27
Pendahuluan o Latar belakang o Dll Menurut kakawin Nagarakretagama (1365 ), Kalimantan Barat menjadi taklukan Majapahit , bahkan sejak zaman Singhasari yang menamakannya Bakulapura . Menurut Hikayat Banjar (1663 ), negeri Sambas, Sukadana dan negeri-negeri di Batang Lawai (nama kuno sungai Kapuas) pernah menjadi taklukan Kerajaan Banjar sejak zaman Hindu. Sejak 1 Oktober 1609, Kerajaan Sambas menjadi daerah protektorat VOC Belanda. Sesuai perjanjian 20 Oktober 1756 VOC Belanda akan membantu Sultan Banjar Tamjidullah I untuk menaklukan kembali daerah-daerah yang memisahkan diri diantaranya Sanggau , Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi). Menurut akta tanggal 26 Maret 1778 negeri Landak dan Sukadana diserahkan kepada VOC Belanda oleh Sultan Banten . Inilah wilayah yang mula-mula menjadi milik VOC Belanda selain daerah protektorat Sambas. Pada tahun itu pula Pangeran Syarif Abdurrahman Alkadrie direstui VOC Belanda sebagai Sultan Pontianak yang pertama dalam wilayah milik Belanda tersebut. Pada tahun 1789 Sultan Pontianak dibantu Kongsi Lan Fang diperintahkan VOC Belanda untuk menduduki negeri Mempawah . Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam dari Banjar menyerahkan Jelai , Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi) kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pada 1855 , negeri Sambas dimasukan ke dalam wilayah Hindia Belanda mejadi Karesidenan Sambas. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang dimuat dalam STB 1938 No. 352, antara lain mengatur dan menetapkan bahwa ibukota wilayah administratif Gouvernement Borneo berkedudukan di Banjarmasin dibagi atas 2 Residentir, salah satu diantaranya adalah Residentie Westerafdeeling Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipimpin oleh seorang Residen . Pada tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau Kalimantan,

Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

  • Upload
    terecha

  • View
    326

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

Pendahuluan

o Latar belakango Dll

Menurut kakawin Nagarakretagama (1365), Kalimantan Barat menjadi taklukan Majapahit, bahkan sejak zaman Singhasari yang menamakannya Bakulapura. Menurut Hikayat Banjar (1663), negeri Sambas, Sukadana dan negeri-negeri di Batang Lawai (nama kuno sungai Kapuas) pernah menjadi taklukan Kerajaan Banjar sejak zaman Hindu. Sejak 1 Oktober 1609, Kerajaan Sambas menjadi daerah protektorat VOC Belanda. Sesuai perjanjian 20 Oktober 1756 VOC Belanda akan membantu Sultan Banjar Tamjidullah I untuk menaklukan kembali daerah-daerah yang memisahkan diri diantaranya Sanggau, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi). Menurut akta tanggal 26 Maret 1778 negeri Landak dan Sukadana diserahkan kepada VOC Belanda oleh Sultan Banten. Inilah wilayah yang mula-mula menjadi milik VOC Belanda selain daerah protektorat Sambas. Pada tahun itu pula Pangeran Syarif Abdurrahman Alkadrie direstui VOC Belanda sebagai Sultan Pontianak yang pertama dalam wilayah milik Belanda tersebut. Pada tahun 1789 Sultan Pontianak dibantu Kongsi Lan Fang diperintahkan VOC Belanda untuk menduduki negeri Mempawah. Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam dari Banjar menyerahkan Jelai, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi) kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pada 1855, negeri Sambas dimasukan ke dalam wilayah Hindia Belanda mejadi Karesidenan Sambas.

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang dimuat dalam STB 1938 No. 352, antara lain mengatur dan menetapkan bahwa ibukota wilayah administratif Gouvernement Borneo berkedudukan di Banjarmasin dibagi atas 2 Residentir, salah satu diantaranya adalah Residentie Westerafdeeling Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipimpin oleh seorang Residen.

Pada tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau Kalimantan, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 tanggal 7 Desember 1956.

II. Gambaran Umum Daerah Kalimantan Barat Identifikasi

Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang

Page 2: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Letak dan kondisi lingkungan alam (peta, dll)

Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak.Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2004 berjumlah 4.073.304 jiwa (1,85% penduduk Indonesia). Iklim di Kalimantan Barat beriklim tropik basah, curah hujan merata sepanjang tahun dengan puncak hujan terjadi pada bulan Januari dan Oktober suhu udara rata-rata antara 26,0 s/d 27,0 dan kelembaban rata-tara antara 80% s/d 90%.

Batas wilayahUtara Sarawak, Malaysia Timur Selatan Laut Jawa Barat Laut Natuna, Selat Karimata dan Samudra Pasifik Timur Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah

Demografi dan Kehidupan Masyarakat

Kalimantan Barat terkenal memiliki sungai yang terpanjang di Indonesia, yaitu Sungai Kapuas yang membentang dari Kapuas Hulu sampai dengan Kota Pontianak.

Sebagian besar penduduk Kalimantan Barat beragama Islam (52,20%), Katholik (19,00%), Protestan (9,00%), Budha (2,70%),  Hindu (0,10%) dan lain-lain (15,00%). 

