10
Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa Boing Indraswari 1511100077 Kelompok 10 1. Sperma Manusia 1.1. Spermatogenesis Spermatozoa merupakan sel yang dihasilkan oleh fungsi reproduksi pria. Sel tersebut mempunyai bentuk khas yaitu mempunyai kepala, leher dan ekor. Spermatozoa merupakan sel hasil maturasi dari sel epitel germinal yang disebut spermatogonia. Spermatogonia terletak dalam dua sampai tiga lapisan sepanjang batas luar epitel tubulus. Proses perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa disebut spermatogenesis (Widodo, 2009).

Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa

Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa

Boing Indraswari

1511100077

Kelompok 10

1. Sperma Manusia

1.1. Spermatogenesis

Spermatozoa merupakan sel yang dihasilkan oleh fungsi reproduksi pria. Sel tersebut

mempunyai bentuk khas yaitu mempunyai kepala, leher dan ekor. Spermatozoa merupakan sel hasil

maturasi dari sel epitel germinal yang disebut spermatogonia. Spermatogonia terletak dalam dua

sampai tiga lapisan sepanjang batas luar epitel tubulus. Proses perkembangan spermatogonia

menjadi spermatozoa disebut spermatogenesis (Widodo, 2009).

Gambar 1.1 : Tahapan Spermatogenesis yang terjadi pada epididimis.

( Anonim3, 2012).

Page 2: Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa

1.2. Morfologi Sperma

a. Sperma Normal

Gambar 1.2: Morfologi sperma normal

( Jones, 2006).

Pada spermatozoa, secara umum mempunyai bagian – bagian yaitu:

a. Bagian kepala yang terdiri dari akrosom dan satu set kromosom haploid yang bersifat compact, tidak aktif dan diam.

b. Midpiece, yang terdiri dari mitokondria dan sebuah sentriolc. Ekor dengan flagel ( Flagellium)

(Anonim1, 2012).Sperma normal memiliki bentuk kepala oval beraturan dengan ekor lurus panjang di tengahnya.

Sperma yang bentuknya tidak normal (disebut teratozoospermia) seperti kepala bulat, kepala pipih, kepala terlalu besar, kepala ganda, tidak berekor, dll, adalah sperma abnormal dan tidak dapat membuahi telur. Hanya sperma yang bentuknya sempurna yang disebut normal. Pria normal memproduksi paling tidak 30% sperma berbentuk normal ( Anonim2, 2010).

Menurut WHO, berikut adalah empat kriteria yang dilihat dalam pengujian semen:

1. Volume

Pria subur rata-rata mengeluarkan 2 hingga 5 cc semen dalam satu kali ejakulasi. Secara konsisten mengeluarkan kurang dari 1,5 cc (hypospermia) atau lebih dari 5,5 cc (hyperspermia) dikatakan abnormal. Volume lebih sedikit biasanya terjadi bila sangat sering berejakulasi, volume yang lebih banyak terjadi setelah lama “berpuasa”.

Page 3: Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa

2. Konsentrasi sperma

Pria subur memiliki konsentrasi sperma di atas 20 juta per cc atau 40 juta secara keseluruhan. Jumlah di bawah 20 juta/cc dikatakan konsentrasi sperma rendah dan di bawah 10 juta/cc digolongkan sangat rendah. Istilah kedokteran untuk konsentrasi sperma rendah adalah oligospermia. Bila sama sekali tidak ada sperma disebut azoospermia. Semen pria yang tidak memiliki sperma secara kasat mata terlihat sama dengan semen pria lainnya, hanya pengamatan melalui mikroskoplah yang dapat membedakannya.

3. Morfologi Sperma

Sperma normal memiliki bentuk kepala oval beraturan dengan ekor lurus panjang di tengahnya. Sperma yang bentuknya tidak normal (disebut teratozoospermia) seperti kepala bulat, kepala pipih, kepala terlalu besar, kepala ganda, tidak berekor, dll, adalah sperma abnormal dan tidak dapat membuahi telur. Hanya sperma yang bentuknya sempurna yang disebut normal. Pria normal memproduksi paling tidak 30% sperma berbentuk normal.

