4
Brainstorming no. 1 1. Ketidakstabilan suhu Penyebab gangguan termoregulasi pada neonatus: I. Peningkatan kehilangan panas karena berkurangnya lemak subkutan, rasio daerah permukaan terhadap berat badan yang tinggi. II. Berkurangnya produksi panas karena kurangnya lapisan lemak coklat dan ketidakmampuan untuk menggigil. 2. Masalah-masalah gastrointestinal dan nutrisional I. Refleks pengisapan dan penelanan yang buruk, terutama pada usia kehamilan sebelum 34 minggu II. Penurunan motilitas usus III. Penundaan pengosongan lambung IV. Penurunan pencernaan dan absorpsi vitamin-vitamin yang larut dalam lemak V. Menurunnya simpanan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh VI. Meningkatnya risiko EKN (Enterokolitis nekrotikans). 3. Masalah-masalah hematologis I. Anemia (onset dini atau lanjut) II. Hiperbilirubinemia, terutama tidak langsung III. Koagulasi intravaskuler terdiseminasi (DIC) IV. Penyakit perdarahan pada BBL (HDN) 4. Masalah-masalah metabolisme i. Hipokalsemia ii. Hipoglikemia atau hiperglikemia 5. Masalah pada neonatus i. Luas permukaan tubuh lebih besar ii. Lemak subkutan lebih sedikit insulator kurang iii. Sedikit lemak coklat iv. Tidak dapat cukup nutrien untuk termogenesis v. Masalah pernafasan oksigen kurang Brainstorming no. 2 1. Mekanisme tubuh ketika suhu meningkat : Vasodilatasi à disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior (penyebab vasokontriksi) sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak. Berkeringat à pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi.

tugas makalah dayu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tugas makalah dayu

Brainstorming no. 11. Ketidakstabilan suhu

Penyebab gangguan termoregulasi pada neonatus:I. Peningkatan kehilangan panas karena berkurangnya lemak subkutan, rasio

daerah permukaan terhadap berat badan yang tinggi.II. Berkurangnya produksi panas karena kurangnya lapisan lemak coklat dan

ketidakmampuan untuk menggigil.2. Masalah-masalah gastrointestinal dan nutrisional

I. Refleks pengisapan dan penelanan yang buruk, terutama pada usia kehamilan sebelum 34 minggu

II. Penurunan motilitas ususIII. Penundaan pengosongan lambungIV. Penurunan pencernaan dan absorpsi vitamin-vitamin yang larut dalam lemakV. Menurunnya simpanan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh

VI. Meningkatnya risiko EKN (Enterokolitis nekrotikans).3. Masalah-masalah hematologis

I. Anemia (onset dini atau lanjut)II. Hiperbilirubinemia, terutama tidak langsung

III. Koagulasi intravaskuler terdiseminasi (DIC)IV. Penyakit perdarahan pada BBL (HDN)

4. Masalah-masalah metabolismei. Hipokalsemia

ii. Hipoglikemia atau hiperglikemia5. Masalah pada neonatus

i. Luas permukaan tubuh lebih besarii. Lemak subkutan lebih sedikit insulator kurang

iii. Sedikit lemak coklativ. Tidak dapat cukup nutrien untuk termogenesisv. Masalah pernafasan oksigen kurang

Brainstorming no. 21. Mekanisme tubuh ketika suhu meningkat :

Vasodilatasi à disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior (penyebab vasokontriksi) sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.

Berkeringat à pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi.

Penurunan pembentukan panas à Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan menggigil dihambat dengan kuat.

Brainstorming no. 3 (Resusitasi)PENGERTIANAdl suatu tindakan yg dilakukan u/ mencegah tjdnya asfiksia & memperlancar pernafasan pd bayi scr spontan & teratur.INDIKASI

1. Apabila BBL mempunyai nilai APGAR 4-6 (APGAR mnt ke-1à bayi butuh perhatian khusus, APGAR mnt ke-5 àindeks dr efektifitas resusitasi) 2. Menunjukkan depresi pernafasan sedang & butuh resusitasi.

Page 2: tugas makalah dayu

PENATALAKSANAAN RESUSITASIA. Langkah Awal (dilakukan dlm 30 dtk)

1. Jaga posisi bayi ttp hangat à selimuti bayi 2. Atur posisi bayi à kepala sedikit ekstensi 3. Isap lendir bayi à hisap lendir dr mulut dulu baru hidung.4. Keringkan & Rangsang bayi à keringkan mulai muka,kepala & bagian tubuh lain dg sedikit

tekanan. Lalu lakukan rangsangan taktil. 5. Atur kembali posisi kepala & selimuti bayi à ganti kain yg basah dg yg kering selimuti

kecuali muka & dada,kepala bayi sedikit ekstensi.

