32
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.J DENGAN PENYAKIT ASMA DIRUANG SAKINAH RUMAH SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA Disusun oleh : MISTIA NINGSIH YAYASAN PENDIDIKAN ETAM MEMBANGUN SMK FARMASI SAMARINDA JURUSAN KEPERAWATAN 2013

Tugas kesol (asma) mistia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas kesol (asma)  mistia

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.J DENGAN PENYAKIT ASMA

DIRUANG SAKINAH RUMAH SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY

YOGYAKARTA

Disusun oleh :

MISTIA NINGSIH

YAYASAN PENDIDIKAN ETAM MEMBANGUN

SMK FARMASI SAMARINDA

JURUSAN KEPERAWATAN

2013

Page 2: Tugas kesol (asma)  mistia

BAB 1

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TEORI PENYAKIT

1. PENGERTIAN

Tidak ada definisi asma yang diterima secara universal, asma merupakan penyakit

paru obstruktif, difusi dengan (1) hiperreaktifitas jalan nafas terhadap berbagai

rangsangan dan (2) tingginya tingkat reversibilitas proses obstruktif, yang dapat terjadi

secara spontan atau sebagai akibat pengobatan dikenal juga sebagai penyakit jalan nafas

reaktif kimplek asma mungkin mencakup bronchitis mengi, mengi akibat virus dan asma

terkait atopik. (Waldo E. Nelson, MD 2000).

Asma adalah penyakit obstruktif dapat pulih dicirikan oleh peningkatan reaktifitas

trakea dan bronkus terhadap rangsangan, dimanifestasikan oleh mengi dan dispnea;

penyempitan karena kombinasi bronkospasme, pembengkakan mukosa dan peningkatan

sekresi. (Susan Martin Tucker, 1998).

Asma adalah penyakit obstruksi saluran pernafasan yang bersifat reversible dan

berbeda dari obstruksi pernafasan lain seperti pada penyakit empisema maupun bronchitis

kronis yang bersifat ireversibel dan kontinyu. (Reeves, 1999).

Asma merupakan penyakit obstruksi pada jalan nafas yang bersifat reversible,

dimana terjadi penyempitan pada saluran pernafasan akibat adanya inflamasi dan

hiperresponsif pada bronki.

Page 3: Tugas kesol (asma)  mistia

2. ETIOLOGI

Belum diketahui secara jelas, factor pencetus (menurut dr. Muhardi Muhiman, 1998)

adalah :

a. Reaksi alergi (Reeves, 2000)

Terhadap debu, asap, produl, pembersih, bau, udara dingin, ispa dan stres.

b. Keturunan (Reeves, 2000)

Infeksi bakteri atau virus pada saluran pernafasan. Kondisi yang memperburuk

keadaan klinis pada penderita yang lama adalah :

1) Penghentian pemakaian obat-obatan bronkodilator secara menerus

2) Pemakaian bronkodilator yang tidak benar

3) Pemakaian sedative yang berlebihan

3. PATOFISIOLOGI

Asma adalah obstruksi jalan nafas divus reversibel. Obstruksi disebabkan oleh satu atau

lebih dari :

a. Kontraksi otot–otot yang mengelilingi bronkhi, yang menyempitkan jalan nafas.

b. Pembengkakan membran yang melapisi bronkhi.

c. Pengisian bronkhi dengan mukus yang kental

d. Otot – otot bronkhial dan kelenjar mukosa membesar, sputum yang kental banyak

dihasilkan dan alfeoli menjadi hiperinflamasi, dengan udara terperangkap didalam

jaringan paru.

Page 4: Tugas kesol (asma)  mistia

Beberapa individu dengan asma mengalami respons imun ang buruk terhadap

lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sek mast

dalam paru. Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan

antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti

histamin, bradikinin, dan prostaglanin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi

lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini, dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos

dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan bronkospasme, pembengkakan membran mukosa,

dan pembentukan mukus yang sangat banyak.

Sistem saraf otonom mempersarafi paru. Tonus otot bronkial di atur oleh impuls

saraf vagalmelalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik atau nonalergik, ketika ujung

sarap pada jalan nafas di rangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok,

emosi, dan polutan, jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat.

