8
Perbedaan antara pencemaran primer dan pencemaran sekunder adalah sebagai berikut: 1. Pencemaran Primer Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Seperti partikulat, aerosol, berkurang, teroksidasi. Kadar racun yang rendah, tidak menunjukkan sinergisme, dan polutan primer bertahan dalam bentuk asli saat dilepaskan ke lingkungan. 2. Pencemaran Sekunder Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Polutan berkembang sebagai hasil interaksi polutan primer dan konstituen lingkungan. Umumnya dalam bentuk oksidasi, kadar racun lebih tinggi, polutan sekunder menunjukkan sinergisme, dan produk yang dihasilkan dari modifikasi. Standar kualitas lingkungan untuk polusi udara di Jepang, terdiri dari 11 parameter kualitas udara, sebagai berikut :

Tugas Pencemud Standard

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Standard Peraturan Pencemaran Udara

Citation preview

Page 1: Tugas Pencemud Standard

Perbedaan antara pencemaran primer dan pencemaran sekunder adalah sebagai

berikut:

1. Pencemaran Primer

Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber

pencemaran udara. Seperti partikulat, aerosol, berkurang, teroksidasi. Kadar racun yang

rendah, tidak menunjukkan sinergisme, dan polutan primer bertahan dalam bentuk asli saat

dilepaskan ke lingkungan.

2. Pencemaran Sekunder

Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-

pencemar primer di atmosfer. Polutan berkembang sebagai hasil interaksi polutan primer

dan konstituen lingkungan. Umumnya dalam bentuk oksidasi, kadar racun lebih tinggi,

polutan sekunder menunjukkan sinergisme, dan produk yang dihasilkan dari modifikasi.

Standar kualitas lingkungan untuk polusi udara di Jepang, terdiri dari 11 parameter

kualitas udara, sebagai berikut :

Page 2: Tugas Pencemud Standard

Perbandingan Standar Baku Mutu Udara Ambien Nasional di Indonesia, Pakistan, dan

Filipina

Mereduksi tingkat pencemaran udara di Filipina harus dilakukan karena Filipina

memiliki tingkat populasi penduduk yang cukup tinggi. Pihak yang membuat aturan

mengenai standar kualitas udara ambien di Filipina adalah Environmental Management

Bureau (EMB), yang secara struktural berada di bawah DENR.

Baik Indonesia maupun Filipina tidak memiliki data parameter untuk PM2.5 pada

standar kualitas udara ambien karena biaya perawatan dan operanalnya yang relatif mahal. 

Dapat dilihat pada tabel 2 di atas, banyak Negara berkembang lainnya yang juga tidak

memiliki data parameter PM 2.5 (Brunei, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Vietnam, dan

lain-lain). Namun pengukuran parameter TSP sudah mencakup PM2.5 dan PM10 yang

memiliki ukuran partikel lebih kecil.

Untuk pengukuran PM10 dan TSP, Indonesia memiliki standar yang sama dengan

Filipina, kecuali untuk waktu pengukuran 1 tahun di Filipina. Hal ini dapat mengindikasikan

bahwa Filipina juga mempertimbangkan efek jangka panjangnya yang dapat menyebabkan

Page 3: Tugas Pencemud Standard

efek kronik (akumulasi). Baru-baru ini ada penelitian yang menyebutkan bahwa partikel solid

yang berukuran lebih kecil dapat menimbulkan risiko kesehatan yang lebih tinggi, namun

pada umumnya montoring kualitas udara di Filipina masih terfokus kepada pengukuran TSP.

Indonesia memiliki standar kualitas udara untuk parameter SO2 sebesar 900

µg/m3 untuk waktu pengukuran 1 jam yang dapat menimbulkan efek akut. Untuk waktu

pengukuran 24 jam, Filipina memiliki aturan yang lebih ketat dibanding Indonesia.

Pada parameter NO2, Indonesia dan Filipina memiliki standar yang sama pada waktu

pengukuran 24 jam karena Filipina tidak memiliki standar dengan waktu pengukuran 1 jam

dan 1 tahun. Standar O3 di Filipina memiliki aturan yang lebih ketat dibanding standar di

Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada standar di Indonesia yang memiliki nilai standar hampir

2 kali lipat dari nilai standar O3 di Filipina. Untuk parameter CO, ke-2 negara tidak memiliki

perbedaan yang terlalu jauh. Sampai saat ini, tidak ada rencana untuk merevisi standar yang

berlaku.

