27
Tugas Kelompok Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Positivis PROSES PENELITIAN OLEH: ABDUL SAMING (P3400215015) HASBULLAH HAJAR (P3400215022) PROGRAM MAGISTER SAIN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TUGAS KELOMPOK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

s

Citation preview

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Positivis

PROSES PENELITIAN

OLEH:

ABDUL SAMING (P3400215015)

HASBULLAH HAJAR (P3400215022)

PROGRAM MAGISTER SAIN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas selesainya

penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tanggungjawab

penulis sebagai mahasiswa.

Adapun judul yang penulis angkat dari makalah ini adalah “Proses Penelitian”

diharapkan dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan dan

pengetahuan bagi para pembaca juga diharapkan kehadiran makalah ini dapat

memudahkan pembaca untuk memahami dan mendalami dan mengapresiasikan dari isi

makalah ini dalam peneletian yang hendak dilakukan.

Jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, penulis

memohon maaf sebesar-sebesarnya karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput

dari salah dan dosa maka dari itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Amin

Makassar, 04 Oktober 2015

KELOMPOK 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah

demi langkah yang logis, terorganisasi, dan ketat untuk mengidentifikasi masalah,

mengumpulkan data, menganalisisnya, dan menarik kesimpulan yang valid dari hal tersebut.

Dalam makalah ini akan membahas mengenai proses penelitian yang dimulai dari langkah 1

sampai dengan langkah 5 yang terdiri dari bidang masalah yang luas, pengumpulan informasi

awal, definisi masalah, kerangka teoritis, dan penyusunan hipotesis.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Apa definisi bidang masalah yang luas?

2. Bagaimana cara mengumpulkan informasi awal?

3. Apa definisi survei literatur?

4. Apa definisi rumusan masalah?

5. Apa definisi proposal penelitian?

6. Bagaimana implikasi manajerial terhadap penelitian?

7. Isu etis apa yang ada dalam tahap investasi awal?

8. Apa definisi kerangka teoritis?

9. Apa definisi variabel?

10. Sebutkan jenis-jenis variabel?

11. Bagaimana menyusun hipotesis?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi bidang masalah yang luas.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengumpulkan informasi awal.

3. Untuk mengetahui apa definisi survei literature.

4. Untuk mengetahui apa definisi rumusan masalah.

5. Untuk mengetahui apa definisi proposal penelitian.

6. Untuk mengetahui bagaimana implikasi manajerial terhadap penelitian.

7. Untuk mengetahui isu etis apa yang ada dalam tahap investasi awal.

8. Untuk mengetahui apa definisi kerangka teoritis.

9. Untuk mengetahui apa definisi variable.

10. Untuk mengetahui jenis-jenis variable.

11. Untuk mengetahui bagaimana menyusun hipotesis.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bidang Masalah Yang Luas

Bidang masalah yang luas mengacu pada seluruh situasi dimana seseorang melihat

sebuah kemungkinan dalam konteks organisasi yang perlu diselesaikan, bidang yang seorang

manajer yakini perlu ditingkatkan dalam organisasi, persoalan konseptual atau teoritis yang

perlu dipersempit bagi peneliti dasar untuk memahami fenomena tertentu, dan beberapa

pertanyaan penelitian yang seorang peneliti dasar ingin jawab secara empiris.

Suatu permasalahan serius yang terjadi pada kondisi sekarang dan membutuhkan

pemecahan masalah secepatnya diartikan sebagai suatu masalah. Masalah juga

mengindikasikan suatu ketertarikan pada suatu hal tertentu dimana penemuan jawaban yang

benar mungkin akan membantu untuk memperbaiki situasi yang ada. Beberapa contoh bidang

masalah luas yang seorang manajer bisa amati di tempat kerja adalah sebagai berikut:

1. Program pelatihan mungkin tidak seefektif seperti yang diharapkan.

2. Volume penjualan sebuah produk tidak juga meningkat.

3. Anggota kelompok minoritas dalam organisasi tidak meningkat dalam karier mereka.

4. Penyeimbangan harian dari pencatatan buku besar terus-menerus menjadi masalah.

5. Sistem informasi yang baru di-install tidak dimanfaatkan oleh para manajer yang menjadi

sasaran utama sistem tersebut.