4. TANDA DAN GEJALA

a. Cold dengan rhinorrhea disertai ; iritabilitas, batuk, takipnea, mengi

b. Distres respirasi pada waktu atau segera sesudah makan

c. Kelainan pada roentgenogram

d. Jalan nafas obstruktif pada usia awal (30 % < 1tahun dan 50-55 % < 2 tahun)

e. Kelenjar mukosa hyperplasia

f. Penyempitan jalan nafas

g. Kurang kelenturan statis paru-paru

h. Kerangka iga lentur

i. Kurang jumlah serabut otot

Page 5: Tugas kesol (asma)  mistia

j. Kurang ventilasi kolateral

5. MANIFESTASI KLINIS

Pada anak yang rentan, inflamasi di saluran nafas ini dapat menyebabkan

timbulnya episode mengi berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, khusunya

pada malam hari atau dini hari. Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan

jalan nafas yang luas namun bervariasi, yang sebagian besar bersifat reversible baik

secara spontan maupun dengan pengobatan. Gejala dan serangan asma biasanya timbul

bila pasien terpajan factor pencetus yang sangat beragam dan bersifat individual.

6. KLASIFIKASI ASMA

Menurut GINA (Global Inisiatif for Asma) diikuti Heru Sundaru, 2000.

a. Asma Intermitten

Gejala klinis : kambuhan < 1-2 x seminggu, gejala asma pada malam hari < 2 x

sebulan, eksaserbi dapat mengganggu aktivitas tidur.

b. Asma persisten ringan

Gejala klinis : kambuhan 1-2 x seminggu, tetapi < 1 x/hari, gejala asma malam hari >

2 x sebulan, eksaserbasi dapat mengganggu aktivitas tidur.

c. Asma persisten sedang

Setiap hari sesak nafas atau kambuh. Gejala asma malam hari > 1 x seminggu,

eksaserbasi mengganggu aktivitas dan tidur.

1) Asma persisten berat

Page 6: Tugas kesol (asma)  mistia

2) Kambuhan sering, gejala sesak terus menerus atau continue. Gejala asma malam

hari sering, aktivitas fisik terbatas karena asma.

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Riwayat penyakit atau pemeriksaan fisik

b. Foto rontgen dada

c. Pemeriksaan fungsi paru : menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil

biasanya meningkat dalam darah dan sputum

d. Pemeriksaan alergi (radioallergosorbent test ; RAST)

e. Analisa gas darah – pada awalnya pH meningkat, PaCO2 dan PaO2 turun (alkalosis

respiratori ringan akibat hiperventilasi ); kemudian penurunan pH, penurunan PaO2

dan peningkatan PaCO2 (asidosis respiratorik)

8. POTENSI KOMPLIKASI

a. Edema pulmoner

b. Gagal pernafasan

c. Status asmatikus

d. Pneumonia.

Page 7: Tugas kesol (asma)  mistia

9. PENATALAKSAAN

Pasien denga asma kambuhan harus menjalani pemeriksaan mengidentivikasi

substansi yang mencetuskan terjadinya serangan. Penyebab yang mungkin dapat saja

bantal, kasur, pakaian jenis tertentu, hewan peliharaan, deterjen, sabun, makanan, jamur,

dan serbuk sari. Jika serangan berkaitan dengan musim, maka serbuk sari dapat menjadi

dugaan kuat. Upaya harus dibuat untuk menghindari agen penyebab kapan saja

memungkinkan.

Komplikasi asma dapat mencakup status asmatikus, frektur iga, pneumonia, dan

atelataksis. Obstruksi jalan nafas terutama selama asmatik akut sering mengakibatkan

hipoksemia membutuhkan pemberian oksigen dan pemantauan gas darah arteri. Cairan

diberikan karena individu dengan asma mengalami dehidrasi akibat diaforesis dan

kehilangan cairan tidak kasat mata dengan hiperventilasi.

Page 8: Tugas kesol (asma)  mistia

BAB 2

TINJAUAN KASUS

A. Karakteristik demografi

Tempat : Ruang Sakinah, R.S At-Turots Al-islamy,Yogyakarta

Hari : Rabu, 04 Agustus 2010

Waktu : 08.00.

1. Biodata

Identitasa pasien

Nama : Tn. J

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 70 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Pensiunan TNI AL

Pendidikan : SMA Bhayangkara Yogyakarta

Alamat : Pare 3, Sidoluhur, Godean, Sleman.

