28
KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA PUSAT Jl. Merpati Blok D-3 No. 5, Kemayoran, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia. P-42 “UNTUK KEADILAN” SURAT TUNTUTAN No. Reg. Perkara: PDM-077/JKT.PST/04/2014 I. PENDAHULUAN Majelis Hakim Yang Mulia, Penasehat Hukum Yang Kami Hormati, Sidang Yang Kami Muliakan Perkenankanlah kami mengajak para hadirin untuk menyampaikan rasa puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini dapat mengikuti persidangan dalam keadaan sehat. Pada sidang yang lalu, Ketua Majelis Hakim telah menyatakan bahwa proses pembuktian atas perkara ini telah selesai, maka kini tiba saatnya bagi kami selaku Penuntut Umum untuk membacakan Surat Tuntutan (Requisitor). Persidangan perkara atas nama Terdakwa GUNAWAN yang dilaksanakan di Pengadilan Negeri

TUNTUTAN PRAPER GUNAWAN.docx

Embed Size (px)

Citation preview

KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA PUSAT Jl. Merpati Blok D-3 No. 5, Kemayoran, Jakarta Pusat, DKI Jakarta,

Indonesia.

P-42

“UNTUK KEADILAN”

SURAT TUNTUTAN

No. Reg. Perkara: PDM-077/JKT.PST/04/2014

I. PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang Mulia,

Penasehat Hukum Yang Kami Hormati,

Sidang Yang Kami Muliakan

Perkenankanlah kami mengajak para hadirin untuk menyampaikan rasa

puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini dapat mengikuti

persidangan dalam keadaan sehat.

Pada sidang yang lalu, Ketua Majelis Hakim telah menyatakan bahwa

proses pembuktian atas perkara ini telah selesai, maka kini tiba saatnya bagi

kami selaku Penuntut Umum untuk membacakan Surat Tuntutan (Requisitor).

Persidangan perkara atas nama Terdakwa GUNAWAN yang dilaksanakan di

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah melalui proses sebanyak 3 (tiga) kali

persidangan. Suatu proses persidangan yang panjang ini tidaklah berarti apa-

apa dibanding dengan ditemukannya kebenaran materiil dari proses

persidangan ini. Selama proses persidangan berlangsung, telah muncul

berbagai perbedaan pendapat, khususnya terjadi antara Penuntut Umum

dengan Penasehat Hukum, namun demikian karena perbedaan pendapat itu

mempunyai tujuan yang sama yakni mencari dan menemukan kebenaran

materiil maka perbedaan pendapat itu merupakan tambahan perbendaharaan

pengetahuan dan pengalaman kita semua dalam mencari dan menemukan

suatu kebenaran.

Sebelum mebacakan requisitor atau Surat Tuntutan Pidana terlebih

dahulu kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Majelis

Hakim yang telah memimpin persidangan dengan tegas, adil dan bijaksana,

sehingga persidangan berlangsung dengan tertib dan lancer, penghargaan yang

sama kami sampaikan kepada rekan Penasehat Hukum sehingga persidangan

berjalan dengan lancer dan terbuka disertai harapan agar persidangan

selanjutnya akan tetap berjalan dengan lancer dan tertib.

II. DAKWAAN

Majelis Hakim Yang Mulia,

Saudara Penasehat Hukum Yang Kami Hormati,

Sidang Yang Kami Muliakan.

Sebelum kami Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat

melanjutkan analisis kami terhadap proses pembuktian,maka perlu kita

perhatikan lagi Surat Dakwaan yang menjadi dasar pemeriksaan Terdakwa

sebagai berikut:

