22
NO.1 TUJUAN KOMUNIKASI VERBAL Komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan secara langsung bertatap muka antara komunikator dengan komunikan, seperti berpidato atau ceramah. Selain itu juga, komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain. Adapun tujuan menggunakannya komunikasi verbal (lisan dan tulisan) antara lain: Penyampaian penjelasan, pemberitahuan, arahan dan lain sebagainya, Presentasi penjualan dihadapan para audien, Penyelenggaraan rapat, Wawancara dengan orang lain, Pemasaran melalui telepon, dsb. HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL Komunikasi verbal paling sering dilakukan masyarakat ketika menyapa, bertemu dan mengobrol. Bisa dibilang pergaulan masyarakat hampir seluruhnya melalui bicara. Berkomunikasi melalui simbol-simbol verbal atau bahasa melalui tulisan atau lisan dikenal dengan komunikasi verbal. Komunikasi ini erat kaitannya dengan bahasa yaitu kata-kata yang digunakan untuk bergaul dengan orang lain yang berfungsi untuk: Memberi nama. Ini adalah fungsi bahasa pada dasarnya untuk mengenal orang, perilaku, objek, dengan menyebut namanya maka terjadilah komunikasi. Bergaul dengan orang lain, berkaitan dengan mengekspresikan preasaan-perasaan manusiawi (emosional) dalam pergaulan

Tujuan Komunikasi Verbal'Tugas Po

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dfghghjhkkjk

Citation preview

NO.1TUJUAN KOMUNIKASI VERBALKomunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan secara langsung bertatap muka antara komunikator dengan komunikan, seperti berpidato atau ceramah. Selain itu juga, komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.Adapun tujuan menggunakannya komunikasi verbal (lisan dan tulisan) antara lain: Penyampaian penjelasan, pemberitahuan, arahan dan lain sebagainya, Presentasi penjualan dihadapan para audien, Penyelenggaraan rapat, Wawancara dengan orang lain, Pemasaran melalui telepon, dsb.HAMBATAN KOMUNIKASI VERBALKomunikasi verbal paling sering dilakukan masyarakat ketika menyapa, bertemu dan mengobrol. Bisa dibilang pergaulan masyarakat hampir seluruhnya melalui bicara. Berkomunikasi melalui simbol-simbol verbal atau bahasa melalui tulisan atau lisan dikenal dengan komunikasi verbal. Komunikasi ini erat kaitannya dengan bahasa yaitu kata-kata yang digunakan untuk bergaul dengan orang lain yang berfungsi untuk: Memberi nama. Ini adalah fungsi bahasa pada dasarnya untuk mengenal orang, perilaku, objek, dengan menyebut namanya maka terjadilah komunikasi. Bergaul dengan orang lain, berkaitan dengan mengekspresikan preasaan-perasaan manusiawi (emosional) dalam pergaulan dengan kata-kata katika bingung, marah, bahagia, dan perasaan lainnya. Menyampaikan berita/informasi menceritakn semua hal yang terjadi, masa lalu, masa kini, masa yang akan datang sehingga menciptakan kebudayaan.

NO.2Hubungan atasan bawahan akan dirasakan sebagai neraka bila ada ketidakcocokan. Tidak jarang individu berencana mengundurkan diri bila ia merasa akan terus berada dibawah bimbingan atasan tertentu. Di lain pihak, banyakkah individu yang kemudian benar-benar mengambil langkah mundur karena alasan atasan tertentu? Tidak juga. Pada dasarnya bawahan tidak bisa memilih atasan, sementara atasan lebih bebas memilih bawahan. Mau tidak mau bawahanlah yang harus menyesuaikan diri dengan bagaimanapun kondisi atasan. Sebagai bawahan, dapatkah kita me-manage hubungan menjadi mesra?

Teman saya curhat dan mengatakan bahwa atasannya sangat alergik dengannya. Saya perhatikan memang atasan tersebut lebih cepat naik darah bila dia berbuat salah ketimbang rekan lainnya. Usul saya padanya adalah untuk meningkatkan komunikasi, dengan cara konsisten meng-update laporan, baik yang positif maupun negatif pada atasannya. Semula ide ini ditolak olehnya, dengan alasan: Ah, nanti saya dikira menjilat atasan dan dituduh teman sebagai tukang mengadu. Setelah diyakinkan bahwa komunikasi, baik laporan negatif dan positif sangat berguna bagi atasan, ia pun mencobanya. Cara ini ternyata berhasil. Hubungan atasan dan teman saya berubah menjadi mesra. Jelas terlihat bahwa bawahan pun bisa mengontrol dan merubah situasi.

Belajar Cara Menyampaikan Informasi

Atasan punya banyak cara berkomunikasi. Dari pengamatan saya, bawahan sering tidak merasa penting untuk menyesuaikan cara berkomunikasi. Atasan yang mobile, misalnya, tidak sempat membaca laporan yang berlembar-lembar. Seni berhubungan dengan atasan adalah mengupayakan sedemikian rupa agar komunikasi sampai pada atasan. Saya lebih suka di sms, bila ada hal yang harus saya putuskan. Preferensi atasan ini yang perlu ditemukan dan dipelajari oleh bawahan. Dalam penyampaian informasi, bawahan juga perlu belajar membuat kerangka presentasi yang komprehensif. Gunakan magic words, kata-kata berbobot positif, walaupun dalam berita terkandung informasi yang negatif.

