22
TEORITIKA ETIKA BISNIS Dibuat Oleh : HARITS WIGUNA – 13210146 4EA21 Mata Kuliah : Etika Bisnis Dosen : Debita Octaviani Program Study Ekonomi Manajemen Jurusan Manajemen

Tugas softskill 1 Etika Bisnis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

TEORITIKA ETIKA BISNIS

Dibuat Oleh :

HARITS WIGUNA – 13210146

4EA21

Mata Kuliah : Etika Bisnis

Dosen : Debita Octaviani

Program Study Ekonomi Manajemen

Jurusan Manajemen

UNIVERSITAS GUNADARMA

2013

Page 2: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

TEORITIKA ETIKA BISNIS

PENDAHULUAN

I. PENGERTIAN

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (ta etha) yang berarti “adat istiadat” atau

“kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,

baik pada diri seseorang maupun masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika

berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala

kebiasaan yang di anut dan di wariskan dari satu orang ke orang lain..

1. Teori Pengertian Etika Bisnis

Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan ”kebaikan (rightness)”

atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini etika diartikan

sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima

masyarakat sebagai baik atau buruk. Sedangkan Penentuan baik dan buruk adalah

suatu masalah selalu berubah. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi

pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan

dan mengoperasikan bisnis yang etik. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia yang

berbeda sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau

mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat ini,

reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah

competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etik penting

diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.

 

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan

salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam

kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).

Page 3: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

 

Etika bisnis memiliki arti yang berbeda di setiap negara (Bertens, 2000), yaitu:

1. Bahasa Belanda à bedrijfsethiek (etika perusahaan).

2. Bahasa Jerman à Unternehmensethik (etika usaha).

3. Bahasa Inggrisà corporate ethics (etika korporasi).

  

Analisis Arti Etika dibedakan menjadi 2 jenis (Bertens, 2000), yaitu:

1. Etika sebagai Praktis

a. Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak

dipraktekkan walaupun seharusnya dipraktekkan.

b. Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma

moral.

 

2. Etika sebagai Refleksi

a. Pemikiran moral berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang

apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

b. Berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai

objeknya.

c. Menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang.

d. Dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.

NORMAUMUM

terbagi menjadi 3 yaitu:

norma sopan santun, norma hukum, dan norma moral.

Norma Sopan Santun, atau disebut juga norma etiket, adalah norma yang

mengatur pola perilaku dan sikap lahiriyah manusia, misalnya menyangkut sikap

dan perilaku seperti bertamu, makan dan minum, berpakaian, dsb.

Norma Hukum, adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh

masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan

kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma ini lebih tegas dan

Page 4: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

pasti, karena ditunjang dan dijamin oleh hukuman atau sanksi bagi pelanggarnya.

Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.

Norma ini menyangkut tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku

sejauh ia dilihat sebagai manusia. Norma moral lalu menjadi tolak ukur yang

dipakai oleh masyarakat untuk menentukan baik buruknya tindakan dan perilaku

manusia.

-Teori Etika Dentologi

Dentologi berasal dari bahasa Yunani deon, yang berarti kewajiban. Karena itu,

etika dentologi menekankan kewajiban manusia untuk bersikap secara baik. Suatu

tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik

dar tindakkan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada

dirinya sendiri. Dengan kata lain tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu

dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas

dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.

-EtikaTelelogi

Etika Telelogi mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang

dicapai dengantindakan itu, atau berdasrkan akibat yang ditimbulkan oleh

tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai sesuatu yang

baik, atau kalau akibat yang ditimbulkannya baik dan berguna.

2. Bisnis Sebuah Profesi Etis

- Etika Terapan

Secara umum Etika dibagi menjadi:

1. Etika Umum

Berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi

manusia untuk bertindak secara etis, bgmn manusia mengambil keputusan etis,

teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.

2. Etika Khusus

Page 5: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

Penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang

kehidupan yang khusus.

- Etika Profesi

Pengertian Profesi: Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan

sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang

tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam.

Prinsip - Prinsip Etika Profesi:

• Prinsip Keadilan

Prinsip ini terutama menuntut orang yg profesional agar dlm menjalankan

profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu, khususnya

orang-orang yang dilayani dalam rangka profesinya.

• Prinsip Otonomi

Prinsip yang dituntut oleh kalangan profesional terhadap dunia luar agar

mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya. Karena

hanya kaum profesional ahli dan terampil dalam bidang profesinya, tidak

boleh ada pihak luar yang ikut campur tangan dalam pelaksanaan profesi

tersebut.

Batas-batas prinsip otonomi:

• Tanggung jawab dan komitmen profesional (keahlian dan moral) atas

kemajuan profesi tersebut serta (dampaknya pada) kepentingan masyarakat.