Semen Normal Menurut Standar WHO

Parameter Nilai MinimumVolume (mL) 2.0Konsentrasi (juta/mL) 20Motilitas (%) 50Kecepatan maju (0-4) 3Morfologi normal (%) (WHO) 30Morfologi normal (%) (Ketat) 14Jumlah sperma (juta) 40Total sperma bermotilitas (juta) 20Total sperma fungsional (juta) 6

4. Motilitas (Pergerakan) Sperma

Sperma terdiri dari dua jenis, yaitu yang dapat berenang maju dan yang tidak. Hanya sperma yang dapat berenang maju dengan cepatlah yang dapat mencapai sel telur. Sperma yang tidak bergerak tidak ada gunanya. Menurut WHO, motilitas sperma digolongkan dalam empat tingkatan:

- Kelas a: sperma yang berenang maju dengan cepat dalam garis lurus seperti peluru kendali.- Kelas b: sperma yang berenang maju tetapi dalam garis melengkung atau bergelombang, atau

dalam garis lurus tetapi lambat.- Kelas c: sperma yang menggerakkan ekornya tetapi tidak melaju.- Kelas d: sperma yang tidak bergerak sama sekali.

Sperma kelas c dan d adalah sperma yang buruk. Pria yang subur memproduksi paling tidak 50% sperma kelas a dan b. Bila proporsinya kurang dari itu, kemungkinan akan sulit memiliki anak.

Page 4: Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa

Motilitas sperma juga dapat terkendala bila sperma saling berhimpitan secara kelompok sehinga menyulitkan gerakan mereka menuju ke sel telur.

5. Penghitungan Sperma (Sperm Count)

Kesuburan pria ditentukan oleh kombinasi keempat kriteria di atas, yaitu jumlah sperma berbentuk sempurna dalam semennya yang dapat bergerak agresif. Misalnya, seorang pria yang memproduksi 20 juta sperma per ml, 50% -nya bermotilitas bagus dan 60% -nya berbentuk sempurna, maka dia dikatakan memiliki hitungan sperma 20 x 0,5 x 0,6 = 6 juta sperma bagus per ml. Bila volume ejakulasinya adalah 2 ml, maka total sperma bagus dalam sampelnya adalah 12 juta.

( Anonim2,2010).

b. Sperma manusia Abnormal

1. Sperma dengan kepala yang terpenggal : bagian basal platenya rusak; ekornya berpindah; sel – selnya 100% bersangkut paut satu dengan yang lain.

2. Tanpa kepala: Kemungkinan bertambah saat awal ejakulasi.3. Knobbed / akrosom gepeng: akrosomnya terlipat kedalam pada bagian ujung.

Page 5: Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa

4. Akrosom yang mengkerut: Kemungkinan terjadi akibat adanya masalah pada bagian nuclear.5. Pyriform dan kepala yang melancip: materi nuclear tidak terdistribusi secara merata.6. Kepala raksasa atau kepala kecil : terdapat masalah pada bagian nuclear7. Nuklear vacuola : terdapat rongga pada nuclear, sehingga mempengaruhi bentuk dari sperma.8. Diadem defect : Invaginasi pada bagian nuclear, kebanyakan pada bagian atas tudung nuclear9. Dense proximal droplet : maslah pada kematangan sperma10. Stump tail Defect: Masalah pada bagian axonomal. Terlihat seperti citoplasmanya meluruh dan

punya sedikit prognosis.11. Midpiece defect : Terdapat benjolan pada bagian midpiece, sehingga sulit dibedakan dengan

proximal drop.12. Coiled mainpiece : mainpiecenya melingkar kea rah plasma membrane.13. Abaxial midpiece : Implantasi dari fossa rusak. Memiliki dobel midpiece pada bagian abaxialnya.14. Teratospermia : Sel- sel yang bersangkutan mengalami degradasi15. Bent Tails : Lekukan pada ekor, yang mungkin terdapat droplet ( butiran) dalam membrane

plasma.16. Physiologik ( distal ) droplet : selnya tidak membeku dengan baik, karena air dalam droplet

mengkristal dan memecah membrane sel.

