View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 1/19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus, suatu penyakit kronik yang terjadi akibat
kekurangan metabolism glukosa, disebabkan oleh kurangnya sekresi
insulin dari sel – sel beta. Keadaan ini menyebabkan tingginya kadar gula
dalam darah.
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik
yang prevelensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data
IDF (International DIAbetes Federation) tahun 2005, diketahui pada tahun
2003, Indonesia masih menduduki posisi ke 5 dengan jumlah penduduk
penderita DM terbesar di bawah Amerika. Namun terjadi peningkatan pada
tahun 2005 sehingga Indonesia bergeser ke posisi ke 3. Diperkirakan akan
terjadi lonjakan pada tahun 2010 sebesar 50 % dan dua kali lipat pada tahun
2025 (Heydari, 2005).
Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif insentisitivitas sel terhadap
insulin (Corwin, 2009).
Pada umumnya, pasien DM lebih rentan terkena infeksi karena faktor
predisposisi dari efek hiperglikemia, angiopati, hormonal, neuropati dan
mekanik (Mubarak et al, 2010; Soeatmadji, 1996).
Obat antidiabetik digunakan untuk mengendalikan diabetes mellitus,
ada dua kelompok antidiabetik yaitu insulin dan obat hipoglikemi oral. Obat
hipoglikemi oral adalah preparat sintetik yang merangsang pelepasan insulin.
Insulin merupkan suatu protein yang disekresikan oleh sel beta pancreas yang
berperan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 2/19
1.2. RUMUSAN MASALAH
Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam obat indeks terapi sempit
antidiabetes.
1.3. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Tujuan Umum
Untuk mengetahui indeks terapi sempit antidiabetes
Tujuan Khusus
Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang:
1. Mengetahui Pengertian Diabetes Melitus
2. Mengetahui Etiologi Diabetes Melitus
3. Mengetahui Patofisiologi Diabetes Melitus
4. Mengetahui Penatalaksanaan Diabetes Melitus
5. Mengetahui Komplikasi Diabetes Melitus
6.
Mengetahui Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosa Diabetes Melitus 7. Mengetahui Penggolongan Antidiabetik Oral/Hipoglikemik Oral
8. Mengetahui Terapi Kombinasi Obat Antidiabetik Oral
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 3/19
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal’ yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dangan mikroskop
elektron ( Arif Mansjoer dkk 2001)
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. Secara klinis ditandai dengan hiperglikemia puasa, aterosklerotik
dan mikroangiopati dan neuropati (Sylfia A. Price dan Lorraine M. Wilson,
1995).
2.2. Etiologi
Klasifikasi etiologi diabetes mellitus American Diabet Association(1997) sesuai anjuran PERKENI (Perkumpulan Endrokonologi Indonesia)
a. Diabetes tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) / Diabetes
Mellitus Tergantung Insulin (DMTI)).
Disebabkan oleh distruksi sel Beta pulau langerhans akibat proses
auto imun dan idiopatik.
b. Diabetes tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)
/Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI).
Disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi Insulin adalah turunnya kemampuan insulin untukl merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi
insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi insulin,ketidakmampuan
ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa
maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 4/19
insulin lain, berarti sel beta pankreas mengalami desentisisasi terhadap
glukosa.
c. Diabetes tipe lain.
1. Defek genetic fungsi sel beta:
- Maturity Onset Diabetes of the young (MODY) 1,2,3
- DNA mitokondria
2. Defek genetik kerja insulin.
3. Penyakit eksokrin pancreas
- Pancreatitis
- Tumor / Pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
4. Endrokinopati : akromegali,sindrom chusing, feokromositoma dan
hipertiroidisme.
5. Karena obat / zat kimia
- Vacor, pentamidin, asam nikotinat
- Glukortikoid , hormone tiroid
- Tiazid, dilantin,interferon alpha dan lain lain.
