23
Ny. Lola 40 yo menderita malaria yang disebabkan adanya riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria 1. Etiologi (cacicu) Penyakit malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit malaria, yang merupakan suatu protozoa darah termasuk : Filum : Apicomplexa Klas : Sporozoa Sub klas : Cocidiidae Ordo : Eucoccidiidae Sub ordo : Haemosporidiidae Familia : Plasmodiidae Genus : Plasmodium Species : o Plasmodium vivax o Plasmodium falciparum o Plasmodium malariae o Plasmodium ovale Ada 4 jenis penyebab penyakit malaria yaitu sebagai berikut : 1). Plasmodium vivax Spesies plasmodium ini menyebabkan penyakit “Malaria tertiana benigna” atau disebut malaria tertiana. Nama tertiana adalah berdasarkan fakta bahwa timbulnya gejala demam terjadi setiap 48 jam. Nama tersebut diperoleh dari istilah Roma, yaitu hari kejadian pada hari pertama , sedangkan 48 jam kemudian

tutorial.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

z

Citation preview

Page 1: tutorial.docx

Ny. Lola 40 yo menderita malaria yang disebabkan adanya riwayat berkunjung ke daerah

endemis malaria

1. Etiologi (cacicu)

Penyakit malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit malaria, yang merupakan

suatu protozoa darah termasuk :

Filum : Apicomplexa

Klas : Sporozoa

Sub klas : Cocidiidae

Ordo : Eucoccidiidae

Sub ordo : Haemosporidiidae

Familia : Plasmodiidae

Genus : Plasmodium

Species :

o Plasmodium vivax

o Plasmodium falciparum

o Plasmodium malariae

o Plasmodium ovale

Ada 4 jenis penyebab penyakit malaria yaitu sebagai berikut :

1). Plasmodium vivax

Spesies plasmodium ini menyebabkan penyakit “Malaria tertiana benigna” atau disebut

malaria tertiana. Nama tertiana adalah berdasarkan fakta bahwa timbulnya gejala demam terjadi

setiap 48 jam. Nama tersebut diperoleh dari istilah Roma, yaitu hari kejadian pada hari pertama ,

sedangkan 48 jam kemudian adalah hari ke 3. Penyakit banyak terjadi di daerah tropik dan sub

tropik, kejadian penyakit malaria 43% disebabkan oleh P. vivax.. Proses schizogony

exoerytrocytic dapat terus terjadi sampai 8 tahun, disertai dengan periode relaps, disebabkan oleh

terjadinya invasi baru terhadap erythrocyt. Kejadian relaps terciri dengan pasien yang terlihat

normal (sehat) selama periode laten. Terjadinya relaps juga erat hubungannya dengan reaksi

imunitas dari individu.

Page 2: tutorial.docx

Plasmodium vivax hanya menyerang erytrocyt muda (reticulocyt), dan tidak dapat

menyerang/tidak mampu menyerang erytrocyt yang masak. Segera setelah invasi kedalam

erytrocyt langsung membentuk cincin., cytoplasma menjadi aktif seperti ameba membentuk

pseudopodia bergerak ke segala arah sehingga disebut “vivax”. Infeksi terhadap erytrocyt lebih

dari satu trophozoit dapat terjadi tetapi jarang. Pada saat trophozoit berkembang erytrocyt

membesar, pigmennya berkurang dan berkembang menjadi peculiar stipling disebut “Schuffners

dot”. Dot (titik) tersebut akan terlihat bila diwarnai dan akan terlihat parasit di dalamnya. Cincin

menempati 1/3-1/2 dari erytrocyt dan trophozoit menempati 2/3 dari sel darah merah tersebut

selama 24 jam. Granula hemozoin mulai terakumulasi sesuai dengan pembelahan nucleus dan

terulang lagi sampai 4 kali, terdapat 16 nuclei pada schizont yang masak. Bila terjadi imunitas

atau diobati chemotherapi hanya terjadi sedikit nyclei yang dapat diproduksi. Proses schizogony

dimulai dan granula pigmen terakumulasi dalam parasit. Merozoit yang bulat dengan diameter

1,5 um langsung menyerang erytrocyt lainnya. Schizogony dalam erytrocyt memakan waktu 48

jam.

