176
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEM (DRPs) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT PENYERTA HIPERTENSI DI LANTAI 5 TERATAI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) FATMAWATI PERIODE BULAN JANUARI-JUNI 2016 SKRIPSI DHENNY ARMAN SIREGAR 1111102000012 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018/1439 H

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEM (DRPs) PADA

PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT

PENYERTA HIPERTENSI DI LANTAI 5 TERATAI RUMAH

SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) FATMAWATI PERIODE

BULAN JANUARI-JUNI 2016

SKRIPSI

DHENNY ARMAN SIREGAR

1111102000012

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018/1439 H

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEM (DRPs) PADA

PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT

PENYERTA HIPERTENSI DI LANTAI 5 TERATAI RUMAH

SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) FATMAWATI PERIODE

BULAN JANUARI-JUNI 2016

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana farmasi (S.Farm)

DHENNY ARMAN SIREGAR

1111102000012

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018/1439 H

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

ii

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

iii

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

iv

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

v

ABSTRAK

Nama : Dhenny Arman Siregar

Program Studi : Farmasi

Judul : Identifikasi Drug Related Problem (Drps) Pada Pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Penyerta Hipertensi

Di Lantai 5 Teratai Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)

Fatmawati Periode Bulan Januari – Juni Tahun 2016

Diabetes Melitus biasa disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat

mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.

Hipertensi sering dikatakan sebagai pembunuh tidak tampak serta diam-diam atau

the silent and invisible killer karena umumnya tidak menunjukkan gejala

(asimptomatis) dan berpotensial letal. Menurut American Society of Hypertension

(ASH), Hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala yang

mempengaruhi progresivitas masalah kardioavaskuler. Drug related problems

(DRPs) adalah peristiwa atau keadaan dimana terapi obat berpotensi

mempengaruhi outcome klinik yang diinginkan. Identifikasi DRPs penting untuk

meningkatkan efektivitas terapi khususnya pada penyakit yang membutuhkan

pengobatan sepanjang hidup seperti Hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui seberapa banyak terjadinya DRP pada pasien rawat inap dengan

penyakit Diabetes Melitus tipe 2 yang disertai dengan penyakit Hipertensi di

RSUP Fatmawati, adapun kategori DRPs yang meliputi adalah interaksi obat dan

ketidaktepatan dosis. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang

menggunakan rancangan penelitian cross sectional (potong lintang), dengan

pengumpulan data secara restrospektif. Data yang digunakan adalah data rekam

medis pasien. Data yang diperoleh dikaji secara deskriptif berdasarkan literatur.

Sebanyak 30 rekam medis pasien digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kejadian DRPs pada kategori interaksi obat secara teori

berpotensial terjadi 220 kali (90 %). Interaksi mayor berpotensial terjadi sebanyak

16.36 % sementara interaksi moderat dan minor berpotensial terjadi sebanyak

70.90 % dan 12.72 %. Kemudian pada DRP kategori masalah dosis obat terjadi 18

kali dosis obat kurang dan 18 kali dosis obat lebih.

Kata kunci: Diabetes Melitus, Hipertensi, drug related problem

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

vi

ABSTRACT

Name : Dhenny Arman Siregar

Program Study : Pharmacy

Title : Identification of Drug Related Problem (DRPs) in Diabetes Mellitus

Type 2 patients with Hypertension at 5th floor of Teratai in General

Hospital Center (RSUP) Fatmawati Period January – June 2016

Diabetes Mellitus is commonly referred as the slinets killer because the disease

may effect all organs of the body and cause a variety of complaints. Hypertension

is often called the silent and invisible killer because it commonly symptomsless

and potentially lethal. According to the American Society of Hypertension (ASH),

hypertension is a syndrome or collection symtoms that influences of

progressiveness a cardiovascular problem. Drug related problems (DRPs) are the

state where the medicine therapy is potential to affect the expected clinic outcome.

DRPs identification is prominent to improve the effectiveness therapy,

particularly to the illness which needs a long life medical treatment such as

hypertension. The aim and objectives of the present study is to determine how

many the DRP in hospitalized patients with hypertension accompanied with coronary

heart disease in Fatmawati Central General Hospital. The categories of DRPs that

included are drug interactions and dosing problem. This study was an observational

study used cross sectional study design, by collected data retrospectively. The data

used patient's medical records. The data obtained were examined descriptively

based on the literature 30 patient medical records were identified for this study.

The result of the study points that incidence of DRPs in the category of drug

interactions in theory was potentially 220 times (90%). Major potential drug

interaction accounted for 16.36 % of the total number of interactions while

moderate potential drugs interaction and minor potential drugs interaction were

70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems, there were 18

cases of drugs dose too low and 18 cases of drug dose too high.

Keyword : Diabetes Mellitus, Hypertension, Drug Related Problem

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirarahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah

Subhānahu wa ta’ālā atas limpahan nikmat iman, Islam, kesehatan, kekuatan

serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi ini dengan baik. Iringan Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi

Muhammad Shallallāhu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya, yang

telah memberikan keteladanan kepada seluruh umat, sehingga dapat membedakan

mana yang hak dan mana yang batil dan mampu melaksanakan risalah Islam yang

sesuai dengan agama yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya, sebagai

agama yang rahmatan lil ‘ālamīn.

Skripsi dengan judul “Identifikasi Drug Related Problem (Drps) Pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Penyerta Hipertensi Di Lantai 5

Teratai Rumah Sakit Umum Pusat (Rsup) Fatmawati Periode Bulan Januari-Juni

2016” ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk

mendapatkan gelar sarjana farmasi di Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis menyadari

begitu banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah

meluangkan waktunya dalam mendidik, membimbing, dan mendoakan yang

terbaik kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Arief Sumantri, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku kepala Program Studi Farmasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Dra Delina Hasan, M.Kes., Apt dan Ibu Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt

selaku pembimbing 1 dan 2 yang dengan sabar senantiasa meluangkan waktu

dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan arahan selama proses

penyusunan skripsi.

4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

viii

5. Segenap staff dan pegawai RSUP Fatmawati yang telah membantu penulis

selama proses penelitian.

6. Keluarga tercinta, Ayahanda Ahmad Dahruddin Siregar dan Ibunda

Nurdingin Hasibuan yang senantiasa memberikan dukungan, doa, semangat,

dan kasih sayang yang terus mengalir tanpa henti, Abang, kakak dan adik

serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan serta doa pada

penulis.

7. Sahabat Miyadah, Nurul, Fifi, Okka, Meryza, Munee, Sausan, Philia, Rais,

Monic,Vernanda, Mufida, Puspita, Akas, Rifqi, Arsyad, Nicky, Ali, Ayu,

Titis, Mazay, Tari, Dini, Firda, Rika, Kiki, Nana, Dana, Wafa, yang tidak

pernah berhenti memberikan semangat, bantuan dan motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan dukungan dan kerjasamanya selama perkuliahan.

9. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dan berpartisipasi dalam berbagai

hal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Semua itu karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh sebab

itu, penulis dengan segala kerendahan hati mengharap kritik dan saran dari

pembaca demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga seluruh ilmu dan

pengalaman yang telah didapatkan selama menjalani perkuliahan dan penyusunan

skripsi ini dapat memberikan berkah dan manfaat khususnya bagi penulis serta

para pembaca umumnya.

Semoga Allah subhānahu wa ta’ālā senantiasa meridhai dan memberikan

petunjuk kepada seluruh hamba-Nya yang senantiasa berusaha dan melakukan

kebaikan kepada seluruh makhluk hidup di dunia ini.

Jakarta, 3 Juli 2018

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

ix

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dhenny Arman Siregar

NIM : 1111102000012

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,

dengan judul :

Identifikasi Drug Related Problem (Drps) Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe

2 Dengan Penyakit Penyerta Hipertensi Di Lantai 5 Teratai Rumah Sakit

Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Periode Bulan Januari – Juni Tahun 2016

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada Tanggal : 3 Juli 2018

Yang menyatakan,

(Dhenny Arman Siregar)

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

1.3.1. Tujuan umum .................................................................... 3

1.3.2. Tujuan khusus .................................................................... 3

1.4. Manfaat Panelitian ...................................................................... 3

1.5. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

2.1. Asuhan Kefarmasian ................................................................... 5

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

xi

2.2. Drug Related Problem (DRPs) ................................................... 6

2.3. Diabetes Melitus ......................................................................... 9

2.3.1. Jenis – jenis Diabetes Melitus ........................................... 9

2.3.1.1. Diabetes Melitus tipe I ......................................... 9

2.3.1.2. Diabetes Melitus tipe 2 ......................................... 9

2.3.1.3. Diabetes Melitus Gestasional ............................... 10

2.3.2.Diagnosis Diabetes Melitus ............................................... 10

2.3.3.Penatalaksanaan Diabetes Melitus ..................................... 11

2.3.3.1.Terapi Non Farmakologi ....................................... 11

2.3.3.2.Terapi Farmakologi ............................................... 12

2.4. Hipertensi .................................................................................... 15

2.4.1.Jenis – jenis Hipertensi ...................................................... 15

2.4.1.1.Hipertensi Primer(Essensial) ................................. 15

2.4.1.2.Hipertensi Sekunder .............................................. 16

2.4.2.Klasifikasi Tekanan Darah ................................................. 16

2.4.3.Pengelolaan Hipertensi ...................................................... 16

2.4.3.1.Terapi Non Farmakologi ....................................... 16

2.4.3.2.Terapi Farmakologi ............................................... 17

2.5.Komplikasi Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Hipertensi ............. 17

2.5.1.Penatalaksanaan Terapi pada Diabetes Melitus Tipe 2 dengan

Penyakit Penyerta Hipertensi ...................................................... 18

2.5.1.1.Terapi Non Farmakologi ....................................... 18

2.5.1.2.Terapi Farmakologi ............................................... 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ..... 23

3.1. Kerangka Konsep ........................................................................ 23

3.2. Definisi Operasional ................................................................... 24

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

xii

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 25

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 25

4.1.1.Lokasi Penelitian ................................................................ 25

4.1.2.Waktu Penelitian ................................................................ 25

4.2. Desain Penelitian ........................................................................ 25

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 25

4.3.1. Populasi ............................................................................. 25

4.3.2. Sampel ............................................................................... 25

4.4. Kriteria inklusi dan eksklusi ....................................................... 26

4.4.1. Kriteria inklusi ................................................................... 26

4.4.2. Kriteria eksklusi ................................................................ 26

4.5. Prosedur Penelitian ..................................................................... 26

4.5.1. Persiapan ........................................................................... 26

4.5.2. Pelaksanaan Pengumpulan Data ........................................ 26

4.5.3. Pengolahan Data ................................................................ 26

4.5.4. Analisis Data ..................................................................... 27

BAB V Hasil dan Pembahasan ...................................................................... 28

5.1. Hasil ........................................................................................... 28

5.1.1. Karakteristik Pasien ........................................................... 28

5.1.2. Profil Penggunaan Obat ..................................................... 30

5.1.3. Drug Related Problem ....................................................... 32

5.1.3.1 Interaksi Obat ........................................................ 32

5.1.3.2 Dosis yang Didapatkan Dibawah Dosis Terapi ..... 33

5.1.3.3 Dosis yang Didapatkan Diatas Dosis Terapi ......... 34

5.2. Pembahasan ................................................................................ 35

5.2.1. Karakteristik Pasien ........................................................... 35

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

xiii

5.2.1.1 Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia ................. 35

5.2.1.2 Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin .. 35

5.2.1.3 Karaktersitik Pasien Berdasarkan Penyakit

Penyerta Lain ......................................................... 36

5.2.2. Profil Penggunaan Obat ..................................................... 37

5.2.2.1 Penggunaan Obat AntiDiabetes Tunggal .............. 37

5.2.2.2 Penggunaan Obat AntiDiabetes Kombinasi .......... 37

5.2.2.3 Penggunaan Obat AntiHipertensi .......................... 38

5.2.3. Drug Related Problem ....................................................... 38

5.2.3.1 Interaksi Obat ....................................................... 38

5.2.3.1.1 Interaksi Obat Berdasarkan Tingkat

Keparahan ............................................. 39

5.2.3.2 Dosis Dibawah Dosis Terapi ................................. 45

5.2.3.3 Dosis Diatas Dosis Terapi ..................................... 46

5.3. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 46

5.3.1. Kendala .............................................................................. 46

5.3.2. Kelemahan ......................................................................... 47

5.3.3. Kekuatan ............................................................................ 47

BAB VI Kesimpulan ........................................................................................ 48

6.1. Kesimpulan ................................................................................. 48

6.2. Saran ........................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49

Lampiran .......................................................................................................... 51

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Denegakan Diagnosis Diabetes Melitus .......................... 11

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC...................................... 16

Tabel 5.1 Karakteristik Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang Disertai dengan

Penyakit Penyerta Hipertensi ........................................................ 28

Tabel 5.2 Distribusi Penyakit Penyerta pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

yang Disertai dengan Penyakit Hipertensi .................................... 29

Tabel 5.3 Profil Penggunaan Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang

Disertai dengan Penyakit Hipertensi ............................................. 30

Tabel 5.4 Penggunaan Obat AntiDiabetes yang paling Banyak Diberikan pada

Pasien ............................................................................................ 30

Tabel 5.5 Penggunaan Obat AntiHipertensi Paling Banyak Diberikan pada

Pasien ............................................................................................ 31

Tabel 5.6 Data Potensi Kejadian Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus

Type 2 yang Disertai dengan Hipertensi ....................................... 32

Tabel 5.7 Data Potensi Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang

Disertai dengan Penyaki Penyerta Hipertensi Berdasarkan Tingkat

Keparahan...................................................................................... 32

Tabel 5.8 Distribusi Jumlah DRP Dosis Dibawah Dosis Terapi ................... 33

Tabel 5.9 Distribusi Jumlah DRP Dosis Diatas Dosis Terapi. ...................... 34

Tabel 5.10 Interaksi Obat pada Tingkat Mayor .............................................. 40

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari RSUP Fatmawati ............................. 51

Lampiran 2. Data Pasien Keseluruhan .......................................................... 54

Lampiran 3. Data Interaksi Obat ................................................................... 87

Lampiran 4. Data Dosis Pasien ..................................................................... 135

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan

ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin

(Corwin, 2009).

Diabetes Melitus disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat

mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.

Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak,

penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh, infeksi paru-

paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang penderita

Diabetes Melitus (DM) yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh

karena terjadi pembusukan (Depkes,2005).

Pada umumnya, DM dikelompokkan menjadi 2, yaitu DM tipe 1 dan DM

tipe 2. Pada DM tipe 1, disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM),

disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin oleh sel beta pankreas. DM tipe 2, juga

disebut Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM), disebabkan oleh

penurunan sensitivitas jaringan target terhadap insulin (Ozougwu et al, 2013). Hal

ini disebabkan banyaknya faktor resiko yang berkaitan dengan diabetes melitus

tipe 2 tersebut seperti obesitas, gaya hidup, dan pola makan yang buruk (Charles

dan Ivar, 2011).

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki tekanan

darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg,

menggunakan obat-obatan antihipertensi atau telah dinyatakan sedikitnya dua kali

oleh dokter atau tenaga kesehatan profesional lainnya bahwa orang tersebut

memiliki tekanan darah tinggi (Roger et al, 2012).

Angka kejadian Hipertensi cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun di Indonesia. Menurut survei Riskesdas tahun 2007-2008, kejadian

prevalensi Hipertensi di Indonesia telah mencapai 31,7% dari total penduduk

dewasa (Syamsudin, 2011). Hipertensi dijumpai dua kali lebih banyak pada

penderita diabetes dibandingkan pada penderita tanpa diabetes (Waspadji, 2010).

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Munculnya hipertensi pada diabetes disebabkan hiperglikemia pada diabetes

melitus yang dapat meningkatkan angiostensin II sehingga dapat menyebabkan

hipertensi, dengan timbulnya hipertensi dapat menyebabkan komplikasi yang

lebih lanjut seperti jantung koroner, nefropati diabetes, dan retinopati diabetes

(Novitasari, dkk., 2011).

Drug related problems (DRPs) merupakan suatu peristiwa atau keadaan

dimana terapi obat berpotensi atau secara nyata dapat mempengaruhi hasil terapi

yang diinginkan (Bemt and Egberts, 2007; Pharmaceutical Care Network Europe

Foundation, 2010). Identifikasi DRPs pada pengobatan penting dalam rangka

mengurangi morbiditas, mortalitas dan biaya terapi obat (Ernst and Grizzle,

2001). Hal ini akan sangat membantu dalam meningkatkan efektivitas terapi obat

terutama pada penyakit-penyakit yang sifatnya kronis, progresif dan

membutuhkan pengobatan dengan jangka waktu yang lama.

Diabetes melitus tipe 2 merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai

di masyarakat dan memerlukan penanggulangan yang baik dan tepat. Pengobatan

diabetes tipe 2 sering mendapatkan banyak obat sehingga memperbesar

kemungkinan terjadinya drug related problems (DRPs). Tanpa penanganan yang

adekuat keduanya akan berakhir dengan komplikasi yang sama yaitu kematian

karena kardioserebrovaskular dan gagal ginjal (Waspadji, 2010). Dengan adanya

penyakit komplikasi seperti diatas dapat menimbulkan kejadian drug related

problems (DRPs), karena obat diabetes dapat memperburuk keadaan

hipertensinya atau obat hipertensi dapat meningkatkan kadar glukosa darah

pasien.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

permasalahan penelitian yaitu pentingnya pemilihan obat terutama pada pasien

diabetes melitus tipe 2 dengan penyakit penyerta hipertensi untuk menghindari atau

menurunkan angka terjadinya drug related problems (DRPs) di lantai 5 teratai

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati periode bulan

Januari – Juni tahun 2016.

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui drug related problems

(DRPs) yang terjadi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan penyakit

penyerta hipertensi di lantai 5 teratai Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Pusat (RSUP) Fatmawati periode bulan Januari – Juni tahun 2016.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui adanya (DRPs) pada kategori interaksi obat terhadap

pasien diabetes melitus tipe 2 dengan penyakit penyerta hipertensi yang

dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati tahun 2016.

2. Untuk mengetahui adanya (DRPs) pada kategori dosis terlalu rendah

terhadap pasien diabetes melitus tipe 2 dengan penyakit penyerta hipertensi

yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati periode

tahun 2016.

3. Untuk mengetahui adanya (DRPs) pada kategori dosis terlalu tinggi

terhadap pasien diabetes melitus tipe 2 dengan penyakit penyerta hipertensi

yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati tahun

2016.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini akan menambah khasanah ilmu pengetahuan

tentang DRPs yang dapat memberikan manfaat kepada dokter dan apoteker

di RSUP Fatmawati.

2. Secara metodologi, penelitian ini dapat digunakan pada penelitian lainnya

untuk pengobatan penyakit lain dalam melihat DRPs.

3. Secara aplikatif, hasil penelitian ini hendaknya dapat diterapkan dan

menjadi masukan kebijakan RSUP Fatmawati serta sebagai informasi bagi

dokter dan apoteker dalam menetukan obat pada pengobatan penyakit

diabetes melitus tipe 2 yang disertai dengan penyakit penyerta hipertensi.

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dengan judul “Identifikasi Drug Related Problem

(DRPs) pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 dengan Penyakit Penyerta Hipertensi

di lantai 5 teratai Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati periode bulan

Januari – Juni tahun 2016” hanya mengacu pada kejadian Drug Related Problem

(DRPs) yaitu interaksi obat, dosis terlalu rendah dan dosis terlalu tinggi. Besar

sampel sebanyak 30 pasien dan desain penelitian ini adalah rancangan analisa

deskriptif yang bersifat retrospektif cross sectional dan lama penelitian ini selama

dua bulan dengan lokasi penelitian di RSUP Fatmawati.

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asuhan Kefarmasian

Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit perlu terus diupayakan termasuk

pelayanan farmasi di rumah sakit. Paradigma pelayanan farmasi yang sekarang

berkembang adalah pelayanan kefarmasian yang berazaskan pada konsep asuhan

kefarmasian (Anonim, 2004). Asuhan kefarmasian merupakan praktek yang mana

farmasis bertanggung jawab atas kebutuhan pasien berkenaan dengan obat dan

bertanggungjawab atas terapi obat yang disediakan untuk tujuan pencapaian hasil

terapi pasien yang positif (Cipolle, dkk., 1998).

