70
TUGAS KEWARGANEGARAAN “Fakta yang berlangsung dalam pengamalan pancasila di dalam penyelenggaraan Negara” Pancasila sebagai dasar filsafat Negara terdapat 5 (lima) sila: 1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA 2. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB 3. SILA PERSATUAN INDONESIA 4. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN 5. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA MAKNA PENTING PANCASILA BAGI BANGSA INDONESIA Meskipun di Indonesia sudah pernah berdiri berbagai Negara atau kerajaan dan pemerintahan yang hidup sebelum bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain, namun belum ada satupun yang mempunyai undang – undang dasar, apalagi dasar filsafat Negara. Di dalam masa penjajahan yang cukup lama bangsa Indonesia tidak mempunyai kesempatan yang banyak untuk mempelajari dan meneliti kekayaan kebudayaannya sendiri. Meskipun mendapat berbagai pengaruh baik yang bersifat material maupun non material dan perlakuan yang tidak adil dari kaum penjajah, namun bangsa Indonesia masih mampu tegak mempertahankan kebudayaannya sendiri.

Tugas Kewarganegaraan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Kewarganegaraan

TUGAS KEWARGANEGARAAN

“Fakta yang berlangsung dalam pengamalan pancasila di dalam penyelenggaraan Negara”

Pancasila sebagai dasar filsafat Negara terdapat 5 (lima) sila:

1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA2. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB3. SILA PERSATUAN INDONESIA4. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN

DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN5. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

MAKNA PENTING PANCASILA BAGI BANGSA INDONESIA

Meskipun di Indonesia sudah pernah berdiri berbagai Negara atau kerajaan

dan pemerintahan yang hidup sebelum bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain,

namun belum ada satupun yang mempunyai undang – undang dasar, apalagi dasar

filsafat Negara. Di dalam masa penjajahan yang cukup lama bangsa Indonesia tidak

mempunyai kesempatan yang banyak untuk mempelajari dan meneliti kekayaan

kebudayaannya sendiri. Meskipun mendapat berbagai pengaruh baik yang bersifat

material maupun non material dan perlakuan yang tidak adil dari kaum penjajah,

namun bangsa Indonesia masih mampu tegak mempertahankan kebudayaannya

sendiri.

Setelah bangsa Indonesia ditantang apakah dasarnya jika Indonesia merdeka,

maka Bung Karno sebagai putra Indonesia memberi jawaban yaitu pancasila. jawaban

tersebut merupakan hasil analisa dan abstraksi dari kebudayaan bangsa Indonesia

sendiri. Hal ini terbukti dapat menggerakkan setiap pemimpin bangsa Indonesia dan

menggerakkan hati mereka. Usul bung karno mendapat sambutan hangat yang

kemudian diterima secara bulat. Hal ini pulalah yang menghasilkan kebulatan tekad

bangsa Indonesia.

Page 2: Tugas Kewarganegaraan

Pancasila yang diusulkan oleh bung karno sebagai dasar filsafat Negara

Indonesia Merdeka ternyata dapat menggetarkan jiwa pemimpin – pemimpin dan

bahkan juga bangsa Indonesia menunjukkan bahwa pancasila adalah identitas bangsa

Indonesia (Sunoto, 1984 : 107).

Pendapat diatas menyatakan bahwa pancasila merupakan identitas bangsa

Indonesia yang bisa diartikan pula sebagai kepribadian bangsa Indonesia.

Kepribadian bangsa Indonesia sendiri dijabarkan sebagai sifat – sifat atau ciri – ciri

khusus yang dimiliki dan merupakan watak bangsa Indonesia. Ciri – ciri ini yang

membedakan antara bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Oleh karena unsur – unsur

Pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia dan terdapat didalam diri dan

kebudayaan bangsa Indonesia, maka kepribadian bangsa Indonesia tidak lain adalah

kepribadian pancasila.

Adanya kesamaan antara beberapa unsur dengan unsur yang dimiliki oleh

bangsa lain tidak dapat diartikan bahwa bangsa Indonesia mengambil sebagian unsur

dari bangsa lain. Begitu pula dengan adanya pengaruh dari luar ataupun sebaliknya

menunjukkan bahwa kepribadian memang berkembang tanpa mengurangi ciri khas

yag dimilikinya. Misalnya pada sila pertama yang digambarkan dengan perilaku

bangsa Indonesia yang bersikap jujur dan taat merupakan pengejawantahan unsur

Ketuhanan. Unsur tersebut keluar dengan sendirinya sehingga merupakan identitas

kepribadian bangsa Indonesia.

Makna yang selanjutnya yaitu pancasila sebagai dasar dan pedoman.

Dikatakan sebagai dasar berarti pancasila itu berperan sebagai pondasi atau landasan

tempat bertumpu bagi segala kegiatan bangsa Indonesia. Sehingga, dalam kehidupan

sehari – hari tidak boleh lepas apalagi menyimpang dari pancasila. seiring dengan

majunya jaman, inti unsur – unsur sila Pancasila tetap dan tidak mengalami

perubahan. Ini bukan berarti Pancasila yang tengah dijadikan dasar Negara tersebut

telah usang dan membutuhkan pembaharuan, tetapi dalam hal ini kandungan atau

makna – makna yang ada didalamnya adalah tetap.

Page 3: Tugas Kewarganegaraan

Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu

negara dan tercermin di dalam identitas nasional bukanlah barang jadi yang sudah

selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka dan

cenderung terus-menerus berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki

oleh masyarakat pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas nasional

merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan

fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.

Indonesia adalah negara yang plural, terdiri dari banyak suku, ras, bahasa

daerah, agama, sistem kepercayaan, kultur, subkultur, dan sebagainya. Walaupun

demikian, para pemuda pada tahun 1928 merasa senasib dan sepenanggungan;

mereka merasa sebangsa dan setanah air. Mereka juga mendeklarasikan Bahasa

Indonesia (Bahasa Melayu yang sudah disempurnakan dan dipakai di seluruh

Nusantara sebagai bahasa dagang) sebagai bahasa persatuan. Para bapak pendiri

bangsa kita pun menyadari hal ini. Maka diciptakan sebuah sistem filsafat yang

sekiranya dapat menjembatani segala keanekaragaman tersebut, sistem filsafat yang

sebenarnya sudah berurat-berakar dalam hati sanubari, adat-istiadat, dan kebudayaan

Nusantara, bahkan jauh sejak masa Nusantara kuna (400-1500 M). Sistem filsafat itu

adalah manifestasi kemanusiaan Indonesia.

Kelima sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai. Nilai-nilai

yang merupakan perasaan dari sila-sila Pancasila tersebut adalah: NILAI

KETUHANAN, NILAI KEMANUSIAAN, NILAI PERSATUAN, NILAI

KERAKYATAN, DAN NILAI KEADILAN. Nilai itu selanjutnya menjadi sumber

nilai bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara Indonesia.

Dalam filsafat Pancasila juga disebutkan bahwa ada 3 (tiga) tingkatan nilai,

yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.

1. Nilai dasar, yaitu nilai mendasari nilai instrumental. Nilai dasar adalah asas-asas

yang kita terima sebagai dalil yang bersifat sedikt banyak mutlak. Kita menerima

nilai dasar itu sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.

Page 4: Tugas Kewarganegaraan

2. Nilai instrumental, yaitu nilai sebagai pelaksanaan umum dari nilai dasar.

Umumnya berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan

terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme perkembangan zaman, baik dalam

negeri maupun dari luar negeri. Nilai ini dapat berupa Tap MPR, UU, PP, dan

peraturan perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan

ideologi Pancasila sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Nilai praktis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.