(Eilts, 2009)..

2. Sperma sapi

Semen dar suatu spesies hewan mempunyai perbedaan dalam sifat – sifatnya. Perbedaan terletak pada volume, kekentalan, Ph,Konsentrasi, warna dan bau. Pada sapi dan domba, semen yang dikeluarkan sedikit, sebab kelenjar asesoris mengeluarkan cairan dalam jumlah yang rendah ( Eko, 2008).

Semen sapi normal berwarna seperti susu / krem keputih – putihan dan keruh. Sperma sangat aktif dan tahan hidup lama dalam Ph sekitar 7. Mortilitas partial dapat dipertahankan pada pH antara 5 sampai 10. Sperma sapi dan domba dapat menghasilkan asam laktat dalam jumlah tinggi ( Eko,2008)

Page 6: Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa

Gambar 2.1: Bentuk sperma sapi normal

(Butar-butar,2008).

Gambar 2.2 : Berbagai abnormalitas sperma sapi (a) mikrocephalic dan kepala patah, (b)Pembengkokan pada bagian ekor, (c) Pembengkakan pada bagian midpiece, (d) Asimetris

(Butar-butar, 2008).

3. Sperma Mencit

3.1 Sperma mencit normal dan abnormal

Page 7: Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa

(Adi et al, 2011)

Metode Penggunaan Pipet Thoma dan Hemasitometer Sampel sel yang akan dihitung misalnya darah atau sperma dihisap sampai tanda “0,5”. Selanjutnya usap bagian terluar pada pipet dengan cara menekan ujung pipet menggunakan

sarung tangan atau bahan yang tidak menyerap. Pegang pipet secara horisontal untuk menjaga level sel agar tetap berada pada tanda “0,5” dan

tempatkan ujung pipet pada cairan pengencernya.Cairan disedot dengan konstan sambil pipet sedikit diguncangkan dengan jari.

Pipet dipindahkan dari cairan yang telah encer dengan posisi horizontal kemudian dicampur hingga homogen dan diletakkan di bilik penghitungan Hemocytometer Improved Neubauer.

(Ochei, 2008)

Page 8: Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa

Hitung sel pada 4 kamar hemositometer. Sel yang gelap (mati) dan sel yang berada dibatasluar di sebelah atas dan di sebelah kanan tidak ikut dihitung. Sel di batas kiri dan batas bawah ikut dihitung.Hitung jumlah sel per mL dengan rumus dibawah :

(Anonim3, 2012)

Daftar Pustaka

Adi, Dwi Arinto, et al. 2011. “The Effect Of Gift Avicennia alba Blume Leaf Extract To Sperm Of Mouse (Mus musculus L.)”. Vol. 15 hlm. 45-58

Anonim1, 2012.http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/S/Sexual_Reproduction.html. Diakses pada tanggal 12 Nopember 2012, pada pukul 21.10 WIB

Anonim2, 2010).http://majalahkesehatan.com/tes-kesuburan-pria-dengan-analisis-semen/. Diakses pada tanggal 12 Nopember 2012, pada pukul 22.15 WIB

Anonim3. 2012. “CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER Hal. 1 dari 4. FAKULTAS FARMASI UGM”. UGM : Yogyakarta.

Butar-Butar, Eko K. 2009. “Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental”. Fakultas Pertanian USU : Medan.

Eilts, Bruce E.2009. http://www.vetmed.lsu.edu/eiltslotus/theriogenology-5361/semen%20anal._22.htm. Diakses pada tanggal 12 Nopember 2012, pada pukul 22.30 WIB.

Ochei, J. 2008. “Medical Laboratory Science Theory and Practice”. McGraw-Hill Inc. : India.

Page 9: Tugas Pendahuluan Analisis Spermatozoa