Upload
erwin-imawan
View
263
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
1/29
LAPORAN KASUSGENERAL ANASTESI PADA PASIEN TOTAL ABDOMINAL
HISTEREKTOMI DAN BILATERAL SALPINGO OOFOREKTOMI
Oleh :Erwin Imawan, S.Ke !"#$%$##%&'(
Ri)*+ Ferian, S.Ke !"#$%$##%%(An--i Se+awan, S.Ke !"#$%$##%/(
Pem0im0in- :dr. H. Bambang Sutanto, Sp.An
dr. Richa Lesmana, Sp.An
dr. Febrian , Sp.An
KEPANIERAAN KLINIK IL!" ANESESI
RS" PK" !"HA!!A#I$AH S"RAKARA
FAKULTAS KEDOKTERANUNI1ERSITAS MUHAMMADI2AH SURAKARTA
3%$4
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
2/29
LAPORAN KASUS
GENERAL ANASTESI PADA PASIEN TOTAL ABDOMINAL
HISTEREKTOMI DAN BILATERAL SALPINGO OOFOREKTOMI
Yang diajukan oleh :
Erwin Imawan, S.Ked (J510155047)Ricky ferdian, S.Ked (J510155090)Anggi Seyawan, S.Ked (J5101550!9)
Tugas ini dibuat untuk memenuhi persyaratan Program Profesi Dokter
Pada hari , tanggal April 201
Pembimbing:
dr! "! #ambang $utanto, $p!An %!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!&
dr! 'i(ha )esmana, $p!An %!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!&
dr! *ebrian , $p!An %!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!&
+abag! Profesi Dokter
dr! Dona Dei -irlaati %!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!&
+.PA-/T.'AA- +)/-/+ /) A-.$T.$/
'$ P+ "AAD/YA" $'A+A'TA
*A+)TA$ +.D+T.'A-
-/3.'$/TA$ "AAD/YA" $'A+A'TA
201
2
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
3/29
BAB I
PEN#AH"L"AN
Anestesiologi adalah (abang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan
meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang mengalami pembedahan,
pemberian bantuan hidup dasar, pengobatan intensif pasien gaat, terapi inhalasi dan
penanggulangan nyeri menahun!Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu
operasi terdapat beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi yang terdiri dari
persiapan mental dan fisik pasien, peren(anaan anestesi, menentukan prognosis dan persiapan
pada pada hari operasi! $edangkan tahap penatalaksanaan anestesi terdiri dari premedikasi,
masa anestesi dan pemeliharaan, tahap pemulihan serta peraatan pas(a anestesi1,2,4!
ioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi padat kenyal, batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel! Tumor ini juga
dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri, atau uterine fibroid! 4
$ampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan
penyakit multifaktorial! Diper(ayai baha mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang
dihasilkan dari mutasi somatik dan sebuah sel neoplastik tunggal! 4
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan status lokalis dengan palpasi
abdomen! ioma uteri dapat diduga dengan pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras,
bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas, tidak sakit!4
"isterektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan tindakan
terpilih! "isterektomi dikerjakan pada pasien dengan gejala dan keluhan yang jelas
mengganggu! "isterektomi bisa dilakukan per5aginam pada ukuran tumor yang ke(il! Tetapi
pada umumnya histerektomi dilakukan perabdomial karena lebih mudah!4
Pemilihan jenis anestesi untuk histerektomi ditentukan berdasarkan usia pasien,
kondisi kesehatan dan keadaan umum, sarana prasarana serta keterampilan dokter bedah,
dokter anestesi dan peraat anestesi!4
4
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
4/29
BAB II
LAP%RAN KAS"S
A. I#ENIAS PASIEN
-ama : -y!'#
6enis +elamin : Perempuan
sia : 78 tahun
#erat #adan : 92 kg
Agama : /slam
Alamat : +aranganyar
-o! ' :
Diagnosis : enometroraghia, P2 A0 ioma teri!
B. ANA!NESIS
Anamnesis dilakukan se(ara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 24 April
201, pukul 0;!40 hari& selama 4 hari, nyeri haid 24 hari pada aal menstruasi!
?angguan #A+ berupa #A+ sering,atau #A+ sedikitsedikit tidak dirasakan pasien! $ulit
buang air besar dan nyeri saat #A# tidak dirasakan pasien! Pasien tidak mengeluhkan nafsu
makan menurun atau penurunan berat badan!
(! 'iayat penyakit dahulu :
1& 'iayat asma disangkal!
2& 'iayat penyakit jantung disangkal
4& 'iayat diabetes melitus disangkal
7& 'iayat alergi makanan dan obat disangkal!
9& riayat penyakit yang sama disangkal
d! 'iayat penyakit keluarga:
'iayat asma, alergi dan riayat penyakit yang sama dengan pasien
disangkal!
• 'iayat operasi sebelumnya : pasien tidak pernah melakukan operasi sebelumnya!
• +eadaan saat ini : pasien tidak sedang demam dan tidak ada batuk pilek!
7
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
5/29
• +ajian sistem : pasien tidak pernah mengalami kejang, tidak ada gigi
goyang maupun gigi palsu, tidak ada masalah dalam mobilisasi leher dan tidak ada
nyeri dada!
@! PE!ERIKSAAN FISIK
#i&a'u'an pada () Apri& (*+
?@$ : .739 19
Vital Sign : Tekanan darah : 11B> ;0 mm"g
-adi : 82 C>menit
$uhu : 4,8°@
Pernafasan : 20 C>menit
Status Generalis
a! +ulit :
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
6/29
a& /nspeksi : Dinding dada simetris pada saat statis
dandinamis serta tidak ditemukan retraksi danketertinggalan
gerak!
b& Palpasi : $imetris, 5okal fremitus kanan sama
dengan kiridan tidak terdapat ketertinggalan gerak!
(& Perkusi : $onor kedua lapang paru
d& Auskultasi: Tidak terdengar suara rhonkhi pada
kedua pulmo! Tidak terdengar suara heeEing
f! PemeriksaaAbdomen
a& /nspeksi : Perut datar, simetris, tidak
terdapat jejas dan massa
b& Auskultasi : Terdengar suara bising usus
(& Perkusi : Timpani
d& Palpasi : $upel, tidak terdapat nyeri tekan! "epar
dan lien tidak teraba!k! Pemeriksaan .kstremitas :
• Tidak terdapat jejas, bekas trauma, massa, dan sianosis
• Turgor kulit (ukup, akral hangat
#. PE!ERIKSAAN PEN"N-AN
Laboratorium
Pemeri'saan (( Apri& (*+/ Ni&ai norma&
Hemato&ogi
"emoglobin B,B 11,919,9 g>d)
)eukosit 4,B0 780010800>µ)
"ematokrit 40!B 4979F
.ritrosit 4,; 7,09,2C10>µ
Trombosit 274 190000790000>µ)
@3 82,4 80,0BB,0 fl
@" 2,4 2;,041,0 pg
@"@ 42,0 44,04;,0 F
'D< 17!9 11,917,9 F
P3 ;!7 ;,217,1 fl
@T 7!00 14 menit
#T 2!00 1 menit
?ol! Darah
Kimia K&ini'
$?T 1; G41 >)
$?PT 8 G42 >)
reum 1,B 1090 mg>d)
@reatinin 0,4 0,00,B0 mg>d)
?D$ 89 H 200 mg>d)
Seroimmuno&ogi
"bsAg -egatif -egatif
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
7/29
.+? : tidak ada kelainan, konsul jantung tidak ada kontra indikasi
tindakan, ritme sinus dbn!