Beberpa merozoit berkembang menjadi gametocyt, dan gametocyt yang masak mengisi

sebagian besar erytrocyt yang membesar (10um). Sedangkan mikrogametocyt terlihat lebih kecil

dan biasanya hanya terlihat sedikit dalam erytrocyt. Gametocyt memerlukan 4 hari untuk masak.

Perbandingan antara macro:microgametocyt adalah 2:1, dan salah satu sel darah kadang diisi

keduanya (macro+micro) dan schizont.

Dalam nyamuk terjadi proses pembentukan zygot, ookinete dan oocyt dengan ukuran 50

um dan memproduksi 10.000 sporozoit. Terlalu banyak oocyst dapat membunuh nyamuk itu

sendiri sebelum oocyt berkembang menjadi sporozoit.

2). Plasmodium falciparum

Penyakit malaria yang disebabkan oleh species ini disebut juga “Malaria tertiana

maligna”, adalah merupakan penyakit malaria yang paling ganas yang menyerang manusia.

Daerah penyebaran malaria ini adalah daerah tropik dan sub-tropic, dan kadang dapat meluas

kedaerah yang lebih luas, walaupun sudah mulai dapat diberantas yaitu di Amerika Serikat,

Page 3: tutorial.docx

Balkan dan sekitar Mediterania. Malaria falciparum adalah pembunuh terbesar manusia di daerah

tropis di seluruh dunia yang diperkirakan sekitar 50% penderita malaria tidak tertolong.

Malaria tertiana maligna selalu dituduh sebagai penyebab utama terjadinya penurunan

populasi penduduk di jaman Yunani kuno dan menyebabkan terhentinya expansi “Alexander

yang agung” menaklukan benua Timur karena kematian serdadunya oleh seranagn malaria ini.

Begitu juga pada perang Dunia I dan II terjadinya kematian manusia lebih banyak disebabkan

oleh penyakit malaria ini daripada mati karena perang.

Seperti pada malaria lainnya, schizont exoerytrocytic dari P. falciparum timbul dalam sel

hati. Schizont robek pada hari ke 5 dan mengeluarkan 30.000 merozoit. Disini tidak terjadi fase

exoerytrocytic ke 2 dan tidak terjadi relaps. Tetapi penyakit akan timbul lagi sekitar 1 tahun,

biasanya sekitar 2-3 tahun kemudian setelah infeksi pertama. Hal tersebut disebabkan oleh

jumlah populasi parasit yang sedikit didalam sel darah merah.

Merozoit menyerang sel darah merah pada senua umur, disamping itu P. falciparum

terciri dengan tingkat parasitemia yang tinggi dibanding malaria lainnya. Sel darah yang

mengandung parasit ditemukan dalam jaringan yang paling dalam seperti limpa dan sumsum

tulang pada waktu schizogony. Pada waktu gametocyt berkembang, sel darah tersebut bergerak

menuju sirkulsi darah perifer, biasanya terlihat sebagi bentuk cincin.

Trophozoit bentuk cincin adalah yang paling kecil diantara parasit malaria lainnya yang

menyerang manusia, sekitar 1,2um. Begitu trophozoit tumbuh dan mulai bergerak dengan

pseudopodi, pergerakannya tidak se aktif infeksi P. vivax. Erytrocyt yang terinfeksi berkembang

menjadi ireguler dan lebih besar daripada P. vivax, sehingga menyebabkan degenerasi sel

hospes.

Gambar :

Parasit Plasmodium pada beberapa Fase

Schizont yang masak berkembang menjadi 8-32 merozoit, pada umumnya 16 merozoit.

Schizont sering ditemukan pada darah perifer, fase erytrocyt ini memakan waktu sekitar 48 jam.

Page 4: tutorial.docx

Pada kondisi yang berat, saat terjadi parasitemia ditemukan lebih dari 65% erytrocyt

mengandung parasit, tetapi biasanya pada kepadatan 25% saja sudah menyebabkan fatal.

3). Plasmodium malariae

Infeksi parasit P. malariae disebut juga “Malaria quartana” dengan terjadinya krisis

penyakit setiap 72 jam. Hal tersebut di kenali sejak jaman Yunani, karena waktu demam berbeda

dengan parasit malaria tertiana. Pada tahun 1885 Golgi dapat membedakan antara demam karena

penyakit malaria tertiana dengan quartana dan memberikan deskripsi yang akurat dimana parasit

tersebut diketahui sebagai P. malariae.