Pelajari Likes and Dislikes Atasan :

Keluhan mengenai atasan yang menganut faham likes and dislikes bisa dijawab santai: So what?. Setiap orang mempunyai likes and dislikes. Ini manusiawi. Setiap orang mempunyai nilai, prioritas, keluatan kelemahan dan keahliannya masing-masing. Setiap atasan juga mempunyai preferensi pertemanan.

Kita sebenarnya bisa menganalogikan situasi likes and dislikes dengan rasa nyaman. Atasan bisa merasa tidak nyaman terhadap situasi tertentu dan tentunya ia tidak akan menyukai bila di bawa ke situasi tersebut. Atasan pun mempunyai kebutuhan akan rasa aman, nyaman dan kesuksesan. Bila Anda membantu atasan untuk merasa nyaman dengan peran Anda di bawah pimpinannya, dan memastikan bahwa peran Anda memberi kontribusi pada kesuksesannya, ia pasti akan bersikap lebih terbuka dengan Anda.

Jangan Harap Atasan Bertanggung Jawab Terhadap Hubungan Atasan Bawahan dengan Anda

Wewenang dan kekuasaan atasan yang lebih besar, sering dipersepsi bawahan sebagai kekuatan untuk menghukum, dan berlaku tidak fair ke bawahan. Hal ini juga disertai anggapan bahwa atasan-lah yang harus bertanggungjawab untuk membina hubungan baik dengan bawahan. Sebaliknya, kita perlu melihat bahwa tanggung jawab atasan lebih besar, tugasnya lebih sulit, sehingga hubungan mesra dengannya lebih efektif bila diupayakan dari pihak bawahan.

Bantu Atasan Meraih Sukses

Ingat bahwa Anda dan atasan berada dalam satu tim. Sukses atasan adalah sukses Anda. Kerelaan Anda terhadap kesuksesan atasan, akan terasa olehnya. Biasanya atasan berada dalam posisi yang terisolasi, sehingga ia kekurangan masukan.. Jangan biarkan atasan Anda bersikap acuh tak acuh dengan teknologi, penampilan, dan cara berkomunikasinya. Seorang atasan baru perlu di brief mengenai rahasia umum yang beredar di lingkungan kerja, dan cara cara informal yang biasa dilakukan diluar prosedur standar perusahaan. Brief bawahan seperti ini bahkan akan menghasilkan hubungan saling percaya dan nyaman di tim Anda. Upaya untuk menjadi bagian dari solusi atasan adalah hal yang paling efektif untuk membina hubungan atasan bawahan.

Jangan Harap Hasil Segera

Membina hubungan mesra dan saling percaya butuh waktu. Perubahan sikap atasan tidak terjadi dalam sekejap. Saat mengupayakan peningkatan kematangan dan kedewasaan diri dalam hubungan atasan bawahan, kita perlu bersabar untuk menunggu reaksi positif atasan.

