Prinsip-Prinsip Dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam & Nilai Instrumental Ekonomi Islam

Embed Size (px)

Citation preview

.

PRINSIP EKONOMI ISLAMYusuf Qardhawi Ada 4 (empat) utama ttg nilai dan ahlak dalam ekonomi dan muamalah Islam, yaitu : 1. Rabbaniyah (ketuhanan) 2. Akhlak 3. Kemanusiaan 4. Pertengahan

1. Rabbaniyah (ketuhanan)Terdapat empat titik tolak yang bernilai Robbani (Ilahiah) :Pertama, ekonomi Islam adl ekonomi Ilahiah, karena titik berangkatnya dari Allah, bertujuan mencari ridho Allah dan caranya tdk bertentangan dgn syariat-Nya (kegiatan berupa ekonomi, produksi, konsumsi, penukaran, distribusi). Kedua, ekonomi dlm pandangan Islam, bukanlah tujuan itu sendiri, ttp mrupkn kbutuhan bgi manusia dan sarana yg lazim baginya agar bs hidup dan bekerja utk mencapai tujuan yg tinggi.

Contdketiga,pengawasan internal adl hati nurani yg ditumbuhkan oleh iman dalam hati seorang muslim. Hati nurani seorang muslim tdk akan mengambil yg bukan haknya dan mencari keuntugan dari kelaparan dan penderitaan orang. Keempat, atas dasar itu, maka sangat dirasa penting pendidikan iman dlm rangka mengarahkan perekonomian ke arah dikehendaki Islam dan mengendalikan dgn hukum Syariah.

2. AkhlakTitik tolak yang bernilai akhlakHal yg membedakan antara sistem Islam dgn sistem agama lain, adl antara ekonomi dan akhlak tdk pnh terpisah spt halnya tdk pnh terpisah antara ilmu dan akhlak. Akhlak adl daging dan urat nadi kehidupan Islam. Krn Islam adl risalah akhlak, shg Rasullulah SAW bersabda yg artinya: Sesungguhnya tiadalah aku diutus, melainkan hanya untuk menyempurnakan akhlak

3. KemanusiaanTitik tolak yang bernilai kemanusiaanDiantara sifat dasar ekonomi Islam adl ekonomi Rabbani dan Insani. Rabbani sarat dgn arahan dan nilai2 Ilahiah Insani kemakmuran manusia Chapra menyebut dgn Ekonomi Tauhid. Cerminan watak Ketuhanan ekonomi Islam bukan pd aspek pelaku ekonominya (manusia) ttp pd aspek aturan yg harus dipedomani oleh para pelaku ekonomi. (Sesuai dgn surat Ali-imran, 3:109).

ContdSbg ekonomi yg ber-Tuhan maka Ekonomi Islam meminjam istilah dr Ismail Al Faruqi, yaitu mempunyai sumber nilai-nilai normatif-imperatif sbg acuan yg mengikat dgn mengakses kpd aturan ilahiah, stiap perbuatan manusia mempunyai nilai moral dan ibadah. Bagi paham ekonomi naturalistis, sumber daya alam adl faktor paling penting. Sdg bagi aliran monetaris yg terpenting adl modal finansial. Tp bgi ekonomi Islam sumber daya manusialah sbg pusat sirkulasi manfaat ekonomi dr berbagai sumber daya yg ada. (Q.S. Ibrahim, 14: 32-34)

4. PertengahanTitik tolak yang bernilai pertengahan Karakter ini merupakan turunan dr karakter ummat Islam sbg Ummatan Wasatan umat moderat (Q.S. al-Baqarah, 2:143). Dlm beberapa kitab tasfir, wasathan mempunyai lebih dr satu konotasi makna. 1. Tawassuth yakni moderat 2. Tawazun yakni seimbang (balance) 3. Khairan yakni terbaik dan alternatif. Itu artinya, dlm Islam dan ekonomi Islam tdk ada tempat utk ekstrimitas, kapitalis maupun sosialis.