Metode pengukuran tidak dapat dibandingkan karena metode pengukuran parameter

kualitas udara Filipina tidak ditemukan. Standar kualitas udara Indonesia terbentuk sekitar 20

tahun setelah standar kualitas udara Filipina.

Sumber :

http://cleanairinitiative.org/portal/system/files/

AQ_Standards_Report_Draft_2_Dec_FINAL.pdf

http://www.aecen.org/sites/default/files/forums/2012/GHG%20-%20AQ%20Standards%20in

%20Asia_KPATDU_23Mar2012.pdf

Page 4: Tugas Pencemud Standard

Perbandingan Standar Baku Mutu Udara Ambien Nasional Indonesia dan Pakistan

Pakistan merupakan salah satu Negara Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi

yang sangat cepat. Tingginya tingkat pertumbuhan  ekonomi ini lantas diikuti dengan

meningkatnya permintaan pelayanan terutama di daerah perkotaan. Akibat tingkat populasi

yang begitu tinggi di Pakistan, standar kualitas udara ambien diperlukan untuk menghindari

efek-efek buruk yang dapat ditimbulkan akibat pencemaran udara.

Hampir semua parameter dipergunakan untuk mempertimbangkan efek jangka

panjang dan efek jangka pendek. Pakistan memiliki aturan yang lebih ketat untuk parameter

PM2.5 sebagai aksi reaktif dari tingginya pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Untuk

parameter PM10, Pakistan memiliki nilai yang sama dengan Indonesia pada waktu

pengukuran 24 jam namun Pakistan tidak memiliki waktu pengukuran 1 tahun. Sedangkan

jika ditinjau dari parameter TSP, aturan yang ditetapkan Indonesia (230 µg/m3)lebih ketat

dibandingkan Pakistan (500 µg/m3) pada rentang waktu pengukuran 24 jam.

Pakistan memiliki standar kualitas udara spesifik untuk parameter SO2 pada

pembangkit listrik tenaga batu bara dan minyak bumi termasuk limit untuk emisi

buangannya. Standar spesifik untuk SO2 dibagi dalam 4 kategori, yaitu unpolluted,

moderately polluted (low), moderately polluted (high), dan very polluted. Berikut merupakan

tabel standar kualitas udara spesifik SO2 pada pembangkit listrik tenaga batu bara dan minyak

bumi.

Baku mutu SO2 di Pakistan memiliki nilai yang lebih rendah dibanding Indonesia

untuk waktu pengukuran 24 jam, begitu pula nilai baku mutu untuk parameter NO2 dan O3.

Untuk parameter CO, nilai standar baku mutu Pakistan 3 kali lebih rendah dari standar baku

mutu Indonesia. Akibat adanya fuel extraction di Pakistan, pemerintah Pakistan menetapkan

standar kualitas udara yang ketat.

Aturan mengenai standar kualitas udara ambien di Indonesia (1999) sudah ditetapkan

sekitar 10 tahun lebih dulu dibanding standar di Pakistan. Ada beberapa metode pengukuran

yang digunakan baik di Indonesia dan Pakistan untuk mengukur konsentrasi baku mutu udara

ambien, seperti High Volume Method, Non Dispersive Infra-Red (NDIR) untuk mengukur

parameter CO, dan metode ASS untuk mengukur konsentrasi Pb. Namun untuk parameter

PM10 dan PM2.5, tiap Negara menggunakan metode yang berbeda untuk mengukur

konsentrasinya, Indonesia menggunakan High Volume Method dan Pakistan menggunakan

β Ray Absorption Method.

Page 5: Tugas Pencemud Standard

Tabel Standar Baku Mutu Udara Ambien Nasional Pakistan

Page 6: Tugas Pencemud Standard

Tabel Standar Baku Mutu Udara Ambien Nasional Indonesia

Sumber :

http://www.cleanairinitiative.org/portal/system/files/documents/pakistan_0.pdf

http://www.aecen.org/sites/default/files/forums/2012/GHG%20-%20AQ%20Standards%20in

%20Asia_KPATDU_23Mar2012.pdf

http://www.ajkepa.gov.pk/files/ambient-air.pdf