20

Click here to load reader

Tugas Psikologi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Psikologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1.Definisi Psikologi dan Gejala – Gejala Campuran

Psikologi berasal dari kata Yunani “ Psyche” yang artinya jiwa,dan” logos’ yang

artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etomologi ( menurut arti kata ) Pskilogi artinya Ilmu

yang mempelajari tentang jiwa, baik macam – macam gejalanya , prosesnya maupun latar

belakangnya.

Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa

dan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan

menimbulkan perbuatan badaniah ( Organic Behavior ), yaitu perbuatan yang ditimbulkan

oleh proses belajar , misalnya : Instink, reflek, nafsu nyawanya.

Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak yang menjadi

penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari

hewan tingkat tinggi hingga manusia.

Pembagian jiwa menjadi beberapa gejala sebenarnya suatu cara penggolongan yang

kasar. Setiap gejala berfungsi aktif dan berhubungan dengan gejala yang lain dan tidak

pernah berdiri sendiri. Untuk memudahkan pembagian, dengan memperhatikan sifat – sifat

dan corak – corak khusus pada tiap gejala, maka E. Kant membagi kejiwaan manusia menjadi

tiga Gejala. ( Tricotomi ), yakni gejala kongnisi ( Pengenalan ), Konasi ( Kehendak), dan

Emosi ( Perasaan ). Gejala ini masing – masing mempunyai sifat-sifat khusus dan tiap gejala

berfungsi senantiasa berhubungan dengan gejala yang lain.

Disamping gejala- gejala tersebut diatas ada gejala jiwa yang lain, yang sangat besar

pengaruhnya terhadap kehidupan kejiwaan manusia. Gejala jiwa ini belum termasuk pada

pembagian Trichotomi, dan disebut “ Gejala- Gejala Campuran “.

1

Page 2: Tugas Psikologi

Gejala- gejala Campuran yang dipandang penting ialah :

1. Perhatian

2. Kelelahan

3. Saran ( Sugesti )

Yang menggolongkan menjadi satu golongan, ialah : L. C. Bigot, Kohnstamm, dan

Palland didalam bukunya : ( Leerboek Der Psychologie ). Mereka menggolongkan ini dengan

alasan :

1. Karena gejala ini tidak dapat dimasukkan kedalam gejala- gejala yang sudah kita

pelajari, secara tegas.

2. karena pernyataan jiwa yang ini, memang campuran dari ketiga gejala tersebut.

2. Maksud dan Tujuan Pembuatan Makalah

a. Untuk menjadikan manusia supaya hidupnya baik, bahagia dan sempurna.

b. Untuk.mengubah gaya hidup / cara-cara hidup, tingkah laku dan pergaulan dalam

masyarakat.

c. Untuk dapat mempermudah manusia dalam menyelesaikan prolomatika hidup

Psikologi juga berhubungan dengan erat ilmu-ilmu yang lain seperti biologi

sosiologi, ilmu pengetahuan alam, filsafat, pedagogiek dan agama.

2

Page 3: Tugas Psikologi

BAB II

GEJALA- GEJALA CAMPURAN

A. PERHATIAN

1. Perhatian dan Kesadaran

Perhatian adalah reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya

konsentrasi dan fokus terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya.

Perhatian adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita, terhadap pengamatan,

pengertiaan, dan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain dari pada itu.

Perhatian Berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek yang

direaksi suatu waktu. Terang tidaknya kesadaran kita terhadap sesuatu objek tertentu tidak

tetap, ada kalanya kesadaran kita meningkat ( menjadi terang), ada kalanya menurun

( menjadi samar- samar ).

Taraf kesadaran kita meningkat kalau jiwa kita dalam mereaksi sesuatu meningkat.

Apabila taraf kekuatan kesadaran kita naik atau menjadi giat karena suatu sebab, maka kita

berada pada permulaan perhatiaan. Perhatian timbul dengan adanya pemusatan kesadaran kita

terhadap sesuatu.

Objek yang menjadi sasaran mungkin hal- hal yang ada dalam dirinya sendiri,

misalnya : tanggapan, pengertian, perasaan. Dan hal –hal yang berada diluar dirinya,

misalnya: keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan sebagainya.