Nilai praktis sesungguhnya menjadi batu ujian, apakah nilai dasar dan nilai

instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral. Nilai-nilai dalam

Pancasila termasuk dala tingkatan nilai dasar. Nilai dasar ini mendasari nilai

berikutnya, yaitu nilai instrumental. Nilai dasar itu mendasari semua aktivitas

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai dasar bersifat fundamental

dan tetap.

Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan

keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini

menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, bukan bangsa yang

atheis. Pengakuan terhadap Tuhan diwujudkan dengan perbuatan untuk taat pada

perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya sesuai dengan ajaran atau tuntutan agama

yang dianutnya. Nilai ketuhanan juga memiliki arti bagi adanya pengakuan akan

kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada

paksaan serta tidak berlaku diskriminasi antar umat beragama.

MAKNA SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Setelah melakukan beberapa perundingan, Bung Hatta, selaku anggota PPKI,

dengan bijaksana merumuskan sila petama pancasila dengan frasa “Ketuhanan Yang

Maha Esa”. Karena terminologi “Ketuhanan” jauh lebih luas, dapat merangkum

segala penyebutan Sang ada pada tiap-tiap agama yang berbeda. Maknanya akan

Page 5: Tugas Kewarganegaraan

menjadi kerdil kata seandainya kita coba telaah dalam satu sudut pandang (dogma)

agama tertentu saja.

Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara

hak-hak asasi manusia, sebab kebebasan agama itu langsung bersumberkan kepada

martabat manusia sebagai mahluk Tuhan.

Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk

sosial, yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya.

Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya. Bangsa

Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing dimana

pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya. Agar tidak terjadi

pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya dikembangkan

sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama pemeluk agama

yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai ajaran

agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama kepada orang lain.

Toleransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu bercampur Dari

beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama dan

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain:

1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk

salah satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.

3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau

memaksa seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.

4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua umat

beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk

melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.

5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

6. Fungsi agama, Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain:

Agama sebagai sumber inspirasi.

Page 6: Tugas Kewarganegaraan

Bagi bangsa indonesia, agama dapat menjadi sumber inspirasi dalam

berbudaya baik yang berupa fisik maupun non fisik.

Sumber Moral.

Agama di Indonesia dapat memberikan dorongan batin maupun moral atau

akhlak yang baik bagi manusia. Pembangunan berjalan dengan baik karena

dilakukan dengan semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sumber Motovasi dan Inovasi

Agama dapat memberikan semangat dalam bekerja dan lebih kreatif serta

produktif. Pada gilirannya dapat pula mendorong tumbuhnya pembaharuan dan

penyempurnaan.

Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan Nasional.

Agama dapat mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap

aktifitas manusia baik individual maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan

adanya kesamaan dalam katakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa maupun

kebersamaan sebagai mahluk sosial, timbul rasa persatuan sebagai makhluk sosial

dengan demikian rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia akan terjadi dengan

sendirinya.

Selain uraian makna di atas, pancasila sila Ketuhanan Yang Maha Esa juga

memiliki arti dan juga makna sebagai berikut :

1. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan

yang Maha Esa.

2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah

menurut agamanya.

3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.

4. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.

5. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah

menurut agamanya masing-masing.

Page 7: Tugas Kewarganegaraan

6. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga

negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.

Sebagai bangsa Indonesia seharusnya menyadari betul bahwa negara kita

mempunyai prinsip untuk mengatur rakyatnya, demikian juga seharusnya prinsip itu

dimulai dari setiap individu bagaimana seharusnya individu itu berbuat sesuai dengan

norma norma yang berlaku di masyarakat. Setiap Agama mengajarkan kepada

umatnya tentang perintah dan larangan.

Menjalankan perintah - Nya dan menjauhi larangan - Nya. Kepercayaan dan

keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa hendaknya diikuti oleh ketakwaan

terhadap - Nya, yaitu dengan melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi

larangan - Nya. Keyakinan itu diantaranya adalah sebagai berikut:

Kita harus selalu menyembah Tuhan, karena Tuhanlah yang telah menciptakan

kita beserta seluruh alam semesta.

Dan juga Tuhanlah yang memelihara alam semesta.

Kita meyakini Tuhan Yang Maha Esa karena Tuhanlah yang telah

mengkaruniakan seluruh nikmat kepada setiap makhluk - Nya.

Kita meyakini bahwa alam semesta beserta isinya diatur oleh Tuhan yang Maha

Esa

Menjalankan perintah - Nya dan menjauhi larangan - Nya berarti: kita melakukan

perbuatan menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yang didasari oleh

keikhlasan untuk melakukannya. Keihklasan untuk menjalankan perintah - Nya

dan menjauhi larangan - Nya bagi umat beriman dan bertakwa bukan hanya

kewajiban, akan tetapi merupakan kebutuhan dan kebanggaan. Hal ini merupakan

pernyataan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi:

Page 8: Tugas Kewarganegaraan

Perintah secara vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut Hablum

Minallah yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa,

sedangkan untuk agama Kristen misalnya kebaktian.

Perintah secara horizontal, disebut juga dengan Hablum Minanas hubungan

dengan mahluk Tuhan terutama manusia dan alam sekitarnya, menjaga

lingkungan hidup atau pelestarian alam dan lain sebagainya.

Perintah Tuhan untuk menjauhi larangan - Nya antara lain sebagai berikut:

Tidak boleh mencuri, menggarong, merampok, malak, dan lain lain.

Tidak boleh minum minuman keras/mabuk-mabukan.

Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil Ectasy,Nipam,

Sabu-sabu dan lain sebagainya termasuk di dalamnya Narkotik atau Ganja.

Butir-butir Pengamalan Pancasila Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa

menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 45 butir pengamalan sebagai

pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Ketetapan ini kemudian dicabut dengan

Tap MPR no. I/MPR/2003.

1. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai

dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan

yang adil dan beradab.

2. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antra pemeluk

agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

3. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa

4. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang

menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Page 9: Tugas Kewarganegaraan

5. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai

dengan agama dan kepercayaanya masing masing.

6. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa kepada orang lain.

Dari butir-butir yang telah disebutkan di atas, telah di sebutkan bahwa dalam

kehidupan beragama itu tidak diperbolehkan adanya suatu paksaan. Setelah ketetapan

ini dicabut, tidak pernah dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir ini benar-

benar diamalkan dalam keseharian warga Indonesia.

Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk

sosial, yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya.

Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.

Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing -

masing dimana pemeluk melaksanakan ajaran agama sesuai dengan norma agamanya.

Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka

hendaknya dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati

sesama pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan

ibadah sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu

agama kepada orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama

yang satu bercampur aduk dengan ajaran agama lainnya.

Penerapan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Kehidupan Berbangsa

Saat Ini

Menjelang berakhirnya abad ke 20, dunia telah diguncang oleh berbagai

peristiwa yang tak terduga terjadi dan membawa perubahan – perubahan sangat

drastis serta spektakuler, yang menjungkir balikkan berbagai pra anggapan yang

sudah berakar puluhan tahun. Paska perang dingin telah meruntuhkan raksasa Uni

Soviet menjadi Negara – Negara kecil. Kegagalan Negara – Negara komunis

mengembangkan pembangunan yang meningkatkan kesejahteraan rakyat telah

Page 10: Tugas Kewarganegaraan

melumpuhkan konsep pembangunan berdasarkan ajaran komunis. Pola pembangunan

dengan perencanaan sentral, pola politik dengan kekuatan partai tunggal dan pola

kemasyarakatan yang terkontrol menderita keruntuhan untuk diganti dengan pola

baru.

