TUGAS SOP (2)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    1/25

     

     AKPER YPPP WONOMULYO

    MELAKUKAN PENGISAPAN LENDIR (SUCTION)

    No. Dokumen No. Revisi Halaman

    1/1

    Standar Operasional Prosedur

     Tanggal Terbit Ditetapkan

    Dosen

    Ns, Fredy Akbar K, S.Kep , M.Kep

     Tanggal Revisi

    1.PengertianPengisapan lender ( suction ) merupakan Suatu tindakan yang dilakukan untuk

    membersihkan jalan nafas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi yang dilakukan pada

    pasien yang tidak mampu mengeluarkan secret atau lendir secara mandiri dengan

    menggunakan alat hisap.

    2.Tujuan

    1.Membersihkan jalan nafas

    2.Memenuhi kebutuhan oksigenasi

    3.Kebijakan

    4.Prosedur 

    •  Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada klien

    • Cuci tangan

    •  Tempatkan pasien pada posisi telentang dengan kepala miring ke arah perawat

    • Gunakan sarung tangan

    • Hubungkan kateter pengisap dengan slang alat pengisap

    • Mesin pengisap dihidupkan

    • Lakukan pengisapan lendir dengan memasukkan kateter pengisap kedalam kom

     berisi aquades atau NaCl 0,9 % untuk mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis)

    • Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap

    • Gunakan alat pengisap dengan tekanan 110 - 150 mmHg untuk dewasa, 95 - 110mmHg untuk anak-anak, dan 50 - 59 mmHg untuk bayi (Potter & Perry, 1995)

    •  Tarik dengan memutar kateter pengisap tidak lebih dari 15 detik

    • Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9 %

    • Lakukan pengisapan antara pengisapan pertama dengan berikutnya. Minta pasien

    untuk bernapas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami distres pernapasan,

     biarkan istirahat 20 - 30 detik sebelum melakukan pengisapan berikutnya

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    2/25

    • Setelah selesai, kaji jumlah, konsistensi, warna, bau sekret, dan respons pasien

    terhadap prosedur yang dilakukan

    •  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

     Alat dan Bahan : 

    1.Alat pengisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan

    2.Kateter pengisap lendir steril

    3.Pinset steril

    4.Sarung tangan steril

    5.Dua kom berisi larutan aquades atau NaCl 0,9 % dan larutan

    desinfektan

    6.Kasa steril

    7.Kertas tisu

    8.Stetoskop

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    3/25

    MELAKUKAN PEMASANGAN OKSIGEN (O2)

    No. Dokumen No. Revisi Halaman

    1/1

    Standar Operasional

    Prosedur

     Tanggal Terbit Ditetapkan

    Dosen

    Ns, Fredy Akbar K, S.Kep , M.Kep

     Tanggal Revisi

    1. Pengetian

      Pemberian oksigen merupakan pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran

    pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat

    melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal, dan masker oksigen.

    2. Tujauan 

    1. Memenuhi kebutuhan oksigen

    2. Mencegah terjadinya hipoksia

    3. kebijakan

    4. Prosedur

    •  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

    • Cuci tangan

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    4/25

    •  Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1 - 6 liter /

    menit. Kemudian, observasi humidifire dengan melihat air bergelembung

    •  Atur posisi dengan semi-fowler

    Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai ke hidung dan berikan tanda

    • Buka saluran udara dari tabung oksigen

    • Berikan minyak pelumas (vaselin / jeli)

    • Masukkan ke dalam hidung sampai batas yang ditentukan

    • Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belum dengan menekan

    lidah pasien menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di belakang uvula)

    • Fiksasi pada daerah hidung

    • Periksa kateter nasal setiap 6 - 8 jam

    • Kaji cuping, septum dan mukos hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap

    6 - 8 jam

    • Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon klien

    • Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

      AlatdanBahan

      1. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier

    2. Kateter nasal, kanula nasal atau masker

      3. Vaselin / jeli

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    5/25

    MELAKUKAN PEMASANGAN OKSIGEN (O2)

    No. Dokumen No. Revisi Halaman

    1/1

    Standar Operasional

    Prosedur

     Tanggal Terbit Ditetapkan

    Dosen

    Ns, Fredy Akbar K, S.Kep , M.Kep

     Tanggal Revisi

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    6/25

    1. Pengetian

    Pemberian oksigen merupakan pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran

    pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat

    melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal, dan masker oksigen.

