang diperlukan, mengetahui komplikasi dari intervensi keperaawatan yang mungkin timbul, menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan, mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai dengan intervensi yang akan dilaksanakan, mengidentifikasi aspek hokum dan kode etik keperawatan terhadap resiko yang mungkin muncul akibat dilakukan intervensi. Tahap persiapan dapat dijabarkan sebagai berikut.

Meninjau ulang tindakan antisipasi dari asuhan keperawatan yang akan dilakukan. Asuhan keperawatan disusun untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan klien. Oleh karena itu, dalam

6

Page 7: tugas KDM

melaksanakan asuhan keperawatan, ada beberapa criteria yang harus dipenuhi:

- Konsisten sesuai dengan rencana intervensi yang telah disusun.

- Berdasarkan prinsi-prinsip ilmiah.

- Ditujukan kepada klien sesuai dengan kondisinya.

- Digunakan untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik dan aman.

- Memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada klien.

- Penggunaan sarana dan prasarana yang memadai. Menganalisis pengetahuan dan keterampilan keperawatan

yang diperlukan. Perawat harus mampu mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan keterampilannya sendiri sebelum menginplementasikan intervensi keperawatan. Dengan demikian intervensi keperawatan akan dilakukan oleh orang yang tepat.

Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul. Prosedur intervensi keperawatan mungkin berakibat terjadinya risiko tinggi kepada klien. Perawat harus menyadari kemungkinan munculnya komplikasi sehubungan intervensi keperawatan yang akan dilaksanakan. Keadaan yang demikian ini memungkinkan perawat untuk melakukan pencegahan dan mengurangi risiko yang muncul.

Mempersiapkan peralatan (resources) yang diperlukan. Dalam mempersiapkan implementasi asuhan keperawatan, hal-hal yang berhubungan dengan tujuan harus dipertimbangkan. Pertimbangan tersebut meliputi waktu, tenaga (personel), dan alat.

Mempersiapkan lingkungan yang kondusif. Keberhasilan suatu asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh perasaan klien yang merasa aman dan nyaman. Lingkungan yang nyaman mencakup komponen fisik dan psikologis.

Mengidentifikasi aspek-aspek hokum dan kode etik keperawatan. Implementasi asuhan keperawatan harus memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut: hak dan kewajiban klien, hak dan kewajiban perawat atau dokter, kode etik keperawatan, dan hokum keperawatan.

2. Tahap intervensi

Fokus tahap implementasi asuhan keperawatan adalah kegiatan implementasi dari perencanaan intervensi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan asuhan keperawatan meliputi intervensi independen, dependen, dan interdependen.

Independen

7

Page 8: tugas KDM

Asuhan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan intruksi dari dokter atau profesi kesehatan lainnya. Tipe dari aktivitas yang dilaksanakan perawat secara independen didefinisikan berdasarkan diagnosis keperawatan. Intervensi tersebut merupakan suatu respons dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan asuhan keperawatan secara pasti berdasarkan pendidikan dan pengalamannya. Asuhan keperawatan independen terdiri dari:

1. Tindakan DiagnostikTindakan yang dilakukan pada saat pengkajian (pengumpulan data) dan digunakan untuk menegakkan suatu diagnosis keperawatan

2. Tindakan TerapeutikTindakan yang dilakukan untuk mengulangi, mencegah, dan mengatasi masalah klien.

3. Tindakan edukatif (mengajarkan)Tindakan ini dilakukan untuk mengubah perilaku klien melalui tindakan promosi dan pendidikan kesehatan.

4. Tindakan merujukTindakan ini lebih ditekankan pada kemampuan perawat dalam mengambil suatu keputusan klinik tentang keadaan klien dan kemampuan perawat untuk bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.

Interdependen

Asuhan keperawatan interdependen menjelaskan kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan profesi kesehatan lainnya seperti tenaga social, ahli gizi, fisioterapi, dan dokter.

Dependen

Asuhan keperawatan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilaksanakan.

