Tugas Kelompok MEH

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    1/28

    METODE ELEMEN HINGGA

    “PENYEBARAN ALIRAN PANAS 2-DIMENSI DENGAN KONDISI

    TENGAH BERLUBANG MENGGUNAKAN ELEMEN SEGIEMPAT

    LINEAR ” 

    Dibuat oleh :

    Kelompok 5

    Resi Arumin Sani 1212100039

    Muhammad Samsul Ma’arif   1212100064

    Nihaya Alivia Coraima Dewi 1212100068

    JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2015

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    2/28

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    3/28

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Model Persamaan Penyebaran Aliran Panas

    Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari tentang laju perpindahan panas diantaramaterial/benda karena adanya perbedaan suhu (panas dan dingin). Perpindahan panas terjadi

    karena adanya perbedaan suhu. Panas akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat

    yang suhunya lebih rendah. Perpindahan panas terjadi menurut tiga mekanisme yaitu konduksi

    (hantaran), konveksi, radiasi (sinaran).

    Perpindahan panas konduksi adalah proses perpindahan panas jika panas mengalir dari

    tempat suhunya tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah, tetapi media untuk perpindahan

     panas tetap.

    Persamaan dasar dari konsep perpindahan panas konduksi adalah Hukum Fourier. Hukum

    Fourier dinyatakan dengan :

    =  atau =  Dimana : ∶ suhu ℃  ∶ jarak/tebal dinding    ∶ luas penampang  

    ∶ konduktivitas termal

    . ⁄  

    ∶ laju perpindahan panas konduksi ⁄   Nilai konduktivitas termal menunjukkan seberapa cepat panas mengalir dalam bahantertentu. Jika suatu bahan memiliki nilai konduktivitas termal yang besar, maka bahan tersebutmerupakan penghantar panas yang baik, sedangkan jika nilai konduktivitas termalnya kecil,

    maka bahan itu merupakan penghantar yang buruk atau isolator.

    Perpindahan panas konduksi pada dinding homogen dua dimensi seperti pada gambar

    dibawah ini:

    Gambar 2.1. Struktur perpindahan panas konduksi pada dinding homogen

    (2.1)

    (2.2)

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    4/28

    Apabila suhu berubah terhadap waktu dan terdapat pula sumber panas dalam zat padat itu,

    maka dapat dibuat neraca energi untuk bagian yang tebalnya  sebagai berikut :-  Dari arah  yang masuk → =  - 

    Dari arah

     yang masuk

    → =  

    Dari arah  yang keluar → +∆ = +  -  Dari arah  yang keluar → +∆ = + -  Energi yang dibangkitkan → = -  Perubahan energi dalam →  Dengan konsep Hukum Energi :

    Energi yang masuk + Energi generasi (yang dibangkitkan) = Energi yang keluar + perubahan

    energi dalam

    = + +   | | = |+ |+   = () ()

     

    () ()=   () () =  Sehingga, persamaan umum konduksi panas adalah () () =  Pada kasus perpindahan panas pada dinding homogen dalam kondisi steady state sehingga

     persamaan diatas menjadi,

    ( ) ( ) = 0 2.2 Konsep Dasar Metode Elemen Hingga

    Metode elemen hingga adalah metode numerik yang digunakan untuk menyelesaikan

     permasalahan teknik dan masalah matematis dari suatu gejala fisis. Tipe masalah teknis dan

    matematis fisis yang dapat diselesaikan dengan metode elemen hingga terbagi menjadi dua

    kelompok, yaitu kelompok masalah analisis struktur dan kelompok masalah analisis non

    struktur.

