17
TUGAS TUTORIAL ADMINISTRASI PEMBENTUKAN PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS PANDANARAN PERIODE 13 AGUSTUS – 25 AGUSTUS 2012 Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang .. Disusun oleh: Kallida Nariswari (01.207.5506) Diana Hayati (01.208.5631) Emy Novita Sari (01.208.5645) Nailil Khilmah (01.208.5728) Radya Agri Pratyaksa (01.208.5751) FAKULTAS KEDOKTERAN

Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

TUGAS TUTORIAL ADMINISTRASI PEMBENTUKAN PELAYANAN KESEHATAN

PUSKESMAS PANDANARAN

PERIODE 13 AGUSTUS – 25 AGUSTUS 2012

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

..

Disusun oleh:

Kallida Nariswari (01.207.5506)

Diana Hayati (01.208.5631)

Emy Novita Sari (01.208.5645)

Nailil Khilmah (01.208.5728)

Radya Agri Pratyaksa (01.208.5751)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2012

Page 2: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

Melengkapi Syarat- Syarat

Pengajuan ke KKI (Pusat) untuk SIP

IDI/PDGI

Dinkes

Pemohon

1

2

3

4

5

IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK KESEHATAN

1. Izin Praktik Dokter Umum

Pembentukan Pelayanan Kesehatan dilakukan dengan metode collective.

Sehingga pihak pemohon dan Dinas Kesehatan setempat tidak bertemu secara

face to face. Proses dari Permohonan Izin Praktik Dokter Umum ini dilakukan

dengan alur sebagai berikut :

Pemohon yaitu dalam hal ini adalah dokter umum/gigi/spesialis

melengkapi persyaratan pengajuan SIP dan mengajukan kepada KKI (Pusat). KKI

pusat akan memproses untuk mengeluarkan SIP dan mengirimkannya kepada

pihak IDI/PPDGI (untuk dokter gigi). SIP yang dikeluarkan akan di kirim ke

Page 3: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

Jenis Kelamin:Pendidikan Dokter Umum:FK :Pendidikan Dokter Spesialis:FK :Nomor STR:Tempat Bekerja:Alamat Rumah:Anggota Organisasi Profesi IDI: Cabang Kota Semarang NO : NPA IDI :Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Ijin Praktek (SIP), dengan alamat :Alamat:Kelurahan :Kecamatan :

Sesuai Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan:Fotocopy STR yang dilegalisir asli (sejumlah tempat praktik)Fotocopy KTPFotocopy SK Penempatan (PTT/Capeg/SK Terakhir PNS/SK PAsca PTT/SK PensiunSurat Persetujuan dari Atasan (Dekan/Direktur RS/Kepala DKK/Kepala Instansi)Surat Keterangan Sehat dari Puskesmas atau RS PemerintahSurat Pernyataan telah memiliki tempat praktik di atas materai 6.000Pengisian KuesionerSurat Rekomendasi IDI cabang SemarangPasfoto Terbaru berukuran 4x6 sebanyak 6 lembarSurat Persetujuan dari Perhimpunan Dokter Spesialis (bagi dokter yang berijasah spesialis)SIP asli yang habis masa berlaku untuk perpanjangan SIPSurat Penerimaan Praktik dari RS/RSB/KlinikSemua Persyaratan rangkap duaAtas perhatian dan terkabulnya permohonan ini, disampaikan terima kasih

KepadaYth. Kepala Dinas KesehatanKota SemarangJl.Pandanaran No 79 Semarang

F.C KTP

Semarang, 2012Pemohon

Dinkes kota setempat untuk proses pengambilan SIP oleh pemohon. Syarat-syarat

yang diajukan oleh pemohon beserta format penyerahan sebagai berikut :

2. Izin Prakik Bidan

3. Klinik

Page 4: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

2. Izin Penyelenggaraan Praktik Bidan

Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah

teregistrasi sesuai ketentuan perundang- undangan. Surat Tanda Registrasi (STR) adalah

bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada Tenaga Kesehatan yang diregistrasi

setelah memiliki sertifikat kompetensi. Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan diatur

dalam PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

464/MENKES/PER/X/2010. Menurut Pasal II BAB tersebut, Bidan dapat menjalankan

praktik mandiri dan/ atau bekeja di fasilitas kesehatan dengan minimal pendidikan

Diploma III (DIII) Kebidanan.

Setiap bidan yang bekerja di fasiitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB

sedangkan bidan yang menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB. SIKB dan

SIPB yang dimaksud tersebut hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat.

Untuk perizinan praktik bidan ini diatur khusus dalam pasal 4 yang berbunyi

sebagai berikut :

1) Untuk memperoleh SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud, bidan harus mengajukan

permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/ kota dengan melampirkan :

a. Fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisasi

b. Surat keterangan sehat fisikdari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik

c. Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau

tempat praktik

d. Pas poto berwarna terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga) lembar

e. Rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota/pejabat yang ditunjuk; dan

f. Rekomendasi dari organisasi profesi

Page 5: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

Pemohon

Pengajuan berkasi oleh IBI kepada Dinkes

Peninjauan bersama pihak IBI dan Dinkes

Pengajuan Syarat dan Rekomendasi kepada IBI

SIPB SIKB

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)

2) Kewajiban memiliki STR dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan.

