95
TULANG OLEH : Dr. Sylvia Rahman, Sp. Rad

TULANG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TULANG. OLEH : Dr. Sylvia Rahman, Sp. Rad. SISTEMA NEURO MUSKULOSKE LETAL. Neuro Muskulus Tulang atau skeletal meliputi : tulang pendek /vertebra, jari tangan dan kaki, tulang pipih /cranium, tulang panjang / extremitas atas dan bawah Sendi merupakan susunan dari muskulus dan tulang. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: TULANG

TULANG

OLEH :Dr. Sylvia Rahman, Sp.

Rad

Page 2: TULANG

SISTEMA SISTEMA NEURONEUROMUSKULOSKEMUSKULOSKELETAL

1.1. NeuroNeuro

2.2. Muskulus Muskulus

3.3. Tulang atau skeletal meliputi: tulang Tulang atau skeletal meliputi: tulang pendek/vertebra, jari tangan dan kaki, tulang pendek/vertebra, jari tangan dan kaki, tulang pipih/cranium, tulang panjang/extremitas atas pipih/cranium, tulang panjang/extremitas atas dan bawahdan bawah

4.4. Sendi merupakan susunan dari muskulus dan Sendi merupakan susunan dari muskulus dan tulangtulang

Page 3: TULANG

Neural: sistema syaraf Muskulus: sekumpulan jaringan otot (muskulus),

terdiri dari:

a. Muskulus fusiformis

b. Muskulus biceps

c. Muskulus biventer

d. Muskulus planus

e. Muskulus intersectus

f. Muskulus semipennatus

g. Muskulus pennatus Skeletal: kerangka tempat muskulus melekat

(insertio, origo)

Komponen Muskuloskeletal

Page 4: TULANG

Komposisi tulang:

20% air, 30% bahan organik, 45% in

organik

Organik terutama protein

In organik: 85% Ca phospat dan 10,5%

Ca carbonat radio opaq pada

tulang

TULANG

Page 5: TULANG

Osteoclast Osteoblast

(Bone Resorption) (Production)

Normal :

Page 6: TULANG

Struktur Tulang

Page 7: TULANG

Sel-sel pembentuk tulang

Osteoblast sel-sel tulang yang imatur

Osteocyte pembentukan tulang,

pemeliharaan matriks dan homeostasis

kalsium

Osteoklas bertanggung jawab untuk

resorpsi tulang

Page 8: TULANG

Osteopenia:

Osteoclast >/N Osteoblast N/<

Osteoclast </N Osteoblast N/<

Osteoclast terjadi penurunan Mineralisasi

Tumor tulang:

Pemeriksaan radiologi penting

D/ pasti PA (tergantung biopsi)

Beberapa Radiologi ex: osteochondroma

Kerjasama klinisi/ PA / Radiologi

Page 9: TULANG

Vertebral body Normal OsteoporosisOsteoporosis

Page 10: TULANG

ANATOMI RADIOLOGIANATOMI RADIOLOGI

1.1. Articular cartilageArticular cartilage

2.2. Subarticular of epiphyseSubarticular of epiphyse

3.3. EpiphysisEpiphysis

4.4. Epiphyseal lineEpiphyseal line

5.5. MetaphysisMetaphysis

6.6. DiaphysisDiaphysis

Page 11: TULANG

3.2.1.

4.

5.

6.