A. IDENTITAS TERDAKWA:

1. Nama Lengkap                 : Gunawan

2. Tempat Lahir                       : Jakarta

3. Umur/Tanggal Lahir            : 19 tahun/23 Oktober 1995

4. Jenis Kelamin                      : Laki-Laki

5. Kebangsaan                         : Indonesia

6. Tempat Tinggal                   : Jalan Mangga No. 5, Setiabudi, Jakarta Pusat,

DKI Jakarta

7. Agama                                 : Islam

8. Pekerjaan                             : Mahasiswa

9. Pendidikan : SMA

B. PENAHANAN:

- Penahanan oleh Penyidik Polres Jakarta Pusat dari tanggal 7 Maret 2014

sampai dengan tanggal 30 Maret 2014 dengan Surat Perintah Penahanan oleh

Penyidik Nomor: SP.Han/11/03/2014/BARESKRIM

- Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Jakarta

Pusat dari tanggal 30 Maret 2014 sampai dengan tanggal 15 April dengan

Surat Perintah Perpanjangan Penahanan Nomor: PRIMT/11/JKT.PST/06/2014

- Perpanjangan Penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dari

tanggal 15 April 2014 sampai dengan tanggal 20 April 2014 dengan Surat

Perintah Perpanjangan Penahanan dengan Nomor:

30/Pen.Pid/VII/2014/PN.JKT.PST.

C. DAKWAAN:

Bahwa ia Terdakwa GUNAWAN baik secara sendiri-sendiri ataupun

bersama-sama melakukan dengan HELENA (berkas perkara terpisah) pada

hari Senin, tanggal 3 Maret 2014 pukul 17:30 WIB atau setidak-tidaknya

dalam waktu pada bulan Maret 2014 di Gondangdia, Kecamatan Menteng,

Jakarta Pusat, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang berwenang

memeriksa dan mengadili perkara ini, yang melakukan, yang menyuruh

melakukan, atau yang turut serta melakukan perbuatan, dcngan sengaja dan

dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, yang

dilakukan Terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut:

- Bahwa pada sebelum tanggal 3 Maret 2014, telah dibuat suatu skenario

jahat oleh Terdakwa GUNAWAN bersama dengan Saksi HELENA

untuk menghabisi korban;

- Bahwa pada tanggal 3 Maret 2014, Saksi HELENA mengajak korban

bertemu di Stasiun Gondangdia sesuai dengan perjanjian Korban dengan

Saksi HELENA dimana seharusnya Korban sedang mengikuti Les

Bahasa Jerman;

- Bahwa sesuai dengan rencana Terdakwa GUNAWAN dan Saksi

HELENA, Korban kemudian bertemu dengan Terdakwa GUNAWAN

dan Saksi HELENA untuk kemudian diantar ke tempat les Korban di

Menteng, Jakarta Pusat;

- Bahwa terdapat suatu sandiwara antara Terdakwa GUNAWAN dan

Saksi HELENA dengan cara bertengkar untuk dapat mempengaruhi

Korban agar tetap berada di dalam mobil Terdakwa GUNAWAN;

- Bahwa pada saat sesampainya di tempat Les, Korban turun dari mobil

Terdakwa GUNAWAN kemudian Saksi HELENA juga ikut turun dari

mobil. Terdakwa GUNAWAN meminta Saksi HELENA untuk masuk

kembali kedalam mobil, namum Saksi HELENA tidak mau masuk jika

Korban tidak ikut kembali masuk ke dalam mobil;

- Bahwa berdasarkan sandiwara anatara Terdakwa GUNAWAN dan Saksi

HELENA, Korban akhirnya masuk kembali ke dalam mobil;

- Bahwa beberapa saat setelah masuk ke dalam mobil, Terdakwa

GUNAWAN dan Saksi HELENA mulai melaksanakan scenario jahat

mereka untuk menghabisi Korban;

- Bahwa pada awalnya Korban dipaksa untuk menanggalkan seluruh

pakainnya, namun Korban menolak, dimana kemudian Saksi HELENA

hendak membuka pakaian Korban, Korban menolaknya dan membuka

sendiri pakaiannya;

- Bahwa karena ada penolakan dari Korban, Terdakwa GUNAWAN

menendang bagian leher Korban dengan kaki kiri, memukul Korban dan

menyetrum Korban;

- Bahwa Saksi HELENA pun juga memberikan beberapa pukulan kepada

Korban;

- Bahwa Terdakwa GUNAWAN dan Saksi HELENA langsung

melanjutkan perjalanan sambil membungkam mulut Korban dengan Tisu

dan Kertas Koran;

