14
TUGAS PORTOFOLIO FARMAKOGNOSI PEMBUATAN SIMPLISIA KENCUR Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh Mata Kuliah Farmakognosi Anggota Kelompok 2 Dahlisa Soleman ( 14037 ) Faizatul Lutfiani ( 14059 ) Nur Ihsan ( 14141 ) Rika Dwi N. ( 14160 ) Sasmita ( 14171 ) AKFAR 2D DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

TUGAS PORTOFOLIO FARMAKOGNOSI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

h

Citation preview

TUGAS PORTOFOLIO FARMAKOGNOSIPEMBUATAN SIMPLISIA KENCUR

Untuk memenuhi sebagian persyaratandalam menempuh Mata Kuliah Farmakognosi

Anggota Kelompok 2Dahlisa Soleman( 14037 )Faizatul Lutfiani( 14059 )Nur Ihsan( 14141 )Rika Dwi N. ( 14160 )Sasmita( 14171 )AKFAR 2D

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALAKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANGMEI 2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangDi Indonesia banyak berbagai macam tumbuhan obat yang telah diteliti oleh para ahli yang mana sampai sekarang tercantum pada buku-buku maupun artikel obat tradisional. Tumbuhan obat atau yang biasa dikenal dengan obat herbal adalah sediaan obat baik berupa obat tradisional , fitofarmaka dan farmasetika, dapat berupa simplisia ( bahan segar atau yang dikeringkan ) ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni berasal dari alam, yang dimaksut dengan obat alami adalah obat asal tanaman.Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagi bahan baku obat yang mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi sudah dikeringkan. Permintaan bahan baku simplisia sebagai bahan baku obat-obatan semakin meningkat dengan bertambahnya industri jamu. Selain itu, efek samping penggunaan tanaman obat untuk mengobati suatu penyakit lebih kecil dibandingkan obat sintetis.Proses pembuatan simplisia diperlukan beberapa tahapan yaitu pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan. Agar simplisia memiliki mutu dan ketahanan kualitas yang baik, selain proses pengumpulan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan dan sortasi kering, juga perlu diperhatikan proses pengepakan dan penyimpanan karena sangat berpengaruh pada kandungan kadar zat aktif dalam simplisia.Kencur adalah tanaman yang mudah tumbuh, walau sebahagian besar banyak tumbuh di daerah dataran rendah, dengan kondisi tanah yang gembur dan subur . Kencur akan berkembang sempurna pada saat musim basah/ musim hujan. Akan tetapi tanaman ini juga masih dapat tumbuh bila kondisi tanah tidak terlalu keringSeperti halnya tanaman obat dan rempah yang lain, kencur juga memiliki banyak manfaat, termasuk manfaat untuk kesehatan, di antara manfaat-manfaat itu, yaitu: dapat mengobati batuk, mengobati masuk angin, mengobati rematik, mengobati migraine, dan untuk menambah nafsu makan. Selain itu, kencur juga bisa dijadikan jejamu, beras kencur merupakan salah satu produk dari rempah kencur yang telah terkenal dijadikan jamu khas kencur.

1.2 Tujuan

1.2.1 Untuk mengetahui tentang pembuatan simplisia kencur dengan baik dan benar1.2.2 Untuk mengetahui manfaat simplisia kencur bagi tubuh1.2.3 Untuk mengetahui uji standarisasi simplisia kencur

1.3 Manfaat1.3.1 Dapat mengetahui tentang pembuatan simplisia kencur dengan baik dan benar1.3.2 Dapat mengetahui manfaat simplisia kencur bagi tubuh1.3.3 Dapat mengetahui uji standarisasi simplisia kencur

BAB IITINJAUAN PUTAKA

2.1 Kencur

2.1.1 Klasifikasi kencur Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas: Commelinidae Ordo: Zingiberales Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean) Genus: Kaempferia Spesies: Kaempferia galanga L.

2.1.2 Morfologi kencurSecara umum dikenal dua tipe kencur, yaitu jenis daun lebar dan berdaun sempit. Kencur merupakan terna kencur daunnya, lebar, letak mendatar, hampir rata dengan tanah. Bunganya tersusun dalam bulir. Mahkota bunga berjumlah 4-12, rimpangnya bercabang-cabang banyak sekali, sebagian terletak diatas tanah. Pada akarnya sering kali terdapat umbi yang bentuknya bulat. Warnanya putih kekuningan, bagian tengahnya berwarna putih, sedangkan pinggirnya berwarna coklat, berbau harum. Kencur digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah yang lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur didaerah dataran atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Rimpang kencur mempunyai aroma spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota berjumalh antara 4-12 buah, bibir bunga berwarna lembayungdengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan kencur dapat ditanam dalam pot atau kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan ditempat terbuka.