Page 12: TULANG

Pada anak:

Tulang panjang: epifise, metafise, diafise

Pada bayi:

Epifise ossifikasi (-) tidak terlihat

Page 13: TULANG

Tulang terdiri dari 3 komponen, yaitu:

Kortex

Spongiosa

Periost

Yang terlihat pada roentgen: korteks dan

spongiosa

Radang/neoplasma periost (iritasi) dan

terangkat reaksi periosteeal

Page 14: TULANG

Gambaran reaksi periosteal:

Lamelar

Sun ray appearance

Renda (irregular)

Page 15: TULANG

Pada pemeriksaan tulang, harus diperhatikan:

Besar tulang

Bentuk tulang

Kontur tulang

Densitas tulang

Korteks

Spongiosa

Reaksi periosteal

Jaringan lunak di sekitar tulang

Pembengkakan

Perkapuran

Penulangan

Page 16: TULANG

DIAGNOSTIK MUSKULOSKELETAL

1.1. Foto polos konvensionalFoto polos konvensional2.2. Radiography digitalRadiography digital3.3. Tomography konvensionalTomography konvensional4.4. Skintigrafi tulang (Bone Scintigraphy)Skintigrafi tulang (Bone Scintigraphy)5.5. Computerized tomography (CT-Scan)Computerized tomography (CT-Scan)6.6. Magnetic Resonance Imaging (MRI)Magnetic Resonance Imaging (MRI)7.7. Ultrasonography (USG)Ultrasonography (USG)

Page 17: TULANG
Page 18: TULANG

Tumor ganas: primer (±1%) dan sekunder (metastasis)

Primer

Usia: 15-20 tahun

Usia: > 40 tahun

Yang dinilai:

Umur penderita

Soliter/multipel terutama: soliter

Bagian tulang yang dikenai

Kelainan yang tampak:

- Destruksi, reaksi periosteal, ossifikasi

- Jaringan lunak sekitar

Page 19: TULANG

Batas lesi

Jinak Ganas

Batas tegas Batas tak tegas

Kortex menipis Destruksi

Rx. Periosteal (-) Rx. Periosteal (+)

Page 20: TULANG

Jenis-jenis Reaksi Periosteal

Page 21: TULANG

Membedakan tumor ganas & jinak

Destruksi korteks Reaksi periosteal Orientasi / aksis lesi Zona transisi

Page 22: TULANG

Zona transisi

Zona transisi sempit

batas yang tajam dan well-defined dan

merupakan sebuah tanda pertumbuhan yang

lambat.

Zona transisi lebar

batas yang ill-defined dengan zona transisi yang

luas merupakan sebuah tanda pertumbuhan

yang agresif.

Page 23: TULANG

Pola destruksi tulang

Geografik Batas yang tegas dan tajam. Proses yang kurang agresif,

pertumbuhan yang lebih lambat, dan jinak. Zona transisi

sempit.

Moth-eaten Batas compang-camping. Pertumbuhan yang cepat.

Probabilitas tinggi malignansi.

Permeatif Lesi Ill-defined dengan gambaran ‘worm-holes’. Menyebar

melewati sumsum tulang. Zona transisi lebar. Lesi agresif

keganasan round cell.

Page 24: TULANG

Metastasis pada tulang

Yang paling sering:

Pelvis Columna vertebrae

Iga Femur

Humerus Proksimal

Tengkorak

Distribusi sesuai sumsum tulang merah

Metastasis jarang:

Tulang distal

Sendi siku

Sendi lutut

Gambaran radiologiGambaran radiologi

•OsteolitikOsteolitik

•OeteoblastikOeteoblastik

•CampuranCampuran

Page 25: TULANG

Lokasi / lesi tumor pada tulang

Page 26: TULANG

Tumor tulang :

Benigna

Malignant

Metastase

Page 27: TULANG

Primary soft tissue VS primary bone tumor

Page 28: TULANG

Tumor ganas yang sering

metastasis

a.Ca mamae:

2/3 ke tulang

Osteolitik

10% osteoblast

10% mixed

b.Ca prostat: osteoblastik

c.Ca paru: osteolitik

d.Ca ginjal: soliter dan osteolitik

Page 29: TULANG

Pemeriksaan radiologik pemeriksaan yang penting

dalam usaha menegakkan diagnosis tumor tulang.

Pemeriksaan radiologi diawali foto konvensional

Menentukan luasnya tumor atau keterlibatan jaringan

sekitar pemeriksaan CT scan atau MRI.

