10
TUJUAN DAN UNSUR-UNSUR DINAMIS PEMBELAJARAN A. PENDAHULUAN Tujuan dan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran adalah dua hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengarahkan guru agar berhasil dalam membelajarkan siswa; sementara unsur-unsur dinamis pembelajaran mendukung bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. B. TUJUAN PEMBELAJARAN Pembelajaran dimaksudkan terciptanya suasana sehingga siswa belajar. Tujuan pembelajaran haruslah menunjang dan dalam rangka tercapainya tujuan belajar. Dahulu, ketika pembelajaran dimaksudkan sebagai sekedar penyampaian ilmu pengetahuan, pembelajaran tak terkait dengan belajar, termasuk tujuannya. Sebab, jika guru telah menyampaikan ilmu pengetahuan, tercapailah maksud atau tujuan pembelajaran tersebut. Pembelajaran model dahulu itu, memang tidak dicoba terkaitkan dengan belajar itu sendiri. Pembelajaran lebih terkonsentrasi pada kegiatan guru dan tidak terkonsentrasi pada kegiatan siswa. Jika pada masa sekarang ini, pembelajaran dicoba dikaitkan dengan belajar, maka dalam merancang aktivitas pembelajaran, guru harus belajar dari aktivitas belajar

Tujuan Dan Unsur Dinamis Pembelajaran

  • Upload
    iiq-fms

  • View
    417

  • Download
    47

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tujuan dan Unsur Dinamis Pembelajaran - mata kuliah Belajar dan Pembelajaran

Citation preview

TUJUAN DAN UNSUR-UNSUR DINAMIS PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUANTujuan dan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran adalah dua hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengarahkan guru agar berhasil dalam membelajarkan siswa; sementara unsur-unsur dinamis pembelajaran mendukung bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.B. TUJUAN PEMBELAJARANPembelajaran dimaksudkan terciptanya suasana sehingga siswa belajar. Tujuan pembelajaran haruslah menunjang dan dalam rangka tercapainya tujuan belajar.Dahulu, ketika pembelajaran dimaksudkan sebagai sekedar penyampaian ilmu pengetahuan, pembelajaran tak terkait dengan belajar, termasuk tujuannya. Sebab, jika guru telah menyampaikan ilmu pengetahuan, tercapailah maksud atau tujuan pembelajaran tersebut.Pembelajaran model dahulu itu, memang tidak dicoba terkaitkan dengan belajar itu sendiri. Pembelajaran lebih terkonsentrasi pada kegiatan guru dan tidak terkonsentrasi pada kegiatan siswa.Jika pada masa sekarang ini, pembelajaran dicoba dikaitkan dengan belajar, maka dalam merancang aktivitas pembelajaran, guru harus belajar dari aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa harus dijadikan titik tolak dalam merancang pembelajaran.Implikasi dari adanya keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar siswa tersebut adala, disusunnya tujuan pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan belajar. Muatan-muatan yang termaktub dalam tujuan belajar, haruslah termaktub juga dalam tujuan pembelajaran.Contoh kongkrit tujuan pembelajaran yang kongruen dengan tujuan belajar adalah sebagai berikut :Tujuan BelajarTujuan Pembelajaran

Setelah menelaah teks butir-butir pertama pancasila, siswa dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama dengan butir kedua secara benar dengan menggunakan kata-kata sendiri.Setelah siswa dibelajarkan dengan cara menelaahteks butir pertamapancasila, siswa dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama dengan butir kedua secara benar dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Setelah mengamati berbagai tumbuh-tumbuhan di kebun percobaan sekolah, siswa dapat membedakan antara tumbuh-tumbuhan yang berkeping satu dan yang berkeping dua.Setelah dibelajarkan dengan cara mengamati tumbuh-tumbuhan di kebun percobaan sekolah, siswa dapat membedakan antara tumbuh-tumbuhan yang berkeping satu dan yang berkeping dua.

Dari contoh yang disebutkan tersebut sangatlah jelas, bahwa tujuan pembelajaran yang kongruen dengan tujuan belajar siswa adalah :1. Punya kesamaan tercapainya tujuan dari segi waktunya, yaitu setelah siswa belajar atau dibelajarkan.2. Punya kesamaan tercapainya tujuan dari segi substansinya, yaitu siswa bisa apa setelah belajar atau dibelajarkan.3. Punya kesamaan tercapainya tujuan dari segi cara mencapainya.4. Punya kesamaan takaran dalam pencapaian tujuan.5. Punya kesamaan dari segi pusat kegiatan, yaitu sama-sama berada pada diri siswa.Agar tujuan pembelajaran yang kongruen dengan tujuan belajar tersebut jelas, berikut disajikan contoh tujuan pembelajaran yang tidak kongruen dengan tujuan belajar :

Tujuan BelajarTujuan Pembelajaran

Setelah menelaah teks butir-butir pertama pancasila, siswa dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama dengan butir kedua secara benar dengan menggunakan kata-kata sendiri.Setelah siswa dibelajarkan dengan cara menelaah teks butir pertama pancasila, siswa dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama dengan butir-butir yang lainnya.