Asuhan kefarmasian tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran dari

dokter atau tenaga kesehatan lainnya tetapi untuk memenuhi kebutuhan dalam

sistem perawatan kesehatan yang semakin meningkat karena resep obat bagi

seorang pasien yang lebih kompleks, meningkatnya produk obat dan informasi

obat yang ada di pasar, meningkatnya kompleksitas terapi obat, dan tingkat

signifikan morbiditas yang berkaitan dengan obat dan mortalitas yang berkaitan

dengan pengunaan obat, dan biaya finansial dan manusia yang tinggi dari

kecelakaan obat (Cipolle, dkk., 1998).

Tujuan pelayanan farmasi rumah sakit adalah pelayanan farmasi yang

paripurna sehingga dapat : tepat pasien, tepat dosis, tepat cara pemakaian, tepat

kombinasi, tepat waktu dan tepat harga. Selain itu pasien juga diharapkan

mendapatkan pelayanan penyuluhan yang dianggap perlu oleh farmasis sehingga

pasien mendapatkan pengobatan yang efektif, efisien, aman, rasional bermutu dan

terjangkau (Anonim, 2004).

Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa pelayanan farmasi sangat

diperlukan untuk menjangkau ruang perawatan penderita. Hal ini disebabkan

karena perkembangan masalah obat dan peresepan yang lebih kompleks, antara

lain:

a. Peresepan yang tidak/kurang rasional, diantaranya :

1) Peresepan boros

2) Peresepan salah

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Peresepan berlebihan

4) Peresepan kurang

5) Peresepan majemuk

b. Peresepan dua atau lebih bersamaan yang tidak tepat

c. Cara pemakaian atau rute pemberian yang tidak tepat

d. Pemberian obat yang salah

e. Dosis pemberian yang kurang tepat

f. Kegagalan dalam menyesuaikan dosis obat karena perubahan pola

metabolisme dan ekskresi

g. Kegagalan dalam mengenali dini efek samping obat atau interaksi obat

h. Masalah ketidakpatuhan penderita terhadap aturan penggunaan obat (Hubeis,

2002)

2.2. Drug Related Problem (DRPs)

Drug Related Problems (DRPs) didefinisikan sebagai kejadian yang tidak

diinginkan yang dialami oleh pasien yang melibatkan terapi obat dan cenderung

mengganggu kesembuhan yang pasien inginkan. Drug Related Problems

mempunyai dua komponen utama :

a. Peristiwa yang tidak diharapkan atau resiko dari peristiwa yang dialami oleh

pasien. Kejadian ini dapat memberikan bentuk dari keluhan medis, gejala,

diagnosis, penyakit, ketidakmampuan, atau sindrom. Peristiwa tersebut dapat

disebabkan oleh kondisi psikologis, fisiologis, sosiokultural atau ekonomi.

b. Adanya gejala antara kejadian yang tidak diharapkan pasien dan terapi obat.

Keterkaitan ini dapat berupa konsekuensi dari terapi obat, saran yang berkaitan

dengan sebab dan efek atau kejadian yang memerlukan terapi obat untuk

resolusi dan pencegahannya.

Pada penelitian di Minnesota Pharmaceutical Care Project, kira-kira 10%

dari semua pasien mempunyai dua atau lebih Drug Related Problems pada awal

pemeriksaan oleh farmasis. Sekitar 5% dari pasien mempunyai lebih dari empat

Drug Related Problems yang memerlukan prioritasisasi dan pemecahan. Daftar

dari Drug Related Problems yang diprioritaskan berdasarkan resiko adalah

sebagai berikut:

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Problem mana yang harus diselesaikan (atau dicegah) dengan segera dan mana

yang diselesaikan.

2. Problem mana yang akan diidentifikasi oleh farmasis sebagai perhatian

utamanya.

3. Problem mana yang dapat dipecahkan oleh terapis dan pasien secara langsung.

4. Problem mana yang memerlukan intervensi orang lain (mungkin anggota

keluarga, dokter, perawat, atau spesialis lainnya) (Cipolle, dkk., 1998)

Jenis-jenis Drug Related Problems (DRPs) dan penyebabnya menurut

Cipolle, dkk., (2004) disajikan sebagai berikut:

1. Membutuhkan terapi tambahan obat

a. Pasien mempunyai kondisi medis baru yang membutuhkan terapi awal pada

obat.

b. Pasien mempunyai penyakit kronik yang membutuhkan terapi obat

berkesinambungan.

c. Pasien mempunyai kondisi kesehatan yang membutuhkan farmakoterapi

kombinasi untuk mencapai efek sinergis atau potesiasi.

d. Pasien dalam keadaan risiko pengembangan kondisi kesehatan baru yang

dapat dicegah dengan penggunaan alat pencegah penyakit pada terapi obat

dan / atau tindakan pramedis.

2. Terapi obat yang tidak perlu

a. Pasien yang sedang mendapatkan pengobatan yang tidak tepat indikasi pada

waktu itu.

b. Pasien yang tidak sengaja maupun sengaja kemasukan sejumlah racun dari

obat atau kimia, sehingga menyebabkan rasa sakit pada waktu itu.

c. Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat, alkohol, dan rokok.

d. Kondisi kesehatan pasien lebih baik diobati dengan terapi tanpa obat.

e. Pasien yang mendapatkan beberapa obat untuk kondisi yang mana hanya

satu terapi obat yang terindikasi.

f. Pasien yang mendapatkan terapi obat untuk pengobatan yang tidak tepat

dihindarkan dari reaksi efek samping yang disebabkan dengan pengobatan

lainnya.

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Terapi obat salah

a. Pasien menerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan.

b. Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan.

c. Bentuk sediaan obat tidak tepat.

4. Dosis terlalu rendah

a. Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk memberikan respon kepada

pasien.

b. Konsentrasi obat dalam darah pasien dibawah batas teurapetik yang

diharapkan.

c. Jarak dan waktu pemberian obat terlalu jarang untuk menghasilkan respon

yang diinginkan.

5. Reaksi obat yang merugikan

a. Pasien memperoleh reaksi alergi dalam pengobatan.

b. Ketersediaan obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau

makanan pasien.

c. Penggunaan obat menyebabkan terjadinya reaksi yang tidak dikehendaki

yang tidak terkait dengan dosis.

d. Penggunaan obat yang kontraindikasi.

6. Dosis terlalu tinggi

a. Dosis terlalu tinggi untuk pasien.

b. Pasien dengan konsentrasi obat dalam darah diatas batas teurapetik obat

yang diharapkan.

c. Obat, dosis, rute, perubahan formulasi yang tidak tepat untuk pasien.

d. Dosis dan frekuensi pemberian tidak tepat untuk pasien.

7. Kepatuhan

a. Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan,

pengobatan, pemberian, pemakaian).

b. Pasien tidak patuh dengan aturan yang diberikan untuk pengobatan.

c. Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal.

d. Pasien tidak mengambil beberapa obat-obat yang diresepkan karena kurang

mengerti.

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena sudah

merasa sehat.

2.3. Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme

kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah

disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai

akibat insufisiensi fungsi insulin (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2005).

2.3.1 Jenis – jenis diabetes Melitus

2.3.1.1 Diabetes Melitus tipe I

Diabetes ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya,

diperkirakan kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes.

Diabetes tipe ini disebabkan kerusakan sel-sel β pulau Langerhans yang

disebabkan oleh reaksi otoimun. Pada pulau Langerhans kelenjar pankreas

terdapat beberapa tipe sel, yaitu sel β, sel α dan sel σ. Sel-sel β memproduksi

insulin, sel-sel α memproduksi glukagon, sedangkan sel-sel σ memproduksi

hormon somastatin. Namun demikian serangan autoimun secara selektif

menghancurkan sel-sel β.

Destruksi otoimun dari sel-sel β pulau Langerhans kelenjar pankreas

langsung mengakibatkan defesiensi sekresi insulin. Defesiensi insulin inilah yang

menyebabkan gangguan metabolisme yang menyertai DM Tipe 1. Selain

defesiensi insulin, fungsi sel-sel α kelenjar pankreas pada penderita DM tipe 1

juga menjadi tidak normal. Pada penderita DM tipe 1 ditemukan sekresi glukagon

yang berlebihan oleh sel-sel α pulau Langerhans. Secara normal, hiperglikemia

akan menurunkan sekresi glukagon, tapi hal ini tidak terjadi pada penderita DM

tipe 1, sekresi glukagon akan tetap tinggi walaupun dalam keadaan hiperglikemia,

hal ini memperparah kondisi hiperglikemia. Salah satu manifestasi dari keadaan

ini adalah cepatnya penderita DM tipe 1 mengalami ketoasidosis diabetik apabila

tidak mendapatkan terapi insulin.

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.1.2 Diabetes Melitus tipe II

Diabetes Melitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih

banyak penderitanya dibandingkan dengan DM tipe 1, terutama terjadi pada orang

dewasa tetapi kadang-kadang juga terjadi pada remaja. Penyebab dari DM tipe 2

karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara

normal, keadaan ini disebut resietensi insulin.

Disamping resistensi insulin, pada penderita DM tipe 2 dapat juga timbul

gangguan gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan.

Namun demikian, tidak terjadi pengrusakan sel-sel β langerhans secara autoimun

sebagaimana terjadi pada DM tipe 1. Dengan demikian defisiensi fungsi insulin

pada penderita DM tipe 2 hanya bersifat relatif, tidak absolut.

Obesitas yang pada umumnya menyebabkan gangguan pada kerja insulin,

merupakan faktor risiko yang biasa terjadi pada diabetes tipe ini, dan sebagian

besar pasien dengan diabetes tipe 2 bertubuh gemuk. Selain terjadi penurunan

kepekaan jaringan pada insulin, yang telah terbukti terjadi pada sebagian besar

dengan pasien diabetes tipe 2 terlepas pada berat badan, terjadi pula suatu

defisiensi jaringan terhadap insulin maupun kerusakan respon sel α terhadap

glukosa dapat lebih diperparah dengan meningkatya hiperglikemia, dan kedua

kerusakan tersebut dapat diperbaiki melalui manuver-manuver teurapetik yang

mengurangi hiperglikemia tersebut (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2005).

2.3.1.3 Diabetes Melitus gestasional

Diabetes Melitus gestasional adalah keadaaan diabetes yang timbul selama

masa kehamilan, dan biasanya berlangsung hanya sementara. Keadaan ini terjadi

karena pembentukan hormon pada ibu hamil yang menyebabkan resistensi insulin

(Tandra, 2008).

2.3.2 Diagnosis diabetes Melitus

Diagnosis DM biasanya diikuti dengan adanya gejala poliuria, polidipsia,

polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.

Diagonosis DM dapat dipastikan apabila hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

sewaktu ≥ 200 mg/dl dan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa ≥ 126

mg/dl. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.1. Kriteria penegakan diagnosis diabetes Melitus

Glukosa plasma

puasa

Glukosa plasma 2 jam

setelah makan

Normal <100 mg/dl <140 mg/dl

Diabetes ≤126 mg/dl ≥200 mg/dl

2.3.3 Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Pada penatalaksanaan diabetes Melitus, langkah pertama yang harus

dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diet dan olah

raga. Apabila dalam langkah pertama ini tujuan penatalaksanaan belum tercapai,

dapat dikombinasi dengan langkah farmakologis berupa terapi insulin atau terapi

obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes,

2005).

2.3.3.1 Terapi Non Farmakologi

1. Pengaturan diet

Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan

diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang

seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak. Tujuan pengobatan diet

pada diabetes adalah:

a. Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah

mendekati kadar normal.

b. Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang optimal.

c. Mencegah komplikasi akut dan kronik.

d. Meningkatkan kualitas hidup.

Terapi nutrisi direkomendasikan untuk semua pasien diabetes Melitus,

yang terpenting dari semua terapi nutrisi adalah pencapian hasil metabolis

yang optimal dan pencegahan serta perawatan komplikasi. Untuk pasien

DM tipe 1, perhatian utamanya pada regulasi administrasi insulin dengan

diet seimbang untuk mencapai dan memelihara berat badan yang sehat.

Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin

dan memperbaiki respon sel-sel β terhadap stimulus glukosa.

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Olah raga

Berolah secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula

darah tetap normal. Prinsipya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan

asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi

kesehatan.

Beberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain jalan atau lari

pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olah raga akan

memperbanyak jumlah dan juga meningkatkan penggunaan glukosa (Ditjen

Bina Farmasi dan Alkes, 2005).

2.3.3.2 Terapi Farmakologi

1. Insulin

Insulin adalah hormon yang dihasilkan dari sel β pankreas dalam

merespon glukosa. Insulin merupakan polipeptida yang terdiri dari 51 asam

amino tersusun dalam 2 rantai, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan

rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin mempunyai peran yang sangat

penting dan luas dalam pengendalian metabolisme, efek kerja insulin adalah

membantu transport glukosa dari darah ke dalam sel.

Macam – macam sediaan insulin :

1. Insulin kerja singkat

Sediaan ini terdiri dari insulin tunggal biasa, mulai kerjanya baru

sesudah setengah jam (injeksi subkutan), contoh: Actrapid, Velosulin,

Humulin Regular.

2. Insulin kerja panjang (long-acting)

Sediaan insulin ini bekerja dengan cara mempersulit daya larutnya

di cairan jaringan dan menghambat resorpsinya dari tempat injeksi ke

dalam darah. Metoda yang digunakan adalah mencampurkan insulin

dengan protein atau seng atau mengubah bentuk fisiknya, contoh:

Monotard Human.

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Insulin kerja sedang (medium-acting)

Sediaan insulin ini jangka waktu efeknya dapat divariasikan dengan

mencampurkan beberapa bentuk insulin dengan lama kerja berlainan,

contoh: Mixtard 30 HM (Tjay dan Rahardja, 2002).

Secara keseluruhan sebanyak 20-25% pasien DM tipe 2 kemudian

akan memerlukan insulin untuk mengendalikan kadar glukosa darahnya.

Untuk pasien yang sudah tidak dapat dikendalikan kadar glukosa

darahnya dengan kombinasi metformin dan sulfonilurea, langkah

selanjutnya yang mungkin diberikan adalah insulin (Waspadji, 2010).

2. Obat Antidiabetik Oral

Obat-obat antidiabetik oral ditujukan untuk membantu penanganan

pasien diabetes Melitus tipe 2. Farmakoterapi antidiabetik oral dapat

dilakukan dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua

jenis obat (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2005).

a. Golongan Sulfonilurea

Golongan obat ini bekerja merangsang sekresi insulin dikelenjar

pankreas, oleh sebab itu hanya efektif apabila sel-sel β Langerhans

pankreas masih dapat berproduksi Penurunan kadar glukosa darah yang

terjadi setelah pemberian senyawa-senyawa sulfonilurea disebabkan oleh

perangsangan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Obat golongan ini

merupakan pilihan untuk diabetes dewasa baru dengan berat badan

normal dan kurang serta tidak pernah mengalami ketoasidosis

sebelumnya (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2005).

1) Sulfonilurea generasi pertama

Tolbutamid diabsorbsi dengan baik tetapi cepat dimetabolisme

dalam hati. Masa kerjanya relatif singkat, dengan waktu paruh

eliminasi 4-5 jam (Katzung, 2002). Dalam darah tolbutamid terikat

protein plasma. Di dalam hati obat ini diubah menjadi

karboksitolbutamid dan diekskresi melalui ginjal (Handoko dan

Suharto, 1995).

Asektoheksamid dalam tubuh cepat sekali mengalami

biotransformasi, masa paruh plasma 0,5-2 jam. Tetapi dalam tubuh

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

obat ini diubah menjadi 1-hidroksilheksamid yang ternyata lebih kuat

efek hipoglikemianya daripada asetoheksamid sendiri. Selain itu itu 1-

hidroksilheksamid juga memperlihatkan masa paruh yang lebih

panjang, kira-kira 4-5 jam (Handoko dan Suharto, 1995).

Klorpropamid cepat diserap oleh usus, 70-80% dimetabolisme

di dalam hati dan metabolitnya cepat diekskresi melalui ginjal. Dalam

darah terikat albumin, masa paruh kira-kira 36 jam sehingga efeknya

masih terlihat beberapa hari setelah pengobatan dihentikan (Handoko

dan Suharto, 1995).

Tolazamid diserap lebih lambat di usus daripada sulfonilurea

lainnya dan efeknya pada glukosa darah tidak segera tampak dalam

beberapa jam setelah pemberian. Waktu paruhnya sekitar 7 jam

(Katzung, 2002).

2) Sulfonilurea generasi kedua

Gliburid (glibenklamid) khasiat hipoglikemisnya yang kira-kira

100 kali lebih kuat daripada tolbutamida. Sering kali ampuh dimana

obat-obat lain tidak efektif lagi, risiko hipoglikemia juga lebih besar

dan sering terjadi. Pola kerjanya berlainan dengan sulfonilurea yang

lain yaitu dengan single-dose pagi hari mampu menstimulasi sekresi

insulin pada setiap pemasukan glukosa (selama makan) (Tjay dan

Rahardja, 2002). Obat ini dimetabolisme di hati, hanya 21% metabolit

diekresi melalui urin dan sisanya diekskresi melalui empedu dan

ginjal (Handoko dan Suharto, 1995).

Glipizid memiliki waktu paruh 2-4 jam, 90% glipizid

dimetabolisme dalam hati menjadi produk yang aktif dan 10%

diekskresikan tanpa perubahan melalui ginjal (Katzung, 2002).

Glimepiride dapat mencapai penurunan glukosa darah dengan

dosis paling rendah dari semua senyawa sulfonilurea. Dosis tunggal

besar 1 mg terbukti efektif dan dosis harian maksimal yang dianjurkan

adalah 8 mg. Glimepiride mempunya waktu paruh 5 jam dan

dimetabolisme secara lengkap oleh hati menjadi produk yang tidak

aktif (Katzung, 2002).

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Golongan Biguanida

Golongan ini yang tersedia adalah metformin, metformin

menurunkan glukosa darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin

pada tingkat selular dan menurunkan produksi gula hati. Metformin juga

menekan nafsu makan hingga berat badan tidak meningkat, sehingga

layak diberikan pada penderita yang overweight (Ditjen Bina Farmasi

dan Alkes, 2005).

c. Golongan Tiazolidindion

Golongan obat baru ini memiliki kegiatan farmakologis yang luas

dan berupa penurunan kadar glukosa dan insulin dengan jalan

meningkatkan kepekaan bagi insulin dari otot, jaringan lemak dan hati,

sebagai efeknya penyerapan glukosa ke dalam jaringan lemak dan otot

meningkat. Tiazolidindion diharapkan dapat lebih tepat bekerja pada

sasaran kelainan yaitu resistensi insulin tanpa menyebabkan

hipoglikemia dan juga tidak menyebabkan kelelahan sel β pankreas.

Contoh: Pioglitazone, Troglitazon.

d. Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase

Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim

glukosidase alfa di dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan

hiperglikemia postprandrial. Obat ini bekerja di lumen usus dan tidak

menyebabkan hipoglikemia dan juga tidak berpengaruh pada kadar

insulin. Contoh: Acarbose (Tjay dan Rahardja, 2002).

2.4 Hipertensi

Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami kenaikan tekanan

darah di atas normal atau kronis (dalam waktu yamg lama). Menurut WHO, tidak

bergantung pada usia, pada keadaan istirahat batas normal teratas untuk tekanan

sistolik 140 mmHg, sedangkan tekan diastolik 90 mmHg. Daerah batas yang

harus diamati bila sistolik 140-149 mmHg dan diastolik 90-94 mmHg (Anonim,

2008).

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.1 Jenis – jenis Hipertensi

2.4.1.1 Hipertensi Primer (Essensial)

Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi

dan 10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Oleh karena itu, upaya

penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Peninggian tekanan

darah tidak jarang merupakan satu-satunya tanda pada hipertensi primer.

Bergantung pada tingginya tekanan darah gejala yang timbul dapat berbeda-beda,

kadang-kadang hipertensi primer berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala

setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, otak, dan jantung.

2.4.1.2 Hipertensi sekunder

Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit

komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada

kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau renovaskular

adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara

langsung atupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat

hipertensi dengan menaikkan tekanan darah (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes,

2006).