FAKTOR-FAKTOR EKONOMI ISLAMEmpat faktor ekonomi: 1. Faktor Produksi Dalam Ekonomi Islam 2. Faktor konsumsi Dalam Ekonomi Islam 3. Faktor Sirkulasi Dalam Ekonomi Islam 4. Faktor Distribusi Dalam Ekonomi Islam

1. Faktor Produksi Dalam Ekonomi IslamAda beberapa faktor produksi menurut sistem ekonomi Islam yaitu

a.Tanah Terdapat dlm Al-Quran dan Sunnah - Q.S. Ali-Imran, 32:27 - Hadist Rasul yaitu Aisyah meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah berkata: Siapa saja yg menanami tanah yg tiada pemiliknya akan lebih berhak atasnya, (Bukhari).

b. Tenaga Kerja c. Modal d. Organisasi

2. Faktor Konsumsi Dalam Ekonomi IslamKetentuan Islam thd konsumsi dituntun oleh prinsip-prinsip berikut ini: a. Prinsip keadilan, b. Prinsip kebersihan, c. Prinsip kesederhanaan, d. Prinsip kemurahan hati, e. Prinsip moralitas. Sdgkan kebutuhan manusia dpt digolongkan dlm tiga hal: a. Keperluan b. Kesenangan c. Barang-barang mewah

3. Faktor Sirkulasi Dalam Ekonomi IslamSirkulasi menurut para ekonomi adl sejumlah transaksi dan operasi yg dipakai org utk sirkulasi barang dan jasa. Spt jual beli, leasing, penyewaan, perwakilan, agensi, perseroan, dan dll. Di pasar, menurut hukum Islam harga2 ditentukan oleh beberapa hal yaitu mengikuti hukum penawaran dan permintaa, atau faktor dan sebab yg lain. Islam sesungguhnya hanya mengakui kebebasan yg terkendali, yaitu kebebsan yg

4. Faktor Distribusi Dalam Ekonomi IslamDistribusi dlm ekonomi Islam didasarkan pd dua nilai manusiawi yg mendasar dan penting, yaitu a. Nilai kebebsan 1. keimanannya kpd Allah dan mentahudkanNya. 2. keyakinannya kpd manusia.b. Nilai keadilan

1. Membedakan manusia sesuai dgn keahlian dan krj keras mreka. 2. Pemerataan Kesempatan 3. Memenuhi hak pekerja

Contd4. Jaminan sosial bagi kaum lemah dan tidak mampu di masyarakat. Spt: a) Zakat b) Sumber dana negara yg lainnya, (minyak, tambang, tanah pertanian, bangunan dll sbg sumber pemasukan devisa) c) hak-hak lain dan harta d) Shodaqoh sunnah (sukarela) e) Shodaqoh jariah dan wakaf sosial

NILAI INSTRUMENTAL EKONOMI ISLAMMnrt A.M Saefuddin, pd sistem ekonomi Islam tdp 5 (lima) nilai instrumental yg strategis dan mempengaruhi tingkahlaku seorang muslim: 1. Zakat 2. Pelarangan Riba 3. Kerjasama Ekonomi 4. Jaminan Sosial 5. Peranan Negara

1. ZakatSemua sumber kekayaan merupakan karunia Allah kpd seluruh umat manusia. Kekayaan yg dihasilkan dr pengunaan keahlian dan kerja manusia pd sumber daya telah disediakan Tuhan sbg sumber kehidupan dan kesenangan dan manusia berhak atasnya sejauh yg diakui agama Islam. Dari kekayaan yg dihasilkan ada 3 (tiga) pihak yg berhak atasnya, yaitu 1. Pekerja yg terdidik maupun yg tdk terdidik, 2. Pemilik modal, dan 3. Masyarakat dlm kekayaan yg dihasilkan.