Setelah mengamati berbagai tumbuh-tumbuhan di kebun percobaan sekolah, siswa dapat membedakan antara tumbuh-tumbuhan yang berkeping satu dan yang berkeping dua.Setelah dibelajarkan dengan cara mengamati tumbuh-tumbuhan di kebun percobaan sekolah, siswa dapat menamakan tumbuh-tumbuhan yang berkeping satu dan berkeping dua.

Setelah menelaah teks butir-butir pertama pancasila, siswa dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama dengan butir kedua secara benar dengan menggunakan kata-kata sendiri.Setelah siswa dibelajarkan dengan cara menelaah teks butir pertama pancasila, siswa dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama dengan kedua secara benar dengan menggunakan kata-kata yang ada pada teks

Setelah mengamati berbagai tumbuh-tumbuhan di kebun percobaan sekolah, siswa dapat membedakan antara tumbuh-tumbuhan yang berkeping satu dan yang berkeping dua.Setelah dibelajarkan dengan cara membaca buku teks dan berdiskusi dengan teman-temannya, siswa dapat membedakan tumbuh-tumbuhan yang berkeping satu dan berkeping dua.

Contoh yang disebutkan tersebut jelas menunjukkan tidak kongruennya antara tujuan pembelajaran dengan tujuan belajar. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran demikian ini tidak menunjang pencapaian tujuan belajar. Ada perbedaan titik tekan antara tujuan belajar dengan tujuan pembelajaran. Pada contoh pertama dan kedua, substansi tujuan belajar telah dikacaukan oleh substansi tujuan pembelajaran. Sedangkan pada contoh ketiga dan keempat, tujuan belajar telah dikacaukan oleh tujuan pembelajaran dari segi cara penyampaiannya.C. UNSUR-UNSUR DINAMIS PEMBELAJARANUnsur-unsur dinamis dalam belajar meliputi hal-hal sebagai berikut :1. Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar.2. Bahan belajar dan upaya penyediaannya.3. Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya.4. Suasana belajar dan upaya pengembangannya.5. Kondisi subjek yang belajar dan upaya penyiapan dan pemenuhannya.Dalam pembelajaran, harus ada upaya-upaya agar motivasi intrinsik yang ada pada diri masing-masing pembelajar tetap terpelihara dan bahkan tertingkatkan. Motivasi-motivasi yang terdapat pada diri siswa hendaknya tidak malah terkurangi karena adanya aktivitas pembelajaran. Pembelajaran harus dirancang sedemikian, hingga tercipta motivasi ekstrinsik yang malah mendukung terhadap motivasi intrinsik yang telah ada.Bahan belajar yang seharusnya tersedia dan upaya penyediaannya, justru harus mendukung bagi pencapaian tujuan belajar siswa. Oleh karena itu, penggunaan bahan belajar harus selektif manakala guru bermaksud membelajarkan siswanya. Dalam pembelajaran, harus diupayakan agar bahan-bahan belajar yang tersedia tidak justru menjadi momok bagi siswa. Manakala para siswa bisa kecanduan tetkala membaca novel, cerpen, komik, dan bacaan-bacaan ringan lainnya, maka tantangan pembelajaran pada masa sekarang adalah: dapatkah pembelajaran tersebut dapat mengubah bahan pelajaran yang menjadi momok, menjadi enak dipelajari atau dibaca sebagaimana bacaan-bacaan yang ringan tadi. Tulisan-tulisan populer di majalah-majalah dan koran-koran, termasuk yang berisi ilmu pengetahuan dan teknologi sekalipun, umumnya disenangi dan mudah dipahami oleh siswa dibandingkan dengan bahan-bahan belajar yang diberikan sekolah. Karena itu, pengembangan bahan belajar yang bisa diminati dan sekaligus bisa dinikmati demikian ini, juga merupakan tantangan bagi guru dalam mengembangkan bahan belajar di sekolah.Alat bantu belajar, jika dapat dipergunakan dengan baik di sekolah, sangatlah mendukung bagi pencapaian tujuan belajar siswa. Karena itu, dalam pembelajaran, hendaknya alat bantu yang terdapat di sekolah tersebut dipergunakan semaksimal mungkin hingga dapat memperjelas bahan-bahan belajar yang dipelajari oleh siswa.Di luar sekolah, umumnya telah