    2. Tujauan 

    1. Memenuhi kebutuhan oksigen

    2. Mencegah terjadinya hipoksia

    3. Kebijakan

    4. Prosedur

      Kanula Nasal 

    •  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

    • Cuci tangan

     Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1 - 6liter / menit. Kemudian observasi humidifire pada tabung dengan adanya

    gelembung air

    • Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien

    • Periksa kanula tiap 6 - 8 jam

    • Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen

    tiap 6 - 8 jam

    Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon klien

    • Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

      Alat dan Bahan :

      1. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier

      2. Kateter nasal, kanula nasal atau masker

      3. Vaselin / jeli

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    7/25

    MELAKUKAN PEMASANGAN OKSIGEN (O2)

    No. Dokumen No. Revisi Halaman

    1/1

    Standar Operasional

    Prosedur

     Tanggal Terbit Ditetapkan

    Dosen

    Ns, Fredy Akbar K, S.Kep , M.Kep

     Tanggal Revisi

    1. Pengetian

    Pemberian oksigen merupakan pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran

    pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapatmelalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal, dan masker oksigen.

    2. Tujauan 

    1. Memenuhi kebutuhan oksigen

    2. Mencegah terjadinya hipoksia

    3. Kebijakan

    4. Prosedur

      Masker Oksigen 

    •  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

    • Cuci tangan

    •  Atur posisi dengan semi-fowler

     Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, (umumnya 6 - 10liter / menit). Kemudian observasi humidifire pada tabung air yang menunjukkan

    adanya gelembung

    •  Tempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung pasien dan atur pengikat

    untuk kenyamanan pasien

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    8/25

    • Periksa kecepatan aliran tiap 6 - 8 jam, catat kecepatan aliran oksigen, rute

    pemberian, dan respon klien

    • Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

     

     Alat Dan Bahan :1.Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier

    2.Kateter nasal, kanula nasal atau masker

    3.Vaselin / jeli

     

    MELAKUKAN TEKNIK BATUK EFEKTIF

    No. Dokumen No. Revisi Halaman

    1/1

    Standar Operasional

    Prosedur

     Tanggal Terbit Ditetapkan

    Dosen

    Ns, Fredy Akbar K, S.Kep , M.Kep

     Tanggal Revisi

    1. Pengetian

      Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat

    menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara

    maksimal.

    2. Tujauan

      1. Merangsang terbukanya system kolateral

      2. Meningkatkan distribusi ventilasi

    3. Meningkatkan volume paru, memfasilitasi pembersih saluran nafas

    4. Dapat mengeluarkan dahak secara maksimal

    3. Kebijakan

    4. Prosedur

    •  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    9/25

    • Dekatkan alat

    •  Atur posisi klien pada posisi duduk

    • Cuci tangan

    • Pakai sarung tangan

    • Pasang handuk kecil di bawah dagu klien untuk pengalas, fiksasi dengan peniti ( bila

    perlu )• Setelah menggunakan pengobatan bronchodilator ( jika diresepkan ), tarik nafas dan

    tahan nafas selama 3 detik

    • Batukan 2 kali, batuk pertamaa untuk mengeluarkan secret. Jika klien merasa nyeri

    dada pada saat batuk, tekan dada dengan bantal. Tampung secret kedalam sputum pot

     yang berisi lisol. Pada saat batuk anjurkan klien untuk mecondengkan badanya ke

    depan dan ekspirasi dengan kuat dengan suara hembusan.

    •  Anjurkan kilen inspirasi dengan nafas pendek cepat secara bergantian untuk mencegah

    mukus bergerak kembali ke jalan nafas yang sempit.

    •  Anjurkan klien untuk beristirahat

    • Hindari batuk yang terlalu lama karena dapat menyebabkan kelelahan dan hipoksia

    • Bereskan peralatan

    • Buka sarung tangan

    • Evaluasi hasil tindakan

    • Simpan peralatan pada tempatnya

    • Cuci tangan

    Persiapan Alat :

    1. Sputum pot yang berisi lisol 2-3% 3. Bantal 5. Bengkok

    7. Masker2. Handuk kecil . !issue ". Sarung tangan

    bersi#

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    10/25

     

    MELAKUKAN TEKNIK LATIHAN NAFAS DALAM

    No. Dokumen No. Revisi Halaman

    1/1

    Standar Operasional

    Prosedur

     Tanggal Terbit Ditetapkan

    Dosen

    Ns, Fredy Akbar K, S.Kep , M.Kep

     Tanggal Revisi

    1. Pengetian

    Latihan nafas dalam merupakan bernafas dengan perlahan dan menggunakan diafragma,

    sehingga memungkikan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh.