• Kendati pemerintah di tempat pertama menghargai otonomi kaum profesional,

pemerintah tetap menjaga dan pada waktunya malah ikut campur tangan, agar

pelaksanaan profesi tertentu tidak sampai merugikan kepentingan umum.

- Menuju Bisnis Sebagai Profesi Luhur

Sesungguhnya bisnis bukanlah merupakan profesi, kalau bisnis dianggap sebagai

pekerjaan kotor, kedati kata profesi, profesional dan profesionalisme sering begitu

diobral dalam kaitan dengan kegiatan bisnis. Namun dipihak lain tidak dapat

disangkal bahwa ada banyak orang bisnis dan juga perusahaan yang sangat

menghayati pekerjaan dan kegiatan bisnisnya sebagai sebuah profesi. Mereka tidak

Page 6: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

hanya mempunyai keahlian dan ketrampilan yang tinggi tapi punya komitmen moral

yang mendalam. Karena itu, bukan tidak mungkin bahwa bisnis pun dapat menjadi

sebuah profesi dalam pengertian sebenar-benarnya bahkan menjadi sebuah profesi

luhur.

- Pandangan Praktis-Realistis

Asumsi Adam Smith :

        Dlm masyarakat modern telah terjadi pembagian kerja di mana setiap orang tidak

bisa lagi mengerjakan segala sesuatu sekaligus dan bisa memenuhi semua kebutuhan

hidupnya sendiri.

      Semua orang tanpa terkecuali mempunyai kecenderungan dasar untuk membuat

kondisi hidupnya menjadi lebih baik.

- Pandangan Ideal

        Disebut pandangan ideal, karena dalam kenyataannya masih merupakan suatu

hal yang ideal mengenai dunia bisnis. Sebagai pandangan yang ideal pandangan ini

baru dianut oleh segelintir orang yang dipengaruhi oleh idealisme ttt berdasarkan nilai

ttt yg dianutnya.

        Menurut pandangan ini, bisnis tidak lain adalah suatu kegiatan diantara manusia

yang menyangkut memproduksi, menjual, dan membeli barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

      Dasar pemikirannya adalah pertukaran timbal balik secara fair di antara pihak-

pihak yang terlibat. Maka yang mau ditegakkan dalam bisnis yang menyangkut

pandangan ini adalah keadilan komutatif, khususnya keadilan tukar atau pertukaran

dagang yang fair.

    Menurut Adam Smith, pertukaran dagang terjadi karena satu orang memproduksi

lebih banyak barang ttt sementara ia sendiri membutuhkan barang lain yang tidak bisa

dibuatnya sendiri.

    Menurut Matsushita (pendiri perusahan Matsushita Inc di Jepang), tujuan bisnis

sebenarnya bukanlah mencari keuntungan melainkan untuk melayani kebutuhan

masyarakat. Sedangkan keuntungan tidak lain hanyalah simbol kepercayaan

masyarakat atas kegiatan bisnis suatu perusahaan. Artinya, krn masyarakat merasa

kebutuhan hidupnya dipenuhi secara baik mereka akan menyukai produk perusahaan

tersebut yang memang dibutuhkannya tapi sekaligus juga puas dengan produk

tersebut.

Page 7: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

II. BISNIS DAN ETIKA

Sebagian orang berpendapat kalau bisnis dan etika tidak punya kaitan sama sekali. bisnis

jika terlalu banyak mementingkan etika akan semakin jauh tertinggal dengan kompetitor.

pernyataan ini jelas sangat salah. bayangkan saja bila satu perusahaan melakukan banyak

cara yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyrakat, bahkan cenderung tidak

disukai masyarakat, hal tersebut akan berdampak turunnya citra perusahaan di mata

masyarakat sebagai konsumen.

1. Mitos Bisnis Amoral

Bisnis adalah bisnis. Bisnis jangan dicampuradukkan dengan etika. Bisnis sebagai dua

hal yang terpisah satu sama lain. Ini merupakan ungkapan De George disebut sebagai

Mitos Bisnis Amoral. Bisnis adalah berbisnis dan bukan beretika. Mitos Bisnis

Amoral mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika

tidak ada hubungan sama sekali. Bisnis tidak punya sangkut paut dengan etika dan

moralitas. Bisnis dan etika adalah dua hal yang sangat berbeda. Bisnis hanya bisa

dinilai dengan kategori dan norma – norma bisnis dan bukan dengan kategori dan

norma – norma etika. Bisnis adalah melakukan bisnis sebaik mungkin untuk

mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya. Bisnis adalah bagaimana memproduksi,

mengedarkan, menjual dan membeli barang dengan memperoleh keuntungan.

