6
Tujuan Ekonomi Islam Setiap perjuangan mempunyai tujuan. Demikian juga Negara juga mempunyai tujuan. Terutama dibidang perekonomian, menurut cita-cita dan konsepsi politik masing-masing. Demikian juga Islam, agama yang berisikan semua ajaran dan aturan untuk mencapai kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat, untuk mendapatkan kemakmuran material dan spiritual. Dengan demikian Islam sebagai agama samawi yang merupakan agama terakhir, adalah diperuntukkan untuk memberikan ajaran dan aturan serta semua tatanan masyarakat, yang bertujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup baik material maupun spiritual, kemakmuran ekonomi, kesejahteraan politik dan ketinggian budaya, ilmu dan kultur sesuai dengan ajaran Al-Quran dan sunnah Rasul, yang tercantum didalam firman Allah: ْ دَ قَ لَ انَ ك اَ بَ سِ ل يِ فْ مِ هِ نَ كْ سَ مٌ ةَ آ"يِ انَ بَ ّ نَ ج نَ ع ن يِ مَ ي الَ مِ - شَ آ و وُ لُ ك نِ مِ قْ زِ ّ زْ مُ كِ ّ بَ وآ زُ رُ كْ - ش آَ وُ ةَ لٌ ةَ دْ لَ بٌ ةَ بِ ّ @ نَ طٌ ّ بَ زَ وٌ وزُ فَ غArtinya: “makanlah oleh kamu dari rezeki yang di anugerahkan Tuhanmu, dan bersyukurlah kepadanya. Negerimu adalah negeri yang baik dan didalam pengampunan Tuhan”. (QS. As-Saba :15) Ayat diatas mengandung pengertian, masyarakat (negerinya) dimana diatur dan dikelola dengan baik, menjauhi kemaksiatan, kebatilan dan kemungkaran, yang adil dan beradab agar mendapat rahmat dan perlindungan Allah. Firman Allah :

Tujuan Ekonomi Islam

  • Upload
    deva

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tujuan Ekonomi Islam

Citation preview

Page 1: Tujuan Ekonomi Islam

Tujuan Ekonomi Islam

Setiap perjuangan mempunyai tujuan. Demikian juga Negara juga mempunyai tujuan.

Terutama dibidang perekonomian, menurut cita-cita dan konsepsi politik masing-masing.

Demikian juga Islam, agama yang berisikan semua ajaran dan aturan untuk mencapai

kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat, untuk mendapatkan kemakmuran material

dan spiritual. Dengan demikian Islam sebagai agama samawi yang merupakan agama

terakhir, adalah diperuntukkan untuk memberikan ajaran dan aturan serta semua tatanan

masyarakat, yang bertujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup baik material maupun

spiritual, kemakmuran ekonomi, kesejahteraan politik dan ketinggian budaya, ilmu dan kultur

sesuai dengan ajaran Al-Quran dan sunnah Rasul, yang tercantum didalam firman Allah:

�ٌة� آَي �اِن� َت َّن َج� َع�ن �ِم�ين� َي ِم�اٍل� َو�ِش� �وا �ُل ُك ِم�ن ِق� �ْز �ِّر ��ْم �ُك ِّب ِّر� َوا �ُر� ُك �َو�اِش �ُه� َل �َد�ٌة� �ُل ِّب �ٌة� �َب َط�ي َو�ِّر�ٌّب* َغ�ُف�وِّر�

��َق�َد َل �اِن� ُك � �ٍإ َب �َس� َل ِف�ي ��ِه�ْم �َّن ُك �ِم�َس

Artinya: “makanlah oleh kamu dari rezeki yang di anugerahkan Tuhanmu, dan

bersyukurlah kepadanya. Negerimu adalah negeri yang baik dan didalam pengampunan

Tuhan”. (QS. As-Saba :15)

Ayat diatas mengandung pengertian, masyarakat (negerinya) dimana diatur dan

dikelola dengan baik, menjauhi kemaksiatan, kebatilan dan kemungkaran, yang adil dan

beradab agar mendapat rahmat dan perlindungan Allah.