.! KESAN ANESESI
A$A // pada Perempuan 78 tahun menderita ioma teri
F. PENAALAKSANAAN
Penatalaksanaan yaitu :
a! /ntra5ena fluid drip %/3*D& ') 20 tpm, As! Traneksamat 1 gr, Tramadol 100 mg!
b! Pro Total Abdominal "isterektomi dan #ilateral $alpingo oforektomi!
(! /nformed @onsent perasi
d! +onsul ke #agian Anestesi
e! /nformed @onsent Pembiusan
Dilakukan operasi dengan general anestesi,status A$A //
. REN0ANA ANESESI
?eneral anestesi dengan intubasi .T kingking nomor ;,9 , dengan menggunakan obat
obatan :
o Pre medikasi :
*entanyl %1 4 mikrogram& 92 92 19 mikrogram " 107 mikrogram i5o /nduksi :
Propofol %2 4 mg& 92 107 = 19 mg " 182 mg i5
o /ntubasi % Muscle relaxant & :Atra(urium %0,9 = 0, mg& 92 2 = 41,2 mg " 71, mg i5
o aintenan(e : ksigen : -2 2:2 )>menit, gas se5ofluran 2lt 5F,
o )ainlain :
• /nj! @eftriaCone 1 gr i5
• /nj! +etorola( 40 mg i5
• /nj! Asam TraneCamat 900 mg i5
• /nj! ndansentron 7 mg i5
H. RE0%1ER$ R%%! 2 Aldrette score3
• +esadaran : 2 %sadar, orientas baik&
• Tekanan darah : 2 %tekanan darah berubah G 20F&
• Akti5itas : 1 %2 ekstremitas bergerak&
• $p2 : 2 %merah muda, tanpa 2, $a2 B2 F&
• Pernafasan : 2 %napas dalam, batuk&
TTA) : B " pasien kembali ke ruangan
I. IN#AK LAN-"
;
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
8/29
• @eftriaCone 2C1 gr i5
+etorola( 4C40 mg i5
ndan(entron 2C7 mg i5
Asam Traneksamat 4C 900 mg i5
Transfusi P'@ 1 kolf
onitoring hemodinamik tiap 19 menit selama 1 jam pertama, selanjutnya tiap 1>2
jam sampai dengan hemodinamik stabil!
-. KESI!P"LAN
#erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka :
• Diagnosis pre operatif : enometroraghia, P2 A0 ioma uteri
• $tatus peratif : A$A 2, allampati /
• 6enis perasi :
Total abdominal histerektomi dan bilateral salpingo ooforektomi
• 6enis Anastesi : ?eneral Anastesi
K. LAP%RAN ANESESI
1! Diagnosis Pra #edah
enometroraghia, P2 A0 ioma uteri
2! Diagnosis Pas(a #edah
enometroraghia, P2 A0 ioma uteri
4! Penatalaksanaan Preoperasi
a! /nfus ') 900 ((
b! Asam Traneksamat 1 gr
(! Tramadol 100 mg
7! Penatalaksanaan Anestesia! 6enis Pembedahan : )aparatomi
b! 6enis Anestesi : ?eneral Anestesi
(! Teknik Anestesi : ?eneral Anastesi dengan intubasi dengan .T
kinking no ;,9 dimasukkan oral
d! ulai Anestesi : 24 April 201, pukul 0;!28
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
9/29
lahir tidak berhenti = berhenti sejak 1 bulan terakhir, darah yang keluar berbentuk gumpalan
dan berarna merah! -yeri di daerah perut bagian baah juga dirasakan pasien! Dalam
sebulan siklus menstruasi tidak teratur, darah banyak %47 pembalut> hari& selama 4 hari, nyeri
haid 24 hari pada aal menstruasi! ?angguan #A+ berupa #A+ sering, atau #A+ sedikit
sedikit tidak dirasakan pasien! $ulit buang air besar dan nyeri saat #A# tidak dirasakan
pasien! Pasien tidak mengeluhkan nafsu makan menurun atau penurunan berat
badan! !Pemeriksaan fisik dari tanda 5ital didapatkan tekanan darah 11B>;0 mm"gI nadi 82
C>menitI respirasi 20 C>menitI suhu 4,8@! Dari pemeriksaan laboratorium hematologi yang
dilakukan tanggal 22 April 201 dengan hasil: "b B,B g>dlI golongan darah I )eukosit 4!B0
µ)I ureum 1,B mg>dlI kreatinin 0,4 mg>dlI $?T 1; >)I $?PT 8 >)I ?D$ 89 mg>d) dan
"#sAg%&! Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang disimpulkan
baha pasien masuk dalam A$A // akibat anemia ringan!Pemberian maintenan(e (airan sesuai dengan berat badan pasien yaitu 2((>kg##>jam,
sehingga kebutuhan perjam dari penderita adalah 107 ((>jam! $ebelum dilakukan operasi
pasien dipuasakan selama 8 jam! Tujuan puasa untuk men(egah terjadinya aspirasi isi
lambung karena regurgitasi atau muntah pada saat dilakukannya tindakan anestesi akibat efek
samping dari obat obat anastesi yang diberikan sehingga refleks laring mengalami penurunan
selama anestesia! Penggantian puasa juga harus dihitung dalam terapi (airan ini yaitu C
maintenan(e! $ehingga kebutuhan (airan yang harus dipenuhi sekitar 27((!perasi total abdominal histerektomi dan bilateral salpingo ooforektomi dilakukan
pada tanggal 24 April 201! Pasien dikirim dari bangsal ultaEam! Pasien masuk ke ruang
+ 4 pada pukul 0;!19 dilakukan pemasangan -/#P dan 2 dengan hasil TD 11B>4 mm"gI
-adi 84 C>menit, dan $p2 BB F! Dilakukan injeksi ndansentron 7 mg dan fentanyl 107
mi(rogram dilanjutkan propofol 182 mg dan atra(urium 71 mg! Pemberian fentanyl yang
merupakan obat opioid yang bersifat analgesi( dan bisa bersifat induksi! Penggunaan
premedikasi pada pasien ini betujuan untuk menimbulkan rasa nyaman pada pasien dengan
pemberian analgesia dan mempermudah induksi dengan menghilangkan rasa khaatir!
