4
PEMODELAN TRIP ASSIGNMENT dengan SOFTWARE “SATURN” Fitri Noor Permatasari – 15409056 Aditya Dwi Febri Christian Wibowo - 15409059 I. Maksud dan Tujuan Sistem transportasi makro merupakan sistem transportasi secara menyeluruh yang terbagi menjadi sistem-sistem lebih kecil, diantaranya adalah sistem kegiatan, jaringan, dan pergerakan yang memiliki keterkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Sistem kegiatan dipengaruhi oleh aktivitas yang tercipta pada setiap tata guna lahan yang membangkitkan atau menarik pergerakan sebagai proses pemenuhan kebutuhan. Sistem jaringan terdiri dari simpul dan ruas. Simpul menggambarkan titik pertemuan terjadinya perpindahan moda transportasi sedangkan ruas menggambarkan ketersediaan prasarana untuk berpindah. Sedangkan sistem pergerakan merupakan interaksi antara sistem kegiatan dan jaringan yang menghasilkan pergerakan manusia atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan. Untuk menggambarkan keterkaitan antara sistem jaringan, pergerakan, dan kegiatan pada suatu wilayah dengan lebih mudah dan sederhana, digunakan sistem pemodelan. Sistem pemodelan yang digunakan dalam pemodelan transportasi adalah model kuantitatif (matematis) dan model grafis mengenai ruang yang ditunjukkan dalam gambar 2D. Salah satu model transportasi yang terkenal adalah 4 step modeling (model transportasi empat tahap). Model perencanaan transportasi empat tahap digunakan untuk pendekatan makro, karena selain mudah juga mampu dalam menggambarkan berbagai interaksi antara sistem transportasi jalan dan tata ruang di wilayah studi. Secara umum model ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing harus dilakukan secara berurutan, yakni: bangkitan perjalanan, sebaran perjalanan, pemilihan moda, pemilihan rute perjalanan PL 3004 – Pemodelan Wilayah dan Kota Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Tugas Pemodelan III

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Pemodelan III

PEMODELAN TRIP ASSIGNMENT dengan SOFTWARE “SATURN”

Fitri Noor Permatasari – 15409056

Aditya Dwi Febri Christian Wibowo - 15409059

I. Maksud dan Tujuan Sistem transportasi makro merupakan sistem transportasi secara menyeluruh yang terbagi

menjadi sistem-sistem lebih kecil, diantaranya adalah sistem kegiatan, jaringan, dan pergerakan yang memiliki keterkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Sistem kegiatan dipengaruhi oleh aktivitas yang tercipta pada setiap tata guna lahan yang membangkitkan atau menarik pergerakan sebagai proses pemenuhan kebutuhan. Sistem jaringan terdiri dari simpul dan ruas. Simpul menggambarkan titik pertemuan terjadinya perpindahan moda transportasi sedangkan ruas menggambarkan ketersediaan prasarana untuk berpindah. Sedangkan sistem pergerakan merupakan interaksi antara sistem kegiatan dan jaringan yang menghasilkan pergerakan manusia atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan.

Untuk menggambarkan keterkaitan antara sistem jaringan, pergerakan, dan kegiatan pada suatu wilayah dengan lebih mudah dan sederhana, digunakan sistem pemodelan. Sistem pemodelan yang digunakan dalam pemodelan transportasi adalah model kuantitatif (matematis) dan model grafis mengenai ruang yang ditunjukkan dalam gambar 2D. Salah satu model transportasi yang terkenal adalah 4 step modeling (model transportasi empat tahap).

Model perencanaan transportasi empat tahap digunakan untuk pendekatan makro, karena selain mudah juga mampu dalam menggambarkan berbagai interaksi antara sistem transportasi jalan dan tata ruang di wilayah studi. Secara umum model ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing harus dilakukan secara berurutan, yakni: bangkitan perjalanan, sebaran perjalanan, pemilihan moda, pemilihan rute perjalanan

Salah satu bagian penting dalam pemodelan ini adalah langkah terakhir, yaitu pemilihan rute perjalanan (trip assignment). Pemilihan rute perjalanan dilakukan untuk melihat kecenderungan pengguna jalan dalam memilih rute perjalanan yang didasari oleh berbagai macam faktor. Salah satu cara untuk menghitung trip assignment adalah dengan menggunakan software Saturn (Simulation and Assignment of Traffic in Urban Road Networks). Analisis trip assignment dengan software ini menggunakan data matriks asal-tujuan perjalanan dan data jaringan yang kemudian menghasilkan pemilihan rute dan disesuaikan dengan arus, kecepatan, dan waktu yang selanjutnya dapat di analisis.