6. Infeksi :rubella congenital, sito megalovirus.
7. Penyebab imunologi yang jarang : anti body anti insulin.
8. Sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM ; sindrom down,
sindrom klinefelter, sindrom turner dan lain lain.
d. Diabetes Melitus Gestasional (DMG).
Diabetes yang terjadi pada masa kehamilan,Dm ini di anggap dari
peningkatan kebutuhan energi dan kadar estrogen dan hormon
pertumbuhan yang terus menerus tinggi selama kehamilan, hormonestrogen dan pertumbuhan merangsang pengeluaran insulin dan dapat
menyebabkan gambaran sekresi belebihan insulin seperti DM tipe II
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 5/19
2.3. Patofisilogi
2.4. Penatalaksanaan
a. Tujuan penatalaksanaan DM untuk jangka pendek adalah menghilangkan
keluhan / gejala DM.
b. Tujuan jangka panjang adalah untuk mencegah komplikasi.
c. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menurunkan kadar glukosa,
lipid dan insulin.
d. Untuk memudahkan terapinya, tujuan tersebut adalah kegiatan,
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan pasien holistik dan mengajarkankegiatan mandiri, pelaksanaannya dengan :
1. Perencanaan makan / diit (meal planning).
2. Aktivitas fisik.
3. Health education.
4. Obat-obatan.
5. Operasi.
Defisiensilnsulin
Hiperglikemia
Peningkatanglukoneogenesis
Peningkatanasamamino
PeningkatanGliserol
Peningkatanasamlemakbebas
Peningkatankatabolisme protein PeningkatanlipolisisPeningkatanglukosa
Kehilanganel
ektroliturin
Asidosismetabolik
Ketoasidosis
Peningkatanketonemia
Peningkatanketo enesis
Deuresisosmotik
Penipisanvolume
Kehilan anhi otonik
Syok
Hiperosmolaritas
Peningkatankatonuria
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 6/19
2.5. Komplikasi
1. Akut.
- Koma hipoglikemia.
- Ketoasidosis.
- Koma hiperosmolar non ketotik.
2. Kronik
- Makro angiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah
jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
- Mikro angiopati, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetik,
nefropati.
- Neuropati diabetik.
- Rentan infeksi.
- Ganggren.
(Kapita Selekta, 2002)
2.6. Pemeriksaan penunjang dan Diagnosa
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemerikaan glukosa
darah sewaktu dan kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan
tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar. Kadar gukosa darah puasa dan acak
dengan methode enzymatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM
(mg/dl)
a. Gula darah acak Bukan DM Belum pasti DM DM
- Plasma vena
- Darah kapiler
< 110
< 90
110 – 199
90 – 199
> 200
> 200b. Gula darah puasa
- Plasma vena
- Darah kapiler
< 110
< 90
110 – 125
90 - 109
> 126
> 110
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 7/19
2.7. Golongan obat anti diabetic
A. insulin
Insulin dilepaskan sari sel-sel beta pulau langerhans dalam responya
terhadap peningkatan glukosa darah. Pancreas secara normal mensekresikan 40-60
unit insulin tiap harinya. Nilai glukosa darah normalnya adalah 60-100 mg/dL dan
glukosa serum, 70-100 mg/dL.
Ada tiga tipe insulin untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Yaitu
insulin kerja singkat, insulin kerja sedang dan insulin kerja panjang.
Insulin adalah suatu protein yang tidak dapat diberikan peroral karena
sekresi gastrointestinal akan merusak susunan insulin.