+arena dilakukan operasi laparatomi dan membutuhkan aktu yang lama, maka dokter
anestesi memilih untuk melakukan genaral anastesi dengan teknik intubasi oral!
Pasien disungkupkan dengan sungkup muka yang telah terpasang pada mesin anestesi
yang menghantarkan gas %se5oflurane& dengan ukuran 25olF dengan oksigen dari mesin ke
jalan napas pasien sambil melakukan bagging selama kurang lebih 2 menit untuk menekan
pengembangan paru dan juga menunggu kerja dari pelemas otot sehingga mempermudah
dilakukannya pemasangan endotrakheal tube! Penggunaan se5ofluran disini dipilih karenaB
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
10/29
se5ofluran mempunyai efek induksi dan pulih dari anestesi lebih (epat dibanding dengan gas
lain, dan baunya pun lebih manis dan tidak merangsang jalan napas sehingga digemari untuk
induksi anestesi dibanding gas lain %halotan&! .fek terhadap kardio5askular pun relatif stabil
dan jarang menyebabkan aritmia!
$etelah pasien di intubasi dengan mengunakan endotrakheal tube, maka dialirkan
se5ofluran 2 5olF, oksigen sekitar 90 ml>menit sebagai anestesi rumatan! 3entilasi dilakukan
dengan bagging kemudian diikuti 5entilator dengan laju napas 12 C> menit, T3 47! $esaat
sebelum operasi selesai gas anestesi diturunkan untuk menghilangkan efek anestesi perlahan
lahan dan untuk membangunkan pasien! 6uga diharapkan agar pasien dapat melakukan nafas
spontan menjelang operasi hampir selesai!
perasi selesai tepat jam 08:40 ;9 mm"g!
10
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
11/29
11
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
12/29
BAB III
IN-A"AN P"SAKA
A. Anestesi "mum
Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri>sakit se(ara sentral
disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali %re5ersibel&!+omponen trias
anestesi yang ideal terdiri dari analgesia, hipnotik, dan relaksasi otot 2!
bat anestesi yang masuk ke pembuluh darah atau sirkulasi kemudian menyebar
ke jaringan! Yang pertama terpengaruh oleh obat anestesi ialah jaringan kaya akan
pembuluh darah seperti otak, sehingga kesadaran menurun atau hilang, hilangnya rasa
sakit, dan sebagainya! $eseorang yang memberikan anestesi perlu mengetahui stadium
anestesi untuk menentukan stadium terbaik pembedahan itu dan men(egah terjadinyakelebihan dosis1,2!
Agar anestesi umum dapat berjalan dengan sebaik mungkin, pertimbangan
utamanya adalah memilih anestetika ideal!Pemilihan ini didasarkan pada beberapa
pertimbangan yaitu keadaan penderita, sifat anestetika, jenis operasi yang dilakukan,
dan peralatan serta obat yang tersedia! $ifat anestetika yang ideal antara lain mudah
didapat, murah, tidak menimbulkan efek samping terhadap organ 5ital seperti saluran
pernapasan atau jantung, tidak mudah terbakar, stabil, (epat dieliminasi, menghasilkan
relaksasi otot yang (ukup baik, kesadaran (epat kembali, tanpa efek yang tidak
diinginkan9,!
bat anestesi umum yang ideal mempunyai sifatsifat antara lain pada dosis yang
aman mempunyai daya analgesik relaksasi otot yang (ukup, (ara pemberian mudah,
mulai kerja obat yang (epat dan tidak mempunyai efek samping yang merugikan! $elain
itu obat tersebut harus tidak toksik, mudah dinetralkan, mempunyai batas keamanan
yang luas!9
Anestesi memiliki tujuantujuan sebagai berikut:1! "ipnotik>sedasi: hilangnya kesadaran
2! Analgesia: hilangnya respon terhadap nyeri
us(le relaCant: relaksasi otot rangka!2,4
+. !acam4macam e'ni' Anestesi,;
%pen drop method5 @ara ini dapat digunakan untuk anestesik yang menguap,
peralatan sangat sederhana dan tidak mahal! Kat anestetik diteteskan pada kapas
yang diletakkan di depan hidung penderita sehingga kadar yang dihisap tidak
12
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
13/29
diketahui, dan pemakaiannya boros karena Eat anestetik menguap ke udara
terbuka!
Semi open drop method5 "ampir sama dengan open drop, hanya untuk
mengurangi terbuangnya Eat anestetik digunakan masker! +arbondioksida yang
dikeluarkan sering terhisap kembali sehingga dapat terjadi hipoksia! ntuk
menghindarinya dialirkan 5olume fresh gas flo yang tinggi minimal 4C dari
minimal 5olume udara semenit!
Semi c&osed method5dara yang dihisap diberikan bersama oksigen murni yang
dapat ditentukan kadarnya kemudian dileatkan pada 5aporiEer sehingga kadar
Eat anestetik dapat ditentukan! dara napas yang dikeluarkan akan dibuang ke
udara luar! +euntungannya dalamnya anestesi dapat diatur dengan memberikan
kadar tertentu dari Eat anestetik, dan hipoksia dapat dihindari dengan
memberikan 5olume fresh gas flo kurang dari 100F kebutuhan! 0&osed method5 @ara ini hampir sama seperti semi (losed hanya udara
ekspirasi dialirkan melalui soda lime yang dapat mengikat @2, sehingga udara
yang mengandung anestetik dapat digunakan lagi!
Dalam memberikan obatobatan pada penderita yang akan menjalani operasi maka
perlu diperhatikan tujuannya yaitu sebagai premedikasi, induksi, maintenan(e, dan lain
lain!
(. Persiapan Pra AnestesiPasien yang akan menjalani anestesi dan pembedahan %elektif>darurat& harus
dipersiapkan dengan baik! +unjungan pra anestesi pada bedah elektif dilakukan 12 hari
sebelumnya, dan pada bedah darurat sesingkat mungkin! +unjungan pra anestesi pada
pasien yang akan menjalani operasi dan pembedahan baik elektif dan darurat mutlak
harus dilakukan untuk keberhasilan tindakan tersebut! Adapun tujuan kunjungan pra
anestesi adalah:1,;
a! empersiapkan mental dan fisik se(ara optimal!
b! eren(anakan dan memilih teknik serta obatobat anestesi yang sesuai dengan
fisik dan kehendak pasien!
(! enentukan status fisik dengan klasifikasi A$A % American Society
Anesthesiology&:
A$A / : Pasien normal sehat, kelainan bedah terlokalisir, tanpa kelainan faali,
biokimiai, dan psikiatris! Angka mortalitas 2F!
14
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
14/29
A$A // : Pasien dengan gangguan sistemik ringan sampai dengan sedang
sebagai akibat kelainan bedah atau proses patofisiologis! Angka
mortalitas 1F!