banyak tersedia alat permainan yang sekaligus menyimpan pesan-pesan pendidikan. Alat-alat permainan demikian, umumnya lebih banyak menyita perhatian dan waktu siswa dibandingkan yang tersedia di sekolah. Padahal, penggunaan alat-alat permainan demikian ini, tidak memberikan ganjaran (reward) kepada penggunanya. Tetapi, realitasnya memang lebih menarik dibandingkan alat-alat bantu belajar yang tersedia di sekolah. Disinilah sebenarnya sekolah-sekolah kita hendaknya merasa tertantang untuk menyediakan alat bantu yang tingkat kemenarikannya lebih tinggi dibandingkan dengan alat-alat permainan yang tersedia diluar sekolah. Dengan cara demikian, alat-alat bantu yang diupayakan tersedia di sekolah tersebut, besar kontribusinya bagi pencapaian tujuan belajar siswa dan tujuan pembelajaran guru.Suasana belajar hendaknya juga dikembangkan hingga masing-masing siswa bisa kompetitif. Kompetisi masing-masing siswa perlu ditumbuh kembangkandengan cara yang sehat. Sebab, dengan kompetisi yang sehat, akan memungkinkan setiap siswa dapat berprestasi secara maksimal. Siswa akan berusaha semaksimal mungkin guna mencapai prestasi yang setinggi mungkin.Sungguhpun pembelajaran telah berupaya sedemikian agar siswa berhasil dengan baik, satu hal yang perlu diperhatikan juga adalah kondisi mereka, baik kondisi yang diperhatikan fisik maupun psikis. Pemahaman kondisi yang dalam pembelajaan ini sangat penting, agar visi-visi yang sebelumnya terdapat pada mereka dapat dioptimalkan pengembangan dan penggunaannya.D. UNSUR DINAMIS PEMBELAJARAN PADA DIRI GURUBelajar dan pembelajaran adalah aktivitas dimana guru dan pembelajar berinteraksi. Interaksi demikian ini, tidak saja membutuhkan keterlibatan maksimal dari pihak pembelajar, melainkan juga keterlibatan maksimal dari pihak guru. Oleh karena itu, yang penting tidak saja unsur-unsur dinamis yang terdapat pada diri siswa, melainkan yang juga sangat penting dalah unsur-unsur dinamis yang terdapat pada diri guru.Jika motivasi belajar siswa adalah unsur dinamis belajar yang terdapat pada diri siswa, maka motivasi membelajarkan siswa adalah unsur dinamis yang terdapat pada diri guru. Motivasi belajar siswa tersebut akan dapat dimaksimalkan, jika guru mempunyai motivasi yang tinggi dalam membelajarkan siswanya.Motivasi membelajarkan terhadap siswa ini, akan dengan sendirinya terdapat pada diri guru, manakala guru tersebut menyadari kalau membelajarkan siswa adalah suatu kegiatan yang mulia. Pemahaman akan mulianya pekerjaan membelajarkan dengan sendirinya terdapat pada diri guru, manakala guru tersebut menganggap profesi dan pekerjaannya adalah suatu panggilan. Ambisi tersebut ia wujudkan melalui langkah-langkah konkrit manakala ia menyadari bahwa itu harus ia lakukan.Motivasi membelajarkan terhadap para siswa ini akan terdukung dengan baik, manakala guru tersebut berada dalam suatu kondisi tertentu. Yang dimaksudkan dengan kondisi tertentu disini adalah, bahwa guru tersebut haruslah mempunyai kemampuan tertentu. Kemampuan-kemampuan yang dapat mendukung bagi tercapainya motivasi untuk membelajarkan siswa inilah yang lazim dikenal dengan kompetensi guru. Adapun kompetensi guru meliputi hal-hal sebagai berikut :a. Kemampuan merencanakan pengajaran.b. Kemampuan melaksanakan pengajaran.c. Kemampuan melaksanakan hubungan pribadi dengan siswa.d. Kemampuan melaksanakan evaluasi pengajaran.e. Kemampuan melaksanakan perbaikan pengajaran.Lima kompetensi ini, adalah faktor-faktor kondisional yang harus dipersiapkan oleh guru, manakala ia ingin menjadi guru yang sebenarnya.

E. KOMENTARTujuan pembelajaran perlu dipelajari untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Disamping itu,unsur-unsur dinamis pembelajaran juga harus dipelajari, karena akan mempengaruhi cara belajar siswa dan akan membentuk strategi pembelajaran yang efektif.