No.3Saudaraku sebangsa setanah air Indonesia mari kita berdiskusi mengenai makna dan tujuang dari POLITIK. Banyak dipahami masyarakat Indonesia menggap kalau politik itu kotor, politik itu jelek, politik itu gak baik untuk dilakukan. Sangat disayangkan dengan pemahaman yang demikian terhadap arti POLITIK atau pengertian tentang POLITIK. Namun pemahaman tersebut tidak dapat dipungkiri sebagai akibat pelaku politik yang cenderung bersikap negatif guna kepentingan pribadi maupun golongan.Sesungguhnya pengertian POLITIK pada dasarnya atau hakekatnya adalah pengertian TENTANG KENEGARAAN , Politik adalah ilmu tentang negara, tentang pemerintahan, atau pengetahuan tentang kehidupan bernegara. Asal kata politik itu adalah POLIC bahasa Yunani yang karena negara tersebut lebih dahulu berkembang suatu bentuk pemerintahan yang tertata dan terstruktur.Demikian arti Politik, sehingga orang yang ahli kenegaran adalah dia disebut politicus. Namun sebagian besar masyarakat mengartikan politik itu adalah akal akalan dan penuh dengan kepura-puraan, sehingga orang yang ahli politik atau berkecipung didunia politik dikonotasikan atau diartikan sebagai orang yang pintar berpura-pura, mengakali segala sesuatu. Pada hakekatnya adalah konotasi tersebut trcipta akibat perilaku yang memang ada atau terjadi pada oknum atau orang -orang pelaku politik. Jadi Bukan Politiknya yang jelek, tapi Orangnya/personal maupun kelompok tertentu yang sengaja dan sadar untuk melakukan hal tersebut guna kepentingan mereka.Ketika berbicara tentang POLITIK yang notabena adalah Kenegaraan, adalah Pemerintahan, dimana Kekuasaan digunakan untuk memerintah, sehingga terkesan bahwa siapa yang memerintah cendrung untuk BERKUASA DALAM SUATU NEGARA, pihak tersebut kadang melakukan CARA , kadang menjalankan taktik strategi yang CENDRUNG KOTOR tadi, yang cendrung menjengkelkan pihak -pihak yang tidak mendukung. Demikian memang PEREBUTAN KEKUASAAN kadang mengakibatkan PERTUMPAHAN DARAH, MENGHANCURKAN LAWAN , menumpas PENENTANG DENGAN CARA CARA YANG keji. Sepertinya memang dari sononya, dari awal awal berdirinya suatu negara di dunia banyak yang diawali dengan kekerasan ya dalam tanda petik yaa, banyak negara didunia dibangun dengan semboyan SIAPA YANG KUAT DIA YANG MENANG.Di Republik Indonesia menerapkan sistem demokrasi pancasila dimana didalamnya terdapat Partai Politik sebagai alat politik untuk mendapatkan kekuasaan. Partai Politik adalah partai atau Organisasi yang punya akses untuk menjadi pelaku perpolitikan disuatu negara. Pada hakekatnya partai politik adalah mesin politik yang memperjuangkan kepentingan rakyat dan negara.Sebagai rakyat yang cinta terhadap negaranya dan ingin merubah perilaku negatif oknum politikus tersebut maka HARUS ada pergerakan bersama khususnya kaum MUDA untuk mau masuk dunia politik dan bersama-sama merubah pola-pola negatif tersebut. Karena politik adalah sangat mulia memperjuangkan kepentingan Rakyat JANGAN semakin dikotori oleh oknum yang biadab.Ke mesjid karena ada niat terselubung, bukan untuk beribadah.

NO.4Konflik dalam sebuah organisasi adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih individu dalam sebuah organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka, atau aktivitas kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda.Perbedaan antara konflik dengan persaingan (kompetens) terletak pada apakah salah satu pihak dapat mencegah pihak lain dalam pencapaian tujuannya? kompetensi terjadi, apabila tujuan kedua belah pihak tidak sesuai, akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat saling mengganggu. Sebagai contoh dua bagian pemasaran komputer yang saling bersaing dalam satu organisasi, dimana kedua bagian tersebut siapakah yang pertama mencapai atau memenuhi keuota penjualan yang paling banyak. Konflik disini lebih banyak disebabkan oleh sifat dasar manusia yang lebih cenderung tidak pernah merasa puas akan apa yang dia telah raih. Sifat-sifat dasar yang tadi dipacu dengan adanya persaingan maka akan menjadi lebih memanas.

Macam-macam Konflik1. Konflik didalam individu:konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama:konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan-perbedaan kepribadian.3. Konflik antar individu dan kelompok:konflik ini berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena melanggar norma-norma kelompok.4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama:adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.5.Konflik antar organisasi6. Akibat adanya bentuk persangingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara.Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru, teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien.

1.2.Tujuana.Menjelaskan pengertian konflik dan manajemen konflikb. Memberi contoh kasus manajemen konflikc.Membedakan konflik atas cirinya

1.3. Rumusan Masalaha.Apa yang dimakasud dengan konflikb. Apa perbedaan konflik perseorangan dsan manajemen konflikc. Contoh dari manajemen konflik

1.4.Manfaata. Sebagai penambah pengetahuanb. Mengetahui cara mengatasi konflik

BAB IITEORI

Pengertian KonflikKonflik dapat diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda.

Sebab-sebab Timbulnya KonflikFaktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu organisasi antara lain adalah :1.Berbagai sumber daya yang langkaKarena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.2. Perbedaan dalam tujuanDalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh : bagian penjualan mungkin ingin meningkatkan valume penjualan dengan memberikan persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu ketat dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana yang cukup besar.3. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaanOrganisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setapi bagian tata usaha terlambat menyampaikan surat pemberitahuan kepada para pengawas dan penguji sehingga mengakibatkan terganggunya pelaksanaan ujian.4. Perbedaan dalam nilai atau persepsiPerbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang, sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut merupakan bagian dari pelatihan.5. Sebab-sebab lainSelain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang mungkin dapat menimbulkan konflik dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam bekerja, ketidak jelasan organisasi dan masalah-masalah komunikasi.

Metode Penyelesian KonflikMetode ini dapat terjadi melalui cara-cara;1) kekerasan (Forcing) yang bersifat penekanan otokratik2) penenangan (smoolling) yaitu cara yang lebih diplomatis3) penghindaran (avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas4) penentuan melalui suara terbanyak (majority rule) mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok prosedur yang adil.Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon.

Akibat-akibat KonflikKonflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.Akibat negatif Menghambat komunikasi. Mengganggu kohesi (keeratan hubungan). Mengganggu kerjasama atau team work. Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi. Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan. Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.