Suku Dayak (35%), Melayu (13%), Sambas (12%), Tionghoa (9%), Jawa (9%), Kendayan (8%))[1]

Agama Islam (57,6%), Katolik (24,1%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), lain-

Koordinat 3º 20' LS - 2º 30' LU107º 40' - 114º 30' BT

Page 3: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

lain (1,7%)

Bahasa Bahasa Indonesia, Bahasa Dayak, Bahasa melayu, Bahasa Tionghoa

Zona waktu

WIB

Penduduk Kalbar terdiri dari berbagai suku bangsa, dengan mayoritas suku Melayu, suku Dayak, Cina dan suku Jawa serta berbagai suku lainnya. Sedangkan mata pencaharian pokok penduduk antara lain berusaha di sektor pertanian, perdagangan, perkebunan, perikanan.

Suku Bangsa

Daerah Kalimantan Barat dihuni oleh Penduduk Asli Dayak dan kaum pendatang lainnya dari Sumatra dan kaum urban dari tiongkok dan daerah di Indonesia lainnya. Suku Bangsa yang Dominan Besar yaitu Dayak ,Melayu dan Tionghoa, yang jumlahnya melebihi 90% penduduk Kalimantan Barat. Selain itu, terdapat juga suku-suku bangsa lain, antara lain Bugis, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, Batak dan lain-lain yang jumlahnya dibawah 10%.

Suku Dayak terdiri dari: (1) Rumpun Kanayatn, (2) Rumpun Ibanic, (3) [[ Rumpun Bidoih (Kidoh-Madeh), (4) Rumpun Banuaka", (5) Rumpun Kayaanic, (6) Rumpun Uut Danum dan Kelompok Dayak yang mandiri atau tak mempunyai rumpun suku,

terdiri atas:

1. Suku Iban (Ibanic) 2. Suku Bidayuh (Bidoih) 3. Suku Seberuang (Ibanic) 4. Suku Mualang (Ibanic) 5. Suku Kanayatn 6. Suku Mali 7. Suku Sekujam 8. Suku Sekubang 9. Suku Kantuk (Ibanic) 10. Suku Ketungau (Ibanic) 11. Suku Desa (Ibanic) 12. Suku Hovongan (Kayanic) 13. Suku Uheng Kereho (Kayanic) 14. Suku Babak 15. Suku Badat 16. Suku Barai 17. Suku Bugau (Ibanic)

Page 4: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

18. Suku Bukat (Kayanic) 19. Suku Galik (Bidoih) 20. Suku Gun (Bidoih) 21. Suku Jangkang (Bidoih) 22. Suku Kalis (Banuaka") 23. Suku Kayan 24. Suku Kayaan (Kayaanic) 25. Suku Kede (Ibanic) 26. Suku Keramai 27. Suku Klemantan 28. Suku Pos 29. Suku Punti 30. Suku Randuk 31. Suku Ribun (Bidoih) 32. Suku Cempedek 33. Suku Dalam 34. Suku Darok 35. Suku Kopak 36. Suku Koyon 37. Suku Lara (Kanayatn) 38. Suku Senunang 39. Suku Sisang 40. Suku Sintang 41. Suku Suhaid (Ibanic) 42. Suku Sungkung (Bidayuh) 43. Suku Limbai 44. Suku Mayau 45. Suku Mentebak 46. Suku Menyangka 47. suku-suku sungai Mayuke 48. Suku Sanggau 49. Suku Sani 50. Suku Sekajang 51. Suku Selayang 52. Suku Selimpat 53. Suku Dusun 54. Suku Embaloh (Banuaka") 55. Suku Empayuh 56. Suku Engkarong 57. Suku Ensanang 58. Suku Menyanya 59. Suku Merau 60. Suku Muara 61. Suku Muduh 62. Suku Muluk 63. Suku Ngabang

Page 5: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

64. Suku Ngalampan 65. Suku Ngamukit 66. Suku Nganayat 67. Suku Panu 68. Suku Pengkedang 69. Suku Pompang 70. Suku Senangkan 71. Suku Suruh 72. Suku Tabuas 73. Suku Taman 74. Suku Tingui 75. Rumpun Uut Danum di Kalimantan Barat: Dohoi, Cohie, Pangin, Limbai,

Sebaung

Sak Senganan (Ibanic Moslem) Suku Melayu

lain-lain:

1. Suku Banjar 2. Suku Pesaguan 3. Suku Bugis 4. Suku Sunda 5. Suku Jawa 6. Suku Madura 7. Suku Minang 8. Suku Batak 9. dan lain-lain

Tionghoa

1. Hakka 2. Tiochiu 3. dan lain-lain

Motto Pembangunan yang diluncurkan Gubernur Kalbar H. Usman Ja’far Periode 2003 - 2008 adalah “HARMONIS DALAM ETNIS, MAJU DALAM USAHA, DAN TERTIB DALAM PEMERINTAHAN“ 

HARMONIS DALAM ETNISAdalah sebuah keselarasan seluruh komponen masyarakat Kalbar untuk hidup berdampingan, saling menunjang dan berkiprah positif dalam membangun dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara secara harmonis, rukun, tertib, dan aman dalam kerangka mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Page 6: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

MAJU DALAM USAHAAdalah sebuah tekad pemerintah dan segenap komponen untuk dapat bersama-sama memulihkan kembali perekonomian yang terpuruk akibat krisis ekonomi, dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, serta mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat secara luas.  TERTIB DALAM PEMERINTAHANAdalah sebuah komitmen pemerintah daerah untuk mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan yang tertib dan teratur yang mengandung prinsip-prinsip good governance, transparansi, akuntabilitas, serta koordinatif dalam menciptakan fungsi pelayanan publik yang optimal sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas.

ibu kota Kalimantan Barat adalah kota Pontianak.