Pemeriksaan skening nuklir adanya metastasis .

Diagnosis pasti didasarkan pada hasil pemeriksaan

patologi anatomik.

Penentuan diagnosis tumor tulang kerjasama yang baik

antara ahli klinis, ahli patologi anatomis dan ahli radiologi.

Page 30: TULANG

Foto polos

Foto polos tulang memberikan gambaran tentang:

Lokasi lesi

Soliter atau multiple

Jenis tulang yang terkena

Sifat-sifat tumor

Batas

Uniform atau bervariasi, menyebabkan destruksi,

memberikan reaksi pada periosteum, jaringan lunak di

sekitarnya terinfiltrasi.

Sifat lesi

Page 31: TULANG

Tulang

Tumor ganas primer: 30% Tumor ganas tulang sekunder: 70 %

Page 32: TULANG

Lokasi Tumor Tulang Potongan Longitudinal

Page 33: TULANG

TUMOR JINAK

Macam-macam tumor jinak/benigna:

Chondroma

Osteochondroma

Kondroblastoma

Kondromiksoid fibroma

Osteoma dan osteoid osteoma

Simple bone cyst

Aneurisma bone cyst

Giant cell tumor

Page 34: TULANG

Narrow zone of transition: NOF, SBC and ABC

Page 35: TULANG

CHONDROMA

50% phalang (40% tangan dan 10% kaki)

Lesi radiolusen bintik-bintik kecil

Kalsifikasi (perkapuran)

Gambaran radiologi

Radiolusen dan batas tegas

Kadang-kadang pelebaran tulang korteks

tipis

(expansi)

Bila cepat besar dan sakit degenerasi

ganas

Page 36: TULANG

OSTEOCHONDROMA

•Tulang panjang lutut

•Tumbuh dari metastase

•Solier/ multipel diaphyseal aclasia

•Bisa malignant: 1% soliter dan 10%

multipel

Gambaran radiologi:

•Tumbuh menjauhi sumbu axis tulang

•Bertangkai/ penonjolan tulang

•Kortex dan spongiosa tulang normal

Page 37: TULANG

KONDROBLASTOMA

Sakit pada sendi pada epifise berhubungan

dengan

lempeng epifise

Gambaran radiologi:

Bayangan radiolusen

Bentuk bundar

Batas tegas

Kadang-kadang tepi sklerotik

Kalsifikasi (±50%)

Giant cell tumor

Abses brodie

Tuberkulosis tulang

Page 38: TULANG

KONDROMIKSOID FIBROMA

Anak-anak dan dewasa muda

Tulang panjang: metafise dan eksentrik

Paling sering: lutut

Gambaran radiologi:

Radiolusen, metafise

Eksentrik, batas tegas, kadang-kadang tepi

sklerotik

Kortex tipis (ok: ekspansi)

Reaksi periosteal (-)

Kadang-kadang soap bubble

Dd/ - GCT

- Aneurisma Bone Cyst

Page 39: TULANG

OSTEOMA

Jarang

Terdiri dari: tulang yang berdiferensiasi

baik

Lokasi: kalvarium dan sinus paranasal

Gambaran radiologi:

Bayangan opaq, bundar, batas tegas

Kecil, berasal dari kortex

Page 40: TULANG
Page 41: TULANG

OSTEOID OSTEOMA

Radiolusent dan nidus yang dens

Didahului dengan rasa nyeri yang intermitten

(bulan –

minggu

Page 42: TULANG

SIMPLE BONE CYST

Kista trulang (bukan neoplasma)

Soliter

Lokasi: metafise proksimal humerus, tibia,

femur

Etiologi: tidak diketahui

Gambaran radiologi:

