17
TUGAS KHUSUS RESUME JURNAL PENGARUH KONSENTRASI SUSU SKIM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP HASIL PEMBUATAN SOYGHURT Saat ini kedelai banyak dikonsumsi dalam bentuk olahan maupun dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat. Salah satu produk olahan dari kedelai adalah susu kedelai, yang memiliki keunggulan yaitu mengandung protein yang tinggi, dan tidak mengandung kolesterol serta merupakan susu alternatif bagi orang vegetarian. Walaupun demikian, susu kedelai kurang diminati karena memiliki bau langu. Untuk mengatasi hal tersebut, susu kedelai dapat diubah menjadi yoghurt, atau yang lebih dikenal dengan istilah soyghurt. Biji kacang-kacangan merupakan sumber protein bagi sebagian besar penduduk dunia, khususnya bagi masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan dengan kadar kolesterol tinggi mengingat akan bahayanya terhadap jantung. Bahan makanan hewani banyak mengandung kolesterol sedangkan bahan makanan nabati tidak demikian, terutama kacang kedelai. Kedelai sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan dan hanya sebagian kecil yang dikonsumsi secara

TUGAS KHUSUS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

yoghurt

Citation preview

TUGAS KHUSUS

RESUME JURNAL PENGARUH KONSENTRASI SUSU SKIM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP HASIL PEMBUATAN SOYGHURTSaat ini kedelai banyak dikonsumsi dalam bentuk olahan maupun dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat. Salah satu produk olahan dari kedelai adalah susu kedelai, yang memiliki keunggulan yaitu mengandung protein yang tinggi, dan tidak mengandung kolesterol serta merupakan susu alternatif bagi orang vegetarian. Walaupun demikian, susu kedelai kurang diminati karena memiliki bau langu. Untuk mengatasi hal tersebut, susu kedelai dapat diubah menjadi yoghurt, atau yang lebih dikenal dengan istilah soyghurt. Biji kacang-kacangan merupakan sumber protein bagi sebagian besar penduduk dunia, khususnya bagi masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan dengan kadar kolesterol tinggi mengingat akan bahayanya terhadap jantung. Bahan makanan hewani banyak mengandung kolesterol sedangkan bahan makanan nabati tidak demikian, terutama kacang kedelai. Kedelai sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan dan hanya sebagian kecil yang dikonsumsi secara langsung. Salah satu produk olahan kedelai adalah susu kedelai. Susu kedelai mempunyai nilai gizi yang mirip dengan susu sapi dan sangat baik digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi anak-anak yang menderita intoleransi laktosa. Dengan sedikit suplementasi khusus, susu kedelai dapat menggantikan susu sapi secara baik. Namun demikian, pemanfaatan susu kedelai masih terbatas karena citarasa yang kurang disenangi (langu). Keterbatasan susu kedelai tersebut dapat dikurangi melalui proses fermentasi susu kedelai menjadi yoghurt yang lebih dikenal dengan istilah soyghurt.Soyghurt adalah produk fermentasi susu kedelai dengan menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus, dan Lactobacillus bulgarius. Seperti bahan bakunya yaitu susu kedelai, soyghurt memiliki beberapa kelebihan, antara lain bebas laktosa, bebas kolesterol, mengandung lemak yang rendah, dan memiliki protein yang tinggi. Oleh karena itu, soyghurt cocok dikonsumsi oleh yang melakukan program diet. Soyghurt juga dapat membantu pencernaan, mencegah diare, dan mencegah peningkatan kadar kolesterol darah yang terlalu tinggi. Pembuatan soyghurt hampir sama dengan yoghurt. Perbedaannya adalah hanya pada bahan baku susu kedelai yang tidak mengandung laktosa, sehingga membutuhkan penambahan dari sumber lainnya, misalnya susu bubuk skim, susu bubuk full cream atau susu segar. Laktosa akan difermentasi oleh mikroorganisme menjadi asam laktat, yang menyebabkan terjadinya penurunan pH, dan koagulasi kasein pada soyghurt.Yoghurt adalah produk susu fermentasi dengan bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus pada gula susu (laktosa). Lactobacillus bulgaricus dapat menghasilkan asam laktat sampai