Upload
ristio-efendi
View
25
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SEDEX
Citation preview
SEDIMENTARY-HOSTED BASE METAL DEPOSITS OVERPRINTED BY
METAMORPHISM
Disusun Oleh
Daniel Hotmatua, Ristio Efendi, Akhmad Rafighian, Aditya Rasydi.
Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran
SARI
Base metal atau logam dasar ditujukan pada elemen metal berkualitas rendah dan volume tinggi
yang umumnya merupakan tiga elemen yaitu tembaga, timbal, dan seng. Proses terbentuknya
logam dasar dan terkonsentrasi membentuk deposit sangat banyak, sebagian besar deposit logam
dasar merupakan produk dari proses hydrothermal. Proses lain yang dapat membentuk deposit
logam dasar adalah Sedimentary Exhalative ( SEDEX ), yang memiliki hubungan dengan
endapan sulfida massif yang berasosisasi dengan batuan sedimen shale dan siltstones serta
Karbonat yang terbentuk pada laut dalam dan dipengaruhi juga oleh metamorfisme. Hasi dari
SEDEX yaitu logam dasar seperti Zn, Pb, As, S ,Cu , Fe, Mn , Ga.
Pendahuluan
Sedimentary exhalative merupakan
salah satu pembentuk deposit logam dasar
yang prosesnya melalui suatu jenis endapan
sulfida masif yang berasosiasi dengan
batuan sedimen. SEDEX terdiri dari
perlapisan (layers) sulfida masif yang
interbedded dengan perlapisan batuan
sedimen termasuk sedimen kimia seperti
rijang, barit dan karbonat serta sedimen
klastik seperti lanau, mudstone dan argilit
yang pegendapannya terjadi di dasar laut.
Perlapisan dari massif sulfide terdiri dari
beberapa millimeter hingga beberapa meter.
Sulfida masif disusun oleh selang seling dari
perlapisan sulfida besi (pirit dan/atau pirotit)
dengan sfalerit dan galena. Sulfida masif
terbentuk dari hasil presipitasi larutan
hidrotermal yang dialirkan ke dasar laut
melalui suatu saluran (vein). Saluran ini
berupa zona yang memotong bagian bawah
perlapisan batuan sedimen dan memasuki
horizon sulfida masif diatasnya.
Pembentukan sulfida masif terjadi pada saat
yang bersamaan dengan batuan induk.
Namun bisa juga mineralisasi sulfida
terbentuk ketika fluida hidrotermal yang
kaya logam melewati sedimen induk dan
menggantikan pirit hasil tahap awal
diagenesa. SEDEX berada pada sebuah
cekungan yang umumnya dibatasi oleh
strukstur patahan (basin-bounding faults)dan
cekungan ini berda pada sebuah cekungan
besar dan (large sedimentary basins) yang
memiliki kisaran umur dari 300 juta hingga
1,8 milyar tahun.
Asal Logam
Logam seperti Ag, Cu, dan Zn
ditemukan dalam sejumlah batuan sedimen.
Logam ini terikat sangat lemah pada mineral
lempung yang hidous pada sudut Kristal.
Seng ditemukan dengan mineral karbonat
dan berikatan dengan kisi kristal karbonat
dan sepanjang bidang kembar dan batas
Kristal. Logam ini masuk ke sedimentary
mineral karena mengadsorbsi dari air laut
yang mendepositkannya.
Garam juga terikat dalam matriks
dari sedimen, umumnya di perairan pori,
terjebak selama deposisi. Dalam lumpur
khas di dasar laut hingga 90% dari volume
sedimen dan massa, diwakili oleh hidrogen
dan oksigen baik terjebak dalam ruang pori
air atau melekat pada mineral phyllite (tanah
liat) sebagai obligasi hidroksil.
Selama diagenesis, pori air diperas
dari sedimen dan, sebagai pembebanan
berlanjut dan panas meningkat, air
dibebaskan dari mineral lempung sebagai
obligasi hidroksil perifer yang rusak. Seperti
batu memasuki bidang submetamorphic,
umumnya Zeolit fasies metamorf, mineral
lempung mulai mengkristal menjadi
metamorphic rendah yaitu phyllite, mineral
seperti klorit, prehnite, pumpellyite,
glauconite dan sebagainya. Hal ini
membebaskan tidak hanya air tetapi elemen
yang tidak kompatibel yang melekat pada
mineral dan terjebak dalam kisi kristal.
Logam dibebaskan dari lempung dan
karbonat mineral karena mereka berubah
dari lempung dan karbonat mineral secara
teratur memasuki cairan pori sisa. Logam,
garam dan air yang dihasilkan oleh
diagenesis diproduksi pada suhu antara 150-
350 ° C. Komposisi cairan hidrotermal
diperkirakan memiliki salinitas hingga 35%
NaCl dengan konsentrasi logam dari 5-15
ppm Zn, Cu, Pb dan sampai 100ppm Ba dan
Fe. Konsentrasi logam yang tinggi dapat
terbawa larutan karena salinitas tinggi.
