20
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada ALLAH SWT, karena atas rahmat dan hidayah_NYA penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik stase obstetric dan ginekologi yang berjudul “Peran RSUD Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensy Komprehensif (PONEK) dalam meningkatkan kapasitas PONEK menuju akselerasi angka kematian bayi”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, diantaranya: 1.Dr. Eva selaku pembimbing 2.Dan teman-teman yang sudah membantu dalam penyelessaian makalah ini Bila terdapat kesalahan dalam penyusunan dan penulisan makalah ini,penulis mohon maaf. Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan penulisan yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Cianjur, November 2013 Penulis

Tugas Ponek Dr Eva

  • Upload
    mutimin

  • View
    38

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

slide

Citation preview

Page 1: Tugas Ponek Dr Eva

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada ALLAH SWT, karena atas rahmat dan

hidayah_NYA penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini dilakukan

dengan tujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik stase obstetric dan ginekologi yang

berjudul “Peran RSUD Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensy Komprehensif (PONEK)

dalam meningkatkan kapasitas PONEK menuju akselerasi angka kematian bayi”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah ini, diantaranya:

1. Dr. Eva selaku pembimbing

2. Dan teman-teman yang sudah membantu dalam penyelessaian makalah ini

Bila terdapat kesalahan dalam penyusunan dan penulisan makalah ini,penulis mohon

maaf. Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan penulisan yang

akan datang.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

bagi penulis pada khususnya.

Cianjur, November 2013

Penulis

Page 2: Tugas Ponek Dr Eva

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………......................................... i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………….. 1

1.2 Tujuan Penulisan ……………………………………………….. 1

1.3 Ruang Lingkup………………………………………………….. 2

BAB II. TINJAUAN MATERI

2.1 Definisi……………………………………………………………...4

2.2 Epidimiologi………………………………………………………...4

2.3 Etiologi……………………………………………………………...5

2.4 Patogenesis………………………………………………………….5

2.5 Manifestasi Klinis………………………………………………….. 6

2.6 Gambaran dan Gejala Klinis……………………………………….. 6

2.7 Pengaruh Terhadap Kehamilan……………………………….......... 10

2.8 Diagnosis……………………………………………………............11

2.8 Diagnosis Banding………………………………………………... 14

2.9 Pengobatan……………………………………………………......... 15

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………….17

3.2 Saran………………………………………………………………...18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….......... 19

Page 3: Tugas Ponek Dr Eva

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti kita ketahui bahwa angka kematiaan ibu (AKI) dan Agka kematian Neonatal.

(AKN) di indonesia masih tertinggi di negara ASEAN dan Penurunannya sangat lambat. AKI

248/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007) dan untuk AKN 26,9/1000 kelahiran hidup (SDKI

2007) seharusnya sesuai dengan rencana Strategis Depkes tahun 2005-2009 telah ditetapkan

target penurunan angka kematian bayi dari 35 menjadi 26/1000 kelahiran hidup dan angka

kematian ibu dari 307 menjadi 226/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009.

Berdasarkan data PONEK RSUD Cianjur

Pada konfrensi tingkat tinggi PBB tahun 2000 di sepakati bahwa terdapat * tujuan

pembangunan millenium ( Millenium Development Goals) Pada tahun 2015. 2 diantara tujuan

tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak

yaitu :

1.` Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari AKB pada

tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup.

2. Mengurang angka kematian ibu sebesar 3per4 dari AKI pada tahun 1990 dari 307

menjadi 125/100.00 kelahiran hidup

Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila

dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut

yang didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendaa yang timbul

selama ini.

Kematian BBL umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti BBLR (40,4%), asfiksia

(26,6%) dan infeksi (sekitar 10%). Hali tersebut merujuk dan mengobati . Sedangkan kematian

ibu umumnya disebabkan perdarahan (25%), infeksi (15%), preeklampsi/eklampsi (15%),

persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian bayi berhubungan erat dengan mutu

penangan ibu, maka pross persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu

ditingkat nasional dan regional

Page 4: Tugas Ponek Dr Eva

Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi

ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam benuk Pelayanan Obstetri Nenatal Emergensi

Komprehensif (PONEK) di Runah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

(PONED) di tingkat Puskesmas.

Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan

kedaruratandalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka

kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adaah ketersedian tenaga

kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.

Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan

pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku

dalam pelayanan kepada pasien.

Pada tahun 2005 telah dilakukan penyusunan buku pedoman manajemen

penyelenggaraan PONEK 24 jam di Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang melibatkan Departemen

Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan sektor terkait lainnya. Telah pila dilakukan bimbingan

teknis tentang manajemen PONEK 24 jam di RS Kabupaten/Kotapada pada RSUD di 4 propinsi

(Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur)untuk mempersiapkan

penyelenggaraan PONEK 24 jam.

Pada tahun 2006 dilanjutkan dengan penyelenggaraan Lokakarya Upaya Peningkatan

Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui Strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang melibatkan

12 propinsi melipui 6 propinsi wilayah Timur dengan AKI dan AKB tertinggi (NTB, Kalimantan

Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua), dengan melibatkan JPNK-KR, POGI dan IDAI,

dalam rangka mendukung pelaaksanaan program PONEK di RSU Kabupaten/Kota yang

merupakan target UKP Departemen KesehatannRI, yaitu 75% RS Kabupaten menyelenggarakan

PONEK pada tahun 2009.

Pelaksanaan yang sangat bermanfaat tersebut mendaptkna respon yang sangat besar

terutama dari Wilayah Timur karena hampir 15 tahun bidan dan perawat tidak pernah

mendapatkan elatihan kedaruratan maternal dan neonatal. Pelatihan tersebut akan dilanjutkan

dengan kegiatan On The Job Training (OJT) di masing-masing RS yang dilatih yang semula

direncanakan 3 (tiga) tahap menjadi 1 (satu) tahap akibat keterbatasan dana.

Sebagai tindak lanjut perlu dilakukan pelatihan serupa pada tahap berikutnya di propinsi

lainnyahingga tahun 2009 untuk meningkatkan ketrampilan bag tim PONEK di RS

Page 5: Tugas Ponek Dr Eva

Kabupaten/Kota (Dsp. Anak, Dsp. Kebidanan dan Kandungan, Bidan dan Perawat) dalam rangka

mendukung pelaksanaan program PONEK di RSU Ksbupaten/Kotayang merupakan target UKP

Departemen Kesehatan sebesar 75% pada tahun 2009 dengan melibatkan JNPK-KR, POGI,

IDAI.

Diaharapkan dari dua tahap Pelatihan PONEK tersebut dihasilkan para pelatih regional

yang mampu menjadi pelatih tim PONEK Rumah Sakit yang belum dilatih dapat cepat

bertambah dengan dukungan dana dekonsentrasi pemerintah daerah untuk akselerasi pencapaian

target 2009 tersebut.

Selanjutnya diharapakn Pedoman Penyelenggaraan PONEK di Rumah Sakit ini dapat

dijadikan panduan bagi Tim PONEK RS dalam pelaksanaan program PONEK di RS

Kabupaten/Kotaserta bagi Dinas Kesehtan Propinsi/Kabupaten/Kota dapat dipergunakan untuk

menurunkan Angaka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dinwilayah

kerjanya.

Page 6: Tugas Ponek Dr Eva

BAB II

TINJAUAN MATERI

A. Definisi

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif dilaksanakan di rumah sakit dengan

kemampuan untuk memberikan pelayanan 24 jam. Kesiapan sarana rumah sakit meliputi ruang kebidanan

dengan fasilitas gawat darurat untuk memberikan pelayanan terhadap kasus kegawatdaruratan obstetri dan

neonatal, neonatal risiko tinggi, pelayanan transfusi darah, tindakan operasi seksio sesaria. Rumah sakit

PONEK menerima rujukan dari puskesmas PONED apabila terdapat kasus kegawatdaruratan obstetri dan

neonatal yang memerlukan penanganan seksio sesarea dan pemberian transfusi darah.

B. Peningkatan sarana prasarana dan pengadaan peralatan kesehatan untuk

program ponek di rumah sakit

1. Persyaratan umum

a. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara

umum maupun emergency obstetrik - neonatal.

b. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit

meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.

c. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada

kasus emergensi obstetrik atau umum.

d. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter

kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter

spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.

e. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.

f. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.

2. Persyaratan Teknis

a. Peningkatan Sarana dan Prasarana

Page 7: Tugas Ponek Dr Eva

1) Rancangan denah dan tata ruang maternal dan neonatal harus memenuhi beberapa

persyaratan teknis sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam di

Rumah Sakit.