dengan kadar 4%, sedangkan bakteri Streptococcus thermophilus dapat menghasilkan asam laktat dengan kadar berkisar antara 0,6-1,1%. Asam laktat secara berangsur-angsur akan melarutkan koloidal kalsium dan menyebabkan koagulasi dari kasein pada pH berkisar 4,6-4,7. Hasil dari produksi asam laktat dapat memberikan rasa asam pada yoghurt. Asam menyebabkan perubahan dalam struktur protein (denaturasi), sehingga protein susu menggumpal (mengalami koagulasi). Dengan kata lain, bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus akan memfermentasi laktosa menjadi asam laktat dalam susu, dan asam laktat akan mendenaturasi protein sehingga terjadi proses koagulasi yang menyebabkan susu menjadi semi-padat dan berasa asam. Bakteri Streptococcus thermophilus dan bakteri Lactobacillus bulgaricus diinokulasikan ke dalam susu steril pada suhu optimum pertumbuhan bakteri sehingga terjadi proses fermentasi. Laktosa dalam susu digunakan oleh bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebagai sumber karbon dan energi utama untuk pertumbuhan bakteri. Selama proses fermentasi laktosa berubah menjadi asam piruvat, yang selanjutnya berubah menjadi asam laktat. Asam laktat menyebabkan terjadinya penurunan pH susu, yang berarti meningkatkan keasaman.Yoghurt lebih mudah dicerna dibandingkan susu biasa, karena dengan adanya proses fermentasi berarti merubah struktur bahan pangan menjadi lebih mudah dicerna, mereduksi komponen yang bersifat allergen, anti nutritif ataupun susah dicerna, hingga menambahkan metabolit penting yang bersifat anti patogen, antioksidan hingga anti karsinogenik. Yoghurt sangat sesuai dikonsumsi oleh penderita defisiensi enzim laktase dalam tubuhnya (lactoseintolerance), karena tubuh tidak mampu mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga mengakibatkan timbulnya sakit perut, dan diare setelah mengkonsumsi susu. Yoghurt mempunyai kandungan protein lebih tinggi, dan kandungan lemak lebih rendah dibandingkan susu sapi. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi orang yang menjalankan diet. Yoghurt juga merupakan minuman probiotik. Probiotik diartikan sebagai organisme hidup yang berada dalam sistem pencernaan dalam jumlah tertentu dan berpengaruh pada kesehatan. Salah satu kelompok penting dari organisme probiotik adalah Bakteri Asam Laktat (BAL).Adapun tahap pembuatan yoghurt sebagai berikut homogenisasi. Perlakuan homogenisasi untuk mencegah timbulnya lapisan lemak ( cream layer ) pada permukaan yoghurt, sehingga diperoleh produk dengan tekstur yang halus. Homogenisasi dapat memecah globula-globula lemak menjadi kecil dan seragam, sehingga lebih stabil. Bila bahan dasar dicampur dengan bahan lain untuk meningkatkan jumlah zat padatnya maka proses homogenisasi dapat meratakan campuran, sehingga dapat menaikkan viskositas yang dihasilkan; pasteurisasi tujuan dari pasteurisasi untuk menginaktifkan enzim dan juga membunuh mikrobia-mikrobia patogen dalam susu. Suhu pasteurisasi 85-90oC selama 10-15 menit. Dengan perlakuan pemanasan dapat mengurangi waktu koagulasi, karena setelah pemanasan terjadi penurunan pH. Terjadinya degradasi laktosa dapat terbentuk asam dengan cepat sehingga dapat menurunkan pH. Setelah itu proses pendinginan, dilakukan pendinginan dengan cepat untuk menghindari kontaminasi. Pendinginan dilakukan sampai suhu mencapai 37-45 oC, merupakan suhu yang dapat digunakan untuk pertumbuhan Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Kemudian dilakukan inokulasi, inokulasi adalah penambahan bakteri pada susu setelah proses pendinginan yaitu pada suhu 37-45 oC. Proses yang terakhir adalah proses inkubasi (fermentasi), proses fermentasi dilakukan samapi diperoleh flavour yang khas, dengan kenampakan yang kental atau semi padat. Susu kedelai memiliki karakteristik yang cocok sebagai bahan untuk membuat yoghurt karena kandungan padatan, dan viskositasnya yang tinggi. Susu kedelai juga dapat dibuat menjadi susu asam yang dinamakan soyghurt. Proses pembuatan soyghurt, dan kultur (biakan murni) starter yang digunakan pada dasarnya sama seperti pada