11
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dokter spesialis dibidang kecantikan sering mendapati ada pasien yang meminta dilakukannnya operasi plastik. Sebagai dokter muslim, hal ini sering menjadi kontroversi pribadi karena dengan melakukn operasi plastik, seorang dokter itu bisa dianggap berusaha mengubah ciptaan Allah. Dari situ muncul lah pertanyaan, bolehkah operasi plastik itu dilakukan? Untuk menjawab lah tersebut, perlu kiranya seorang dokter menelaah lebih dalam hukum-hukum operasi plastik menurut Al Qur'an, Al Hadist, dan dari ilmu kedokteran itu sendiri. Skenario pada tutorial asistensi agama islam tentang operasi plastik membahas tentang seorang ibu yang meminta seorang dokter spesialis kecantikan untuk melakukan operasi plastik pada putrinya yang setengah wajahnya rusak karena terkena air keras secara tidak sengaja ketika melaksanakan kegiatan praktikum di sekolahnya. Dari skenario tersebut, hal-hal yang perlu ditinjau adalah boleh tidaknya operasi plastik dilakukan. TUJUAN 1. Mengetahui boleh tidaknya operasi plastik menurut Al Qur'an. 2. Mengetahui boleh tidaknya operasi plastik menurut Al Hadist.

Tutorial Aai

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aai

Citation preview

Page 1: Tutorial Aai

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dokter spesialis dibidang kecantikan sering mendapati ada pasien yang meminta

dilakukannnya operasi plastik. Sebagai dokter muslim, hal ini sering menjadi kontroversi pribadi

karena dengan melakukn operasi plastik, seorang dokter itu bisa dianggap berusaha mengubah

ciptaan Allah. Dari situ muncul lah pertanyaan, bolehkah operasi plastik itu dilakukan? Untuk

menjawab lah tersebut, perlu kiranya seorang dokter menelaah lebih dalam hukum-hukum

operasi plastik menurut Al Qur'an, Al Hadist, dan dari ilmu kedokteran itu sendiri.

Skenario pada tutorial asistensi agama islam tentang operasi plastik membahas tentang

seorang ibu yang meminta seorang dokter spesialis kecantikan untuk melakukan operasi plastik

pada putrinya yang setengah wajahnya rusak karena terkena air keras secara tidak sengaja ketika

melaksanakan kegiatan praktikum di sekolahnya. Dari skenario tersebut, hal-hal yang perlu

ditinjau adalah boleh tidaknya operasi plastik dilakukan.

TUJUAN

1. Mengetahui boleh tidaknya operasi plastik menurut Al Qur'an.

2. Mengetahui boleh tidaknya operasi plastik menurut Al Hadist.

3. Mengetahui boleh tidaknya operasi plastik menurut ilmu kedokteran.

4. Mengetahui apa yag harus dilakukan seorang dokter muslim bila diminta melakukan

operasi plastik.

MANFAAT

Mahasiswa mampu mempertimbangkan dan megambil keputusan dalam melakukan

operasi plasti pada pasien sesuai Al Qur'an, Al Hadist, dan ilmu kedokteran.

Page 2: Tutorial Aai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Operasi plastik atau dikenal dengan "Plastic Surgery" atau dalam bahasa arab "Jirahah

Tajmil" adalah bedah/operasi yang dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian

di dalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan cara ditambah, dikurangi atau

dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika (seni) tubuh.

Menurut ulama hadist, operasi plastik ada 2, yaitu:

1. Untuk mengobati aib yang ada dibadan, atau dikarenakan kejadian yang menimpanya

seperti kecelakaan, kebakaran atau yang lainya. Maka operasi ini dimaksudkan untuk

pengobatan.

2. Atau untuk mempercantik diri, dengan mencari bagian badan yang dianggap

mengganggu atau tidak nyaman untuk dilihat orang, istilah yang kedua ini adalah untuk

kecantikan dan keindahan.