6. Penerapan jam kerja fleksibel telah menimbulkan lebih banyak persoalan dibanding yang

dipecahkan dalam banyak organisasi.

7. Hasil yang diharapkan dari merger baru-baru ini belum juga tampak .

8. Pengendalian persediaan tidak efektif.

9. Instalasi sebuah SIM masih belum berhasil.

10. Pihak manajemen dari sebuah proyek tim yang kompleks dan multidepartemen

kehilangan kendali atas departemen litbang (R & D) dari sebuah perusahaan.

B. Pengumpulan Informasi Awal

1. Sifat Informasi yang Dikumpulkan

Sifat ilmiah dari informasi diperlukan untuk tujuan tersebut yang tergantung pada jenis

masalah yang ditangani, hal tersebut dapat diklasifikasikan secara luas ke dalam dua bagian:

a. Latar belakang informasi pada organisasi – merupakan faktor kontekstual

b. Pengetahuan yang berlaku pada topik – yang merupakan temuan-temuan relevan dari

penelitian sebelumnya.

c. Persepsi, sikap, dan respons perilaku anggota organisasi dan sistem klien (sejauh dapat

diterapkan).

Data yang diperoleh melalui sumber yang ada disebut dengan data sekunder. Karena itu,

ada beberapa data yang memang sudah ada dan tidak perlu dikumpulkan oleh peneliti.

Beberapa sumber data sekunder antara lain bulletin statistic, publikasi pemerintah, informasi

yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan dari dalam atau luar perusahaan, data yang

tersedia dari penelitian sebelumnya, studi kasus dan dokumen perpustakaan, data online, situs

Web perusahaan, dan internet secara umum. 

Di lain hal, beberapa tipe informasi paling baik diperoleh melalui observasi pada

kegiatan, orang-orang dan objek, atau dengan menyebar kuisioner. Data yang dikumpulkan

untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa ini  disebut data primer.

2. Informasi Latar Belakang mengenai Organisasi

Informasi latar belakang meliputi diantaranya, faktor kontekstual yang penting, yang

diperoleh dari berbagai sumber yang dipublikasikan seperti publikasi perdagangan, beberapa

panduan dan jasa bisnis lain, dokumen yang tersedia di dalam organisasi, dan web. Faktor

kontekstual mencakup :

a. Asal usul dan sejarah perusahaan – kapan berdiri, jenis bisnis, tingkat pertumbuhan,

kepemilikan serta control.

b. Ukuran dalam hal karyawan, asset, dan keduanya.

c. Program - Tujuan dan ideology

d. Lokasi – regional, nasional, dan lainnya

e. Sumber daya – manusia dan lainnya

f. Hubungan saling ketergantungan dengan institusi lain dan lingkungan eksternal.

g. Laporan keuangan selama 5 sampai 10 tahun terakhir, dan data finansial yang relevan.

h. Informasi faktor-faktor struktural, (misalnya peran dan posisi di dalam organisasi, jumlah

karyawan di setiap level kerja, saluran komunikasi, sistem control, dan sistem aliran kerja).

i. Informasi tentang filosofi manajemen

3. Informasi mengenai faktor struktural dan filosofi manajemen

Informasi mengenai kebijakan, struktural, arus kerja, filososfi manajemen, dan

semacamnya bisa diperoleh dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada. Bila pertanyaan

diajukan kepada beberapa manajer, ada kemungkinan bahwa sejumlah respons akan

bertentangan dan berlawanan. Seringnya terjadi kontradiksi semacam itu mungkin

menunjukkan persoalan komuikasi yang buruk atau mispersepsi di antara anggota organisasi

terkait filososfi, tujuan, nilai, dan sebagainya. Seringkali aspek-aspek struktur juga

memengaruhi persoalan dan perlu untuk diselidiki. Dibawah ini adalah beberapa faktor

struktural:

a. Peran dan posisi dalam organisasi dan jumlah karyawan pada setiap level pekerjaan

b. Tingkat spesialisasi

c. Saluran komunikasi

d. Sistem kendali

e. Koordinasi dan rentang kendali

f. Sistem penghargaan

g. Sistem arus kerja dan semacamnya.