- Bisnis adalah sebuah persaingan (yang mengutamakan keuntungan pribadi).

Bisnis berorientasi untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin

tanpa mengindahkan etika dan moralitas.

- Bisnis jelas berbeda dari aturan sosial dan moral pada umumnya. Bisnis tidak

bisa dinilai dengan aturan moral dan sosial sebagaiman yang kita temukan

dalam kehidupan sosial pada umumnya. Bisnis dijalankan secara pantas atau

tidak pantas menurut kaidah – kaidah moral.

- Bisnis yang masih mau mematuhi aturan moral akan berada dalam posisi yang

tidak menguntungkan di tengah persaingan bisnis yang ketat.

Namun, bisnis amoral sesungguhnya tidak sepenuhnya benar. Bisnis yang tulen, yang

bervisi masa depan dalam jangka panjang, akan sulit menerima kebenaran mitos

tersebut.

Page 8: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

2. Keutamaannya Etika Bisnis

a. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang

profesional di bidangnya.

b. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja;

c. Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan

dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan

baik dan etis.

d. Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang

harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan.

3. Sasaran Dan Lingkup Etika Bisnis

a. Etika Bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan

masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.

b. Etika Bisnis untuk menyadarkan masyarakat bahwa hak dan kewajiban mereka

tidak boleh dilanggar oleh pratek bisnis siapapun juga.

c. Etika Bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan

etis tidaknya suatu usaha bisnis.

4. Prinsip – Prinsip Etika Bisnis

a. Prinsip otonomi

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan

bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk

dilakukan.

b. Prinsip Kejujuran

      - Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.

      - Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga

sebanding.

      - Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

Page 9: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

c. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai

dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan

dapat dipertanggung- jawabkan.

d. Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga

menguntungkan semua pihak.

e. Prinsip Integritas Moral

Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau

perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau

nama baik perusahaan.

5. Prinsip Utama Etika Bisnis

Prinsip utama etika bisnis adalah harus menjadi pebinis yang baik. Prinsip moral

menjadi orang baik itu banyak. Banyak yang menjadi kesepakatan umum, Artinya,

yang memenuhi prinsip moral untuk komunitas yang lebih besar. Dalam dunia bisnis,

ada beberapa prinsip moral utama agar menjadi pebisnis yang baik.

Pertama, Kejujuran adalah landasan dari kepercayaan, kepercayaan adalah landasan

dari bisnis yang sehat. Salah satu figure yang jelas adalah Nabi Muhammad SAW

yang menjadi pedagang yang maju karena menjunjung tinggi kejujuran. Memang ada

kalanya ketidakjujuran menghasilkan keuntungan, namun hanya sesaat, tidak bisa

terus-menerus, maka kejujuran dan kepercayaan adalah yang utama.

Kedua, Taat kepada hukum dan aturan di suatu negara. Ini perlu dipenuhi, salah

satunya adalah membayar pajak. 

Ketiga, Bersedia untuk berbagi. Meski ada persaingan, tidak berarti harus saling

menuduh. Menang dalam bisnis, bukan berarti membunuh lawan. Menang untuk

mendapatkan sesuatu. Memang kalau sudah saling membunuh, lingkungannya lain.

Page 10: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

Kompetisi yang sehat contohnya adalah olahraga. Kalau kalah, kalau diikuti

sebenarnya adalah sama-sama mendapatkan kemenangan dalam kompetisi yang sehat.

Keempat, Menjaga lingkungan hidup. Jika pebisnis peduli pada bisnisnya, maka

mereka harus peduli pada lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Sebab itu

menyangkut generasi yang akan datang.

Terakhir adalah CSR (Tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat) untuk

memberikan manfaat kepada masyarakat sekelilingnya.

6. Etos Kerja

Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis

yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etos

ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip

moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga

membedakannya dari perusahaan yang lain.

Etos kerja dapat diartikan sebagai konsep tentang kerja yang diyakini seseorang atau

sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudkan melalui perilaku

kerja. Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal, seperti:

1. Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik

waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin

2. Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat

penting guna efesien dan efektivitas bekerja.

3. Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan

merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan.

4. Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga

bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan.

5. Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan tidak

mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.

7. Realisasi Moral Bisnis

Tiga pandangan yang dianut, yaitu:

a. Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.

b. Norma sendirilah yang paling benar dan tepat.

c. Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali.

Page 11: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

8. Pendekatan – Pendekatan Stackholder

a. Kelompok primer

Yaitu pemilik modal, saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur

dan pesaing atau rekanan.

b. Kelompok Sekunder

Yaitu pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok social, media massa,

kelompok pendukung, dan masyarakat.