- Bahwa pada sekitar pukul 21:25 WIB, Saksi HELENA memegang dada

Korban dan ternyata Korban sudah meninggal dunia;

- Bahwa pada hari Selasa, 4 Maret 2014 sekitar pukul 02:00 WIB, saat

melintas di Kemayoran mobil Terdakwa GUNAWAN mogok, sehingga

Terdakwa GUNAWAN meminta bantuan kepada temannya yang

bernama SHENDY (SAKSI) untuk memperbaiki aki mobil Terdakwa

GUNAWAN;

- Bahwa Saksi HELENA memakaikan kembali pakaian Korban saat

mobil Terdakwa GUNAWAN sedang diperbaikin oleh Saksi SHENDY

- Bahwa pada saat Pada saat Saksi SHENDY datang dan memperbaiki aki

mobil Terdakwa GUNAWAN, saat itu Terdakwa GUNAWAN

memberitahukan kepada Saksi SHENDY bahwa Terdakwa GUNAWAN

sedang membawa mayat;

- Bahwa Saksi SHENDY menganggap perkataan Terdakwa GUNAWAN

hanya bercanda dan meninggalkan Terdakwa GUNAWAN ketika akinya

sudah berfungsi;

- Bahwa pada hari Selasa, 4 Maret 2014 sekitar pukul 21:00 WIB,

Terdakwa GUNAWAN dan Saksi HELENA membuang Jenazah Korban

di pinggir tol Bintara, Bekasi;

- Bahwa pada hari Rabu, 5 Maret 2014 sekitar pukul 04:00 WIB, Jenazah

Korban ditemukan oleh Petugas;

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana

menurut Pasal 340 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana.

III. FAKTA PERSIDANGAN

Fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan persidangan secara

berturut- turut berupa Keterangan Saksi-Saksi, Keterangan Terdakwa,

Pemeriksaan Surat-surat, serta Barang Bukti secara berturut-turut sebagai

berikut:

A. KETERANGAN SAKSI-SAKSI:

1) Saksi HELENA: dibawah sumpah didepan persidangan pada pokoknya

menerangkan sebagai berikut :

Bahwa saksi saat pemeriksaan di persidangan dalam keadaan sehat;

Bahwa saksi mengenal Terdakwa;

Bahwa saksi berhubungan dekat dengan Terdakwa;

Saksi mengakui bahwa Korban merupakan mantan pacar Terdakwa;

Bahwa saksi bersama dengan Terdakwa pada tanggal 3 Maret 2015;

Bahwa saksi sebelum tanggal 3 Maret 2014 telah membuat suatu

scenario jahat bersama dengan Terdakwa untuk membunuh Korban;

Bahwa saksi bersama-sama dengan Terdakwa pada tanggal 3 Maret

2015 menjemput korban di Stasiun Gondangdia, Menteng dan

mengantarnya ke tempat les;

Bahwa saksi membuat scenario bersama dengan Terdakwa agar Korban

tidak mengikuti les pada hari itu;

Bahwa scenario tersebut berhasil dan Korban tidak jadi mengikuti les

pada hari itu;

Bahwa saksi kemudian menyuruh Korban untuk membuka pakainnya,

Korban menolak dan memilih untuk membuka pakainnya sendiri;

Bahwa karena korban sempat menolak, Terdakwa merasa kesal dan

menendang bagian leher korban. Saksi pun juga memberikan beberapa

pukulan terhadap korban;

Bahwa saksi bersama-sama dengan Terdakwa kemudian membungkan

mulut korbandengan tisu dan kertas Koran;

Bahwa sekitar pukul 21.00 WIB, saksi memegaang dada korban dan

mendapatinya telah meninggal dunia;

Bahwa keesokan harinya, Selasa, 4 Maret 2014 dini hari, saksi

memakaikan kembali pakaian korban saat mobil Terdakwa mogok;

Bahwa Terdakwa meminta bantuan temannya, saksi SHENDY, untuk

memperbaiki mobil Terdakwa;

Bahwa pada hari yang sama sekitar pukul 21.00 WIB, Terdakwa

bersama dengan saksi membuang jenazah korban di pinggir jalan tol

Bintara, Bekasi;

Tanggapan Terdakwa:

Bahwa Terdakwa tidak memberikan pendapat atas keteragan saksi.