Sejak reformasi, bangsa Indonesia sedang mengalami perubahan yang radikal.

Reformasi yang sebenarnya memiliki tujuan yang sangat mulia, ternyata telah

menghantarkan bangsa Indonesia pada dunia baru yang sama sekali berbeda dengan

sebelumnya, yaitu sangat terbuka dan liberal, ditengah suatu gelombang yang disebut

dengan globalisasi. Globalisasi tidak hanya berhasil mengubah selera dan gaya hidup

suatu masyarakat bangsa menjadi sama dengan bangsa lain, tetapi juga menyatukan

orientasi dan budaya menuju satu budaya dunia (world culture).

Salah satu dampak serius dari perubahan – perubahan tersebut adalah adanya

kecenderungan memudarnya nasionalisme bangsa Indonesia. Kecenderungan tersebut

timbul karena posisi nasionalisme bangsa Indonesia sedang berada dalam kisaran

tarik - menarik antara kekuatan arus perubahan global dengan kekuatan komitmen

kebangsaan dan ke Indonesiaan yang ingin dipertahankan oleh bangsa Indonesia.

Bangsa dan Negara kesatuan RI bersama Bangsa – bangsa modern memasuki era

globalisasi yang semakin meningkat dinamikanya, sehingga dapat menggoda serta

melanda semua bangsa – bangsa, apalagi terhadap bangsa yang tidak teguh kesetiaan

dan integritas nasionalnya. Merupakan fenomena aktual bahwa globalisasi

sesungguhnya membawa misi liberalisasi dengan pesan – pesan visi dan misi HAM

serta demokrasi, kebebasan dan keterbukaan.

Dengan demikian nampak bahwa pada setiap perubahan dapat menghasilkan

kemajuan ataupun kemunduran, hal ini sangat di pengaruhi oleh kesiapan dan

kemampuan masyarakatnya dalam melakukan perubahan itu serta pada kemampuan

para pemimpinnya dalam mengelola perubahan itu dan memberi keteladanan agar

terjadi kemajuan yang harmonis. Karena bayak bukti empirik menunjukka bahwa

masyarakat yang paternalistik, akan lebih cepat melakukan dan mengikuti perubahan

serta kemajuan bila ada keteladanan dari para pemimpinnya.

Page 11: Tugas Kewarganegaraan

Suatu aturan atau hukum yang sudah ditetapkan tentu mempunyai tujuan.

Dimana tujuan tersebut haruslah sesuai dengan kondisi yang tengah dialami dalam

kehidupan. Apalagi ini adalah ideology bangsa, identitas bangsa, , sudah barang tentu

dapat diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan tesebut dapat

berupa tindakan, sebagai berikut:

1. Membina Kerukunan Hidup Diantara Sesama Umat Beragama & Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Manusia selain merupakan mahluk ciptaan

Tuhan juga merupakan mahluk sosial, yang berarti bahwa manusia memerlukan

pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan

anggota masyarakat lainnya. Bangsa Indonesia yang beraneka agama,

menjalankan ibadahnya masing-masing dimana pemeluk melaksanakan

ajaranNya sesuai dengan norma agamanya. Agar tidak terjadi pertentangan antara

pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya dikembangkan sikap toleransi

beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesame pemeluk agama yang berbeda,

sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama masing-

masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama kepada orang lain. Tolenransi

beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu bercampur aduk dengan

ajaran agama lainnya.

2. Saling tolong menolong. Tidak perlu melakukan permusuhan ataupun

diskriminasi terhadap umat yang berbeda agama, berbeda keyakinan maupun

berbeda adat istiadat.

3. Hanya karena merasa berasal dari agama mayoritas tidak seharusnya bersikap

merendahkan umat yang berbeda agama ataupun membuat aturan yang secara

langsung dan tidak langsung memaksakan aturan agama yang dianut atau standar

agama tertentu kepada pemeluk agama lainya dengan dalih moralitas.

4. Tidak menggunakan standar sebuah agama tertentu untuk dijadikan tolak ukur

nilai moralitas bangsa Indonesia. Karena akan terjadi chaos dan timbul gesekan

antar agama. kalaupun penggunaan dasar agama haruslah mengakomodir standar

dari Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu bukan berdasarkan salah satu

Page 12: Tugas Kewarganegaraan

agama entah agama mayoritas ataupun minoritas. Sesungguhnya tidak ada agama

yang salah dan mengajarkan permusuhan. Seandainya ada penyelewengan dalam

beragama, sesungguhnya itu merupakan penyalah tafsiran dari pihak tertentu saja.

Pancasila mengajarkan agar setiap manusia Indonesia percaya kepada Tuhan

Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan mereka masing – masing.

Pancasila Tidak mengajarkan untuk mencampuri urusan agama dan kepercayaan

masing – masing karena hubungan antara manusia dengan Tuhan telah diatur oleh

agama dan kepercayaaan tersebut.

Pancasila mengatur bagaimana hubungan antara manusia Indonesia denga

berbagai agama dan kepercayaannya itu hidup sejahtera, aman dan damai dalam

menjalankan tugas dan agama serata kepercayaannya masing – masing. Berarti yidak

ada yang salah mengenai upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal mengatur

hubungan antara pemerintah denga umat beragama dan kepercayaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Serta pemerintah juga mengatur hubungan antara umat agama dan

berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam lingkunganya masing – masing.

Sesungguhnya apabila pancasila dipahami, dihayati, dan diamalkan secara

jujur dan benar serta konsekuen oleh setiap anggota masyarakat, utamanya para

penyelenggara Negara dan para elit politik dalam melaksanakan gerakan reformasi

untuk mewujudkan Indonesia masa depan yang dicita-citakan, maka pancasila dapat

menjadi perekat dan mengarahkan kekuatan kemajemukan bangsa untuk mencapai

tujuan yang besar dan mulia berupa tegaknya kedaulatan Negara untuk kepentingan

seluruh bangsa Indonesia. Disamping itu secara filosofis Pancasila dapat

dikembangkan menjadi sitem moral universal, yang dipayungi oleh sila pertama

ketuhanan yang maha esa, sebagai sumber nilai utama dan tertinggi dari sila - sila

yang lain dan kemudian diakhiri dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia sebagai tujuan kemerdekaan. Pancasila tidak diragukan lagi adalah suatu

welt anschaung yang dahsyat bagi bangsa Indonesia.

Page 13: Tugas Kewarganegaraan

Agama merupakan persoalan individu dan bukan persoalan negara. Syariat

Islam bisa dilaksanakan, tapi pada tingkat masyarakat, oleh para pemeluknya sendiri.

Inilah makna sekularisme sebagaimana dikatakan Talcott Parson: mengembalikan

agama kepada masyarakat dan bukan bersatu dengan kekuasaan negara . Kebebasan

beragama, dengan dalil tidak ada paksaan dalam agama, adalah prinsip yang sangat

penting dalam sekularisme dan harus dipahami makna dan konsekuensinya, baik oleh

negara maupun masyarakat.

Dari uraian tersebut jelas bahwa segala kegiatan Negara seperti merealisasi

tujuannya, melaksanakan keadilan, menjalankan kekuasaan dan sebagainya

seharusnya sesuai dengan hakekat sila pertama. Demikian pula organisasi apa saja

didalam masyarakat harus menunjang apa yang dilakukan pemerintah yang ingin

merealisasi nilai – nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan rakyat

Indonesia. Ketaatan dan ketakliman kepada Tuhan menunjukkan betapa agungnya

Tuhan sebagai Yang Ada dan mutlak.