Kabupaten dan KotaNo. Kabupaten/Kota Ibu kota1 Kabupaten Bengkayang Bengkayang2 Kabupaten Kapuas Hulu Putussibau3 Kabupaten Kayong Utara Sukadana4 Kabupaten Ketapang Ketapang5 Kabupaten Kubu Raya Sungai Raya6 Kabupaten Landak Ngabang7 Kabupaten Melawi Nanga Pinoh8 Kabupaten Pontianak Mempawah9 Kabupaten Sambas Sambas10 Kabupaten Sanggau Sanggau11 Kabupaten Sekadau Sekadau12 Kabupaten Sintang Sintang13 Kota Pontianak -14 Kota Singkawang -

Pertanian & Perkebunan

Kalimantan Barat memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup melimpah. Hasil pertanian Kalimantan Barat diantaranya adalah padi, jagung, kedelai dan lain-lain. Sedangkan hasil perkebunan diantaranya adalah karet, kelapa sawit, kelapa, lidah buaya dan lain-lain. Kebun kelapa sawit sampai Oktober 2010 sudah mencapai 592,000 ha. Kebun-kebun tersebut sebagian dibangun di hutan yang dikonversi menjadi lahan perkebunan. Kebun-kebun sawit menguntungkan pengusaha dan penguasa. Para petani peserta menderita sengsara. Pendapatan petani sawit binaan PTPN XIII hanya 6,6 ons beras per hari/orang. Sedangkan pengelolaan kebun dengan pola kemitraan hanya memberi 3,3 ons beras per hari/orang. Kondisi ini lebih buruk dari tanaman paksa (kultuurstelsel) jaman Hindia Belanda.

Page 7: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung, yaitu bahasa Melayu Pontianak, Melayu Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah penyebarannya. Demikian juga terdapat beragam jenis Bahasa Dayak, Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka. Dialek yang di masksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini adalah begitu banyaknya kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda di ujung kata seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban) dan makot (Melahui).

Khusus untuk rumpun Uut Danum, bahasanya boleh dikatakan berdiri sendiri dan bukan merupakan dialek dari kelompok Dayak lainnya. Dialeknya justru ada pada beberapa sub suku Dayak Uut Danum sendiri. Seperti pada bahasa sub suku Dohoi misalnya, untuk mengatakan makan saja terdiri dari minimal 16 kosa kata, mulai dari yang paling halus sampai ke yang paling kasar. Misalnya saja ngolasut (sedang halus), kuman (umum), dekak (untuk yang lebih tua atau dihormati), ngonahuk (kasar), monirak (paling kasar) dan Macuh (untuk arwah orang mati).

Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang sama dengan bahas Melayu Malaysia dan Melayu Riau.

PEREKONOMIAN

  Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Propinsi Kalimantan Barat dengan migas atas dasar harga berlaku tahun 2005 adalah sebesar Rp26.929 miliar, sedangkan atas dasar harga konstan (2000) adalah sebesar Rp8.474 miliar. Dengan jumlah penduduk Kalimantan Barat pada tahun 2005 sebesar 4.098 ribu, maka pendapatan per kapita penduduk Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku mencapai Rp6.571 ribu,  atau sebesar  Rp2.068 ribu atas dasar harga konstan (2000). Adapun pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir (a.d. PDRB harga konstan thn 1993) adalah sebagi berikut :

- Tahun 2001 sebesar 1,87%- Tahun 2002 sebesar 2,01%- Tahun 2003 sebesar 2,95%- Tahun 2004 sebesar 4,61%- Tahun 2005 sebesar 4,09%        Sementara itu secara sektoral, PDRB 2005 masih didominasi oleh sektor pertanian (23,4%), sektor perdagangan, hotel dan restoran (19,8%), serta sektor industri pengolahan (17,0%). Adapaun potensi pengembangan perekonomian di Kalimantan Barat adalah sebagai berikut :

a. Sektor Perkebunan Komoditas perkebunan yang utama di Propinsi Kalimantan Barat adalah Kelapa sawit dan karet. Kedua komoditas ini ada di hampir seluruh kabupaten di Kalimantan Barat dengan luas lahan potensi untuk kelapa sawit sebesar 1,5 juta hektar dan untuk karet

Page 8: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

sebesar 1 juta hektar. Saat ini luas lahan yang sudah diusahakan baru seluas 336 ribu untuk komoditas kelapa sawit dan 464 ribu untuk komoditas karet. Untuk mendukung pengembangan komoditas kelapa sawit, saat ini sudah ada 14 unit pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas terpasang sebesar 665 ton TBS/jam dan kapasitas terpakai baru sebesar 523 ton TBS/jam. Sedangkan untuk pabrik pengolahan crumb rubber yang ada di Kalimantan Barat sebanyak 8 unit dengan kapasitas terpasang sebesar 229 ribu ton dan kapasitas terpakai baru 114 ribu ton.