2. Syarat- Syarat Agar Perhatian Mendapat Manfaat Sebanyak- Banyaknya.

1) Inhibisi ( Pembatasan Lapangan Kesadaran )

Yaitu pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak diperlukan, atau

menghalang- halangi masuk ke dalam lingkungan kesadaran. Misalnya: kita sedang bergiat

bersiap diri untuk menempuh ujian. Supaya perhatian kita tetap terarah pada tugas ujian,

maka hendaknnya ada inhibisi, artinya segala apa yang mungkin mengganggu harus dicegah

3

Page 4: Tugas Psikologi

jangan sampai masuk kedalam pikiran kita. Ajakan yang tidak berguna perlu

dikesampingkan.

2) Apersepsi

Yaitu pengerahan dengan sengaja semua isi kesadaran, termasuk tanggapan,

pengertian dan yang telah dimiliki dan bersesuaian/ berhubungan objek pengertian.

Tujuaanya supaya jiwa kita lebih memahami objek yang menjadi sasaran. Misalnya: kita

mempelajari sejarah perkembangan Agama Hindu di Indonesia. Maka kita perlu appersepsi,

misalnya pengertian tentang barang peninggalan ( candi- candi, arca-arca, ).

3) Adaptasi ( Penyusaian diri )

Peristiwa penyesuaian diri desebut adaptasi. Misalnya: dalam gejala perhatiaan,

organ-organ kita baik jasmani maupun rohani yang diperlukan untuk menerima objek harus

bekerja dengan sungguh-sungguh. Dalam memperhatikan sesuatu, organ-organ kita menjadi

giat menyesuaikan diri antara subjek dan objek.

Kalau ketiga syarat tersebut ( inhibisi, appersepsi, dan adaptasi ) dapat dipenuhi, maka

cukuplah perhatian seseorang terhadap sesuatu, akibatnya pekerjaan yang dilakukan dapat

berjalan tanpa gangguaan.

3. Macam -Macam Perhatian :

1) Perhatian spontan dan disengaja

Perhatian spontan, disebut juga pula perhatian asli atau perhatian langsung, ialah

perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong

oleh kemauan. Perhatian disengaja yakni perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan

karena adanya tujuan tertentu.

2) Perhatian statis dan dinamis

Perhatian statis ialah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada orang yang dapat

mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah tidak berkurang kekuatannya. Dengan

4

Page 5: Tugas Psikologi

perhatian yang tetap itu maka dalam waktu yang agak lama orang dapat melakukan sesuatu

dengan perhatian yang kuat.

Perhatian dinamis ialah perhatian yang mudah berubah-rubah, mudah bergerak,

mudah berpindah dari objek yang satu ke objek yang lain. Supaya perhatian kita terhadap

sesuatu tetap kuat, maka tiap-tiap kali perlu diberi perangsang baru.

3) Perhatian konsentratif dan distributif

Perhatian konsentratif (perhatian memusat), yakni perhatian yang hanya ditujukan

kepada suatu objek ( masalah) tertentu.

Perhatian distributif (perhatian terbagi-bagi). Dengan sifat distributif ini orang dapat

membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan/ dalam waktu yang

bersamaan.

4) Perhatian sempit dan luas

Perhatian sempit: Orang yang mempunyai perhatian sempit dengan mudah dapat

memusatkan perhatiannya kepada suatu objek yang terbatas, sekalipun ia berada dalam

lingkungan ramai. Dan lagi orang semacam itu juga tidak mudah memindahkan perhatiannya

keobjek lain, jiwanya tidak mudah tergoda oleh keadaan sekelilingnya.

Perhatian luas: Orang yang mempunyai perhatian luas mudah sekali tertarik oleh

kejadian-kejadian sekelilingnya, perhatiannya tidak dapat mengarah hal-hal tertentu, mudah

terangsang dan mudah mencurahkan jiwanya kepada hal yang baru.

5) Perhatian fiktif dan fluktuatif

Perhatian fiktif (perhatian melekat), yakni perhatian yang mudah dipusatkan suatu

hal dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada objeknya. Biasanya

teliti sekali dalam mengamati sesuatu.