4. Persepsi, sikap, dan respons perilaku

Persepsi karyawan terhadap pekerjaan, lingkungan kerja, sikap, dan respons perilaku

mereka diketahui dengan cara berbicara, mengamati, dan menanyakan respons mereka

melalui kuesioner. Faktor-faktor sikap terdiri atas keyakinan orang mengenai dan reaksi

terhadap hal berikut:

a. Sifat pekerjaan

b. Saling ketergantungan arus kerja

c. Superioritas dalam organisasi

d. Partisipasi dalam pengambilan keputusan

e. Sistem klien

f. Rekan kerja

g. Penghargaan yang diberikan oleh perusahaan, seperti kenaikan gaji dan tunjangan kerja

h. Kesempatan karier dalam organisasi

i. Sikap organisasi terkait tanggung jawab karyawan terhadap keluarga

j. Keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, kepentingan umum, dan kelompok sosial

lainnya

k. Toleransi perusahaan terhadap karyawan yang cuti kerja.

Faktor perilaku mencakup kebiasaan kerja aktual seperti ketekunan, tingkat absensi,

kinerja, dan sebagainya.

C. Survei Literatur

Survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya

publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang minat khusus bagi peneliti.

Tinjauan ulang atas literatur akan membantu peneliti untuk mengidentifikasi dan menggaris

bawahi variabel-variabel penting yang berhubungan dengan masalah. Peneliti dapat memulai

survei literatur, bahkan sambil mengumpulkan informasi dari wawancara terstruktur. Dengan

demikian, survei literatur dilakukan dengan cara:

1. Alasan untuk survei literatur

Survei literatur dilakukan dengan alasan untuk memastikan bahwa:

a. Variabel penting yang kemungkinan besar memengaruhi situasi masalah tidak terlewatkan

dalam studi

b. Gagasan yang lebih jelas akan muncul, misalnya variabel apa yang paling penting untuk

dipertimbangkan (sifat hemat), mengapa variabel tersebut dianggap penting, dan

bagaimana variabel diinvestigasi untuk memecahkan masalah.

c. Pernyataan masalah dapat dibuat dengan tepat dan jelas

d. Sifat dapat diuji dan dapat ditiru dari temuan penelitian saat ini meningkat

e. Peneliti tidak mengalami risiko “menemukan kembali roda” yang memboroskan usaha

dengan mencoba menemukan kembali sesuatu yang sudah diketahui.

f. Masalah yang diselidiki diterima oleh komunitas ilmiah sebagai relevan dan penting.

2. Mengaakan survei literatur

3. Mengidentifakasi sumber relevan

4. Menyarikan informasi relevan

5. Menulis tinjauan literatur

D. Mendefinisikan Rumusan Masalah

Setelah memperoleh data awal dari wawancara dan tinjauan literatur, proses selanjutnya

adalah mempersempit masalah dari dasar yang semula luas dan menekan persoalan dengan

lebih jelas. Definisi masalah adalah pernyataan daripertanyaan yang jelas, tepat dan ringkas

atau persoalan yang diinvestigasi untukmenemukan jawaban, atau solusi.

Permasalahan penelitian merupakan dasar mengapa penelitian dilakukan, dituangkan

dalam latar belakang penelitian, dan latar belakangnyadimulai dari hal yang bersifat umum

kemudian mengerucut ke permasalahan yanglebih spesifik. Masalah harus dirumuskan

dengan jelas dan tidak menimbulkanpenafsiran yang berbeda. Rumusan masalah hendaknya

dapat mengungkapkanhubungan antara dua variabel atau lebih dan dinyatakan dalam kalimat

Tanya.