b. Sektor Pertanian Tanaman Pangan Hasil utama untuk tanaman pangan di Kalimantan Barat meliputi lidah buaya, jagung, jeruk dan padi.

c. Sektor Peternakan Di bidang peternakan yang sangat potensial untuk dikembangkan saat ini adalah peternakan ayam ras dan penggemukan sapi. Dengan pangsa pasar yang cukup besar, kedua jenis peternakan ini sangat menjanjikan untuk dapat dikembangkan.

d. Sektor Kehutanan Pulau Kalimantan yang terkenal akan hasil hutannya terutama kayu, walaupun akhir-akhir ini agak meredup karena praktek illegal logging yang menyebabkan kerusakan hutan, namun secara umum sektor ini masih menjanjikan untuk dikembangkan terutama untuk Hutan Tanaman Industri.

e. Sektor Pertambangan Walaupun sampai saat ini masih belum dalam tahap penelitian dan teridentifikasi, namun potensi pertambangan di Propinsi Kalimantan Barat sangat besar terutama untuk pertambangan bauksit, pasir kuarsa, batu bara, kaolin, emas, granit, pasir sikon, dan gambut.

PENDIDIKAN

Pendidikan

Perguruan Tinggi/Universitas yang ada di Kalimantan Barat antara lain:

1. Universitas Tanjungpura 2. Sekolah Tinggi Pastoral Santo Agustinus Keuskupan Agung Pontianak (STP ST.

AGUSTINUS KAP)3. Politeknik Negeri Pontianak 4. STIPER Panca Bhakti Pontianak 5. STAIN Pontianak 6. STMIK Pontianak 7. Politeknik Kesehatan 8. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Pontianak 9. Universitas Muhammadiyah 10. ASMI Pontianak

Page 9: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

11. ABA Pontianak 12. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Dharma 13. Akademi Sekretari dan Manajemen Widya Dharma 14. Akademi Bahasa Asing Widya Dharma 15. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Dharma 16. Politeknik Tonggak Equator (POLTEQ) 17. STIE Pontianak 18. Universitas Pancabakti 19. STIH Singkawang 20. Universitas Kapuas , Sintang21. Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka

Lagu daerah Cik Cik Periook

Tarian Tradisional

Tari Monong/Manang/Baliatn, merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada seluruh masyarakat Dayak. tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/ penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.

Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau yang di masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur di masa lalu yang berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.

Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya diajak untuk menari bersama.

Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang kala kesenian kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini adalah ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. kesenian ini dilakukan dengan cara menari dan berbalas pantun.

Kinyah Uut Danum, adalah tarian perang khas kelompok suku Dayak Uut Danum yang memperlihatkan kelincahan dan kewaspadaan dalam menghadapi musuh. Dewasa ini Kinyah Uut Danum ini banyak diperlihatkan pada acara acara khusus atau sewaktu menyambut tamu yang berkunjung. Tarian ini sangat susah dipelajari karena selain

Page 10: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

menggunakan Ahpang (Mandau) yang asli, juga karena gerakannya yang sangat dinamis, sehingga orang yang fisiknya kurang prima akan cepat kelelahan.

Tari Zapin pada masyarakat Melayu kalimantan Barat, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat, sebagai media ungkap kebahagiaan dalam pergaulan. Jika ia menggunakan properti Tembung maka disebut Zapin tembung, jika menggunakan kipas maka di sebut Zapin Kipas.

Alat Musik Tradisional

Gong/Agukng, Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan, merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin, sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum adat.

Tawaq (sejenis Kempul) merupakan alat musik untuk mengiringi tarian tradisional masyarakat Dayak secara umum. Bahasa Dayak Uut Danum menyebutnya Kotavak.

Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada masyarakat Uut Danum menyebutnya Konyahpik (bentuknya) agak berbeda sedikit dengan Sapek.

Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari Kapuas Hulu pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".

Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir, terdapat pada masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu.

Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada suku Dayak Uut Danum di sebut Korondek.

Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau.

Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut Danum. Kohotong, yaitu alat musik tiup, terbuat dari dahan semacam pelepah tanaman liar di hutan seperti pohon enau. Sollokanong (beberapa suku Dayak lain menyebutnya Klenang) terbuat dari kuningan, bentuknya lebih kecil dari gong, penggunaannya harus satu set.

Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti pada gamelan Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah Umat.

Senjata Tradisional Mandau (Ahpang: sebutan Uut Danum) adalah sejenis Pedang yang memiliki

keunikan tersendiri, dengan ukiran dan kekhasannya. Pada suku Dayak Uut

Page 11: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

Danum hulunya terbuat dari tanduk rusa yang diukir, sementara besi bahan Ahpang (Mandau) terbuat dari besi yang ditambang sendiri dan terdiri dari dua jenis, yaitu Bahtuk Nyan yang terkenal keras dan tajam sehingga lalat hinggap pun bisa putus tapi mudah patah dan Umat Motihke yang terkenal lentur, beracun dan tidak berkarat.