Perhatian fluktuatif (bergelombang). Pada umumnya dapat memperhatikan

bermacam- macam hal sekaligus, tetapi tidak seksama. Yang melekat hanya hal yang dirasa

penting.

5

Page 6: Tugas Psikologi

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perhatian

1) Pembawaan

Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang direaksi, maka

sedikit atau banyak akan timbul perhatian terhadap objek tertentu.

2) Latihan dan kebiasaan

Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang sesuatu bidang, tetapi karena

hasil dari pada latihan/ kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap

bidang tersebut.

3) Kebutuhan

Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian terhadap

objek tersebut. Kebutuhan merupakan dorongan, sedangjkan dorongan itu mempunyai

tujuaan yang harus dicurahkan kepadanya. Demi tercapainya sesuatu tujuaan, disamping

perhatiaan juga perasaan dan kemauan memberi dorongan yang tidak sedikit pengaruhnya.

4) Kewajiban

Di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi, entah

kewajiban itu cocok atau tidak, menyenangkan atau tidak. Maka demi terlaksananya suatu

tugas, apa yang menjadi kewajibannya akan dijalankan dengan penuh perhatiaan.

5) Keadaan jasmani

Sehat tidaknya jasmani, segar tidaknya badan sangat mempengaruhi perhatian kita

terhadap sesuatu objek.

6) Suasana jiwa

Keadaan batin, perasaan, fantasi, pikiran dan sebagainya sangat mempengaruhi

perhatiaan kita, mungkin dapat membantu juga dapat menghambat

6

Page 7: Tugas Psikologi

7) Suasana di sekitar

Adanya bermacam perangsang disekitar kita, seperti kegaduhan, keributan,

kekacuan, temperatur, sosial ekonomi, keindahan dan sebagainya dapat mempengaruhi

perhatian kita.

8) Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri

Berapa kuatnya perangsang yang bersangkutan dengan objek perhatian sangat

mempengaruhi perhatiaan kita.

5. Minat dan Perhatian

Minat dan perhatiaan pada umumnya dianggap sama/ tidak ada perbedaan. Minat

(interesse) adalah sikap jiwa seorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi,

emosi), yang tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat.

Perhatiaan adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek tertentu. Di

dalam gejala perhatian, ketiga fungsi jiwa tersebut diatas pun juga ada, tetapi unsur pikiranlah

yang terkuaat pengaruhnya.

Minat ialah sesuatu pemusatan perhatiaan yang tidak disengaja yang terlahir dengan

penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungannya.

6. Bekerja Peristiwa dalam Gejala Perhatian

1) Perseverasi ( menahan)

Peristiwa ini terjadi kalau seseorang sangat terikat perhatiaanya ada sesuatu objek

tertentu, sehingga sukar melepaskan perhatiaannya dari objek tersebut.

2) Adaptasi

Peristiwa yang selalu berpindah-pindah, mudah menyesuaikan diri dengan keadaan

keadan baru.

7

Page 8: Tugas Psikologi

3) Osilasi

Keadaan perhatiaan yang tidak tetap, timbul tenggelam, kuat kendur, sering

terputus-putus. Hilangnya bagian yang tidak tertangkap itu berbarengan dengan terputusnya

peristiwa.

4) Perhatian bergerak

Peristiwa ini perhatiaannya berserakan, seakan-akan tidak mempunyai perhatian

sama sekali terhadap apa saja, peristiwa ini sebagai akibat dari adanya perseverasi.

B. KELELAHAN / KELETIHAN

1. Gejala Kelelahan pada Manusia

Sejak lahir sampai menjelang meninggal dunia manusia mempunyai dorongan untuk

bergerak dan melakukan bermacam-macam kesibukan.

Semua gerak dan kesibukan itu mempunyai arti bagi manusia. Tetapi pada suatu saat

kekuatan untuk berbuat itu makin lama makin berkurang. Berkurangnya kekuatan bergerak

(baik jasmani maupun rohani), akan memberi pengaruh mengurangkan prestasi-prestasi yang

akan dicapai. Gejala berkurangnya manusia untuk melakukan sesuatu disebut kelelahan/

keletihan/ kelesuan/ kepenataan. Bahwa tenaga manusia ada batasnya, batas itulah yang

menunjukkan datangnya kelelahan.

