7
1 TUGAS PERANCANGAN ALAT PROSES Nabila Agnasia Desmara/Teknik Kimia/1206202085 1. Jelaskan jenis pengelasan beserta kelebihan dan kekurangan serta aplikasinya! Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Berikut merupakan gambar beberapa jenis teknik pengelasan yang dapat digunakan pada vessel: Gambar 1. Beberapa jenis teknik pengelasan untuk vessel (Sumber: Brownell,L.E dan Young, E.H. 1959) a. Butt Welds Butt welds adalah teknik pengelasan dimana dua buah logam yang digabungkan berada pada garis yang sama. Tipe pengelasan ini membutuhkan hanya sedikit persiapan dan dapat digunkan untuk logam lapisan tipis yang dapat dilas dnegan single pass. Butt welding menggunakan prinsip penyambungan butt (butt joint) dimana butt joint merupakan sambungan yang paling sederhana untuk dibuat karena teknik ini hanya meliputi pemotongan

TUGAS PERANCANGAN ALAT PROSES.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    TUGAS PERANCANGAN ALAT PROSES

    Nabila Agnasia Desmara/Teknik Kimia/1206202085

    1. Jelaskan jenis pengelasan beserta kelebihan dan kekurangan serta aplikasinya!

    Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara

    mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan

    atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Berikut

    merupakan gambar beberapa jenis teknik pengelasan yang dapat digunakan pada vessel:

    Gambar 1. Beberapa jenis teknik pengelasan untuk vessel

    (Sumber: Brownell,L.E dan Young, E.H. 1959)

    a. Butt Welds

    Butt welds adalah teknik pengelasan dimana dua buah logam yang digabungkan berada

    pada garis yang sama. Tipe pengelasan ini membutuhkan hanya sedikit persiapan dan dapat

    digunkan untuk logam lapisan tipis yang dapat dilas dnegan single pass. Butt welding

    menggunakan prinsip penyambungan butt (butt joint) dimana butt joint merupakan

    sambungan yang paling sederhana untuk dibuat karena teknik ini hanya meliputi pemotongan

  • 2

    menjadi panjang yang sesuai dan menggabungkan keduanya. Walaupun paling sederhana,

    butt joint juga merupakan jenis yang paling lemah karena terkecuali ada bahan reinforcement

    yang digunakan, sambungan hanya bergantung pada bahan perekat untuk merekatkan

    keduanya. Ada beberapa tipe jenis dari butt welding namum semua dikategorikan manjeadi

    single welded butt joint, double welded butt joint, dan open or closed butt joints. Single

    welded butt joint adalah sambungan yang digabungkan hanya dari satu sisi. Double welded

    butt joint dinamakan ketika sambungan dibuat dari kedua sisi. Dengan double welding,

    kedalaman dari tiap las dapat berbeda sedikit. Closed weld adalah tipe sambungan dimana

    dua sambungan yang akan digabungkan akan bersentuhan selama proses pengelasan.

    Sedangkan open weld adalah ketika tipe sambungan dimana dua bagian sambungan memiliki

    ruang sedikit diantaranya ketika proses welding

    1) Square butt joints

    Square groove adalah sambungan las dengan dua bagian berbentuk datar dan sejajar satu

    sama lainnya. Sambungan ini mudah untuk disiapkan, ekonomis, serta menghasilkan

    kekuatan yang cukup memuaskan namun terbatasi oleh tebal sambungan. Square butt joint

    biasanya digunakan untuk logam dengan ketebalan 3/16 inchi atau kurang. Untuk sambungan

    yang lebih tebal, ujung dari tiap bagian sambungan harus dipersiapkan dengan geometri

    tertentu untuk menghasilkan kemudahan dalam proses pengelasan dan untuk menghasilkan

    suara dan kekuatan las yang diinginkan. Sambungan ini kuat, namun tidak direkomendasi

    untuk logam diberi beban fatigue atau impact. Bukaan atau celah ada pada bagian bawah

    sambungan dan termasuk sudut dari groove harus dipilih yang membutuhkan paling sedikit

    logal pengelasan untuk menghasilkan akses dan spesifikasi kekuatan yang diinginkan

    2) V-joints

    Untuk pengelasan logam dengan ketebalan lebih dari 3/16 inchi digunakan grooved butt

    joint, apabila tidak weld akan kurang penetrasi sehingga retak. Salah satu jenis grooved butt

    joint adalah sambungan V (V-joint). Single V butt weld mirip dengan bevel joint namun tidak

    hanya satu sisi yang memiliki tepi miring melainkan dua sisi dari sambungan pengelasan

    miring. Single V-butt digunakan untuk plat dengan ketebalan inchi sampe dengan sudut

    rata-rata 600 untuk plat dan 75

    0 untuk pipa. Pada lapisan logam yang tebal dan ketika

    penegelasan dapat dilakukan dari kedua sisi, maka digunakan double-V joint. Ketika

    pengelasan logam yang lebih tebal, double-V joint membutuhkan lebih sedikit material

    pengisi kareana ada dua V-joint dengan lebar yang lebih sempit dibandingkan pada single-V

  • 3

    joint. Selain itu juga double-V dapat menahan untuk tekanan warping. Dengan single-V joint,

    tegangan akan warping bagian ke dalam satu arah ketika V-joint terisi, namun dengan

    double-V joint maka akan ada las dalam dua sisi dari material menghasilkan tegangan dari

    dua arah yang menghasilkan material yang lurus

    3) U-joints

    Single U butt joint biasanya digunakan untuk multipass submerged arc welds. Material

    dengan berbagai ketebalan dapat digunakan untuk jenis ini. Untuk beberapa material yang

    sangat tebal, U butt joinr dapat digunakan. Selain itu juga untuk beban yang sangat berat

    dapat digunakan U joint baik singe maupun double. Untuk semua U-joint, pada bagian muka

    harus tersambung dekat atau sekitar 1/32 hingga 3/32 dari gap root maksimum.