    2. Tujauan

    1.Mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efesien serta untuk mengurangi kerja

     bernafas

    2.Meningkatkan inflasi alveolar maksimal

    3.Meningkatkan relaksasi otot

    4. Menghilangkan ansietas

    5.Menyingkirkan pola aktivitas otot-otot pernafasan yang tidak berguna

    6.Mengurangi udara yang terperangkap serta mengurangi kerja bernafas

    3. Kebijakan

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    11/25

    4. Prosedur

    •  Jelaskan prosedur yang akan di ambil kepada klien

    •  Atur posisi yang nyaman bagi klien dengan posisi setengah duduk ( Semi Fowler )

    atau berbaring di tempat tidur dengan satu bantal

    • Fleksikan lutut klien untuk merikleksasikan otot abdomen

    •  Tempatkan satu atau dua tangan klien pada abdomen, tetap dibawah tulang iga,

    •  Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap

    tertutup, hitung sampai selama 3 inspirasi

    •  Anjurkan klien dengan tetap berkonsentrasi dan merasakan naiknya abdomen

    sejauh mungkin, tetap dalam kondisi rileks dan cegah lengkung pada punggung.

     Jika ada kesulitan menaikan abdomen, ambil nafas dengan cepat, lalu nafas kuat

    lewat hidung.

    •  Anjurkan klien untuk menghembuskan nafas melalui bibir, seperti meniup dan

    ekspirasi secara perlahan dan kuat sehinnga terbentuk suara hembusan tanpa

    menggembungkan pipi

    •  Anjurkan klien tetap berkonsentrasi dan merasakan turunnya abdomen dan

    kontraksi otot abdomen ketika ekspirasi. Hitung sampai 7 selama ekspirasi.

    •  Anjurkan klien untuk melakukan latihan ini setiap kali merasakan nafas pendek

    dan tingkatkan secara bertahap selama 5-10 menit, 4x sehari

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    12/25

    MELAKUKAN TEKNIK FISIOTERAFI DADA

    No. Dokumen No. Revisi Halaman

    1/1

    Standar Operasional

    Prosedur

     Tanggal Terbit Ditetapkan

    Dosen

    Ns, Fredy Akbar K, S.Kep , M.Kep

     Tanggal Revisi

    1. Pengetian

     Suatu tindakan yg dilakukan untuk membantu mengencerkan & mengeluarkan sekret.

    2. Tujauan

      1. Membantu klien untuk mengencerkan secret & memudahkan untuk mengeluarkannya.

      2. Memperbaiki satus respirasi klien.  3. Mencegah infeksi pada paru pada klien yg immobilisasi dalam waktu lama.

    3. Kebijakan

    4. Prosedur

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    13/25

      Postural Drainage (Clapping) :

    • Mencuci tangan.

    • Menutup sampiran (apabila butuh).

    • Mengenakan masker, gaun & handscoen (apabila ada indikasi).

    • Membantu mengatur posisi klien untuk duduk atau posisi tidur miring kiri / kanan.

    • Memberikan tissue & pot suptum kepada klien.

    • Melakukan clapping dengan trik ke-2 tangan menepuk punggung klien dengan cara

     bergantian hingga ada rangsangan untuk batuk.

    • Menganjurkan klien buat batuk & mengeluarkan sekret / sputum pada pot sputum.

      Vibrasi Dada :

    • Mencuci tangan.

    • Menutup sampiran (apabila butuh).

    • Mengenakan masker, gaun & handscoen (apabila ada indikasi).

    • Menganjurkan klien untuk menarik nafas dalam & lambat lewat hidung &

    menghembuskannya lewat mulut.

    • Meletakkan telapak tangan dengan cara datar di atas dada yg akan divibrasi.

    • Meminta klien untuk nafas dalam & ketika klien menghembuskan nafas getarkan

    telapak tangan dengan cara perlahan di atas dada klien.

    • Menganjurkan klien buat batuk buat mengeluarkan suputum & membuangnya kepada

    pot sputum.

    • Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk setiap segmen paru yang akan dilakukan.

    Dengan perlahan mengembalikan posisi klien pada posisi semula.

    • Melakukan oral hygiene pada pasien.