NILAI DAN MAKNA YANG TERKANDUNG DALAM SILA

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Sebagai suatu dasar filsafat negara, maka sila-sila Pancasila merupakan suatu

sistem nilai. Oleh karena itu, sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu

kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan

antara satu dengan lainnya, namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu

kesatuan yang sistematis.

Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab secara sistematis didasari dan dijiwai

oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila

berikutnya. Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan

kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada

dasar filosofis antropologis bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani

Page 14: Tugas Kewarganegaraan

(jiwa) dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk

pribadi berdiri sendiri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran

sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani

manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik

terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya.

Dalam kehidupan kenegaraan harus senantiasa dilandasi oleh moral kemanusiaan

antara lain dalam kehidupan pemerintahan negara, politik, ekonomi, hukum, sosial,

budaya, pertahanan dan keamanan serta dalam kehidupan keagamaan. Oleh karena

itu, dalam kehidupan bersama dalam negara harus dijiwai oleh moral kemanusiaan

untuk saling menghargai sekalipun terdapat suatu perbedaan karena hal itu

merupakan suatu bawaan kodrat manusia untuk saling menjaga keharmonisan dalam

kehidupan bersama.

Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia

sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini

mengandung suatu pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan

dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan

negara, adil terhadap lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Konsekuensinya nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan yang adil dan

beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk

Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai atas

kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial

maupun agama. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang

rasa, tidak semena-mena terhadap manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan (Darmodihardjo, 1996).

Nilai dasar dari sila kedua mencakup peningkatan martabat, hak, dan kewajiban

asasi warga negara, penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidak adilan dari

Page 15: Tugas Kewarganegaraan

muka bumi. Harkat dan martabat manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.

Tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusian. Gemar melakukan kegiatan kemanusian. Berani membela kebenaran dan

keadilan hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa 2 lain.

Sumber hukum dari sila kedua adalah :

a. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab

itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan

perikemanusiaan dan perikeadilan.

Alinea keempat

............, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia yang terbentuk dalam

suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan

berdasar kepada .... kemanusiaan yang adil dan beradab.

b. Pasal 27, 28, 29, 30, dan 31 UUD 1945

Pasal 27

(1)   Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan

wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

(2)   Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan

Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan

tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

BAB XI

AGAMA

Pasal 29

(1)   Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

(2)   Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya

masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Page 16: Tugas Kewarganegaraan

BAB XII

PERTAHANAN NEGARA

Pasal 30

(1)   Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.

(2)   Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

BAB XIII

PENDIDIKAN

Pasal 31

(1)   Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.

(2)   Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional,

yang diatur dengan undang-undang.

c.       Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan Pancasila, memberikan petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud

pengamalan sila “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.”

Butir-butir dari Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradab

Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan

kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis

bagi pelaksanaan Pancasila, yaitu:

1.       Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama

manusia.

2.       Saling mencintai sesama manusia.

3.       Mengembangkan sikap tenggang rasa.

4.       Tidak semena-mena terhadap orang lain.

5.       Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

6.       Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

7.       Berani membela kebenaran dan keadilan.

Page 17: Tugas Kewarganegaraan

8.        Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena

itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR No. I/MPR/2003 dengan 45

butir Pancasila. Berikut inilah butir-butir dari sila kedua:

1.        Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2.        Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,

tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,

kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Maknanya adalah tidak ada perbedaan

di antara mereka dalam status derajat, hak dan kewajiban dengan sebab dien (agama).

3.        Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Pancasila mengajarkan

pemeluknya untuk mencintai orang-orang Nasrani, Budha, Hindu, Konghucu, kaum

sekuler, kaum liberal, para demokrat, para quburiyyun, para thaghut dan orang-orang

kafir lainnya.

4.       Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5.       Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6.       Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7.       Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8.       Berani membela kebenaran dan keadilan.

9.       Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10.    Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Alasan Pentingnya Keberadaan Sila Kedua

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan pedoman

hidup bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam

masyarakat yang heterogen (beraneka ragam). Pancasila kemudian menjadi jiwa dan

kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa

Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun

Page 18: Tugas Kewarganegaraan

tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain. Setiap sila

Pancasila mengandung nilai-nilai yang menjadi dasar norma dan aturan dalam

kehidupan sehari-hari dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Banyak

sekali nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab dan

harus kita terapkan, antara lain: Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai

dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Menyambut tantangan ke depan bangsa Indonesia dalam menghadapi era

globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan

fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Disamping itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku bangsa di

Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh

asing untuk dikotak kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh

pandangan terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa.

Pemahaman nasionalisme yang berkurang turut menjadikan sila kedua Pancasila

merupakan sesuatu yang amat penting untuk dikaji. Di saat negara membutuhkan

soliditas dan persatuan hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat

terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih mengutamakan kelompoknya,

golonganya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk itu

sebaiknya setiap komponen masyarakat saling berinterospeksi diri untuk dikemudian

bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari keterpurukan dan krisis

multidimensi.

Dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita dapat merasakan adanya

degradasi (kemunduran) perilaku masyarakat Indonesia. Pada butir pertama kita

diharapkan dapat mengakui dan memperlakukan sesama sesuai dengan harkat

martabatnya sebagai mahluk Tuhan. Pada era sekarang ini hal ini tampak sangat sulit

sekali ditemui, banyaknya prilaku chaos di dalam masyarakat membuktikan bahwa

butir pertama ini sudah dilupakan. Sama seperti butir pertama, butir-butir dari sila ke

dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan oleh masyarakat dalam kehidupan

bernegaranya.

Page 19: Tugas Kewarganegaraan

Sebagai warga Negara kita memiliki kewajiban untuk hidup bernegara sesuai

dengan dasar-dasar Negara kita. Prilaku-prilaku yang menyimpang seperti adanya

sikap premanisme yang brutal seperti yang kita lihat dalam kejadian “Kasus sidang

Blowfish di daerah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan” menunjukkan bahwa perlunya

pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat baik itu di jenjang pendidikan formal

ataupun pendidikan berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat.

Implementasi Sila Kedua Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat

Pendidikan berwarga negara di jenjang pendidikan formal haruslah dilakukan

tidak hanya memberikan teori tetapi dengan praktek langsung. Karena teori

cenderung hanya dianggap angin lalu saja, praktek toleransi antara individu satu

dengan yang lainnya dapat memberikan gambaran langsung betapa pentingnya nilai-

nilai kemanusiaan itu. Praktek langsung dari sebuah teori kewarganegaraan dapat

dilakukan dalam interaksi sosial di dalam lingkungan pendidikan ataupun lingkungan

tempat tinggal, di dalam lingkungan pendidikan teori ini dapat dipraktikkan dengan

cara sikap dan prilaku dalam lingkungan pendidikan.

Pada era sekarang ini teramat sulit menemukan sikap penghargaan di lingkungan

pendidikan, anak didik saat ini terbiasa dengan penggolonggan-penggolongan

berdasarkan status sosial, ada si kaya dan ada si miskin. Sikap seperti itu menjadikan

toleransi antara sesama menjadi sangat menyedihkan. Adanya penghargaan (sopan

santun) dalam bertutur kata dan bersikap kepada orang lain diharapkan dapat menjadi

cermin langsung bahwa sikap toleransi itu menjadi suatu hal yang penting dewasa ini.

Bahwa penggolongan-penggolongan berdasarkan status sosial itu adalah hal yang

merusak sifat-sifat kemanusiaan.