Firman Allah :

�ُه� �اُت �َب َن �ْذ�ِن� �ٍإ ِّب �ُه� ِّب ِّر� ِذ�ي َو�اَل �َث� َب َخ� � َال ُج� �ْخ�ُر� َي �َال ِإ �ُك�َد?ا َن �َك� �ِذ�َل ُك ُف� ��َص�ُر َن �اِت� اآلَي � �َق�و�ٍم َل َوِن� �ُر� ُك ��ْش َي

�َد� �ُل �َب َو�اَل �ُب� اَلَّطي ُج� �ْخ�ُر� َي

Artinya: “dan negeri yang baik (yang mendapat rahmatNya) tanam-tanaman yang

tumbuh subur dengan izin Allah”. (QS Al-A’raf : 58)

Firman Allah:

� َق�وا َو�اُت �ا َّن ��ْح �ُف�َت َل �ِه�ْم �ي َع�ُل �اِت� ُك �ُر� ِّب ِم�ن� ِم�اء اَلَس ِّر�ِض�� َو�اَأل �ُك�ن َو�َل � �وا �ِذِّب ُك �اُه�ْم ِذ�َن َخ�

� ِف�َأ �ِم�ا ِّب � �وا �اَن ُك �وِن� َب �َس� �ُك َي

��و َو�َل ِن� َأ �ُه�َل� َأ ى �َق�ُر� اَل � �وا آِم�َّن

Page 2: Tujuan Ekonomi Islam

Artinya : “jikalau sekiranya warga negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah kami

akan melimpahkan kepadanya berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-

ayat) maka kami siksa mereka disebabkan perbuatan-perbuatannya”. (QS Al-A’raf : 96)

Firman Allah :

�ا ْد�َن ِّر�� َأ �ِن َأ Sِه�ُل�َك� َن �ٌة? َي �َق�ُر �ا َن �ِم�ُر

� َأ ِف�يِه�ا �ُر� ِم�َت � َق�وا ِف�ُف�َس� ِف�يِه�ا ِف�ْح�َّق �ِه�ا �ي َع�ُل �َق�و�ٍل� اَل �اُه�ا َن �ِف�َد�ِمُر ا �َد�ِم�يُر? ُت

�ْذ�ا َو�ِإ

Artinya: “dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan

kepada orang yang hidup mewah di negeri mereka melakukan kedurhakaan di dalam negeri

maka sepantasnya berlaku ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-

hancurnya”. (QS Bani Israil : 16)

Jika suatu negeri diatur dengan baik, penguasa dan masyarakat selalu berbuat baik

(ma’ruf), menjauhi kemungkaran, kemaksiatan, bersifat kasih-mengasihi sesama manusia,

maka Allah menjamin negeri tersebut, akan menjadi negeri makmur dan sejahtera didalam

lindunganNya. Tetapi sebaliknya, jika negeri itu diatur secara tidak benar, banyak korupsi

dan kolusi, banyak kemaksiatan, terjadi penindasan dan kekejaman terhadap warganya, maka

lambat atau cepat negeri tersebut akan mengalami malapetaka karena dimurkai Allah.

Tujuan akhir ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan dari syariat Islam itu sendiri

(maqashid asy-syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui

suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah). Inilah kebahagiaan hakiki

yang diinginkan oleh setiap manusia, bukan kebahagiaan semu yang sering kali pada

akhirnya justru melahirkan penderitaan dan kesengsaraan.

Beberapa pemikiran tokoh Islam mengenai tujuan dari ekonomi Islam dapat

dijabarkan dalam uraian sebagai berikut. Dr. Muhammad Rawasi Qal’aji dalam bukunya

yang berjudul “Mabahis Fil Iqtishad” Al-Islamiyah menyatakan bahwa tujuan ekonomi Islam

pada dasarnya dapat dijabarkan dalam 3 hal, yakni:

1. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dalam Negara

Pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang bersifat fundamental, sebab dengan

pertumbuhan ekonomi negara dapat melakukan pembangunan. Salah satu langkah yang dapat

dilakukan dalam rangka menumbuhkan pertumbuhan ekonomi dalam Negara adalah dengan

jalan mendatangkan investasi.