Keris Tumbak Sumpit (Sohpot: sebutan Uut Danum) Senapang Lantak Duhung (Uut Danum) Isou Bacou atau Parang yang kedua sisinya tajam (Uut Danum) Lunjuk atau sejenis tumbak untuk berburu (Uut Danum)

Sastra lisan

Beberapan sastra lisan yang ada di daerah ini antara lain:

Bekana merupakan cerita orang tua masa lalu yang menceritakan dunia khayangan atau Orang Menua Pangau (dewa-dewi) dalam mitologi Dayak Ibanik: Iban , Mualang, Kantuk, Desa dan lain-lain.

Bejandeh merupakan sejenis bekana tapi objek ceritanya beda. Nyangahatn, yaitu doa tua pada masyarakat Dayak Kanayatn.

Pada suku Dayak Uut Danum, sastra lisannya terdiri dari Kollimoi (jaman kedua), Tahtum (jaman ketiga), Parung, Kandan dan Kendau. Pada jaman tertua atau pertama adalah kejadian alam semesta dan umat manusia. Pada sastra lisan jaman kedua ini adalah tentang kehidupan manusia Uut Danum di langit. Pada jaman ketiga adalah tentang cerita kepahlawanan dan pengayauan suku dayak Uut Danum ketika sudah berada di bumi, misalnya bagaimana mereka mengayau sepanjang sungai Kapuas sampai penduduknya tidak tersisa sehingga dinamakan Kopuas Buhang (Kapuas yang kosong atau penghuninya habis) lalu mereka mencari sasaran ke bagian lain pulau Kalimantan yaitu ke arah kalimantan Tengah dan Timur dan membawa nama-nama daerah di Kalimantan Barat, sehingga itulah mengapa di Kalimantan Tengah juga ada sungai bernama sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Tahtum ini jika dilantunkan sesuai aslinya bisa mencapai belasan malam untuk satu episode, sementara Tahtum ini terdiri dari ratusan episode. Parung adalahsastra lisan sewaktu ada pesta adat atau perkawinan. Kandan adalah bahasa bersastra paling tinggi dikalangan kelompok suku Uut Danum (Dohoi, Soravai, Pangin, Siang, Murung dan lain-lain)yang biasa digunakan untuk menceritakan Kolimoi, Parung, Mohpash dan lain-lain. Orang yang mempelajari bahasa Kandan ini harus membayar kepada gurunya. Sekarang bahasa ini sudah hampir punah dan hanya dikuasai oleh orang-orang tua. Sementara Kendau adalah bahasa sastra untuk mengolok-olok atau bergurau.

Tenun

Kain Tenun Tradisional terdapat di beberapa daerah, diantaranya:

Page 12: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

Tenun Daerah Sambas Tenun Belitang daerah Kumpang Ilong Kabupaten Sekadau Tenun Ensaid Panjang Kabupaten Sintang Tenun Kapuas Hulu

Kerajinan Tangan

Berbagai macam kerajinan tangan dapat diperoleh dari daerah ini, misalnya:

Tikar Lampit, di Pontianak dan daerah Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu. Ukir-ukiran, perisai, mandau dan lain-lain terdapat di Pontianak dan Kapuas

Hulu. Kacang Uwoi (tikar rotan bermotif) khas suku Dayak Uut Danum. Takui Darok (caping lebar bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.

Kue Tradisional

Kue-kue tradisional banyak dijumpai di tempat ini, misalnya:

Lemang, terbuat dari pulut di masukan ke dalam bambu, merupakan makanan tradisional masyarakat masa lampau yang kini masih dilestarikan.

Lemper, terbuat dari pulut yang di isi daging/kacang terdapat didaerah Purun merupakan makanan tradisional

Lepat, terbuat dari tepung yang di dalamnya di masukan pisang. Jimut, kue tradisional pada masyarakat Dayak Mualang daerah Belitang

Kabupaten Sekadau yang terbuat dari tepung yang dibentuk bulatan sebesar bola pimpong.

Lulun, sejenis lepat, yamg isimya gula merah, terdapat di daerah Belitang kab sekadau

Lempok, terdapat di pontianak dibuat dari Durian (hampir semua suku Dayak dan Melayu mempunyai kebiasaan membuat Lempok)

Tumpi', terdapat pada masyarakat Dayak kanayatn, yang terbuat dari bahan tepung.

Tehpung, kue tradisional pada dayak Uut Danum, terbuat dari beras pulut yang ditumbuk halus dan digoreng. Kue ini biasanya di buat pada acara adat, bentuknya ada yang seperti perahu, gong dan lain-lain.

Masakan dan makanan Tradisional

Kuliner yang bisa kita dapatkan dari daerah ini adalah:

Masakan Asam Pedas di daerah Pontianak Masakan Bubur Pedas di daerah Sambas Kerupok basah, merupakan makanan khas Kapuas Hulu Ale-ale, merupakan makanan khas Ketapang Pansoh, yaitu masakan daging di dalam bambu pada masyarakat Dayak.