2) Saksi SHENDY: dibawah sumpah didepan persidangan pada pokoknya

menerangkan sebagai berikut :

Bahwa saksi saat pemeriksaan di persidangan dalam keadaan sehat;

Bahwa saksi mengenal Terdakwa;

Bahwa saksi ditelpon oleh Terdakwa pada hari Selasa, 4 Maret 2014

pukul 02.15 WIB;

Bahwa lewat telpon tersebut Terdakwa meminta pertolongan saksi

lantaran mobilnya mogok di daerah Kemayoran;

Bahwa saksi langsung datang ke tempat mogoknya mobil tersebut dan

menemui Terdakwa;

Bahwa saksi melihat Terdakwa bersama dengan saksi HELENA;

Bahwa mobil Terdakwa mogok dikarenakan akinya yang rusak;

Bahwa saksi memperbaiki aki mobil Terdakwa dan kembali berfungsi

lagi;

Bahwa Terdakwa memberitahukan kepada saksi bahwa Terdakwa

sedang membawa mayat di dalam mobilnya, hal mana saksi tidak

percaya dan hanya menganggap perkataan Terdakwa sebagai candaan;

Bahwa tak lama kemudian Terdakwa dengan mobilnya meninggalkan

saksi;

Tanggapan Terdakwa:

Bahwa Terdakwa tidak memberikan pendapat atas keteragan saksi.

B. KETERANGAN Terdakwa:

Terdakwa, di depan persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

Terdakwa mengakui bersama-sama dengan saksi HELENA telah membuat

rencana jahat untuk membunuh Korban dan merasa sangat menyesal atas

hal tersebut;

Terdakwa bersama dengan saksi HELENA membuatnya lantaran rasa

cemburu terhadap Korban, yang mana adalah mantan pacar Terdakwa;

Bahwa benar Terdakwa pada hari Senin 3 Maret 2014 bersama-sama

dengan saksi HELENA menjemput Korban di Stasiun Gondangdia dan

mengantarnya ke tempat les.

Bahwa Terdakwa mengenali bekas-bekas luka yang ada di tubuh Korban,

yang mana Terdakwa juga mengakui bahwa itu adalah hasil perbuatannya

bersama dengan saksi HELENA;

Bahwa benar Terdakwa bersama dengan saksi HELENA memasukkan tisu

dan kertas Koran ke mulut korban, hal mana membuat korban kesusahan

untuk bernafas;

Bahwa benar mobil Terdakwa sempat mogok dan meminta tolong kepada

saksi SHENDY untuk memperbaikinya;

Bahwa benar Terdakwa sempat berbincang-bincang dengan saksi

SHENDY di tempat mogoknya kendaraan dan menceritakan kepadanya

bahwa Terdawa sedang membawa mayat;

Bahwa benar Terdakwa membuang jenazah korban di pinggir jalan tol

Bintara, Bekasi.

Bahwa setelah itu Terdakwa bersama dengan saksi HELENA pulang

kembali ke rumah.

D. SURAT-SURAT:

Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Puslabfor Bareskrim

POLRI;

Berita Acara Pemotretan barang bukti berupa tissue yang di mobil

Terdakwa dan Koran yang telah dirobek sebagian, yang digunakan untuk

membungkam korban;

Visum et Repertum korban meninggal dunia No. 11/VeR/CIPTO

MANGUNKUSUMO/III/2014 atas nama Adelina Suwito.

E. BARANG BUKTI:

Serpihan kertas Koran dan tissue yang ditemukan di dalam tenggorokan

korban.

IV. ANALISA FAKTA

Majelis Hakim Yang Mulia,

Saudara Penasehat Hukum Yang Kami Hormati,

Sidang Yang Kami Muliakan.