Akibat Positif dari konflik Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis. Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan. Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi. Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif. Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.

Contoh Kasus :1.Dua bagian pemasaran komputer yang saling bersaing dalam satu organisasi, dimana kedua bagian tersebut siapakah yang pertama mencapai atau memenuhi keuota penjualan yang paling banyak. Konflik disini lebih banyak disebabkan oleh sifat dasar manusia yang lebih cenderung tidak pernah merasa puas akan apa yang dia telah raih. Sifat-sifat dasar yang tadi dipacu dengan adanya persaingan maka akan menjadi lebih memanas.

2. Konflik antar karyawan dengan pimpinan :Umumnya karyawan pihak karyawan lebih cenderung untuk diam, meskipun mengalami pertentangan dengan pihak atasan. Yang penting bagi suatu organisasi adalah agar setiap konflik hendaknya bisa diselesaikan dengan baik. Kebanyakan suatu konflik menjadi makin berat karena lama terpendam. Karena itulah penting bagi suatu organisasi menemukan konflik atau sumbernya sedini mungkin. Cara yang ditempuh adalah dengan menggalakkan saluran komunikasi ke atas (up ward channel of communication).

BAB IIIPEMBAHASAN

Permasalahan dalam berorganisasi memang hal yang sudah menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Konflik-konflik inilah yang akan membuat suatu organisasi berkembang menjadi lebih baik, selama konflik yang tercipta merupakan konflik yan bertujuan untuk memajukan organisasi. Perbedaan pendapat untuk memajukan atau untuk membuat suatu organisasi jauh lebih baik merupakan hal yang wajar, meskipun lebih banyak akibat negative di banding akibat positifnya. Biasanya mereka yang kalah dalam berpendapat dan tidak bisa melapangkan keputusannya tidak di setujui atau didukung akan memendam permasalahannya sendiri, dan akan menjadi bom kecil yang akan memperkeruh masalah di kemudian hari.

NO.5Berikut ini adalah usaha yang saya lakukan untuk menerapkan suatu metode survey yang kiranya dapat dikatakan "sangat mempertahankan pendekatan partisipatif". Barangkali dapat dikatakan, "konflik komunal adalah salah satu bentuk tingkat paling ekstrim dari ketiadaan partisipasi masyarakat." Kiranya metode ini dapat diterapkan juga untuk jajak-jajak pendapat yang lain, dalam berbagai bidang kehidupan sosial, ekonomi, politik, lokal maupun internasional, terutama ketika hasil jajak pendapat dan prosedur pelaksanaannya dirasakan meragukan karena ada anggapan penjajakan dilakukan untuk "mempropagandakan" kepentingan pelaku atau pelaksananya. Semoga berguna.

* Jika Anda membutuhkan sebuah contoh bagaimana model ini diterapkan, barangkali tulisan saya tentang jajak pendapat bertahap yang dijalankan di Ambon-Lease, Maluku, awal 2002, bertajuk "JAJAK PENDAPAT DAN PERDAMAIAN: Belajar dari Proses Transformasi Konflik Maluku" dapat memberikan gambaran awal. Cara mendapatkannya: lihat pada posting saya terdahulu, dengan cara klik pada item terakhir dalam urutan "Previous Posts" di sebelah kanan atas halaman ini, dan akan Anda temukan posting file tulisan tersebut.

JAJAK PENDAPAT dapat menjadi sangat bermanfaat dalam membantu dan mendorong proses perdamaian di kawasan-kawsasan konflik. Kerap kali pertikaian dan selisih pendapat memuncak sampai pada bentrok berdarah. Sudah bukan lagi akal budi yang sehat yang berbicara, tapi dorongan nafsu dan kesempitan berpikir yang dilatarbelakangi oleh sikap tertutup, mengggunakan cara apa pun yang dapat dipakai mencapai tujuan jangka pendek. Pada periode pasca-bentrok pun keadaan tutup-komunikasi masih bertahan, karena rasa benci, dendam, dan rasa tak terima masih bersarang. Ini menambah rumitnya proses deliberasi yang sedang dilakukan untuk melerai kusutnya masalah. Jika rasa saling tak percaya sudah mendalam sifatnya, para juru damai pun jadi kewalahan. Kata-kata dan konsultasinya jadi tumpul. Pada saat itu jajak pendapat atau konsultasi kepada masyarakat, kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik sebagai salah satu cara komunikasi dan deliberasi dapat menjadi berguna.

Tapi bagaimana merancang agar suatu jajak pendapat tak disalahgunakan untuk kepentingan salah satu pihak saja, entah pihak-pihak bertikai atau pun si juru damai itu sendiri? Dari pengalaman dan pengamatan, jajak pendapat yang prosesnya tertutup kerapkali justru membuat masyarakat tambah mencibir: Pasti ada udang di balik batu .. polling itu dipakai untuk mendukung sikap politik tertentu. Atau jadi begitu eksklusif dan akademis atau pretensius karena terlalu didominasi oleh para pakar statistik, sosiologi, politik, atau entah ilmu apa yang lain, yang sensibilitasnya kurang memiliki perspektif keadilan kemasyarakatan dan kerakyatan yang berpihak secara seimbang dari bawah.