2. Pelarangan Ribaa. Pengertian Riba Riba scr bahasa Ziyadah (tambahan) - adapun dlm pengertian lain riba juga berarti tumbuh dan membesar. - menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal scr batil. Pengertian riba scr umum adl pengambilan tambahan, baik dlm transaksi jual beli maupun pinjam meminjam scr batil atau bertentangan dgn prinsip muamalat dlm Islam.

b. Dasar Hukum1) Al-Quranyg diturunkan scr bertahap yaitu dlm 4 (empat) tahap. Sebanyak 8 kali dlm 4 surat, yaitu al-Baqarah (2:278-279), Ali Imran (3:130), an Nisa (4:161) yaitu ayat Madinah dan ar Rum (30:39) yaitu ayat Makiyah. Menurut Moh. Quraish Shihab, dari Q.S. Ali Imran (3:130) dan Q.S. al Baqarah (2: 278), terdapat tiga kata kunci, yaitu a) Adafan Mudhaafah adl pelipat-gandaan yg berkalikali. Adapun pengertian menurut Muhammad Rasyid Ridha dan Ibnu Qayyim adl penambahan dari jumlah kredit akibat penundaan pembayaran (riba nasiah).

Contdb) Ma baqiyah Minar Riba , menurut Rasyid Ridha merujuk pada Ar Riba yg berbentuk Adhafan Mudhaafah. c) Lakum Ruusu Amwalikum, laa Tazlimu wa Tuzlamun, dlm surat al Baqarah, 2:279 Falakum ru uusu awalikum... yaitu bagimu modal-modal kamu.... Sdgkan mnrt Syafii Antonio, menguraikan beberapa tahap turunnya ayat mengenai riba, yaitu Tahap pertama, (Q.S. ar Ruum, 30:39) Tahap kedua, (Q.S. an Nissa, 4: 160-161) Tahap ketiga, (Q.S. ali Imran, 3: 130 ) Tahap terakhir, (Q.S. al Baqarah, 2: 278-279)

Contd (Dasar Hukum)2) Hadits Rasul - Ibnu Masud ra, bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW melknat pemakan riba, pemberi makan riba, (HR Imam yg disahkan Tirmidzi) - Abi Said, janganlah kamu menjual emas kecuali sama, janganlah kamu tambah sebagiannya atau sebagian lain, janganlah kamu menjual perak dgn perak kecuali sama,........... (H.R. Ahmad, Bukhari dan Muslim) 3) Pendapat Jumhur Ulama Di jelaskan dari berbagai mazhab fiqiyyah, di antaranya adl - Badr Ad Din Al Ayni - Imam An Nawawi (mazhab Syafii) - Zaid bin Asham - Imam Ahmad bin Hambal

ContdPenafsiran scr teknis mengenai riba menimbulkan masalah kontroversial di antara para ahli hukum dan ilmuwan muslim, mengenai bunga bank. Oleh karena itu tdp tiga aliran mengenai hal ini, yaitu

a) pandangan Pragmatismnrt pandangan ini al-Quran melarang unsury (riba) yg berlaku selama era Islam, tetapi tdk melarang bunga (interest) dlm sistem keuangan modern. b) pandangan Konservatif Pandangan ini berlawanan dgn pandangan yg pragmatis, dan berpendapat bahwa riba harus diartikan baik sbg bunga (interest) maupun usury. c) pandangan Sosio-Ekonomis Bunga mempunyai kecenderungan pengumpulan kekayaan di tangan segelintir orang saja. Pemasok dana yg berbunga itu seharusnya tdk tergantung pd ketidakpastian yg dihadapi oleh penerima pinjaman. Sdgkan dlm kerangka ekonomi Islam ini berarti mengambil keuntungan dari penyediaan modal tanpa adanya keterlibatan pribadi thdp resiko

c. Jenis-jenis RibaIni terbagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok pertama riba qardh dan riba jahiliyyah Sdgkan kelompok kedua riba fadhl dan riba nasiah. Kelompok pertama : Riba Qardh Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yg disyaratkan thdp yg berhutang (muqtaridh). Riba Jahiliyah Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tdk mampu membayar hutangnya pd waktu yg ditetapkan.

contdKelompok kedua : Riba Fadhl petukaran antara barang sejenis dgn kadar atau takaran yg berbeda, sdgkan barang yg dipertukarkan itu termasuk dlm jenis barang ribawi. Riba Nasiah Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yg dipertukarkan dgn jenis barang ribawi lainnya.