Dalam tiap kasus, seseorang sebaiknya mengetahui apa persoalan yang sebenarnya,

yang perlu memperoleh jawaban. Adalah sangat penting bahwa gejala masalah tidak

didefinisikan sebagai masalah nyata. Adalah penting bahwa fokus penelitian selanjutnya, atau

dengan kata lain, masalah, diidentifikasi secara terang. Tidak ada penelitian yang baik yang

dpat menemukan solusi atau aituasi, jika isu utama atau masalah yang dipelajari belum

ditunjukkan dengan tepat. Dengan demikian, adalah bermanfaat untuk mengidentifikasi

masalah sebagai situasi di aman terdapat celah antara keadaan aktual dan keadaan ideal yang

diharapkan. Ada 3 kriteria kunci untuk mengukur kualitas rumusan masalah ; relevan, layak,

dan menarik.

1. Relevan

Rumusan masalah relevan jika berguna dari perspektif manajerial atau perspektif

akademik, atau keduanya. Dari perspektif manajerial sebuah penelitian relevan jika :

a. Berhubungan dengan masalah terkini dalam organisasi.

b. Berhubungan dengan area yang oleh manajer perlu dikembangkan di dalam organisasi.

Dari perspektif akademik, sebuah penelitian relevan jika :

a. Tidak ada yang diketahui tentang topik penelitian.

b. Banyak yang diketahui tentang topik ,tetapi pengetahuan terpencar dan tidak terintegrasi.

c. Banyak penelitian dari topik tersebut yang sudah ada, namun hasil penelitian-penelitian

tersebut cenderung kontradiktif.

d. Hubungan yang dibangun tidak bertahan dalam situasi tertentu.

2. Layak

Rumusan masalah yang baik haruslah layak, artinya dapat menjawab pernyataan

masalah dalam batasan proyek penelitian

3. Menarik

Penelitian memakan waktu yang banyak. Karena itu penting untuk peneliti benar-benar

tertarik pada rumusan masalah yang ingin dijawab, sehingga peneliti akan termotivasi selama

proses penelitian.

E. Proposal Penelitian

Sebelum studi penelitian dilakukan, harus ada kesepakatan di antara orang yang

berwenang atas studi dan peneliti mengenai masalah yang akan diinvestigasi, metode yang

digunakan, durasi  penelitian, dan biaya. Proposal penelitian yang dibuat oleh peneliti

merupakan hasil perencanaan, organisasi, dan usaha yang hati-hati. Proposal penelitian

mencakup:

1. Judul Penelitian

2. Latar Belakang sebuah penelitian

3. Spesifikasi masalah yang akan diteliti : Tujuan dan pertanyaan penelitian

4. Ruang lingkup penelitian

5. Relevansi penelitian

6. Rincian dari penelitian dengan desain:

7. Jangka waktu penelitian, termasuk informasi ketika laporan tertulis akan diserahkan

kepada para sponsor

8. Anggaran, merinci biaya dengan mengacu pada item tertentu dari pengeluaran

9. Daftar pustaka yang dipilih

Contoh masalah yang dapat didefinisikan dengan baik:

1. Sampai tingkat apa struktur organisasi dan jenis informasi yang digunakan berpengaruh

terhadap perbedaan efektivitas yang dirasakan dalam pembuatan keputusan mahajerial?

2. Bagaimana pengaruh kemasan baru terhadap penjualan produk?

3. Apakah pesan iklan yang baru menghasilkan peningkatan ingatan konsumen terhadap

produk?

4. Seberapa besar pengaruh harga dan kualitas pada penilaian konsumen terhadap produk?

5. Apakah pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja diperbaiki oleh system control?

6. Apakah otomatisasi yang lebih baik membawa kepada investasi asset per dolar output

yang lebih besar?

7. Apakah ekspansi operasi internasional menghasilkan peningkatan citra dan nialai

perusahaan?

8. Apa pengaruh perampingan pada pola pertumbuhan jangka panjang perusahaan?

F. Implikasi Manajerial

Manajer terkadang melihat gejala dalam situasi yang problematis dan

memperlakukannya seolah merupakan masalah riil, menjadi frustasi ketika solusi mereka

tidak berhasil. Memahami urutan penyebab-masalah-konsekuensi, dan mengumpulkan

informasi yang relevan untuk menemukan masalah yang sebenarnya adalah perlu untuk

menunjukkannya dengan tepat.