Salah satu cara handal menyelenggarakan jajak pendapat yang cocok diterapkan di kawasan konflik adalah dengan melibatkan para pihak bertikai itu sendiri, dengan membuka proses jajak pendapat itu sendiri, mulai dari periode awal ketika penyusunan sedang dilakukan. Metode partisipatif ini menerapkan prinsip-prinsip transformasi konflik dalam upaya peace-building. Dampak positif yang diharapkan memiliki berbagai dimensi ganda yang mencakup pembaruan segi-segi partisipasi publik dan pemerintahan yang sifatnya positif pula.

Pelajaran dari pengalaman dari Irlandia Utara [Colin Irwin 2001] dapat kita tarik di sini sebagai awal dari proses pembangunan kembali rasa saling percaya di antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah tercabik-cabik oleh kebencian mendalam satu sama lain, perusakan lingkungan hidup yang memerosotkan mutu hidup manusia, represi terhadap aspirasi masyarakat. Semuanya telah menyebabkan prosedur saling berembug dengan kepala dingin dan tradisi bermusyawarah yang jujur dan mendalam tak berkembang dalam kehidupan kita bersama, malah dikhawatirkan di banyak tempat sudah lenyap. Pengalaman kita di Indonesia membuktikannya ketika kita saksikan banyak tempat diguncang berbagai kerusuhan, kita tak habis mengerti bagaimana (dan mengapa) justru bentrok berdarah terjadi dan bukan deliberasi dan musyawarah yang jadi pilihan. Otot dan senjata yang bicara, bukan akal budi dan hati jadi panglima.

Beberapa pokok dasar jajak pendapat dan proses perdamaian

JAJAK pendapat bukanlah tujuan pada dirinya sendiri, meskipun memiliki aspek yang sangat mudah dilihat hasilnya dalam pendekatan penyelesaian konflik. Proses jajak pendapat itu sendiri sangat penting maknanya. Sebagai suatu program yang independen, para pihak didorong untuk ikut serta dalam proses penyusunan pertanyaan-pertanyaan untuk kuesioner, menentukan timing yang tepat kapan pengumpulan jawaban responden dilaksanakan, kapan sosialisasi atau publikasi hasil jajak pendapat dilakukan dan bagaimana caranya, bagaimana kritik, saran, tanggapan pasca publikasi disalurkan dan ditindaklanjutkan, dsb.

Pada galibnya, semua caranya sedapat mungkin diserahkan kepada para peserta-pihak sesuai dengan apa yang mereka yakini sebagai paling membantu untuk mengembangkan proses bersama menuju perdamaian. Kerja bersama ini dalam bentuknya yang paling ideal akan menjadi bagian dari proses yang penting yang tak mungkin dikerjakan oleh salah satu atau sedikit pihak saja, misalnya kalangan pakar di perguruan tinggi saja secara tertutup.

Proses pembangunan perdamaian yang efektif menuntut pendasaran kembali yang memungkinkan semua anasir masyarakat bekerja kembali secara wajar dan produktif. Setidaknya ada tiga segi yang layak disimak dalam proses transkonflik. Pertama, tidak adanya dialog yang memadai di antara mereka yang bertikai sebisa mungkin haruslah disilih dengan saluran-saluran komunikasi yang memungkinkan wacana yang jujur tentang semua masalah pokok yang diidentifikasi jadi sumber suatu konflik. Kedua, jika deliberasi sudah mencapai titik kerja yang optimal, proses diskusi haruslah mengarah pada negosiasi yang konkret dan proses pengambilan keputusan atas semua anasir dari suatu kesepakatan bagaimana memecahkan masalah praktik kehidupan sosial yang gagal dan lembaga-lembaga politik yang tidak berfungsi selayaknya. Ketiga, jika suatu kesepakatan sudah tercapai, kesepakatan itu haruslah dilaksanakan sepenuhnya, dengan kesungguhan, perhatian untuk mencapai keberhasilan, seperti halnya negosiasi-negosiasi itu juga selayaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh. Peace-building menuntut sikap terus waspada dan kesabaran, sementara semua pihak haruslah dilibatkan, termasuk di tingkat nasional dan internasional, jika memang kita hendak menyudahi kebencian, penolakan, bentrok kekerasan atau perang.

Bersamaan dengan jajak pendapat sebagai suatu prosedur peace-building, para pihak terlibat dalam hidup bermasyarakat dapat meningkatkan semua proses sosial politik yang sifatnya mendasar dengan cara membantu dan mendorong penyelenggaraan dialog nyata dan komunikasi efektif; menjelajahi berbagai permasalahan dan kemungkinan pemecahannya; memilah-milah dan menentukan masalah-masalah kritis dan genting dan berbagai kaitannya; dan tentu saja diharapkan mendorong proses perdamaian agar tetap berjalan pada relnya yang benar. Tekanannya di sini adalah meningkatkan, membantu dan mendorong, sebab jajak pendapat tidak akan mengubah masyarakat. Jajak pendapat hanya dapat membantu dan mempermudah suatu proses yang akan harus dijalani oleh suatu masyarakat dan para wakil mereka. Perlu di sini diutarakan beberapa pokok yang selayaknya dipegang.