    Konsep dasar metode elemen hingga didasarkan pada suatu konsep dimana fungsi kontinu

    didekati dengan suatu model persamaan yang didefinisikan untuk sebagai sub domain yang

    disebut elemen hingga. Konsep metode elemen hingga bisa diterapkan pada berbagai dimensi

    (2.4)

    (2.3)

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    5/28

    sesuai kebutuhan. Langkah-langkah yang diterapkan dalam metode hingga secara umum,

    antara lain :

      Diskritisasi domain

      Penentuan bentuk fungsi aproksimasi

      Perhitungan properti elemen

      Pembentukan sistem persamaan linear

      Penyelesaian sistem persamaan linear

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    6/28

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Diberikan suatu dinding dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm dengan konstanta

    konduktivitas termal = 0.5 /.  dan sumber panas yang dibangkitkan = 1000 /. Apabila panas di A adalah 100 ℃ dan B 200 ℃ dengan diasumsikan hanya di titik x dany saja (dua dimensi). Bagaimana penyebaran aliran panas pada kondisi steady state.Persamaan umum perpindahan panas dua dimensi pada dinding homogen adalah ( ) ( ) =  Dalam kondisi steady state sehingga persamaan menjadi ( ) ( ) = 0 

    Gambar 3.1. Perpindahan panas konduksi dari titik A ke titik B dengan kondisi tengah

    berlubang

    3.1 Diskritisasi Domain

    Pada kasus ini dinding homogen dibagi menggunakan elemen segiempat linear sebanyak

    25 elemen dengan 36 node. Ditunjukkan oleh gambar dibawah ini

    Gambar 3.2. Permukaan dinding yang didiskritisasi menjadi 25 elemen dengan 36 node 

    Keterangan Gambar 3.2:

       

    (3.1)

    (3.2)

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    7/28

    a.  Angka dengan warna hitam melambangkan elemen.

     b. 

    Angka dengan warna merah melambangkan node.

    c.  = 20 dan = 20  untuk sisi depan dinding homogen.d.  Panjang tiap elemen yaitu 2 = 4 dan 2a = 4 .

    3.2 

    Fungsi Bentuk AproksimasiFungsi bentuk aproksimasi yang digunakan adalah fungsi interpolasi elemen segiempat

    linier. Elemen segiempat linier ini memiliki panjang 2 dan lebar 2.Gambar dibawah ini menunjukkan bentuk elemen segi empat linear dan sistem koordinat

    yang digunakan. Koordinat dan  untuk sistem koordinat global, koordinat dan  untuksistem koordinat lokal dan koordinat dan  untuk sistem koordinat natural.

    Fungsi interpolasi dinyatakan pada koordinat lokal dan  sebagai berikut : =  

    Gambar 3.3. Parameter untuk elemen segiempatPada Gambar 3.3, nilai  pada masing-masing titik adalah =   pada saat = 0 dan = 0  =   pada saat = 2  dan = 0  =   pada saat = 2  dan = 2   =   pada saat = 0 dan = 2  Sehingga diperoleh nilai  pada masing-masing titik adalah =   = 2 

    = 2 2 4 

    = 2 maka menghasilkan koefisien-koesfisien sebagai berikut : =   = 12   = 12   = 14  Subtitusi persamaan (3.4) ke persamaan (3.3) maka diperoleh fungsi bentuk untuk elemen

    segiempat linear yang dapat dinyatakan sebagai pendekatan nilai distribusi  yaitu =  

    (3.3)

    (3.4)

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    8/28

      =      

     

    =  

    dimana = 1 21 2  = 2 1 2  = 4  = 2 1 2 Persamaan (3.6) tersebut merupakan fungsi bentuk yang berlaku untuk sistem koordinat

    lokal. Untuk fungsi bentuk pada sistem koordinat natural diperlukan transformasi persamaan

    antara sistem koordinat  dan  yang dinyatakan dengan =  dan =  Subtitusi persamaan (3.7) ke persamaan (3.6) sehingga diperoleh fungsi bentuk yaitu = 14 1 1   = 14 1 1   = 1

    41

    1

     

    = 14 1 1  3.3 Perhitungan Properti Elemen

    Pada makalah ini akan mencari  governing equation  dengan menggunakan pendekatan

    residu berbobot (weighted residue). Formulasi Galerkin merupakan metode residual yang

    digunakan agar residual menjadi minimal yaitu mengalikan integrasi residual dengan suatu

    fungsi bobot  

    Ω = 0 

    dimana fungsi bobot diganti dengan fungsi bentuk dan   digantikan dengan  governingequation perpindahan panas pada persamaan (3.2). Sedangkan notasi Ω melambangkan batasanintegral pada luasan maupun volume. Sehingga persamaan menjadi

    ∫ = 0  

      ∫

      ∫ = 0 

    (3.5)

    (3.6)

    (3.7)

    (3.8)

    (3.9)

    (3.10)

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    9/28

    Untuk suku pertama dan kedua dari persamaan (3.10) merupakan persamaan derivatif

    tingkat dua disederhanakan menjadi persamaan derivatif tingkat satu dengan menggunakan

    Teorema Green.