Suku : Jawa

No. RM : 34.862

Diagnosa medis : Asma

Tanggal pengkajian : 04-Agustus-2010

Page 9: Tugas kesol (asma)  mistia

2. Penanggung jawab

Nama : Ny. M

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 65 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SMP

Alamat : Pare 3, Sidoluhur, Godean, Sleman.

Agama : Islam.

Suku : Jawa

Hubungan dengan pasien : Istri pasien

3. Riwayat kesehatan

a. Keluhan Utama

Pasien mengeluh sesak nafas.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Pada tanggal 01 agustus 2010, pada hari senin pagi bapak JM datang ke rumah

sakit at-turots al-islamy dengan keluhan sesak nafas dari 2 hari yang lalu, sudah

periksa ke puskesmas tapi masih belum juga sembuh, kemudian Bpk. JM datang ke

rumah sakit at-turots, dan didaptkan hasil pemeriksaan sementara TD : 120/80

mmHg, R : 30X/mnt, S : 38 C, N : 84X/mnt, terdapat sputum.

Page 10: Tugas kesol (asma)  mistia

c. Riwayat kesehatan dahulu

Penyakit yang pernah dialami : pasien pernah mengalami penyakit asma 2 bulan

yang, kemudian pasien periksa ke puskesmas dan sembuh.

Riwayat alergi : Debu

Imunisasi : Campak dan polio

Obat-obatan : -

d. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga klien ada juga yang menderita penyakit asma seperti klien yaitu nenek

klien.

e. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Klien tinggal di lingkungan bersih dan sehat, yang mana tempat tinggal pasien

masih di lingkungan pedesaan yang jauh dari kebisingan dan keramaian, jadi

kemungkinan pencemaran asap pabrik maupun kendaraan bermotor masih sangat

jarang ditemukan.

B. Pola Fungsi Kesehatan ( Gordon )

1. Persepsi Terhadap Kesehatan

Klien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya membeli obat

diwarung atau apotek. Jika pengobatan tersebut tidak berhasil baru berobat ke puskesmas

atau ke dokter.

Page 11: Tugas kesol (asma)  mistia

2. Pola Aktivitas Latihan

Aktivitas 0 1 2 3 4

Mandi √

Berpakaian √

Eliminasi √

Mobilisasi di

tempat tidur

Makan √

Keterangan :

0 : mandiri

1 : dibantu sebagian

2 : perlu bantuan orang lain

3 : dibantu orang lain dan alat

4 : tergantung / tak mampu

3. Pola Istirahat Tidur

a. Sebelum sakit : Klien tidur kurang lebih 8 jam per hari dan tidak mengalami

gangguan saat tidur. Klien tidak pernah tidur siang.

b. Saat sakit : Pola istirahat tidur sering terganggu karena sering merasakan

sesak nafas pada malam hari dan batuk – batuk.

Page 12: Tugas kesol (asma)  mistia

4. Pola Nutrisi Metabolik.

a. Sebelum sakit : Klien makan 3 x sehari dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk,

dan dengan komposisi penuh. Klien minum 8 gelas per hari dan

terkadang minum susu.

b. Saat sakit : Pasien mengatakan mudah merasa kenyang sesaat setelah

mengunyah makanan dan merasa tidak mampu dalam

mengunyah makanan, Pasien mengatakan tidak nafsu makan.

5. Pola Eliminasi

a. Sebelum sakit : Eliminasi normal, BAK dan BAB tidak membutuhkan bantuan

orang lain.

b. Selama sakit : BAB dan BAK klien normal, tidak mengalami diare dan tidak

memerlukan bantuan orang lain untuk eliminasi.

6. Pola Kognitif Perseptual

a. Sebelum sakit : Status mental sadar, bicara normal dan pendengaran jelas.

Penglihatan tidak mengalami gangguan, respon terhadap cahaya

baik.

b. Selama sakit : Pasien mengatakan status mental klien sadar, berbicara normal

dan pendengaran jelas. Penglihatan tidak mengalami gangguan,

respon terhadap cahaya baik.

Page 13: Tugas kesol (asma)  mistia

7. Pola Konsep Diri.

a. Sebelum Sakit : Sebagai seorang kakek yang mempunyai 5 buah cucu dan sering

bermain dengan cucu-cucunya yang masih kecil setiap harinya

b. Saat Sakit : Berkurang dan kegiatan, aktivitasnya terganggu.

