Upload
adha-noer
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS REFERAT
Phototherapy for Jaundice
Pembimbing dr. Sudarmanto, Sp. A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
A. Latar BelakangBentuk terkonjugasi bilirubin kemudian diekskresikan ke dalam empedu dan dikeluarkan dari tubuh melalui usus.
Pada sebagian besar bayi dengan penyakit kuning fisiologis, konsentrasi bilirubin tidak lebih dari normal.
Namun, bayi dengan ikterus fisiologis dan bayi dengan ikterus patologis, kadar bilirubin dalam darah bisa mencapai konsentrasi yang sangat tinggi yang berisiko terjadinya bilirubin ensefalopati (kernikterus).
Pengobatan yang efektif untuk mengurangi kadar bilirubin pada bayi dengan ikterik yang parah yakni dengan fototerapi dan transfusi tukar.
B. PENGERTIAN
PHOTOTHERAPY adalah terapi menggunakan penyinaran sinar intensitas tinggi untuk pengelolaan hiperbilirubinemia dengan
merangsang induksi enzim-enzim hati dan protein pembawa, guna mempengaruhi pemecahan heme atau untuk mengikat
bilirubin dalam usus halus sehingga reabsorbsi enterohepatik menurun..
C. MEKANISME
Mekanisme
D. INDIKASI
• Indikasi fototerapi berdasarkan :1. total serum kadar bilirubin
*kadar total bilirubin serum lebih besar dari 5 kali berat lahir*pada bayi 1-kgdimulai pada bilirubin dari 5 mg/ dL; *pada bayi 2 kgdimulai pada tingkat bilirubin dari 10mg/dL
2. usia kehamilan (<35 mg)3. usia bayi dalam jam (<24 jam)4. faktor risiko individu.
E. KONTRAINDIKASI
• Penggunaan bersamaan obat photosensitizing,
• Porfiria erythropoietic bawaan atau riwayat keluarga porfiria
• Bayi dengan ikterus kolestatik umumnya dikenal sebagai "brownzed baby syndrom".
F. PERTIMBANGAN TEKNIS
1. Dosis Phototherapy Dosis fototerapi tergantung pada
beberapa faktor; panjang gelombang spektrum cahaya460-
490 nm radiasi spektral dikirim ke kulit bayi(8-10
mW/cm2/nm total daya spektral (rata-rata radiasi
spektral diseluruh wilayah permukaan bayi)fototerapi intensif ( 30 mW/cm2/nm)
Pertimbangan teknis
G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FOTOTERAPI
• 4 faktor yang mempengaruhi dosis fototerapi meliputi
- radiasi cahaya yang digunakan- jarak dari sumber cahaya (10-15 cm)- dan jumlah kulit yang terpapar
cahaya.- Panjang gelombang dan lampu yang
digunakan
H. PENCEGAHAN KOMPLIKASI
• Pelindung mata • Suhu bayi harus dimonitor• Penggunaan obat photosensitizing harus dihindari • Obat-obatan yang digunakan pada masa
neonatus yang telah dikaitkan dengan reaksi fototoksik termasuk obat anti-inflamasi (ibuprofen), diuretik (furosemid, hidroklorotiazid), dan antibiotik tertentu (doxycycline, tetrasiklin, siprofloksasin, ofloksasin, levofloxacin, dan sulfonamid)
I. HASIL
FOTOTERAPI LAMPU HALOGEN SPOT
• Penelitian kontemporer pada bayi prematur kehilangan cairan transepidermal meningkat 20-26%, meskipun suhu konstan, dan kelembaban relatif. • Fototerapi lampu halogenmeningkatkan aliran darah pada kulit & meningkatkan kehilangan cairan melalui kulit metode photorelaxationS-nitrosothiols
yang dimediasi oleh pelepasan oksida nitrat• Peningkatan kehilangan cairan transepidermal pada bayi prematur belum didokumentasikan dengan fototerapi berbasis LED.
KOMPLIKASI
• peningkatan kehilangan cairan• Perubahan warna coklat keabu-abuan pada kulit bayi dengan ikterik kolestatik dan
hiperbilirubinemia yang langsung terkena fototerapi”bronzed-baby syndrome” JARANG
CAIRAN RUMATAN peningkatan kehilangan cairan
• Bayi premature rumatan sebesar 10 mL / kg / d• Bayi atermtidak perlu cairan rumatan hanya mempertahankan asupan oral yang cukup
PERSIAPAN PASIENBayi ditempatkan berbaring dalam tempat yg hangat(bassinet) atau dalam inkubator(premature/bayi
kecil)
Bayi harus telanjang (pelindung mata dan popok) memaksimalkan luas permukaan kulit yang terkena
cahaya.