    ∫   = ∫ ∫  

     = ∫ |

     = ∫ |

    ∫ ∫

     

    = ∫ |  

    ∫ |  

    ∫  

    = ∫  ⃗   ∫  ∫   = ∫ ∫

     

     

    = ∫ |

     

    = ∫ | ∫ ∫

     

    = ∫ |

    ∫ |  

    ∫  

    = ∫  ⃗ ∫

     

    Terlihat bahwa terdapat dua integral dengan derivatif tingkat satu. Salah satunya

    merupakan integral garis. Kemudian subtitusi persamaan (3.11) dan (3.12) ke persamaan (3.10)

    ∫  ⃗ ∫   ∫  ⃗ ∫   ∫

    = 0 

    (3.11)

    (3.12)

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    10/28

    ∫  ⃗ ∫ ∫  ⃗ ∫

    ∫ = 0

     

    ∫ (  ⃗  ⃗ ) ∫ ∫

    ∫ = 0 ∫  ⃗ ∫

    ∫ ∫ = 0 

    dengan ⃗   adalah vektor satuan. Suku   adalah  flux  yang berfungsi pada permukaan .Dimana kondisi batas konduksi pada permukaan

     diberikan sebagai berikut :

    =  3.4 Pembentukan Sistem Persamaan Linear

    Untuk membentuk sistem persamaan linear secara keseluruhan maka subtitusi persamaan

    (3.5) dan (3.14) ke persamaan (3.13) sehingga diperoleh,

    ∫ ∫

    ∫ = 0 

    ∫ ∫ ∫

    ∫ = 0 ∫ = ∫ ∫  

    Persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi

    dimana

    = ∫      = {} { } {} = ∫  

    {} = ∫  

    (3.14)

    (3.15)

    (3.16)

    (3.18)

    (3.19)

    (3.13)

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    11/28

    3.5 Penyelesaian Sistem Persamaan Linear

    Untuk mencari matriks kekakuan   dan vektor kekakuan konduksi    denganmengubah fungsi bentuk pada persamaan (3.6) pada koordinat . Variabel   digantikandengan

     dimana batas integral yang berlaku untuk koordinat lokal

     adalah

    0 < < 2  0 < < 2  Sehingga dapat didefinisikan

    ∫ .   = ∫ ,     = ∫ ∫ ,  

     

    Sedangkan untuk mendapatkan vektor kekakuan konduksi   digunakan fungsi bentuk pada persamaan (3.8) yang menggunakan koordinat . Batas integral yang berlaku untukkoordinat

     yaitu

    < <   < <  Sehingga dapat didefinisikan menjadi

    ∫   = ∫  

    −  ∫   = ∫  

    −  

     

    Menghitung Matriks Kekakuan

    Untuk mendapatkan integral dari persamaan (3.16) dengan mengubah fungsi bentuk pada

    koordinat  dan didefinisikan : = 00 = 1 00 1 Gradien vektor :

    =

    =

    {} = {} Sedangkan = , sehingga diperoleh : = ∫  

    = ∫  

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    12/28

      = ∫ [

    ] 1 00 1

     

    Diperoleh turunan pertama dari persamaan (3.6) yang digunakan untuk memperoleh

    matriks kekakuan , yaitu ; = 14 2   dan = 14 2  

    = 1

    42   dan

    = 1

    = 14   dan = 14   = 14   dan = 14 2  Sehingga diperoleh = 14 22   2     2  

    = 14 22

      2 2

     Maka persamaan (3.16) diperoleh

    = ∫ 16 22  

    2 2 1 00 1 22   2     2  

    = ∫ 16

    [

    2 2 22

      2 2 2

    2

      22

      22

    ]