8. Pola Koping.

Apabila klien memiliki masalah biasanya sering bercerita dan meminta pertimbangan

kepada keluarganya.

9. Pola Seksual Reproduksi.

a. Sebelum sakit : Klien tidak pernah mengalami gangguan pada saat berhubungan

intim dengan istrinya.

b. Setelah sakit : Klien tidak pernah berhubungan intim dengan istrinya, karena

sakit.

10. Pola Peran Hubungan.

a. Sebelum sakit : Klien sudah menikah, aktivitas sehari-hari klien bagus dan tidak

mengalami gangguan.

b. Selama sakit : Klien sudah menikah, aktivitas klien masih dapat dikerjakan

meskipun sering merasa terganggu dengan penyakitnya.

Page 14: Tugas kesol (asma)  mistia

11. Pola Nilai dan Kepercayaan.

Klien beragama islam, selama sakit aktivitas ibadah klien tidak mengalami gangguan.

C. Pemeriksaan Fisik.

1. Tanda –Tanda Vital

Nadi : 90x / menit. (rentang normal 60-90 x / menit)

Suhu : 37 ºC. (rentang normal 36 ºC-37 ºC)

Tekanan darah : 110 / 70 mmHg. (rentang normal 130-70 mmHg)

Pernafasan : 30 x / menit. (16-24x / menit)

2. Keadaan umum

Kesan umum : Cukup

Wajah : Eksperesi datar

Kesadaran : Composmentis

Penafsiran umum : 54 tahun.

Bentuk badan : Ideal

Bicara : Pelan & lemah

Cara bergerak : Pasien dapat bergerak secara aktif

3. Kulit, Rambut, dan Kuku.

a. Inspeksi

Warna kulit : Sawo matang

Lesi : Tidak ada

Page 15: Tugas kesol (asma)  mistia

Jumlah rambut : Agak jarang, sudah ubanan

Waran kuku : Putih kemerahan

Bentuk kuku : Sudut 160 º

b. Palpasi

Suhu : 37 ºC.

Kelembapan : Tidak ada

Tekstur : Kasar

Turgor : Elastisitas / mobilitas baik, apabila dicubit maka kurang dari 2

detik akan kembali ke warna semula

Edema : Tidak ada

4. Kepala

a. Inspeksi

Bentuk wajah : Simetris antara kanan & kiri

Rambut : Lurus, jumlah rambut agak jarang, sudah ubanan.

Kulit kepala : Tidak ada lesi, tidak berketombe

b. Palpasi

Kulit kepala : Tidak ada nyeri tekan.

Deformitos : Tidak ditemukan kelainan pada tulang kepala.

Page 16: Tugas kesol (asma)  mistia

5. Mata

a. Inspeksi

Tampak : Cowong

Bentuk bola mata : Bulat

Kelopak mata : Tidak menutupi pupil dan skelera

Konjungtiva : Anemis

Skelera : Putih porcelain.

Kornea : Hitam berkilau, transparan, dan halus.

Iris : Warna coklat.

Lensa : -

Gerakan : Kedua mata bergerak sama pada satu arah tatapan.

Lapang pandang : Luas.

Visus : -

b. Palpasi

Tekanan bola mata : Tidak ada nyeri tekan.

6. Telinga dan Hidung

a. Inspeksi

Bagian luar : Bersih, warna serasi seperti warna kulit tak ada lesi.

Bagian dalam : Bersih, tidak ada kotoran

Ingus : Tidak ada

Pendarahan : Tidak ada

Penyumbatan : Tidak ada

Page 17: Tugas kesol (asma)  mistia

b. Palpasi

Septum : tidak ada nyeri tekan

Sinus-sinus : tidak ada nyeri tekan.

7. Mulut

a. Inspeksi

Bibir : warna agak hitam, tidak sumbing, tak ada lesi.

Gigi : warna putih, taka ada tumor pada gusi, gigi masih lengkap

Lidah : simetris, tak ada lesi, warna merah muda.

Mucosa : kering

b. Palpasi

Pipi : tak ada nyeri,tak ada lesi.

Palatum : tak ada pembengkakan dan fisura.

Dasar mulut : tak ada pembengkakan.

Lidah : tak ada lesi, tak ada nyeri tekan.

8. Leher.

a. Inspeksi

Bentuk leher : simetris.

Warna kulit : sama dengan warna kulit sekitarnya (sewo matang).

Edema : tak ada.