Masukan di manajer membantu peneliti untuk mendefinisikan bidang masalah yang luas

dan mengonfirmasi teori mereka sendiri mengenai faktor-faktor situasional yang

memengaruhi masalah utama. Kesadaran akan sumber informasi dan kemampuan untuk

memperoleh akses ke informasi yang dibutuhkan sesuai keinginan melalui internet merupakan

aset yang berharga bagi manajer.

Dengan menggunakan fasilitas tersebut, manajer dapat mengetahui bagaimana bisnis

yang serupa di dunia bergulat dengan situasi yang mirip dan memperoleh pemahaman yang

lebih baik untuk menangani persoalan yang dihadapi.

G. Isu Etis Dalam Tahap Investigasi Awal

Setelah pokok masalah ditetapkan dan rumusan masalah dibuat, peneliti perlu menilai

kemampuan menelitinya; Jika peneliti tidak memiliki kecakapan atau sumber daya untuk

menyelenggarakan proyek, ia harus menghentikan proyeknya. 

Sangat perlu untuk memberitahu semua karyawan terutama yang akan diwawancarai

mengenai studi yang akan dilakukan. Memberitahu mereka bahwa penelitian dimaksudkan

untuk membantu mereka dalam lingkungan kerja akan mendorong kerja sama. Ada 2 langkah

untuk membuat karyawan nyaman saat penelitian dilaksanakan dan menjamin kerjasama

perusahaan, yakni : Karyawan jangan dipaksa untuk berpartisipasi dalam penelitian. Saat

karyawan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, mereka berhak untuk dilindungi dari

bahaya ancaman fisik maupun psikologis

Intinya perusahaan berhak untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan

pekerjaan, dan karyawan mempunyai hak privasi dan kerahasiaan; namun kerja sama dari

responden menjamin informasi yang baik.

H. Kebutuhan akan Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang

menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa foktor yang dianggap penting

untuk masalah. Teori tersebut mengalir secara logis dari dokumentasi penelitian sebelumnya

dalam bidang masalah. Menghubungkan keyakinan logis seseorang dengan penelitian yang

dipublikasikan, mempertimbangkan keterbatasan dan hambatan situasi, adalah sangat penting

dalam membangun dasar ilmiah untuk meneliti masalah penelitian. Singkatnya, kerangka

teoritis membahas saling ketergantungan antar variabel yang dianggap perlu untuk

melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti. Penyusunan kerangkakonseptual tersebut

membantu kita untuk mengendalikan atau menghipotesiskan dan menguji hubungan tertentu

dan dengan demikian meningkatkan pemahaman kita mengenai dinamika situasi.

Dari kerangka teoretis bisa disusun hipotesis yang dapat diuji untuk mengetahui apakah

teori yang dirumuskan valid atau tidak. Kare kerangka teoritis memberikan dasar konseptual

bagi penelitian, dan karena kerangka teoritis tidak lain adalah mengidentifikasi jaringan

hubungan antar variabel yang dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apapun,

sangat penting untuk memahami apa arti variable dan apa saja jenis variable yang ada.

I. Variabel

Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai.

Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu

yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Contoh variable adalah unit produksi,

absensi dan motivasi.

J. Jenis Variabel

Empat jenis variabel utama:

1. Variabel terikat (dependent variable, disebut juga variabel kriteria – criterion variable)

Menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan

membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. Variabel

ini merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi.

2. Variabel bebas (independent variable, disebut juga variabel prediktor – predictor

variable).

Variabel yang mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negative.

Yaitu, jika terdapat variable bebas, variable terikat juga hadir, dan dengan setiap

kenaikan unit dalam variable bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan variable

terikat.

3. Variabel moderator (moderating variable)

Variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang

kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas. Yaitu kehadiran variable

ketiga (variable moderator) mengubah hubungan awal antara variable bebas dan

terikat.