    16 ∫ [ 2 2 22   2 2  22   2 22 2 ]  

    Untuk mendapatkan nilai integral pada matriks pertama tersebut diperoleh dengan

    melakukan perhitungan pada masing-masing elemen.16 ∫2     = 16 ∫ ∫ 2

     

    = 16 ∫ ∫ 4 4

     

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    13/28

      = 16 ∫8 8 83  

    = 16 ∫ 83

     

    = 16 823  = 26  Untuk elemen yang lain,16 ∫2   = 16 ∫ ∫ 2

     

    = 16 ∫ ∫ 2  = 16 ∫ ( 4 83 )  

    = 16 ∫ (43 )  

    = 16 4

    23 

    = 6 Untuk elemen yang lain,16 ∫     = 16 ∫ ∫  

     

    = 16 ∫ 83    

    = 16 823  = 26  Untuk mendapatkan nilai integral pada matriks pertama tersebut diperoleh dengan

    melakukan perhitungan pada masing-masing elemen.16 ∫2     = 16 ∫ ∫ 2

     

    = 16 ∫ ∫ 4 4

     

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    14/28

      = 16 ∫8 82  

    = 16 16

    16

    163

     

    = 16 163  = 26  Untuk elemen yang lain,16 ∫2   = 16 ∫ ∫ 2

     

    = 16 ∫ ∫ 2

     

    = 16 ∫ 42  = 16 (8 163 ) = 16 (83 ) 

    =6

     

    Untuk elemen yang lain,16 ∫     = 16 ∫ ∫  

     

    = 16 ∫ 2    =

    16

    16

    = 26  Sehingga diperoleh = 6 2211  

    2211 1122 

    1122 6

    2112 1221 

    1221  2112  

      Menghitung Vektor Kekakuan Konduksi

    Untuk mendapatkan integral dari persamaan (3.18) dengan mengubah fungsi bentuk dalam

    koordinat

    , sehingga

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    15/28

      = ∫  

      = ∫

     

      = ∫ ∫

    [

    1 21 22 1 242 1

    2 ]

     

    Untuk memperoleh nilai integral pada matriks tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan pada masing-masing elemen.

    ∫ ∫ 1 2 ( 1 2)

    = ∫ ∫ ( 1 2 2 4)

     

    = ∫ 2 22 44 48  

    = ∫ 2

     

    = 2 = Untuk elemen yang lain,

    ∫ ∫ 2 (1 2)

    = ∫ ∫ ( 2 4)

     

    = ∫ 2

    2 4

    8

     

    = ∫ 2  = ∫ 2

     = 44  

    =4

    = Untuk elemen yang lain,

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    16/28

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    17/28

    Menghitung integral dari koefisien matriks menggunakan persamaan (3.8) dengan = ∫  −

    = ∫ 14

    1

    1

     

    = ∫ 2 1 −  = ∫ 2 2 −  = 2 4

     

    = (2 4 ) ( 2 4 ) 

    =  

    ∫  − = ∫ 14 1 1 −  = ∫ 2 1 −  = ∫ 2 2 −  = 2 4

     

    = (2 4 ) ( 2 4 ) =  Sehingga diperoleh, = 1100 

    Jika menghitung sisi  maka = = 0. Sehingga persamaan diatas menjadi

    = ∫ 0

    0

    − 

    Menghitung integral dari koefisien matriks menggunakan persamaan (3.8) dengan =  ∫  − = ∫ 14 1 1 −  = ∫ 2 1 −  = ∫ 2 2 −  

    = 2

    4

     

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    18/28

      = 2 4 2 4  =  

    ∫  

    − = ∫ 14 1

    1

    − 

    = ∫ 2 1 −  = ∫ 2 2 −  = 2 4

     

    = 2 4 2 4  =

     

    Sehingga diperoleh, = 0110 Jika menghitung sisi  maka = = 0. Sehingga persamaan diatas menjadi