Jenis-jenis operasi plastik menurut kesengajaan dilakukan operasi juga dibagi 2, yaitu:

1. Operasi tanpa ada unsur kesengajaan, yaitu operasi plastik yang disarankan dokter untuk

menutup aib sejak lahir (bibir sumbing, polydactil, dll), untuk menghilangkan penyakit

(lepra, kusta), atau karena kecelakaan yang dapat mengakibatkan depresi yang berujung pada

berkurangnya kualitas hidup atau gila (luka bakar, luka penganiayaan, dll)

2. Operasi yang disengaja, yaitu operasi yang tidak dikarenakan penyakit bawaan (turunan)

atau karena kecelakaan, akan tetapi atas keinginannya sendiri untuk menambah keindahan

dan mempercantik diri. Termasuk operasi ini dalah operasi pada bgian-bagian badan dan

operasi mempermuda.

Ayat-ayat dari Al Qur'an yang bersesuaian dengan kasus ini antara lain:

“... dan janganlah kamu menjtuhkan dirimu sendiri kepada kebinasaan...”

(Q.S Al Baqarah :195)

“... dan janganlah kamu membunuh dirimu...”

(Q.S An Nisaa' : 29)

Kedua ayat Al Qur'an diatas menyatakan bahwa manusia dilarang mencelakakan diri

sendiri yang salah satu caranya adalah dengan menolak mengobati penyakitnya. Artinya, jika

Page 3: Tutorial Aai

memang suatu penyakit harus dihilangkan dengan operasi plastik maka seseorang itu

diperbolehkan melakukan operasi tersebut.

Sedangkan pada ayat laindisebutkan sebagai berikut:

“Yang dila'nati Allah dan syaitan itu mengatakan: sya akan mengambil dari hamba-hamba

Engkau bahagian yang sudah ditentukan. Dan aku akan benar-benar menyesatkan mereka, dan

akan membangkitkan angan-angan kosongpada mereka, dan akan menyuruh mereka

(memotong telinga-telinga ternak), lalu merek benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh

mereka (merobah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar merobahnya...”

(Q.S An Nisaa' : 118-119)

“Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan

tubuhmu) seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.”

(Q.S Al Infithaar : 7-8)

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam benuk yang sebaik-baiknya”

(Q.S At Tiin : 4)

Ayat-aat diatas adalah ayat-ayat yang menyatakan betapa Allah telah menciptakan

manusia dalam bentuk yang berbeda-beda namun sempurna.hal ini menegaskan bahwa

sesungguhnya manusia sudah tidak perlu lagi, bahkan dilarang menambah, mengurangi, atu

mengubah bagian-bagian tubuhnya untuk tampak lebih menarik.

Dari segi hadist, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim Ra. dari Abdullah ibn

Mas'ud Ra.Rasulullah Saw bersabda "Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang

meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang

mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah ciptaan Allah." dari hadits ini, dapat

diambil sebuah dalil bahwa Allah Swt. melaknat mereka yang melakukan perkara mengubah

ciptaan Allah.

Hadist senada diriwayatkan oleh Ashabis Sunan sebagai berikut, dari Asmaa Ra., bahwa

ada seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah Saw. dan berkata, " Wahai Rasululllah,

dua orang anak perempuan ku akan menjadi pengantin, akan tetapi ia mengadu kepadaku

bahwa rambutnya rontok, apakah berdosa jika aku sambung rambutnya?", maka Rasulullah

pun menjawab, "Sesungguhnya Allah melaknat perempuan yang menyambung atau minta

disambungkan (rambutnya)" Hadist ini dengan jelas mengatakan bahwa haram hukumnya

Page 4: Tutorial Aai

bagi orang yang menyambung rambutnya atau istilah sekrang dikenal dengan konde, wig atau

istilah-istilah lain, dan jauh dari rahmat Allah Swt.