Sebenarnya kelelahan itu adalah sesuatu keadaan atau kondisi, baik jasmani atau

psikis, bukan suatu dorongan tertentu. Namun demikiaan kelelahan mempunyai pengaruh

yang besar terhadap kehidupan manusia. Karena alasan itulah kelelahan dimasukkan di dalam

gejala campuran.

2. Sebab-Sebab Kelelahan

Kelelahan disebabkan karena berlangsungnya suatu aktifitas atau pekerjaan, baik

aktifitas jasmani maupun rohani.

8

Page 9: Tugas Psikologi

3. Macam-Macam Kelelahan

Kelelahan jasmani : kekuatan jasmani berkurang, sehingga tidak dapat melakukan

sesuatu dengan semestinya, maka itu mengalami kelelahan jasmani.

Kelelahan rohani : kekuatan jiwa berkurang, sehingga tidak dapat melakukan

pekerjaan psikis dengan semestinya, maka itu dikatakan mengalami kelelahan

rohani atau kelelahan jiwa.

4. Hubungan Kelelehan Jasmani dan Rohani

Manusia adalah suatu psiko-somatis, selamanya tidak dapat diadakan pemisahan

antara jiwa dan raganya. Oleh karena itu kelelahan jasmani tadak dapat dipisahkan pula

dengan kelelahan rohani, dan sebaliknya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa antara

jasmani dan rohani, antara kelesuan jasmani dan kelesuan rohani mempunyai hubungan

timbal balik dan saling mempengaruhi.

5. Pendapat-Pendapat Tentang Kelesuhan

1) Teori inteksiasi ( into = intra = dalam; toxicum = racun )

Intksinasi berarti di dalam badan kita terdapat atau terjadi racun yang dapat

menimbulkan kelesuhan. Ini terjadi pertukaran zat, peredaran darah dan pembakaran. Karena

pertukaran zat, peredaran darah dan pembakaran itu, timbullah berbagai benda sisa atau “

ampas “. Kemudian masuk kedalam peredaran darah dan akhirnya masuk ke dalam susunan

urat syaraf. Di sinilah benda-benda itu menyebabkan terbentuknya semacam benda berbisa

atau racun. Inilah yang menimbulkan rasa lesu, baik jasmani maupun rohani, baik setempat

maupun seluruh tubuh.

2) Teori Biologis

Tokoh: Thorndike. Teori ini termasuk teori baru yang mencari sebab-sebab

kelesuhan dari hukum-hukum hidup manusia.

Thorndike menunjukkan 2 peristiwa yang terjadi pada manusia. Apabila ia bekerja

agak lama, akan terjadi :

9

Page 10: Tugas Psikologi

Pengurangan tenaga pada kita, menyababkan timbulnya gejala kelesuhan.

Perasaan kebosanan. Pekerjaan dalam waktu lama, makin lama menimbulkan

perasaan bosan. Kebosanan, berkuranglah perasaan puas pada pekerjaan. Hal ini

dirasakan juga sebagai kelesuhan/ kelelahan.

6. Usaha-Usaha Menghilangkan Kelesuhan

Cara menghilangkan rasa lesu pada umumnya istirahat, atau menghentikan apa yang

dijalankan.

C. SUGESTI / SARAN

1. Pengertiaan Tentang Sugesti

Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran,

perasaan dan kemauannya terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui atau menyakini

apa yang di kehendaki dari padanya.

Inti dari pada sugesti ialah didesakkan suatu keyakinan kepada seseorang, yang

olehnya diterima mentah-mentah, tanpa pertimbangan yang dalam.

Pihak yang mempengaruhi , yang mendesakkan suatu keyakinan, pendapat atau

anggapan kepada orang lain.

Pihak yang dipengaruhi, yang didesak untuk menurut dan menerima pendapat atau

tanggapan yang dikenakan kepadanya.

Keterangan diatas bahwa sugesti adalah pengaruh yang dikenakan kepada pihak lain,

yakni yang sugesti.