    = ∫ 00

    −  Menghitung integral dari koefisien matriks menggunakan persamaan (3.8) dengan

    =  

    ∫  − = ∫ 14 1 1 −  = ∫ 2 1 −  = ∫ 2 2 −  = 2 4

     

    = (2 4 ) ( 2 4 ) =  ∫  − = ∫ 14 1 1 −  = ∫ 2 1 −  = ∫ 2 2 −  = 2 4  

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    19/28

      = (2 4 ) ( 2 4 ) =  Sehingga diperoleh,

    = 0011 Jika menghitung sisi  maka = = 0. Sehingga persamaan diatas menjadi

    = ∫ 00

    −  Menghitung integral dari koefisien matriks menggunakan persamaan (3.8) dengan =

     

    ∫  − = ∫ 14 1 1 −  = ∫ 2 1 −  = ∫ 2 2 −  = 2 4

     

    = 2 4 2 4  

    =  ∫  − = ∫ 14 1 1 −  = ∫ 2 1 −  = ∫ 2 2 −  

    = 2

    4

     

    = 2 4 2 4  =  Sehingga diperoleh,

    = 1001 Jadi, persamaan akhir diperoleh

    = −

     

    = −  

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    20/28

    3.6 Simulasi dan Analisis Hasil

    Berdasarkan hasil perhitungan tampak terlihat titik-titik suhu setiap nodenya. Semakin

     besar mempartisi elemen semakin pula tampak terlihat jelas penyebaran aliran panas pada

    dinding homogen. Artinya, diskritisasi domain diperbanyak menjadi elemen-elemen yang

    sangat kecil.

    Berikut listing program penyebaran aliran panas 2-dimensi pada dinding homogen dengan

    kondisi tengah berlubang menggunakan elemen segiempat, sebagai berikut :

    clear all;

    clc;

    disp('--------------------------------------------------------------

    ---------------------------------------');

    disp('--------------------------------------------------------------

    ---------------------------------------');

    disp(' TUGAS METODE ELEMENHINGGA'  );

    disp('"Penyebaran Aliran Panas 2-Dimensi dengan Kondisi Tengah

    Berlubang Menggunakan Elemen Segiempat Linear"');

    disp('Nama Kelompok : 1. Resi Arumin Sani

    1212100039 ');

    disp(' 2. Muhammad Samsul Maarif

    1212100064 ');

    disp(' 3. Nihaya Alivia Coraima Dewi

    1212100064 ');

    disp('--------------------------------------------------------------

    ---------------------------------------');

    disp('-----------------------------------------------------------------------------------------------------');

    % PARAMETER-PARAMETER 

    Ktermal = 0.5;

    q = 1000;

    p = 25;

    Tawal = 100;

    Takhir = 200;

    l = 20;

    % MATRIKS DAN VEKTOR PEMBANGUN 

    M1 = [2 -2 -1 1;-2 2 1 -1;-1 1 2 -2;1 -1 -2 2];M2 = [2 1 -1 -2;1 2 -2 -1;-1 -2 2 1;-2 -1 1 2];

    f = [1;1;1;1];

    f1 = [1;1;0;0];

    f2 = [0;1;1;0];

    f3 = [0;0;1;1];

    f4 = [1;0;0;1];

    % ALGORITMA PROGRAM 

    bagiX=input('Masukkan nilai domain sumbu-x : ');

    bagiY=input('Masukkan nilai domain sumbu-y : ');

    a = l/(2*bagiX);b = l/(2*bagiY);

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    21/28

    jum.nodel = 4;

    jum.elemen = bagiX*bagiY;

    jum.node = (bagiX+1)*(bagiY+1);

    K = zeros(jum.node);

    FQ = zeros(jum.node,1);

    FP = zeros(jum.node,1);

    k = Ktermal*(b/a)*(1/6)*M1+Ktermal*(a/b)*(1/6)*M2;

    fq = q*a*b*f;

    fp1 = p*b*f1;

    fp2 = p*a*f2;

    fp3 = p*b*f3;

    fp4 = p*a*f4;

    for i=1:bagiY

    for j=1:bagiX

    elemen = bagiX*(i-1)+j;

    node(elemen,1) = elemen+(i-1);

    node(elemen,2) = node(elemen,1)+1;

    node(elemen,3) = node(elemen,2)+bagiX+1;

    node(elemen,4) = node(elemen,3)-1;

    for p=1:4

    m = node(elemen,p);

    for q=1:4

    n = node(elemen,q);