    • Merapihkan klien & peralatan.

    • Mencuci tangan.

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    14/25

      Teknik Fisioterpi Dada :

    1.Postural Drainage (Clapping).

    Dilakukan dengan cara ke-2 telapak tangan membentuk ”setengah bulan” denganmenggunakan jari-jari tangan saling merapat. Secara bergantian melakukan tepukan

    dengan telapak tangan dipunggung klien, hingga klien merasakan adanya rangsangan

     batuk. Posisi berbaring klien diatur dengan cara spesifik untuk memudahkan drainase

    mucus & sekresi dari bagian paru.

    2.Vibrasi Dada Dilakukan dengan meletakkan telapak tangan dengan posisi rata pada

    disekitar dada klien & menggetarkannya.

    Persiapan Alat :

    Bantal.

    Pot sputum dengan larutan desinfektan (Lysol 2%).

    Gaun atau pakaian yg tidak mengiritasi.

     Tempat tidur yg dapat diatur ketinggian & posisinya (apabila perlu).

     Tissue.

    Peralatan oral hygiene.

    Nierbeken / bengkok.

    Masker & handscoen bersih (apabila butuh).

    Oksigen & suction (apabila butuh).

    Persiapan Klien :

    Menjelaskan prosedur & tujuan dilakukannya fisioterapi dada.

    Menganjurkan klien untuk berkemih terlbih dahulu.

    Menganjurkan pada klien untuk memberitahu seandainya merasa mual, nyeri, atau

    sesak nafas.

    Memberikan medikasi yg dapat membantu untuk mengencerkan sekresi atau sputum

    (apabila ada).

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    15/25

    MELAKUKAN TEKNIK PERHITUNGAN PERNAPASAN (RR)

    No. Dokumen No. Revisi Halaman

    1/1

    Standar Operasional

    Prosedur

     Tanggal Terbit Ditetapkan

    Dosen

    Ns, Fredy Akbar K, S.Kep , M.Kep

     Tanggal Revisi

    1. Pengetian

    Menghitung pernafasan yaitu menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit. Nilai

    pemeriksaan pernafasan merupakan salah satu indicator untuk mengetahui fungsi system

    pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam

    paru dan pengaturan asam-basa.

    2. Tujauan

      1.Mengetahui keadaan umum pasien/TTV pasien

    2. Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam satu (1) menit

      3. Membantu menegakkan diagnose

      4. Untuk mengetahui RR normal menurut usia

    3. Kebijakan

    4. Prosedur 

    • Pakai sarung tangan

    • Pengkajian Respiratory Rate

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    16/25

     - Lihat dan observasi naik-turunnya dinding dada atau rasakan gerakan naik-

    turunnya dinding dada dengan meletakkan telapak tangan pada dinding dada

     - Observasi siklus pernafasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali ekspirasi)

      - Jika siklus teratur. Hitung selama 30 detik hasilnya kalikan 2

      - Jika siklus tidak teratur hitung selama 1 menit penuh (untuk bayi harus dihitung

    selama 1 menit penuh)

     

    Dengan stetoskop (mendengar suara nafas langsung) =

    1.Letakkan/ pasang stetoskop pada salah satu lobus paru-paru, dengarkan suara

    nafas dan hitung siklus nafasnya 30 detik, hasilnya dikalikan 2 jika nafasnya

    teratur, dan selama 1 menit jika nafas tidak teratur.

      2. Sementara menghitung, perhatikan kedalaman pernafasan dan juga pola

    nafasnya.• Rapikan pasien, kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.

    • Rapikan peralatan

    • Lepas sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%

    • Cuci tangan

      Persiapan alat :

    1. Jam tangan (dengan jarum detik)2. Sarung tangan bersih

    3. Stetoskop (untuk mengkaji RR dengan mendengarkan suara nafas)

    4. Larutan klorin 0,5 %

    5. Alat tulis

    Persiapan pasien :

    1. Beri penjelasan tentang tujuan, manfaat dan kerugian

    2. Jelaskan langkah-langkah dari prosedur

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    17/25

    MELAKUKAN TEKNIK POSISI DALAM TINDAKAN

    No. Dokumen No. Revisi Halaman

    Standar Operasional

    Prosedur

     Tanggal Terbit Ditetapkan

    Dosen

    Ns, Fredy Akbar K, S.Kep , M.Kep

     Tanggal Revisi

     A. POSISI FOWLER

    1. Pengetian

      Posisi Fowler

    Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepalatempat tidur

    lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan

    memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

     

    2. Tujauan

      1.Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi

      2. Meningkatkan rasa nyaman

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    18/25

      3. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan

     ventilasi paru

      4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap

    3. Kebijakan

    4. Prosedur 

    •  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

    • Dudukkan pasien

    • Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau aturr tempat tidur.