III.ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS

Etika Ulititarianisme adalah tentang bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan

sosial politik, ekonomi dan legal secara moral. Dalam etika  utilitarianisme, manfaat dan

kerugian selalu dikaitkan dengan semua orang yang terkait, sehingga analisi keuntungan dan

kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pada keuntungan bagi perusahaan.

1. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme

a.       Manfaat

b.      Manfaat terbesar

c.       Manfaat terbesar bagi orang sebanyak mungkin

2. Nilai Positif Etika Utilitarianisme

a.       Rasionalitas

b.      Sangat menghargai kebebasan pelaku moral

c.       Universalitas

           3.      Utilitarianisme Sebagai Proses dan standar Penilaian.

a.       Etika Utilitarianisme digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan,

kebijaksanaan atau untuk bertindak.

b.      Etika Utikitarianisme digunakan sebagai standar penilaian bagi tindakan atau

kebijaksanaan yang telah dilakukan.

Page 12: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

4. Analisa keuntungan dan kerugian

a.       Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan

pada keuntungan dan kerugian perusahaan.

b.      Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang.

c.       Analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang.

          5.      Kelemahan Etika Utilitarianisme

a.  Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis

akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.

b.Tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya

memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.

c.       Tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.

d.      Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.

e.       Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentanga, maka akan

ada kesulitan dalam menentukan prioritas diantara ketiganya.

f.       Etika Utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan

demi kepentingan mayoritas.

1. Analisa Keuntungan Dan Kerugian

a. Keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis jangan semata-mata

dipusatkan pada keuntungan dan kerugian bagi perusahaan,  kendati benar bahwa

ini sasaran akhir. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah keuntungan dan

kerugian bagi banyak pihak lain yang terkait dan berkepentingan, baik kelompok

primer maupun sekunder. Jadi, dalam analisis ini perlu juga diperhatikan

bagaimana daan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis suatu

perusahaan  membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi kreditor,

konsumen, pemosok, penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan seterusnya. Ini

berarti etika utilitarianisme sangat sejalan dengan apa yang telah kita bahas

sebagai pendekatan stakeholder.

Page 13: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

b. Seringkali terjadi bahwa analisis keuntungan dan kerugian ditempatkan dalam

kerangka uang (satuan yang sangat mudah dikalkulasi). Yang juga perlu mendapat

perhatian serius adalah bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya

menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral; hak dan

kepentingan konsimen, hak karyawan, kepuasan konsumen, dan sebagainya. Jadi,

dalam kerangka klasik etika utilitarianisme, manfaat harus ditafsirkan secara luas

dalam kerangka kesejahteraan, kebahagiaan, keamanan sebanyak mungkin pihak

terkait yang berkepentingan.

c. Bagi bisnis yang baik, hal yang juga mendapat perhatian dalam analisis

keuntungan dan kerugian adalah keuntungan dan kerugian dalam jangka panjang.

Ini penting karena bias saja dalam jangka pendek sebuah kebijaksanaan dan

tindakan bisnis tertentu sangat menguntungkan, tapi ternyata dalam jangka

panjang merugikan atau paling kurang tidak memungkinkan perusahaan itu

bertahan lama. Karena itu, benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan

adalah long term net benefits.

Sehubungan dengan ketiga hal tersebut, langkah konkret yang perlu dilakukan dalam

membuat sebuah kebijaksanaan bisnis adalah :

- Mengumpulkan dan mempertimbangkan alternatif kebijaksanaan bisnis sebanyak-

banyaknya. Semua alternatif kebijaksanaan dan kegiatan itu terutama

dipertimbangkan dan dinilai dalam kaitan dengan manfaat bagi kelompok-

kelompok terkait yang berkepentingan atau paling kurang, alternatif yang tidak

merugikan kepentingan semua kelompok terkait yang berkepentingan.

- Semua alternatif pilihan itu perlu dinilai berdasarkan keuntungan yang akan

dihasilkannya dalam kerangka luas menyangkut aspek-aspek moral.

- Neraca keuntungan dibandingkan dengan kerugian, dalam aspek itu, perlu

dipertimbagkan dalam kerangka jangka panjang. Kalau ini bias dilakukan, pada

akhirnya ada kemungkinan besar sekali bahwa kebijaksanaan atau kegiatan yang

dilakukan suatu perusahaan tidak hanya menguntungkan secara financial,

melainkan juga baik dan etis.

Page 14: Tugas softskill 1   Etika Bisnis

2. Kelemahan Etika Utilitarianisme

a. Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis

akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.

b. Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada

dirinya sendiri dan hanya memperhatikan niali suatu tindakan sejauh berkaitan

dengan akibatnya.

c. Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.

d. Variable yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.

e. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka

akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.

f. Etika utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan

demi kepentingan mayoritas.