PL 3004 – Pemodelan Wilayah dan KotaPerencanaan Wilayah dan KotaSekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan KebijakanInstitut Teknologi Bandung

Page 2: Tugas Pemodelan III

II. Prosedur Langkah-langkah yang dilakukan dalam penggunaan software Saturn, dimulai dari persiapan data untuk input program yang terbagi dua, yaitu sistem aktivitas dan pergerakan yang dimulai dari : Zoning (pembagian zona berdasarkan tata guna lahan), Centroid (pusat zona di tengah area zona), Centroid Connector (masing-masing centroid dihubungkan dengan ruas jalan terdekat, satu

centroid bisa mempunyai lebih dari 1 connector), Node and Link (simpang eksisting dan simpang hasil pertemuan centroid connector dengan ruas

jalan), Database (pengisian database pada ruas simpang yang telah ada), Prior Matrix (matriks dasar hasil asumsi dan penyesuaian dari matriks asal tujuan dasar),

Sedangkan untuk input sistem jaringan eksisting, diantaranya adalah : Free Flow Speed (km/jam) : arus dalam ruas jalan bernilai 0. Speed at Capacity (km.jam) : nilai speed at capacity diperoleh dengan metode MKJI. Nilai ini

adalah setengah dari Free Flow Speed Kapasitas Ruas : Disesuaikan dengan tahun jaringan tersebut Arah lalu lintas : Variabel ini diberi nilai 1S untuk ruas yang dibebani oleh lalu lintas satu arah, dan

2S untuk ruas yang dibebani lalu lintas 2 (dua) arah. Koordinat masing-masing node

Setelah persiapan data untuk input program, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah :

1. Memilih working folder dengan memilih menu Settings -> Folders.2. Memasukkan file Matriks Asal Tujuan (MAT) yang disusun dalam format *.DAT dengan

menggunakan fitur notepad sebagai file input proses. Selanjutnya dalam SATURN format ini harus diubah dalam bentuk *.UFM. Untuk mengubahnya digunakan modul MXM1 dengan cara Module Run > SATURN > MXM1 > buka file MAT dengan ekstensi *.DAT > Run

3. Memasukkan input kedua yaitu database jaringan jalan, data ini dalam format *.DAT. Database jaringan diperiksa dengan menggunakan menu Module Run>SATURN>Satnet> buka file database Jaringan dengan ekstensi *.DAT > Run

4. Setelah MAT dan database jaringan jalan disiapkan, langkah selanjutnya membebankan MAT pada database jaringan jalan tersebut. Proses pembebanan dilakukan menggunakan software SATURN dengan perintah sebagai berikut:Module Run>SATURN>Saturn> buka file MAT dan Database Jaringan dengan ekstensi *.DAT>Run

5. Selanjutnya adalah pengeplotan jaringan dengan menggunakan perintah sebagai berikut : Module Run>SATURN>P1X>buka file Database Jaringan dengan ekstensi *UFS hasil run dengan menggunakan MAT estimasi>Run

6. Menu penting yang digunakan dalam pemodelan jaringan diantaranya adalah : • Menampilkan hasil run pada modul P1X

Display menu> Choice of Link anno> Select data: By List> Pilih data yang ingin ditampilkan >> untuk menyimpannya pada file *.LPP pilih menu Add temp dat to the D.B.

• Memilih tampilan hasil run pada modul P1XDisplay menu> Display of Link anno> pilih tampilan yang diinginkan seperti numerical, bandwith, dll.

• Mencetak hasil run pada databaseSATDB Opts> ketik kode 12 untuk mencetak hasil run ke file *.LPP> ketik kode 0 untuk return

• Melakukan validasi pada modul P1X

Page 3: Tugas Pemodelan III

Dilakukan untuk memeriksa Rsquare model yang dibuat antara pembebanan lalu lintas dengan model tanpa pembebanan. Validation> Go! (stats)

• Pengeditan Node pada modul P1XEdit options> network > pmake> Node edits untuk pengeditan simpul

• Pengeditan Link pada modul P1XEdit options> network > pmake> Link edits untuk pengeditan simpul Pilihan yang terdapat pada Node Edits antara lain:- Add Links- Delete Links- Change link (directional properties)- Edit buffer- Split Links

III. Data yang digunakan

IV. Output