pembuatan yoghurt. Proses fermentasi pada pembuatan soyghurt mempunyai kesulitan karena jenis karbohidrat yang terdapat dalam susu kedelai berbeda dari karbohidrat dari susu sapi. Pada susu kedelai tidak terkandung laktosa, sehingga tidak dapat digunakan sebagai sumber energi maupun sebagai sumber karbon oleh kultur starter. Oleh karena itu perlu ditambahkan sumber gula pada bahan baku susu kedelai sebelum difermentasi oleh bakteri asam laktat. Adapun sumber gula yang dapat ditambahkan adalah sukrosa, glukosa, laktosa, fruktosa, atau susu bubuk skim.Karbohidrat yang terdapat pada susu kedelai sebagian besar terdiri dari golongan oligosakarida, dan polisakarida yang tidak dapat digunakan oleh Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus bulgaricus sebagai sumber energi. Fermentasi karbohidrat akan menghasilkan asam-asam organik terutama asam laktat yang menyebabkan terjadinya penurunan pH menjadi berkisar 3,96-5,01. Pada pH tersebut akan terjadi penggumpalan protein. Jika sumber karbohidrat tidak mencukupi, maka asam-asam organik yang dihasilkan juga tidak akan memadai untuk menggumpalkan protein pada susu. Oleh karena itu, dalam pembuatan soyghurt perlu ditambahkan sumber gula yang lain untuk mencukupi kebutuhan mikroba tersebut. Proses pembuatan soyghurt ditambahkan Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus bulgaricus sebanyak 5% dari volume susu kedelai. Bakteri Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus bulgaricus yang ditambahkan akan memanfaatkan sumber nitrogen, dan karbon yang terdapat pada susu kedelai untuk hidup, dan berkembang biak (memperbanyak diri). Semakin banyak jumlah mikroba yang terdapat di dalam soyghurt, maka akan semakin tinggi kandungan proteinnya karena sebagian besar komponen penyusun mikroba adalah protein. Perbedaan terbesar kedua susu tersebut adalah pada kandungan lemaknya. Susu skim adalah susu sapi yang telah diambil sebagian besar lemaknya dan diubah bentuknya menjadi bubuk, dan merupakan bagian susu yang banyak mengandung protein, sering disebut serum susu. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali lemak, dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim dapat digunakan oleh orang yang menginginkan nilai kalori rendah di dalam makanannya, karena susu skim hanya mengandung 55% dari seluruh energi susu. Susu skim terdiri kurang dari 1% lemak.Susu skim adalah susu yang kadar lemaknya telah dikurangi hingga berada dibawah batas minimal yang telah ditetapkan. Susu skim merupakan bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak susu skim dapat digunakan oleh orang yang menginginkan kalori rendah dalam makanannya, karena susu skim hanya mengandung 55 % dari susu skim adalah susu yang kadar lemaknya telah dikurangi hingga berada dibawah batas minimal yang telah ditetapkan. Susu skim merupakan bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak seluruh energi susu dan susu juga digunakan dalam pembuatan keju dan yoghurt dengan kadar lemak rendah. Susu bubuk full cream adalah produk susu berbentuk bubuk yang diperoleh dari susu cair; atau susu hasil pencampuran susu cair dengan susu kental atau krim bubuk; atau susu hasil pencampuran susu cair dengan susu kental atau susu bubuk, yang telah dipasteurisasi, dan melalui proses pengeringan (menghilangkan sebagian besar air). Susu bubuk full cream mengandung tidak lebih daripada 5% berat dari air pada padatan milk non-fat dan tidak kurang daripada 26% tetapi kurang daripada 40% berat dari basis milk fat. Komponen susu terdiri dari protein, laktosa, mineral dan lemak. Stabiliser yang paling baik untuk pembuatan yoghurt adalah gelatin. Gelatin adalah salah satu hidrokoloid yang dapat digunakan sebagai pembentuk gel (gelling), bahan pengental (thickener) atau penstabil. Gelatin berbeda dengan hidrokoloid lain, karena kebanyakan hidrokoloid adalah polisakarida seperti: karagenan, dan pektin, sedangkan gelatin merupakan protein yang mudah dicerna, mengandung semua asam-asam amino esensial kecuali triptofan. Kegunaan gelatin adalah untuk mengubah cairan menjadi