3. Kerjasama EkonomiSalah satu ciri ekonomi mnrt ajaran Islam adl kerjasama yg tercermin pd seluruh tingkat dan bentuk kegiatan ekonomi. Lembaga yg dikenal sbg salah satu bentuk kerjasama ekonomi adl Syirkah atau Musyarakah. a.Pengertian Musyarakah syirkah (kemitraan usaha). Syirkah adl keiukutsertaan dua orang atau lebih dlm suatu usaha ttn dgn sejumlah modal yg telah ditetapkan berdasarkan perjanjian utk bersamasama menjalankan suatu usaha dan pembagian

contdb. Dasar hukum - Al-Quran (Q.S. An Nisa, 4: 12 dan Q.S. Shad, 38: 24) - Hadits Rasul, dr Abu Hurairoh, Rasulullah SAW berkata, Sesungguhnya Allah berfirman, Aku pihak ketiga dr dua org yg bersyarikat selama salah satunya tdk menghianati lainnya. (H.R. Abu Dawud dan Hakim) c. Ketentuan pokok (Rukun dan Syarat) Rukun Musyarakah terdiri dari, Sight (ucapan): ijab dan kabul (penawaran dan penerimaan), Pihak yg berkontrak, Objek kesepakatan: modal dan kerja. Syarat Musyarakah, Ucapan, Pihak yg berkontrak, Objek Kontrak (dana dan kerja), Dana, Kerja.

contdd. Jenis-jenis Musyarakah Musyarakah ada dua jenis, yaitu - musyarakah pemilikan dan - musyarakah akad (kontrak). 1) Syirkah Inan 2) Syirkah Mufawadha 3) Syirkah Amaal 4) Syirkah Wujuh 5) Mudharabah

4. Jaminan SosialSetiap individu berhak atas penghidupan, dan setiap warga memiliki jaminan atas kebutuhan pokoknya hak atas penghidupan. Sistem jaminan sosial utk membiayai berbagai macam kebutuhan masyarakat dari lingkup pokok berikut ini: a) Dana Non Sumbangan 1) Sumbangan bagi seluruh keluarga, 2)Sumbangan perawatan atau dana tambahan bagi keluarga yg berpenghasilan rendah, 3) bantuan bagi orang cacat, 4) dana bagi para janda, 5)bantuan bersalin, 6) pensiunan usia tua, 7) jaminan beraneka ragam spt utk org yg dililithutang, org yg melakukan perjalanan jauh (musafir fi sabilillah), bantuan bagi para penjamin hutang.

contdb) Dana Sumbangan Dana sumbangan atau dana pungutan yg digunakan utk berbagai lembanga semi neg dan swasta yg berkecimpung di kesejahteraan masy yg menghadapi kesulitan keuangan. Bantuan ini dpt diberikan melalui dua saluran, yaitu 1) Pensiunan profesi 2) Asuransi sosial bersama (mutual)

5. Peranan NegaraMnrt Hazairi, brdasarkn penafsiran Pasal 29 ayat (1)UUD 1945, neg wajib menjalankan dan menyediakan fasilitas agar hukum yg berasal dari agama yg dipeluk bangsa Indonesia dpt terlaksana sepanjang pelaksanaan hukum agama itu memerlukan bantuan alat kekuasaan utk penyelengaraan neg. Mnrt A.M. Saefuddin, peranan pemerintah tsb diperlukan dlm aspek hukum, perencanaan, dan pengawasan alokasi atau distribusi sumber daya dan dana, pemerataan pendapatan dan kekayaan serta pertumbuhan stabilitas ekonomi.

contdPeranan neg dlm pelaksanaan nilai instrumental Islam di Indonesia dpt dilihat pd proses berdirinya Lembaga Ekonomi Syariah, spt Bank Islam, Asuransi Islam, Badan Arbitrase Syariah Nasional, dan Danareksa Syariah. Hal ini dpt dilihat dr produk-produk hukum berupa PerUndang-Undangan yg mendukung terlksanannya Syariat Islam di bidang ekonomi, misalnya spt pd UU No 10 th 1998 (ttg perbankan yg mendukung adanya bank Syariah, perubahan dr UU Perbnkan No.7/1992), UU No 38 th 1999 (ttg Pengelolaan zakat) dan UU No 41 th 2004 (ttg wakaf).