Pendidikan berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan

dengan cara adanya lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang memberikan

penyuluhan tentang bagaimana cara hidup bernegara yang baik. Penyuluhan yang

dilakukan tidak hanya dengan cara formil (mengajarkan cara menjadi warga Negara

yang baik), tetapi dapat dengan cara-cara seperti gotong royong membersihkan

Page 20: Tugas Kewarganegaraan

lingkungan, siskamling dan cara-cara lain yang dapat mengajarkan secara langsung

apa artinya tenggang rasa antara sesama manusia.

Latar Belakang terbentuknya Pancasila Sila ke tiga

Pada dasarnya manusia diciptakan berbagai macam suku, budaya, dan bangsa,

adalah satu kenyataan yang tidak bisa dibantah oleh siapapun juga. Termasuk bangsa

Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau-pulau yang terpisah oleh lautan luas,

sehingga terjadi beraneka macam keanekaragaman di Indonesia. Berdasarkan fakta

ini harus diakui adanya bangsa dan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan demi

keadilan social, bangsa Indonesia harus menggalang persatuan dan kesatuan bangsa

dalam keberagaman suku dan budaya yang kita miliki. Bung Karno sering

menegaskan bahwa Pancasila adalah satu-satunya alat pemersatu bangsa Indonesia,

terutama sila ketiga yaitu persatuan Indonesia.

Dalam fakta sejarah, selama 350 tahun Negara Indonesia dijajah dan

dieksploitasi segala sumber dayanya, sumber daya alam maupun sumber daya

manusianya. Perjuangan bangsa Indonesia yang dulu bersifat kedaerahan ternyata

tidak membuahkan hasil sama sekali. Bahkan menjadikan perpecahan antar bangsa di

Indonesia. Kemudian bangkitlah kesadaran bangsa Indonesia, terutama pemuda-

pemuda Indonesia untuk saling bersatu dan melawan penjajah bersama-sama.

Sehingga teraihlah kemerdekaan Indonesia yang dapat dinikmati hingga sekarang ini.

Melihat sejarah dalam mencapai kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari rasa

cinta tanah air dan persatuan bangsa, maka hal itulah yang menjadikan persatuan

Page 21: Tugas Kewarganegaraan

Indonesia menjadi salah satu pondasi terkuat berdirinya bangsa Indonesia dan

landasan untuk bangsa Indonesia dalam menjalankan pemerintahan, memajukan

bangsa, dan menghadapi ancaman sekalipun. Keberagaman suku dan budaya di

Indonesia juga perlu disatukan oleh suatu landasan pemersatu yang kuat. Sehingga

dalam Pancasila sebagai dasar negara Indonesia terdapat sila ketiga yaitu Persatuan

Indonesia.

Butir-Butir Pancasila sila ke-tiga

Butir-butir Pancasila sila ke tiga adalah sebagai berikut:

1.      Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara

sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

2.      Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

3.      Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa

4.      Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah airIndonesia.

5.      Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial.

6.      Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Memajukan pergaulan

demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Makna Pancasila Sila Ke-Tiga

Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan

dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu kesatuan yang

bersifat sistematis. Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan

Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta mendasari dan

Page 22: Tugas Kewarganegaraan

dijiwai sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sila ke -3 ini mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau kerukunan

bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bahasa, dan

budaya. Sehingga dapat disatukan memlalui sila ini berbeda-beda tetapi tetep satu

atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika.

Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara

ketimbang kepentingan golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang

dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah air Indonesia dan bangga mengharumkan

nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk menciptakan kerukunan

kepada rakyat Indonesia.

Sila yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara

ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia.

Persatuan Indonesia adalah satu untuk Indonesia walaupun keadaan

dimasyrakat sangat penuh perbedaan tetapi harus menjadi satu darah Indonesia dan

rela mengorbankan kepentingan golongan demi negara Indonesia. Walaupun sangat

kental dengan berbagai budaya yang berbeda tetap harus rukun menjaga kedamaian

Bhineka Tunggal Ika.

Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah

sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu

dan makhluk social. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara

Page 23: Tugas Kewarganegaraan

elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan,

maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan bawaan

kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk

Negara. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri

dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhineka Tunggal Ika.

Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi konnflik dan permusuhan

melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan

dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.

Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun

golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat

dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu,

golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh

potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral.

Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap

warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum

(kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya, serta

kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan

suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan social.

Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang

Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hal itu terkandung nilai bahwa

bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu nasionalisme yang

bermoral Ketuhanan Ynag Maha Esa. Nasionalisme yang humanitik yang

Page 24: Tugas Kewarganegaraan

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan. Oleh karena

itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek penyelenggaraan

Negara termasuk dalam era reformasi dewasa ini. Proses reformasi tanpa

mendasarkan pada moral ketuhanan, kemanusiaan, dan memegang teguh persatuan

dan kesatuan maka bukan tidak mungkin akan membawa kehancuran bagi bangsa

Indonesia seperti halnya telah terbukti pada bangsa lain misalnya Yugoslavia,

Srilanka dan lain sebagainya.

Realisasi Pancasila Sila Ketiga dalam Bidang Pendidikan, Budaya, Ekonomi,

dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian.

Penanaman kepribadian yang baik harus dilakukan sejak dini. Terutama penanaman

rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia.

Kepribadian yang baik para penerus bangsa akan menentukan nasib dan kemajuan

Indonesia di masa mendatang.

Nilai-nilai pancasila harus ditanamkan kuat pada generasi-generasi penerus

bangsa. Menurut Notonegoro (1973), perlu disusun sistem ilmiah berdasarkan

Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek, pendidikan nasional, yang menjadi

dasar tunggal bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional. Dengan

begitu diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan mudah. Tujuan

Page 25: Tugas Kewarganegaraan

pendidikan nasional adalah menciptakan manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Rasa cinta tanah air dan persatuan yang tinggi akan memacu semangat belajar

para peserta didik. Dengan menanamkan rasa persatuan Indonesia pada peserta didik,

maka pikiran mereka tidak lagi berorientasi bahwa persaingan prestasi adalah untuk

menjadi yang lebih unggul dan menjatuhkan lawan. Namun lebih ke rasa cinta tanah

air yaitu bersaing menjadi yang terbaik untuk satu tujuan bersama. Menuntut ilmu

dengan saling bekerjasama dan bertukar pikiran antar pelajar guna menjadikan

Indonesia lebih baik dari sekarang. Karena pelajar merupakan benih-benih pejuang

bangsa, yang akan menentukan nasib bangsa Indonesia di masa mendatang.

Penerapan Pancasila sila ketiga dalam bidang pendidikan bagi peserta didik

antara lain dengan diadakannya pertukaran pelajar antar sekolah di Indonesia,

diadakannya lomba-lomba antar sekolah, upacara bersama, perayaan hari ulang tahun

kemerdekaan bersama-sama. Dengan upaya penerapan persatuan tersebut maka

peserta didik akan mengenal sekolah lain di luar sekolahnya sendiri, sekolah satu dan

lainnya akan saling mengisi, serta memupuk rasa persatuan antar pelajar Indonesia.

Rasa persatuan dan kesatuan tidak hanya ditanamkan pada peserta didik saja,

namun bagi para pendidik rasa saling bersatu juga harus tertanam kuat. Guna bekerja

sama untuk menciptakan penerus bangsa yang unggul. Serta mempersiapkan

tombak-tombak bangsa yang akan berperang melawan persaingan dunia dan kecaman

jahat yang mengancam bangsa Indonesia di masa mendatang. Salah satu penerapan

Page 26: Tugas Kewarganegaraan

persatuan di dunia pengajar adalah di bentuknya PGRI (Persatuan Guri Republik

Indoonesia).

Bidang Budaya

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,

moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang

didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005:

172).

Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai

penjelmaan sifat kodrat manuasia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-

elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras, kelompok, golongan maupun

kelompok agama. Oleh karena perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia dan

juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya

negara adalah beranekaragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan

yang diliukiskan dalam Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukan untuk diruncingkan

menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling

menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan

bersama. Sehingga penanaman pengamalan persatuan Indonesia sangat berperan

penting dan harus ditanam pada setiap individu. Pembudayaan Pancasila tidak hanya

pada kulit luar budaya misalnya hanya pada tingkat propaganda, pengenalan serta

pemasyarakatan akan tetapi sampai pada tingkat kemampuan mental kejiwaan

Page 27: Tugas Kewarganegaraan

manusia yaitu sampai pada tingkat akal, rasa dan kehendak manusia (Kaelan, 1996:

193).

Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu, maupun

golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat

dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu,

golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh

potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu tujuan

negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah

darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya)

mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam kaitannya dengan pergaulan dengan

bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia yang

berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan yang

kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di atas moral

dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri. Untuk menjaga

kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang mengancam

kebhinekaan mesti ditolak, pada saat yang sama segala sesuatu yang mengancam

moral kebhinekaan mesti diberantas. Karena kebhinekaan yang bermatabat di atas

moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung eksistensi dan martabat manusia itu

sendiri.

Bidang Ekonomi

Page 28: Tugas Kewarganegaraan

Ekonomi yang berdasarkan Pancasila tidak dapat dilepaskan dari sifat dasar

individu dan sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain untuk

memenuhi semua kebutuhanya. Tetapi manusia juga mempunyai kebutuhan dimana

orang lain tidak diharapkan ada atau turut campur. Ekonomi menurut pancasila

adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya walaupun terjadi

persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama sehingga tidak terjadi

persaingan bebas yang mematikan (Kaelan, 1996: 193). Dengan demikian pelaku

ekonomi di Indonesia dalam menjalankan usahanya tidak melakukan persaingan

bebas, meskipun sebagian dari mereka akan mendapat keuntungan yang lebih besar

dan menjanjikan.

Rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam kuat pada diri mereka sebagai

bangsa Indonesia akan menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air. Pertumbuhan

ekonomi di Indonesia akan berjalan baik jika antar pelaku ekonomi saling bersatu dan

mendukung, karena tujuan mereka bukanlah menjadi penguasa ekonomi dan

menjatuhkan lawannya, namun bekerja sama bersama-sama guna kemajuan ekonomi

di Indonesia. Jadi interaksi antar pelaku ekonomi sama-sama menguntungkan dan

tidak saling menjatuhkan sehingga usaha-usaha kecil dapat berkembang dan

mendukung perekonomian Indonesia menjadi kuat.

Ilmu pengetahuan dan teknologi

Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang

menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan lingkungan

Page 29: Tugas Kewarganegaraan

hidup. Di samping itu Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus sesuai

dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada dasarnya adalah untuk kesejahteraan

umat manusia. Nilai-nilai Pancasila sila ketiga bilamana dirinci dalam etika yang

berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah sebagai berikut (T. Jacob,

1996: 195):

1. Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara seluruhnya.

Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tenologi harus mendahulukan kepentingan

bangsa dan negara.

2. Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya.

3. Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur darma ilmu pengetahuan,

yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dsan pengamalannya.

Persaingan IPTEK tidak untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Namun

penemuan – penemuan baru yang membantu kegiatan manusia dan mempermudah

pekerjaan manusia adalah untuk satu tujuan yakni guna kemajuan Negara Indonesia.

Makna dari Sila ke-4 Pancasila

Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sudah mulai  tergeser fungsi dan

kedudukannya pada zaman modern ini. Sebuah sila dari Pancasila yang hampir tidak

diterapkan lagi dalam demokratisasi di Indonesia yaitu Sila ke-4 Pancasila berbunyi

”kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksnaan dalam perwusyawaratan

perwkilan.

Sila ke-empat merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah

Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi

Page 30: Tugas Kewarganegaraan

Negara Indonesia. Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak, maka sifat demokrasi

Negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak dapat dirubah atau ditiadakan.

Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, sila ke-empat mengandung

pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah kerakyatan yang

berke-Tuhanan Yang Maha Esa, Yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang

berpersatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila ke-empat pancasila yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh

Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan” memiliki makna :

Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama.

Bermusyawarah sampai mencapai consensus ataukatamufakat diliputidengan

semangat kekeluargaan.

Sila ke-empat yang mana berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Sebuah kalimat yang secara

bahasa membahasakan bahwa Pancasila pada sila ke 4 adalah penjelasan Negara

demokrasi. Dengan  analisis ini diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan

mempunyai nilai filosofis yang diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan

bermasyarakat. Tidak hanya itu, secara lahiriyah sila ini menjadi banyak acuan dari

setiap langkah pemerintah dalam menjalankan setiap tindakan pemerintah.

Kaitannya dengan arti dan makna sila ke 4 adalah sistem demokrasi itu sendiri.

Maksudnya adalah bagaimana konsep demokrasi yang bercerita bahwasannya, setiap

apapun langkah yang diambil pemerintah harus ada kaitannya atau unsur dari, oleh

dan untuk rakyat. Disini, rakyat menjadi unsur utama dalam demokrasi. Itulah yang

seharusnya terangkat ke permukaan sehingga menjadi realita yang membangun

bangsa.   

Dibawah ini adalah arti dan makna Sila ke 4 yang dibahas sebagai berikut :

1. Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan

dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Secara sederhana, demokrasi yang

Page 31: Tugas Kewarganegaraan

dimaksud adalah melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan baik yang

tergabung dalam pemerintahan dan kemudian adalah peran rakyat yang diutamakan.

2. Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah itu

diadakan tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan

keputusan secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah hasil yang mufakat, artinya

keputusan itu diambil dengan kesepakatan bersama. Dengan demikian berarti bahwa

penentu demokrasi yang berdasarkan pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai

hasil kebikjasanaan. Oleh karena itu kita ingin memperoleh hasil yang sebaik-baiknya

didalam kehidupan bermasyarakat, maka hasil kebikjasanaan itu harus merupakan

suatu nilai yang ditempatkan lebih dahulu.

3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal ini perlu

diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga membawa

konsekuensi adanya kejujuran bersama. Perbedaan secara umum demokrasi di barat

dan di Indonesia yaitu terletak pada permusyawaratan. Permusyawaratan diusahakan

agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.

Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila

pengambilan keputusan secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan mudah, baru

diadakan pemungutan suara. Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang

diputuskan itu memang bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak. Jika demokrasi

diartikan sebagai kekuatan, maka dari pengamatan sejarah bahwa kekuatan itu

memang di Indonesia berada pada tangan rakyat atau masyarakat. Pada zaman

pemerintahan Hindia Belanda saja, di desa-desa kekuasaan ditentukan oleh kebulatan

kepentingan rakyat, misalnya pemilihan kepala desa. Musyawarah yang ada di desa-

desa merupakan satu lembaga untuk menjalankan kehendak bersama. Bentuk

musyawarah itu bermacam-macam, misalnya pepatah Minangkabau yang

mengatakan : “Bulat air karena pembunuh, bulat kata karena mufakat”.

Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi. Demokrasi yang

mana dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat adalah pemimpin

yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada hal-hal yang

Page 32: Tugas Kewarganegaraan

bersifat fisis/jasmaniah; sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang

berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat

psikis/rohaniah. Jadi, pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu lebih mengarah pada

pemimpin yang profesional (hikmat) dan juga dewasa (bijaksana). Itu semua negara

demokratis yang dipimpin oleh orang yang dewasaprofesional dilakukan melalui

tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya, sila keempat menunjuk

pada NKRI sebagai Negara demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang

profesional-dewasa melalui sistem musyawarah (government by discussion).)            