Insulin regular ( R )
Insulin NPH ( N )
Kontraindikasi
( R & N ) hipersensitivitas
terhadap insulin
Interaksi
Penghambat beta, tiazid, obat2 tiroid,
esterogen, glukokortikoid,
penghambat MAO, antidpresan
transiklik, aspirin, antikoagulan oral
Farmakokinetik
Absorbs: SK diabsorbsi
dengan baik
Distribusi : PP : TD
Metabolism : t1/2
bervariasi tergantung
jenis insulin
Eliminasi : kebanyakan
kedalam urin
Farmakodinamik
( R ) SK : Mula: 0,5-1
jam
P: 2-4 jam
L: 4-8 jam
IV: mula: 10-30 menit
P: 15-30 menit
D: 0,5-1 jam
( N ): SK: mula: 1-2 jam
P: 6-12 jam
L: 18-24 hariEfek terapeutik
Me kadar gula dlm
darah, mengendalikan
DMEfek samping
(R&N) urtikaria,
kemerahan,
pembengkakan
Reaksi yang merugikan
(R&N) reaksi
hipoglikemik,
hiperglikemi rebound
(efek somogyi),
lipodistrofi
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 8/19
Insulin dan kerjanya
Insulin Deskripsi Mula
kerja
Puncak
kerja
Lama
kerja
Insulin kerja
singkat
- Regular
- Humulin R
- semilente
Jernih, SK atau IV
Sama seperti insulin
regular
Keruh, zinc dalam
jumlah sedikit, SK
0,5-1
jam
1-2 jam
2-4 jam
4-6 jam
6-8 jam
12-16
jam
Insulin kerja
sedang
- lente
- humulin L
- NPH
- Humulin N
Keruh, zinc, SK, 30%
semilente dan 70%
ultralente
Sama seperti lente
Keruh, SK, protamin
Sama seperti NPH
1-2 jam
1-2 jam
8-12 jam
6-12 jam
18-28
jam
18-24
jam
Insulin kerja
panjang
- PZI
- ultralente
Keruh, SK, protamin
dan zinc
Keruh, SK, insulin zinc
yg diberi tambahan
4-8 jam
5-8 jam
14-20 jam
14020 jam
24-36
jam
30-36
jam
B. Penggolongan Antidiabetik Oral/Hipoglikemik Oral
Berdasarkanmekanismekerjanya, obat-obathipoglikemik oral dapat dibagi
menjadi 5 golongan, yaitu:
1. Golongan Sulfonilurea
Bekerja dengan cara merangsang sekresi insulin di pancreas sehingga
hanya efektif bila sel beta pancreas masih dapat berproduksi. Terdapat beberapa
jenis sulfonilurea yang tidak terlalu berbeda dalam efektivitasnya. Perbedaan
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 9/19
terletak pada farmakokinetik dan lama kerja.Termasuk dalam golongan ini adalah:
Klorpropamid, Glikazid, Glibenklamid, Glipizid, Glikuidon, Glimepirid,
TolazalimdanTolbutamid.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat golongan ini :
a. Golongan sulfonil urea cenderung meningkatkan berat badan.
b. Penggunaannya harus hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan fungsi hati
dan ginjal. Klorpropamid dan glibenklamid tidak dianjurkan untuk pasien usia
lanjut dan pasien insufisiensi ginjal. Pada pasien insufisiensi ginjal dapat
digunakan glikuidon, gliklazid atau tolbutamid yang kerjanya singkat.
c. Wanita menyusui, porfiria dan ketoasidosis merupakan kontraindikasi bagi
pemberian sulfonilurea.
d. Insulin kadang-kadang diperlukan bila timbul keadaan patologis tertentu
seperti infark miokard, infeksi, koma dan trauma. Insulin juga diperlukan pada
keadaan kehamilan.
e. Efek samping, umumnya ringan dan frekuensinya rendah diantaranya gejala
saluran cerna dan sakit kepala. Gejala hematologik termasuk trombositopenia,
agrunolositosis dan anemia aplastik dapat terjadi tetapi jarang sekali.
Hipoglikemi dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat, juga pada
gangguan fungsi hati/ginjal atau pada orang usia lanjut. Hipoglikemia sering
ditimbulkan oleh ADO kerja lama.
f. Interaksi, banyak obat yang berinteraksi dengan sulfonilurea sehingga risiko
terjadinya hipoglikemia dapat meningkat.
g. Dosis, sebaiknya dimulai dengan dosis lebih rendah dengan 1 kali pemberian,
dosis dinaikkan sesuai dengan respons terhadap obat.