Sebelum kami membahas unsur-unsur yuridis atas perbuatan yang

dilakukan Terdakwa, maka berdasarkan kesesuaian alat bukti yang sah dan

barang bukti yang terungkap di persidangan sebagaimana tersebut di atas

maka diperoleh fakta hukum sebagai berikut:

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa Terdakwa mengakui bersama-sama dengan saksi

HELENA telah membuat rencana jahat untuk membunuh Korban

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa pada hari Senin 3 Maret 2014 bersama-sama dengan

saksi HELENA menjemput Korban di Stasiun Gondangdia dan

mengantarnya ke tempat les.

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa bersama-sama dengan saksi HELENA memaksa

korban untuk membuka pakaiannya, hal mana korban menolak dan

memilih untuk membukanya sendiri.

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA, keterangan

Terdakwa, dan Visum et Repertum korban meninggal dunia No.

11/VeR/CIPTO MANGUNKUSUMO/III/2014 atas nama Adelina Suwito,

luka bekas pukulan dan tendangan di badan korban adalah karena dipukul

dan ditendang oleh Terdakwa dan saksi HELENA.

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa bersama-sama dengan saksi HELENA memasukkan

tissue dan kertas Koran ke mulut Korban, hal mana bertujan agar korban

tidak dapat bernafas.

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa bersama-sama dengan saksi HELENA kemudian

mendapati Korban telah meninggal dunia.

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA, saksi SHENDY, dan

keterangan Terdakwa, mobil Terdakwa mogok dan Terdakwa meminta

bantuan saksi SHENDY untuk memperbaikinya, kemudian Terdakwa

menyatakan kepada saksi SHENDY bahwa ia membawa mayat di

mobilnya.

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa bersama-sama dengan saksi HELENA membuang

jenazah Korban di pinggir jalan tol Bintara, Bekasi.

ANALISIS YURIDIS

Dengan selesainya kami menguraikan pembuktian perbuatan yang

didakwakan pada Terdakwa, maka kami lanjutkan dengan uraian pembuktian

yuridis yang merupakan materi pokok dari seluruh tuntutan pidana kami, yaitu

tindak pidana apakah yang telah dilakukan oleh Terdakwa ini, dan apakah

Terdakwa telah bersalah dengan memenuhi unsur-unsur yang didakwakan

padanya.

Sebagaimana telah kami bacakan dengan selengkapnya surat dakwaan

terhadap Terdakwa pada awal sidang, yang kami ajukan secara tunggal,

sehingga dakwaan tersebut harus kami buktikan dalam persidangan ini.

Dengan bertolak dari apa yang kami kemukakan di atas, kami mengajak

Majelis Hakim untuk bersama-sama mengikuti uraian secara yuridis atas

pembuktian terhadap kesalahan Terdakwa yang kami uraikan sebagai berikut:

Dakwaan :

Pasal 340 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,

yang unsur-unsurnya sebagai berikut:

1. yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau yang turut serta

melakukan perbuatan;

2. dcngan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu;

3. merampas nyawa orang lain.

Pembahasannya:

Penuntut Umum dalam membahas unsur-unsur sebagaimana tersebut di

atas akan membuktikan unsur delik dari Pasal 340 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Ad.a “yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau yang turut

serta melakukan perbuatan”

Unsur “yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau yang turut

serta melakukan perbuatan” adalah merupakan unsur pasal penyertaan atau

keturutsertaan dalam suatu tindak pidana. Bentuk-bentuk deelneming atau

keturutsertaan yang ada menurut ketentuan-ketentuan pidana dalam pasal 55

KUHP itu adalah:

a. Doen plegen atau menyuruh melakukan atau yang didalam doktrin juga

sering disebut sebagai middellijk daderschap;

b. Medeplegen atau turut melakukan ataupun yang didalam doktrin juga sering

disebut sebagai mededaderschap

Penuntut umum dalam hal ini akan membuktikan bentuk Medeplegen atau

turut melakukan tindak pidana.

Medeplegen disamping merupakan suatu bentuk deelneming, maka ia juga

merupakan suatu bentuk daderschap. Apabila seseorang itu melakukan suatu

tindak pidana, maka biasanya ia disebut sebagai seorang dader atau seorang

pelaku. Apabila beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan suatu

tindak pidana, maka setiap peserra didalam tindak pidana itu dipandang

sebagai seorang mededader dari peserta atau peserta lainnya.