padatan yang elastis atau mengubah bentuk sol menjadi gel. Proses pembentukan gel oleh gelatin bersifat reversibel karena bila gel dipanaskan akan terbentuk sol dan sewaktu didinginkan akan kembali terbentuk gel lagi.Fermentasi asam laktat kebanyakan terjadi di dalam susu. Bakteri yang menyebabkan fermentasi ini mungkin bakteri homofermentatif yang kebanyakan menghasilkan asam laktat dalam laktosa dengan jumlah asam asetat yang kecil, karbon dioksida, dan semua komponen yang mudah menguap atau bakteri heterofermentatif yang memproduksi sebagian besar produk yang mudah menguap sebagai tambahan pada asam laktat. Pada suhu berkisar antara 37-50C, Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dapat membuat rasa susu menjadi asam. Kebanyakan bakteri asam laktat memiliki tingkat keasaman berkisar 0,5-0,8%, tetapi bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus termasuk spesies yang dapat menghasilkan tingkat keasaman sampai 3%.Faktor -faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain kondisi lingkungan yang ditentukan untuk pertumbuhan sel dan pembentukan produk. Kondisi lingkungan dari fermentasi untuk pembuatan yoghurt haruslah bersifat asam, karena bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus tersebut dalam kondisi dan susunan asam. pH pada fermentasi pembuatan yoghurt adalah 4,5-5 yang mempunyai sifat asam; suhu, suhu fermentasi pada pembuatan yoghurt pada suhu 37-45oC, setelah terbentuk endapan segera dimasukkan dalam lemari es yang suhu kira-kira 4oC, agar bakteri terhambat perkembangannya; tingkat agitasi, tujuan dari agitasi adalah menyediakan O2 untuk kebutuhan metabolisme (aerasi) dan untuk membuat campuran tersebut menjadi homogen; konsentrasi oksigen terlarut dan faktor-faktor lain harus dipertahankan konstan sewaktu fermentasi; nutrisi yang diperlukan oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus meliputi karbohidrat (gula) khususnya laktosa, sumber karbon dan sumber nitrogen; cemaran mikroorganisme berupa bakteri patogen yang dapat mengganggu atau menghambat proses fermentasi. Fermentasi dapat menimbulkan citarasa baru dan membentuk tekstur beberapa makanan sehingga mampu memperbaiki penerimaan produk kedelai. Sewaktu fermentasi akan terbentuk asam-asam organik yang menimbulkan citarasa khas pada soyghurt. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan soyghurt adalah jenis karbohidrat dalam susu kedelai sangat berbeda dengan karbohidrat yang terdapat pada susu sapi. Karbohidrat yang ada pada susu kedelai terdiri golongan oligosakarida, yaitu rafinosa dan stakiosa dengan kandungan gula yang dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan soyghurt sangat terbatas, oleh karena itu perlu dilakukan penambahan sumber gula yang lain. Apabila susu kedelai langsung diinokulasi tanpa penambahan gula tidak akan menghasilkan soyghurt yang berkualitas baik hal ini ditandai dengan masih tingginya nilai pH dan tidak terjadi penggumpalan protein. Sumber gula yang dapat ditambahkan adalah sukrosa, laktosa, glukosa atau fruktosa. Jenis gula yang berbeda akan menghasilkan asam-asam organik yang berbeda yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya perbedaan kualitas soyghurt yang dihasilkan. Hasil metabolisme karbohidrat (gula) berupa asam-asam organik akan mempengaruhi citarasa dan ikut menentukan kualitas yoghurt. Oksigen terlarut sangat dibutuhkan dalam fermentasi pembuatan yoghurt, karena tanpa oksigen bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus akan mati, sehingga fermentasi tidak berjalan dengan sempurna. Banyak bakteri lain selain bakteri asam laktat yang dapat menyebabkan fermentasi asam, terutama jika kondisi tidak baik bagi bakteri asam laktat. Bakteri tersebut memfermentasikan laktosa menjadi asam laktat, dan menghancurkan protein susu sehingga terjadi penggumpalan protein. Secara umum, titratable acidity meningkat, dan pH berkurang seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi untuk susu kedelai yang diinokulasi dengan kultur bakteri asam laktat yang murni. Di antara bakteri asam laktat, Streptococcus