2.1.3 Tahapan Pembuatan Simplisia

Pengumpulan Bahan BakuPengeringanPerajanganPenyortiran basah dan pencucian

Penyortiran kering

PenyimpananPengemasan

1. Pengumpulan Bahan Baku

Rimpang kencur yang telah dipanen,dikumpulkan untuk dijadikan bahan baku simplisaia.

2. Penyortiran Basah dan PencucianSortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.

3. PerajanganJika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.

4. PengeringanPengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. Pengeringan rimpang dilakukan selama 3 5 hari, pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tidak saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. Melalui sinar matahari ini merupakan cara tradisional dilakukan untuk mengeringkan bagian yang keras. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50oC 60oC. Jika suhunya dibawah 50oC maka akan mempercepat kebusukan. Jika di oven pada suhu lebih dari 60oC dapat merusak komponen aktif sehingga mutunya berkurang. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan.

5. Penyortiran KeringSelanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).

6. PengemasanSetelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, berat bersih dan metode penyimpanannya.

7. PenyimpananKondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.

2.1.4 Uji Standarlisasi Simplisia Kencur

Tujuan : untuk mengetahui kebenaran dan mutu simplisia yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif terdiri atas pengujian organoleptik, pengujian mokroskopik, pengujian mikroskopik, dan pengujian histokimia. Sedangkan analisis kuantitatif terdiri atas pengujian penetapan susut pengeringan, penetapan kadar abu total, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut etanol

1. Uji Organoleptik Uji dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui khususnya bau dan rasa simplisa yang diuji.2. Uji Makroskopik Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar tanpa menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari khususnya morfologi, ukuran. dan warna simplisia yang diuji.3. Uji Mikroskopik Uji Mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau berupa serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenalan yang spesifik bagi masing-masing simplisia.4. Uji Histokimia Uji Histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik, zat-zat kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga mudah dideteksi.

Standarilisasi Simplisia

1. Penetapan Susut PengeringanTujuan mengetahui susut pengeringan adalah memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap suhu penetapan susut pengeringan adalah 1050 dan susut pengeringan ditetapkan sebagai berikut : Timbang 1 gram simplisia masukkan ke dalam krus porselen bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu yang telah ditetapkan selama 30 menit dan telah ditara. Ratakan simplisia dalam krus porselen dengan menggoyangkan krus hingga merata. Masukkan ke dalam oven, buka tutup krus, panaskan pada suhu penetapan, timbang dan ulangi pemanasan sampai didapat berat yang kostan.

2. Penetapan Kadar Abu Total Tujuan dari penetapan kadar abu adalah untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan, untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai parameter nilai bahan pada makanan. Adanya kadar abu yang tidak larut pada asam dalam asam yang cukup tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran lain.2 gram simplisia yang telah digerus ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam krus platina yang telah dipijarkan dan ditara. Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, didinginkan dan ditimbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, diaduk, disaring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa dan kertas saring dalam kurs yang sama. Masukan filtrat ke dalam krus, uapkan dan dipijarkan hingga bobot tetap. Hitung kadar abu total terhadap bahan yang telah dikeringkan, dan dinyatakan dalam %b/b.

3. Penetapan Kadar Sari Larut Air Dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran awal sejumlah kandungan, dengan cara melarutkan ekstrak sediaan dalam pelarut organik tertentu (etanol atau air) Keringkan serbuk, maserasi selama 24 jam 5 gram serbuk dengan 100 ml kloroforom P menggunakan labu bersumbat sambil sekali-sekali dikocok selama 6 jam pertama, kemudian didiamkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 ml filtrate hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, sisa dipanaskan pada suhu 105oC hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen yang larut dalam air, dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

4. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol Keringkan serbuk, maserasi selama 24 jam 5 gram serbuk dengan 100 ml etanol (95%), menggunakan labu bersumbat sambil sekali-sekali dikocok selama 6 jam pertama, kemudian didiamkan selama 18 jam. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol (95%), uapkan 20 ml filtrate hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, sisa dipanaskan pada suhu 105oC hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen yang larut dalam etanol, dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Alat dan bahan

3.2 Prosedur kerja