Gerakan : flexi dan ekstensi normal.

Page 18: Tugas kesol (asma)  mistia

b. Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada kelenjar limfe

Tidak ada nyeri tekan pada kelenjar tiroid.

Tidak ada nyeri tekan pada trakea.

9. Dada dan Paru-paru

a. Inspeksi

Bentuk : normochest (anter-poster dengan transeversal 1:2).

Kulit : serasi dengan warna kulit sekitarnya.

Payudara : tak ada tumor.

Frekuensi dan Irama : irama nafas abnormal, terlihat dispnea

b. Palpasi

Benjolan / masa tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi (bunyi)’

Pengembangan dada : Inspirasi dan Ekspirasi sama

c. Perkusi : terdengar suara redup

d. Auskultasi : wheezing, orthopnea,

10. Jantung

a. Inspeksi : tak ada edeme, lesi

b. Palpasi : tak ada nyeri tekan pada costa 4,5 sinistra.

c. Perkusi : terdengar bunyi redup

d. Auskultasi : S1 & S2 terdengar normal (lup,dup).

Page 19: Tugas kesol (asma)  mistia

11. Abdomen

a. Inspeksi

Bentuk : simetris

Distensi : kelenturan perut normal

Kontur Permukaan : keriput

Penonjolan : tak ada

b. Auskultasi

Peristaltik usus : 20x / permenit

Bising arteri : tak ada

Bising vena : tak ada

c. Palpasi : tak ada nyeri tekan

d. Perkusi : terdengar bunyi tympani.

12. Ektremitas.

a. kekuatan otot otot 4 4

4 4

b. Tak ditemukan adanya edema perifer.

c. Ujung jari baik kaki maupun tangan masih lengkap.

Page 20: Tugas kesol (asma)  mistia

13. Pemeriksaan penunjang

a. Riwayat penyakit atau pemeriksaan fisik

b. Foto rontgen dada

c. Pemeriksaan fungsi paru : menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil

biasanya meningkat dalam darah dan sputum

d. Pemeriksaan alergi (radioallergosorbent test ; RAST).

e. Analisa gas darah – pada awalnya pH meningkat, PaCO2 dan PaO2 turun (alkalosis

respiratori ringan akibat hiperventilasi ); kemudian penurunan pH, penurunan PaO2

dan peningkatan PaCO2 (asidosis respiratorik)

14. Program terapi

(Berdasarkan resep yang jelas terbaca)

a. Dexametason :

Untuk mencegah reaksi alergi, menurunkan berat dan frekwensi spasme jalan nafas.

b. Dextrometofan :

Untuk menekan batuk menetap agar hemat energi dn pasien dapat istirahat

c. Meal planning dan istirahat cukup

d. Megurangi beban stress, pasien diusahakan rileks.

Page 21: Tugas kesol (asma)  mistia

15. Penatalaksanaan.

Pasien dengan asma kambuhan harus menjalani pemeriksaan mengidentivikasi

substansi yang mencetuskan terjadinya serangan. Penyebab yang mungkin dapat saja

bantal, kasur, pakaian jenis tertentu, hewan peliharaan, deterjen, sabun, makanan, jamur,

dan serbuk sari. Jika serangan berkaitan dengan musim, maka serbuk sari dapat menjadi

dugaan kuat. Upaya harus dibuat untuk menghindari agen penyebab kapan saja

memungkinkan.

Komplikasi asma dapat mencakup status asmatikus, frektur iga, pneumonia, dan

atelataksis. Obstruksi jalan nafas terutama selama asmatik akut sering mengakibatkan

hipoksemia membutuhkan pemberian oksigen dan pemantauan gas darah arteri. Cairan

diberikan karena individu dengan asma mengalami dehidrasi akibat diaforesis dan

kehilangan cairan tidak kasat mata dengan hiperventilasi.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

1. Data Fokus

Data subyektif Data obyektif

1. Pasien merneluh sesak nafas

- Pasien mengatakan agak susah

bernapas

- Pasien mengatakan agak susah

berbicara karena jalan nafasnya

agak terhambat.

Wheezing.

- Orthopneu.

- Terdapat sputum.

Page 22: Tugas kesol (asma)  mistia

2. Pola istirahat tidur sering terganggu

karena sering merasakan sesak nafas

pada malam hari dan batuk – batuk.