Ada syarat diperbolehkannya bedah plastik dalam islam yaitu memiliki keperluan untuk

tujuan kesehatan semata. Kemudian untuk kometik, disyaratkan kandungannya halal (tidak

najis, mengandung kolagen, atau plasenta), dan tidak berlebihan. khusus berhias diri, bagi istri

yang ingin menyenangkan suami, sangat dianjurkan. (Fitri Firdausyah, 2007)

Dari segi hukum kedokteran yang melandasi ilmu kedokteran, terdapat undang-undang

sebagai berikut:

UU kesehatan no 23 tahun 1992 bab V tentang upaya kesehatan

Pasal 33 ayat 1

Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi

organ dan atau jaringan tubuh, tranfusi darah, implan obat atau alat kesehatan, serta bedah plastik

dan rekonstruksi

Pasal 37 ayat 1

Bedah plastik dan rekonstruksi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.

Pasal 37 ayat 2

Bedah plastik dan rekonstruksi tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlaku

dimasyarakat.

Pasal 37 ayat 3

Ketentuan mengenai syarat dan tata cara bedah plastik dan rekonstruksi sebagaimana

dimaksud dalam ayat 1 dan 2 ditetapkan dalam peraturan pemerintah.

Page 5: Tutorial Aai

BAB III

PEMBAHASAN

Pada skenario ini, mahasiswa dihadapkan pada kasus operasi plastik untuk pasien yang

tersiram air keras.

Seorang dokter muslim dituntut untuk dapat bekerja secara professional dengan

mempertimbangkan agama sesuai Al Qur'an dan Al Hadist, hukum, juga etika dalam menangani

pasien. Dari firman Allah dalam Al Qur'an surat An Nisaa' ayat 118-119, Al Infitar ayat 7-8, dan

At Tiin ayat 4, operasi plastik dilarang karena berarti mengubah ciptaan Allah dan menunjukkan

sikap tidak mensyukuri nikmat Allah kecuali jika operasi plastik itu bertujuan untuk

menyembuhkan penyakit dan menghindarkan diri dari penganiayaan diri maupun kebinasaan

sesuai Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 195 dan An Nisaa' ayat 29. Dengan alasan pengobatan

ini, bisa saja pasien sebenarnya tidak ingin dioperasi namun ia menjalani operasi plastik atas

saran dokter. Artinya, operasi dilakukan tanpa unsur kesengajaan dari pasien. Hal senada juga

ditunjukkan dari segi Hadist. adapun dalil diantaranya sebagai berikut :Diriwayatkan dari Abu

Hurairah R.a, dari Nabi Saw. berliau pernah bersabda, "Tidak lah Allah Swt. Menurunkan

wabah/penyakit kecuali Allah Swt. juga menurunkan obat penawarnya"(H.R. Bukhari). Dengan

berlandaskan Hadist tersebut, jelaslah diperbolehkannya melakukan operasi plastik demi

menghilangkan penyakit jika memang cara pengobatannya hanya dengan operasi atau jika terapi

yng lain dirasa terlalu mahal. Jika operasi plastik dilakukan dengan sengaja yang bertujuan untuk

mempercantik diri, selain menunjukkan sikap mengkufuri nikmat, banyak sekali resiko yang

akan timbul antara lain, membuat penampilan menjadi lebih buruk, dipandang aneh oleh

masyarakat sekitar, hingga menimbulkan kecacatan (damage). Contohnya: seseorang yang

memotong kelopak mata, ketika meninggal maka matanya tidak dapat menutup, orang yang

melakukan operasi memancungkan hidung malah mendapati hidungnya sekedar membesar dan

tidak cocok dengan bagian wajah yang lain, dan sebagainya.