    • Untuk posisi semifowler (30-45̊) dan untuk fowler (90̊).

    •  Anjurkan pasien untuk tetam berbaring setengah duduk.

    Indikasi :

    1) Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan

    2) Pada pasien yang mengalami imobilisasi

     Alat dan bahan :

    1). Tempat tidur khusus

    2). Selimut

    B. POSISI SEMI FOWLER

    1. Pengetian

      Posisi semi fowler

    Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat

     

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    19/25

    2. Tujauan

      1. Mobilisasi

      2. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas

      3. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan

    3. Kebijakan

    4. Prosedur

     

    Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat ( 45-90 derajat)

     

    Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas

    klien lumpuh

     

    Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikan

    lutut dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya teknan di bawah jarak

    poplital ( di bawah lutut )

    Indikasi :

    1) Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan

    2) Pada pasien yang mengalami imobilisasi

     Alat dan bahan :

    1). Tempat tidur khusus

    2). Selimut

    C. POSISI SIM

    1. Pengetian

      Posisi sim

    Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan untuk memberi

    kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (supositoria).

    2. Tujauan

      1. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang  2 Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi

      3 Memasukkan obat supositoria

      4. Mencegah dekubitus

    3. Kebijakan

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    20/25

    4. Prosedur

    •  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

    • Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan

    setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan kedada.

    •  Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas

    tempat tidur.

    • Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki

    kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.

    •  Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas

    tempat tidur.

    Indikasi :

    1.Untuk pasien yang akan di huknah

    2.Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus

     Alat dan bahan :

    1.Tempat tidur khusus

    2.Selimut

    D. POSISI TRENDELEMBURG

    1. Pengetian

      Posisi trendelenburg

    Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    21/25

     bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

    2. Tujauan

      1. Melancarkan peredaran darah ke otak

      2. Untuk klie yang tidak sadarkan diri ( pingsan )

    3. Kebijakan

    4. Prosedur

    •  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

    • Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan

    setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke

    dada.

    •  Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas

    tempat tidur.

    • Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki

    kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.

    •  Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas

    tempat tidur

      Alat dan bahan :

      1.) Tempat tidur khusus

      2.) Selimut

    Indikasi :

      1.) Pasien dengan pembedahan pada daerah perut  2.) Pasien shock

      3.) Pasien hipotensi.

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    22/25

    E. POSISI DORSAL RECUMBENT

    1. Pengetian

      Posisi dorsal recumbent

    Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi (ditarik atau

    direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa

    genetalia serta pada proses persalinan

     

    2. Tujauan  1. Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.

    3. Kebijakan

    4. Prosedur

     

     Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

     

    Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara kepala

    dan ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatan lutut

     

    Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur

    khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.

     

    Indikasi :

    1.Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia

    2.Untuk persalinan

      Alat dan bahan :

    1.Tempat tidur

    2.Selimut

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    23/25

    F. POSISI LITOTOMI

    1. Pengetian

      Posisi Litotomi

    Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian

    perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang

    alat kontrasepsi.

     

    2. Tujauan

      1. Mempermudah pemeriksaan vagina

    2. Mempermudah proses persalinan

    3. Kebijakan

    4. Prosedur

    • Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik ke

    arah perut

    •  Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha

    •Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic

    • Pasang selimut

    Indikasi :

    1.Untuk ibu hamil

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    24/25

    2.Untuk persalinan

    3.Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi

     Alat dan bahan :

    1.Tempat tidur khusus

    2.Selimut

    G. POSISI GENU PECTORAL/KNEE CHEST

    1. Pengetian

      Posisi Genu pectrocal/ Knee chest

    Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada

     bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.

    2. Tujauan

      1. Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.

    3. Kebijakan

    4. Prosedur

    •  Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada

    mencmpel pada kasur tempat tidur.

    • Pasang selimut pada pasien.

    Indikasi :

    1.Pasien hemorhoid

    2.Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.

     Alat dan bahan :

  • 8/16/2019 TUGAS SOP (2)

    25/25

    1. Tempat tidur khusus

    2. Selimut