Radiolusen pada tulang

Batas tegas

Tepi sklerotik

Kortex tipis menggembung keluar

Page 43: TULANG

ANEURISMA BONE CYST

Bukan neoplasma

Etiologi pasti tidak diketahui diduga oleh

karena:

gangguan sirkulasi darah

Usia: 5-20 tahun (±70%)Gambaran radiologi

Daerah radiolusen

Kortex sangat tipis menggembung

keluar

Batas lesi tegas sklerotik

Mirip dengan: Giant cell tumor

Page 44: TULANG

GIANT CELL TUMOR

Usia dewasa (30-45 tahun)

Setelah fusi tulang

Gambaran radiologis:

Radiolusen (ujung tulang panjang)

Batas tak tegas/ tegas

Meluas ke periartikuler (sendi (-))

Lesi ekspansif

Reaksi periosteal (-)

Kortex tipis

Bersepta-septa soap bubble

Page 45: TULANG

Giant Cell Tumor

80% jinak, 20% ganas Sinonim: osteoclastoma Insiden: 5 – 8% tumor tulang ganas, 15% tumor tulang

jinak Jinak predominant untuk wanita, ganas biasanya laki –

laki Usia: 20 – 40 th Rasa nyeri dan gangguan gerak sendi Femur distal, tibia proksimal, radius distal, humerus

proksimal (os sacrum 8%)

Page 46: TULANG

Lokasi yang sering:

Distal femur, radius

Proximal tibia

Dapat juga: ganas

(ekspansif, cepat dan zona transisi luas)

Page 47: TULANG
Page 48: TULANG
Page 49: TULANG

Grading

Grading secara histologik

Tingkat 1: Anaplasia sangat minimal

Tingkat 2: Anaplasia dengan tingkat

Tingkat 3: Anaplasia yang hebat

Grading secara

Tingkat 1: Pertumbuhan dan metastasis tumor lambat

Tingkat 2: pertumbuhan tumor cepat dan metastasis antara

11-50% dalam 5 tahun

Tingkat 3: Pertumbuhan sangat cepat, dalam 5 tahun lebih

50% sudah bermetastasis

Page 50: TULANG

Staging

Staging secara klinis

Staging operasi, kriteria ditentukan atas:

Grading operasi

G0 benign lesion

G1 low grade malignant lesion

G2 high grade malignant lesion

Lokasi operasi

T0 lesi jinak, intrakapsuler, intrakompartemen

T1 lesi intrakompartemen

T2 lesi ekstrakompartemen

Ekstensi

M0 belum terdapat metastasis

M1 sudah terdapat metastasis5

Page 51: TULANG

Enneking System untuk Staging Operasi pada Tumor Ganas Tulang dan Jaringan LunakStage Grade Site Metastasis

IA G1 T1 M0

IB G1 T2 M0

IIA G2 T1 M0

IIB G2 T2 M0

III G1 or G2 T1 or T2 M1

Page 52: TULANG

TUMOR GANAS

OSTEOSARKOMA Tumor ganas primer yang paling

sering Prognosa buruk Usia: 10-25 tahun Lokasi yang paling sering:

- Distal femur- Proximal tibia- Proximal humerus- Pelvis

Metafise cepat (homogen) paru Pria > wanita

Page 53: TULANG

Epidemiologi

Insiden dari osteosarkoma konvensional paling tinggi pada usia 10-20 tahun.

75% dari kasus osteosarkoma adalah osteosarkoma konvensional,

25 % adalah osteosarkoma jenis varian. Osteosarkoma konvensional lebih

sering muncul pada Afrika Amerika daripada kaukasian.

Osteosarkoma konvensional lebih sering terjadi pada pria

Page 54: TULANG

Klasifikasi

Page 55: TULANG

Manifestasi klinik

Keluhan Utama : Nyeri dan bengkak Pemeriksaan :

- pembengkakan lokal dan nyeri tekan disamping sendi. - Ukuran tumor dan derajat bengkak bervariasi menurut lingkup invasi tumor dan kedalaman lokasinya, berbatas tidak tegas.