4. Variabel antara (intervening variable)

Variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja

memengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel

terikat. Dengan demikian terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variable

antara.

K. Kerangka Teoritis

Kerangka teoretis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan.

Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara

logis antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui

proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Pengalaman dan intuisi berperan

dalam menyusun kerangka teoritis.

Kerangka toritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi

secara logis antar variabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi

melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survey literatur. Pengalaman dan intuisi

uga berperan dalam menyusun kerangka teoritis.

Komponen Kerangka Teoritis

Hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kerangka teoritis:

1. Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas

dalam pembahasan.

2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama lain.

Hal ini sebaiknya dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan berlaku diantara

variabel.

3. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya,

maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah hubungan  akan positif atau

negative.

4. Harus ada penjelasan yang gambling mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan

tersebut berlaku. Argumen bisa ditarik dari temuan penelitian sebelumnya.

5. Suatu diagram skematis kerangka teoritis harus diberikan agar pembaca dapat melihat

dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.

L. Penyusunan Hipotesis

Setelah kita mengidentifikasi variabel penting dalam suatu situasi dan menetapkan

hubungan antarvariabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoritis, kita berada dalam

posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya.

Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistic yang tepat, atau

melalui analisis kasus negative dalam penelitian kuantitatif, kita akan memperoleh informasi

terpercaya mengenai jenis hubungan yang eksis diantara variabel yang berlaku dalam situasi

masalah. Hasil pengujian tersebut member kita beberapa solusi mengenai apa yang dapat

diubah dalam situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah. Merumuskan pernyataan

yang dapat diuji semacam itu disebut penyusunan hipotesis.

1. Definisi Hipotesis

Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara

dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.

Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam

kerangka teoritis yang dirumuskan  untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan

menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi

masalah yang dihadapi.

2. Pernyataan Hipotesis: Format

a. Pernyataan Jika-Maka (If-Then Statement)

Hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan atarvariabel.

Hipotesis juga dapatmenguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok yang terkait

dengan variabel. Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang diperkirakan tersebut

eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan jika-

maka (if-then statement).

b. Hipotesis Direksional dan Nondireksional

Jika dalam menyatakan hubungan antar dua variabel atau membandingkan dua

kelompok, istilah-istilah seperti positif, negative, lebih dari, kurang dari, dan semacamnya

digunakan, maka hipotesis tersebut disebut direksional (directional) karena arah hubungan

antar variabel (positif/negative) ditunjukkan.

Hipotesis nondireksional (nondirectional) adalah hipotesis yang mengendaliakan

hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan

atau perbedaan tersebut.

c. Hipotesis nol dan alternatif

Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null hypotheses) adalah proporsi yang menyatakan

hubungan yang definitive dan tepat diantara dua variabel. Yaitu, hipotesis ini menyatakan

bahwa korelasi populasi antar dua variable adalah sama dengan nol atau bahwa pervedaan

dalam mean (rerata hitung) dua kelompok dalam populasi adalah sama dengan nol (atau

suatu angka tertentu). Hipotesis alternative, yang merupakan kebalikan dari hipotesis nol,

adalah pernyataan yang mengungkapkan hubungan atar dua variabel atau menunjukkan

perbedaan antar kelompok.

Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis:

1) Menyatakan hipotesis nol dan alternative

2) Memilih uji statistic yang tepat berdasarkan apakah datayang dikumpulkan adalah

parametric atau nonparametric.

3) Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan

4) Memastikan jika hasil dari analisis computer menunjukkan bahwa tingkat signifikansi

terpenuhi.

5) Jika nilai hitung lebih besar dari nilai kritis, hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima

dan sebaliknya.

M. Pengujian Hipotesis dengan Penelitian Kuantitatif: Analisis Kasus Negatif

Hipotesis juga dapat diuji dengan data kualitatif. Untuk menguji hipotesis bahwa

beberapa faktor merupakan sebab utama yang mempengaruhi prilaku dan lain-lain, peneliti

akan mencari data yang menyangkal hipotesis. Bahkan jika suatu kasus tunggal tidak

mendukung hipotesis, teori tersebut harus direvisi. Penemuan baru melalui penolakan atas

hipotesis semula, disebut metode kasus negative, memungkinkan peneliti unutk merevisi teori

dan hipotesis hingga waktu teori tersebut menjadi kukuh.