Misalnya tiga orang secara bersama-sama telah melakukan pelanggaran

dengan bersepeda secara berjejer diatas jalan umum, yang oleh pembentuk

undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu perbuatan yang terlarang dan

diancam dengan hukuman.

Menurut Prof. Lamintang, hakim tidak perlu menyebutkan secara tegas

bentuk-bentuk keturutsertaan yang telah dilakukan oleh seorang tertuduh, oleh

karena pencantuman dari peristiwa yang sebenarnya telah terjadi itu sendiri

sebenarnya telah menunjukkan bentuk ketrutsertaan yang dilakukan oleh

masing-masing peserta didalam suatu tindak pidana yang telah mereka

lakukan.

Menurut van Hamel, suatu medeplegen itu hanya dapat dianggap sebagai ada,

yaitu apabila tindakan tiap-tiap peserta didalam suatu tindak pidana dapat

dianggap sebagai telah menghasilkan suatu dadrschap secara sempurna.

Menurut Prof. Van Hattum, perbuatan medepelegen didalam pasal 55 KUHP

itu haruslah diartikan sebagai suatu opzettelijk medeplegen atau suatu

kesengajaan untuk turut melakukan suatu tindak pidana yang dilakukan oleh

orang lain.

Ini berarti bahwa suatu kesengajaan untuk turut melakukan suatu culpoos

delict itu dapat dihukum dan sebaliknya suatu ketidaksengajaan turut

melakukan sesuatu opzetettelijk atau suatu culpos delict itu menjadi tidak

dapat dihukum.

Ini berarti bahwa menurut Prof. Van Hattum opzet seorang medeplegen itu

harus ditujukan kepada :

a. Maksud untuk bekerjasama dengan orang lain dalam melakukan suatu

tindak pidana dan

b. Dipenuhinya semua unsur dari tindak pidana tersebut yang diliputi oleh

unsur opzet yang harus dipenuhi oleh pelakunya sendiri, yakni sesuai dengan

yang disyaratkan dalam rumusan tindak pidana yang bersangkutan.

Menurut Prof. Legemeijer, baik orang yang mempunyai opzet untuk

membunuh koraban, maupun orang yang turut melakukan dengan maksud

semata-mata menganiaya koraban itu kedua-duanya harus dipersalahkan telah

turut melakukan suatu penganiayaan berat yang menyebabkan matinya

oranglain.

Sebagai alasan telah dikemukakannya bahwa bentuk-bentuk daderschap yang

disebutkan dalam pasal 55 KUHP itu harus ditafsirkan sedemikian rupa,

sehingga bentuk-bentuk daderschap tersebut harus disamakan dengan plegen.

Menurut Prof. Van Hattum, untuk adanya suatu medeplegen itu tidak

diperlkan adanya suatu kesamaan opzet pada masing-masing peserta

kejahatan.

Fakta yang membuktikan unsur pasal ini adalah sebagai berikut:

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa Terdakwa mengakui bersama-sama dengan saksi

HELENA telah membuat rencana jahat untuk membunuh Korban.

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa bersama-sama dengan saksi HELENA memasukkan

tissue dan kertas Koran ke mulut Korban, hal mana bertujan agar korban

tidak dapat bernafas.

Dengan demikian unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.b “dcngan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu”

Unsur “dengan sengaja” artinya mengetahui dan menghendaki, maksudnya

mengetahui perbuatannya dan menghendaki akibat dari perbuatannya.

Unsur dengan sengaja (dolus/opzet) merupakan suatu yang dikehendaki

(willens) dan diketahui (wetens). Dalam doktrin, berdasarkan tingkat

kesengajaan terdiri dari 3 bentuk, yakni:

1. Kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk)

2. Kesengajaan sebagai kepastian (opzet bij zakerheids bewustzijn)

3. Kesengajaan sebagai kemungkinan (opzet bij mogelijkheids bewustzijn

atau dolus eventualis).

Berdasarkan pandangan bahwa unsur opzettelijk bila dicantumkan dalam

rumusan tindak pidana, maka pengertian opzettelijk itu harus diartikan

termasuk kedalam 3 bentuk kesengajaan tersebut. Pandangan ini sesuai

dengan praktik hukum yang dianut selama ini.