3. Pasien mengatakan mudah merasa

kenyang sesaat setelah mengunyah

makanan dan merasa tidak mampu

dalam mengunyah makanan.

4. Pasien mengatakan tidak nafsu makan.

Pasien mengatakan hanya tidur 4 jam.

- Mata cowong.

- Konjungtiva anemis.

- Mucosa kering.

- Konjungtiva pucat

- Warna kulit terlihat pucat.

2. Analisa Data

Dx Tgl Sympton Problem Etiologi

1 01.08.

10

Ds :

- Pasien merneluh sesak nafas

- Pasien mengatakan agak susah

bernafas.

- Pasien mengatakan agak susah

berbicara karena jalan nafasnya

agak terhambat.

Bersihan

Jalan Nafas

Tidak Efektif

Asma

Page 23: Tugas kesol (asma)  mistia

Do :

- Wheezing.

- Orthopneu.

- Terdapat sputum.

2 01.08.

10

Ds :

- Pasien mengatakan mudah

merasa kenyang sesaat setelah

mengunyah maka nan dan

merasa tidak ma mpu dalam

mengunyah makanan.

- Pasien mengatakan tidak nafsu

makan.

Do :

- Mucosa kering

- Konjungtiva pucat.

Nutrisi

Kurang Dari

Kebutuhan

Tubuh

Tidak

mampu

dalam

memasukan

makanan.

3 01.08.

10

Ds :

- Pola istirahat tidur sering

terganggu karena sering

merasakan sesak nafas pada

malam hari dan batuk – batuk.

Gangguan

Pola Tidur

Napas

pendek

Page 24: Tugas kesol (asma)  mistia

Do :

- Tidur hanya 4 jam / hari

- Mata agak cowong.

- Konjungtiva anemis

4 01.08.

10

Ds :

- Pasien megneluh sesak nafas

- Pasien mengatakan agak susah

bernafas.

Do :

- Pasien sering terlihat meme

gangi dadanya.

Nyeri Akut

Agen

Cidera

Biologis

3. Prioritas Masalah

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan asma.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Tidak mampu dalam

memasu kkan, mencerna mengabsorsi ma kanan.

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan napas pendek.

Page 25: Tugas kesol (asma)  mistia

E. RENCANA INTERENSI

No.

Dx

Tgl

Tujuan (NOC)

Tindakan

(NIC)

Rasional

1

01.

08.

10

Setelah dilakukan Askep

selama 3x24 jam jalan nafas

menjadi efektif degan kriteria :

- tidak ada sekresi lender

- Respirasi 18-20 x/menit

- Tidak ada retraksi otot bantu

bantu dada

- Melatih batuk

Efektis

- Vibrasi

Berikan air

Hangat

- Anjurkan

banyak minum

air

- Dengan melatih batuk

efektif dan vibrasi dapat

menghilangkan sekresi

lender

- Dengan pemberian air

hangat anjurkan banyak

minum secret menjadi

encer berupa derajat

spasme bronkus terjadi

dengan obstruksi nafas

dan dapat

dimanifestasikan

adanya bunyi nafas

-

2

01.

08.

10

Setelah dilkukan askep selama

3x24 kebutuhan nutrisi

terpenuhi dan criteria

- BB naik

- Nafsu makan naik

- Kaji kebiasaan

diet, evaluasi

BB dan ukuran

tubuh

- Berikan

makan porsi

- Pasien distress

pernafasan sering

muntah karena produksi

spuntum dan obat

- Meningkatkan

masukan kalori,

Page 26: Tugas kesol (asma)  mistia

keciltapi

sering

- Timbang BB

- Konsultasi

denganahl gizi

/ tim medis

yang lain

- Berikan oral

care secara

teratur

menurunkan

kelemahan. Untuk

menentukan kebutuhan

kalori di dasarkan pada

kebutuhan individu

- Rasa tak enak mau

mencegah nafsu makan

dan membuat mual dan

muntah dengan

peningkatan kesulitan

nafas

3 01.

08.

10

Asuhan keperawatan selama

3x24 jam nyeri akan hilang

dengan criteria hasil :

- Nyeri pasien terkontrol

- Aktivitas pasien meningkat,

-Pasien bisa istirahat

- Berikan

tindakan

nyaman

(perubahan

posisi, latihan

nafas)

- Menekan dada

selama batuk

-

- Menghilangkan

ketidaknyamanan

- Mengontrol

ketidaknyamanan dada

sementara

- Meningkatkan

keefektifan paya batuk

-

4 01.