2. Golongan BiguanidBekerja dengan cara menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan
penggunaan glukosa di jaringan. Termasuk dalam golongan ini adalah Metformin,
Fenformin, Buformin. Efek samping yang sering terjadi (20% dari pemakai obat)
adalah gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah, rasa tidak enak di
abdomen dan diare.
3. Golongan analog Meglitinid
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 10/19
Bekerja dengan cara mengikat reseptor sulfonilurea dan menutup ATP-
sensitive potassium chanel. Yang termasuk dalam golongan ini adalah Repaglinid.
4. Golongan Thiazolidindion
Bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas jaringan perifer terhadap
insulin. Berikatan dengan PPARγ (peroxisome proliferators activated receptor-
gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin.
Golongan ini merupakan golongan baru dari ADO. Termasuk kedalam golongan
ini adalah Pioglitazone, Rosiglitazone.
5. Golongan penghambat alphaglukosidase
Yang termasuk dalam golongan ini adalah Akarbosa dan Miglitol yang
bekerja dengan cara menghambat alphaglukosidase yang mengubah
di/polisakarida menjadi monosakarida, sehingga memperlambat dan menghambat
penyerapan karbohidrat.
Tabel 2.Penggolongan obathipoglikemik oral
Golongan ContohSeny
awa
MekanismeKerja
Sulfonilurea Klorpropamid
Glibenklamid
a
Glipizida
Glikazida
Glimepirida
Glikuidon
TolazalimTolbutamid
Merangsangsekresi insulin di kelenjarpankreas,
sehinggahanyaefektifpadapenderita diabetes yang
sel-sel β pankreasnyamasihberfungsidenganbaik
Biguanida Metformin
Fenformin
Buformin
Bekerjalangsungpadahati
(hepar),menghambatglukoneogenesis di
hatidanmeningkatkanpenggunaanglukosa di
jaringan.
Meglitinid Repaglinid Bekerjadengancaramengikatreseptorsulfoniluread
anmenutup ATP-sensitive potassium chanel.
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 11/19
Tiazolidindi
on
Rosiglitazone
Pioglitazone
Meningkatkankepekaantubuh/sensitivitasterhadap
insulin di jaringanperifer. Berikatan dengan
PPARγ (peroxisome proliferators activated
receptor-gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati
untuk menurunkan resistensi insulin
Penghambat
enzim
alfaglukosid
ase
Akarbosa
Miglitol
Menghambat kerja enzim alfaglukosidase yang
mengubah di/polisakarida menjadi monosakarida,
sehingga memperlambat absorpsi glukosa
kedalam darah
2.8. Terapi Kombinasi Obat Antidiabetik Oral
Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa obat anti
diabetik oral (ODA) atau ODA dengan insulin. Kombinasi yang umum adalah
antara golongan sulfonilurea dengan biguanida. Sulfonilurea akan mengawali
dengan merangsang sekresi pankreas yang memberikan kesempatan untuk
senyawa biguanida bekerja efektif. Kedua golongan obat antidiabetik oral ini
memiliki efek terhadap sensitivitas reseptor insulin, sehingga kombinasi keduanya
mempunyai efek saling menunjang. Pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi
kedua golongan ini dapat efektif pada banyak penderita diabetes yang sebelumnya
tidak bermanfaat bila dipakai sendiri-sendiri.