A$A /// : Pasien dengan gangguan sistemik berat sehingga akti5itas harian
terbatas! Angka mortalitas 48F!
A$A /3 : Pasien dengan gangguan sistemik berat yang mengan(am jia, tidak
selalu sembuh dengan operasi! isal : insufisiensi fungsi organ,
angina menetap! Angka mortalitas 8F!
A$A 3 : Pasien dengan kemungkinan hidup ke(il! Tindakan operasi hampir
tak ada harapan! Tidak diharapkan hidup dalam 27 jam tanpa
operasi > dengan operasi! Angka mortalitas B8F!
A$A 3/ : Pasien mati otak yang organ tubuhnya akan diambil %didonorkan&
ntuk operasi (ito, A$A ditambah huruf . %.mergen(y& terdiri dari kegaatan
otak, jantung, paru, ibu dan anak!
a. Pemeri'saan praoperasi anestesi;,8
/! Anamnesis
1! /dentifikasi pasien yang terdiri dari nama, umur, alamat, dll!
2! +eluhan saat ini dan tindakan operasi yang akan dihadapi!
4! 'iayat penyakit yang sedang>pernah diderita yang dapat menjadi
penyulit anestesi seperti alergi, diabetes melitus, penyakit paru kronis %asma
bronkhial, pneumonia, bronkhitis&, penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit
ginjal!
7! 'iayat obatobatan yang meliputi alergi obat, intoleransi obat, dan
obat yang sedang digunakan dan dapat menimbulkan interaksi dengan obat
anestetik seperti kortikosteroid, obat antihipertensi, antidiabetik, antibiotik,
golongan aminoglikosid, dan lain lain!
9! 'iayat anestesi dan operasi sebelumnya yang terdiri dari tanggal,
jenis pembedahan dan anestesi, komplikasi dan peraatan intensif pas(a
bedah!
! 'iayat kebiasaan seharihari yang dapat mempengaruhi tindakan
anestesi seperti merokok, minum alkohol, obat penenang, narkotik
;! 'iayat keluarga yang menderita kelainan seperti hipertensi maligna!
17
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
15/29
8! 'iayat berdasarkan sistem organ yang meliputi keadaan umum,
pernafasan, kardio5askular, ginjal, gastrointestinal, hematologi, neurologi,
endokrin, psikiatrik, ortopedi dan dermatologi!
//! Pemeriksaan *isik
1! +eadaan psikis : gelisah,takut, kesakitan
2! +eadaan giEi : malnutrisi atau obesitas
4! Tinggi dan berat badan! ntuk memperkirakan dosis obat, terapi (airan
yang diperlukan, serta jumlah urin selama dan sesudah pembedahan!
7! *rekuensi nadi, tekanan darah, pola dan frekuensi pernafasan, serta
suhu tubuh!
9! 6alan nafas %airay&! 6alan nafas diperiksa untuk mengetahui adanyatrismus, keadaan gigi geligi, adanya gigi palsu, gangguan fleksi ekstensi leher,
de5iasi ortopedi dan dermatologi! Ada pula pemeriksaan mallampati, yang
dinilai dari 5isualisasi pembukaan mulut maksimal dan posisi protusi lidah!
Pemeriksaan mallampati sangat penting untuk menentukan kesulitan atau
tidaknya dalam melakukan intubasi! Penilaiannya yaitu:
i! allampati / : palatum molle, u5ula, dinding posterior
oropharynk, tonsilla palatina dan tonsilla
pharingeal
ii! allampati // : palatum molle, sebagian u5ula, dinding
posterior u5ula
iii! allampati /// : palatum molle, dasar u5ula
i5! allampati /3 : palatum durum saja
! 6antung, untuk menge5aluasi kondisi jantung
;! Paruparu, untuk melihat adanya dispneu, ronki dan mengi
8! Abdomen, untuk melihat adanya distensi, massa, asites, hernia, atau
tanda regurgitasi!
B! .kstremitas, terutama untuk melihat adanya perfusi distal, sianosis,
adanya jari tabuh, infeksi kulit, untuk melihat di tempattempat pungsi 5ena
atau daerah blok saraf regional
///! Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain
)ab rutin :
19
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
16/29
1! Pemeriksaan lab! Darah
2! rine : protein, sedimen, reduksi
4! *oto rongten % thoraks &
7! .+?
Pemeriksaan khusus, dilakukan bila ada indikasi :
1! .+? pada anak
2! $pirometri pada tumor paru
4! Tes fungsi hati pada ikterus
7! *ungsi ginjalpada hipertensi
9! A?D, elektrolit!
b. Premedi'asi Anestesi
Premedikasi anestesi adalah pemberian obat sebelum anestesi!Adapun tujuan dari premedikasi antara lain :1,2
a! memberikan rasa nyaman bagi pasien, misal : diaEepam!
b! menghilangkan rasa khaatir, misal : diaEepam
(! membuat amnesia, misal : diaEepam, midaEolam
d! memberikan analgesia, misal : fentanyl, pethidin
e! men(egah muntah, misal : droperidol, ondansentron
f! memperlan(ar induksi, misal : pethidin
g! mengurangi jumlah obatobat anesthesia, misal pethidin
h! menekan reflekreflek yang tidak diinginkan, misal : tra(urium, sulfas atropin!
i! mengurangi sekresi kelenjar saluran nafas, misal : sulfas atropin dan hiosin!
Premedikasi diberikan berdasar atas keadaan psikis dan fisiologis pasien yang
ditetapkan setelah dilakukan kunjungan prabedah! Dengan demikian maka pemilihan
obat premedikasi yang akan digunakan harus selalu dengan mempertimbangkan umur
pasien, berat badan, status fisik, derajat ke(emasan, riayat pemakaian obat anestesi
sebelumnya, riayat hospitalisasi sebelumnya, riayat penggunaan obat tertentu yang
berpengaruh terhadap jalannya anestesi, perkiraan lamanya operasi, ma(am operasi,
dan ren(ana anestesi yang akan digunakan2!
c. %bat4obatan Premedi'asi
Pada kasus ini digunakan obat premedikasi1,2,4 :
1
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
17/29
a! Fentani&
*entanil merupakan salah satu preparat golongan analgesik opioid dan
termasuk dalam opioid potensi tinggi dengan dosis 100190 m(g>kg##, termasuk
sufentanil %0,290,9 m(g>kg##&!#ahkan sekarang ini telah ditemukan remifentanil,
suatu opioid yang poten dan sangat (epat onsetnya, telah digunakan untuk
meminimalkan depresi pernapasan residual!pioid dosis tinggi yang deberikan selama
operasi dapat menyebabkan kekakuan dinding dada dan larynC, dengan demikian
dapat mengganggu 5entilasi se(ara akut, sebagaimana meningkatnya kebutuhan opioid
potoperasi berhubungan dengan perkembangan toleransi akut!aka dari itu, dosis
fentanyl dan sufentanil yang lebih rendah telah digunakan sebagai premedikasi dan
sebagai suatu tambahan baik dalam anestesi inhalasi maupun intra5ena untuk
memberikan efek analgesi perioperatif
4
!