Page 3: Tujuan Ekonomi Islam

2. Mewujudkan kesejahteran manusia

Terpenuhinya kebutuhan pokok manusia dalam pandangan Islam sama pentingnya

dengan kesejahteraan manusia sebagai upaya peningkatan spiritual. Oleh sebab itu, konsep

kesejahteraan dalam Islam bukan hanya berorientasi pada terpenuhinya kebutuhan material-

duniawi melainkan juga berorientasi pada terpenuhinya kesejahteraan spiritual-ukhrowi.

3. Mewujudkan sistem distribusi kekayaan yang adil

Dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang sudah menjadi ketentuan bahwa setiap

manusia memiliki kemampuan dan kecakapan yang berbeda-beda. Namun demikian

perbedaan tersebut tidaklah dibenarkan menjadi sebuah alat untuk mengekspliotasi kelompok

lain. Dalam hal ini kehadiran ekonomi Islam bertujuan membangun mekanisme distribusi

kekayaan yang adil ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, Islam sangat

melarang praktek penimbunan (ikhtikar) dan monopoli sumber daya alam di sekolompok

masyarakat.

Menurut As-Shatibi tujuan utama syariat Islam adalah mencapai kesejahteraan

manusia yang terletak pada perlindungan terhadap lima ke-maslahah-an, yaitu keimanan (ad

dien), ilmu (al-‘ilm), kehidupan (an-nafs), harta (al-maal) dan kelangsungan keturunan (an-

nasl). Kelima maslahah tersebut pada dasarnya merupakan sarana yang sangat dibutuhkan

bagi kelangsungan kehidupan yang baik dan terhormat. Jika salah satu dari lima kebutuhan

ini tidak tecukupi, niscaya manusia tidak akan mencapai kesejahteraan yang sesungguhnya.

Upaya pencapaian maslahah dan keadilan harus dilakukan dengan dasar akhlak Islam

sehingga tidak mempruncing konflik sosial. Maslahah dapat dicapai hanya jika manusia

hidup dalam keseimbangan (equiulibrium), sebab keseimbangan merupakan sunnatullah.

Kehidupan yang seimbang merupakan salah satu esensi ajaran Islam sehingga umat Islam

pun disebut umat pertengahan (umatan wasathan). Ekonomi Islam bertujuan untuk

menciptakan kehidupan yang seimbang ini, di mana antara lain mencakup keseimbangan fisik

dengan mental, material dan spiritual, individu dengan sosial, masa kini dengan masa depan,

serta dunia dengan akhirat.keseimbangan fisik dengan mental atau material dengan spiritual

akan menciptakan kesejahteraan holistic bagi manusia. Pembangunan ekonomi yang terlalu

mementingkan aspek material dan dan mengabaikan aspek spiritual hanya akan melahirkan

kebahagiaan yang semu, bahkan justru menimbulkan petaka.

Page 4: Tujuan Ekonomi Islam

Pembangunan yang hanya mengutamakan kepentingan individu tanpa memerhatikan

dimensi sosial akan memunculkan ketidak harmonisan yang akhirnya dapat mengganggu

proses pembangunan itu sendiri. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sosial sehingga

keseimbangan diantara keduanya merupakan aspek penting dalam menciptakan harmoni

kehidupan. Keseimbangan masa kini dengan masa depan merupakan elemen penting bagi

keberlanjutan pembangunan di masa depan. Sumber daya ekonomi tidak boleh dihabiskan

oleh generasi sekarang, tetapi harus juga dapat dinikmati oleh seluruh generasi. Sumber daya

ekonomi harus digunakan secara efisien dan dikelola dengan hati-hati sehingga manfaatnya

dapat dinikmati banyak orang di sepanjang waktu. Akhirnya, tujuan mewujudkan

keseimbangan dunia dan akhirat akan menjamin terciptanya kesejahteran yang kekal dan

abadi.

Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada

tiga sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi

seluruh umat manusia, yaitu:

1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat

dan lingkungannya.

2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek

kehidupan di bidang hukum dan muamalah.

3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa

maslahah yang menjad puncak sasaran di atas mencaku p lima jaminan dasar:

1) keselamatan keyakinan agama ( al din)

2) kesalamatan jiwa (al nafs)

3) keselamatan akal (al aql)

4) keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)

5) keselamatan harta benda (al mal)