Beberapa hal yang harus dilakukan dan sebaiknya dicegah dalam melakukan jajak pendapat untuk proses perdamaian

1. Upaya deliberasi menuju tersusunnya kuesioner jajak pendapat dalam transkonflik haruslah mencakup semua aspek penting dalam kehidupan sosial politik yang terpengaruh oleh semua lembaga publik dan pemerintah. 2. Mendorong para pengambil keputusan penting (tokoh-tokoh kunci) dalam proses penyusunan rancangan jajak pendapat, baik materi kuesioner maupun caranya (metode). 3. Jika ada tokoh-tokoh penting yang tak setuju dengan hasil jajak pendapat, ajak mereka dalam penyusunan rancangan jajak pendapat tahap berikutnya. Jajak pendapat atau konsultasi kepada masyarakat selayaknya tetap dibuka kemungkinan mengenai berapa kali harus dilakukan. Bergantung pada deliberasi para pihak, sensitivitas masalah, capaian negosiasi. 4. Untuk mempertahankan tingkat kredibilitas jajak pendapat, barangkali perlu pula melakukan pengujian murni untuk memperlihatkan independensi dan kesahihan yang sepenuhnya. 5. Jangan sampai tak mengikutkan pihak-pihak berkonflik yang sifatnya penting dan vital peranannya. 6. Jika pihak-pihak kaum mapan atau mereka yang masih bersikeras dengan konflik tidak bersedia ikut ambil bagian dalam jajak pendapat, jajak pendapat dimulai dengan mengikutkan mereka yang lebih kurang keras sikapnya, yang jadi bawahan atau afiliasi dari kelompok keras. 7. Mulai dengan mendeliberasikan masalah-masalah yang sifatnya membangun rasa percaya diri, mulai dari yang sederhana. 8. Mulai dengan membicarakan hal-hal yang sifatnya prosedural terlebih dahulu, baru belakangan hal-hal yang sifatnya substansial. 9. Harus dihindari pilihan-pilihan yang sifatnya ekstrim, dan lebih banyak mencari titik temu (common ground). 10. Bisa jadi beberapa pertanyaan yang dirancang untuk jajak pendapat publik yang sudah disetujui semua pihak, akhirnya tak dapat ditanyakan pada masyarakat karena tak ada tempat/halaman/space lagi. Hal ini tak seluruhnya buruk, karena yang telah disepakati dapat menjadi dasar kerja untuk jajak pendapat berikutnya. 11. Semua persyaratan dan keberatan terhadap proses perdamaian perlu dibahas secara sistematis, sebab umumnya kalau terpaksa orang akan lebih memilih berselisih daripada bentrok/perang. 12. Jangan mencoba menghindari masalah-masalah yang sifatnya sensitif. Sebab, masalah yang sensitif itu sangat mungkin akan sangat merugikan salah satu pihak. 13. Masyarakat harus mendapatkan kesempatan untuk menerapkan hak-hak sipilnya dalam proses demokrasi. Diharapkan entah kapan dan bagaimana pesan, sikap dan posisi mereka dapat difahami oleh mereka yang jadi wakil dalam pengambilan keputusan publik. 14. Harus disusun pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya dapat menampilkan ranking dari masalah-masalah pokok dalam konflik dan peluang pemecahan yang paling potensial. 15. Harus dirancang pertanyaan-pertanyaan yang mengandung anasir potensial menuju kesepakatan final. 16. Jangan sampai terseret-seret oleh komplesitas masalah. Masyarakat yang hidup di tengah-tengah situasi sulit atau konflik justru sering memiliki pemahaman konflik yang sangat mendalam. 17. Gunakanlah cara analisis yang memantulkan prosedur pengambilan suara yang wajar dilakukan dalam proses negosiasi. 18. Kesepakatan-kesepakatan yang sifatnya luas, umum dan menyeluruh perlu diuji kembali. Salah satunya dengan cara mengelompokkan jenis-jenisnya. Dengan memandang dan menilainya secara seimbang dan dalam kacamata yang lebih menyeluruh, anasir masalah-masalah yang sifatnya problematik dan dilematis akan dapat dipecahkan bersama-sama dalam proses deliberasi para pihak bertikai. 19. Masalah-masalah yang sungguh sulit diterima haruslah disorot secara khusus. Ini diperlukan dalam proses menuju pencapaian suatu kesepakatan penyelesaian yang sifatnya menyeluruh, kalau saatnya memang tepat dan bagus dilakukan. 