Page 13: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

Mie Tiau, merupakan masakan khas Tionghoa Pontianak yang terdapat di kota Pontianak

Nasi Ayam dan Mie Pangsit, merupakan masakan khas penduduk Tionghoa Singkawang dan sekitarnya

WISATA

Hutan Wisata Baning terletak di Kab.Sintang dan mungkin merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki hutan tropis asli ditengah kota dengan luas 315 Ha, dengan beraneka ragam jenis pohon besar, beraneka macam anggrek dan kantong semar. Lokasi ini dapat ditempuh melalui darat dan udara dari Pontianak. Bukit Kelam terletak di Kab. Sintang dengan potensi dan daya tarik yang dapat digunakan untuk terbang layang dan panjat tebing. Lokasi ini dapat ditempuh melalui jalan darat. Penakaran Ikan

Arwana merupakan ikan khas Kalimantan Barat yaitu Ikan Arwana Super Red yang mempunyai harga jual tinggi dan digemari oleh masyarakat tionghoa. Air Terjun Mananggar terletak di Kec. Air Besar Kab. Pontianak, dengan potensi daya tarik berupa air terjun 7 tingkat dengan ketinggian setiap tingkat sekitar 70 meter. Cagar Alam Raya Pasi terletak 10 KM dari kota Singkawang atau 155 KM dari Pontianak dengan potensi daya tarik berupa Raflesia arnoldi. Cagar Alam Mandor terletak di Kab. Pontianak kurang lebih 88 KM dari Pontianak. Air Terjun Nokanayan di Kecamatan Ambalan Kab. Sintang berupa panorama alam yang indah dengan ketinggian air terjun sekitar 180 meter. Taman Nasional Bukit Baka terletak di Kec. Seramai Kab. Sintang yang memiliki hutan pegunungan dengan fauna seperti rusa,orang utan, dan berbagai jenis burung.

Page 14: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

Taman Nasional Gunung Palung terletak di Kec. Telok Melano dan Kec. Sukadana dengan luas sekitar 90.000 Ha. Kawasan ini kaya akan flora dan fauna, terdiri dari 3.000 jenis species flora, sedangkan jenis faunanya antara lain bekantan, orang utan, kelimpiau, siamang, dan berbagai jenis burung. Dikawasan ini juga terdapat air terjun, gua alam dan sebagainya. Pantai Kijing Pantai Pasir Panjang dan tanjung Batu terdapat di Kab. Sambas.

Tugu Khatulistiwa terletak 3 Km dari pusat Kotamadya Pontianak sebagai tanda bahwa Pontianak dilalui Garis Khatulistiwa (Garis Lintang 0) sehingga setiap tanggal 2 s/d 23 Maret dan 21 s/d 23 September setiap tahunnya pada tengah hari (waktu Dhuhur), tugu dan benda disekitarnya tidak berbayang   (Matahari tepat berada pada titik kulminasi).

Tugu Khatulistiwa dibangun pada tahun 1928.

Makam Juang Mandor terletak di Kab. Pontianak merupakan makam akibat peristiwa pembunuhan besar-besaran secara kejam pada tanggal 28 Juni 1944 pada masa penjajahan Jepang, berdasarkan catatan sebanyak 21.037 jiwa korban dimakamkan dalam 10 makam masal. Makam Raja-Raja Pontianak terletak di Kec. Siantan Hilir (55 Km dari Pontianak) dapat dicapai melalui kendaraan darat, atau melalui sungai (Sampan/Speed Boat).

Museum Negeri Pontianak, terletak di Pontianak

Istana Keraton

Page 15: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

Amantubillah terletak di Mempawah; Istana kraton Sambas di Kabupaten Sambas

Adat Dayak/Betang, merupakan rumah khas suku dayak.

Kerajinan dari limbah kayu yang diolah kembali Dalam berbagai bentuk seperti tikar,

alas makanan, sandaran jok mobil

Pengolahan lidah buaya (aloevera) Yang dibuat aneka makanan dan minuman, seperti manisan lidah buaya, dodol lidah buaya serta minuman kemasan lidah buaya.

Kerajinan Keramik Tiongkok di Singkawang (perjalanan 6 jam PP)

Page 16: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

Masjid Jami merupakan salah satu masjid tertua di Kota Pontianak letaknya sangat strategis berada ditepi sungai Kapuas dan berada di depan pelabuhan antar kota

UPACARA ADAT

Upacara adat Naik Dango adalah sebuah upacara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Nek Jubata (sang pencipta) atas hasil panen padi yang melimpah. Selain untuk bersyukur, masyarakat Dayak di Kalimantan Barat melakukan upacara Naik Dango ini juga untuk memohon kepada Sang Pencipta agar hasil panen tahun depan bisa lebih baik, serta masyarakat dihindarkan dari bencana dan malapetaka.Tahap pelaksanaan upacara Naik Dango yaitu sebagai berikut :1. Sebelum hari pelaksanaanSebelum hari pelaksanaan, terlebih dahulu dilakukan pelantunan mantra (nyangahathn) yang disebut Matik. Hal ini bertujuan untuk memberitahukan dan memohon restu pada Jubata.2. Saat hari pelaksanaanPada hari pelaksanaan dilakukan 3 kali nyangahathn :• pertama di Sami, bertujuan untuk memanggil jiwa atau semangat padi yang belum datang agar datang kembali ke rumah adat.• kedua di Baluh/Langko, bertujuan untuk mengumpulkan semangat padi di tempatnya yaitu di lumbung padi.• ketiga di Pandarengan, tujuannya yaitu berdoa untuk memberkati beras agar dapat bertahan dan tidak cepat habis.