N. Keuntungan Manajerial

Cukup mudah untuk mengikuti gerak maju penelitian dari tahap pertama ketika manajer

merasakan masalah, kepengumpulan data awal, kepenyususnan kerangka teoritis berdasarkan

survey literature dan dipandu oleh pengalaman dan intuisi, serta ke perumusan hipotesis untuk

diuji.

Jelas bahwa setelah masalah diidentifikasi, pengertian yang baik mengenai keempat

jenis variabel yang berbeda memperluas pemahaman manajer. Misalnya dlam hal bagaimana

berbagai faktor bergesekan dengan keadaan organisasi. Pengetahuan tentang bagaimana dan

untuk tujuan apa kerangka teoritis dibangun dan hipotesis disusun memampukan manajer

untuk menjadi hakim yang cerdas terhadap laporan penelitian yang diberikan oleh konsultan.

Demikian pula pengetahuan mengenai arti signifikansi, dan mengapa sebuah hipotesis yang

diajukan diterima atau ditolak, membantu manajer untuk bertahan dalam, atau berhenti dari

dugaannya yang, walaupun masuk akal, tidak terbukti. Jika pengetahuan tersebut tidak

dimiliki, banyak temuan penelitian tidak akan terlalu berguna bagi manajer dan pengambilan

keputusan akan memunculkan kebingungan.

O. LANDASAN TEORI

Untuk landasan teori sebaiknya menggunakan peneliti mengambil acuan yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian

terdahulu

Dan berikut ini adalah beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penyusunan

landasan teori.

a. Landasan teori harus mengacu pada materi atau objek yang di teliti.

b.   Penulisan antar sub bab harus tetap sinkron.

c.   Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip

kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada.

d.   Semakin banyak sumber bacaan, maka  kualitas penelitian yang akan dilakukan semakin

baik.

e.  Teori bukan merupakan pendapat pribadi

g.   Pada akhir kerangka teori bagi penelitian korelasional disajikan model teori, model

konsep (apabila diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri, sedangkan

penelitian studi kasus cukup menyusun Model teori dan beri keterangan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Bidang masalah yang luas mengacu pada seluruh situasi dimana seseorang melihat

sebuah kemungkinan dalam konteks organisasi yang perlu diselesaikan, bidang yang

seorang manajer yakini perlu ditingkatkan dalam organisasi, persoalan konseptual atau

teoritis yang perlu dipersempit bagi peneliti dasar untuk memahami fenomena tertentu,

dan beberapa pertanyaan penelitian yang seorang peneliti dasar ingin jawab secara

empiris.

2. Survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya

publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang minat khusus bagi

peneliti.

3. Permasalahan penelitian merupakan dasar mengapa penelitian dilakukan, dituangkan

dalam latar belakang penelitian, dan latar belakangnyadimulai dari hal yang bersifat

umum kemudian mengerucut ke permasalahan yanglebih spesifik.

4. Sebelum studi penelitian dilakukan, harus ada kesepakatan di antara orang yang

berwenang atas studi dan peneliti mengenai masalah yang akan diinvestigasi, metode

yang digunakan, durasi  penelitian, dan biaya. Proposal penelitian yang dibuat oleh

peneliti merupakan hasil perencanaan, organisasi, dan usaha yang hati-hati.

5. Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai.

Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada

waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.

6. Ada empat jenis variabel yaitu variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator, dan

variabel antara

7. Kerangka teoretis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan.

Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi

secara logis antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan

diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur.

Pengalaman dan intuisi berperan dalam menyusun kerangka teoritis.

8. Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara

dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.

Referensi

- Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis”, Jakarta: Salemba Empat, 2013.

- Bungin, Burhan, “metodologi penelitian kuantitatif”, Surabaya: KENCANA, 2004.

- Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D”, Bandung: Alfabeta

CV, 2006.