$ebagai analgesik, potensinya diperkirakan 80 kali morfin!)amanya efek
depresi nafas fentanil lebih pendek dibanding meperidin! .fek euphoria dan analgetik
fentanil diantagonis oleh antagonis opioid, tetapi se(ara tidak bermakna diperpanjang
masanya atau diperkuat oleh droperidol, yaitu suatu neuroleptik yang biasanya
digunakan bersama sebagai anestesi /3! Dosis tinggi fentanil menimbulkan kekakuan
yang jelas pada otot lurik, yang mungkin disebabkan oleh efek opioid pada tranmisi
dopaminergik di striatum!.fek ini di antagonis oleh nalokson!*entanyl biasanyadigunakan hanya untuk anestesi, meski juga dapat digunakan sebagai anelgesi pas(a
operasi!bat ini tersedia dalam bentuk larutan untuk suntik dan tersedia pula dalam
bentuk kombinasi tetap dengan droperidol1! *entanyl dan droperidol %suatu
butypherone yang berkaitan dengan haloperidol& diberikan bersamasama untuk
menimbulkan analgesia dan amnesia dan dikombinasikan dengan nitrogen oksida
memberikan suatu efek yang disedut sebagai neurolepanestesia1,2!
d. Indu'si
/nduksi merupakan saat dimasukkannya Eat anestesi sampai ter(apainya
stadium pembedahan yang selanjutnya diteruskan dengan tahap pemeliharaan anestesi
untuk mempertahankan atau memperdalam stadium anestesi setelah induksi!
Pada kasus ini digunakan obat induksi :
a. Propo6o&
1;
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
18/29
Propofol %2,diisoprophylphenol& adalah (ampuran 1F obat dalam air dan
emulsi yang berisi 10F soya bean oil , 1,2F phosphatide telur dan 2,29F glyserol!
Dosis yang dianjurkan 2,9mg>kg## untuk induksi tanpa premedikasi4!
Propofol memiliki ke(epatan onset yang sama dengan barbiturat intra5ena
lainnya, namun pemulihannya lebih (epat dan pasien dapat diambulasi lebih (epat
setelah anestesi umum! $elain itu, se(ara subjektif, pasien merasa lebih baik setelah
postoperasi karena propofol mengurangi mual dan muntah postoperasi! Propofol
digunakan baik sebagai induksi maupun mempertahankan anestesi dan merupakan
agen pilihan untuk operasi bagi pasien raat jalan! bat ini juga efektif dalam
menghasilkan sedasi berkepanjangan pada pasien dalam keadaan kritis! Penggunaan
propofol sebagai sedasi pada anak ke(il yang sakit berat %kritis& dapat memi(u
timbulnya asidosis berat dalam keadaan terdapat infeksi pernapasan dan kemungkinanadanya skuele neurologik 2,4!
Pemberian propofol %2mg>kg& intra5ena menginduksi anestesi se(ara (epat!
'asa nyeri kadangkadang terjadi di tempat suntikan, tetapi jarang disertai plebitis
atau trombosis! Anestesi dapat dipertahankan dengan infus propofol yang
berkesinambungan dengan opiat, -2 dan>atau anestetik inhalasi lain1,4!
Propofol dapat menyebabkan turunnya tekanan darah yang (ukup berarti
selama induksi anestesi karena menurunnya resitensi arteri perifer dan
5enodilatasi!Propofol menurunkan tekanan arteri sistemik kirakira 80F tetapi efek ini
disebabkan karena 5asodilatasi perifer daripada penurunan (urah jantung! Tekanan
sistemik kembali normal dengan intubasi trakea!
$etelah pemberian propofol se(ara intra5ena, aktu paruh distribusinya adalah
28 menit, dan aktu paruh redistribusinya kirakira 400 menit! Propofol (epat
dimetabolisme di hati 10 kali lebih (epat daripada thiopenthal pada tikus! Propofol
diekskresikan ke dalam urin sebagai glukoronid dan sulfat konjugat, dengan kurang
dari 1F diekskresi dalam bentuk aslinya! +lirens tubuh total anestesinya lebih besar
daripada aliran darah hepatik, sehingga eliminasinya melibatkan mekanisme
ekstrahepatik selain metabolismenya oleh enEimenEim hati! Propofol dapat
bermanfaat bagi pasien dengan gangguan kemampuan dalam memetabolisme obat
obat anestesi sedati yang lainnya! Propofol tidak merusak fungsi hati dan ginjal! Aliran
darah ke otak, metabolisme otak dan tekanan intrakranial akan menurun! +euntungan
propofol karena bekerja lebih (epat dari tiopental dan kon5ulsi pas(a operasi yang
minimal!
18
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
19/29
Propofol merupakan obat induksi anestesi (epat! bat ini didistribusikan (epat
dan dieliminasi se(ara (epat! "ipotensi terjadi sebagai akibat depresi langsung pada
otot jantung dan menurunnya tahanan 5askuler sistemik! Propofol tidak mempunyai
efek analgesik! Dibandingkan dengan tiopental aktu pulih sadar lebih (epat dan
jarang terdapat mual dan muntah! Pada dosis yang rendah propofol memiliki efek
antiemetik 1, 10!
.fek samping propofol pada sistem pernafasan adanya depresi pernafasan,
apnea, bronkospasme, dan laringospasme! Pada sistem kardio5askuler berupa
hipotensi, aritmia, takikardi, bradikardi, hipertensi! Pada susunan syaraf pusat adanya
sakit kepala, pusing, euforia, kebingungan, dll! Pada daerah penyuntikan dapat terjadi
nyeri sehingga saat pemberian dapat di(ampurkan lidokain %2090 mg&1,4!
e. Peme&iharaan
a. Nitrous %'sida 2N(%3
erupakan gas yang tidak berarna, berbau manis dan tidak iritatif, tidak
berasa, lebih berat dari udara, tidak mudah terbakar>meledak, dan tidak bereaksi
dengan soda lime absorber %pengikat @2&! empunyai sifat anestesi yang
kurang kuat, tetapi dapat melalui stadium induksi dengan (epat, karena gas ini
tidak larut dalam darah! ?as ini tidak mempunyai sifat merelaksasi otot, oleh
karena itu pada operasi abdomen dan ortopedi perlu tambahan dengan Eat
relaksasi otot! Terhadap $$P menimbulkan analgesi yang berarti! Depresi nafas
terjadi pada masa pemulihan, hal ini terjadi karena -itrous ksida mendesak
oksigen dalam ruanganruangan tubuh! "ipoksia difusi dapat di(egah dengan
pemberian oksigen konsentrasi tinggi beberapa menit sebelum anestesi selesai!
Penggunaan biasanya dipakai perbandingan atau kombinasi dengan oksigen!
Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai dalam kombinasi -2 : 2 adalah
sebagai berikut 0F : 70F I ;0F : 40F atau 90F : 90F!2!4,10
o Ha&otan 26&uotan3
$ebagai induksi juga untuk laringoskop intubasi, asalkan anestesinya
(ukup dalam, stabil dan sebelum tindakan diberikan analgesi semprot lidokain
7F atau 10F sekitar faring laring!
+elebihan dosis menyebabkan depresi napas, menurunnya tonus simpatis,
terjadi hipotensi, bradikardi, 5asodilatasi perifer, depresi 5asomotor, depresi
miokard, dan inhibisi refleks baroreseptor! erupakan analgesi lemah, anestesi
1B
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
20/29
kuat! "alotan menghambat pelepasan insulin sehingga mininggikan kadar gula
darah!
o En6&uran 2etran, a&iran3
.fek depresi napas lebih kuat dibanding halotan dan enfluran lebih
iritatif disbanding halotan! Depresi terhadap sirkulasi lebih kuat dibanding
halotan, tetapi lebih jarang menimbulkan aritmia! .fek relaksasi terhadap otot
lurik lebih baik disbanding halotan!
o Iso6&uran 26oran, aeran3
eninggikan aliran darah otak dan tekanan intra(ranial! Peninggian
aliran darah otak dan tekanan intra(ranial dapat dikurangi dengan teknik
anestesi hiper5entilasi, sehingga isofluran banyak digunakan untuk bedah otak!
.fek terhadap depresi jantung dan (urah jantung minimal, sehingga digemari
untuk anestesi teknik hipotensi dan banyak digunakan pada pasien dengan
gangguan koroner!o #es6&uran 2suprane3
$angat mudah menguap! Potensinya rendah %A@ !0F&, bersifat
simpatomimetik menyebabkan takikardi dan hipertensi! .fek depresi napasnya
seperti isofluran dan etran! erangsang jalan napas atas sehingga tidak
digunakan untuk induksi anestesi!
o Se7o6&uran 2u&tane3
/nduksi dan pulih dari anestesi lebih (epat dibandingkan isofluran!
#aunya tidak menyengat dan tidak merangsang jalan napas, sehingga digemariuntuk induksi anestesi inhalasi disamping halotan!
/nduksi per re(tal
@ara ini hanya untuk anak atau bayi menggunakan thiopental atau
midaEolam!2,4,7
6. %bat Pe&umpuh %tot
bat golongan ini menghambat transmisi neuromus(ular sehingga
menimbulkan kelumpuhan pada otot rangka! enurut mekanisme kerjanya, obat ini
dibagi menjadi 2 golongan yaitu obat penghambat se(ara depolarisasi resisten,
misalnya suksinil kolin, dan obat penghambat kompetitif atau nondepolarisasi, misal
kurarin!9,,;
Dalam anestesi umum, obat ini memudahkan dan mengurangi (edera tindakan
laringoskopi dan intubasi trakea, serta memberi relaksasi otot yang dibutuhkan dalam
pembedahan dan 5entilasi kendali1,2!
bat pelumpuh otot yang digunakan dalam kasus ini adalah :
Atracurium besi&at 2tracrium3
20
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
21/29
erupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi yang relatif baru yang
mempunyai struktur benEilisoLuinolin yang berasal dari tanaman Leontice
leontopetaltum! #eberapa keunggulan atrakurium dibandingkan dengan obat terdahulu
antara lain adalah :
a! etabolisme terjadi dalam darah %plasma& terutama melalui suatu reaksi kimia
unik yang disebut reaksi kimia hoffman! 'eaksi ini tidak bergantung pada fungsi
hati dan ginjal!
b! Tidak mempunyai efek akumulasi pada pemberian berulang!
(! Tidak menyebabkan perubahan fungsi kardio5askuler yang bermakna!
ula dan lama kerja atra(urium bergantung pada dosis yang dipakai! Pada
umumnya mulai kerja atra(urium pada dosis intubasi adalah 24 menit, sedang lama
kerja atra(urium dengan dosis relaksasi 1949 menit
4,8
!Pemulihan fungsi saraf otot dapat terjadi se(ara spontan %sesudah lama kerja
obat berakhir& atau dibantu dengan pemberian antikolinesterase! -ampaknya
atra(urium dapat menjadi obat terpilih untuk pasien geriatrik atau pasien dengan
penyakit jantung dan ginjal yang berat1,2!
+emasan dibuat dalam 1 ampul berisi 9 ml yang mengandung 90 mg
atra(urium besilat! $tabilitas larutan sangat bergantung pada penyimpanan pada suhu
dingin dan perlindungan terhadap penyinaran!
Dosis intubasi : 0,9 = 0, mg>kg##>i5
Dosis relaksasi otot : 0,9 = 0, mg>kg##>i5
Dosis pemeliharaan : 0,1 = 0,2 mg>kg##> i5
g. R"!AAN ANESESI 2!AINAINAN0E3
Dapat dikerjakan se(ara intra5ena %anestesi intra5ena total& atau dengan
inhalasi atau dengan (ampuran intra5ena inhalasi!2
'umatan anestesi menga(u pada trias anestesi yaitu tidur ringan %hypnosis&
sekedar tidak sadar, analgesia (ukup, diusahakan agar pasien selama dibedah tidak
menimbulkan nyeri dan relaksasi otot lurik yang (ukup!1,2,9
'umatan intra5ena biasanya menggunakan opioid dosis tinggi, fentanil 10
90 Mg>kg##! Dosis tinggi opioid menyebabkan pasien tidur dengan analgesia
(ukup, sehingga tinggal memberikan relaksasi pelumpuh otot! 'umatan intra5ena
dapat juga menggunakan opioid dosis biasa, tetapi pasien ditidurkan dengan infuse
propofol 712 mg>kg##>jam! #edah lama dengan anestesi total intra5ena,
21
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
22/29
pelumpuh otot dan 5entilator! ntuk mengembangkan paru digunakan inhalasi
dengan udara N 2 atau -2 N 2!
'umatan inhalasi biasanya menggunakan (ampuran -2 dan 2 dengan
perbandingan 4:1 ditambah halotan 0,92 5olF atau enfluran 27F atau isofluran 27
5olF atau se5ofluran 27F bergantung apakah pasien bernapas spontan, dibantu atau
dikendalikan!2,9,8
h. Intubasi Nasa&
$uatu tindakan memasukkan pipa khusus ke dalam trakea, sehingga jalan nafas
bebas hambatan dan nafas mudah dikendalikan! /ntubasi trakea bertujuan untuk :9,;
a! empermudah pemberian anestesi!
b! empertahankan jalan nafas agar tetap bebas!