20. Timing harus dipertimbangkan masak-masak. Misalnya, kalau suatu jajak pendapat yang bermaksud mendorong tercapainya suatu bentuk kesepakatan final-menyeluruh dilakukan sementara pihak-pihak bertikai justru mau menggunting dalam lipatan, sangatlah tidak tepat diteruskan. Atau bayangkan melakukan jajak pendapat hanya beberapa hari setelah suatu upaya kesepakatan kandas dilaksanakan .. 21. Cobalah mengontrol persoalan keuangan. Harus ada funding yang sungguh independen. Jangan sampai ada pihak-pihak yang terlibat dalam proses jajak pendapat melakukan veto karena barangkali pada detik-detik akhir mereka berubah pendapat jajak pendapat ini akan merugikan mereka. 22. Jangan menggunakan jajak pendapat untuk menegosiasikan lagi kesepakatan yang sudah dicapai. 23. Jangan mengandaikan bahwa pekerjaan jajak pendapat telah selesai ketika kesepakatan dalam penyusunan rancangan jajak pendapat telah dicapai/ditandatangani, terutama jika masalah-masalah yang diangkat dalam jajak pendapat itu tidak dibicarakan dalam kesepakatan yang telah dicapai. 24. Bahkan jika suatu target pencapaian keputusan penting yang rumit akan harus diraih, semua pihak yang bersikap kritis terhadap proses itu haruslah ikut serta di dalamnya, sekalipun proses jajak pendapat dan transformasi konflik itu akan jadi sulit sekali. 25. Jika pihak-pelaku kunci menolak bernegosiasi, pihak-pihak yang netral harus diajak untuk memberikan usulan-usulan yang konstruktif. 26. Jika pihak-pihak kunci mencoba memasukkan pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk menimbulkan hasil yang negatif, harus ada pihak netral yang mampu mengritik pertanyaan-pertanyaan semacam itu. 27. Perlu dirancang pertanyaan-pertanyaan yang mendinginkan jika sampai pada titik dilematis pilih ini atau kehilangan itu. 28. Jika dukungan untuk jajak pendapat sifatnya terlalu bermacam-macam, dan tak ada pattern yang jelas, perlu berkonsultasi seluas-luasnya pada berbagai pihak dan kalau perlu merancang pertanyaan yang sifatnya melawan keinginan beberapa pihak. 29. Harus ada dewan penasihat yang memiliki pengalaman yang siap mendukung jika suatu keputusan harus diambil berkaitan dengan proses dan hasil jajak pendapat. 30. Sejauh mungkin melibatkan tim penguji interdisipliner. 31. Perlu mengevaluasi proses jajak pendapat: kemajuan apa yang telah dicapai? 32. Pihak-pihaklah yang memutuskan kapan jajak pendapat terakhir akan dilakukan.NO.6FormalisasiFormalisasi (formalization) mengacu pada sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan. Jika sebuah pekerjaan sangat formal, pemangku pekerjaan akan memiliki sedikit sekali kebebasan untuk memilih apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana dikerjakan. Karyawan diharapkan untuk selalu menangani input yang sama dengan cara yang sama, serta akhirnya menghasilkan output yang konsisten dan seragam. Di organisasi dengan tingkat formalisasi tinggi, ada deskripsi tugas yang jelas, beragam aturan organisasi, dan prosedur yang didefinisikan secara tegas. Manakala tingkat formalitas rendah, perilaku pekerjaan relatif tidak terprogram dan karyawan memiliki banyak kebebasan untuk menjalankan diskresi mereka terkait dengan pekerjaan. Karena kebebasan seorang individu atas pekerjaan berbanding terbalik dengan jumlah perilaku dalam pekerjaan yang diprogram sebelumnya oleh organisasi, semakin besar standardisasi semakin kecil input yang dimiliki karyawan mengeni bagaimana suatu pekerjaan harus ditunaikan. Standardisasi tidak hanya meniadakan kemungkinan karyawan untuk terlibat dalam perilaku-perilaku alternatif, tetapi juga menghapuskan perlunya karyawan mempertimbangkan alternatif. Kadar formalisasi bisa sangat beragam antarorganisasi dan di dalam organisasi. Pekerjaan-pekerjaan tertentu, misalnya, memiliki sedikit formalisasi.