2.4.2 Klasifikasi Tekanan Darah

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC

7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal,

prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC

Klasifikasi

Tekanan Darah

TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99

Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100

Keterangan : TDS = Tekanan Darah Sistolik

TDD = Tekanan Darah Diastolik

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.3 Pengelolaan Hipertensi

2.4.3.1 Terapi Non Farmakologi

Terapi ini dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup seseorang. Semua

pasien dan individu dengan riwayat keluarga hipertensi perlu dinasehati mengenai

gaya hidup, seperti menurunkan kegemukan, asupan garam (total, < 5 g/hari),

asupan lemak jenuh dan alkohol (pria < 21 unit dan perempuan < 14 unit per

minggu), banyak makan buah dan sayuran, tidak merokok dan berolah raga yang

teratur, semua ini terbukti dapat merendahkan tekanan darah dapat menurunkan

penggunaan obat-obat (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2006).

2.4.3.2 Terapi Farmakologi

Selain cara non farmakologi, penatalaksanaan utama hipertensi adalah obat.

Keputusan untuk memulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan beberapa

faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya kerusakan organ

target, dan terdapatnya manifestasi klinis penyakit kardiovaskular atau faktor

risiko lain.

Adapun obat-obat yang digunakan adalah: Diuretics, Angiostensin

Converting Enzyme Inhibitor (ACE Inhibitor), Angiostensin Reseptor Blocker

(ARB), Beta Blocker (BBs), Calcium Chanel Blocker (CCB) (Ditjen Bina Farmasi

dan Alkes, 2006).

2.5 Komplikasi Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Hipertensi

Secara umum diperkirakan hipertensi dijumpai dua kali lebih banyak pada

populasi diabetes dibanding non diabetes. Hipertensi diketahui mempercepat dan

memperberat penyulit-penyulit akibat diabetes seperti penyakit jantung koroner,

stroke, nefropati diabetik, retinopati diabetik, dan penyakit kardiovaskular akibat

diabetes, yang meningkat dua kali lipat bila disertai hipertensi. Hipertensi

merupakan faktor utama dari harapan hidup dan komplikasi pada pasien diabetes

dan menentukan evaluasi dari nefropati dan retinopati penderita diabetes

khususnya.

Adapun salah satu penyebab terjadinya hipertensi adalah resistensi

insulin/hiperinsulinemia. Kaitan hipertensi primer dengan resistensi insulin telah

diketahui sejak beberapa tahun silam, terutama pada pasien gemuk. Insulin

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

merupakan zat penekan karena meningkatkan kadar ketekolamin dan reabsorpsi

natrium (Saseen dan Carter, 2005).

Hubungan antara diabetes tipe 2 dan hipertensi lebih kompleks dan tidak

berkaitan dengan nefropati. Pada pasien diabetes tipe 2, hipertensi seringkali

bagian dari sindrom metabolik dari resistensi insulin. Hipertensi mungkin muncul

selama beberapa tahun pada pasien ini sebelum diabetes Melitus muncul.

Hiperinsulinemia memperbesar patogenesis hipertensi dengan menurunkan

ekskresi sodium pada ginjal, aktivitas stimulasi dan tanggapan jaringan pada

sistem saraf simpatetik, dan meningkatkan resistensi sekeliling vaskular melalui

hipertropi vaskular. Penatalakasanaan yang giat dari hipertensi (<130/80 mmHg)

mengurangi perkembangan komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular (Saseen

dan Carter, 2005).

2.5.1 Penatalaksanaan Terapi Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit

Penyerta Hipertensi

2.5.1.1 Terapi Non Farmakologi

Tujuan pengobatan hipertensi pada diabetes adalah untuk mengurangi

morbiditas dan mortalitas akibat diabetes sendiri dan akibat hipertensinya. Dalam

penanganan diabetes dengan komplikasi hipertensi, diperlukan perhatian khusus

seperti nefropati, retinopati, gangguan serebrovaskular, obesitas, hiperinsulinemia,

hipokalemia, hiperkalemia, impotensi penyakit vaskuler perifer, neuropati

autonom, dan dislipidemia. Pengobatan non farmakologi berupa pengurangan

asupan garam, penurunan berat badan untuk pasien gemuk, dan berolah raga

(Saseen dan Carter, 2005).

2.5.1.2 Terapi Farmakologi

Penanggulangan farmakologi dilakukan secara individual dengan

memperhatikan berbagai aspek pasien. Oleh karena penyandang diabetes Melitus

mempunyai kelainan metabolik, hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan obat.

Obat antihipertensi yang ideal untuk penyandang diabetes Melitus

sebaiknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Efektif menurunkan tekanan darah.

2. Tidak mengganggu toleransi glukosa atau mengganggu respons terhadap hipo-

hiperglikemia.

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Tidak mempengaruhi fraksi lipid.

4. Tidak menyebabkan hipotensi postural, tidak mengurangi aliran darah tungkai,

tidak meningkatkan risiko impotensi.

5. Bersifat kardio-protektif dan reno-protektif (Saseen dan Carter, 2005).

Adapun obat yang digunakan untuk pasien hipertensi dengan diabetes

Melitus adalah sebagai berikut :

1. Angiostensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor

ACE Inhibitor bekerja dengan cara menghambat perubahan angiotensin

I menjadi angiotensin II. Golongan obat ini diindikasikan untuk hipertensi

pada diabetes tergantung insulin dengan nefropati, dan mungkin untuk semua

pasien diabetes (Anonim, 2000).

Keuntungan dari ACE Inhibitor pada diabetes adalah ACE Inhibitor

tidak mempunyai efek biokimia yang merugikan pada regulasi glukosa

seperti agen yang lainnya. Selain itu, pada pasien-pasien nephropathia

diabetica ACE Inhibitor merupakan obat pilihan yang lebih baik dibanding

dengan diuretik, karena ACE Inhibitor tidak menimbulkan gangguan pada

regulasi glukosa dan fungsi ginjal (Saseen dan Carter, 2005).

ACE inhibitor sangat dianjurkan dalam mengendalikan diabetes. Obat

ini merupakan pilihan utama untuk penyakit hipertensi dengan kondisi

diabetes. Rekomendasi ini berdasarkan fakta yang menunjukan penurunan

hipertensi yang berhubungan dengan komplikasi, termasuk penderita sakit

jantung, peningkatan penyakit ginjal, dan stroke. Terapi ACE inhibitor

mungkin merupakan bahan antihipertensif yang sangat penting bagi pasien

diabetes (Saseen dan Carter, 2005).

ACE inhibitor amat berguna untuk nefropati diabetik, dimana dilatasi

arteriol eferen memperlambat penurunan progresif fungsi ginjal dan dapat

mengurangi proteinuria juga dapat memperbaiki sensivitas insulin dan tanpa

efek pada lipid atau asam urat dalam serum (Saseen dan Carter, 2005).

Contoh obat-obat golongan ini yaitu Captropil, Lisinopril, Ramipril,

Enalapril, Tanapres (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2006).

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Angiostensin II Reseptor Blocker (ARB)

ARB menurunkan tekanan darah dengan menghambat secara langsung

reseptor angiostensin II yang sudah diketahui pada manusia: vasokonstrisi,

pelepasan aldosteron, aktivasi simpatetik, pelepasan hormon antidiuretik dan

konstriksi arteriol efferent dari glomelurus ( Ditjen Bina Farmasi dan Alkes,

2006).

ARB mempunyai kemiripan dengan ACE inhibitor yaitu merupakan

obat pilihan pertama dalam pengobatan hipertensi dengan diabetes. ARB

lebih disukai sebagai bahan pertama untuk mengontrol hipertensi dengan

diabetes. Secara farmakologis, ARB akan memberikan nepropoteksi pada

vasodilasi dalam efferent arteriol dari ginjal selain itu ARB juga

meningkatkan sensifitas insulin (Gray, dkk., 2006).

ARB digunakan untuk mengurangi progresi pada diabetik nefropati,

diabetes Melitus tipe 2 dengan protenuria dan kejadian penyakit ginjal. ARB

merupakan antihipertensi yang menunjukkan bukti pengurangan kerusakan

ginjal pada pasien diabetes Melitus tipe 2 dengan nefropati (Saseen dan

Carter, 2005). Contoh obat-obat golongan ini yaitu Valsartan, Losartan,

Irbesartan, Telmisartan, Olmesartan (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2006).

3. Diuretik

a. Diuretik Hemat Kalium

Diuretik hemat kalium bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus

kolingentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorbsi natrium dan

sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif. Contoh diuretik hemat

kalium adalah spironolakton. Diuretik ini menyebabkan diuresis tanpa

menyebabkan kehilangan kalium dalam urin (Anonim, 2009).

Efek hiperglikemik yang ditimbulkan diuretik nampaknya ditunjukkan

dengan hilangnya kalium. Pasien dengan penurunan konsentrasi serum

potasium menunjukkan lebih mengganggu toleransi glukosa dan dengan

suplementasi potasium dapat mencegah terjadinya hiperglikemia.

Mempertahankan konsentrasi serum kalium normal pada pasien yang

dirawat dengan terapi diuretik merupakan hal yang penting (Saseen dan

Carter, 2005).

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Diuretik Thiazid

Diuretik Thiazid sangat bermanfaat pada para penderita diabetes, baik

dalam bentuk tunggal maupun gabungan. Perhatian utamanya adalah

kecenderungan menjadikan lebih buruk hiperglikemia, tetapi efek ini

cenderung menjadi kecil dan tidak memproduksi kejadian kardiovaskuler

lebih dibandingkan dengan kelas obat lainnya (Chobanian, dkk., 2004).

Selain itu, merubah diet atau dosis pengobatan diabetes dapat mengatur

hiperglikemia jika hal tersebut terjadi (Saseen dan Carter, 2005).

Diuretik Thiazid merupakan obat pilihan kedua dalam hipertensi pada

DM tipe I dengan nefropathi dan hipertensi pada DM tipe II tanpa

nefropathi. Thiazide Diuretics dalam dosis besar dapat menyebabkan

gangguan toleransi glukosa, memperburuk fraksi lipid, menyebabkan

hipokalemia, dan impotensi (Bakri, dkk., 2001). Contoh obat-obat golongan

Thiazide Diuretics adalah Khorthalidon, Hidrolorotiazid, Indapamid, dan

Metolazon (Saseen dan Carter, 2005).

4. Beta Blocker (β-blocker)

Beta blocker ditujukan untuk resiko kardiovaskular pada pasien

diabetes, dan bahan ini digunakan ketika dibutuhkan. Beta blocker telah

ditunjukan paling tidak pada satu studi menjadi sama efektif dengan ACE

inhibitor dalam hal perlindungan terhadap morbiditas dan mortalitas pasien

diabetes (Saseen dan Carter, 2005).

Obat ini dapat menghambat sekresi insulin dan menyebabkan

hiperglikemia, tetapi resiko rendah yang relatif dari efek ini biasanya lebih

banyak dalam penurunan pada hipertensi yang berkaitan dengan komplikasi.

Jika glukosa darah meningkat, dosis beta blocker dapat dikurangi atau dapat

dilakukan dengan terapi diabetes (Saseen dan Carter, 2005)

Beta blocker merupakan obat pilihan kedua dalam hipertensi pada DM

tipe I dengan nefropati dan hipertensi pada DM tipe II tanpa nefropati. Beta

blocker bersifat netral terhadap metabolisme glukosa dan lipid serta

mempunyai efek renoprotektif dan kardioprotektif. Efek samping dari obat

ini selain menghambat sekresi insulin, juga mengaburkan gejala-gejala

hipoglikemia serta memperberat gangguan aliran darah perifer yang biasa

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terjadi pada penyandang diabetes. Selain itu obat ini dapat memperburuk

profil lipid. Efek samping ini dapat dikurangi dengan pemakaian Beta

Blocker kardioselektif (Bakri, dkk., 2001). Contoh obat-obat golongan ini

yaitu Betaxolol, Atenonol, Metoprolol, dan Bisoprolol (Saseen dan Carter,

2005).

Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol adalah penyekat beta

yang kardioselektif, jadi lebih aman daripada penyekat beta yang

nonselektif pada penyakit arteri perifer dan diabetes yang karena alasan

khusus harus diberi penyekat beta. Tetapi kardioselektif adalah fenomena

yang tergantung dosis. Pada dosis yang lebih tinggi, penyekat beta yang

kardioselektif kehilagan selektifitas relatifnya untuk reseptor beta-1 dan

akan memblok reseptor beta-2 seefektif memblok reseptor beta-1 (Ditjen

Bina Farmasi dan Alkes, 2006).

5. CCB (Calcium Chanel Blocker)

CCB direkomendasikan sebagai pilihan untuk merawat hipertensi

pada pasien diabetes. CCB tidak mempengaruhi sensivitas insulin atau

metabolisme glukosa dan nampak menjadi obat antihipertensif yang ideal

untuk pasien diabetes dan hipertensi. Bagaimanapun bukti menunjukkan

penurunan kardiovaskular dengan CCB pada pasien diabetes tidak

meyakinkan sebagaimana antihipertensif yang lain (diuretic, beta blocker,

ACE inhibitor, dan ARB) (Sassen dan Carter, 2005).

CCB tidak berbahaya bagi penderita diabetes, meskipun demikian,

CCB dianggap sebagai bahan kedua setelah beta blocker, ACE inhibitor,

dan ARB. Target tekanan darah pada pasien diabetes adalah < 130/80

mmHg karena kebanyakan pasien diabetes membutuhkan tiga atau lebih

antihipertensif untuk mencapai tujuan ini, CCB merupakan bahan yang

berguna dalam populasi ini, khususnya bila dikombinasi dengan bahan lain

(Saseen dan Carter, 2005). Contoh obat-obat golongan ini yaitu Amlodipin,

Felodipin, Nifedipin, Diltiazem, dan Verapamil (Ditjen Bina Farmasi dan

Alkes, 2006).

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

23 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Rekam medis pasien Diabetes

Melitus tipe 2 dengan penyakit

penyerta Hipertensi periode

bulan Januari - Juni 2016 di

RSUP Fatmawati

Pasien yang

memenuhi kriteria

inklusi dan eklusi

Obat penyakit

Diabetes

Melitus tipe 2

DRP

Interaksi obat Dosis terlalu rendah

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Obat penyakit

Hipertensi

Obat lainnya

Dosis terlalu tinggi

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2 Definisi Operasional

a). Rekam Medis : catatan dan dokumen tentang indentitas, anamnesis,

pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang

diberikan kepada seorang penderita selama di rawat di rumah sakit, baik rawat

jalan maupun rawat inap.

b). DRPs : suatu kejadian yang tidak diharapkan dari pengalaman pasien akibat

terapi obat, sehingga secara aktual maupun potensial dapat mengganggu

keberhasilan penyembuhan yang diharapkan

c). Interaksi obat : situasi dimana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat, yaitu

meningkatkan atau menurunkan efeknya, atau menghasilkan efek baru yang

tidak diinginkan atau direncanakan.

d). Dosis terlalu rendah : keadaan dimana pasien diberikan obat dengan dosis

terlalu rendah untuk mencapai respon, jika jarak interval pemberian terlalu

jarang atau ketika interaksi obat dapat mengurangi bioavailabilitas obat.

e). Dosis terlalu tinggi : keadaan dimana pasien diberikan obat dengan dosis terlalu

tinggi, jika jarak interval pemberian obat terlalu pendek, jika durasi kerja obat

terlalu panjang, jika terjadi interaksi obat yang dapat menyebabkan reaksi

toksik, atau jika sediaan obat diadministrasikan terlalu cepat.

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik dan Depo Farmasi RSUP

Fatmawati Jakarta Selatan.

4.1.2 Waktu Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada pada bulan November 2016

sampai Januari 2017. Analisa data dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 hingga

Maret 2018

4.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang), yaitu

pengumpulan data variabel untuk mendapatkan gambaran kejadian DRP pada

pasien pada waktu tertentu, dengan rancangan analisis deskriptif. Pengumpulan

data dilakukan dengan metode retrospektif .

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder, yaitu berupa

catatan rekam medis pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di

RSUP Fatmawati Jakarta Selatan periode Januari sampai Juni tahun 2016.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes melitus tipe 2

dengan penyakit penyerta hipertensi yang dirawat di RSUP Fatmawati Jakarta

Selatan pada periode Januari sampai Juni tahun 2016 dengan populasi sebanyak

150 pasien.

4.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi. Sampel diambil secara purposive dari populasi yang ada. Besar

sampel sebanyak 30 sampel.

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

4.4.1 Kriteria inklusi

Pasien rawat inap yang diagnosis diabetes mellitus tipe 2 yang disertai

penyakit hipertensi berdasarkan hasil pemeriksaan dokter periode Januari - Juni

2016.

1. Pasien yang berusia di atas 25 tahun baik pria maupun wanita.

2. Pasien yang menerima obat lebih dari satu macam obat.

3. Pasien dengan rekam medis yang lengkap

4.4.2 Kriteria ekslusi

1. Rekam medis yang tidak lengkap, hilang, dan tidak jelas.

2. Pasien diabetes mellitus yang tidak disertai hipertensi.

3. Pasien wanita hamil.

4.5 Prosedur Penelitian

4.5.1 Persiapan

1. Pengurusan izin penelitian di RSUP Fatmawati.

2. Presentasi proposal di RSUP Fatmawati.

3. Presentasi proposal di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.5.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data

1. Penelusuran data pasien Diabetes Melitus tipe 2 dengan penyakit

penyerta Hipertensi yang dirawat inap di RSUP Fatmawati Jakarta

Selatan periode bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Juni 2016.

2. Pengambilan dan pencatatan data hasil rekam medis berupa nomor rekam

medis, identitas pasien (nama,umur jenis kelamin, dan penyakit

komplikasi), tanggal perawatan, tekanan darah, diagnosa, data

penggunaan obat (jenis obat, regimen dosis, dan lama penggunaan), hasil

laboratorium diruang instalasi rekam medis.

4.5.3 Pengolahan Data

1. Editing data

Peneliti melakukan penilaian terhadap data mentah, pemeriksaan

kembali kebenaran data yang diperoleh dan mengeluarkan data yang

tidak memenuhi kriteria penelitian.

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Coding Data

Peneliti melakukan coding terhadap data yang terpilih dari proses

seleksi untuk mempermudah analisis di program Microsoft Excel.

3. Entry Data

Peneliti memasukan data yang telah dilakukan proses coding ke dalam

program Microsoft Excel dalam bentuk tabel.

4. Cleaning data

Kegiatan pengecekan kembali sebelum dilakukan analisis lebih lanjut

untuk menghindari terjadinya ketidaklengkapan atau kesalahan data.

4.5.4 Analisis Data

Analisis data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan

akan dianalisis dengan analisa univariat. Analisa univariat dilakukan untuk

menganalisis setiap variabel (terikat maupun bebas) yang akan diteliti secara

deskriptif. Adapun pengolahan data dengan menggunakan analisis univariat ialah:

1. Karakteristik Pasien

a. Jenis Kelamin

b. Usia Pasien

c. Penyakit Komplikasi

2. Penggunaan antidiabetes dan obat antihipertensi tunggal.

3. Penggunaan antidiabetes dan obat antihipertensi kombinasi.

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Karakteristik Pasien

Demografi pasien meliputi jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit

penyerta. Identifikasi Drug Related Problems pada pasien digambarkan

secara deskriptif dalam bentuk persentase. Jumlah pasien Diabetes Melitus

type 2 yang disertai dengan penyakit hipertensi di instalasi rawat inap teratai

lantai 5 selatan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati pada bulan Januari -

Juni 2016 terdapat 150 pasien dan didapat 30 pasien yang masuk kriteria

inklusi dalam penelitian ini. Untuk data karakteristik pasien yang menerima

terapi obat dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 5.1 Karakteristik Pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang Disertai

dengan Penyakit Hipertensi di instalasi rawat inap Teratai lantai V

RSUP Fatmawati, 2016 (n=30)

Karekteristik Pasien Jumlah Presentase (%)

Berdasarkan Jenis Kelamin

Perempuan 17 56%

Laki-laki 13 44%

Berdasarkan Usia

Dewasa Awal (26 – 35 tahun) - -

Dewasa Akhir (36 – 45 tahun) 1 3%

Lansia Awal (46-55 tahun) 8 27%

Lansia Akhir (56 – 65 tahun) 11 37%

Manula (> 65 tahun) 10 33%

Dari tabel di atas, terlihat bahwa pasien Diabetes Melitus type 2 yang

disertai penyakit hipertensi didominasi oleh perempuan sebanyak 56%, dan

selebihnya laki-laki sebanyak 44%.

Tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa pasien Diabetes Melitus type 2 yang

disertai penyakit hipertensi yang paling banyak adalah kelompok lansia akhir

sebanyak 37%, kemudian manula yaitu 33%, lansia awal sebanyak 27%, dewasa

akhir sebanyak 3% sedangkan kelompok dewasa awal tidak mengalami. Untuk

data distribusi penyakit penyerta lain yang diderita pasien Diabetes Melitus type 2

yang disertai penyakit hipertensi dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah.

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 5.2 Distribusi Penyakit Penyerta pada Pasien Diebetes Mellitus

Tipe 2 yang Disertai Penyakit Hipertensi di instalasi rawat inap Teratai

lantai V RSUP Fatmawati

Penyakit Penyerta Jumlah Presentase (%)

Hiponatremia 8 11%

Anemia 7 9%

Hipokalemia 5 7%

Chronic Kidney Disease 4 6%

Dislipidemia 4 6%

Infeksi Saluran Kemih 4 6%

Stroke 4 6%

Acute Kidney Injury 3 4%

Dispepsia 3 4%

Sepsis 3 4%

Hipoglikemia 2 3%

Hipoalbuminemia 2 3%

Gastritis 2 3%

Atrial Fibrallition 1 1%

Bisitopenia 1 1%

Ca gaster 1 1%

Community Acquired Pneumonia 1 1%

Coronary Artery Disease 1 1%

Coronery Artery Fistula 1 1%

Dengue fever 1 1%

Esofagitis 1 1%

Fraktur humerus 1 1%

Geriatrik 1 1%

Hematemesis melena 1 1%

Hipertrigliserida 1 1%

Hipokalsemia 1 1%

Hipomagnesemia 1 1%

Ketoasidosis Diabetikum 1 1%

Malnutrisi 1 1%

Retinopati 1 1%

Seizure 1 1%

Ulcus gaster 1 1%

Vertigo 1 1%

Dari tabel 5.2 terlihat bahwa Hiponatremia adalah penyakit penyerta

terbanyak yang diderita pasien Diabetes Melitus type 2 dan Hipertensi yaitu

sebanyak 11%, kemudian diikuti oleh Anemia sebanyak 9%, Hipokalemia

sebanyak 7%, lalu diikuti Chronic Kidney Disease, Dislipidemia, Infeksi Saluran

Kemih, Stroke, masing-masing 6%, dan selebihnya dibawah 5% yaitu Acute

Kidney Injury, Dispepsia, Sepsis, Hipoglikemia, Hipoalbuminemia, Gastritis,

Atrial Fibrallition, Bisitopenia, Ca gaster, Community Acquired Pneumonia,

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Coronary Artery Disease, Coronery Artery Fistula, Dengue fever, Esofagitis,

Fraktur humerus, Geriatrik, Hematemesis melena, Hipertrigliserida,

Hipokalsemia, Hipomagnesemia, Ketoasidosis Diabetikum, Malnutrisi,

Retinopati, Seizure, Ulcus gaster, Vertigo.

5.1.2 Profil Penggunaan Obat

Untuk profil penggunaan obat pasien Diabetes Melitus type 2 yang disertai

dengan hipertensi di instalasi rawat inap teratai lantai 5 selatan RSUP Fatmawati

dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 5.3 Profil Penggunaan Obat pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang

Disertai dengan Penyakit hipertensi di instalasi rawat inap Teratai lantai V

RSUP Fatmawati, 2016

Profil Penggunaan Obat Jumlah Presentase (%)

Obat Antidiabetes Kombinasi 13 43%

Obat Antidiabetes Tunggal 11 37%

Tidak Diberikan Obat Antidiabetes 6 20%

Obat Antihipertensi Tunggal 14 47%

Obat Antihipertensi Kombinasi 11 37%

Tidak Diberikan Obat Antihipertensi 5 16%

Berdasarkan tabel diatas, pada pasien Diabetes Melitus type 2 yang

disertai dengan hipertensi terlihat bahwa pasien yang mendapatkan antidiabetes

kombinasi sebanyak 43%, antidiabetes tunggal sebanyak 37%, dan selebihnya

tidak mendapatkan obat antidiabetes. Kemudian sebanyak 47% pasien Diabetes

Melitus type 2 yang disertai hipertensi diberikan obat antihipertensi golongan

tunggal, antihipertensi kombinasi sebanyak 37%, dan selebihnya tidak

mendapatkan obat antihipertensi.

Tabel 5.4 Penggunaan Obat Antidiabetes yang Paling Banyak

Diberikan pada Pasien

Profil Penggunaan Obat Frekuensi Presentase (%)

Obat Diabetes Tunggal

Metformin 5 62.5%

Lantus 2 25%

Actrapid 1 12.5%

Obat Diabetes Kombinasi

Novorapid + Lantus 1 12.5%

Humalog + Lantus 1 12.5%

Metformin + Glimepirid 1 12.5%

Metformin + Novorapid 1 12.5%

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gliquidone + Glucophage + Lantus 1 12.5%

Metformin + Glimepirid + Lantus 1 12.5%

Novomix + Novorapid + Metformin 1 12.5%

Metformin + Glimepirid + Lantus + Humalog 1 12.5%

Berdasarkan tabel diatas, untuk penggunaan obat diabetes tunggal yang

paling banyak diberikan pada pasien Diabetes Melitus type 2 yang disertai dengan

hipertensi adalah metformin sebanyak 5 pasien.

Untuk penggunaan obat diabetes kombinasi yang diberikan pada pasien

yaitu masing-masing sebanyak 1 pasien.

Tabel 5.5 Penggunaan Obat Antihipertensi yang Paling Banyak Diberikan

pada Pasien

Profil Penggunaan Obat Frekuensi Presentase (%)

Obat Hipertensi Tunggal

Amlodipine 8 57.14%

Captopril 2 14.28%

Adalat Oros (Nifedipine) 1 7.14%

Bisoprolol 1 7.14%

Lisinopril 1 7.14%

Ramipril 1 7.14%

Obat Hipertensi Kombinasi

Amlodipine + Captopril 2 18.18%

Amlodipine + Cardace (Ramipril) 2 18.18%

Amlodipine + Perdipine 1 9.09%

Amlodipine + Bisoprolol 1 9.09%

Adalat Oros (Nifedipine) + Captopril 1 9.09%

Micardis (Telmisartan) + Bisoprolol + Amlodipine 1 9.09%

Amlodipine + VBlock (cavedilol) + Candesartan + Ramipril 1 9.09%

Amlodipine + Ramipril + Hydrochlorothiazide + Bisoprolol 1 9.09%

Amlodipine + Candesartan + Captopril + Bisoprolol 1 9.09%

Berdasarkan tabel diatas, untuk penggunaan obat hipertensi tunggal yang

paling banyak diberikan pada pasien Diabetes Melitus type 2 yang disertai dengan

hipertensi adalah amlodipine yaitu sebanyak 8 pasien (57.14%).

Untuk penggunaan obat hipertensi kombinasi yang paling banyak

diberikan pada pasien adalah pada penggunaan amlodipin dengan captopril dan

amlodipine dengan cardace yaitu masing-masing sebanyak 2 pasien (18.18%).

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.1.3 Drug Related Problems (DRPs)

5.1.3.1 Interaksi Obat

Berdasarkan kejadian Drug Related Problems kategori interaksi obat pada

pasien Diabetes Melitus type 2 yang disertai dengan hipertensi dapat dilihat pada

tabel dibawah.

Tabel 5.6 Data Potensi Kejadian Interaksi Obat pada Pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 yang Disertai Dengan Hipertensi (n=30)

Kejadian Interaksi Obat Jumlah Presentase (%)

Mengalami Interaksi Obat 27 Pasien 90%

Tidak Mengalami Interaksi Obat 3 Pasien 10%

Dari data diatas dapat dilihat bahwa hasil DRP kategori interaksi obat pada

pada pasien Diabetes Melitus type 2 yang disertai dengan hipertensi, terdapat 27

pasien (90%) yang berpotensi mengalami interaksi obat. Berdasarkan tingkat

keparahan interaksi obat yang terjadi pada pasien Diabetes Melitus type 2 yang

disertai dengan hipertensi dapat dilihat pada tabel berikut.

Berdasarkan tingkat keparahan interaksi obat yang terjadi pada pasien

Diabetes Melitus type 2 yang disertai dengan hipertensi dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 5.7 Data Potensi Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus

Tipe 2 yang disertai dengan Penyakit Hipertensi Berdasarkan

Tingkat Keparahan

Potensi Interaksi Obat Berdasarkan

Tingkat Keparahan Jumlah Persentase (%)

Moderate 156 70.90%

Major 36 16.36%

Minor 28 12.72%

Total 220 90.00%

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa potensi interaksi obat berdasarkan

tingkat keparahannya paling tinggi yaitu moderate sebanyak 70,90%, disusul

tingkat major sebanyak 16,36%, kemudian minor sebanyak 12,72%.

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.1.3.2 Dosis yang Didapatkan Dibawah Dosis Terapi

Berdasarkan kejadian DRPs kategori dosis dibawah dosis terapi pada

penggunaan obat pada pasien Diabetes Melitus type 2 yang disertai dengan

hipertensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.8 Distribusi Jumlah DRP Dosis Di Bawah Dosis Terapi (%)

No Golongan Terapi

Obat

Nama Generik Rute Dosis yang

Digunakan

Dosis Normal Frekuensi Presentase

(%)

1 Antiulserasi Lansoprazole IV 30mg - 1x 30 mg secara

inj IV lambat

2x/hari

3 16.66%

Lansoprazole IV 30mg - 1x 30 mg secara

inj IV lambat

2x/hari

Lansoprazole IV 1ampul -2x 30 mg secara

inj IV lambat

2x/hari

2 Obat SSP golongan

lain

Prohiper

(Methylphenidate)

PO 1/2tab - 2x 20-30 mg/hari

diberikan

dalam 2-3

dosis terbagi

2 11.11%

Prohiper

(Methylphenidate)

PO 1/2-0-0 20-30 mg/hari

diberikan

dalam 2-3

dosis terbagi

3 Antikonvulsan,

antiepilepsi

Fenitoin PO 100mg - 1x 100mg - 3-

4xsehari

2 11.11%

Fenitoin PO 100mg - 2x 100mg - 3-

4xsehari

4 Antihipertensi Bisoprolol PO 1.25mg - 1x 5mg/hari 2 11.11%

Bisoprolol PO 1.25mg - 1x 5mg/hari

Vbloc (Carvedilol) PO 3,125mg - 1x 6.25mg/hari 1 5.56%

5 Vitamin, elektrolit KSR PO 600mg - 2x 1-2 tab 3x

/hari

1 5.56%

6 Antirefluks Sucralfat PO 1c - 3x 1gr-4x/hari 1 5.56%

7 Diuretic Mannitol IV 50cc - 4x 250 ml-1 L

dalam 24 jam

1 5.56%

8 Antihiperlipidemia Gemfibrozil PO 300mg - 1x 600mg 2x/hari 1 5.56%

9 Antidiabetik Glucophage

(Metformin)

PO 1 - 1x 500 mg 2-

3xsehari

1 5.56%

10 Insufisiensi ginjal

kronik

Ketosteril (Asam

Amino Esensial)

PO II - 3x 4-8 kapsul

3x/hari

1 5.56%

11 Suplemen,

elektrolit, antidote

Natrium Bikarbonat PO 1-3x 1-5gr/hari 1 5.56%

12 Calcium Channel

Blocker

Amlodipine PO 2.5mg-1x 5-10mg 1 5.56%

Total 18 100%

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk kategori DRPs pada dosis

dibawah dosis terapi, paling banyak pada penggunaan lansoprazol sebanyak 3

pasien (25%).

5.1.3.3 Dosis yang Didapatkan Diatas Dosis Terapi

Berdasarkan kejadian DRPs kategori dosis diatas dosis terapi pada

penggunaan obat antidiabetes pada pasien penderita Diabetes Melitus type 2 yang

disertai dengan hipertensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.9 Distribusi Jumlah DRP Dosis Di Atas Dosis Terapi (%)

No

Golongan Terapi

Obat

Nama Generik Rute Dosis yang

Digunakan

Dosis Normal Frekuensi Presentase

(%)

1 Antiulserasi Omeprazole IV 40mg - 2x 40 mg 1x/hari 7 38.89%

Omeprazole IV 40mg - 2x 40 mg 1x/hari

Omeprazole IV 40mg - 2x 40 mg 1x/hari

Omeprazole IV 40mg - 2x 40 mg 1x/hari

Omeprazole IV 40mg - 2x 40 mg 1x/hari

Omeprazole IV 1amp - 2x 40 mg 1x/hari

Omeprazole IV 1gr - 2x 40 mg 1x/hari

2 Vasodilator perifer

dan activator cerebral

Citicolin IV 1000mg - 2x Max 1000mg/hari 3 16.67%

Citicolin IV 500mg - 3x Max 1000mg/hari

Citicolin IV 500mg - 3x Max 1000mg/hari

3 Vitamin Asam Folat PO 3tab-1x 0.5-1mg/hari 3 16.67%

Asam Folat PO 3tab-1x 0.5-1mg/hari

Asam Folat PO 3tab-1x 0.5-1mg/hari

4 Diuretic Lasix

(Furosemide)

IV 5mg/jam 20-40mg/hari 1 5.56%

5 Antibiotic Meropenem IV 1gr – 3x 500mg/8jam 1 5.56%

Ciprofloxasin PO 400mg -2x 250-500mg/hari 1 5.56%

6 Antikoagulasi Kalnex (Asam

Traneksamat)

IV 500mg – 2x 2-10ampul (10-

50mL)/hari

1 5.56%

7 Obat kumur Minosep

(Chlorhexidine

Gluconate)

Diku

mur

4x 2x sehari 1 5.56%

Total 18 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk kategori DRPs dosis diatas

dosis terapi, paling banyak pada penggunan citicolin jalur intravena sebanyak

7kali (38.89%).

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.2 Pembahasan

5.2.1 Karakter Pasien

5.2.1.1 Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia

Didapat sampel sebanyak 30 pasien yang masuk kriteria inklusi dari total

populasi sebanyak 150 pasien. Hal ini dikarenakan banyak data yang tidak masuk

kriteria inklusi seperti umur pasien yang dibawah 25tahun, data rekam medis

yang tidak lengkap, tekanan darah harian yang tidak dipantau, hasil lab yang tidak

lengkap, tidak terdapat data umur, dan berat badan pasien.

Terlihat pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa penderita Diabetes Melitus

type 2 yang disertai dengan Hipertensi terbanyak adalah pasien pada rentang usia

56-65 tahun, yaitu sebanyak 11pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Prima Ayu Oktavia pada tahun 2014 yang menunjukkan prevalensi

paling banyak pada usia 51-60 sebanyak 28.6%, lalu diikuti pada usia 61-70

sebanyak 25.4%. Peningkatan risiko diabetes seiring dengan berjalannya umur,

khususnya pada usia lebih dari 40tahun yang disebabkan karena pada usia tersebut

mulai terjadi peningkatan intoleransi glukosa. Adanya proses penuaan

menyebabkan berkurangnya kemampuan sel β pancreas dalam memproduksi

insulin (Sunjaya, 2009). Selain itu pada individu yang berusia lebih tua terdapat

penurunan aktivitas mitokondria di sel-sel otot sebsar 35%. Hal ini berhubungan

dengan peningkatan kadar lemak di oto sebesar 30% dan memicu terjadinya

resistensi insulin.

5.2.1.2 Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa pasien penderita Diabetes Melitus

type 2 yang disertai hipertensi lebih banyak pada perempuan yaitu sebanyak 17

pasien (56%) dan sisanya pada laki-laki sebanyak 13 pasien (44%). Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Riskesdas pada tahun 2013 yang

menunjukkan prevalensi penderita Diabetes Melitus lebih besar pada wanita

(7.70%) dibandingkan pria (5.60%).

Diabetes Melitus merupakan salah saatu penyakit dengan angka kejadian

tertinggi di Indonesia dan tingginya angka tersebut menjadikan Indonesia

peringkat keempat jumlah DM terbanyak di dunia setelah India, China, dan

Amerika Serikat (Suyono, 2006). Tingginya kejadian DM type 2 pada perempuan

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko, seperti obesitas, kurang aktivitas/latihan

fisik, usia, dan riwayat DM saat hamil.

5.2.1.3 Karakteristik Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta Lain

Dari data tabel 5.2 menunjukkan bahwa penyakit penyerta lain yang

diderita oleh pasien Diabetes Melitus type 2 yang disertai dengan hipertensi paling

banyak adalah hyponatremia yaitu sebanyak 11%, diikuti oleh anemia yaitu

sebanyak 9%, lalu hypokalemia 7%, lalu diikuti oleh oleh dislipidemia, CKD,

stroke, ISK yaitu sebanyak 6%, dan untuk penyakit yang lainnya dibawah 5%.

Hiponatremia adalah sebuah gangguan elektrolit (gangguan pada garam

dalam darah) dimana konsentrasi natrium dalam plasma lebih rendah dari normal,

khusunya dibawah 135meq/L. Sebagian besar kasus hyponatremia terjadi dalam

hasil orang dewasa dari jumlah berlebih atau efek dari hormon penahan air yang

dikenal dengn nama hormone antidiuretik. Hiponatremia paling sering merupakan

komplikasi dari penyakit medis lain yang dimana banyak cairan kaya natrium

yang hilang (misalnya karena diare atau muntah), atau kelebihan air yang

terakumulasi dalam tubuh pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang dapat

dieksresikan.

Anemia didefinisakan sebagai penurunan kadar hemoglobin dalam darah

dan merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah yang mempunyai kapasitas

membawa oksigen tidak dapat mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Seseorang

bisa dikatakan anemia berdasrkan kriteria world health organization (WHO) jika

terjadi penurunan kadar hemoglobin dibawah normal. Penurunan kadar

hemoglobin dibawah normal yaitu ketika kadar hemoglobin dibawah <120 g/L

atau <12.0 g/dL. Pada dasarnya anemia disebabkan karena gangguan

pembentukan, kehilangan darah (pendarahan), dan proses penghancuran yang

terlalu cepat. Anemia merupakan salah satu bagian dari komplikasi kronis yang

terjadi jika DM tidak dikelola dengan baik. Kontrol glikemik yang buruk

menyebabkan terjadinya neuropati otonom sehingga mengganggu produksi

eritropoiten dan pelepasannya karena sebagian mekanisme tersebut diatur oleh

sistem saraf otonom, selain itu juga terjadi kerusakan arsitektur ginjal karena

hiperglikemia kronis dan akibat terbentuknya advanced glycation end product

(AGEs), yang akhirnya dapat meneyebabkan terjadinhya anemia pada pasien DM.

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.2.2. Profil Penggunaan Obat

5.2.2.1. Penggunaan Obat Antidiabetes Tunggal

Pemakaian obat antidiabetes tunggal telah banyak diberikan kepada

pasien, baik secara oral maupun injeksi. Pemakaian obat antidiabetes tunggal yang

paling banyak digunakan adalah golongan Biguanida yaitu Metformin sebanyak 8

pasien (57.14%).

Untuk pemberian antidiabetes oral berupa Metformin pada proses awal

terapi telah sesuai dengan apa yang diterbitkan PERKENI, dimana Metformin

merupakan antidiabetes oral pilihan utama (Soegondo,2002). Karena Metformin

mampu mengendalikan kondisi glikemia menjadi normal dan menurunkan efek

toksik glukosa pada pancreas sehingga dapat memperbaiki fungsi sel β (Sterne,

2007). Metformin bermanfaat terhadap sistem kardiovaskular dan mempunyai

risiko yang kecil terhadap kejadian hipoglikemia. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Praditya (2006), dimana penggunaan ADO tunggal terbanyak adalah

Metformin (47%).