Proses SEDEX
Pembentukan internal endapan sedex
dikendalikan oleh kedekatan sulfide dasar
laut dengan ventilasi discharge fluida.
Endapan vent proximal biasanya terbentuk
dari luapan fluida hidrotermal sedangkan
endapan vent distal terbentuk dari fluida
yang lebih padat daripada air laut dan
trendapkan pada cekungan di dasar laut yang
mungkin jauh dari lokasi ventilasi.
Mineralisasi sulfida terbentuk ketika fluida
hidrotermal yang kaya logam melewati
sedimen induk dan menggantikan pirit hasil
tahap awal diagenesa.
Transport dari air garam mengikuti
jalur reservoir stratigrafik menuju patahan,
yang mengisolasikan stratigrafi menjadi
basin sedimen. Air kemudian tersaring
sepanjang patahan di perbatasan basin dan
terlepaske air laut Situs trap berada di zona
dengan ketinggian lebih rendah atau
terdepresi dimana air garam yang panas dan
berat mengalir dan tercampur dengan air laut
yang lebih dingin, menyebabkan logam dan
sulfur yang terlarutdalam air garam menjadi
terendapkan sebagai bijih sulfide logam
padat, terdeposit sebagai lapisan sedimen
sulfida.
Host Rock
Host rock dari deposit SedEx berupa
batuan sedimen marine termasuk: shale
carbonaceous dan chert (Howard’s Pass,
Yukon Territory; Sullivan, British
Columbia), shale dolomitik atau batulanau
(HYC dan gunung Isa, Australia),
danbatugamping micritic (Meggen,
Germany). Breksi slump dan turbidit
terdapat secara local; batuan volkanik,
umumnya mafic, juga dapat
terasosiasi.Sangster (1990) berpendapat
bahwa tuff terdapat dalam endapan bijih
pada beberapa deposit, termasuk Meggen
dan Rammelsberg (Germany) dan HYC
(Australia). Banyak deposit serta host rock
telah mengalami metamorfisme dan
deformasi (gunung Isa, Australia dan
Sullivan, British Columbia). Pembandingan
kimia host rock dengan kelimpahan shale
hitam (Vine dan Tourtelot, 1970)
menunjukkan bahwa host rock untuk deposit
ini memiliki rasio sodium-potassium yang
relative rendah yang secara karakteristik
tidak lagi memiliki cobalt, nikel, tembaga
dan kaya akan barium dan mangan
(Maynard, 1991).
Medan geologi sekitar deposit SedEx
berupa umumnya lapisan batuan sedimen
marine laut dalam yang tebal yang dapat
berupa klastik berbutir halus dan batuan
karbonat. Batuan ini dapat termetamorf
(derajat rendah – tinggi).
Wall-rock alteration
Stock dan sulfida dan mineral
alterasi yang tersebar (umumnya batuan
alterasi silica atau besi-karbonat yang jarang
memiliki tourmaline, albite, chlorite),
terkadang terdapat dibawah deposit
stratiform. Pada beberapa deposit, proses
silisifikasi merupakan alterasi dominan atau
satu-satunya. (Meggen, Germany). Di
deposit lain, alterasi kurang meluas dan/atau
kaya akan karbonat (Large, 1981). Large
(1983) mendeskripsikan tipe alterasi yang
lebih halus pada beberapa deposit, termasuk
kenaikan rasio dolomit-kalsit (Ireland) dan
kenaikan rasio potassium feldspar – albit
pada tuff (sungai McArthur).
Mineralogi dan zonasi bijih dan
gangue
Mineral bijih sulfida dominan yaitu
sphalerite dan galena, namun di beberapa
deposit juga terdapat chalcopyrite,
arsenopyrite, dan tetraherite (Large,
1983).Mineral gangue paling umum
ditemukan yaitu sulfida besi (pyrite,
marcasite, pyrrhotite) dan kuarsa (Meggen,
Germany dan Red Dog, Alaska).Barite juga
dapat ditemukan di deposit ini. Banyak
mineral sulfida dan sulfosalt lain telah
ditemukan di beberapa deposit (Cox and
Curtis, 1977; Large, 1983; Taylor dkk,
1994). Kelimpahan mineral sulfida logam
dasar berbeda-beda dari tiap deposit karena
akibat zonasi. Large (1983) menemukan
bahwa rasio timbal-zinc berkisar antara 1:1
hingga 1:8. Zonasi umumnya berupa timbal-
zinc-(barium-tembaga) yang memanjang
dalam deposit terzonasi lateral. Besi
terkadang terdapat dalam pusat zonasi
Logam seperti timah, tembaga dan
zinc ditemukan jalam jumlah trace di semua
sedimen. Logam ini memiliki ikatan lemah
dengan mineral lempung hydrous di tepi
krista dan terikat secara lemah dengan grup
hydroxyl. Zinc ditemukan dalam mineral
karbonat yang terikatdalam kisi kristal
karbonat pada simpul dan sepanjang bidang
kembar kristal dan perbatasan kristal.