2) Persyaratan yang harus diperhatikan:

a) Ruang Maternal

(1) Kamar bersalin:

(a) Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD.

(b) Luas minimal 6 m2 per orang.

(c) Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2.

(d) Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.

(e) Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir.

(f) Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang.

(g) Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan tidak

melintas pada ruang bersalin.

(h) Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum.

(i) Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk

memudahkan transportasi bayi dengan komplikasi ke ruang rawat.

(j) Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit terintegrasi: kala 1, kala 2

dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4

bagi ibu bersama bayinya secara privasi. Bila tidak memungkinkan,

maka diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.

(k) Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station)

agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum

dibawa ke ruang rawat (post partum). Selanjutnya bila diperlukan

operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan

kamar bersalin.

(l) Harus ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan kamar bersalin.

(m) Ruang postpartum harus cukup luas, standar 8 m2 per tempat tidur (bed).

Page 8: Tugas Ponek Dr Eva

(n) Ruang tersebut terpisah dari fasilitas: toilet, kloset, lemari.

(o) Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur minimal 1

meter.

(p) Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4 buah.

(q) Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup.

(r) Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan.

(s) Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi tanpa ke koridor.

(t) Kamar periksa/diagnostik harus mempunyai luas sekurang-kurangnya 11 m2

dan berisi: tempat tidur pasien/obsgin, kursi pemeriksa, lampu sorot, troli alat,

lemari obat kecil, USG mobile dan troli emergensi

(u) Ada ruang perawat (nurse station).

(v) Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamar bersalin.

(w) Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care: untuk kuret, penjahitan dan

sebagainya.

(x) Ruang tunggu bagi keluarga pasien.

(2) Unit Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis

(a) Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari area

yang sering dilalui.

(b) Paling kecil, ruangan berukuran 18 m2.

(c) Di ruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada jarak antara ranjang satu

dengan ranjang lainnya.

(d) Ruangan harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik yang dipasang

dengan tepat untuk peralatan listrik.

b) Ruangan Neonatal

(1) Unit Perawatan Intensif

(a) Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau setidaknya jauh dari

area yang sering dilalui.

(b) Minimal ruangan berukuran 18 m2.

(c) Di ruangan dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada jarak antar

ranjang.

(d) Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah.

Page 9: Tugas Ponek Dr Eva

(e) Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6 steker yang dipasang dengan

tepat untuk peralatan listrik.

(2) Unit Perawatan Khusus

(a) Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau setidaknya jauh dari

area yang sering dilalui.

(b) Minimal ruangan berukuran 12 m2.

(c) Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah.

(d) Paling sedikit harus ada jarak antara inkubator dengan tempat tidur bayi.

(3) Area laktasi.

Minimal ruangan berukuran 6 m2.

(4) Area pencucian incubator.

Minimal ruangan berukuran 6-8 m2.

Dalam rangka penyelenggaraan PONEK, perlu mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan

perempuan, antara lain:

1. Adanya pemisahan visual antara ruang bersalin satu dengan yang lainnya.

2. Sarana, prasarana dan peralatan yang ada harus mempertimbangkan ergonomis dan

kemudahan aksesibilitas bagi ibu hamil

b. Jenis Peralatan PONEK

1) PERALATAN NEONATAL

Page 10: Tugas Ponek Dr Eva

2) Peralatan Maternal

Page 11: Tugas Ponek Dr Eva

B. Penyiapan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas

Penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi di suatu wilayah, harus melibatkan semua jenjang yang

ada dan memperhitungkan ketersediaan dana atau sumberdaya yang tersedia. Penyiapan fasilitas

pelayanan meliputi:

• Penyiapan dan melengkapi sarana pelayanan di RSU dan Puskesmas, termasuk pasokan

peralatan dan instrumen untuk menyelenggarakan program MPS

• Menggalang kesepakatan dan menyepakati peran dari setiap unsur yang terlibat

• Penyiapan Sistem dan Mekanisme Kerja (termasuk Prosedur Pelaksanaan Baku) di sarana

pelayanan tingkat di Provinsi (Penyiapan Rumah Sakit Provinsi sebagai Pusat Rujukan dan

Pelatihan Tingkat Provinsi)

• Standardisasi Keterampilan Klinik untuk penyediaan pelayanan (Rumah Sakit) dan Pelatihan