    K(m,n)=K(m,n)+k(p,q);

    end 

    end 

    end 

    end 

    KG=K;

    for i=1:bagiY

    for j=1:bagiX

    elemen=bagiX*(i-1)+j;

    if i==1 && (j>=1 && j=2 && i

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    22/28

      KG(s,s)=1;

    FQ(s,1)=Takhir;

    end 

    end 

    if i==bagiY && (j>=1 && j

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    23/28

      end 

    end 

    end 

    TT

    figure(1)

    contourf(x,y,TT);

    figure(2)

    surf(x,y,TT);

    xlabel('x');

    ylabel('y');

    colormap(jet);

    colorbar;

    beta = 0.05;

    brighten(beta);

    Hasil runningnya adalah

      Jika untuk domain 5 × 5 (25 elemen 36 node):

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    24/28

     

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    25/28

      Jika untuk domain 50× 50 (2500 elemen 2601 node):

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    26/28

    Jika ditampilkan dalam bentuk GUI, sebagai berikut :

    Hasil suhu diatas merupakan penyebaran aliran panas dari suhu 100 ℃  sampai 200 ℃ dengan diskiritisasi domain 5 × 5  menjadi 25 elemen dengan 36 node dengan masukkan

     parameter-parameter yang sesuai.

    Dan bentuk grafiknya dengan menekan tombol Tampil pada tampilan GUI tersebut, hasilnya

    seperti berikut :

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    27/28

     

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari tentang laju perpindahan panas diantara

    material/benda karena adanya perbedaan suhu (panas dan dingin). Perpindahan panas terjadi

    karena adanya perbedaan suhu. Panas akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat

    yang suhunya lebih rendah. Berdasarkan dari hasil simulasi dan analisis bahwa semakin banyak

    mempartisi atau membagi domain menjadi elemen segiempat yang lebih banyak maka akan

    tampak terlihat jelas proses aliran penyebaran panas pada setiap nodenya. Begitu juga

    sebaliknya, semakin kecil atau semakin sedikit membagi domain maka akan tampak proses

    aliran penyebaran panas agak kasar. Untuk kasus penyebaran aliran panas 2-dimensi pada

    dinding homogen dengan kondisi tengah berlubang dengan diberikan suhu awal 100 ℃ hingga200 ℃ dan suhu ditengah bernilai 0 ℃ sehingga penyebaran suhu fluktuatif yaitu penyebaransuhu disekitar tengah dinding akan cenderung turun menuju 0 ℃ dan selanjutnya akan kembalinaik ke suhu 200 ℃.

    Dalam diskritisasi domain menjadi 25 elemen dengan 36 node, diperoleh nilai-nilai suhu

     pada setiap elemen nodenya sebagai berikut : =  100100100100100150

    10078.6964.7574.59117.39200

    10064.7500114.54200

    10074.5900124.38200

    100117.39114.54124.38156.09200

    150200200200200200

     

  • 8/17/2019 Tugas Kelompok MEH

    28/28

    BAB V

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Segerlind, L.J. 1984. Applied Finite Element Analysis, 2th ed. Canada: John Wiley andSons, Inc.

    [2] Rachmawati, V. 2015. “ Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat

     Menggunakan Metode Elemen Hingga”. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol.4. Jurusan

    Matematika ITS. Surabaya

    [3] Haqqul, M.N. 2015. “Simulasi Aliran Air pada Pintu Air Menggunakan Metode Elemen

     Hingga”. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol.4. Jurusan Matematika ITS. Surabaya

    [4] Buchori, L. 2004. Perpindahan Panas Bagian I. Semarang

    [5] Versteeg, H.K. dan Malalasekera, W. 2006. An Introduction to Computational Fluid

    Dynamics. USA