10
TUGAS MAKALAH TUMBUHAN RACUN DAN PESTISIDA B OLEH : DERISYANTI KALA’PADANG N111 13 533 FAKULTAS FARMASI UNUVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

TUGAS MAKALAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah tucunku

Citation preview

TUGAS MAKALAHTUMBUHAN RACUN DAN PESTISIDA B

OLEH :DERISYANTI KALAPADANGN111 13 533

FAKULTAS FARMASIUNUVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2015

A. Nama Tanaman :Chrysanthemum cinerariaefoliumKlasifikasiKingdom: Plantae (Tumbuhan)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub Kelas: AsteridaeOrdo: AsteralesFamili:AsteraceaeGenus:ChrysanthemumSpesies:Chrysanthemum cinerariaefoliumTrev (1)B. Foto tanaman :

(1)C. Nama lain :Indonesia (Bunga Krisan atau Bunga emas (Golden Flower), Bungapiretrum, seruni, Kepundung); Pilipina (Manzanilla); Cina (ye ju hua) (1).

D. Tempat tumbuh :Tanaman ini tumbuh di daerah beriklim dingin atau pegunungan yaitu di ketinggian 600-3000 m dpl dengan curah hujan sekitar 1200 mm, dengan kemarau yang cukup singkat 2-3 bulan (2).

E. Deskripsi tanaman:Habitus semak, tinggi 20 70cm. Batang berkayu, bulat, permukaan kasar, bekas dudukan daun nampak jelas, merah muda. Daun majemuk, bercangap, panjang 6 15 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, tangkai 5 cm, beralur, berambut halus, daun pelindung berlekatan satu sama lain, mahkota melingkar, putih. Buah biji kotak, bentuk jarum, panjang 0.3 0.4 mm, kuning, kecil kuning. Akar tunggang, coklat muda. Bahan kimia yang terkandung dalam piretrum adalah piretrin, Cinerin dan Jasmolin (2).

F. Penggunaan tradisional :Bunga krisan sudah lama digunakan sebagai obat tradisional Cina. Digunakan untuk mengobati penyakit seperti demam, sakit kepala, batuk dan gangguan penglihatan secara tradisional (3). Krisan jenis Chrysanthemum morifolium atau Chrysanthemum indicum, yang berwarna putih atau kuning bisa dijadikan teh krisan atau Chrysanthemum Tea. Khasiatnya untuk menyembuhkan influenza, jerawat dan mengobati panas dalam dan sakit tenggorokan. Bisa juga digunakan untuk obat demam, mata panas dan berair, pusing-pusing, serta untuk membersihkan liver. Selain itu teh krisan bermanfaat untuk penyembuhan jantung koroner, hiperkolesterol (kolesterol tinggi), mengurangi rasa sakit pada penderita radang hati. Manfaat tersebut didapatkan karena krisan mengandung vitamin C, beta karotene, kalsium, serat, zat besi, kalium, dan magnesium. Adapun cara untuk membuat teh krisan:a. Bahan : Daun atau bunga krisan secukupnya sesuai dengan kebutuhan.b. Cara membuat : Cuci bersih daun/bunga krisan dengan air mengalir (pencucian hingga 5 kali). Selanjutnya daun dilayukan dengan cara menggosok daun dengan gilingan kayu atau botol, lalu kering anginkan. Sedangkan bungan krisan untuk teh perlu dikukus dahulu untuk pelayuan. Selanjutnya dilakukan pengeringan menggunakan sinar matahari langsung atau oven dengan suhu 600 C selama 24 jam hingga daun atau bunga kering. Selanjutnya dikemas untuk siap digunakan sebagai teh (4,5,6).

G. Bagian Tanaman yang bersifat toksit :Pyrethrins ditemukan pada konsentrasi yang sangat tinggi dalam struktur bunga (7).

H. Senyawa yang toksit & rumus struktur :Senyawa pyrethrin menimbulkan efek toksik pada serangga ketika menembus kutikula dan mencapai sistem saraf (8).

Gambar : rumus struktur pyrethrin (8)

I. DosisPada dosis rendah hanya membuat serangga menjadi pingsan, sedangkan pada dosis tinggi dapat mematikan serangga (2).

J. GejalaPiretrin bersifat reversibel yaitu apabila serangga yang teracuni tidak mati karena dosis racunnya kurang, maka serangga tersebut dapat pulih kembali. Piretrum dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang sensitif pada manusia (2).

K. Proses terjadinya aksiPyrethrins menimbulkan efek toksik pada serangga ketika menembus kutikula dan mencapai sistem saraf. Pyrethrins mengikat saluran natrium yang terjadi sepanjang sel saraf. Saluran natrium bertanggung jawab untuk transmisi sinyal saraf sepanjang sel saraf dengan mengizinkan fluks ion natrium. Ketika pyrethrins mengikat saluran natrium, fungsi normal dari saluran terhambat sehingga mengakibatkan hyperexcitation dari sel saraf dan berakibat hilangnya fungsi sel saraf serangga (7).

FIGURE 2 : Fase potensial aksi. (orange)-Potensial aksi yang normal. (biru)-Potensial aksi Setelah pemberian (8).

DAFTAR PUSTAKA1. Anonim. http://www.plantamor.com. Diakses pada tanggal 3 Mei 2015.2. Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008 Balai Penelitian Tanaman Sayuran3. Anonim. http://digilib.unila.ac.id/6602/14/BAB%201.pdf. Diakses pada tanggal 3 Mei 20154. Rukmana, Rahmat. Ir.H. dan Asep Eka Mulyana., 1997. KRISAN. Kanisius. Yogyakarta5. Anonim. http://warintek.ristek.go.id. Diakses pada tanggal 3 Mei 20156. Anonim. http://jatim.litbang.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 3 Mei 20157. Anonim.http://www.pyrethrum.com/how_it_works/mode_of_action.aspx. Diakses pada tanggal 3 Mei 20158. Erin N. Wakeling and William D. Atchison. 2012. Pyrethroids and Their Effects on Ion Channels. Department of Pharmacology & Toxicology, Michigan State University, East Lansing, MI, USA. (http://www.intechopen.com/books/pesticides-advances-in-chemical-and-botanical-pesticides/pyrethroids-and-their-effects-on-ion-channels)