Klinik (P2KS)

Dengan demikian, untuk menjamin kelancaran proses dan kualitas pelayanan, diperlukan kordinasi antar

departemen atau unit terkait. Yang harus diperhatikan dalam kordinasi internal adalah:

• Peralatan dan medikamentosa

• Kondisi pelayanan dan sumberdaya yang tersedia

• Kebutuhan peralatan dan bahan

• Jumlah peralatan dan kebutuhan pasokan

• Pengawasan dan pemeliharaan

• Kebijakan dan prosedur pengelolaan peralatan dan bahan yang diperlukan

C. Pengembangan keterampilan melalui pelatihan klinik

Pelatihan klinik merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku esensial

bagi petuga kesehatan agar mampu untuk memberikan pelayanan standar atau berkualitas. Untuk

pelatihan standardisasi manajemen klinik atau keterampilan klinik dapat dilakukan langkah-langkah

berikut:

Lakukan analisis dan seleksi faslitas kesehatan yang petugasnya perlu mendapat pelatihan

atau perbaikan kapasitas teknis

Page 12: Tugas Ponek Dr Eva

Mintakan penilaian dari P2KS/P2KP terhadap pemenuhan kriteria dan peluang untuk

perbaikan kinerja pascapelatihan

Kordinasi dengan P2KS/P2KP untuk menentukan jenis (lihat tabel 5 tentang jenis dan

jenjang fasilitas pelayanan) dan waktu pelatihan untuk perbaikan kinerja

Pastikan biaya pelatihan telah sesuai dengan standar biaya pelatihan JNPK dan tentukan

ketersediaan dan sumber dari dana pelatihan

Laksanaan pelatihan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan lakukan

pemantauan/penyeliaan kualitas manajemen pelatihan, termasuk fasilitas praktik klinik

untuk pencapaian kompetensi klinik

Mintakan laporan kegiatan pelatihan serta cermati pencapaian tujuan pelatihan

Berkordinasi dengan P2KS/P2KP untuk melakukan penyeliaan fasilitatif pascapelatihyan

dan penentuan kualifikasi petugas kesehatan serta akreditasi teknis fasilitas pelayanan (lihat

formulir 1, 2 dan 3). Sesuai dengan system pemantauan yang disepakati di masing-masing

Kabupaten/Kota, kualifikasi dan akreditasi tersebut dapat dilakukan setahun sekali atau

menggunakan jadwal tertentu lainnya.

Buat ketetapan bahwa hanya tenaga kesehatan dengan kompetensi dan kualifikasi tertentu

yang dapat melakukan pelayanan kesehatan yang ada di dalam menu, intervensi terpadu dan

peraturan perundang-undangan atau regulasi yang ada

Lakukan pemantauan implementasi hasil pelatihan atau praktik terbaik di fasilitas pelayanan

dan mintakan masukan dari pengguna fasilitas tentang perbaikan kualitas pelayanan

D. Bidan Dalam Pelaksanaan PONEK

Bidan ponek harus memiliki kompetensi yang lebih seperti membaca CTG, melakukan pejahitan

perinium hingga Grade 4, melakukan penjahitan robekan portio dan lainya. Namun, tindakan tindakn

ini hanya dapat di lakukan oleh bidan bidan yang berada di ponek dengan pengawasn dan persetujuan

dokter obgyn.

Untuk memiliki kemampuan ini Bidan diharuskan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh

IBI ataupun pelatihan yang diadakan oleh RS itu sendiri. Contohnya Di RS. Fatmawati Jakarta

Selatan yang selalu mengadakan pelatihan-pelatihan untuk bidan-bidan di Jakarta secara periodik dan

intensif. Setelah mengikuti pelatihan Bidan akan mendapatkan sertifikat yang berarti bahwa ia telah

berkompeten dalam mengatasi hal yang akan terjadi.

Page 13: Tugas Ponek Dr Eva

BAB III

Page 14: Tugas Ponek Dr Eva

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

AKI dan AKN dapat diturunkan dengan deteksi dini ibu hamil dengan resti dan

sistem rujukan yang cepat dan tepat dan penanganan di tempat rujukan yang cepat dan

memadai. Oleh karena itu, selayaknya medis dan paramedis (bidan) di tempat rujukan

harus memiliki kompetensi lebih untuk dapat menangani pasien dengan baik.