thermophilus sendiri menghasilkan asam paling banyak.Fermentasi berasal dari bahasa Latin fervere yang berarti mendidihkan. Seiring perkembangan teknologi, definisi fermentasi meluas, menjadi semua proses yang melibatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang disebut metabolit primer dan sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Pada mulanya istilah fermentasi digunakan untuk menunjukkan proses pengubahan glukosa menjadi alkohol yang berlangsung secara anaerob. Namun, kemudian istilah fermentasi berkembang lagi menjadi seluruh perombakan senyawa organik yang dilakukan mikroorganisme yang melibatkan enzim yang dihasilkannya. Dengan kata lain, fermentasi adalah perubahan struktur kimia dari bahan-bahan organik dengan memanfaatkan agen-agen biologis terutama enzim sebagai biokatalis. Produk fermentasi dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu produk biomassa, produk enzim, produk metabolit dan produk transformasi.Dalam bioproses fermentasi memegang peranan penting karena merupakan kunci (proses utama) bagi produksi bahan-bahan yang berbasis biologis. Bahan-bahan yang dihasilkan melalui fermentasi merupakan hasil-hasil metabolit sel mikrobia, misalnya antibiotik, asam-asam organik, aldehid, alkohol, fussel oil, dan sebagainya. Di samping hasil-hasil metabolit tersebut, fermentasi juga dapat diterapkan untuk menghasilkan biomassa sel mikrobia seperti ragi roti (baker yeast) yang digunakan dalam pembuatan roti. Untuk menghasilkan tiap- tiap produk fermentasi di atas dibutuhkan kondisi fermentasi yang berbeda-beda dan jenis mikrobia yang bervariasi juga karakteristiknya. Oleh karena itu, diperlukan keadaan lingkungan, substrat (media), serta perlakuan (treatment) yang sesuai sehingga produk yang dihasilkan optimal.Faktor-faktor yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan hidup organisme probiotik berkaitan erat dengan penurunan pH dari medium, dan akumulasi asam organik sebagai hasil pertumbuhan, dan fermentasi. pH terakhir yang dicapai pada akhir fermentasi yoghurt merupakan faktor paling penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup, dan pertumbuhan bakteri asam laktat. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah asam yang diekskresikan oleh BAL karena proses akumulasi asam dalam substrat. Streptococcus thermophilus adalah bakteri gram positif berbentuk bulat dan umumnya membentuk rantai. Bakteri ini termasuk bakteri homofermentatif dan thermophilic dengan pH optimum untuk pertumbuhannya sekitar 6,5[21]. Rasa yang khas diproduksi oleh bakteri ini selama fermentasi susu adalah acetaldehyde. Ini mungkin dihasilkan oleh konversi dari asam amino threonine ke dalam glycine (dan acetaldehyde). Bakteri yoghurt dikenal kemampuannya untuk menghasilkan exopolysaccharides, sesuai dengan hasil yang diinginkan, lembut, struktur dari produk fermentasi. Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri gram positif berbentuk batang dan tidak membentuk endospora. Dalam susu, bakteri Lactobacillus bulgaricus akan mengubah laktosa menjadi asam laktat. Bakteri ini bersifat thermophilic dan homofermentatif, dengan suhu optimum untuk pertumbuhannya sekitar 45C. Kondisi optimum untuk pertumbuhannya adalah sedikit asam atau sekitar pH 5,5Perbedaan waktu simpan untuk soyghurt dengan penambahan susu bubuk skim dan susu bubuk full cream berhubungan dengan kandungan jumlah koloni bakteri pada soyghurt. Susu bubuk skim memiliki kadar karbohidrat yang lebih tinggi daripada susu bubuk full cream. Karbohidrat merupakan substrat yang mendukung pertumbuhan bakteri asam laktat. Kandungan karbohidrat yang semakin tinggi menyebabkan kemampuan bakteri asam laktat untuk bertahan hidup, dan bertumbuh lebih lama sehingga soyghurt dengan penambahan susu bubuk skim memiliki waktu simpan yang lebih lama karena kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan soyghurt dengan penambahan susu bubuk full cream. Semakin lama waktu penyimpanan, maka semakin banyak pula asam laktat yang terdapat pada soyghurt sebagai akibat dari aktivitas fermentasi