Penggunaan antidiabetes tunggal terbesar setelah golongan Biguanida

adalah lantus. Lantus (insulin glargine rekombinan) adalah insulin manusia

dengan komposisi kimia yang sedikit dimodifikasi. Perubahan kimia memberikan

Insulin glargine dengan onset lambat tindakan (70 menit) dan durasi yang lebih

lama tindakan (24 jam) dibandingkan insulin manusia biasa. Kegiatannya tidak

memuncak. Lantus adalah insulin long-acting yang digunakan untuk mengobati

orang dewasa dengan diabetes tipe 2 dan orang dewasa serta anak-anak (6 tahun

dan lebih tua) dengan diabetes tipe 1 untuk kontrol gula darah tinggi.

5.2.2.2. Penggunaan Obat Antidiabetes Kombinasi

Kombinasi obat antidiabetes digunakan pada saat penggunaan obat

antidiabetes tunggal belum mencapai target glikemik yang diinginkan.

Berdasarkan penggunaan obat antidiabetes kombinasi pada pasien Diabetes

Melitus type 2 yang disertai dengan hipertensi diatas, didapatkan kombinasi yang

berbeda-beda pada tiap masing-masing pasien. Namun dari hasil pengolahan data

tidak ditemukan pemberian obat antidiabetes kombinasi yang terbanyak, karena

masing-masing pasien menggunakan obat antidiabetes kombinasi yang berbeda-

beda dan dengan jumlah.

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.2.2.3. Penggunaan Obat Antihipertensi

Pemakaian obat antihipertensi tunggal telah banyak diberikan kepada

pasien, baik secara oral maupun injeksi. Pemakaian obat antihipertensi tunggal

yang paling banyak digunakan adalah Amlodipin. Menurut Pedoman Tatalaksana

Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular, antagonis kalsium digunakan sebagai

obat tambahan setelah optimalisasi dosis β blocker bila terjadi tekanan darah tetap

tinggi, angina yang persisten atau adanya kontraindikasi absolute pemberian dari

β blocker. Antagonis kalsium bekerja mengurangi kebutuhan oksigen miokard

dengan menurunkan resistensi vaskuler perifer dan menurunkan tekanan darah.

Selain itu antagonis kalsium juga akan meningkatkan suplai oksigen miokard

dengan efek vasodilatasi koroner (Soenarta et al, 2015).

Penggunaan antihipertensi terbesar setelah amlodipine adalah captopril.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gumi V.C. dkk di Bali pada

tahun 2013 yang menunjukkan penggunaan obat paling banyak adalah captopril,

dimana captopril umumnya dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik

sebesar 15-25 % dari tekanan darah awal (V.C Gumi et al, 2013).

5.2.3. Drug Related Problem (DRPs)

5.2.3.1. Interaksi Obat

Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat (index drug) berubah akibat

adanya (precipitant drug), makanan, atau minuman. Interaksi obat dapat

menghasilkan efek yang memang dikehendaki (desirable drug interaction), atau

efek yang tidak dikehendaki (undesirable/ adverse drug interactions) yang

lazimnya menyebabkan efek samping obat dan/atau toksisitas karena

meningkatnya kadar obat di dalam plasma,atau sebaliknya menurunkan kadar obat

dalam plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi tidak optimal. Sejumlah

besar obat baru yang dilepas di pasaran setiap tahunnya menyebabkan interaksi

baru antar obat akan semakin sering muncul terjadi (Gitawati 2008).

Interaksi obat dapat terjadi saat pemberiaan dua obat secara bersamaan, baik

antidiabetes dengan antihipertensi, antidiabetes dengan obat lain, atau

antihipertensi dengan obat lain. Interaksi obat yang mungkin timbul dapat dilihat

pada referensi yang lebih detail, misalnya Medscape, Stockley’s Drug

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Interactions, lexicomp dan drugs.com. Interaksi antar sesama obat antidiabetes

dan interaksi obat antidiabetes dengan obat lain dapat mempengaruhi efek kerja

dari obat antidiabetes tersebut dan akan mempengaruhi kadar glukosa darah. Hal

ini dapat menyebabkan kadar glukosa darah yang menurun secara drastic

(hipoglikemia) atau dapat menyebabkan keadaan kadar glukosa drah yang

melebihi batas normal (hiperglikemia) (gula darah sewaktu >200mg/dl). Hasil

analisis dapat dilihat pada lampiran.

5.2.3.1.1. Interaksi Obat Berdasarkan Tingkat Keparahan

Dalam interaksi obat, hal lain yang harus diperhatikan adalah tingkat

signifikansi dari interaksi obat yang berkaitan dengan besarnya efek yang akan

terjadi pada pasien. Tingkat signifikansi interaksi obat ini terbagi menjadi tiga,

yaitu minor, moderat dan major. Tingkat signifikansi major merupakan interaksi

yang harus dihindari karena bersifat membahayakan, dapat mengancam jiwa dan

dapat menyebabkan kerusakan permanen. Tingkat signifikansi moderat

merupakan interaksi yang dihindari, jika digunakan memerlukan pemantauan

yang cukup ketat dari tim medis. Interaksi ini dapat menyebabkan memburuknya

status klinis pasien, sehingga diperlukan pengobatan tambahan, rawat inap, atau

memperpanjang masa inap di rumah sakit. Tingkat signifikansi minor merupakan

interaksi yang tidak begitu bermasalah, dapat diatasi dengan baik. Menghindari

resiko atau meminimalkan resiko interaksi dengan tetap dilakukannya pemantauan

status pasien (Samiyah, 2017).

Berdasarkan identifikasi interaksi obat secara literatur, didapatkan seluruh

pasien Diabetes Melitus type 2 yang disertai dengan hipertensi mengalami

interaksi obat. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat keparahan interaksi obat yang

paling banyak terjadi adalah pada tingkat moderat, yaitu sebanyak 156 kejadian

(70,90 %). Interaksi obat pada tingkat moderat adalah interaksi obat yang cukup

bermakna signifikan secara klinis, lebih baik dihindari menggunakan kombinasi

kecuali jika dalan keadaan khusus atau manfaatnya lebih besar dibanding potensi

resikonya. Namun pada penelitian ini, interaksi obat pada tingkat moderat tidak

dapat diamati secara keseluruhan apakah terjadi interaksi yang berdampak pada

terapi dikarenakan design penelitian yang bersifat retrospektif.

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya interaksi obat terbanyak kedua adalah pada tingkat keparahan

mayor, yaitu sebanyak 36 kejadian (16,36 %). Jenis obat yang mengalami

interaksi mayor dapat dilihat pada tabel 5.12 dibawah.

Tabel 5.10 Interaksi Obat pada Tingkat Mayor

No Obat Pertama Obat Kedua Interaksi Obat Efek Interaksi

1 Fenitoin Amlodipine amlodipin dapat ↑ efek

fenitoin dan fenitoin

dapat ↓ efek

amlodipine

monitor untuk toksisitas fenitoin jika amlodipine

dimulai / dosis meningkat, atau efek fenitoin

menurun jika amlodipine dihentikan / dosis

menurun. monitor untuk mengurangi efek terapi

amlodipine dengan penggunaan bersamaan

fenitoin. pelabelan nifedipin merekomendasikan

menghindari penggunaan bersamaan dengan

fenitoin, dan pelabelan kanadian nimodipine

kontraindikasi penggunaan bersamaan dari fenitoin

2 Simvastatin Amlodipine amlodipine dapat ↑

kadar simvastatin

dalam darah dan ↑ efek

samping

hindari penggunaan amlodipine bersamaan dengan

simvastatin bila memungkinkan. jika digunakan

bersama, hindari dosis simvastatin lebih dari 20mg

/ hari, dan pantau secara ketat untuk tanda-tanda

toksisitas inhibitor HMG-CoA reduktase (misalnya.

Myositis, rhabdomyolysis)

3 Amlodipine Simvastatin amlodipine dapat ↑

kadar simvastatin

dalam darah dan ↑efek

samping

hindari penggunaan amlodipine bersamaan dengan

simvastatin bila memungkinkan. jika digunakan

bersama, hindari dosis simvastatin lebih dari 20mg

/ hari, dan pantau secara ketat untuk tanda-tanda

toksisitas inhibitor HMG-CoA reduktase (misalnya.

Myositis, rhabdomyolysis)

4 Allopurinol Calcium Carbonate calcium carbonat dapat

↓ penyerapan

allopurinol

berikan calcium carbonat setidaknya 3 jam sebelum

pemberian allopurinol untuk mengurangi risiko

potensial dari interaksi ini

5 Allopurinol Ramipril ramipril dapat ↑

potensi reaksi alergi

atau hipersensitivitas

terhadap allopurinol

jika allopurinol harus digunakan pada pasien yang

menggunakan ramipril, pantau reaksi

hipersensitivitas setelah inisiasi terapi allopurinol

minimal selama 5 minggu

6 Domperidone Metoclopramide dapat saling ↑ efek

QTc-Prolonging

penggunaan bersamaan harus dihindari bila

memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan

secara substansial meningkatkan resiko untuk

toksisitas yang serius, termasuk pengembangan

torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel

yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor

resiko yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua,

jenis kelamin perempuan, bardikardia,

hipokalemia, hipomagnesemia, penyakit jantung,

dan konsetrasi obat yang lebih tinggi), akan

memiliki resiko yang lebih tinggi untuk toksisitas

yang berpotensi mengancam nyawa ini.

penggunaan kombinasi semacam itu harus disertai

dengan pemantauan ketat untuk bukti perpanjangan

QT atau perubahan lain dari ritme jantung

7 Lasix Sucralfat sucralfat dapat ↓ efek

lasix, dapat merusak

penyerapan Lasix

hindari pemberian oral lasix dan sucralfat secara

bersamaan. Pemberian terpisah paling tidak 2 jam.

Tidak berlaku untuk lasix yang diberikan secara

parenteral

8 Ramipril Candesartan candesartan dapat

↑efek toxic Ramipril

penggunaan bersamaan secara khusus tidak

dianjurkan dan merupakan kontraindikasi pada

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pasien dengan nefropati diabetik. Jika kombinasi

seperti itu harus digunakan, monitor pasien lebih

dekat untuk respon yang lebih besar dari yang

diperkirakan pada kombinasi, termasuk

pemantauan tekanan darah, fungsi ginjal, dan

konsentrasi kalium

9 Amlodipine Simvastatin amlodipine dapat ↑

kadar simvastatin

dalam darah dan ↑efek

samping

hindari penggunaan amlodipine bersamaan dengan

simvastatin bila memungkinkan. jika digunakan

bersama, hindari dosis simvastatin lebih dari 20mg

/ hari, dan pantau secara ketat untuk tanda-tanda

toksisitas inhibitor HMG-CoA reduktase (misalnya.

Myositis, rhabdomyolysis)

10 Haloperidol Ondansetron dapat saling ↑ efek

QTc-Prolonging

penggunaan bersamaan harus dihindari bila

memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan

secara substansial meningkatkan resiko untuk

toksisitas yang serius, termasuk pengembangan

torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel

yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor

resiko yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua,

jenis kelamin perempuan, bardikardia,

hipokalemia, hipomagnesemia, penyakit jantung,

dan konsetrasi obat yang lebih tinggi), akan

memiliki resiko yang lebih tinggi untuk toksisitas

yang berpotensi mengancam nyawa ini.

penggunaan kombinasi semacam itu harus disertai

dengan pemantauan ketat untuk bukti perpanjangan

QT atau perubahan lain dari ritme jantung

11 Haloperidol Metoclopramide metoclopromide dapat

↑ efek toksik

haloperidol

hindari penggunaan metoclopramide dalam

kombinasi dengan obat lain yang terkait dengan

pengembangan reaksi ekstrapiramidal (misalnya.

Tardive dyskinesia) dan sindrom neuroleptik ganas

12 Ascardia Asam Mefenamat asam mefenamat dapat

↑ efek negatif/toksik, ↓

efek kardioprotektif

ascardia, ascardia

dapat ↓ konsentrasi

serum asam

mefenamat, dan

kombinasi dapat ↑

resiko perdarahan

pantau peningkatan resiko perdarahan selama

penggunaan asam mefenamat dan ascardia secara

bersamaan. Ibuprofen, dan mungkin NSAID

nonselektif lainnya, dapat mengurangi efek

kardioprotektif ascardia. Tampak bijaksana untuk

menghindari penggunaan iburpofen secara rutin

dans ering pada pasien yang menerima ascardia

untuk kardioprotektifnya. analgesik alternatif

(misalnya. acetaminophen) mungkin pilihan yang

lebih aman. pasien mungkin memerlukan konseling

tentang waktu pemberian ibuporfen dan ascardia

yang tepat. ibuprofen harus diberikan 30-120menit

setelah ascardia segera dikeluarkan, 2-4jam setelah

ascardia rilis diperpanjang, atau setidaknya 8jam

sebelum ascardia

13 Pradaxa Ascardia ascardia dapat ↑ efek

negatif/toksik pradaxa,

↑ resiko perdarahan

pertimbangkan dengan seksama resiko dan manfaat

yang diperkirakan dari kombinasi ini. tingkatkan

pemantauan untuk melihat perdarahan jika

dabigatran (pradaxa) digunakan dalam kombinasi

dengan obat antiplatelet apa pun. Monografi

produk kanada untuk dabigatran (pradaxa) secara

khusus merekomendasikan untuk menghindari

penggunaan bersama dari prasugrel atau ticagrelor,

dan itu juga merekomendasikan bahwa aspirin

(ascardia) dosis rendah (100mg/hari) dapat

dipertimbangkan jika diperlukan tetapi penggunaan

antiplatelet tidak dianjurkan untuk pencegahan

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

stroke pada pasien dengan atrial fibralasi

14 Pradaxa Asam Mefenamat asam mefenamat dapat

↑ efek negatif/toksik

pradaxa, ↑ resiko

perdarahan

resiko komprehensif untuk penilaian manfaat harus

dilakukan untuk semua pasien sebelum penggunaan

bersamaan dari obat pradaxa dan asam mefenamat.

Resiko kemungkinan bervariasi sesuai dengan

dosis dan durasi penggunaan yang diperkirakan.

Jika digabungkan awasi pasien lebih dekat untuk

tanda-tanda dan gejala perdarahan dengan

penggunaan bersamaan, dan konseling pasien

tentang peningkatan resiko perdarahan untuk

segera melaporkan tanda-tanda atau gejala

kemungkinan perdarahan

16 Pradaxa Simvastatin simvastatin dapat ↑

efek antikoagulan

pradaxa

pertimbangkan alternatif HMG-CoA reductase

inhibitor (statin) pada pasien yang memakai

dabigatran (pradaxa) yang memerlukan terapi

statin. Jika digunakan bersama, pantau pasien

secara dekat untuk tanda dan gejala perdarahan

17 Simarc Clopidogrel clopidogrel dapat ↑

efek antikoagulan

simarc

tingkatkan pemantauan ketekunan untuk tanda dan

gejala perdarahan jika obat ini digunakan secara

bersamaan

18 Ciprofloxasin Ondansetron dapat saling ↑ efek

QTc-Prolonging

penggunaan bersamaan harus dihindari bila

memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan

secara substansial meningkatkan resiko untuk

toksisitas yang serius, termasuk pengembangan

torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel

yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor

resiko yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua,

jenis kelamin perempuan, bardikardia,

hipokalemia, hipomagnesemia, penyakit jantung,

dan konsetrasi obat yang lebih tinggi), akan

memiliki resiko yang lebih tinggi untuk toksisitas

yang berpotensi mengancam nyawa ini.

penggunaan kombinasi semacam itu harus disertai

dengan pemantauan ketat untuk bukti perpanjangan

QT atau perubahan lain dari ritme jantung

19 Ciprofloxasin Ulsafat ulsafat dapat ↓

konsentrasi serum

ciprofloxasin

interaksi dapat diminimalkan dengan pemberian

ciprofloxasin oral sitidaknya 2jam sebelum atau

6jam sebelum dosis ulsafat. Pemisahan yang lebih

besar dari kedua obat tampaknya akan mengurangi

resiko untuk interaksi yang signifikan lebih jauh.

Jika harus diberikan lebih dekat bersama daripada

yang diinginkan, pantau untuk penurunan efek

terapeutik dari ciprofloxasin oral

Domperidone Ondansetron dapat saling ↑ efek

QTc-Prolonging

penggunaan bersamaan harus dihindari bila

memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan

secara substansial meningkatkan resiko untuk

toksisitas yang serius, termasuk pengembangan

torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel

yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor

resiko yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua,

jenis kelamin perempuan, bardikardia,

hipokalemia, hipomagnesemia, penyakit jantung,

dan konsetrasi obat yang lebih tinggi), akan

memiliki resiko yang lebih tinggi untuk toksisitas

yang berpotensi mengancam nyawa ini.

penggunaan kombinasi semacam itu harus disertai

dengan pemantauan ketat untuk bukti perpanjangan

QT atau perubahan lain dari ritme jantung

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

20 Bisoprolol Fenitoin fenitoin dapat ↑

metabolisme

bisoprolol sehingga

dapat ↑ resiko

kegagalan terapi

pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat

berinteraksi untuk menghindari kegagalan

terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara

khusus dikontraindikasikan oleh produsen.

Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan

oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket

yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP

jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan

peningkatan efek jika inducer CYP

dihentikan/dosis menurun

21 Ultracet Alprazolam alprazolam dapat ↑

efek ultracet

hindari penggunaan bersama analgesik opioid dan

bezodiazepin atau depresan SSP lainnya bila

memungkinkan. Obat-obat ini hanya boleh

dikombinasikan jika pilihan pengobatan alternatif

tidak memadai. Jika digabungkan, batasi dosis dan

durasi setiap obat hingga seminimal mungkin

sambil mencapai efek klinis yang diinginkan.

peringatkan pasien dan pengasuh tentang resiko

pernapasan/sedasi yang diperlambat atau sulit.

22 Ultracet Esilgan esilgan dapat ↑ efek

ultracet

hindari penggunaan bersama analgesik opioid dan

bezodiazepin atau depresan SSP lainnya bila

memungkinkan. Obat-obat ini hanya boleh

dikombinasikan jika pilihan pengobatan alternatif

tidak memadai. Jika digabungkan, batasi dosis dan

durasi setiap obat hingga seminimal mungkin

sambil mencapai efek klinis yang diinginkan.

peringatkan pasien dan pengasuh tentang resiko

pernapasan/sedasi yang diperlambat atau sulit.

23 Amlodipine Rifampicin rifampicin dapat ↓

konsentrasi serum

amlodipine

pertimbangkan terapi alternatif untuk obat

kontraindikasi ini pada pasien yang menerima

rifampicin. Penghambat calcium channel blockers

(CCBs) kemungkinan akan berinteraksi dengan

turunan rifampicin hingga setidaknya beberapa

derajat. Jika menggunakan kombiasi ini, monitor

pasien secara dekat untuk tanda-tanda klinis efek

terapi CCB yang berkurang. peningkatan dosis

CCB atau terapi alterantif (non-CCB) mungkin

diperlukan

24 Haloperidol Fenitoin fenitoin dapat ↑

metabolisme

haloperidol

pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat

berinteraksi untuk menghindari kegagalan

terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara

khusus dikontraindikasikan oleh produsen.

Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan

oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket

yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP

jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan

peningkatan efek jika inducer CYP

dihentikan/dosis menurun

25 Haloperidol Rifampicin rifampicin dapat ↑

metabolisme

haloperidol

pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat

berinteraksi untuk menghindari kegagalan

terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara

khusus dikontraindikasikan oleh produsen.

Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan

oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan palket

yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP

jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan

peningkatan efek jika inducer CYP

dihentikan/dosis menurun

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

26 Insulin Pioglitazon pioglitazon dapat ↑

efek toksik insulin

jika insulin dikombinasikan dengan pioglitazon,

pengurangan dosis insulin harus dipertimbangkan

untuk mengurangi resiko hipoglikemia. Pantau

pasien untuk retensi cairan dan tanda/gejala gagal

jantung dengan kombinasi ini

27 Levemir Pioglitazon pioglitazon dapat ↑

efek toksik levemir

jika levemir dikombinasikan dengan pioglitazon,

pengurangan dosis levemir harus dipertimbangkan

untuk mengurangi resiko hipoglikemia. Pantau

pasien untuk retensi cairan dan tanda/gejala gagal

jantung dengan kombinasi ini

28 Novorapid Pioglitazon pioglitazon dapat ↑

efek toksik novorapid

jika novorapid dikombinasikan dengan pioglitazon,

pengurangan dosis novorapid harus

dipertimbangkan untuk mengurangi resiko

hipoglikemia. Pantau pasien untuk retensi cairan

dan tanda/gejala gagal jantung dengan kombinasi

ini

29 Fenitoin Rifampicin rifampicin dapat ↓

konsentrasi serum

fenitoin

jika memungkinkan, cari alternatif ini. jika obat-

obat ini digunakan bersama-sama, pantau secara

ketat untuk penurunan konsentrasi/efek jika

rifampicin dimulai/dosis meningkat, atau

peningkatan konsentrasi/efek jika rifampicin

dihentikan/dosis menurun

30 Ceremax Fenitoin fenitoin dapat ↓

konsentrasi serum

ceremax

hindari penggunaan bersamaan dari ceremax dan

fenitoin

31 Nimotop Fenitoin fenitoin dapat ↓

konsentrasi serum

nimotop

hindari penggunaan bersamaan dari nimotop dan

fenitoin

32 Bisoprolol Fenitoin fenitoin dapat ↑

metabolisme

bisoprolol

pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat

berinteraksi untuk menghindari kegagalan

terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara

khusus dikontraindikasikan oleh produsen.

Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan

oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket

yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP

jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan

peningkatan efek jika inducer CYP

dihentikan/dosis menurun

33 Diazepam Fenitoin fenitoin dapat ↑

metabolisme diazepam

pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat

berinteraksi untuk menghindari kegagalan

terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara

khusus dikontraindikasikan oleh produsen.

Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan

oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket

yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP

jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan

peningkatan efek jika inducer CYP

dihentikan/dosis menurun

34 Largactil Ondansetron dapat saling ↑ efek

QTc-Prolonging

penggunaan bersamaan harus dihindari bila

memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan

secara substansial meningkatkan resiko untuk

toksisitas yang serius, termasuk pengembangan

torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel

yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor

resiko yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua,

jenis kelamin perempuan, bardikardia,

hipokalemia, hipomagnesemia, penyakit jantung,

dan konsetrasi obat yang lebih tinggi), akan

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki resiko yang lebih tinggi untuk toksisitas

yang berpotensi mengancam nyawa ini.

penggunaan kombinasi semacam itu harus disertai

dengan pemantauan ketat untuk bukti perpanjangan

QT atau perubahan lain dari ritme jantung

35 Tramadol Largactil largactil dapat ↑ efek

depresan SSP tramadol

hindari penggunaan bersama analgesik opioid dan

bezodiazepin atau depresan SSP lainnya bila

memungkinkan. Obat-obat ini hanya boleh

dikombinasikan jika pilihan pengobatan alternatif

tidak memadai. Jika digabungkan, batasi dosis dan

durasi setiap obat hingga seminimal mungkin

sambil mencapai efek klinis yang diinginkan.

peringatkan pasien dan pengasuh tentang resiko

pernapasan/sedasi yang diperlambat atau sulit

36 Tramadol Frego frego dapat ↑ efek

depresan SSP tramadol

hindari penggunaan bersama analgesik opioid dan

bezodiazepin atau depresan SSP lainnya bila

memungkinkan. Obat-obat ini hanya boleh

dikombinasikan jika pilihan pengobatan alternatif

tidak memadai. Jika digabungkan, batasi dosis dan

durasi setiap obat hingga seminimal mungkin

sambil mencapai efek klinis yang diinginkan.

peringatkan pasien dan pengasuh tentang resiko

pernapasan/sedasi yang diperlambat atau sulit

Interaksi obat yang terjadi pada pasien secara umum dapat dibedakan ke

dalam 2 kategori yaitu interaksi obat potensial dan interaksi obat aktual. Interaksi

obat potensial merupakan interaksi obat yang diprediksikan dapat terjadi pada

pasien yang mendapatkan terapi obat. Prediksi pada interaksi ini dapat dilihat

pada literatur. Interaksi obat potensial ini dapat menjadi prediktor akan terjadinya

interaksi obat aktual. Interaksi obat aktual adalah interaksi obat yang terjadi pada

pasien dan ditandai dengan munculnya gejala yang terjadi pada pasien akibat

interaksi yang terjadi.

5.2.3.2 Dosis Dibawah Dosis Terapi

Dosis kurang adalah dosis yang terlalu kecil yaitu dibawah 20% dari yang

seharusnya diberikan pada pasien atau yang frekuensi pemberiannya kurang

berdasarkan dosis standar. Kejadian DRPs akibat dosis yang tidak adekuat atau

efektif merupakan masalah kesehatan yang serius dan dapat menambah biaya

terapi bagi pasien. Sebaik apapun diagnosis dan penilaian yang dilakukan hal itu

tidak akan ada artinya apabila pasien tidak menerima dosis yang tepat sesuai

dengan kebutuhannya. Secara garis besar, suatu regimen obat dianggap sesuai

dengan indikasinya, tidak mengalami efek samping akibat obat, akan tetapi tidak

memperoleh manfaat terapi yang diinginkan (Masitoh, 2009).

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Data dosis pasien dibandingkan dengan beberapa literature seperti ISO dan

MIMS Indonesia. Penilaian evaluasi DRPs dosis dibawah dosis terapi pada pasien

didasarkan pada dosis regimen yang diberikan lalu dibandingkan dengan yang

terdapat di dalam literatur.

Dari hasil analisa deskriptif pada dosis dibawah dosis terapi pada pasien

yang didasarkan pada dosis regimen yang diberikan, terdapat 18 kali kejadian

dosis obat yang diberikan pada pasien tidak sesuai dengan yang terdapat dalam

literature. Diantaranya adalah penggunaan lansoprazole sebanyak 3 kali, diikuti

dengan fenitoin, bisoprolol, dan prohiper yang masing-masing sebanyak 2 kali.

5.2.3.3 Dosis Diatas Dosis Terapi

Pemberian obat dengan dosis diatas dosis terapi dapat meningkatkan

resiko toksisitas. Dosis berlebih dalam penelitian ini adalah obat yang diterima

pasien melebihi dosis pemakaian normal. Batasan dosis yang dianggap dosis

berlebih adalah dosis yang diberikan 20% lebih tinggi dari dosis standar

(Masitoh, 2009). Data dosis pasien dibandingkan dengan beberapa literatur seperti

ISO dan MIMS Indonesia. Penilaian evaluasi DRPs dosis diatas dosis terapi pada

pasien didasarkan pada dosis regimen yang diberikan lalu dibandingkan dengan

yang terdapat di dalam literatur.

Dari hasil analisa deskriptif pada dosis regimen yang diberikan, ditemukan

18 kejadian dosis diatas dosis terapi, dan seluruhnnya diberikan di atas 20 % dari

dosis yang seharusnya. Diantaranya yang paling banyak adalah pada penggunaan

omeprazol secara intravena.

5.3 Keterbatasan Penelitian

5.3.1 Kendala

1. Pengambilan data dan jumlah sampel

Pada proses pengambilan data ada beberapa data pasien yang kurang

lengkap, khususnya data berat badan pasien, sehingga tidak dapat diambil data

pasien dan menyebabkan sampel menjadi terbatas sesuai kriteria inklusi dan

eklusi.

Untuk beberapa dosis pemberian obat tidak diberikan berapa kekuatan obat

yang digunakan, sehingga mengurangi pengukuran DRPs pada sampel.

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.3.2 Kelemahan

1. Penelitian retrospektif

Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif, cara ini mempunyai

kelemahan karena waktu kejadian sudah berlalu, sehingga tidak dapat dilakukan

pertanyaan secara langsung pada pasien, terutama untuk meneliti potensi interaksi

obat.

5.3.3 Kekuatan

1. Penelitian ini sebelumnya belum pernah dilakukan di RSUP Fatmawati

dan di UIN Syarif Hidaya tullah Jakarta. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi

referensi dan gambaran Drug Related Problems kategori penyesuaian dosis dan

interaksi obat pada pasien rawat inap yang menderita Diabetes Melitus type 2

yang disertai dengan Hipertensi. Data yang diambil sesuai kriteria inklusi dan

ekslusi.

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

48 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB VI

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada 90% pasien dari subjek penelitian

berpotensi terjadi Drug Related Problems (DRPs) pada kategori interaksi obat

sebanyak 220 kali.

2. Untuk Drug Related Problems (DRPs) dosis dibawah terjadi pada 12 golongan

terapi, yang terbanyak diantaranya adalah Lansoprazole yaitu hampir 18%.

3. Untuk Drug Related Problems (DRPs) dosis diatas terjadi sebanyak 7

golongan terapi, yang terbanyak diantaranya adalah omeprazol intravena yaitu

hampir 39%.

6.2 Saran

1. Perlu adanya monitoring dan evaluasi terapi pada pasien Diabetes melitus tipe

2 dengan penyakit penyerta Hipertensi mengingat 90% pasien penelitian terjadi

interaksi obat.

2. Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi yang tepat antara dokter, apoteker, dan

tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian

dan pengobatan pada pasien, sehingga didapatkan terapi yang tepat, efektif,

dan aman.

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

49 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Adriansyah. (2010). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakpatuhan

Pasien Penderita Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan di RSU H. Adam Malik

Medan. Skripsi Sarjana pada Fakultas Farmasi USU Medan

Al Homsi MF, Lukic ML.1992. An update on the pathogenesis of Diabetes Mellitus,

Department of Pathology and Medical Microbiology (Immunology Unit) Faculty

of Medicine and Health Sciences. UAE University, Al Ain, United Arab Emirates

Anonim. (2016). MIMS Petunjuk Konsultasi Edisi 16 Tahun 2016/2017. Bhuana Ilmu

Populer

Anonim, 2000, Pharmaceutical Compounding-Nonsteril Preparations, USP Cahpter

795 cit. Allen , L.V., 2008, vol 13, No. 4, Secundum Artem, USA

Anonim. (2008). DOI: Data Obat di Indonesia Edisi 11 Tahun 2008. OMNI

International Hospital

Anonim. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Anonim. (2013). Stastical Fact Sheet: High Blood Pressure. Amerika: American Heart

Association, Inc

Anonim, 2006. PCNE classification for Drug Related Problems. Pharmaceutical Care

Network Europe Foundation, V 6.2

Anonim. 2008. Hipertensi. http://www.rsbk-batam.com.co.id. Diakses 26 Juni 2016

Aram V. Chobanian, M.D. 2004. The Seventh Report of the Joint National Committee

on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. U .

S . Department Of Health And Human Services, NIH Publication

Bemt and Egberts.2007.Pharmaceutical Care Network Europe Foundation, 2010

Bemt, V. D. and Egberts. 2007. Drug-Related Problems: Definitions and Classification.

EJHP

Charles, J., dan Ivar, F. 2011. Relationship Polychlorinated Byphenyls With Diabetes

Tipe 2 and Hipertesion. Environmental Monitoring of The Journal

Cipolle, R.J, Strand, L.M., Morley, P.C. 2004. Pharmaceutical Care Practice the

Clinician’s Guide. Second Edition, 73-119, McGraw-Hill, New York

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Ditjen Bina Farmasi dan Alkes. 2005. Pharmaceutical Care untuk penyakit Diabetes

Mellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Ditjen Bina Farmasi dan Alkes. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit

Hipertensi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dipiro,JT.2009. Pharmacoterapy Handbook 7th edition.Mc Graw Hill.New York.

Gray, H.H., Dawkins, K.D., Simpson, A., dan Morgan, J.M. 2006. Lecture Notes On

Cardiology. Edisi 4. Jakarta: Erlangga.

Handoko, T., dan Suharto, B. 1995. Insulin, Glukagon dan Antidiabetik Oral, Dalam:

Farmakologi dan Terapi. Editor: Sulistia G. Ganiswara, Setabudy Rianto, Frans

D. Suyatna, Purwantyastuti, dan Nafrialdi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru

International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas 5th

edition. 2012

International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas 7th

edition. 2015

Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2. Edisi 8. Jakarta: Salemba

Medika.

Ozougwu JC, Obimba KC, Belonwu CD, Unakalamba CB. 2013. The pathogenesis and

pathophysiology of type 1 and type 2 diabetes mellitus.

Report of a WHO.1999.Consultation Part 1: Diagnosis and Classification of Diabetes

Mellitus World Health Organization Department of Noncommunicable Disease

Surveillance Geneva-WHO/NCD/NCS/99.2.1999

Roger, V.L. et al., 2012. Heart disease and stroke Statistics. American Heart

Association

Sassen, J.J., dan Carter, B.L. 2005. Hypertension. Pharmacotherapy: A

Phatophysiologic Approach. Editor: Joseph Dipiro, Robert Talbert, Gary Yee,

Gary Matzke, Barbara Wells, dan Michael Posey. Edisi 8. New York: Appleton

and Lange.

Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular Dan Renal. Jakarta:

Penerbit Salemba Medika

Tandra, H. 2008. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang- DIABETES.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Tjay, T.H., Rahardja, K. 2002. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek-

Efek Sampingnya. Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Waspadji S. 2005. Diabetes Mellitus : Mekanisme dasar dan pengelolaannya yang

rasional. Jakarta :. Penerbit FKUI

World Health Organization. Diabetes Mellitus: Report of a WHO Study Group. Geneva:

WHO, 1985. Technical Report Series 727

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

Lampiran 1. Surat Ijin penelitian dari RSUP Fatmawati

51 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

52

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

Lampiran 2. Data Pasien Keseluruhan

53 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

1 1400

555

NUR BAETI p / u

:

50th

/ bb

: 55

/ t :

150

22-

12-

2015

sd 5-

1-

2016

hipokalemia

berat,

hiponatremia

,

hipomagnese

mia,

hipocalsemia

, dm tipe 2,

hipertensi

grade 1, cap,

nyeri

dada

atipikal

Domperido

ne

domperidone antiemetik 10mg -

3x

po tgl 22-12-

2015 sd 7-

1-2016

tgl 1-1-2016 :

130/80,

140/80,

130/80, tgl 2-

1 : 120/80,

140/90, tgl 3-

1 :140/80, tgl

4-1 : 110/60,

140/90, tgl 5-

1 : 110/70,

140/80, tgl 6-

1 : 130/80,

150/90, tgl 7-

1 : 100/80

tgl 1-1-

2016 :

184,318,

tgl 2-1 :

188,151,21

5,183, tgl

3-1 :

132,175,19

1, tgl 4-1 :

133,190,27

5, tgl 5-1 :

162,236,26

9, tgl 6-1 :

144, tgl 7-1

: 122

amlodipin amlodipin antihipertens

i

5gr - 1x po tgl 21-12-

2015 sd

23-12-

2015

amlodipin amlodipin antihipertens

i

10mg -

1x

po tgl 23-12-

2015 sd 7-

1-2016

aspar k kalium L-

aspartate

suplementasi

kalium

1tab -

3x

po tgl 24-12-

2015 sd 2-

1-2016

sulfat

ferrous

ferrous sulphate anemia

defenisi besi

1tab -

3x

po tgl 26-12-

2015 sd 7-

1-2016

Ksr kcl pencegahan

dan

pengobatan

hipokalemia

2tab -

3x

po tgl 23-12-

2015 sd

26-12-

2015

Ksr kcl pencegahan

dan

pengobatan

hipokalemia

600mg -

3x

po tgl 30-12-

2015 sd 7-

1-2016

novorapid insulin aspart antidiabetik

injeksi

500cc sc tgl 23-12-

2015

novorapid insulin aspart antidiabetik

injeksi

6unit -

3x

sc tgl 30-12-

2015

novorapid insulin aspart antidiabetik

injeksi

8unit -

3x

sc tgl 4 -1-

2016

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

6unit -

1x

sc tgl 30-12-

2015 sd 2-

1-2016

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

8unit -

1x

sc tgl 4-1-

2016 sd 7-

1-2016

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

10unit -

1x

sc tgl 7-1-

2016

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

cefotaxime cefotaxime antibiotik

injeksi,

antibakteri

1gr - 3x iv tgl 22-12-

2015 sd 7-

1-2016

ca glukonas kalsium glukonas terapi

hipokalemia

dan

hiperkalemia

(elektrolit)

1gr - 2x iv tgl 24-12-

2015 sd 7-

1-2016

MgSo4

40%

5cc iv tgl 24-12-

2015 sd

25-12-

2015

MgSo4

40%

10cc iv tgl 25-12-

2015 sd

26-12-

2015

nacl 3% 500cc/2

4jam

iv tgl 22-12-

2015

nacl 0,9% +

kcl 25meq

500cc/1

2jam

iv tgl 22-12-

2015 sd

31-12-

2015

nacl 0,9% 500cc/8j

am

iv tgl 1-1-

2016

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

2 1401

377

NURWINA

ZAINUDIN

p/

58

th /

bb :

53 /

t :

160

cm

27-

12-

2015

sd

13-

01-

2016

dm tipe 2,

dyspesia,

hipertensi,

lemas

dan

riwayat

kejang

antasida syr Aluminium

Hidroksida dan

Magnesium

Hidroksida

Penetralisir

Asam

Lambung

1cth -

3x

po tgl 11-1-

2016 sd

13-1-2016

tgl 9-1-2016 :

130/77 ,

100/60 tgl 10 :

120/70 tgl 11 :

120/80 tgl 12 :

140/80 tgl 13 :

90/60

tgl 6-1-

2016 : 96,

157, 193.

tgl 8 : 138.

tgl 13 :

167. omeprazole omeprazole obat

lambung

20mg -

2x

iv tgl 29-12-

2015 sd

11-1-2016

amlodipin amlodipin antihipertens

i

10mg -

1x

po tgl 11-1-

2016

Ksr kcl pencegahan

dan

pengobatan

hipokalemia

600mg -

2x

po tgl 25-12-

2015 sd

13-1-2016

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

simvastatin simvastatin antikolestero

l

20mg -

1x

po tgl 29-12-

2015 sd

12-1-2016

Domperido

ne

domperidone antiemetik 10mg -

3x

po tgl 28-12-

2015 sd

12-1-2016

minosep minosep gargle obat kumur 4x po tgl 27-12-

2015 sd

13-1-2016

fenitoin phenytoin antikonvulsa

n,

antiepilepsi

100mg -

3x

po tgl 5-1-

2016 sd

13-1-2016

fenitoin phenytoin antikonvulsa

n,

antiepilepsi

100mg -

1x

iv tgl 28-12-

2015 sd

29-1-2015

humalog insulin lispro antidiabetik

injeksi

6ui - 3x sc tgl 29-12-

2015 sd

13-1-2016

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

12u - 1x sc tgl 30-12-

2015 sd

31-12-

2015

captopril captopril antihipertens

i

12mg -

3x

tgl 5-1-

2016 sd

12-1-2016

ascardia aspirin antiplatelet 80mg -

1x

po tgl 30-12-

2015 sd

11-1-2016

insulin insulin reguler antidiabetik 1cc/jam iv tgl 27-12-

2015 sd

28-12-

2015

Na cl 0,9 500cc/8j

am

iv tgl 27-12-

2015 sd

11-1-2016

ceftriaxon ceftriaxone antibiotik

golongan

sefalosporin

2gr - 1x iv tgl 28-12-

2015 sd

11-1-2016

NO NO NAMA usia TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

RM RAW

AT

AN DIGUNAK

AN

GENERIK GAN E PENGGU

NAAN

TD GD

3 1402

822

MASLIATY

M. SOLEH

p / u

: 58

/ bb

: 53

/ t :

160

cm

2-1-

2016

sd 9-

1-

2016

Ca gaster st

IV dengan

meta hepar,

hematemesis

melena ec Ca

gaster,

anemia,

malnutrisi,

hipertensi

terkontrol,

dm tipe 2

lemak

member

at

Domperido

ne

domperidone antiemetik 10mg -

3x

po tgl 2 - 8 tgl 2-1-2016 :

100/60, tgl 3-

1 : 100/70,

120/70, tgl 4-

1 : 110/70 ,

100/70, tgl 5-

1 : 100/60,

130/80, tgl 6-

1 : 120/80,

120/80, tgl 7-

1 : 120/80, tgl

8-1 : 100/60,

130/70, tgl 9-

1 : 130/80

tgl 1-1 :

142,

sukralfat sucralfat obat saluran

cerna

lainnya

1gr - 4x po tgl 2 - 9

vit k vitamin k antikoagulan

, vitamin

1ampul

- 3x

iv tgl 1 - 9

transamin as. Tranexamat hemostatik 500mg -

3x

iv tgl 1 - 9

omeprazole omeprazole obat

lambung

40mg -

2x

iv tgl 5 - 9

combiflex

peri

Asam Amino (

Alanine, Arginine

Glutamate,

Aspartic Acid,

Calcium Chloride

Dihydrate,

Glucose

Monohydrate,

Glutamic Acid,

Glycine

Soja/Glycine,

Histidine

Hydrochloride,

Isoleucine,

Leucine, Lysine

Hydrochloride

and Magnesium

Acetate

Tetrahydrate)

perawatan

Gula darah

rendah,

Dehidrasi,

Skizofrenia,

Mempertaha

nkan kisaran

osmolalitas,

Depresi,

Detoksifikas

i hati dan

kondisi

lainnya.