Plasmodium malariae adalah parasit cosmopolitan, tetapi distribusinya tidak continyu di

setiap lokasi. Parasit sering di temukan di daerah tropik Afrika, Birma, India, SriLanka,

Malaysia, Jawa, New Guienia dan Eropa. Juga tersebar di daerah baru seperti Jamaica,

Guadalope, Brazil, Panama dan Amerika Serikat. Diduga parasit menyerang orang di jaman

dulu, dengan berkembangnya perabapan dan migrasi penduduk, kasus infeksi juga menurun.

Schizogony exoerytrocytic terjadi dalam waktu 13-16 hari, dan relaps terjadi sampai 53

tahun. Bentuk erytrocytic berkembang lambat di dalam darah dan gejala klinis terjadi

sebelumnya, dan mungkin ditemukan parasit dalam ulas darah. Bentuk cincin kurang motil

daripada P. vivax, sedangkan cytoplasma lebih tebal. Bentuk cincin yang pipih dapat bertahan

sampai 48 jam, yang akhirnya berubah bentuk memanjang menjadi bentuk “band” yang

mengunpulkan pigmen dipinggirnya. Nukleus membelah menjadi 6-12 merozoit dalam waktu 72

jam. Tingkat parasitemianya relatif rendah sekitar 1 parasit tiap 20.000 sel darah. Rendahnya

jumlah parasit tersebut berdasarkan fakta bahwa merozoit hanya menyerang erytrocyt yang tua

yang segera hilang dari peredaran darah karena didestruksi secara alamiah. Gametocyt mungkin

berkembang dalam organ internal, bentuk masaknya jarang ditemukan dalam darah perifer.

Mereka berkembang sangat lambat untuk menjadi sporozoit infektif.

4). Plasmodium ovale

Penyakit yang disebabkan infeksi parasit ini disebut “malaria tertiana ringan” dan

merupakan parasi malaria yang paling jarang pada manusia. Biasanya penyakit malaria ini

Page 5: tutorial.docx

tersebar di daerah tropik, tetapi telah dilaporkan di daerah Amerika Serikat dan Eropa. Penyakit

banyak dilaporkan di daerah pantai Barat Afrika yang merupakan lokasi asal kejadian, penyakit

berkembang ke daerah Afrika Tengah dan sedikit kasus di Afrika Timur. Juga telah dilaporkan

kasus di Philipina, NewGuenia dan Vietnam. Plasmodium ovale sulit di diagnosis karena

mempunyai kesamaan dengan P. vivax.

Schizont yang masak berbentuk oval dan mengisi separo dari sel darah hospes. Biasanya

akan terbentuk 8 merozoit, dengan kisaran antara 4-16. Bentuk titik (dot) terlihat pada awal

infeksi kedlam sel darah merah. Bentuknya lebih besar daripada P. vivax dan bila diwarnai

terlihat warna merah terang.

Gametocyr dari P. ovale memerlukan lebih lama dalam darah perifer daripada malaria

lainnya. Tetapi mereka cepat dapat menginfeksi nyamuk secara teratur dalam waktu 3 minggu

setelah infeksi.

2. SKDI ( cacicu)

Malaria : 4A

Malaria Cerebral : 3B

Malaria ( risma, cacicu, erna, adinda, davi, aziz)

1. Etiologi

Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat

menyebabkan infeksi yaitu,

a. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan

malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).

b. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai

perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan

menyebabkan malaria tropika/ falsiparum (demam tiap 24-48 jam).

c. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria

quartana/malariae (demam tiap hari empat).

Page 6: tutorial.docx

d. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat,

diIndonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang

paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan

malaria ovale.

Masa inkubasi malaria bervariasi tergantung pada daya tahan tubuh dan

spesies plasmodiumnya. Masa inkubasi Plasmodium vivax 14-17 hari,

Plasmodium ovale 11-16 hari, Plasmodium malariae 12-14 hari dan

Plasmodium falciparum 10-12 hari (Mansjoer, 2001).

2. Jenis-jenis malaria

Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan

jenis plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :

a. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)

Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang

paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali,

parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14

hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh

Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil yang

berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satu-satunya

spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin).

Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:

Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup.

Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah

yang mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat

pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan

iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan

angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid

Malaria, dan Black Water Fever).

b. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)

Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan

Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru.