(! en(egah kemungkinan aspirasi lambung!
d! empermudah penghisapan sekret trakheobronkial!
e! Pemakaian 5entilasi yang lama!
f! engatasi obstruksi laring akut!
i. erapi 0airan
Prinsip dasar terapi (airan adalah (airan yang diberikan harus mendekati
jumlah dan komposisi (airan yang hilang!Terapi (airan perioperatif bertujuan untuk 8,B!
a! emenuhi kebutuhan (airan, elektrolit dan darah yang hilang selama operasi! b! engatasi syok dan kelainan yang ditimbulkan karena terapi yang diberikan!
Pemberian (airan operasi dibagi :
a! Pra operasi
Dapat terjadi defisit (airan karena kurang makan, puasa, muntah,
penghisapan isi lambung, penumpukan (airan pada ruang ketiga seperti pada
ileus obstruktif, perdarahan, luka bakar dan lainlain! +ebutuhan (airan untuk
deasa dalam 27 jam adalah 2 ml > kg ## > jam! $etiap kenaikan suhu 10 @el(ius
kebutuhan (airan bertambah 1019 F!
b! $elama operasi
Dapat terjadi kehilangan (airan karena proses operasi! +ebutuhan (airan
pada deasa untuk operasi :
'ingan 7 ml>kg##>jam!
$edang ml>kg##>jam
#erat 8 ml>kg##>jam!
22
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
23/29
#ila terjadi perdarahan selama operasi, di mana perdarahan kurang dari 10
F .#3 maka (ukup digantikan dengan (airan kristaloid! Apabila perdarahan
lebih dari 10 F maka dapat dipertimbangkan pemberian plasma > koloid >
dekstran!
(! $etelah operasi
Pemberian (airan pas(a operasi ditentukan berdasarkan defisit (airan
selama operasi ditambah kebutuhan seharihari pasien1, 11!
8. Pemu&ihan
Pas(a anestesi dilakukan pemulihan dan peraatan pas(a operasi dan anestesi
yang biasanya dilakukan di ruang pulih sadar atau recovery room yaitu ruangan untuk
obser5asi pasien pas(a atau anestesi!'uang pulih sadar merupakan batu lon(atan
sebelum pasien dipindahkan ke bangsal atau masih memerlukan peraatan intensif di ICU !Dengan demikian pasien pas(a operasi atau anestesi dapat terhindar dari
komplikasi yang disebabkan karena operasi atau pengaruh anestesinya2!
ntuk memindahkan pasien dari ruang pulih sadar ke ruang peraatan perlu
dilakukan skoring tentang kondisi pasien setelah anestesi dan pembedahan! #eberapa
(ara skoring yang biasa dipakai untuk anestesi umum yaitu (ara Aldrete dan Steard!
dimana (ara Steard mulamula diterapkan untuk pasien anakanak, tetapi sekarang
sangat luas pemakaiannya, termasuk untuk orang deasa! $edangkan untuk regional
anestesi digunakan skor "romage#1,,12
abe& +. A&drete Scoring S9stem
No. Kriteria S'or
+ Akti5itas
motorik
ampu menggerakkan ke7 ekstremitas atas
perintah atau se(ara sadar!
ampu menggerakkan 2 ekstremitas atas perintah
atau se(ara sadar!
Tidak mampu menggerakkan ekstremitas atas
perintah atau se(ara sadar!
2
1
0
( 'espirasi
-afas adekuat dan dapat batuk -afas kurang adekuat>distress>hipo5entilasi
Apneu>tidak bernafas
21
0
$irkulasi Tekanan darah berbeda J 20F dari semula
Tekanan darah berbeda J 2090F dari semula
Tekanan darah berbeda 90F dari semula
2
1
0
) +esadaran $adar penuh
#angun jika dipanggil
Tidak ada respon atau belum sadar
2
1
0
:
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
24/29
Aldrete score O 8, tanpa nilai 0, maka dapat dipindah ke ruang peraatan!
abe& (. Ste;ard Scoring S9stem
No. Kriteria S'or+ +esadaran #angun
'espon terhadap stimuli
Tak ada respon
2
1
0
( 6alan napas #atuk atas perintah atau menangis
empertahankan jalan nafas dengan baik
Perlu bantuan untuk mempertahankan jalan nafas
2
1
0
?erakan enggerakkan anggota badan dengan tujuan
?erakan tanpa maksud
Tidak bergerak
2
1
0
Steard score O9 boleh dipindah ruangan!
abe& . Robertson Scoring S9stem
No. Kriteria S'or
+ +esadaran $adar penuh, membuka mata, berbi(ara
Tidur ringan
embuka mata atas perintah
Tidak ada respon
7
4
2
1
( 6alan napas #atuk atas perintah
6alan nafas bebas tanpa bantuan
6alan nafas bebas tanpa bantuan ekstensi kepala
Tanpa bantuan obstruksi
4
2
1
0
Aktifitas engangkat tangan atas perintah
?erakan tanpa maksud
Tidak bergerak
2
10
27
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
25/29
abe& ). Scoring S9stem untu' pasien ana'
anda Kriteria
Tanda 5ital 'espirasi, T>-, suhu seperti semula
'eflek laryng dan pharyng ampu menela, batuk, dan muntah
?erakan ampu bergerak sesuai umur dan tingkat
perkembangan
untah untah, mual pusing minimal
Pernafasan Tidak ada sesak nafas, stridor, dan
mendengkur
+esadaran Alert, orientasi tempat, aktu, dan orang
abe& :. Bromage Scoring S9stem
Kriteria S'or
?erakan penuh dari tungkai 0
Tak mampu ekstensi tungkai 1
Tak mampu fleksi lutut 2
Tak mampu fleksi pergelangan kaki 4
"romage score G 2 boleh pindah ke ruang peraatan!
BAB I1
PE!BAHASAN
29
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
26/29
Dari hasil kunjungan pra anestesi baik dari anamnesis, pemeriksaan fisik akan dibahas
masalah yang timbul, baik dari segi medis, bedah maupun anestesi!
A. PER!ASALAHAN #ARI SEI !E#IK
enurunnya jumlah hemoglobin pada tubuh akan mempengaruhi proses metabolisme
jaringan karena gangguan transportasi oksigen ke jaringan! $ehingga pada pasien yang
mengalami penurunan angka hemoglobin pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap harus
segera mengatasi penyebabnya dan memberikan (airan pengganti ataupun komponen eritrosit
sendiri! Pada pasien ini terdapat penurunan angka hemoglobin ringan akibat perdarahan diluar
menstruasi yang terjadi berulang %menometroraghia& yang merupakan manifestasi klinis dari
mioma uterii!
B. PERMASALAHAN DARI SEGI BEDAH
1! +emungkinan perdarahan durante dan post operasi!
2! /atrogenik %resiko kerusakan organ akibat pembedahan&
Dalam mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dipersiapkan jenis dan teknik anestesi
yang aman untuk operasi yang lama, juga perlu dipersiapkan darah untuk mengatasi
perdarahan!