                                               

Nilai-nilai dan  butir-butir yang terkandung dalam sila ke-4 dari Pancasila

Pada hakekatnya sila ke 4 ini didasari oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa,

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Persatuan Indonesia, dan mendasari serta

menjiwai sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.Demokrasi pancasila

menyerukan pembuatan keputusan melalui musyawarah mencapai mufakat. Ini

adalah demokrasi yang menghidupkan prinsip-prinsip Pancasila.

Hal ini mengimplikasikan bahwa hak demokrasi harus selalu diiringi dengan

sebuah kesadaran bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Besar menurut

keyakinan beragama masing-masing, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan ke

atas harkat dan martabat manusia, serta memperhatikan penguatan dan pelestarian

kesatuan nasional menuju keadilan sosial.

Nilai filosofis yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat negara

adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial. Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai

makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan muwujudkan harkat dan

martabat manusia dalam suatu wilayah negara. Rakyat adalah merupakan subjek

pendukung pokok negara. Negara adalah dari, oleh dan untuk rakyat, oleh karena itu

rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara.

Page 33: Tugas Kewarganegaraan

Sehingga dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara

mutlak harus dilaksanakan dalam hidup negara. Maka nilai-nilai demokrasi yang

terkandung dalam sila keempat adalah :

1.  Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti Indonesia

menganut demokrasi.

2.  Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu

mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan

dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab, serta didorong oleh itikad

baik sesuai dengan hati nurani.

3.  Permusyawaratan berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan suatu hal,

berdasarkan kehendak rakyat, dan melalui musyawarah untuk mufakat.

4.  Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil

bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan melalui badan perwakilan

rakyat.

5.  Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap

masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan yang Maha Esa.

6.  Menjujung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.

7.  Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.

8.  Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan

adalah merupakan suatu bawaan kodrat manusia.

9.  Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras,

suku maupun agama.

10.  Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab.

11. Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang adil dan

beradab.

12.  Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan social agar

tercapainya tujuan bersama.

Butir-butir sila ke-4 dalam Pancasila:

Page 34: Tugas Kewarganegaraan

1.        Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai

kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

2.        Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3.        Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan

bersama.

4.        Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

5.        Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil

musyawarah.

6.        Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil

keputusan musyawarah.

7.        Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi

dan golongan.

8.        Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

9.        Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai

kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan

bersama.

10.       Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan

pemusyawaratan.

Implementasi dari sila ke-4 dalam Pancasila

Pelaksanaan sila ke-4 dalam masyarakat pada hakekatnya didasari oleh sila

Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, serta Persatuan

Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat

Indonesia. Hak demokrasi harus selalu diiringi dengan sebuah kesadaran bertanggung

jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa menurut keyakinan beragama masing-masing,

dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan, serta menjunjung tinggi persatuan. Adapun

pelaksanaan /implementasi dari penerapan sila ke-4 dari pancasila adalah;

Page 35: Tugas Kewarganegaraan

1. Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak

dan kewajiban yang sama.

2. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama

diatas kepentingan pribadi dan golongan.

3.  Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakn hasil

keputusan musyawarah.

4.  Tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.

5.  Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

6.  Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam

musyawarah.

7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, dan

keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bersama.

8. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.

Penyimpangan yang terjadi pada sila ke-4

Pada saat ini,Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sudah semakin tergeser

dari fungsi dan kedudukannya dalam era demokrasi ini. Paham ini sebelumnya sudah

dianut oleh Amerika yang notabene adalah sebuah Negara adidaya dan bukan lagi

termasuk negara berkembang, pun di Amerika sendiri yang sudah berabad- abad

menganut demokrasi masih dalam proses demokratisasi. Artinya sistem demokrasi

Amerika serikat sedang dalam proses dan masih memakan waktu yang cukup lama

untuk menjadi Negara yang benar- benar demokratis. Namun jika dibandingkan

Indonesia, demokratisasi di Amerika sudah lebih menghasilkan banyak kemajuan

bagi negaranya.

Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari bangsa Indonesia terhadap

landasan/dasar Negara dan hukum yang ada di Indonesia ini. Seharusnya jika bangsa

Page 36: Tugas Kewarganegaraan

Indonesia mampu melaksanakan apa yang telah diwariskan para pahlawan kita

terdahulu.

Adapun penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan terhadap sila ke-4

adalah:

1.      Banyak warga Negara/masyarakat belum terpenuhi hak dan kewajibannya didalam

hukum.

2.      Ketidak transparannya lembaga-lembaga yang ada didalam Negara Indonesia dalam

sistem kelembagaannya yang menyebabkan masyarakat enggan lagi percaya kepada

pemerintah.

3.      Banyak para wakil rakyat yang merugikan Negara dan rakyat, yang seharusnya

mereka adalah penyalur aspirasi demi kemajuan dan kesejahteraan Negara Indonesia.

4.      Banyak keputusan-keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai dengan azas untuk

mencapai mufakat,sehingga banyak masyarakat yang merasa dirugikan.

5.      Banyak masyarakat yang kurang bisa menghormati adanya peraturan-peraturan yang

dibuat oleh pemerintah.

6.      Demonstrasi yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang berwajib.

7.      Kasus kecurangan terhadap pemilu, yang melihat bukan dari sisi kualitas, tetapi dari

kuantitas.

8.     Lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan

bersama atau masyarakat.

9.      Menciptakan perilaku KKN.

10. Pejabat – pejabat Negara yang diangkat cenderung dimanfaat untuk loyal dan

mendukung kelangsungan kekuasaan presiden.

Nilai Dasar Sila Ke-5

            Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, manusia Indonesia 

menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam

kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatannya

yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong.

Page 37: Tugas Kewarganegaraan

Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara

hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.

            Nilai yang terkandung dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan

yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan. Dalam sila ke-5

tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam

hidup bersama. Maka di dalam sila ke-5 tersebut terkandung nilai keadilan yang harus

terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial).

 Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakekat keadilan manusia yaitu

keadilandalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia

lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia

dengan Tuhannya.

Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama

adalah meliputi:

1.      Keadilan Distributif

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama

diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak sama. Keadilan

distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap warganya,

dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan

membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam

hidup bersama yang didasrkan atas hak dan kewajiban.

2.      Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)

Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam

masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati

peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara. Plato berpendapat bahwa

keadilan dan hukum merupakan subtansi rohani umum dari masyarakat yang

membuat dan menjadi kesatuannya.

Page 38: Tugas Kewarganegaraan

Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat

dasarnya paling cocok baginya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan

untuk yang lainnya disebut keadilan legal.

3.      Keadilan Komulatif

Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara timbal

balik. Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan

kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asan

pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung

ekstrem menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan

pertalian dalam masyarakat.

Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus

diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu

mewujudkan kesejahteraan  seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya dan

wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan

tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara negara sesama bangsa di dunia dan

prinsip ingin menciptakan  ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar

bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa,

perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan bersama).

Kelebihan dan Kekurangan Sila Ke-5

a.       Kelebihan Sila Ke-5

      Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai luhur nenek moyang bangsa

Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena digali

oleh nilai nilai luhur bangsa Indonesia pancasila mempunyai kekhasan dan kelebihan.

Dengan sila ke-5 ( keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesi), manusia Indonesia

menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam

kehidupan masyarakat Indonesia.