    Berikut merupakan simbol untuk beberapa tipe sambungan las

    Gambar 2. Simbol untuk beberapa tipe sambungan las

    (Sumber: Brownell,L.E dan Young, E.H. 1959)

    b. Fillet Welds

    Fillet welds menggabungkan dua permukaan satu sama lain pada sudut estimasi yang

    tepat. Fillet weld menggunakan prinsip penggabungan lap (lap joint). Ada beberapa tipe dari

    fillet weld yaitu

    Full fillet weld adalah pengelasan dimana ukuran dari las sama dengan ketebalan dari

    objek yang lebih tipis yang digabungkan bersama

  • 4

    Staggered intermittent fillet weld adalah ketika dua garis fillet berselang dalam satu

    sambungan. Contohnya adalah sambungan tee

    Chain intermittent fillet adalah ketika dua garis fillet dalam sambungan bersinggungan

    atau T ketika sambungan berada dalam satu garis berlawangan dengan garis lainnya

    Fillet lap joint terbagi menjadi single dan double yang akan dijelaskan sebagai berikut

    Single fillet lap joint digunakan saat bagian bawah tidak dapat digunakan atau untuk

    keadaan dimana hanya sedikit kekuatan sambungan yang dibutuhkan. Oleh karena itu

    single lap weld hanya digunakan saat bebannya sangat ringan dengan ketebalan 1 hingga

    1 kali lebih besar dari plat

    Double fillet lap joint digunakan saat beban lebih berat dengan ketebalan yang sama

    dengan single fillet lap joint yakni 1 hingga 1 kali dari pelat

    Gambar 3. Ketebalan single dan double lap weld

    Keuntungan menggunakan lap joint adalah kesederharnaan dan dibutuhkan preparasi ujung

    yang jumlahnya minimum. Sambungan harus dalam keadaan bersih dan permukaan lapping

    harus bersih dan kering. Tiap jenis pengelasan memiliki nilai efisiensi yang berbeda-beda.

    Tabel berikut menjelaskan nilai efisiensi beberapa jenis pengelasan pada vessel

  • 5

    2. Bagaimana cara menghitung laju pertumbuhan korosi?

    Definisi korosi berdasarkan NACE (National Association of Corrosion Engineer)

    adalah deorientasi dari substansi,biasanya logam, atau sifatnya karena bereaksi dengan

    lingkungannya. Korosi dapat disebabkan oleh beberapa hal dan juga dapat terjadi di bahan

    Gambar 4. Efisiensi dari tiap jenis pengelasan

    (Sumber: Megyesy, E.F 1972)

    Gambar 3. Nilai efisiensi dari beberapa jenis pengelasan

  • 6

    apapun. Untuk menghitung kecepatan korosi terbentuk dalam suatu bahan digunakan

    perhitungan laju korosi. Laju korosi menunjukan parameter yakni persentase kehilangan berat

    dalam satuan (mg/cm2.day atau g/in

    2.hour). Parameter tersebut tidak menunjukan ketahanan

    korosi terhadap penetrai dan juga dapat digunakan untuk memprediksi usia bahan. Laju

    terbentuknya korosi dapat dihitung dengan menggunakan rumusan

    =543

    Dengan:

    W = Kehilangan berat, mg

    D = Densitas spesimen, g/cm3

    A = Luas specimen, in2

    T = Waktu, hr

    Dimana nilai 1 mpy apabila dikonversikan menjadi beeberapa satuan adalah sebagai berikut

    Tabel 1. Perbandingan nilai 1 mpy dalam beberapa satuan

    mpy mm/year m/year nm/hour pm/second

    1 0.0254 25.4 2.90 0.805

    (Sumber: Fontana, M.G. 1987)

    Dengan menggunakan nilai laju korosi dari suatu bahan maka dapat disimpulkan ketahanan

    bahan tersebut terhadap korosi dimana semakin kecil nilai laju korosi dari suatu bahan maka

    akan semakin baik ketahanan bahan tersebut terhadap korosi. Berikut merupakan tabel

    pengklasifikasian ketahanan logam terhadapa korosi dengan perbandingan nilai laju korosi

    Tabel 2. Ketahanan bahan terhadap korosi berdasarkan nilai laju korosi

    (Sumber: Fontana, M.G. 1987)

  • 7

    DAFTAR PUSTAKA

    Brownell,L.E dan Young, E.H. 1959. Process Equipment Design Handbook. New York: John

    Willey & Sons, Inc

    Fontana, M.G. 1987. Corrosion Engineering: Third Edition. Singapore: McGraw-Hill Book, Co.

    Megyesy, E.F 1972. Pressure Vessel Handbook: Twelfth Edition. Oklahoma: Pressure Vessel

    Publishng, Inc