NO.7Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi hal dapat diterimanya atau tidak (acceptability) seorang pelamar. Pewawancara (interviewer) mencari jawab dua pertanyaan umum. Dapatkah pelamar melaksanakan pekerjaan? Bagaimana kemampuan pelamar dibandingkan dengan pelamar lain?Wawancara mempunyai tingkah fleksibilitas tinggi, karena dapat diterapkan baik terhadap para calon karyawan manajerial atau operasional, berketerampilan tinggi atau rendah, maupun staf. Teknik ini juga memungkinkan pertukaran informasi dua arah : pewawancara mempelajari pelamar, dan sebaliknya pelamar mempelajari perusahaan.Wawancara seleksi mempunyai dua kelemahan utama : reliabilitas dan validitas. Bagaimanapun juga teknik wawancara penting dilakukan dalam proses seleksi karena efektivitasnya dapat dipercaya dan mempunyai fleksibilitas.Proses WawancaraTahap-tahap proses wawancara meliputi persiapan pewawancara, pengarahan atau penciptaan hubungan, pertukaran informasi, terminasi dan evaluasi. Setiap tahap harus dijalani agar wawancara berhasil. Persiapan pewawancara. Kegiatan persiapan ini mencakup penentuan sasaran wawancara, pengembangan berbagai pertanyaan spesifik yang akan diajukan dalam proses wawancara, penetapan tipe wawancara dan format pertanyaan, serta pengenalan awal tentang pelamar dengan mempelajari blanko lamaran. Disamping itu, pewawancara harus mampu menjelaskan tugas-tugas pekerjaan, standar prestasi, upah dan tunjangan-tunjangan lain, dan bidang-bidang pekerjaan lainnya. Pengarahan. Setelah wawancara dimulai, pewawancara perlu menciptakan hubungan yang relaks dengan pelamar dan suasana yang enak. Tanda kondisi ini pewawancara mungkin tidak memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas tentang potensi pelamar. Pertukaran Informasi. Inti proses wawancara adalah pertukaran informasi. Untuk membantu menciptakan hubungan, banyak pewawancara mulai dengan bertanya kepada pelamar bila ada pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan. Ini menimbulkan komunikasi dua arah dan memungkinkan pewawancara mulai untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pelamar. Terminasi. Bila waktu wawancara yang tersedia habis, pewawancara perlu memberi isyarat bahwa wawancara akan segera diakhiri, dalam hal ini sekali lagi komunikasi non verbal sangat berguna. Evaluasi. Segera setelah wawacara berakhir, pewawancara harus mencatat jawaban-jawaban tertentu dan kesan-kesan umum mengenai pelamar. Penilaian ini dapat menggunakan catatan yang telah disiapkan secara standar. Penggunaan catatan atau daftar standar akan meningkatkan reliabilitas wawancara sebagai teknik seleksi.Kesalahan-kesalahan WawancaraAda berbagai penyebab kesalahan atau perangkap dalam proses wawancara. Kegagalan untuk mengatasi penyebab-penyebab kesalahan wawancara akan menurunkan efektivitas wawancara. Berbagai bentuk kesalahan wawancara secara terinci dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Halo EffectKesalahan ini terjadi bila pewawancara menggunakan informasi terbatas tentang pelamar untuk berprasangka dalam evaluasi terhadap karakteristik-karakteristik lain pelamar. Contoh, seorang pelamar yang mempunyai senyuman menarik (apalagi kalau cantik atau ganteng) dan simpatik diperlakukan sebagai calon unggul sebelum wawancara dimulai.2. Leading QuestionsKesalahan ini akibat pewawancara mengirimkan telegram jawaban yang diinginkan dengan cara memberi arah pertanyaan-pertanyaan wawancara. Contoh, apakah saudara setuju bahwa laba adalah penting?; apakah saudara akan menyenangi pekerjaan ini?.3. Personal BiasesKesalahan ini merupakan hasil prasangka pribadi pewawancara terhadap kelompok-kelompok tertentu. Contoh, saya lebih menyukai personalia penjualan yang berbadan tinggi; ada pekerjaan yang hanya pantas untuk pria dan ada pekerjaan yang hanya pantas untuk wanita.4. Dominasi PewawancaraKesalahan ini akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk membual kepada pelamar, menyombongkan keberhasilan, atau melakukan percakapan sosial.Contoh, penggunaan waktu wawancara untuk menceritakan rencana-rencana perusahaan, penggunaan waktu wawancara untuk memberitahukan bagaimana pentingnya pekerjaan pewawancara.LANGKAH 4 : PEMERIKSAAN REFERENSIBagaimana tipe pelamar? Apakah pelamar adalah pekerja yang dapat dipercaya? Bagaimana sifat-sifat atau kepribadian pelamar? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, departemen personalia menggunakan berbagai referensi.Personal references-tentang karakter pelamar-biasanya diberikan oleh keluarga atau teman-teman terdekat yang ditunjuk oleh pelamar sendiri atau diminta perusahaan. Bila referensi diserahkan secara tertulis, pemberi referensi biasanya hanya menekankan hal-hal positif. Oleh karena itu, referensi pribadi pada umumnya jarang digunakan.Employment references. Mencakup latar belakang atau pengalaman kerja pelamar. Banyak spesifikasi personalia bersikap skeptis terhadap referensi-referensi tersebut, karena dalam kenyatannya organisasi sangat jarang untuk mendapatkan referensi yang benar.LANGKAH 5 : EVALUASI MEDISProses seleksi ini mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar sebelum keputusan penerimaan karyawan dibuat. Pada umumnya, evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk menunjukkan informasi kesehatannya. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh dokter diluar perusahaan maupun oleh tenaga medis perusahaan sendiri. Evaluasi medis memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya perawatan kesehatan karyawan dan asuransi jiwa, mendapatkan karyawan yang memenuhi persayaratan kesehatan fisik untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, atau memperoleh karyawan yang dapat mengatasi stress fisik dan mental suatu pekerjaan.