Tabel 3.Terapi KombinasiObat Anti Diabetik Oral
DRUG AVAILABLE DOSAGE
STRENGTH
MAXIMUM
DAILYDOSE
Glipizide/Metformin
(Metaglip®, generic)
2.5 mg/250 mg, 2.5
mg/500mg,
5 mg/500 mg tablets
20 mg/2000 mg
per day
Glyburide/ Metformin
(Glucovance®, generic)
1.25 mg/250
mg,2.5mg/500mg,
5 mg/500 mg tablets
20 mg/2000 mg
per day
Rosiglitazone/Metformin 2 mg/500 mg, 2 mg/1000 8 mg/2000 mg
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 12/19
Interaksi obat
Interaksi obat yang mungkin timbul dari pemakaian insulin dengan obat
antidiabetik oral atau dengan obat yang lain dapat dilihat pada referensi yang lebih
detil, misalnya BNF terbaru, Stokley's Drug Interactions dan lain sebagainya.
Obat-obat tersebut di bawah ini merupakan contoh obat-obat yang dapat
meningkatkan kadar glukosa darah sehingga memungkinkan adanya kebutuhan
peningkatan dosis insulin maupun obat anti diabetik oral yang diberikan.
(Avandamet®) mg,
4 mg/500 mg, 4 mg/1000
mg tablet
per day
Pioglitazone/Metformin
(ActoPlus Met®)
15 mg/500 mg, 15 mg/850
mg tablets
45 mg/2550 mg
per day
Pioglitazone/Glimepiride
(Duetact®)
30 mg/2 mg, 30 mg/4 mg
tablets
30 mg/4 mg per
day
Rosiglitazone/Glimepiride
(Avandaryl®)
4 mg/1mg, 4 mg/2 mg, 4
mg/4 mg,8 mg/2 mg, 8 mg/4
mg tablets
8 mg/4 mg per
day
Sitagliptin/Metformin
(Janumet®)
50 mg/500 mg, 50 mg/1000
mg tablets
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 13/19
Tabel 4.Obat yang dapat menyebabkan hiperglikemia
Keterangan (diadaptasidari Bressler and DeFronzo, 1994):
+ kemungkinanbermaknasecaraklinis. Studi/laporanterbatasataubertentangan.
++ bermaknasecaraklinis. Sangatpentingpadakondisitertentu.
+++ berpengaruhbermaknasecaraklinis.
Obat atau senyawa-senyawa yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia
sewaktu pemberian obat antidiabetik oral golongan sulfonylurea antara lain:
insulin, alkohol, fenformin, sulfonamida, salisilat dosis besar, fenilbutazon,
oksifen butazon, dikumarol, kloramfenikol, senyawa-senyawa penghambat MAO
(Mono Amin Oksigenase), guanetidin, steroidaanabolik, fenfluramin,
danklofibrat. Hormon pertumbuhan, hormon adrenal, tiroksin, estrogen, progestin
dan glucagon bekerja berlawanan dengan efek hipoglikemik insulin. Disamping
itu, beberapa jenis obat seperti guanetidin, kloramfenikol, tetrasiklin,
salisilat,fenilbutazon, dan lain-lain juga memiliki interaksi dengan insulin,
sehingga sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan pemberian insulin, paling
Alkohol (kronis)
Amiodaron
Asparaginase ++
Antipsikotikatipikal
Beta-agonis ++
Kafein
Calcium channel blockers +
Kortikosteroid +++
Siklosporin ++
Diazoxida +++
Estrogen +++
Fentanil
Alfa-Interferon
Laktulosa
Litium +
Diuretikatiazida +++
Niasin and asamnikotinat ++
Kontrasepsi oral ++
Fenotiazin +
Fenitoin ++
Aminasimpatomimetik ++
Teofilin
PreparatTiroid +
Antidepresantrisiklik
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 14/19
tidak perlu diperhatikan dan diatur saat dan dosis pemberiannya apabila terpaksa
diberikan pada periode yang sama
Tabel 5.Obat yang dapatmenyebabkanhipoglikemia
Asetaminofen
Alkohol (akut)
Steroid Anabolik
Beta-blockers
Biguanida
Klorokuin
Klofibrat
Disopiramida
Guanetidin
Haloperidol
Insulin
Litiumkarbonat
Inhibitor Monoaminoksidase
Norfloxacin
Pentamidin
Fenobarbital
Fenotiazin
Prazosin
Propoksifen
Kinin
Salisilat
Sulfonamida
Sulfonilurea
Antidepresanttrisiklik
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 15/19
BAB III
JURNAL TERKAIT