Menyugesti orang berarti mempengaruhi proses kejiwaan (pikiran, perasaan, dan

kemauan) orang lain, sehingga orang yang disugesti mengikuti dan berbuat apa seperti yang

disugestikan kepadanya.

10

Page 11: Tugas Psikologi

2. Sugestif dan Sugestibel

1) Sugestif

Sesuatu yang mempunyai pengaruh sugesti yang besar. Hal yang mempengaruhi

sugesti ini tidak dapat ditentukan, kadang-kadang karena kecakapan, kedudukan, kekayaan,

kejujuran dan sebagainya.

2) Sugestibel

Ialah sifat-sifat yang mudah kena saran atau sugesti. Orang yang mudah terkena

pengaruh sugesti disebut sugestibel.

3. Cara-Cara yang Menyugesti

Dengan membujuk

Dengan memuji

Dengan menakut-nakuti

Dengan menunjukan kekurangan atau kelebihan.

4. Alat-Alat Sugesti

Sehubungan dengan cara-cara menyugesti, kita mengenal alat-alat untuk

menanamkan pengaruh sugesti kepada pihak lain :

Mata ( pandangan tajam, lemah lembut, dan sebagainya)

Roman muka (manis, kasih sayang, dan sebagainya)

Teladan (tingkah laku yang baik, sopan santun, kejujuran dan sebagainya)

Gambar (gambar majalah-majalah, mingguan, buku-buku, dan sebagainya)

Suara ( merdu, sinis, perintah, dan sebagainya).

11

Page 12: Tugas Psikologi

Warna ( dalam reklame, sandiwara)

Slogan atau semboyan (dalam pertempuran, pembangunan, rapat-rapat, dan

demonstrasi).

5. Peran Sugesti

Sugesti mempunyai peran penting, baik dalam kehidupan pada umumnya, maupun

di sekolah. Dengan adanya sifat-sifat sugesti dalam kepemimpinan, maka akan terjadi:

Pimpinan banyak disenangi anak buahnya.

Adanya kepercayaannya besar kepada pimpinannya.

Pimpinan akan dihormati, diturut dan diperhatikan segala perintahnya.

Berpengaruhnya sugesti di dalam lingkungan sekolah akan memberi kemungkinan:

Anak-anak hormat kepada pimpinan/ gurunya.

Anak-anak memperhatikan pelajaran yang diberikan.

Anak-anak sungguh-sungguh melaksanakan perintah-perintah, suruhan-suruhan

yang diberikan oleh guru.

Nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk guru akan diturut anak-anak.

Karena besarnya peranan sugesti di dalam pergaulan, maka pelaksanaan sugesti ini

dijalankan di berbagai lapangan, misalnya: di rumah sakit, dalam organisasi, dunia

perdagangan dan sebagainya.

Sugesti dalam ilmu jiwa sosial dapat kita rumuskan sebagai suatu proses di mana

seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari

orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.

12

Page 13: Tugas Psikologi

Syarat-syarat yang memudahkan sugesti terjadi, yaitu:

Sugesti karena hambatan berfikir

Sugesti karena keadaan pikiran terpecah-pecah (disosiasi)

Sugesti karena otoritas

Sugesti karena mayoritas

Sugesti karena “ will to believe” ( keinginan untuk meyakini dirinya)

13

Page 14: Tugas Psikologi

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Sebagai kaum muslimin janganlah kita memandang hukum indipenden yang

berjalan dengan sendirinya seolah-olah dunia memiliki indipenden ontologis (wujud yang

berdiri sendiri).

Alquran merupakan kalamullah yang di yakini kebenaranya dan mampu menjawab

atas semua persoalan yang ada karena Al- qur’an tidak di ragukan kebenarannya. Kehebatan

Psikologi sangat bermanfaat untuk dimasyarakat, ilmu jiwa memperlihatkan pada dunia, akan

kebesaran Allah SWT (pencipta alam dan seisinya).

14

Page 15: Tugas Psikologi

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abu Ahmadi dan Drs. M. Umar M.A., Psikologi Umum, Edisi Revisi ( Surabaya : PT

Bina Ilmu, 1992 ),

Drs. Agus Sujanto, Psikologi Umum, Cet 11, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2001),

15