08.

10

Setelah dilakukan tindakan

asuhan keperawatan selama 3

x24 jam, tidur menjadi nyaman

- Jelaskan

pentingnya

istirahat dan

- Tirah baring diperlukan

unuk menurunkan

kebutuhan metaolik,

Page 27: Tugas kesol (asma)  mistia

dengan kriteria :

- Kelelahan dan kelemahan

menurun

- Aktivitas meningkat

- Tidur menjadi nyaman

perlunya

keseimbangan

aktivitas dan

istirahat

- Bantu pasien

memilih posisi

nyaman untuk

istirahat / tidur

-Bantu aktivitas

perawatan diri

yang

diperlukan

- Bantu posisi

tidur semi

fowler (1/2

duduk)

meghemat energi

- Pasein mungkin

nyaman dengan kepala

tinggi / menunduk ke

depan meja atau bantal,

mungkin nyaman tidur

di kursi

- Meminimalkan

kelelahan dan

membantu

keseimbangan suplay

kebutuhan O2

- Posisi semi fowler

akan mempermudah

pernafasan. Orang

yang distress berat

akan mencari posisi

yang paling nyaman

untuk dapat bernafas

Page 28: Tugas kesol (asma)  mistia

F. IMPLEMENTASI

No.Dx Tgl Tindakan Respon

1

01-

08-

2010

- Melatih batuk efektif

- Vibrasi

- Berikan air hangat dan anjurkan

banyak minum. Auskultasi bunyi

nafas.

- Pertahankan keadaan lingkungan

minimum

- bisa megeluarkan secret

(sering dan berwarn putih

dan agak encer)

- pasien bisa bernafas

normal 20 x/menit

2

02-

08-

2010

- Kaji kebiasaan diet, evaluasi BB

dan ukuran tubuh

- Berikan makan porsi kecil tapi

sering

- Timbang BB

- Konsultasi dengan ahli gizi/tim

medis yang lain

- Berikan oral care

- nafsu makan meningkat

4x1 (setengah porsi habis)

3

03-

08-

2010

- Berikan tindakan nyaman

(perubahan posisi, latihan nafas)

- Menekan dada selama nafas

berlangsung

- saat batuk, dada tidak

begitu nyeri, pasien

nyaman denganposisi semi

fowler

Page 29: Tugas kesol (asma)  mistia

4

04-

08-

2010

- jelaskan pentinya istirahat dan

perlunya keseimbangan antara

aktivitas dan istirahat

- Bantu memilih posisi nyaman untuk

tidur atau istirahat

- Bantu aktivitas perawatan diri

yang diperlukan

- tidur nyaman,jarang

terbangun

Page 30: Tugas kesol (asma)  mistia

E. EVALUASI

Tgl NO.Dx Catatan Perkembangan Paraf

04-

08-

10

1

S : Saya merasa lea dan bisa bernafas (setelah diberi air

hangat)

Sering mengeluarkan secret (setelah vibrasi dan

latihan batuk efektif)

O : Pasien bernafas 22 x/menit

Sekret warna putih agak encer

A : Tujuan tercapai sebagian

P : Lanjutkan perawatan melebarkan jalan nafas

2

S : Saya ingin makan terus tapi tidak habis

O : Makan 4 x 1 (setengah porsi)

A : Tujaun tercapai sebagian

P : Pantau menu pasien dan lanjutkan pengobatan

3

S : Saya merasa nyeri dada

O : Tangan diletakkan di atas dada, pasien terlihat

mengernyitkan dahi dan mengaduh

A : Tujuan tercapai sebagian

P : Kaji ulang tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri

dan lanjutkan pengobatan

Page 31: Tugas kesol (asma)  mistia

4 S : Saya nyaman dnegan posisi tidur semi fowler

O : Wajah tampak segar, nafas normal

A : Tujuan tercapai

P : Pertahankan kondisi pasien

Page 32: Tugas kesol (asma)  mistia

DAFTAR PUSTAKA

Suratno . 2007.penyakit asma . (www. Info-sehat.Com).31 Desember 2007.

Priharjo Robert, 2006, Pengkajian fisik keperawatan, EGC, jakarta,

Santosa Budi, 2005-2006, panduan diagnosa keperawatan nanda, Prima medika.