ANALISIS INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK ORAL PADA
PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT X DEPOK
Santi Purna Sari, Mahdi Jufri, dan Dini Permana Sari
Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 1 Januari 2008: 8 - 14
Obat antidiabetik oral telah digunakan selama 40 tahun terakhir
untuk mengontrol kadar glukosa darah. Pada pasien diabetes melitus tipe 2
umumnya disertai dengan beberapa penyakit menahun, sehingga dalam
terapi diabetes biasanya dikombinasikan dengan obat-obat lain. Hal ini
meningkatkan terjadinya interaksi obat yang merugikan pasien. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peresepan dan masalah interaksi
obat di Rumah Sakit X Depok. Data diambil dari 307 resep obat
antidiabetik oral selama bulan Januari 2005-Mei 2006. Obat golongan
sulfonilurea yang paling banyak diresepkan adalah glimepirid (45,89%).
Sebanyak 41,69% resep obat antidiabetik oral memiliki interaksi. Dengan
menggunakan uji stastistik Kai Kuadrat diketahui adanya hubungan yang
bermakna antara jumlah obat dalam satu resep yang mengandung obat
antidiabetik oral dengan jumlah interaksi obat yang teridentifikasi.
PENATALAKSANAAN PASIEN DIABETES MELITUS DIPOLIKLINIK RUMAH SAKIT SANGLAH DENPASAR
Losen Adnyana, Hensen, Anak Agung Gde Budhiarta
Division of Endocrinology and Metabolism Department of Internal
Medicine Udayana University/Sanglah Hospital Denpasar.
A cross-sectional study was conducted from March until May 2003
among 100 diabetic patients, registered in Diabetic Clinic, Department of
Internal Medicine Sanglah Hospital for management of diabetes for more
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 16/19
than 12 months. Primary objective was to evaluate diabetes control,
diabetes management and late complications status in the diabetic
population managed by Diabetic Clinic as urban health care clinics. The
subjects were 65% men and 35% women with mean of age 59.4 years and
known having diabetes since 1-5 years (mean 2.1 years). Samples consist
of 4% type-1 diabetes; 95% type-2 diabetes and 1% gestational diabetes.
Antidiabetic medication were sulfonylurea 67%; metformin 55%; insulin
26% and others (glucosidase inhibitors, thiazolidenedione and others) were
0%.
According to the level of AIC, lipid profile and blood pressure, 40% (AIC
< 6.5%); 50% (HDL-chol >-45 mg/dl); 27.0% (LDL-cho! < 100 mg/dl);
67.6% (triglyceride < 150 mg/dl) and 23% (blood pressure < 130/80
mmHg) were categorized as good diabetic controls. Large proportion of
poor diabetic controls partly may be due to low proportion of education
days received on diabetes in the past year (57% have only I education day
and 32% with zero education day). This condition also impact on lifestyle
modification where 63% not regularly and 14% never follow the diet and
50% never . exercise. Also 12% still smoker and 4% sti 11 consume
alcohol on a regu lar basis. Micral test to detect microalbuminuria as an
early I phase of diabetic nephropathy were not commonly used (7%), and
dipstick to detect makroalbuminuria (99%). Blood test for serum creatinin
showed 89% with serum creatinin <2 mg/dl and 11% with serum creatinin
>2 mg/dl. Another chronic complication were neuropathy (10.1%);
cataract (10.4%); background retinopathy (8.6%), healed ulcer (3%),
stroke (2%), leg amputation (1%), absence of foot pulse (1%), acuteulcer/gangrene (1%), myocard infard/CABG/angioplasty (1%).