Pada penggunaan tabung fluorescent atau perangkat LEDjarak 10 cmmeningkatkan
radiasi spektral dari cahaya.
Perangkat fototerapi harus ditempatkan di sisi tempat tidur bayi dengan cahaya
diarahkan pada bayi dalam posisi tegak lurus
Perangkat berbasis halogenmemancarkan panas lebih besar jarak yang lebih jauh dari
bayi.
Bantalan serat optik dapat diposisikan tepat di bawah bayi untuk memberikan tambahan
sumber fototerapi.
hiperbilirubinemia berathanduk putih atau aluminium foil di sekitar bagian dari
keranjang merefleksikan kembali cahaya pada bayi dan meningkatkan eksposur pada
permukaan kulit.
J. MONITORING dan FOLLOW UP
PEMERIKSAAN: konsentrasi bilirubin diperiksa sebelum dimulainya fototerapi, kemudian 4-6 jam setelah fototerapi untuk mengkonfirmasi efektifitasnya, dan kemudian diulang pada interval 12-24 jam sampai tingkat yang cukup rendah untuk menghentikan fototerapi.
TUJUAN : mengkonfirmasi keefektifan terapi.
PERINGATAN: Bayi dengan penyakit hemolitik, bayi dengan usia kehamilan 35 atau lebih yang lahir dengan penyakit kuning nonhemolitik dan neonatus 3-4 hari, yang mengalami"Rebound", bilirubin nya harus diperiksa dalam waktu 24 jam setelah penghentian fototerapi.
K. PERTIMBANGAN DAN PENDEKATAN
Pertimbangan dan pendekatan dalam pemilihan terapi fototerapi meliputi:
1. Jumlah serum bilirubin bayi, usia kehamilan, jam hidup, dan faktor risiko individu .
2. Tempatkan bayi pada tempat yang hangat atau di keranjang dengan popok dan pelindung mata.
3. Lampu neon dan LED, diletakkan sedekat mungkin dengan kulit bayi, kurang dari 10 cm. Jika menggunakan lampu halogen spot, lampu harus ditempatkan pada jarak yang cukup jauh untuk menghindari overheating.
4. Nyalakan lampu fototerapi.5. Cahaya langsung pada luas permukaan kulit secara maksimal6. Mengukur radiasi spektral dari setup fototerapi dengan radiometer di
beberapa lokasi pada permukaan bayi dan mengitung hasil rata-rata. 7. Perhatikan kadar bilirubin seri
•.
L. PERANGKAT PENDUKUNG
1. Lampu fototerapi berbasis halogen
• Memproduksi panas paling tinggi • Dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan pada bayi
2. Tabung fluorescent
• Klasifikasi: daylight, blue, dan special blue• Paling bagus: special blue karena mampu memancarkan spectrum cahaya biru-hijau
yang menembus kulit dengan baik dan memecahkan bilirubin.
4. Fototerapi fiberoptik
• Cahaya lampu dengan intensitas tinggi sebagai selimut serat optik• Bisa digunakan untuk fototerapi di rumah• Kerugian: cahaya hanya mencakup area permukaan cukup kecil
5. Sistem fototerapi LED
•Keuntungan: 1. Panjang gelombang emisinya pendek sehingga pancaran cahaya dapat maksimal untuk pemecahan bilirubin2. LED menghasilkan panas lebih sedikit dan dapat diposisikan sangat dekat dengan kulit tanpa risiko overheating atau luka bakar.
PENELITIAN TAMBAHAN
Penelitian yang dilakukan di RS. Imam Reza, Kermanshah, Iran selama 12 bulan pada bulan Oktober 2009-September 2010 yang melibatkan 182 neonatus dengan jaundice tanpa komplikasi.
METODE:Sampel dibagi dalam dua kelompok secara acak. Kelompok kontrol mendapat phototerapi dengan area box yang tidak ditutup plastik putih mengkilat, sedangkan kelompok perlakuan mendapat phototerapi dengan penutupan area box. Dilakukan pengukuran total bilirubin serum setiap 12 jam hingga terjadi penurunan total bilirubin serum kurang dari 12,5mg/dL
HASIL:Penggunaan penutup plastik putih mengkilat pada sekeliling area atau box phototerapi dapat mempercepat penurunan kadar bilirubin serum pada neonatus tanpa meningkatkan komplikasi phototerapy