Naik Dango merupakan satu-satunya peristiwa budaya Dayak Kendayan yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Dalam Upacara Adat Naik Dango, selain acara inti yakni “nyangahathn”.

Page 17: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

Upacara Adat Naik Dango intinya hanya berlangsung satu hari saja tetapi karena juga menampilkan berbagai bentuk budaya tradisional di antaranya berbagai upacara adat, permainan tradisional dan berbagai bentuk kerajinan tangan yang juga bernuansa tradisional, sehingga acara ini berlangsung selama tujuh hari. Penyajian berbagai unsur tradisional, selama Upacara Adat Naik Dango ini, menjadikannya sebagai even yang eksotis ditengah-tengah kesibukan masyarakat Dayak.

Upacara Adat Naik Dango merupakan perkembangan lebih lanjut dari acara pergelaran kesenian Dayak yang diselenggarakan oleh Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (SEKBERKESDA) pada tahun 1986.3 perkembangan tersebut kuat dipengaruhi oleh semangat ucapan syukur kepada Jubata yang dilaksanakan Masyarakat Dayak Kendayan di Menyuke setiap tahun setelah masa panen padi usai.

Dalam bentuknya yang tradisional, pelaksanaan Upacara Adat pasca panen ini dibatasi di wilayah kampung atau ketemanggungan. Inti dari upacara ini adalah nyangahathn yaitu pelantunan doa atau mantra kepada Jubata, lalu mereka saling mengunjungi rumah tetangga dan kerabatnya dengan suguhan utamanya seperti: poe atau salikat (lemang atau pulut dari beras ketan yang dimasak di dalam bambu), tumpi cucur), bontonkng (nasi yang dibungkus dengan daun hutan seukuran kue), jenis makanan tradisional yang terbuat dari bahan hasil panen tahunan dan bahan makanan tambahan lainnya.

Asal Mula Naik Dango

Naik Dango didasari mitos asal mula padi menjadi popular di kalangan orang Dayak Kalimantan Barat, yakni cerita “Ne Baruankng Kulup” yaitu Kakek Baruangkng Yang Kulup karena tidak sunat. Cerita itu dimulai dari cerita asal mula padi berasal dari setangkai padi milik Jubata di Gunung Bawang yang dicuri seekor burung pipit dan padi itu jatuh ke tangan Ne Jaek (Nenek Jaek) yang sedang mengayau. Kepulangannya yang hanya membawa setangkai buah rumput (padi) milik Jubata, dan bukan kepala yang dia bawa menyebabkan ia diejek. Dan keinginannya untuk membudidayakan padi yang setangkai itu menyebabkan pertentangan di antara mereka sehingga ia diusir. Dalam pengembaraannya ia bertemu dengan Jubata. Hasil perkawinannya dengan Jubata adalah Ne Baruankng Kulup. Ne Baruankng Kulup inilah yang akhirnya membawa padi kepada “talino” (manusia), lantaran dia senang turun ke dunia manusia untuk bermain “Gasing”. Perbuatannya ini juga menyebabkan ia diusir dari Gunung Bawang dan akhirnya kawin dengan manusia. Ne Baruankng Kulup lah yang memperkenalkan padi atau beras untuk menjadi makanan sumber kehidupan manusia, sebagai penganti “kulat” (jamur, makanan manusia sebelum mengenal padi), bagi manusia. Namun untuk memperoleh padi terjadi tragedi pengusiran di lingkunganmanusia dan jubata yang menunjukan kebaikan hati Jubata bagimanusia.

Makna Upacara Adat Naik Dango bagi masyarakat Suku Dayak Kendayan antara lain , yaitu pertama: sebagai rasa ungkapan syukur atas karunia Jubata kepada manusia karena telah memberikan padi sebagai makanan manusia, kedua: sebagai permohonan doa restu kepada Jubata untuk menggunakan padi yang telah disimpan di dango padi, agar padi yang digunakan benar-benar menjadi berkat bagi manusia dan tidak cepat habis, ketiga:

Page 18: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

sebagai pertanda penutupan tahun berladang, dan keempat: sebagai sarana untuk bersilahturahmi untuk mempererat hubungan persaudaraan atau solidaritas.

Dalam kemasan modern, upacara Adat naik Dango ini dimeriahi oleh berbagai bentuk acara adat, kesenian tradisional, dan pameran berbagai bentuk kerajinan tradisional. Hal ini menyebabkan Naik Dango lebih menonjol sebagai pesta dari pada upacara ritual. Namun dilihat dari tradisi akarnya, ia tetap sebuah upacara adat.

Ganjor'ro/Gawai

Ganjor'ro adalah pesta adat selepas panen atau pesta bersyukur setelah panen padi. suku dayak mali dari kampung ke kampung akan menyelengarakan pesta ini untuk ucapan syukur pada apet kuya'ngh serta agar panenan pada tahun yang akan datang semakin berlimpah. upacara syukur ini dilaksanakan setahun sekali dan pesta syukurnya 3 atau 7 hari lamanya. ganjor'ro mengisyaratkan bahwa setiap orang harus berpesta sampai puas. suku dayak mali berpesta dengan makan-makan dan minum tuak ( sejenis minuman tradisional) sampai mabuk atau sering ada acara lomba besompok( bertanding minum minuman tuak) siapa yang tahan maka dialah pemenangnya.