Unsur “dengan rencana terlebih dahulu” pada dasarnya mengandung 3

syarat atau unsur:

1. Memutuskan kehendak dalam suasana tenang

2. Ada tersedia waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai

dengan pelaksanaan kehendak.

3. Pelaksanaan kehendak (perbuatan) dalam suasana tenang.

Adanya pendapat yang mengatakan bahwa unsur dengan rencana terlebih

dahulu adalah bukan bentuk kesengajaan tetapi berupa cara membentuk

kesengajaan/opzet yang mana mempunyai 3 syarat yaitu:

1. Opzet’nya itu dibentuk setelah direncanakan terlebih dahlu.

2. Dan setelah orang merencanakan (opzetnya) itu terlebih dahulu, maka

yang penting adalah cara “Opzet” itu dibentuk yaitu harus dalam

keadaan yang tenang.

3. Dan pada umunya, merencanakan pelaksanaan “opzet” itu memerlukan

jangka waktu yang agak lama.

Memperhatikan pengertian dan syarat dari unsur yang direncanakan terlebih

dahulu di atas, tampak proses terbentuknya direncanakan terlebih dahulu

(berencana) memang lain dengan terbentuknya kesengajaan (kehendak).

Fakta yang membuktikan unsur pasal ini adalah sebagai berikut:

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa Terdakwa mengakui bersama-sama dengan saksi

HELENA telah membuat rencana jahat untuk membunuh Korban

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa bersama-sama dengan saksi HELENA memasukkan

tissue dan kertas Koran ke mulut Korban, hal mana bertujan agar korban

tidak dapat bernafas.

Dengan demikian unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.c “merampas nyawa orang lain”

Unsur ini disyaratkan adanya orang mati. Dimana yang mati adalah orang

lain dan bukan dirinya sendiri si pembuat tersebut.

Pengertian orang lain adalah semua orang yang tidak termasuk dirinya

sendiri si pelaku.

Dalam rumusan tindak pidana Pasal 338 KUHP tidak ditentukan

bagaimana cara melakukan perbuatan pembunuhan tersebut, tidak

ditentukan alat apa yang igunakan tersebut, tetapi Undang-Undang hanya

menggariskan bahwa akibat dari perbuatannya itu yakni menghilangkan

jiwa orang lain atau matinya orang lain.

Kematian tersebut tidak perlu terjadi seketika itu atau sesegera itu, tetapi

mungkin kematian dapat timbul kemudian.

Untuk memenuhi unsur hilangnya jiwa atau matinya orang lain tersebut

harus sesuatu perbuatan, walaupun perbuatan itu kecil yang dapat

mengakibatkan hilangnya atau matinya orang lain.

Dalam perbuatan menghilangkan nyawa (orang lain) terdapat 3 (tiga) syarat

yang harus dipenuhi yaiatu:

1. Adanya wujud perbuatan

2. Adanya suatu kematian (orang lain)

3. Adanya hubungan sebab dan akibat (causal verband) antara perbuatan

dan akibat kematian (orang lain)

Fakta yang membuktikan unsur pasal ini adalah sebagai berikut:

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA, keterangan

Terdakwa, dan Visum et Repertum korban meninggal dunia No.

11/VeR/CIPTO MANGUNKUSUMO/III/2014 atas nama Adelina Suwito,

luka bekas pukulan dan tendangan di badan korban adalah karena dipukul

dan ditendang oleh Terdakwa dan saksi HELENA.

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa bersama-sama dengan saksi HELENA memasukkan

tissue dan kertas Koran ke mulut Korban, hal mana bertujan agar korban

tidak dapat bernafas.

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa bersama-sama dengan saksi HELENA kemudian

mendapati Korban telah meninggal dunia.

Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi HELENA dan keterangan

Terdakwa, Terdakwa bersama-sama dengan saksi HELENA membuang

jenazah Korban di pinggir jalan tol Bintara, Bekasi.