3. Tahap Dokumentasi

Implementasi asuhan keperawatan harus diikuti oleh pendokumentasian yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian yang terjadi dalam proses keperawatan. Ada tiga model pendokumentasian yang digunakan pada proses keperawatan, yaitu sources-oriented records, problem- oriented records (POR), dan computer-assissted records.

8

Page 9: tugas KDM

2.2.3 PENGUMPULAN DATA

1. Tipe Data

Tipe data pada pengkajian keperawatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data subjektif dan data objektif. Penjelasan mengenai keduatipe tersebut adalah sebagai berikut.

Data subjektifData subjektif adalah data yangdidapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi. Data subjektif diperoleh dari riewayat keperawatan termasuk persepsi klien, perasaan, dan ide tentang status kesehatannya. Misalnya, penjelasan klien tentang nyeri, lemah, frustasi, mual, atau malu.

Data objektif Data objektif adalah data yang dapat di observasi dan diukur oleh perawat. Data ini diperoleh melalui kepekaan perawat (senses) selama melakukan pemeriksaan fisik melalui 2S (sight,smell) dan HT(hearing,touch/taste). Yang termasuk data objektif adalah frekuensi pernapasan, tekanan darah, adanya edema, dan berat badan.

14. Karakteristik Data

Data yang dikumpulkan untuk menunjang diagnosis keperawatan harus mempunyai karakteristik yang lengkap, akura dan nyata, serta relevan.

15. Sumber Data

Data-data yang dikumpulkan dapat diperoleh tidak hanya dari klien tetapi orang terdekat(keluarga)klien, catatan klien, riwayat penyakit terdahulu, konsultasi dengan terapis, hasil pemeriksaan diagnostic

16. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada tahap pengkajian dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode, yaitu komunikasi, observasi, dan pemeriksaan fisik. Metode tersebut sangat bermanfaat bagi perawat dalam melakukan pendekatan kepada klien pada tahap pengumpulan kata, perumusan diagnosis keperawatan, dan perencanaan secara rasional dan sistematik.

17. Masalah-Masalah dalam Pengumpulan Data

Masalah-masalah yang mungkin terjadi selama proses pengumplan data adalah ketidakmampuan perawat dalam mengorganisasi data dasar, kehilangan data yang telah diperoleh, data yang diperoleh tidak relevan, adanya duplikasi data, salah memersepsikan data, data yang tidak lengkap, adanya interpretas data dalam mengobservasi perilaku, dan kegagalan dalam mengambil data dasar terbaru.

9

Page 10: tugas KDM

2.2.4 PENGKAJIAN

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.

Penyusunan pengkajian keperawatan tidak sama dengan pengkajian medis, meskipun kadang-kadang hasil pengkajian keperawatan dapat mendukung identifikasi diagnosis medis. Pengkajian medis difokuskan pada keadaan patologis, sedangkan pengkajian keperawatan ditujukan pada respons klien terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Sebagai contoh, kemampuan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sehingga focus pengkajiannya adalah pada respons klien yang saat ini terjadi maupun berisiko akan terjadi terhadap masalah-masalah aktivitas hariannya.

Pada pengkajian, perawat perlu menambahkan pertanyaan atau pemeriksaan fisik lebih lanjut untuk memastikan data-data penunjang terhadap diagnosis keperawatan yang akan muncul.penyusunan data sebagai indicator dari data penunjang diagnosis keperawatan merupakan suatu kegiatan kognitif yang kompleks dan cukup sulit.

2.2.5 DIAGNOSIS KEPERAWATAN

North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) menyatakan bahwa diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik mengenai respons individu (klien dan masyarakat) tentang masalah kesehatan actual atau potensial sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua diagnosis keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANADA diartikan sebangai definisi karakteristik. Definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda dan gejala. Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien.

Tujuan Diagnosis Keperawatan:1. Masalah dimana adanya respons klien terhadap status kesehatan

atau penyakit,2. Factor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah

(etiologi)3. Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.

Langkah-langkah menegakkan diagnosis keperawatan

Penegakan diagnosis keperawatan harus melalui klasifikasi dan analisis data, interpretasi data, dan solidasi data.

