9
KUMIS KUCING Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basahyang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengahdan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia danAustralia. Nama daerah: Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda),remujung (Jawa), se-salaseyan, songkot koceng (Madura). Klasifikasi Ilmiah Kerajaan : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Orthosiphon Spesies : Orthosiphon aristatus (BALITTRO,Sumberdana PKPP Ristek,2012. Kumis Kucing)

Tugas Simplisia Kumis Kucing

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kumis kucing

Citation preview

Page 1: Tugas Simplisia Kumis Kucing

KUMIS KUCING

Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basahyang tegak.

Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-

giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengahdan Jawa Timur) dan songot koneng

(Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke

wilayah Asia danAustralia.

Nama daerah: Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda),remujung (Jawa),

se-salaseyan, songkot koceng (Madura).

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan          : Plantae

Divisi               : Spermatophyta

Kelas               : Dicotyledonae

Ordo                : Lamiales

Famili              : Lamiaceae

Genus              : Orthosiphon

Spesies             : Orthosiphon aristatus

(BALITTRO,Sumberdana PKPP Ristek,2012. Kumis Kucing)

Page 2: Tugas Simplisia Kumis Kucing

a) Manfaat Tanaman Kumis Kucing

Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-obatan.

Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar

pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik.

Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya

penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman

ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis,

albuminuria, dan penyakit syphilis.

b) Metabolis Sekunder pada tanaman kumis kucing

Jika ditinjau dari segi pengetahuan kimia, tumbuhan herbal ini kaya akan

kandungan glikosida orthosiphonin, kandungan zat ini bermanfaat sebagai zat yang

dapat melarutkan fosfor serta asam urat yang ada dalam tubuh kita, terutama pada

bagian empedu serta kandung kemih.

Kumis kucing mengandung minyak atsiri 0,02-0,06% terdiri dari 60 macam

sesquiterpens dan senyawa fenolik. 0,2% flavonoid lipofil dengan kandungan utama

sinensetin, eupatorin, skutellarein, tetrametil eter, salvigenin, rhamnazin; glikosida

flavonol, turunan asam kafeat (terutama asam rosmarinat dan asam 2,3-dikaffeoil

tartarat), metilripariokromen A 6-(7,8-dimetoksi-2,2-dimetil [2H,1-benzopiran]-il),

saponin serta garam kalsium (3%) dan myoinositol.4,9,13). Hasil ekstraksi daun dan

bunga Orthosiphon aristatus ditemukan metilripariokromen A atau 6-(7,8-

dimetoksietanon).

Page 3: Tugas Simplisia Kumis Kucing

Selain itu, juga ditemukan senyawa golongan flavonoid antara lain:

Sinensetin ( 5,6,7,3′,4′- pentametoksi flavon )

Tetrametilskutellarein (5,6,7,4′-tetra metoksi flavon)

5-hidroks i 6,7,3′,4′ tetrametoksi flavone.

Salvigenin (5-hidroksi-6,7,4′-trimetoksi flavon)

Kirsimaritin (5,6-dihidroksi-7,4′-dimetoksi flavon)

Pilloin (5,3’-dihidroksi-7,4’-dimetoksi flavon)

Rhamnazin (3,5,4′-trihidroksi-7,3′-dimetoksi flavon).

Di dalam kumis kucing ditemukan 9 macam golongan senyawa flavon dalam

bentuk aglikon, 2 macam glikosida flavonol, 1 macam senyawa kumarin, asam kafeat

dan 7 macam senyawa depsida turunan asam kafeat, skutellarein, 6-hidroksiluteolin,

sinensetin. (Anonim. 2013. Kumis Kucing dan Kandungan.)

c) Pembuatan Simplisia

Daun dapat dikeringkan dengan menjemurnya dipanas matahari dan ditutup

dengan kain hitam. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan dialas, atau

menggunakan para-para dan usahakan bahan tidak saling menumpuk terlalu tinggi

dan dibolak-balik setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata, kira-kira 1 kg daun

dihamparkan seluas 1 m². Untuk musim hujan pengeringan dapat dilakukan

menggunakan alat pengering. Daun ditaruh diatas rak-rak oven yang dialasi dengan

koran dan dipastikan daun tidak saling menumpuk. Lama pengeringan 2-3 hari

dengan suhu maksimal 50-60°C. Pengeringan dilakukan sampai kadar air simplisia

mencapai maksimum 5%.

Page 4: Tugas Simplisia Kumis Kucing

Ciri-ciri simplisia daun kumis kucing yang berkualitas baik: a) Warna hijau muda

dan tidak bau apek, b) Aroma harum, tidak apek, c) Kadar air maksimum 5%, d)

Rasa agak pahit, e) Kadar abu 10%, dan f) Kotoran 2%, tidak mengandung serangga

dan cendawan. (BALITTRO,Sumberdana PKPP Ristek,2012. Kumis Kucing.)

d) Standar mutu kualitas simplisia

Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung,

dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun parameter standar mutu yaitu

sebagai berikut :

1. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga

parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis

(identifikasi), kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia dan biologis), serta

aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan transportasi).

2. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap

diupayakan memiliki tiga paradigma seperti produk kefarmasian lainnya,

yaituQuality-Safety-Efficacy (mutu-aman-manfaat).

3. Bahan simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggungjawab

terhadap respons biologis untuk mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi

komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan (Anonim,2000).

Page 5: Tugas Simplisia Kumis Kucing

Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia, maka

dilakukan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif

terdiri atas pengujian organoleptik, pengujian makroskopik, pengujian mikroskopik,

dan pengujian histokimia.

1. Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui khususnya bau dan

rasa simplisia yang diuji.

 

2. Uji Makroskopik

Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa

menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari khususnya morfologi,

ukuran, dan warna simplisia yang diuji.

3. Uji mikroskopik

Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat

pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa

sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau berupa serbuk.

Pada uji mikroskopik dicari unsur – unsur anatomi jaringan yang khas. Dari

pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang

spesifik bagi masing – masing simplisia.

Page 6: Tugas Simplisia Kumis Kucing

4. Uji Histokimia

Uji histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang

terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik, zat-zat kandungan

tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga mudah di

deteksi (Anonim,1987)

e) Identifikasi Mikroskopis Tumbuhan Kumis Kucing

Serpihan daun dan tangkai baik bersama maupun terpisah, warna hijau

kecoklatan, tidak berbau, rasa agak pahit, rapuh, bentuk bundar telur, lonjong, belah

ketupat memanjng atau lidah tombak, ujung lancip atau tumpul, panjang 2-12 cm,

lebar 1-8 cm. Tangkai daun persegi, warna ungu, panjang kurang lebih 1 cm. Helai

daun dengan tepi bergerigi kasar tidak beraturan, kadang-kadang beringgit tajam dan

menggulung ke bawah, ujung daun dan pangkal daun meruncing. Tulang daun

menyirip halus dan bercanbang sedikit.

Simplisia daun kumis kucing (Orthoshipon staminues folium) terdapat berkas

pengangkut penebal spiral, epidermis atas dengan sisik kelenjar, epidermis bawah

dengan rambut penutup, epidermis bawah dengan stomata dan rambut penutup.