Page 56: TULANG

Gambaran radiologi: Destruksi tulang (dari

medulla) Radiolusen (litik) / Mixed Batas tak tegas Reaksi periosteal

- Lamelar- Sun ray appearance

Segitiga Codman Meluas ke soft tissue Stadium awal DD/: Osteomyelitis

Page 57: TULANG

Reaksi periosteal perpendicular. (a) Diagram menunjukkan reaksi periosteal terspikulasi atau hair-on-end (panah). (b). Diagram menunjukkan reaksi periosteal radial atau sunburst (panah). (c) Radiograf anteroposterior pada pasien dengan osteosarcoma yang menunjukkan reaksi periosteal perpendicular pada bagian proksimal femur

Page 58: TULANG

1. X-Ray tulang

Page 59: TULANG

Segitiga Codman. (a) Diagram menunjukkan peninggian periosteum (panah) membentuk sudut dengan korteks. (b) Radiograf lateral pada pasien dengan osteosarcoma yang menunjukkan peniggian periosteum yang membentuk segitiga Codman (panah panjang). Perhatikan pembentukan tulang baru yang diinduksi tumor

Page 60: TULANG
Page 61: TULANG

X-Ray tulang :dibuat untuk mengetahui, apakah tumor sudah bermetastasis ke paru-paru atau belum bermetastasis sama sekali

Page 62: TULANG
Page 63: TULANG
Page 64: TULANG

SARKOMA EWING = MALIGNANT ROUND-CELL TUMOR

Usia: 5-15 tahun ( 5-30 tahun)Wanita > priaDiafiseLokasi yang sering: femur dan tulang-tulang

yang pipih (iga dan pelvis)

MetastasisCepat dan hematogen paru-paru dan tulang-

tulang lainnya

Mirip tumor primerRadiosensitif tidak kurabel

Page 65: TULANG

Ewing Sarkoma

Sinonim : Endothelioma tulang Endothelial myeloma

Insiden: 7 % dari seluruh tumor tulang primer. Nomor 4 tersering (setelah myeloma, osteosarcoma,

chondro sarcoma) Usia: 10 - 25 th, jarang dibawah 5 th dan diatas 30 th

Page 66: TULANG

Perbandingan pria dan wanita 2 : 1 Rasa nyeri dan bengkak daerah lesi Mirip proses peradangan (anemia, leukositosis, LED

meningkat) Tulang panjang dari ekstremitas bawah (femur, tibia,

tibula)

Gambaran radiologi: Lesi permeatif di diafise Reaksi periost onion skin Fraktur patologis 5 % Tumor tulang yang sering metastase ke tulang

dibandingkan tumor tulang lain

Page 67: TULANG

Gambaran radiologis:

Lesi destruktif, infiltratif awal medula

radiolusen

Reaksi periosteal garis berlapis-lapis

(Onion peel appearance)

Cepat membesar, kaya vaskular

Soft tissue swelling >> (beberapa

minggu)

Page 68: TULANG
Page 69: TULANG

Ewing Sarcoma

Ewing’s sarcoma melibatkan femur proksimal. Tampak gambaran lesi lisis tulang dan reaksi periosteal.

Ewing’s sarcoma melibatkan femur proksimal. Tampak gambaran lesi lisis tulang dan reaksi periosteal.