Page 7: tutorial.docx

Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadang-

kadang mengumpul sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae

mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/ rossete.

Bentuk gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.

Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain

nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise

umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom

nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di

temukan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan

hipertensi.

c. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)

Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium

malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen

hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah

bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau

ireguler dan fibriated. Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan

dari semua malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-

16 hari, walau pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4

hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi

pada malam hari.

d. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)

Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit

muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip

dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit

vivax berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit ovale dan

pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi

seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria jenis

ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias malaria dan

mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap

72 jam.

Page 8: tutorial.docx

Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang sistem tubuh,

malaria tropika merupakan malaria yang paling berat di tandai dengan panas

yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemis yang banyak, dan sering

terjadinya komplikasi.

3. Karakteristik nyamuk

Menurut Harijanto (2000) malaria pada manusia hanya dapat ditularkan

oleh nyamuk betina Anopheles. Lebih dari 400 spesies Anopheles di dunia,

hanya sekitar 67 yang terbukti mengandung sporozoit dan dapat menularkan

malaria. Di Indonesia telah ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi

vektor malaria.

Sarang nyamuk Anopheles bervariasi, ada yang di air tawar, air payau

dan ada pula yang bersarang pada genangan air pada cabang-cabang pohon

yang besar (Slamet, 2002).

Gambar Nyamuk anopheles

(sumber http://yusan-go-green.blogspot.com)

Karakteristik nyamuk Anopeles adalah sebagai berikut :

a. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan hidup di dataran rendah

b. Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan subuh hari

c. Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan senang mengigit

manusia (menghisap darah)

d. Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 km

Page 9: tutorial.docx

e. Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah ke atas dengan sudut

48 derajat.

f. Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu .

g. Lebih senang hidup di daerah rawa

5. Patofisiologi

Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:

Gambar Daur hidup malaria

(Sumber http://lesmanaega.wordpress.com diakses 16 Juli 2012 )

a. Fase seksual

Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam

tubuh nyamuk (Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di

Page 10: tutorial.docx

dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual jantan

dan betina. Gametosit ini tidak berkembang akan mati bila tidak di hisap

oleh Anopeles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari

gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang kemudian mempenetrasi

dinding lambung dan berkembang menjadi Ookista. Dalam waktu 3 minggu,

sporozoit kecil yang memasuki kelenjar ludah nyamuk (Tjay & Rahardja,

2002).

Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang

eritrosit membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit-

skizonmerozoit. Setelah 2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit

berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai

ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan

masa tunas/ inkubasi intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam

badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam. (Mansjoer, 2001).

b. Fase Aseksual

Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang

terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan

“ sporozoit “ ke dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di

sel-sel parenchym hati (Pre-eritrositer). Parasit tumbuh dan mengalami

pembelahan (proses skizogoni dengan menghasilakn skizon) 6-9 hari

kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu merozoit.

Fase di dalam hati ini di namakan “ Pra -eritrositer primer.” Terjadi

di dalam darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120

hari. Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2

dalam 100 ml darah. Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam

ginjal dan hati. Sel darah di hancurkan di limpa yang mana proses

penghancuran yang di keluarkan diproses kembali untuk mensintesa sel

eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari

usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan

berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan

Page 11: tutorial.docx

lain, antara lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut “ekso-eritrositer

sekunder“.

Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah merah pecah dan merozoit

yang di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali. Setiap saat sel

darah merah pecah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini di

sebabkan oleh merozoit dan protein asing yang di pisahkan. Secara garis

besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap

sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh nyamuk.

6. Manifestasi klinis

Anda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secara umum

menurut Mansjoer (1999) antara lain sebagai berikut

a. Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon

matang (sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale),

pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari

ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae) pematangannya tiap 72

jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan

beberapa serangan demam periodic.

Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias Malaria” (malaria

proxysm) secara berurutan :

1) Periode dingin.

Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus

diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh

badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis

seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1

jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.

2) Periode panas.

Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi

sampai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri

retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun),

Page 12: tutorial.docx

kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama

dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan

berkeringat.

3) Periode berkeringat.

Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai

basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering tertidur.

Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan

pekerjaan biasa.

b. Splenomegali

Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas

Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras

karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah

(Corwin , 2000, hal. 571). Pembesaran limpa terjadi pada beberapa infeksi

ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat teraba di bawah arkus costa

kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batasan anteriornya merupakan

gambaran pada palpasi yang membedakan jika lien membesar lebih lanjut.