10

Page 11: tugas KDM

2.2.6 PERENCANAAN

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasi pada diagnosis keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi. Secara sederhana, rencana keperawatan dapat diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi keperawatan.

Langkah –langkah perencanaanRencana asuhan keperawatan yang akan disusun harus mempunyai beberapa komponen, yaitu prioritas masalah, kriteria hasil, rencana interverensi, dan pendokumentasian. Komponen tersebut sangat membantu pada proses evaluasi keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diimplementasikan

2.2.7 PELAKSANAAN

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh kalrena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi factor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.

2.2.8 EVALUASI

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan implementasi. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis, perencanaan, dan implementasi intervensi. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang diobservasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif.

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respons klien terhadap asuhan keperawatn yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan.

11

Page 12: tugas KDM

Tahap evaluasi pada proses keperawatan meliputi kegiatan mengukur pencapaian tujuan klien dan menentukan keputusan dengan cara membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan

2.3 ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

2.3.1 Pengumpulan data

Identitas Pasien :Nama : Ni Wayan FifiUmur : 50 tahunTTL : Denpasar, 31 Januari 1964Bangsa : Indonesia Status perkawinan : MenikahAgama : HinduPendidikan Akhir : SMA Alamat : Jalan Danau Toba No. 15Tanggal/waktu datang : 17 Agustus 2014 pukul 18.00 WITA

Identitas Penanggung :Nama : I Wayan SukasadaAlamat : Jalan Danau Toba No.15Telepon : 081999888777Hubungan dengan pasien : Suami

Diterima dari : Datang sendiri

2.3.2 Riwayat Penyakit PasienIbu Fifi datang dengan keluhan merasa demam, mual, dan kepala berat sebelah. Ibu mengatakan merasa demam, mual, dan kepala berat sebelah sudah sejak 2 hari yang lalu. Setelah diperiksa ternyata tekanan darah Ibu Fifi adalah 110/60 mmHg dan suhu tubuhnya 38°C.

2.3.3 Pengkajian Data Objektif

1. Tekanan darah : 110/60 mmHg2. Suhu tubuh : 38°C

Data SubjektifMerasa demam, mual, dan kepala berat sebelah

Keluhan Utama : merasa kepala berat sebelah dan mual

2.3.4 Diagnosa KeperawatanKepala berat sebelah (migrain) dan rasa mual disebabkan karena kurang beristirahat.

2.3.5 Perencanaan1. Anjurkan Ibu untuk beristirahat yang cukup2. Hindari berpikir berat atau atasi stres3. Atur pola makan

2.3.6 Pelaksanaan

12

Page 13: tugas KDM

1. Menganjurkan Ibu agar beristirahat yang cukup 2. Menganjurkan Ibu agar menghindari berpikir berat atau atasi stres3. Menganjurkan Ibu agar mengatur pola makan

2.3.7 Target1. Mengurangi rasa sakit kepala pada Ibu2. Mengurangi rasa mual pada Ibu3. Membuat suhu kembali normal

2.3.8 Evaluasi1. Ibu mengatakan rasa sakit kepala dan rasa mual sudah berkurang2. Suhu badan sudah kembali normal3. Target sudah tercapai sesuai yang diharapkan4. Askep dapat dilanjutkan agar penyakit tersebut tidak datang kembali

BAB 313

Page 14: tugas KDM

PENUTUP

KESIMPULAN

Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam bidang pekerjaan, contohnya perawat. Komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Contohnya dalam memberikan asuhan keperawatan, komunikasi yang baik antara perawat dengan pasien sangatlah diperlukan agar perawat bisa memberikan perawatan yang baik namun tetap memberikan rasa nyaman bagi pasien sehingga mempercepat kesembuhan pasien. Asuhan keperawatan ditujukan untuk memandirikan dan menyejahterakan klien, diberikan sesuai dengan karakteristik ruang lingkup keperawatan, dan dikelola secara professional dalam konteks kebutuhan suhan keperawatan

14