Page 70: TULANG

FIBROSARCOMA

Wanita > pria

Usia: 20-80 tahun

Distal tulang panjang

Berasal dari sel spindle

Sulit dibedakan:

osteosarkoma

Page 71: TULANG

Radiologik Lesi destruksi medular (litik) eksentris Pembengkakan jaringan lunak lebih hebat dari

tulang Segitiga Codman bisa terjadi tapi jarang Menjalar ke sistem limfatik

Page 72: TULANG
Page 73: TULANG

Multiple Myeloma

Paling sering diantara tumor tulang ganas 75%, usia antara 50 – 70 th, laki – laki lebih tinggi 2

: 1 Rasa nyeri, dapat dihilangkan dengan istirahat Lokasi: vertebra, calvarium, iga, scapula Fraktur patologi sering terjadi

Page 74: TULANG

Radiologik Bone scan lesi “cold area” Osteoporosis Punched out lesion Vertebra plana Rain drop skull

Page 75: TULANG
Page 76: TULANG
Page 77: TULANG

Metastase Tulang

Sering metastase tulang dari keganasan organ lain Tumor otak, karsinoma sel basal jarang metastase

ke tulang, selain itu mempunyai potensi metastase ke tulang

Page 78: TULANG

Insiden 70% metastase tulang 30% tumor ganas tulang 80% metastase tulang berasal dari payudara,

prostat, paru dan ginjal Wanita: 70% berasal payudara, lelaki: 60% prostat,

25% paru Usia diatas 40 th Nyeri tulang, sering terjaga dari tidur

Page 79: TULANG

Aspek Radioterapi pada tumor tulang primer malignantYang sering :- Osteosarcoma- Ewing Sarcoma- Chondrosarkoma

Page 80: TULANG

Metastase tulang dapat melalui:

a. Langsung ekstensi dari tumorb. Sistem limfatikc. Hematogen (tersering)

Lesi litik akibat erosi tekanan dari medula, tidak ada hubungan dengan aktifitas osteoclast

Lesi blastik akibat reaksi reparasi dari lokal osteoid terhadap tumor.

Lesi campuran

Page 81: TULANG

Gambaran radiologi : 80% metastase berlokasi sentral (tulang aksial,

terutama tulang belakang dan pelvis) selain itu di iga, kepala, femur, humerus

Jarang distal genu dan cubiti Dasar kelainan adalah perubahan densitas dan

struktur trabekula 75% bersifat litik berupa moutheaten atau permeatif

15% osteoblastik, difus 10% lesi berupa soliter

Page 82: TULANG

Lesi keluar dari tulang berupa ekspansif hebat, biasanya berasal keganasan ginjal dan tiroid

Corpus vertebra dan pedicle sering sebagai tempat metastase

Metastase tangan berasal dari karsinoma bronchogenik berupa ekstensif osteolisis

Page 83: TULANG

Secara klasik, untuk terapi tumor, termasuk tumor tulang yaitu :- Operasi- Radiasi dan kemoterapi- Bisa sendiri-sendiri atau kombinasi

Page 84: TULANG

Tumor tulang sebenarnya tergolong radioresisten, perlu dosis radiasi yang besar dibandingkan dengan tumor yang radiosensitif

Terapi radiasi tumor tulang mendahului amputasi, mempunyai 5 YSR lebih tinggi daripada amputasi saja

Page 85: TULANG
Page 86: TULANG
Page 87: TULANG
Page 88: TULANG
Page 89: TULANG
Page 90: TULANG
Page 91: TULANG

Pada osteosarcoma :- Penderita membutuhkan terapi operatif berupa amputasi. - Selain terapi operatif pada penderita diperukan terapi adjuvant berupa pemberian kemoterapi dan radioterapi

Pada Ewing sarcoma :- Sensitif terhadap radioterapi tetapi tidak curable- Kemoterapi lebih efektif daripada radioterapi

Page 92: TULANG

Terbaik :- Kombinasi kemoterapi pre operasi + eksisi luas (amputasi)- Radioterapi dan eksisi lokal- Kemoterapi selama satu tahun

Page 93: TULANG

Amputasi sebaiknya dihindari bila ditemukan metastasis di paru

Dosis radiasi untuk tumor primer sekitar 70 – 80 Gray.

Untuk tumor sekunder dapat diberikan dosis 30 – 45 Gray

Page 94: TULANG
Page 95: TULANG