Noton'gh

Upacara notonkg atau Noton'gh adalah upacara untuk memberi makan kepada kepala nenek moyang. upacara ini masih terpelihara dengan baik dikampung-kampung tertentu yang memiliki/menyimpan kepala manusia jaman dulu. Upacara ini hanya berlangsung setahun sekali atau bila ada kejadian yang kurang baik dikampung

Belien'gh (Balian)

Balian adalah orang yang bekerja pada upacara adat Dayak yang bertugas untuk berurusan dengan Dunia Atas dan Dunia Bawah dari para roh manusia yang telah meninggal. Balian juga dapat bertugas memanggil sangiang sebagai juru damai dalam suatu peristiwa yang menjadi topik pada suatu upacara adat, tugas ini seperti yang dilakukan oleh tukang tawur dalam upacara adat tersebut.

Ngangkong Bepamang Bebayer (Mulang Niat) Berancak

berancak adalah upacara untuk membersihkan kampung dari segala macam perbuatan jahat. berancak biasanya dilaksanakan selama 7 hari. adapun pantang yang harus dijalankan oleh orang dayak mali pada saat itu adalah: dilarang makan udang, terasi, ikan seluang (sejenis ikan air tawar dikalimantan), pakis dan rebung ( pucuk mambu), dilarang bernyanyi, bunyikan musik atau kendaraan, dilarang berpergian malam hari,dilarang menumbuk padi pada petang hari. setiap orang yang melangar peraturan tersebut harus

Page 19: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

membayar denda dan pantang saat itu dianggap batal dan harus diulangi lagi. semua biayanya dibayar oleh orang yang melangar pantang tersebut.

Para Burun'gh (Para buah dan Lepas Panen)

Tuak

Tuak merupakan minuman khas Dayak. Setiap ada acara adat pasti pula ada arak atau tuak. Budaya membuat tuak merupakan budaya yang turun temurun. Orang Dayak sangat pandai membuat tuak dari ketan. Hasil dari fermentasi tersebut akan berubah menjadi minuman yang berasal dari tetesan minuman yang cukup membuat mabuk tersebut. Dalam tradisi Dayak yang disebut besompok (bertarung untuk minum arak) merupakan tradisi yang masih terpelihara sampai saat ini. Bukan sebagai kebangaan tetapi untuk mempererat persaudaraan dan keakraban karena tradisi dari zaman nenek moyang. Rasa minuman ini agak terasa manis tapi bilater lalu banyak minum tuak ini maka sangat sulit untuk cepat pulih.

UPACARA PERNIKAHAN

Upacara Pernikahan adalah upacara adat yang diselenggarakan dalam rangka menyambut peristiwa pernikahan. Pernikahan sebagai peristiwa penting bagi manusia, dirasa perlu disakralkan dan dikenang sehingga perlu ada upacaranya.

Suku Dayak Mali adalah suku Dayak yang termasuk rumpun Klemantan Dayak Darat (80%) terdapat di Kabupaten Sanggau terutama mendiami seluruh Kecamatan Balai, Sanggau (Kota Kecamatan Batang Tarang), Kalimantan Barat.

Perkawinan

Dalam budaya Dayak Mali, adat selalu ditetapkan berdasarkan hukum adat yang berlaku. Adat sekaligus hukum adat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam adat perkawinan tersebut.

Hubungan keluarga mempelai. Kedua mempelai akan diberi sanksi apabila ada ikatan darah antara sampai keturunan ke-4. Boleh saja menikah asalkan membayar adat terlebih dahulu.

Antar hubungan saudara sekandung (Adik-kakak/ abang)= Adat Pelangkah. Apabila adik terlebih dahulu menikah maka adik tersebut harus membayar adat kepada kakak/ abang.

Hubungan antar suku (Tionghoa dan Melayu). Suku Dayak Mali telah membuat perjanjian dengan suku Melayu dan Tionghoa dari zaman nenek moyang. Apabila orang Dayak menikah dengan orang Melayu dan masuk Melayu (Islam) maka

Page 20: Tugas Penelitian Kelompok_etnografi_mkt 13-1

pihak Melayu harus membayar adat sebagai sanksi. Adatnya cukup besar dalam adat Dayak Mali. Demikian pula sebaliknya dan dengan suku Tionghoa juga terjadi hal yang sama. Tetapi dengan suku lain selain kedua suku tersebut tidak ada sanksi/ hukum adat yang berlaku. Suku yang lainnya bebas dari hukum bila menikah dengan suku Dayak mali. Tetapi bukan berarti bebas dari hukum yang lain yang berlaku bagi seluruhnya.

Penetapan hukum Adat pada saat mulai Pelaksanaan Perkawinan. Pada saat persiapan pernikahan akan ada perjanjian antara kedua mempelai tersebut. Dan jika dilanggar maka sangsinya akan lebih berat dari biaya pernikahan.