1000 -

1x

iv tgl 4 - 9

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ringer

fundin

Calcium Chloride

Dihydrate,

Magnesium

Chloride

Hexahydrate,

Malic Acid,

Potassium

Chloride, Sodium

Acetate

Trihydrate and

Sodium Chloride.

perawatan

Kadar

natrium

yang rendah,

Tetani

hypocalcemi

c, Jumlah

rendah

magnesium

dalam darah,

Xerostomia,

Kekurangan

kalium,

Ketidakseim

bangan

elektrolit

dan kondisi

lainnya.

500 - 2x iv tgl 4 -9

ringer

laktat

ringer laktat Tetani

hypocalcemi

c,

Kekurangan

kalium,

Ketidakseim

bangan

elektrolit,

Kadar

natrium

yang rendah,

Kadar

kalium

rendah,

Kadar

magnesium

yang rendah,

Tingkat

kalsium

yang rendah,

Darah dan

kehilangan

1000cc -

1x

iv tgl 1 - 4

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

cairan,

Aritmia,

Hipertensi

ringer

laktat

ringer laktat Tetani

hypocalcemi

c,

Kekurangan

kalium,

Ketidakseim

bangan

elektrolit,

Kadar

natrium

yang rendah,

Kadar

kalium

rendah,

Kadar

magnesium

yang rendah,

Tingkat

kalsium

yang rendah,

Darah dan

kehilangan

cairan,

Aritmia,

Hipertensi

5000cc/

6jam

iv tgl 1 - 4

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

4 1411

941

SUDJATMI p / u

: 76

9-2-

2016

ulcus gaster,

gastritis

lemas,

bab

enzyplex Amylase,

Calcium

obat

lambung

1tab -

3x

po tgl 10 - 16 tgl 9 - 2 -

2016 : 150/80,

tgl 9 - 2 -

2016 : 120

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

/ bb

:

58k

g / t

:

150

sd

16-2-

2016

antrium, dm

tipe 2,

hipertensi,

dislipidemia

hitam,

mencret

Pantothenate,

Desoxycholic

Acid,

Dimethylpolysilo

xane, Lipase,

Niacinamide,

Protease, Vitamin

B1, Vitamin B12,

Vitamin B2 and

Vitamin B6

tgl 10 :

160/90,

100/70, tgl 11

: 120/80,

120/70, tgl 12

: 120/80,

120/80, tgl 13

: 130/80,

130/70, tgl 14

: 130/80,

140/80, tgl 15

: 130/70,

120/80, tgl 16

: 140/80

mucosta rebamipide gastritis

ulcer,ulkus

peptikus

100mg -

3x

po tgl 10 - 16

amlodipin amlodipin antihipertens

i

5mg -

1x

po tgl 10 - 16

simvastatin simvastatin antikolestero

l

10mg -

1x

po tgl 10 - 15

omeprazole omeprazole obat

lambung

40mg -

2x

iv tgl 9 - 10

farmadol paracetamol/aceta

minophen

analgesik

(Non-opioid)

1000mg iv tgl 11 - 14

transamin as. Tranexamat hemostatik 500mg -

3x

iv tgl 9 - 10

omeprazole omeprazole obat

lambung

40mg -

1x

iv tgl 11 - 16

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

5 1305

259

AGUS

MISWATI

p / u

: 53

/ bb

: 50

/ t :

150

19-2-

2016

sd 7-

3-

2016

ckd st V

overload, dm

tipe 2,

anemia,

hiponatremia

, cad,

dislipidemia,

hipertensi

sesak vit b12 vitamin B12 vitamin,

mineral

1tab -

3x

po tgl 20-2 sd

7-3

tgl 20-2 :

160/97, 150/

98, tgl 21-2 :

150/90,

160/85, tgl

22-2 : 140/80,

140/80, tgl

23-2 : 130/70,

160/90, tgl

24-2 : 130/80,

151/83, tgl

25-2 : 130/80,

tgl 19-2 :

173, tgl 20-

2 : 174,

146, 165,

tgl 21-2 :

109, 157,

126, tgl 22-

2 : 160,

173, tgl 25-

2 : 165,

154, tgl 26-

2 : 202,

asam folat asam folat vitamin 3tab -

1x

po tgl 21-2 sd

7-3

caco3 calsium carbonat antacid,

antidot,

calcium salt,

electrolyte

supplement

oral

1caps -

2x

po tgl 21-2 sd

7-3

bicnat natrium

bicarbonat

urine

alkalinizatio

1caps -

3x

po tgl 21-2 sd

7-3

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

n, antasida 110/70, tgl

26-2 : 165/86,

tgl 27-2 :

171/87,

159/80, tgl

28-2 : 150/80,

150/80, tgl

29-2 : 150/80,

120/70, tgl 1-

3 : 150/90,

148/79, tgl 2-

3 : 180/94, tgl

3-3 :114/88,

150/70, tgl 4-

3 : 157/94, tgl

5-3 : 163/85,

140/80, tgl 6-

3 : 168/80,

120/70, tgl 7-

3 : 140/80

187, 180,

tgl 29-2 :

97, 115, tgl

3-3 : 164,

151, 197,

tgl 5-3 :

176, 198,

tgl 7-3 :

219, 107,

165

amlodipin amlodipin antihipertens

i

10mg -

1x

po tgl 21-2 sd

7-3

ascardia aspirin antiplatelet 80mg -

1x

po tgl 23-2 sd

7-3

mertigo betahistine

mesylate

Meniere

disease,

Vascular

headaches

1tab -

3x

po tgl 4-3 sd -

7-3

allopurinol allopurinol obat

hiperurisemi

a & gout

200mg -

1x

po tgl 25-2 sd

7-3

simvastatin simvastatin antikolestero

l

20mg -

1x

po tgl 25-2 sd

7-3

sukralfat sucralfat obat saluran

cerna

lainnya

1c - 3x po tgl 26-2 sd

7-3

metoclopra

mide

metoclopramide antiemetik,

prokinetik

1tab -

3x

po tgl 29-2 sd

7-3

v bloc carvedilol antihipertens

i

3,125mg

- 1x

po tgl 1-3 sd

7-3

isdn isosorbite dinitrat antianginal 10mg -

3x

po tgl 3-3 sd -

7-3

paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

2tab -

3x

po tgl 3-3 sd -

7-3

candesartan candesartan antihipertens

i

8mg -

2x

po tgl 4-3 sd -

7-3

ceftriaxon ceftriaxone antibiotik

golongan

sefalosporin

2gr - 1x iv tgl 20-2 sd

7-3

omeprazole omeprazole obat

lambung

40mg -

2x

iv tgl 1-3 sd

7-3

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

12ui -

1x

sc tgl 19-2 sd

7-3

nephrosteril 250mg -

1x

iv tgl 19-2 sd

7-3

ketosteril asam keto esensial insufisiensi

ginjal kronis

II - 3x po tgl 20-2 sd

4-3

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lansoprazol lansoprazole antiulserasi 30mg -

1x

iv tgl 24-2 sd

2-3

domperidon

e

domperidone antiemetik 1 - 3x sc tgl 24-2 sd

29-2

lasix furosemid antidiuretik 40mg -

1x

iv tgl 19-2

lasix furosemid antidiuretik 5mg/ja

m

iv tgl 19-2 sd

29-2

na cl 0,9 500cc/2

4jam

iv tgl 19-2 sd

tgl 27-2

ramipril ramipril antihipertens

i

2,5mg -

1x

po tgl 19-2 sd

tgl 27-2

ranitidin ranitidin antiulserasi 1ampul iv tgl 24-2

extra

tramadol tramadol analgesik

opioid

extra

1amp

iv tgl 28-2

new diatab attapulgite antidiare 2tab po tgl 20-2 sd

22-2

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

6 1403

562

ANIH

AMSARI

p / u

: 64

/ bb

: 42

/ t :

150

6-1-

2016

sd 9-

1-

2016

hipoglikemia

, dm tipe 2,

acute on ckd,

hipokalemia,

dispepsia,

hipertensi

grade 2

penurun

an

kesadara

n, batuk

domperidon

e

domperidone antiemetik 10mg -

3x

po tgl 6 - 8 tgl 6-1 :

180/120, tgl

7-1 : 150/90,

160/90, tgl 8-

1 : 130/90,

150/80, tgl 9-

1 : 154/87

tgl 5-1 :

52,tgl 6-1 :

124, 143,

143, tgl 7-1

: 230, 193,

tgl 8-1 :

180

ksr kcl pencegahan

dan

pengobatan

hipokalemia

60mg -

3x

po tgl 6 - 9

amlodipin amlodipin antihipertens

i

10mg -

1x

po tgl 6 - 9

fluimucil fluimucil antiasma,

infeksi

saluran

pernapasan

200mg -

3x

po tgl 8

lansoprazol lansoprazole antiulserasi 30mg -

1x

iv tgl 6 - 9

ceftriaxon ceftriaxone antibiotik

golongan

sefalosporin

2gr - 1x iv tgl 6

d10% dextrose antidiabetik /8jam iv tgl 5-6

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

injeksi

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

7 1418

119

DETRIS

SAPUTRA

l / u

: 47

2-3-

2016

sd 9-

3-

2016

sepsis dd,

cvd stroke,

sepsis ec

community

acquired

pneumoniae

dengan

retensi

sputum ,

ketoacidosis

dm pada dm

tipe 2 dalam

regulasi

insulin,

hipertensi on

pedipine

dengan

riwayat HT

emergency,

riwayat

kejang

penurun

an

kesadara

n,

kejang

fenitoin phenytoin antikonvulsa

n,

antiepilepsi

100mg -

2x

po tgl 2 - 9 tgl 4 : 153/96,

217/121,

176/103, tgl 5

: 183/113,

167/96,

175/108, tgl 7

: 155/94,

194/93,

143/78, tgl 8 :

165/102,

155/79

tgl 2 : 519,

472, 366,

414, 203,

177, tgl 3 :

180, 202,

218, 138,

135, 180,

304, 203,

tgl 4 : 203,

254, 297,

176, tgl 5 :

226, 216,

215, 165,

269, tgl 6 :

311, 165,

235, 287,

274, 169,

tgl 7 : 244,

251, 257,

tgl 8 : 309,

339, 367

amlodipin amlodipin antihipertens

i

10mg -

1x

po tgl 2 - 9

insulin drip antidiabetik

injeksi

iv tgl 4 - 6

perdipine

drip

nicardipine HCL antihipertens

i

iv tgl 4 - 9

ventolin+bi

solvon

salbutamol antiasma /8jam -

3x

inhal

asi

tgl 4 - 9

insulin insulin reguler antidiabetik

injeksi

3unit/ja

m - 1x

iv tgl 2

omeprazole omeprazole obat

lambung

40mg iv tgl 2 - 6

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

500mg -

2x

iv tgl 7 - 9

meropenem meropenem beta-lactam 1gram -

3x

iv tgl 3- 9

dexametaso

n

dexametason corticosteroi

d hormones

5mg

extra

iv tgl 3 - 9

premix

NaCl 0,9%

+ kcl 25

meq

/12jam iv

ivfd nacl

0,9%

2000cc -

1x

iv tgl 2

ivfd nacl

0,9% + kcl

12,5meq

/12jam iv tgl 2

d10% dextrose antidiabetik

injeksi

500ml/2

4jam

iv tgl 3 - 4

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

nacl 0,9% 500ml/1

2jam

iv tgl 3 - 9

nacl

0,9%+kcl

12,5meq

/8jam iv tgl 3 - 4

valsartan valsartan angiotensin

II antagonist

80mg -

1x

po tgl 8 - 9

novorapid insulin aspart antidiabetik

injeksi

8iu -3x sc tgl 7 - 8

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

6iu - 1x sc tgl 7 - 8

novorapid insulin aspart antidiabetik

injeksi

10iu -

3x

sc tgl 8

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

8iu - 1x sc tgl 8

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

8 1404

222

SALMAH p / u

: 48

/ t :

160

8-1-

2016

sd

14-1-

2016

chronic

kidney

disease, dm

tipe 2,

anemia

normositik

normokrom,

hipertensi stg

2,

hipoalbumin

emia,

dislipidemia,

hipoglik

emia

valsartan valsartan angiotensin

II antagonist

80mg -

1x

po tgl 8 - 14 tgl 13 -1-2016

: 120/80, tgl

10-1 : 110/80,

140/70, tgl

11-1 : 130/90,

136/86, tgl

12-1 : 120/80,

170/90, tgl

13-1 : 160/80,

tgl 14-1 :

170/90

tgl 8-1 :

53, tgl 9-1

: 74, 58,

103, 92,

198, 97,

71, 81, tgl

10-1 : 74,

136, 151,

161, tgl

amlodipin amlodipin antihipertens

i

5mg -

1x

po tgl 8 - 12

asam folat asam folat vitamin 3tab -

1x

po tgl 8 - 14

bicnat natrium

bicarbonat

urine

alkalinizatio

n, antasida

1tab -

3x

po tgl 8 - 14

caco3 calsium carbonat antacid,

antidot,

calcium salt,

electrolyte

supplement

oral

1tab -

3x

po tgl 8 - 14

vit b12 vitamin B12 vitamin,

mineral

1tab -

3x

po tgl 8 - 14

fujimin pujimin vitamin 1tab -

3x

po tgl 8 - 14

azitromicin azitromicin antibakteri 500mg -

1x

po tgl 9 - 13

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

fluimucil acetylcysteine mucolitic

agent

200mg -

3x

po tgl 9 - 13

furosemide furosemid antidiuretik 40mg -

1x

po tgl 11

furosemide furosemid antidiuretik 40mg -

2x

iv tgl 8 - 11

ceftriaxon ceftriaxone antibiotik

golongan

sefalosporin

2gr - 1x iv tgl 9 - 13

d10% dextrose antidiabetik

injeksi

500cc/1

2jam

iv tgl 9 - 11

nacl 500cc/1

2jam

iv tgl 11

amlodipin amlodipin antihipertens

i

10mg -

1x

po tgl 13 - 14

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

9 9173

11

SUKACA l /u

:

82th

/ bb

:

70k

g / t

:

168

11-3-

2016

sd

22-3-

2016

hipoglikemia

pada dm tipe

2, hipertensi

grade 2,

anemia

normositik

normokrom,

hiponatremia

e.c intake

sulit,

hipokalemia

e.c intake

sulit, ulkus

dm cruris

dextra

penurun

an

kesadara

n,

hipoglik

emia

pada dm

tipe 2

lisinofril lisinopril antihipertens

i

5mg -

1x

po tgl 12 -22 tgl 12 :

147/74,

142/60, tgl 13

: 135/72,

115/71, tgl 14

: 130/76,

131/71, tgl 15

: 120/70,

100/70, tgl 16

: 120/80, tgl

17 : 120/80,

123/72, tgl 18

: 130/70,

111/66, tgl 19

: 120/80,

120/80,

120/60, tgl 20

: 128/67,

130/80, tgl 21

: 127/73,

124/77, tgl 22

: 138/79

tgl 11-3 :

26, 74, 72,

45, 63, 47,

71, 100, tgl

12-3 : 130,

206, 149,

107, 159,

tgl 13-3 :

135, 108,

106, tgl 14-

3 : 139,

140, 367,

141, tgl 14-

3 : 114,

105, tgl 16-

3 : 140,

117, tgl 17-

3 : 87, 87,

tgl 18-3 :

141, tgl 19-

3 : 120, tgl

20-3 : 120,

ondansetro

n

ondansetron antiemetik 4mg -

3x

iv tgl 12 - 18

cefotaxime cefotaxime antibakteri 1gram -

3x

iv tgl 14 - 22

ceftriaxon ceftriaxone antibiotik

golongan

sefalosporin

2gr - 1x iv tgl 14

d10% dextrose antidiabetik

injeksi

500cc/8j

am

iv tgl 12 - 16

nacl 0,9% /8jam iv tgl 15 - 18

nacl 0,9% 500cc/2

4jam

iv tgl 18 - 21

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

106, 146,

tgl 21-3 :

126, 159,

111, tgl 22-

3 : 145

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

10 1007

464

PARNI

SATIMAN

p / u

:

48th

/ bb

:

55k

g / t

:

155

20-4-

2016

sd

27-4-

2016

dm tipe 2

dengan

komplikasi

KAD,

hipertensi,

hipertrigliser

idemia, AKI,

dispepsia

muntah

-

muntah

valsartan valsartan angiotensin

II antagonist

80mg -

1x

po tgl 22- 27 tgl 20-4 :

150/90,

130/70,

160/100, tgl

21-4 : 137/76,

tgl 22-4 :

150/90,

140/80, tgl

23-4 : 120/80,

tgl 24-4 :

120/80,

120/80, tgl

25-4 : 110/60,

110/70, tgl

26-4 : 130/80,

130/80, tgl

27-4 : 110/80

tgl 18-4 :

363, 209,

196, 198,

tgl 20-4 :

127, tgl 21-

4 : 258,

187, 94, tgl

22-4 : 175,

125, 157,

tgl 23-4 :

63, 164,

253, tgl 24-

4 : 260,

208, 260,

tgl 25-4 :

286, 224,

213, tgl 26-

4 : 203,

104

alprazolam alprazolam antiansietas 0,5mg -

0-0-1

po tgl 22-27

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

10unit -

1x

sc tgl 23 - 25

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

12unit -

1x

sc tgl 25

ceftriaxon ceftriaxone antibiotik

golongan

sefalosporin

2gr - 1x iv tgl 18 - 27

omeprazole omeprazole obat

lambung

40mg -

1x

iv tgl 18 - 27

ondansetro

n

ondansetron antiemetik 4mg -

3x

iv tgl 18 - 27

clinimix amino acids,

glucose,

electrolyte

parenteral

nutritional

products

1000 -

1x

iv tgl 22-25

nacl 0,9 % 500cc -

2x

iv tgl 18 - 23

ranitidin ranitidin antiulserasi 1ampul

extra

iv tgl 18

ondansetro

n

ondansetron antiemetik 4mg -

2x

iv tgl 18 - 20

insulin insulin reguler antidiabetik

injeksi

2unit/24

jam

iv tgl 18 - 20

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

11 1417 H. p / u 19-3- dm tipe 2, kejang- fenitoin phenytoin antikonvulsa 300mg po tgl 18 tgl 19 : tgl 18 :

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

069 NURHASA

N SATIM

:

57th

/ bb

: 60

/ t :

160

2016

sd

28-

2016

hipertensi,

ISK,

hipokalemia

kejang n,

antiepilepsi

loading 149/93, tgl 20

: 163/94,

159/90,

146/89, tgl 21

: 147/105,

140/80,

145/85,

142/102, tgl

23 : 142/109,

tgl 24 :

120/80,

130/80, tgl 25

: 140/90,

130/80, tgl 26

: 150/80,

120/80, tgl 27

: 120/80,

130/80, tgl 28

: 150/90

408, 277,

175, 39,

105, 87,

58, 85, tgl

19 : 69, 94,

65, 115,

141, 146,

155, tgl 20

: 220, 200,

324, 400,

tgl 21 :

466, 416,

376, 319,

tgl 23 :