Logam ini memasuki mineral sedimen
melalui adsorpsi dari air laut.
Garam juga terdapat dalam matrix
sedimen, umumnya dalam air pori yang
terperangkap saat pengendapan. Mud di
dasar laut dapat memiliki 90% massanya
berupa hydrogen dan oxygen yang
terperangkap dalam air pori atau terikat pada
mineral phyllite sebagai ikatan hydroxyl.
Dengan tergabungnya fluida bijih
dengan air laut dan tersebar pada dasar laut,
konstituen bijih dan gangue terendapkan
pada dasar laut dan membentuk orebody
yang umumnya berbutir halus, terlaminasi
dan terdeposit melalui reaksi kimia dari
larutan
Karakteristik Mineral
Ukuran butir berkisar dari 15 sampai
400 micron (McClay, 1983).Fitur endapan
umum didominasi oleh ukuran butir halus
dan layering; framboidal dan pyrite
collofirm dengan overgrowth euhedral
umum ditemukan; sphalerite granular,
galena dan barite juga umum.Beberapa
deposit (Red Dog, Alaska dan HYC,
Australia) dikarakteristikan oleh intergrowth
silica dan sphalerite berbutir halus atau
sphalerite dengan mineral sulfida lainnya
(<100 micron) (McClay, 1983; Moore dkk,
1986).Metamorfisme menrubah tekstur
primer secara menyeluruh atau parsial dan
menyebabkan ukuran butir bertambah besar.
Rekristalisasi menyebabkan tekstur
porphyroblastic pada pyrite dan sphalerite,
barite terrekristalisasi menjadi habit
memanjang, dan galena dapat tertransport
mengisi fracture (McClay, 1983).
Mineralogi Sekunder
Oksidasi deposit dapat menghasilkan
endapan gossan yang kaya akan besi dan
pengendapan besi pada batuan dinding.
Deposit dengan konten besi-sulfida rendah
memiliki rasio logam-sulfur yang tinggi,
gangue atau batuan dinding dengan
kapasitas buffer tinggi, gossan memiliki pH
tinggi, dan profil gossan masih berumur
muda. Bijih dengan konten besi yang tinggi,
rasio logam-sulfur dalam mineral sulfida,
dan batuan dinding dengan kapasitas buffer
rendah dapat diasosiasikan dengan air ber
pH rendah (Taylor, 1984).Anglesite dan
cerussite merupakan mineral timbal
sekunder yang paling melimpah namun juga
terdapat coronadite, mimetite, nadorite,
pyromorphite, dan lanarkite.Mineral halide
perak juga ditemukan.Mineral zinc sekunder
jarang ditemukan.Mineral sulfat sekunder
termasuk jarosite, barite, dan alunite.
Sifat bijih
Pada batuan mineralisasi stratiform,
mineral sulfida umumnya berbutir halus, dan
sering terbentuk hampir terlaminasi
monomineralik setebal beberapa mm hingga
cm yang menyebar di sebagian besar
deposit. Beberapa deposit tidak terlaminasi
(Meggen, Germany dan Red Dog, Alaska).
Crustiform berbutir kasar dan mikneral
sulfida comb-textured bisa terdapat dalam
vein yang berasosiasi dengan bijih
stratiform. Mineral sulfida yang paling
umum yaitu sphalerite, galena, dan mineral
besi-sulfida (pyrite, marcasite dan
pyrrhotite), namun mineral chalcopytire dan
sulfosalt juga bisa terdapat dalam jumlah
lebih kecil (Large, 1981 ; 1983; Lydon,
1983).
Kesimpulan
Endapan sediment exhalative
terbentuk berasosiasi dengan endapan
sedimen laut dalam berupa shale dan
siltstone serta batuan gunungapi. Sulfida
masif terbentuk dari hasil presipitasi larutan
hidrotermal yang dialirkan kedasar laut
melalui suatu saluran vent, saluran ini
berupa zona yang memotong bagian bawah
perlapisan batuan sedimen dan memasuki
horizon sulfida masif diatasnya. Mineral
bijih ekonomis pada endapan ini terdapant
pada urat sulfide massif yang tebal sejajar
dengan perlapisan yang umumnya berupa
Zn, Pb dan Cu. Mineral bijih yang terdapat
pada urat sulfide umumnya berupa galena,
sphalerite, kalkopirit dan barit.
Referensi
Karen D. Kelley, Robert R. Seal, II, Jeanine
M. Schmidt, Donald B. Hoover, and
Douglas P. Klein. 1986. Briskey.
SEDIMENTARY EXHALATIVE ZN-PB-
AG DEPOSITS
http://en.wikipedia.org/wiki/
Sedimentary_exhalative_deposits