Lien akan terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa

iliaca dekstra.

c. Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat

adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran

eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced

survival time). Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis

dalam sumsum tulang (Mansjoer. dkk, Hal. 411).

d. Ikterus

Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat

kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel

darah merah. Terdapat tiga jenis ikterus antara lain :

1) Ikterus hemolitik

Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang

berlebihan. Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah

Page 13: tutorial.docx

yang berlebihan dan hati dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang

di hasilkan

2) Ikterus hepatoseluler

Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada

disfungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler.

3) Ikterus Obstruktif

Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui

duktus biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif (Corwin, 2000, hal. 571)

7. Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan mikroskopis malaria

Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya

didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji

imunoserologis dan ditemukannya parasit (plasmodium) di dalam penderita.

Uji imunoserologis yang dirancang dengan bermacam-macam target

dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis dalam menunjang

diagnosis malaria atau ditujukan untuk survey epidemiologi di mana

pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan. Diagnosis definitif demam

malaria ditegakan dengan ditemukanya parasit plasmodium dalam darah

penderita. Pemeriksaan mikrokropis satu kali yang memberi hasil negatif

tidak menyingkirkan diagnosis deman malaria. Untuk itu diperlukan

pemeriksaan serial dengan interval antara pemeriksaan satu hari.

Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat tertentu

agar mempunyai nilai diagnostik yang tinggi (sensitivitas dan spesifisitas

mencapai 100%).

1) Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode

demam memasuki periode berkeringat. Pada periode ini jumlah

trophozoite dalam sirkulasi dalam mencapai maksimal dan cukup matur

sehingga memudahkan identifikasi spesies parasit

Page 14: tutorial.docx

2) Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler (finger

prick) dengan volume 3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-1,5

mikro liter untuk sedian tipis.

3) Kualitas perparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesies

plasmodium yang tepat.

4) Identifikasi spesies plasmodium

5) Identifikasi morfologi sangat penting untuk menentukan spesies

plasmodium dan selanjutnya digunakan sebagai dasar pemilihan obat.

b. QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)

Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada

plasmodium yang dapat mengikat acridine orange akan mengidentifikasi

eritrosit terinfeksi plasmodium. QBC merupakan teknik pemeriksaan

dengan menggunakan tabung kapiler dengan diameter tertentu yang

dilapisi acridine orange tetapi cara ini tidak dapat membedakan spesies

plasmodium dan kurang tepat sebagai instrumen hitung parasit.

c. Pemeriksaan imunoserologis

d. Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi antibodi

spesifik terhadap paraasit plasmodium maupun antigen spesifik

plasmodium atau eritrosit yang terinfeksi plasmodium teknik ini terus

dikembangkan terutama menggunakan teknik radioimmunoassay dan

enzim immunoassay.

e. Pemeriksan Biomolekuler

Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik

parasit/ plasmodium dalam darah penderita malaria.tes ini menggunakan

DNA lengkap yaitu dengan melisiskan eritrosit penderita malaria untuk

mendapatkan ekstrak DNA.

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan

tergantung dari jenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara lain

sebagai berikut:

Page 15: tutorial.docx

a. Malaria Tersiana/ Kuartana

Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di

tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg

selama 4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg

/hari selama 14 hari)

b. Malaria Oval

Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama

6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg

dengan interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3

tablet ) yang biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama

3 hari).

c. Malaria Falcifarum

Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam

dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik

seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100

mg/ hari selama 7 hari.

9. Komplikasi

Menurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi (2000) beberapa komplikasi yang

dapat terjadi pada penyakit malaria adalah :

a. Malaria otak

Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi

(80%) bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya

dimulai secara lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa

ngantuk disusul dengan gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang-

kejang bersifat fokal atau menyeluruh.

b. Anemia berat

Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak

(<> 3 mg/ dl. Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian

mencapai 50%. Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya Anoksia,

Page 16: tutorial.docx

penurunan aliran darah keginjal, yang dikarenakan sumbatan kapiler,

sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada glomerulus.

c. Edema paru

Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan.

Frekuensi pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang

menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan

Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS).

d. Hipoglikemia

Konsentrasi gula pada penderita turun