3) Apabila belum terbentuk Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI), Majelis

Tenaga Kesehatan rovinsi (MTKP) dan /atau proses STR belum dapat dilaksanakan,

maka Surat Izin Bidan ditetapken berlaku sebagai STR.

Berikut adalah alur pengajuan persyaratan untuk praktik bidan :

Page 6: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

3. Izin Pendirian Klinik

Pendirian Klinik diatur dalam PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 028/MENKES/PER/I/2011 TENTANG KLINIK. Menurut Pasal 1

dalam Peraturan Menkes tersebut klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis

dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan

dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter

gigi atau dokter gigi spesialis.Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan.

Klinik berdasarkan jenis pelayanan dibagi sesuai Pasal 2 yaitu :

(1) Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan Klinik

Utama.

(2) Klinik Pratama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan klinik yang

menyelenggarakan pelayanan medik dasar.

(3) Klinik Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan klinik yang

menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medic dasar dan

spesialistik.

(4) Klinik Pratama atau Klinik Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat

(3) dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin

ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu.

Page 7: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

(5) Jenis Klinik Pratama atau Klinik Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

serta pedoman penyelenggaraannya ditetapkan oleh Menteri.

Persyaratan pendirian klinik diatur dalam BAB III dalam pasal dan isi sebagai berikut :

BAB III

PERSYARATAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 6

Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruangan, prasarana, peralatan, dan

ketenagaan.

Bagian Kedua

Lokasi

Pasal 7

(1) Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masingmasing.

(2) Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang diselenggarakan

masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio

jumlah penduduk.

(3) Ketentuan mengenai lokasi dan persebaran klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) tidak berlaku untuk klinik perusahaan atau klinik instansi pemerintah tertentu yang

hanya melayani karyawan perusahaan atau pegawai instansi pemerintah tersebut.

Page 8: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

Bagian Ketiga

Bangunan dan Ruangan

Pasal 8

(1) Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung dengan tempat

tinggal atau unit kerja lainnya.

(2) Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(3) Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan

dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk

penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.

Pasal 9

Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:

a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;

b. ruang konsultasi dokter;

c. ruang administrasi;

d. ruang tindakan;

e. ruang farmasi;

f. kamar mandi/wc;

g. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.

Page 9: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

Bagian Keempat

Prasarana

Pasal 10

(1) Prasarana klinik meliputi:

a. instalasi air;

b. instalasi listrik;

c. instalasi sirkulasi udara;

d. sarana pengelolaan limbah;

e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan

g. sarana lainnya sesuai kebutuhan.

(2) Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dalam keadaan

terpelihara dan berfungsi dengan baik.

Bagian Kelima

Peralatan

Pasal 11

(1) Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai dengan

jenis pelayanan yang diberikan.

(2) Peralatan medis dan nonmedis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar

mutu, keamanan, dan keselamatan.

(3) Selain memenuhi standar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) peralatan medis harus

memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

Page 10: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

Pasal 12

Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai

Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.

Pasal 13

Peralatan medis yang menggunakan radiasi pengion harus mendapatkan izin sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 14

Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan diagnosis, terapi dan rehabilitasi

harus berdasarkan indikasi medis.

Bagian Keenam

Ketenagaan

Pasal 15

(1) Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi.

(2) Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang memiliki

kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya.

(3) Pimpinan klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) merupakan penanggung

jawab klinik dan merangkap sebagai pelaksana pelayanan.

Pasal 16

Ketenagaan klinik terdiri atas tenaga medis, tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan.

Pasal 17

(1) Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau dokter

gigi.

Page 11: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

(2) Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu) orang dokter spesialis dari

masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan.

(3) Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai tenaga pelaksana

pelayanan medis.

(4) Dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memiliki kompetensi

setelah mengikuti pendidikan atau pelatihan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh

klinik.

(5) Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga non kesehatan disesuaikan

dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik.

Pasal 18

(1) Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi dan

Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai Surat Izin sebagai tanda

registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin Praktik Apoteker

(SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19

Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi,

standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien,

mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien.

Pasal 20

Klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara asing.

Page 12: Tugas Tutorial Administrasi Pwmbentukan Pelayanan Kesehatan

Untuk mendirikan sebuah klinik, diatur dalam BAB IV tentang perijinan klinik yaitu

meliputi :

(1) Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari

pemerintah daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas

kesehatan kabupaten/kota setempat.

(2) Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) setelah klinik memenuhi ketentuan persyaratan klinik dalam

Peraturan ini.

(3) Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:

a. surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;

b. salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan;

c. identitas lengkap pemohon;

d. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;

e. bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan

bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak

minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk

penyelenggaraan kegiatan;