Dari segi hukum, sesuai pasal 33 ayat 1 dan pasal 37 ayat 1-3 undang-undang kesehatan

bab V tentang upaya kesehatan, operasi plastik diperbolehkan hanya untuk pengobatan dan

dengan syarat-syarat tertentu yaitu dilaksanakan oleh ahli kesehatan yang memilki wewenang

untuk itu, dilakukan hanya pada sarana kesehatan tertentu yang menunjang dilakukannya operasi

tersebut, dan tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Page 6: Tutorial Aai

Dari segi etika kedokteran tidak ada permasalahan karena itu merupakan hak pasien

menurut kaidah dasar bioetik autonomy, dan bila seorang dokter tidak mau melakukan operasi

plastik karena pertentangan keyakinan atau tidak sesuai hati nurani maka dokter tersebut arus

menjelaskan alasan penolakannya. Jika pasien tetap memaksa untuk diopersai plastik meskipun

telah di jelaskan mengapa dokter tersebut menolak operasi plastik, maka dokter tersebut dapat

merujuk pasien ke teman sejawat dengan maksud teman sejawat tersebut memiliki pertimbangan

yang lebih baik dan mampu menjelaskan dengan lebih baik pula karena salah satu tugas dokter

adalah mendidik masyarakat..

Pada kasus skenario, dokter dibenarkan untuk melakukan operasi. Kesimpulan ini

berdasarkan segi hukum dibenarkan karena dokter adalah seorang spesialis kecantikan, dalam

rangka pemulihan kesehatan, dan diasumsikan bersarana lengkap atau bila fasilitas tidak

lengkap, dokter dibenarkan merujuk kerumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap. Dari segi

agama, kesimpulan ini berdasarkan Al Qur'an dan Al Hadist yang menyatakan bahwa operasi

plastik diperbolehkan pada kasus kecelakaan, kebakaran, atau dalam rangka pengobatan.

Page 7: Tutorial Aai

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Menurut Al Qur'an, operasi plastik hanya diperbolehkan jika ditujukan untuk pengobatan

dan Allah melaknat operasi plastik yang bertujuan hanya untuk menambah kecantikan

atau daya tarik seseorang.

2. Menurut Al Hadist, operasi plastik selain untuk kesehatan tidak diperbolehkan, namun

disaran kan untuk berhias diri dengan kosmetik yang tidak najis bagi para istri yang ingin

menyenangkan suami.

3. Menurut ilmu kedokteran, oprasi plastikdiperbolehkan dalam upaya penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan, dan harus dilakukan oleh dokter yang kompeten

dibidangnya, di sarana kesehatan tertentu, dan tidak bertentangn dengan norma

dimasyarakat.

4. Bila seorang dokter muslim mendapati seorang pasien yang meminta operasi plastik,

dokter tersebut perlu menelaah alasan pasien. Jika alasan pasien tidak bertentangan

dengan syarat-syarat diperbolehkannya operasi plastik, maka dokter tersebut

diperbolehkan melakukan operasi plastik. Sedangkan jika alasan pasien bertentangan

dengan syarat diperbolehkannya operasi plastik, maka sebagai dokter muslim perlu

menolak dan memberi penjelasan tentang mengapa permintaan pasien tersebut ditolak.

SARAN

Dokter selain bekerja berdasar hukum etika dan disiplin atau keilmuan juga harus

memperhatikan aspek agama karena dapat mendatangkan mudharat bila hal yang dilakukan

dokter bertentangan dengan agama / hati nuraninya.

Page 8: Tutorial Aai

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Bedah Plastik Sebuah Kontroversi.

http:// www.id88.com /html/.htm

Hanafiah, M. Jusuf. Amir, Amri. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC.

Firdausyah, Fitri. 2007. Operasi Plastik Menurut Islam. Azharku.wordpress.com

Wujoso, Hari. 2008. Kaidah Dasar Bioetik.

Zuhroni, H. Riani, Nur. Nazaruddin, Nirwan. 2003. Kesehatan dan Kedokteran 2 (Fiqih

Kontemporer). Jakarta : Departemen Agama RI.