starter yang masih berlanjut pada saat penyimpanan.Susu bubuk skim memiliki karbohidrat yang lebih tinggi daripada susu bubuk full cream. Bakteri asam laktat membutuhkan karbohidrat sebagai substrat untuk memproduksi asam laktat yang tinggi, sehingga semakin tinggi kandungan karbohidrat, maka semakin banyak asam laktat yang diproduksi oleh bakteri asam laktat. Fermentasi karbohidrat oleh Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus dilakukan melalui konversi karbohidrat ke glukosa, dan kemudian glukosa difermentasi melalui jalur heksosa difosfat untuk memproduksi asam laktat sebagai produk utama. Asam-asam organik ini yang dihasilkan akan menyebabkan pH susu kedelai menjadi rendah. Semakin banyak sumber gula yang dapat dimetabolisir, maka semakin banyak pula asam-asam organik yang dihasilkan, sehingga secara otomatis pH juga akan semakin rendah. Khasiat dari yoghurt ini boleh dibilang sangat banyak, mulai dari merawat kulit, menetralkan racun, mengurangi sulit tidur (insomnia), serta mencegah diare. Selain itu, yoghurt mampu menambah kebugaran, mencegah kanker, radang paru-paru, dan memperkuat jantung. Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari Universitas Tennessee, Amerika Serikat menyatakan bahwa mengonsumsi yoghurt bisa menurunkan berat badan. Dari analisis kadar protein diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi susu skim dan waktu fermentasi yang semakin lama terjadi peningkatan protein, hal ini disebabkan karena adanya penambahan protein dari aktivitas mikrobia yang digunakan. Bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus yang ditambahkan akan memanfaatkan sumber nitrogen dan karbon yang terdapat pada susu kedelai untuk hidup dan berkembang biak (memperbanyak diri). Semakin banyak jumlah mikrobia yang terdapat didalam soyghurt maka akan semakin tinggi kandungan proteinnya karena sebagian besar komponen penyusun mikrobia/bakteri adalah protein. Kemungkinan terjadi pengubahan material non protein menjadi protein dalam metabolisme sel mikroorganisme, hal tersebut berhubungan dengan adanya penurunan konsentrasi lemak dengan bertambahnnya waktu fermentasi.Dari hasil analisis kadar lemak diketahui bahwa dalam konsentrasi yang sama dengan waktu fermentasi yang semakin lama, terjadi penurunan kandungan lemak pada soyghurt yang dihasilkan. Hal ini disebabkan sewaktu fermentasi, terjadi sintesa protein dari lemak. Sementara semakin bertambahnya konsentrasi susu skim dengan waktu fermentasi yang sama akan terjadi kenaikan kandungan lemaknya, hal ini disebabkan karena sumber gula semakin banyak maka lemakpun juga bertambah. Dari analisis kadar abu diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi susu skim dan waktu fermentasi yang semakin lama terjadi kenaikan kadar abu, hal ini disebabkan karena dalam fermentasi terbentuk gas yang dapat menurunkan massa sehingga ini akan memperbesar nilai dari kadar abu setiap massa yang terbentuk dari fermentasi yang dilakukan. Dari analisis kadar asam laktat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi susu skim dan waktu fermentasi yang semakin lama maka terjadi kenaikan kadar total asam laktat. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi susu skim akan meningkatkan jumlah laktosa dalam campuran dan meningkat pula aktivitas mikrobia/bakteri untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat.

DAFTAR PUSTAKA

Hadiwiyoto, S. 1994. Teori Dan Prosedur Pengujian Mutu Susu Dan Hasil Olahannya. Liberty: YogyakartaHandayani,Faras. 2006. Aneka Khasiat Yoghurt. Online: http://www. mailarchive. com/[email protected]. (Diakses pada 11 Maret 2015).Harian Republika. 2006. Lebih Jauh dengan Yoghurt. Online: www.republika_ online.go.id. (Diakses pada 11 Maret 2015).Herawati, D., A., dkk. 2006. Pengaruh Konsentrasi Susu Skim dan Waktu Fermentasi Terhadap Hasil Pembuatan Soyghurt. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1, No. 2, pp 48-58.Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. 1984. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan Dan Pertanian. Angkasa: Bandung.