Dalam hal ini dikembangkan perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap

dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil

Page 39: Tugas Kewarganegaraan

sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak

orang lain.

b.      Kekurangan Sila Ke-5

      Sila ke-5 berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial

berarti keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat. Namun ternyata dalam

kenyataannya sila ke-5 masih memiliki banyak kekurangan. Perwujudan suatu

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 65 tahun merdeka masih belum

maksimal dan merupakan sila yang diabaikan  oleh penyelenggara Negara Kesatuan

Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai dengan saat ini.

Ini ditandai dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat Indonesia

(menurut data Bank Dunia) berada dibawah garis kemiskinan atau kurang lebih 40 %

dari bangsa Indonesia.

      Dilihat dari strata sosial bangsa Indonesia setelah kemerdekaan tidak

mengalami perubahan, strata tersebut antara lain:

1.       Strata Sosial Utama:

            Diduduki oleh kaum pemodal yang dengan kebijakan ekonomi liberal,

dimulai masa orde baru sampai dengan saat ini, telah berhasil mengumpulkan

kekayaan yang luar biasa dan mengendalikan perekomomian Indonesia yang

sebetulnya sebagai penjajah model baru melalui dominasi modal dan ekonomi.

Ironisnya yang berada distrata ini mayoritas adalah keturunan Cina yang

berada di Indonesia. Sangat sedikit para pemodal bangsa Indonesia asli yang punya

kedekatan dengan para pengambil keputusan dan para penyelenggara negara.

2.      Strata Sosial Kedua:

            Kalangan birokrat penyelenggara negara yang dengan penyakit KKN yang

akut dari masa orde baru sampai dengan saat ini telah mampu menyejahterakan diri

mereka sendiri melebihi masyarakat biasa yang sebetulnya tidak beranjak dari fungsi

strata sosial pada masa Belanda (pada saat itu sebagai birokrat yang dipakai untuk

penyelenggara administrasi negara bagi kepentingan Belanda).

3.      Strata Sosial Ketiga:

Page 40: Tugas Kewarganegaraan

             Para pekerja profesional yang bisa mempunyai pendapatan yang memadai

untuk kesejahteraannya berkat kemampuannya mengikuti pendidikan tinggi dialam

kemerdekaan ini ataupun berusaha mendapat keahlian dengan usahanya sendiri.

Kalangan ini adalah kaum profesional seperti: dokter, akuntan, lawyer, engineer,

konsultan, direktur, manager, dll. yang pada hakekatnya bekerja untuk mendapatkan

penghasilan apakah secara “independent” ataupun bekerja pada perusahaan-

perusahaan milik pemodal pada strata sosial pertama. Dalam katagori ini juga para

pengusaha kelas menengah.

4.      Strata Sosial Keempat:

      Tetap tidak berajak dari masa penjajahan Belanda dulu yang menikmati paling

sedikit  kesejahteraan dialam kemerdekaan ini adalah: petani, buruh, pekerja

rendahan, nelayan, saat ini malahan ditambah dengan kaum migran yang memadati

daerah kumuh kota-kota besar di Indonesia akibat daya dukung kehidupan yang

makin menurun di pedesaan dan terpaksa melarikan diri ke kota tanpa modal

pendidikan dan keahlian apa-apa. Termasuk katagori ini adalah para pengusaha kecil,

pedagang kaki lima dan mereka yang bergelut pada sektor informal lainnya.

Secara garis besar sila ke-5 mengalami masalah atau kekurangan dalam bidang

perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial yang tidak merata. Untuk contoh

konkrit berdasarkan pasal-pasal yang terkait dengan masalah tersebut adalah sebagai

berikut:

1.      Pasal 33 UUD 1945, tentang kesejahteraan sosial, dimana di ayat 3 disebutkan bahwa

bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara

dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berarti seharusnya rakyat

Indonesia dapat menggunakan air secara gratis dan merata tapi ternyata sudah rakyat

harus bayar dan tidak merata terbukti banyak terjadi kekeringan dan kekurangan air

didaerah-daerah terpencil contoh NTB. Mereka harus membuat sumber air sendiri

hingga hal tersebut dijadikan sebagai iklan salah satu perusahaan air minum.

Kemudian kelangkaan minyak dan bahan bakar (bensin) padahal Indonesia kaya akan

Page 41: Tugas Kewarganegaraan

segala macam kekayaan alam. Tetapi realitanya bangsa Indonesia harus antri dan

membayar mahal untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.

2.      Pada Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan, juga belum terlaksana dengan baik.

Biaya sekolah setiap tahun semakin meningkat, beasiswa juga disalurkan tidak merata

kadang malah salah orang, dan pendidikan pun mengenal kata diskriminasi karena

penduduk kota saja yang dapat merasakan pendidikan dengan baik sedangkan daerah

– daerah tertentu yang sulit dijangkau oleh manusia apalagi teknologi tidak dapat,

merasakan pendidikan itu dengan baik.

Mental pengajarnya pun kini tidak lagi bermoral, terbukti banyaknya kasus

pencabulan dan kekerasan dalam proses belajar mengajar.

Aplikasi Sila Ke-5 dalam Kehidupan

            Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia untuk

semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan

bahagia spritual, lahir dan batin. Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus

memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri

serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak

mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak

individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Sebenarnya

istilah gotong royong yang berarti bekerja sama dan membagi hasil karya bersama

tepat sekali untuk menerangkan apa arti Keadilan Sosial. Manusia terdiri atas jasmani

dan rohani dan demikian pula terdiri atas sifatnya sebagai individu dan makhluk

sosial. Pada hakekatnya manusia menginginkan agar unsur-unsur tersebut dapat

mendapat perlakuan yang baik, agar ia dapat berfungsi sebagai makhluk manusia.

Adalah tidak mungkin jika orang hanya mementingkan diri pribadi tanpa

memperhatikan kepentingan masyarakat sama sekali. Sebaliknya karena orang hidup

di dalam masyarakat juga tidak dapat melupakan kepentingan sendiri. Bangsa

Indonesia dalam menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan

berlaku adil terhadap sesama.

Page 42: Tugas Kewarganegaraan

            Berdasarkan pengamalan nilai Pancasila khususnya sila ke-5 maka seharusnya

aplikasi sila ke-5 dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

1.     Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana

kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2.      Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3.      Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4.      Menghormati hak orang lain.

5.      Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

6.      Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap

orang lain.

7.      Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal bersifat pemborosan dan gaya hidup

mewah.

8.      Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan

kepentingan umum.

9.      Suka bekerja keras.

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan

kesejahteraan bersama.

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan

berkeadilan sosial.

Kelima sila diatas sudah seharusnya melekat dalam benak kita, dimana disekitar kita

banyak ditemukan pula penyimpangan dari kelima sila di atas, seperti ketidak

bebasan untuk memilih agama yang dianut, partai yang dipilih, perampasan hak untuk

hidup, perpecahan sesama umat manusia (SARA) dan kejahatan-kejahatan disana sini

dengan tidak mengindahkan Pancasila sebagai dasar falsafah Negara. Jika Pancasila

di laksanakan, diyakini dan diikuti maka keamanan dan kedamaian sesama manusia

akan tercapai.

Sumber:

Page 43: Tugas Kewarganegaraan

http://bakhrul-25-rizky.blogspot.com/2012/03/analisis-pancasila-sila-pertama.html

http://bakhrul-25-rizky.blogspot.com/2012/03/analisis-pancasila-sila-kedua.html

http://bakhrul-25-rizky.blogspot.com/2012/03/analisis-pancasila-sila-ketiga.html

http://bakhrul-25-rizky.blogspot.com/2012/03/analisis-pancasila-sila-keempat.html

http://rohimamulyati.blogspot.com/2011/04/nilai-nilai-dasar-sila-ke-5.html