Pada pasien ini menggunakan teknik pembedahan Total Abdominal "isterektomi
ditambah bilateral salfingoooforektomi yang memakai alat bantu pembedahan berupa (auter
yang memungkinkan perdarahan yang terjadi selama operasi dikoagulasikan se(epat mungkin
sehingga resiko perdarahan dapat dikurangi karena prinsip kerjanya memotongan jaringan
maupun hemostasis dilakukan dalam satu prosedur!
0. PER!ASALAHAN #ARI SEI ANESESI
1! Pemeri'saan pra anestesi
Pada penderita ini telah dilakukan persiapan yang (ukup, antara lain :
a! Puasa lebih dari jam %pasien sudah puasa selama jam& b! Pemeriksaan laboratorium darah
Permasalahan yang ada adalah :
• #agaimana memperbaiki keadaan umum penderita dengan anemia ringan
sebelum dilakukan anestesi dan operasi!
• a(am dan dosis obat anestesi yang bagaimana yang sesuai dengan keadaan
umum penderita!
2
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
27/29
Dalam mempersiapkan operasi pada penderita perlu dilakukan :
• Pemasangan infus untuk terapi (airan sejak pasien masuk '$! Pada pasien ini
diberikan (airan 'inger )aktat 20 tetes per menit, terhitung sejak pasien mulai
puasa hingga masuk ke ruang operasi! Puasa paling tidak jam untuk
mengosongkan lambung, sehingga bahaya muntah dan aspirasi dapat
dihindarkan!Terdapat tiga jenis (airan berdasarkan tujuan terapi, yaitu:
1! @airan rumatan %maintenan(e&
#ersifat hipotonis: konsentrasi partikel terlarut G konsentrasi (airan
intraseluler %@/$&I menyebabkan air berdifusi ke dalam sel! Tonisitas G2;0
msm>kg! isal: Dekstrosa 9 F, Dekstrosa 9 F dalam $alin 0,29 F
2! @airan pengganti %resusitasi, substitusi&
#ersifat isotonis: konsentrasi partikel terlarut @/$I no net ater movement melalui membran sel semipermeabelTonisitas 2;9 = 2B9
msm>kg! isal : -a@l 0,B F, )a(tate'ingers, koloid
4! @airan khusus
#ersifat hipertonis: konsentrasi partikel terlarut @/$I menyebabkan air
keluar dari sel, menuju daerah dengan konsentrasi lebih tinggi Tonisitas
2B9 msm>kg! isal: -a@l 4 F, annitol, $odium bikarbonat, -atrium
laktat hipertonik
#erdasarkan kepustakaan disebutkan baha dehidrasi isotonik merupakan
jenis dehidrasi yang paling sering terjadi %80F&! Pada pasien ini diberikan
resusitasi (airan berupa 'inger )aktat dengan tujuan untuk memperbaiki
5olume sirkulasi dan pemilihan (airan ini berdasarkan pertimbangan
kompartemen yang mengalami defisit!
• Persiapan kantung darah sebagai persiapan bila terjadi perdarahan durante atau
post operasi
• 6enis anestesi yang dipilih adalah general anestesi karena pada kasus ini
memerlukan aktu yang diperkirakan lama dan mempunyai efek amnesia!
Teknik anestesinya semi (losed inhalasi dengan pemasangan endotrakheal
tube!
• $elama operasi dipasang .T teknik (epat!
•
(. Premedi'asi
a! $ebagai antiemeti( pada pasien diberikan ondansentron 7 mg i5
2;
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
28/29
b! ntuk mengurangi rasa sakit pra bedah dan pas(a bedah maka diberikan fentanyl
107m(g /!3!
. Indu'si
a! Digunakan Propofol 182 mg karena memiliki efek induksi yang (epat, dengan
distribusi dan eliminasi yang (epat! $elain itu juga propofol dapat menghambat transmisi
neuron yang han(ur oleh ?A#A! bat anestesi ini mempunyai efek kerjanya yang (epat dan
dapat di(apai dalam aktu 40 detik!
b! enggunakan muscle relaxan yakni Atra(urium 71 mg karena atra(urium merupakan
muscle relaxan non depolari$ation sehingga tidak menimbulkan fasikulasi dan nyeri otot pada
pasien! $elain itu atra(urium juga mempunyai aktu kerja menengah sehingga diharapkan
sesuai dengan permulaan induksi hingga lama pembedahan!
). !aintenanceDipakai -2 dan 2 dengan perbandingan 2 : 2, serta se5ofluran 2 5ol F!
:. erapi 0airan
Perhitungan kebutuhan (airan pada kasus ini adalah % #erat #adan 92 kg &
a! 6am /
%107(( N 412(( N 208((& 27 ((
b! Perdarahan yang terjadi ±100 ((
.#3 100 (( C 92 kg 9200 ((!6adi perkiraan kehilangan darah 100>9200C 100 F 1,B2 F
(! @airan yang sudah diberikan :
1&! Pra anestesi 900 ((
2&! $aat operasi 490 ((
Total (airan yang masuk 890 ((
#AFAR P"SAKA
28
8/17/2019 Tugas laporan kasus anestesi
29/29
1! #augh '* et al! Clinical %ractice &uideline' (onsillectomy in Children!
tolaryngology "ead and -e(k $urgery 2011I 177 %19&:140!
2! uhardi, , dkk! %1B8B&! Anestesiologi! #agian Anastesiologi dan Terapi /ntensif,
*+/! 6akarta: @3 /nfomedia!
4! #agian bstetri dan ?inekologi *+ -PAD! Tumor Alat +andungan ! ?inekologi
edisi 2 , 2010 ! #andung : .lstar ffset! "al : 197 = 11!
7! $*Anestesiologi Q reanimasi!2010! Panduan +epaniteraan +linik
Anestesiologi!
! "andoko, Tony! 1BB9! Anesteti* Umum! Dalam :*armakologi dan Terapi *+/ ! edisike 7! 6akarta:?aya baru!
;! )atief, $, dkk! 2002! %etun-u* %ra*tis Anestesiologi, edisi kedua! 6akarta : #alai
Penerbit *+/
8! ansjoer A, $uprohaita, dkk! 2002! Ilmu Anestesi# dalam: +apita $elekta +edokteran
*+/! 6ilid 2! edisi ketiga! 6akarta:edia Aes(ulapius
angku, ?de!I $enapathi, Tjokorda ?de Agung $enaphati! /lmu Anestesi dan
'eanimasi! 6akarta : /ndeks 6akarta! 2010! p!7B9!
B! )atief, $aid A!I $uryadi, +artini A,I Da(hlan, ! 'usan! Petunjuk Praktis
Anestesiologi .disi 4! 6akarta : *akultas +edokteran /ndonesia! 200;! p!7894!
10! Aitkenhead, Alan '!I 'obotham, Da5id 6!I $mith, ?raham! TeCtbook of Anesthesia
7th edition! )ondon : @hur(hill )i5ingstone! 2001! p!1924!
2B