Dengan demikian unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Dengan demikian maka telah terpenuhi unsur-unsur dalam DAKWAAN.

V. PENUTUP

Majelis Hakim Yang Mulia,

Saudara Penasehat Hukum Yang Kami Hormati,

Sidang Yang Kami Muliakan.

Berdasarkan analisis terhadap unsur-unsur perbuatan/pasal dalam dakawaan

yang didakwakan kepada Terdakwa yang telah dibuktikan sepanjang

pemeriksaan tidak diketemukan keadaan-keadaan yang dapat menghilangkan

sifat melawan hukum dari perbuatan Terdakwa, maka Penuntut Umum

berkesimpulan bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan

menurut hukum melakukan Tindak Pidana yang melakukan, yang menyuruh

melakukan, atau yang turut serta melakukan perbuatan, dcngan sengaja dan

dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, dan dapat

mempertanggungjawabkan perbuatan yang telah dilakukannya secara pidana

sebagaimana didakwakan melanggar Pasal 340 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana.

Bahwa oleh karena Terdakwa telah terbukti bersalah melakukan Tindak

Pidana sebagaimana didakwakan tersebut di atas dan Terdakwa mampu

bertanggung jawab, maka terhadap Terdakwa haruslah dijatuhi pidana sesuai

dengan tingkat kesalahannya.

TUNTUTAN PIDANA

Majelis Hakim yang terhormat,

Kini tibalah saatnya bagi kami Penuntut Umum untuk mengajukan

tuntutan pidana terhadap Terdakwa sepadan dengan tindak pidana yang

Terdakwa lakukan. Namun sebelumnya perkenankanlah kami untuk

menyampaikan hal-hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengajuan

tuntutan pidana ini yaitu sebagai berikut:

Hal-hal yang memberatkan:

1. Perbuatan Terdakwa menimbulkan kepedihan yang mendalam bagi

keluarga korban yang ditinggalkan, mengingat korban merupakan anak

tunggal dari kedua orang tuanya.

Hal-hal yang meringankan:

1. Terdakwa belum pernah dipidana sebelumnya.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka kami Penuntut Umum dalam

perkara ini, untuk, dan atas nama Negara dengan memperhatikan ketentuan

Undang-undang yang bersangkutan,

MENUNTUT

Agar majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang mengadili perkara

ini memutuskan:

1. Menyatakan Terdakwa GUNAWAN terbukti secara sah dan meyakinkan

menurut hukum melakukan tindak pidana, yang melakukan, yang

menyuruh melakukan, atau yang turut serta melakukan perbuatan,

dcngan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa

orang lain, sesuai dengan dakwaan tunggal dari Penuntut Umum;

2. Menjatuhkan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun kepada

Terdakwa;

3. Memerintahkan Terdakwa untuk tetap ditahan;

4. Menyatakan alat bukti surat dan barang bukti berupa:

Alat bukti surat:

Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Puslabfor

Bareskrim POLRI;

Berita Acara Pemotretan barang bukti berupa tissue yang di mobil

Terdakwa dan Koran yang telah dirobek sebagian, yang digunakan untuk

membungkam korban;

Visum et Repertum korban meninggal dunia No. 11/VeR/CIPTO

MANGUNKUSUMO/III/2014 atas nama Adelina Suwito.

Barang bukti:

Serpihan kertas Koran dan tissue yang ditemukan di dalam tenggorokan

korban.

untuk digunakan dalam perkara lain;

5. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara kepada Negara

sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).

Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-

adilnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan batin dan

keteguhan iman kepada Majelis Hakim dalam memutus perkara ini.

Demikian Surat Tuntutan Pidana ini kami bacakan dan serahkan dalam sidang

hari ini.

Jakarta, 21 April 2014

JAKSA PENUNTUT UMUM

HARI BENARTO J.M.H SINAGA, SH., MH.

JAKSA UTAMA NIP 19610177 197103 1 007

TUGAS MATA KULIAH PRAKTEK HUKUM PIDANA

“SURAT TUNTUTAN”

OLEH :

HARI BENARTO J.M.H SINAGA / 1206221115

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA

PROGRAM SARJANA PARALEL

DEPOK

2015