6. 6. Penilaian bayi à berdasarkan 3 gejala yg sangat penting : usaha bernafas,frekuensi denyut jantung & warna kulit.

Metode kanguruKangaroo Mother Care (KMC) atau yang juga dikenal sebagai metode kangguru atau perawatan bayi lekat. Pada neonatus yang stabil, yang dalam perawatan rumah sakit hanya memerlukan kehangatan, metode kanguru dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada inkubator. Bayi didekap oleh ibunya, merasakan sentuhan kulit ke kulit yang tentu memberikan kenyamanan dan ketenangan pada bayi. Suhu tubuh ibu dapat naik dan turun dengan sendirinya sesuai kebutuhan bayi (maternal neonatal thermal synchrony), tanpa pengaturan manual seperti halnya inkubator. Kontak kulit ke kulit ini juga meminimalkan kehilangan panas dari permukaan tubuh bayi, yang tidak dapat dilakukan inkubator. Dengan kontak emosional yang erat antara ibu dan bayi pada KMC, produksi ASI meningkat karena adanya refleks letdown oleh hormon oksitosin dalam tubuh ibu. Bayi pun tidak perlu repot dikeluar-masukkan dari inkubator untuk bisa mendapat ASI. Bayi dapat langsung menghisap ASI dari payudara ibu dengan sedikit mengubah posisi.Metode KMC1. Kangaroo position yaitu bayi dalam keadaan telanjang, hanya mengenakan popok, topi hangat dan kaus kaki diletakkan diantara payudara ibu. Dalam posisi demikian tubuh ibu dan bayi diikat dengan kain selimut atau kain berbahan elastis untuk menahan badan bayi agar tidak jatuh. Prinsipnya adalah semakin luas kulit bayi yang bersentuhan dengan kulit ibu semakin baik (skin to skin contact).

Selama bayi berada dalam dekapan ibu, pemantauan suhu ketiak bayi perlu dilakukan setiap 6 jam selama 3 hari pertama metode kangguru dimulai. Selanjutnya pengukuran dilakukan 2 kali sehari. Selain suhu, ibu perlu memantau pernapasan bayi. Pernapasan normal bayi prematur berkisar 40-60 kali per menit dan kadang dapat disertai periode apnu (tidak bernapas).

Page 3: tugas makalah dayu

2. Kangaroo Nutrition, dengan metode kangguru banyak ibu berhasil menyusui bayinya. Bayi-bayi prematur dengan usia gestasi lebih muda dapat memulai proses breast feeding. Selain itu, metode ini dapat meningkatkan volume ASI.3. Kangaroo Support, metode kangguru ini memerlukan dukungan semua pihak, baik ibu, seluruh keluarga, tenaga medis, maupun komunitas.4. Kangaroo Discharge, bayi-bayi berat lahir rendah ini dapat lebih cepat pulang ke rumah dengan metode kangguru ini, karena metode kangguru ini tidak hanya bisa dilaksanakan di rumah sakit, tetapi juga dapat diterapkan di rumah.

Keuntungan KMC:1. Stabilisasi suhu tubuh2. Stabilisasi laju denyut jantung dan pernapasan3. Pengaruh terhadap berat badan dan pertumbuhan4. Pengaruh terhadap tingkah laku5. Memfasilitasi pemberian ASI6. Pengaruh terhadap kejadian infeksi7. Mendorong kelekatan dan ikatan emosional dengan orang tua 8. Memperpendek masa rawat inap di rumah sakit

Selain itu, ibu merasa lebih percaya diri, tingkat stress menurun, merasa bersemangat berpartisi dalam merawat bayinya, memberi ASI, serta mengurangi rasa penolakan dan kekecewaan ibu. Demikian juga bagi ayah, ayah dapat turut berperan dalam perawatan bayinya serta meningkatkan ikatan batin antara ayah dan bayinya. Sedangkan bagi bayinya sendiri, metode kangguru ini dapat membuat bayi lebih hangat dan stabil, pertumbuhan lebih cepat, angka terjadinya infeksi dan apneu menurun. Bagi health care provider, metode kangguru ini akan menurunkan jumlah kebutuhan akan tenaga medis dan peralatan, bayi dapat lebih cepat keluar dari rumah sakit, serta lebih murah.