5
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI MALNUTRISI ENERGI PROTEIN 1. Pengertian malnutrisi energi protein (MEP) MEP adalah keadaan dimana persediaan energi atau protein tidak mencukupi kebutuhan metabolik oleh karena itu membawa gangguan proses fisiologik normal. Asupan makanan yang kurang memadai merupakan salah satu mekanisme yang memungkinkan terjadinya keadaan ini. Peningkatan kebutuhan metabolik karena penyakit dan peningkatan kehilangan zat gizi merupakan dua mekanisme lain penyebab MEP. 2. Klasifikasi KEP Penentuan prevalensi KEP diperlukan klasifikasi menurut derajat beratnya KEP. Tingkat KEP I dan KEP II disebut tingkat KEP ringan dan sedang dan KEP III disebut KEP berat. KEP berat ini terdiri dari marasmus, kwashiorkor dan gabungan keduanya. Maksud utama penggolongan ini adalah untuk keperluan perawatan dan pengobatan. Untuk menentukan klasifikasi diperlukan batasan-batasan yang disebut dengan ambang batas. Batasan ini di setiap negara relatif berbeda, hal ini tergantung dari 1

TUMBANG.1MEP.NAJMAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

informasi

Citation preview

BAB I

PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI MALNUTRISI ENERGI PROTEIN1. Pengertian malnutrisi energi protein (MEP)

MEP adalah keadaan dimana persediaan energi atau protein tidak mencukupi kebutuhan metabolik oleh karena itu membawa gangguan proses fisiologik normal.Asupan makanan yang kurang memadai merupakan salah satu mekanisme yang memungkinkan terjadinya keadaan ini. Peningkatan kebutuhan metabolik karena penyakit dan peningkatan kehilangan zat gizi merupakan dua mekanisme lain penyebab MEP.2. Klasifikasi KEP

Penentuan prevalensi KEP diperlukan klasifikasi menurut derajat beratnya KEP. Tingkat KEP I dan KEP II disebut tingkat KEP ringan dan sedang dan KEP III disebut KEP berat. KEP berat ini terdiri dari marasmus, kwashiorkor dan gabungan keduanya. Maksud utama penggolongan ini adalah untuk keperluan perawatan dan pengobatan. Untuk menentukan klasifikasi diperlukan batasan-batasan yang disebut dengan ambang batas. Batasan ini di setiap negara relatif berbeda, hal ini tergantung dari kesepakatan para ahli gizi di negara tersebut, berdasarkan hasil penelitian empiris dan keadaan klinis.2Klasifikasi KEP menurut Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI Tahun 1999 dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori, yaitu Overweight, normal, KEP I(ringan), KEP II (sedang) dan KEP III (berat). Baku rujukan yang digunakan adalah WHO-NCHS, dengan indeks berat badan menurut umur.2Klasifikasi KEP menurut Depkes RI :

KategoriStatusBB/U (%Baku WHO-NCHS, 1983)

OverweightGizi lebih> 120 % Median BB/U

NormalGizi Baik80 % 120 % Median BB/U

KEP IGizi Sedang70 % 79,9 % Median BB/U

KEP IIGizi Kurang60 % 69,9 % Median BB/U

KEP IIIGizi Buruk< 60 % Median BB/U

Sumber: Depkes RI(1999:26)Sedangkan klasifikasi kurang Energi Protein menurut standar WHO:

Klasifikasi

Malnutrisi sedangMalnutrisi Berat

edemaTanpa edemaDengan edema

BB/TB-3SD s/d -2 SD< -3 SD

TB/U-3SD s/d -2 SD< -3 SD

3. Manifestasi Klinis KEP

Manifestasi klinis KEP berbeda-beda tergantung derajat dan lama deplesi protein, energi, dan umur penderita juga tergantung oleh hal lain seperti adanya kekurangan vitamin dan mineral yang menyertainya. Pada KEP ringan dan sedang yang ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang, seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat.2KEP ringan dan sedang sering ditemukan pada anakanak dari 9 bulan sampai usia 2 tahun, tetapi dapat dijumpai pula pada anak yang lebih besar.

Berikut tandatanda KEP ringan dan sedang dilihat dari pertumbuhan yang terganggu dapat diketahui melalui :

1. Pertumbuhan linier berkurang atau berhenti,

2. Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, ada kalanya berat badan kadang menurun,

3. Ukuran lingkar lengan atas menurun,

4. Maturasi tulang terlambat,

5. Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun,

6. Tebal lipat kulit normal atau mengurang,

7. Anemia ringan, diet yang menyebabkan KEP sering tidak mengandung cukup zat besi dan vitaminvitamin lainnya,

8. Aktivitas dan perhatian mereka berkurang jika dibandingkan dengan anak sehat,

9. Kelainan kulit maupun rambut jarang ditemukan pada KEP ringan dan sedang,akan tetapi adakalanya dapat ditemukan.2Pada KEP Berat gejala klinisnya khas sesuai dengan defisiensi zat tersebut. KEP berat ini terdiri dari marasmus, kwashiorkor dan gabungan keduanya marasmic kwasiokor.

Secara klinis terdapat dalam 3 tipe KEP berat yaitu :

1. Kwashiorkor, ditandai dengan : edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab dan membulat, mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng, rewel dan apatis, pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di kulit dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit infeksi terutama akut, diare dan anemia.

2. Marasmus, ditandai dengan : sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak sumkutan minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi dan diare.

3.Marasmus kwashiorkor, campuran gejala klinis kwashiorkor dan marasmus.

3