PENGETAHUAN PASIEN TENTANG DIABETES DAN OBAT
ANTIDIABETES ORAL
Yunita Nita, Ana Yuda, Gesnita Nugraheni
Departemen Farmasi Komunitas, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Korespondensi: Yunita Nita S.Si., M.Pharm.
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 17/19
Departemen Farmasi Komunitas, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga,
Surabaya, 60286, email: [email protected]
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan pasien
Diabetes Mellitus tentang obat antidiabetes oral (OAD). Dilakukan di 7
apotek di Surabaya secara purposive sampling pada bulan Agustus 2009.
Sampel adalah pasien DM yang menebus OAD dengan resep di apotek
terpilih. Data diperoleh dari interview menggunakan daftar pertanyaan
terstruktur yang telah divalidasi. Diperoleh 72 pasien sebagai responden
dari penelitian ini. Dari hasil penelitian diperoleh 95,8% (69) responden
mengetahui tujuan terapi DM. Lebih dari 90% responden mengetahui
bahwa OAD, olah raga dan pengaturan diet adalah terapi untuk DM.
Waktu yang benar dalam menggunakan obat diketahui oleh 57.9% (22),
43.3% (13) dan 0% responden yang mendapat 1, 2 dan 3 OAD. Sejumlah
64 responden memperoleh golongan insulin secretagogue atau
sulfonylurea yang memiliki efek samping hipoglikemia. Hanya 9.5% (6)
responden yang mengetahui definisi hipoglikemia, dan kurang dari 21%
mengetahui tanda-tanda hipoglikemia. Sementara 70,8 % (51/72)
mengetahui bahwa apabila mereka mengalami lemas, berkeringat dan akan
pingsan sebaiknya mengkonsumsi gula. Dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan pasien tentang DM dan OAD
masih harus ditingkatkan.
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 18/19
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal’ yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai
lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dangan mikroskop elektron ( Arif
Mansjoer dkk 2001)
Pengobatan pada pasien diabetes mellitus meliputi dua cara yaitu terapi
indulin dan obat antidiabetik oral. Insulin yang digunakan terdiri dari tiga jenis
yaitu insulin jangka pendek, jangka sedang dan jangka panjang. Menurut jurnal
yang penulis lampirkan kebanyakan pasien dengan diabetes mellitus
menggunakan insulin jangka pendek karena berespon cepat terhadap insulin.
Pengobatan yang kedua yaitu obat antidiabetik oral golongan yang sering
digunakan mulai dari golongan sulfonylurea, biguanid, analog meglitinid,
thiazolidindion, dan golongan penghambat alpha glukosidase.
3.2 Saran
Untuk Penderita
Agar berhati-hati dalam mengkonsumsi obat antidiabetes karena pemilihan obat
sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan.
Untuk Masyarakat
Agar menjaga gaya hidup, untuk mencegah terjadinya diabetes melitus.
Untuk Mahasiswa
Diharapkan setelah mendapatkan materi tersebut mahasiswa sebaiknya lebihmemahami dan dapat memberikan obat yang paling aman untuk pasien.
7/30/2019 Tugas Sempit Revisi Nurul
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-sempit-revisi-nurul 19/19
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer dkk, 2001 , Kapita selekta kedokteran, Media Aesculapius FKUI:
Jakarta
Arif Mansjoer dkk, 2002 , Kapita selekta kedokteran jilid 1 edisi III, Media
Aesculapius FKUI: Jakarta
Arjatmo Tjokronegoro, dkk, 1996, Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, FKUI: Jakarta.
Corwin Elizabeth J., 2009, Patofisiologi, EGC, Jakarta.
Doengoes Marillyn, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Heydari, 2010, Chronic Complication of Diabetes Mellitus in Newly Diagnosed
Patients, International Journal of Diabetes Mellitus 2, Elsevier, 61-63
Kee joyce L, 1996, farmakologi pendekatan proses keperawatan, EGC: Jakarta