321, 274,

259, tgl 24

: 384, tgl

25 : 170,

tgl 27 : 136

fenitoin phenytoin antikonvulsa

n,

antiepilepsi

100mg -

3x

po tgl 18 - 28

adalat oros nifedipin GTS antihipertens

i & angina

30mg -

1x

po tgl 18 - 28

clopidogrel clopidogrel antikoagulan

, antiplatelet,

&

fibrinolitik

(trombolitik)

75mg -

1x

po tgl 18 - 28

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

500mg -

2x

iv tgl 18 - 23

nacl 0,9 %

+ kcl

25meq

500ml/1

2jam

iv tgl 18 - 23

nacl 0,9% 2000cc loadi

ng

tgl 18

d40% dextrose antidiabetik

injeksi

3flash iv tgl 18

d10% dextrose antidiabetik

injeksi

500cc/8j

am

iv tgl 18

nacl 3% /24jam iv tgl 20

novorapid insulin aspart antidiabetik

injeksi

8unit -

3x

iv tgl 23 - 28

nacl 0,9% 500cc -

2x

iv tgl 23 - 28

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

12 2999

19

ASNGARI l / u

: 57

/ bb

: 60

/ t :

160

20-4-

2016

sd

29-4-

2016

stroke ec

perdarahan

intra

serebral,

hipertensi,

dm tipe 2

penurun

an

kesadara

n 5jam

sebelum

masuk

amlodipin amlodipin antihipertens

i

5mg -

1x

po tgl 21 - 28 tgl 21 :

170/80,

170/80, tgl 22

: 170/80,

175/95,

188/99, tgl 24

tgl 23 :

206, 197,

109, tgl 24

: 146, 413,

tgl 25 :

110, 173,

asam

mefenamat

asam mefenamat Anti

Inflamasi

Non Steroid

500mg -

3x

po tgl 21 - 29

captopril captopril antihipertens 12,5mg extra tgl 21 - 29

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

rumah

sakit

i : 160/90, tgl

25 : 130/90,

tgl 26 :

180/80,

100/70, tgl 27

: 180/100,

120/80,

180/100, tgl

28 : 170/90,

tgl 29 : 180/90

244, tgl 27

: 75, 111,

67, tgl 29 :

123, 230

candesartan candesartan antiemetik 8mg -

1x

(malam)

po tgl 22 - 29

haloperidol haloperidol antipsikotik 1/2tab -

2x

po tgl 25 - 29

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

500mg -

2x

iv tgl 21 - 26

ranitidin ranitidin antiulserasi 1ampul

- 2x

iv tgl 21 - 28

manitol mannitol diuretik 125cc -

4x

iv tgl 21 - 23

manitol mannitol diuretik 75cc -

4x

iv tgl 25 - 26

metoclopra

mide

metoclopramide antiemetik,

prokinetik

1ampul

- 3x

iv tgl 21 – 26

manitol mannitol diuretik 100cc -

4x

iv tgl 23 – 25

humalog insulin lispro antidiabetik

injeksi

10ui -

3x

sc tgl 22 – 29

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

(malam)

10 - 1x

(malam)

sc tgl 22 – 28

nacl 0,9% 500cc/1

2jam

iv tgl 21 – 29

manitol mannitol diuretik 50cc -

4x

iv tgl 26- 27

omeprazole omeprazole obat

lambung

1amp -

1x

iv tgl 28

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

13 1446

400

ROGAYAH

PURBADI

SANTOSO

p / u

:

61th

6-7-

2016

sd

16-7-

2016

cvd s1,

hipertensi,

dm tipe 2,

anemia,

hipalbumeni

cvd s1,

hiperten

si grade

1

clopidogrel clopidogrel antikoagulan

, antiplatelet,

&

fibrinolitik

(trombolitik)

75mg -

1x

po tgl 5-16 tgl 6 : 120/70,

140/80,

150/90, tgl 7 :

150/90,

170/90, tgl 8 :

tgl 6 : 72,

71, 145,

125, 119,

tgl 7 : 148,

125, 114,

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mia ascardia aspirin antiplatelet 80mg -

1x

po tgl 5-16 160/100,

180/100, tgl 9

: 140/80,

170/94, tgl 10

: 100/70,

140/70, tgl 11

: 130/80,

140/90, tgl 12

: 150/80, tgl

13 : 140/90,

169/93, tgl 14

: 150/90,

120/80,

150/90, tgl 15

: 120/80,

130/80

254, 247,

tgl 8 : 196,

212, 227,

tgl 9 : 107,

182, 220,

tgl 10 :

148, 200,

233, tgl 11

: 148, 219,

159, tgl 12

: 140, 122,

tgl 13 :

118, 252,

tgl 14 :

139, 218,

132, tgl 15

: 158

amlodipin amlodipin antihipertens

i

10mg -

1x

po tgl 5-16

cardace ramipril antihipertens

i

5mg -

2x

po tgl 5-16

ksr kcl pencegahan

dan

pengobatan

hipokalemia

1tab -

2x

po tgl 8-16

gemfibrozil

e

gemfibrozil antihiperlipi

demia

300mg -

1x

po tgl 8-16

ambroxol

syr

ambroxol antibronkiek

tis,

antiemfisme

(obat batuk)

1c - 3x po tgl 10-16

gliquidone gliquidone antidiabetik 30mg -

2x (pagi

dan

sore)

po tgl 14-16

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

1000mg

- 2x

iv tgl 5-16

nacl 0,9% 500/12ja

m

iv tgl 12-16

d 10% dextrose antidiabetik

injeksi

500 - 3x iv tgl 10

nacl+kcl

25meq

/12jam iv tgl 5-14

d10% dextrose antidiabetik

injeksi

/8jam iv tgl 5-7

d40% 25ml iv tgl 5

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

14 1440

100

BACHTIAR

SJAMSUDI

N

l / u

:

76th

2-6-

2016

sd

gastritis

erosif,

esofagitis

hemator

ax

melatoni

sukralfat sucralfat obat saluran

cerna

lainnya

1c - 3x

(30meni

t a.c)

po tgl 2 - 16 tgl 2 :

160/100, tgl 3

: 150/90, tgl 4

tgl 3 : 183,

165, tgl 4 :

167, 102,

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

/ bb

:

76k

g / t

:

168

cm

16-6-

2016

grade A, dm

tipe 2,

anemia,

AKI,

hipertensi,

n, BAB

hitam

gliquidone gliquidone antidiabetik 1 - 1x po tgl 2 - 14 : 140/90, tgl 5

: 140/80,

140/90, tgl 6 :

120/80,

120/80, tgl 7 :

120/80,

160/80, tgl 8 :

130/80,

160/100, tgl 9

: 120/80,

150/100, tgl

10 : 120/80,

tgl 11 :

130/80,

110/80,

160/90, tgl 12

: 110/70,

144/75, tgl 13

: 120/80,

120/90, tgl 14

: 110/78,

110/80, tgl 15

: 130/80,

120/85,

120/80

tgl 7 : 116,

112, tgl 8 :

100, tgl 10

: 108, 108,

tgl 11 :

117, tgl 12

: 145, 146,

183, tgl 14

: 99, 157,

142, tgl 15

: 114, 115

glucophage metformin antidiabetik 1 - 1x po tgl 2 - 16

ceftriaxon ceftriaxone antibiotik

golongan

sefalosporin

2gr - 1x iv tgl 2 - 16

lansoprazol lansoprazole antiulserasi 1ampul

- 2x

iv tgl 2 - 16

vit k vitamin k antikoagulan

, vitamin

1ampul

- 3x

iv tgl 2 - 10

transamin asam traneksamat antifibrinolit

ik

1ampul

- 3x

iv tgl 2 - 10

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

16unit -

1x

sc tgl 2 - 12

nacl 0,9% 500cc -

2x

iv tgl 2 - 16

amlodipin amlodipin antihipertens

i

5mg -

1x

po tgl 8 - 14

bisoprolol bisoprolol antihipertens

i

2,5mg -

1x

po tgl 8 - 16

cetirizine cetirizine antialergi 1tab -

1x

po tgl 9 - 16

amlodipin amlodipin antihipertens

i

1mg -1x po tgl 14 - 16

lactulax lactulax antidiare 1c - 1x po tgl 14 - 16

microlax

supp

microlax antidiare 1 - 1x recta

l

tgl 9

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

15 1424

794

SAODAH p /

44th

/ bb

:

75k

g / t

:

155

cm

26-3-

2016

sd 5-

4-

2016

stroke,

hipertensi,

dm tipe 2,

dislipid,

sequele

stroke

lemah

anggota

gerak

betaserc betahistine

dihydrochloride

antivertigo 8mg -

3x

po tgl 28-3 sd

5-4

tgl 27-3 :

150/90,

170/80, tgl

28-3 :

160/100,

150/90, tgl

29-3 : 160/90,

187/99, tgl

30-3 : 180/90,

tgl 30-3 :

186, 159,

234, tgl 31-

3 : 126,

159, 234,

tgl 1-4 :

184, 226,

161, tgl 2-4

: 172, 185,

amlodipin amlodipin antihipertens

i

5mg -

1x

po tgl 30-3 sd

5-4

valsartan valsartan angiotensin

II antagonist

80mg -

1x

po tgl 30-3 sd

5-4

atorvastatin atorvastatin antikolestero

l

20mg -

1x

(malam)

po tgl 30-3 sd

4-4

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ascardia aspirin antiplatelet 80mg -

1x

po tgl 30-3 sd

5-4

150/80, tgl

31-3 :

160/100,

160/100, tgl

1-4 : 150/100,

140/90, tgl 2-

4 : 150/80,

160/90, tgl 3-

4 : 150/90,

150/100, tgl

4-4 : 140/80,

134/75, tgl 5-

4 : 140/80

141, tgl 3-4

metformin metformin antidiabetes 500mg -

1-0-1

po tgl 30-3 sd

5-4

paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

500mg -

3x

po tgl 30-3 sd

5-4

cilostazol cilostazol antiplatelet 100mg -

1x

po tgl 30-3 sd

5-4

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

500mg -

2x

po tgl 1-4 sd

5-4

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

500mg -

2x

iv tgl 26-3 sd

1-4

ranitidin ranitidin antiulserasi 1ampul

- 2x

iv tgl 26-3 sd

1-4

na cl 0,9 500/12ja

m

iv tgl 26-3 sd

1-4

cardace ramipril antihipertens

i

2,5 mg -

1x

po tgl 28 – 30

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

16 1437

097

SALIMIN

ABD

HAMID

l /

64th

/ bb

:

70k

g / t

:

170

cm

15-5-

2016

sd

20-5-

2016

cvd s1

batang otak,

sepsis

pneumonia,

fraktur

humarius,

hipertensi,

dm tipe 2,

isk

tidak

sadar

ascardia aspirin antiplatelet 320mg -

1x

po tgl 15-18 tgl 15 :

122/89,

101/67, tgl 16

: 124/80,

141/88,

141/87, tgl 17

: 122/75,

117/68, tgl 18

: 121/75,

155/100,

153/80, tgl 19

: 134/90,

137/86,

116/71

tgl 14 : 284

forneuro forneuro vitamin 1tab -

1x

po tgl 15-20

simvastatin simvastatin antikolestero

l

20mg -

1x

po tgl 15-20

pradaxa dabigatran anti

pembekuan

darah,

antiplatelet

&

fibrinolytics

75mg -

1x

po tgl 18-20

fujimin pujimin vitamin 3x1 po tgl 19

asam asam mefenamat Anti 500mg - po tgl 19 - 20

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mefenamat Inflamasi

Non Steroid

2x

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

500mg -

2x

iv tgl 15-20

meropenem meropenem beta-lactam 1gr - 3x iv tgl 16-20

paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

4x1 po tgl 16-17

paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

1gr - 3x iv tgl 16-20

nebulizer

vetolin :

bisolvon :

NaCl

antiasma 3x/hari inhal

asi

tgl 16-19

keterolac ketorolac Anti

Inflamasi

Non Steroid

30mg -

3x

iv tgl 15-19

manitol mannitol diuretik 125iu 4x iv tgl 16

manitol mannitol diuretik 100iu -

4x

iv tgl 18

manitol mannitol diuretik 75iu -

4x

iv tgl 20

nacl 0,9% 500cc -

2x

iv tgl 15-20

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

17 1460

395

DEDEH BT

SANIN

p /

55th

/ bb

:

55k

g / t

:

150

cm

11-9-

2016

sd

23-9-

2016

hipertensi,

dm tipe 2,

cvd, caf, af

lemas

seluruh

badan

clopidogrel clopidogrel antikoagulan

, antiplatelet,

&

fibrinolitik

(trombolitik)

75mg -

1x

po tgl 11 - 19 tgl 11-9 :

147/90,

147/90,

148/99,

142/89,

139/85,

155/95,

153/89,

141/93,

134/89,

142/85,

tgl 11-9 :

230, tgl 13-

9 : 196,

205, 208,

203, 207,

tgl 23-9 :

261, atorvastatin atorvastatin antikolestero

l

20mg -

1x

po tgl 11 - 22

furosemid furosemid antidiuretik 40mg -

1x

po tgl 13 - 23

spironolact

one

spironolactone antidislipide

mia

25mg -

1x

po tgl 13 - 23

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

digoxin digoxin obat jantung 0.125 -

1x

po tgl 13 - 23 125/81,

116/81,

132/89,

138/88,

121/73,

130/72,

130/80,

126/76,

155/94,

159/104,

123/77,

140/89,

143/83,

132/83, tgl

12-9 : 149/95,

149/95,

150/80,

159/88,

140/90,

148/90,

140/85,

140/90,

133/90,

149/90, tgl 13

-9 : 150/90,

155/90,

156/87,

150/97,

136/95,

129/80,

141/94,

130/89,

135/88,

143/84,

143/83,

140/87,

140/87,

145/80,

140/80,

simarc warfarin antikoagulan 4mg -

1x

po tgl 13 - 22

ramipril ramipril antihipertens

i

10mg -

1x

po tgl 13 - 23

metformin metformin antidiabetes 500 - 1x po tgl 21 - 23

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

500mg -

3x

iv tgl 11 - 23

piracetam piracetam neurotropik 12gr -

1x

iv tgl 14 - 15

piracetam piracetam neurotropik 3gr -4x iv tgl 14 - 23

asering 500ml -

2x

iv tgl 11 - 23

vit c vitamin c vitamin 1mg -1x po tgl 11 - 15

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

140/93,

135/90,

145/80,

143/85,

140/80,

125/85,

149/92, tgl

14-9 : 138/98,

140/90,

138/90,

146/90,

125/84,

130/80,

127/76,

127/76,

131/82,

138/81,

134/84,

132/84,

136/77,

135/79,

128/83,

119/77,

130/80,

124/77,

103/62,

127/81,

132/82,

116/80,

137/77, tgl

16-9 : 110/70,

110/80, tgl

17-9 : 120/90,

130/90, tgl

18-9 : 130/90,

140/80, tgl

19-9 : 140/80,

110/80,

120/80, tgl

20-9 : 120/80,

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

120/80,

110/90, tgl

21-9 : 130/90,

110/70, tgl

22-9 : 110/70,

110/90

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

18 1448

164

YANTO l /

74th

/ bb

:

50k

g / t

:

160

cm

18-7-

2016

sd

22-7-

2016

ckd,

hiponatremia

, dm ttipe 2,

hipertensi,

anemia

Lemas ketosteril asam keto esensial insufisiensi

ginjal kronis

II - 3x po tgl 17 - 22 tgl 18-7 :

150/80,

140/70, tgl

19-7 : 160/90,

tgl 20-7 :

160/90,

163/99, tgl

21-7 : 150/90,

150/90, tgl

22-7 : 120/80,

110/80

tgl 17-7 :

109, tgl 19-

7 : 99, 158 b12 vitamin b12 vitamin,

mineral

1 - 3x po tgl 17 – 22

caco3 calsium carbonat antacid,

antidot,

calcium salt,

electrolyte

supplement

oral

1 - 3x po tgl 17 – 22

bicnat natrium

bicarbonat

urine

alkalinizatio

n, antasida

1 - 3x po tgl 17 - 22

asam folat asam folat vitamin 3tab -

1x

po tgl 17 - 22

valsartan valsartan angiotensin

II antagonist

80 - 1x po tgl 21 -22

omeprazole omeprazole obat

lambung

40mg -

2x

iv tgl 17 - 22

ondansetro

n

ondansetron antiemetik 4mg -

3x

iv tgl 17 - 22

venofer on

hd

venofer antianemia 100mg -

1x

iv tgl 22

na cl 0,9 500cc/2

4jam

iv tgl 17 - 18

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

19 5267

14

ADIDJAN

PANUT

l /

74th

23-4-

2016

sea in

geriatric,

diare,

mual,

new diatab attapulgite antidiare II - 3x po tgl 23 - 28 tgl 23-4 :

150/80, tgl

tgl 23-4 :

180 b complex vitamin b vitamin 1 - 3x po tgl 23 – 28

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

/ bb

:

56k

g / t

:

175

cm

sd28-

4-

2016

hyponatremi

a, dm tipe 2,

hipertensi

lemas,

demam,

complex 24-4 : 145/85,

120/70, tgl

25-4 : 140/60,

142/62, tgl

26-4 :

150/70,100/70

, tgl 27-4 :

150/60,

169/68, tgl

28-4 : 140/70

Paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

1 - 3x po tgl 23 – 28

micardis telmisartan antihipertens

i

80mg -

1x

po tgl 23 – 28

bisoprolol bisoprolol antihipertens

i

5mg -

1x

po tgl 23 – 28

metformin metformin antidiabetes 500mg -

3x

po tgl 23 – 28

ranitidin ranitidin antiulserasi 1 - 2x po tgl 23 – 28

simvastatin simvastatin antikolestero

l

10mg -

1x

po tgl 23 – 28

miniaspi asam asetil

salisilat (asetosal)

antiagregasi

platelet

80mg -

1x

po tgl 23 – 25

ulsafat sucralfat antirefluks 1c - 3x po tgl 25 – 28

amlodipin amlodipin antihipertens

i

5gr - 1x po tgl 27 – 28

ciprofloxaci

n

ciprofloxacin antibiotik 400mg -

2x

iv tgl 23 – 28

omeprazole omeprazole obat

lambung

40mg -

2x

iv tgl 23 – 28

ondansetro

n

ondansetron antiemetik 4mg -

3x

iv tgl 25 – 28

iufd rl 500/8ja

m

iv tgl 23 – 28

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

20 1436

771

SUNADI

SUKAR

l /

65th

/ bb

:

60k

g / t

:

160

cm

14-5-

2016

sd

20-5-

2016

dengeu

fever, dm

tipe 2,

hipertensi,

AKI,

hiponatremia

, peningkatan

transaminase

demam Paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

500mg -

3x

po tgl 14-20 tgl 14-5 :

90/80, tgl 15-

5 : 138/100,

130/80, tgl

16-5 : 100/60,

110/70, tgl

17-5 : 130/70,

140/70, tgl

18-5 : 150/80,

130/80, tgl

tgl 13-5 :

264, tgl 1-7

: 99, 102, amlodipin amlodipin antihipertens

i

5mg -

1x

po tgl 18-20

new diatab attapulgite antidiare 2tab

(bila

mencret

)

po tgl 15

asam

mefenamat

asam mefenamat Anti

Inflamasi

500mg po tgl 19-20

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Non Steroid 19-5 : 140/90,

120/80, tgl

20-5 : 130/80 omeprazole omeprazole obat

lambung

40mg -

2x

iv tgl 14-20

omeprazole omeprazole obat

lambung

1amp -

2x

iv tgl 18

ondansetro

n

ondansetron antiemetik 4mg -

3x

iv tgl 18-20

rl 500ml iv tgl 19-20

domperidon

e

domperidone antiemetik 1tab -

3x

po tgl 14-18

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

21 1516

5

BURHANU

DIN

BUJANG

l /

53th

/ bb

: 70

/ t :

170

11-4-

2016

sd

17-4-

2016

dm tipe 2

terkontrol

diet,

hipertensi

terkontrol

demam,

pusing

Paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

500mg

tiap

4jam

po tgl 11 -17 tgl 12-4 :

110/70,

130/90, tgl

13-4 : 146/82,

120/80, tgl

14-4 : 150/80,

140/90, tgl

15-4 :

160/100,

160/100, tgl

16-4 : 160/80,

150/90, tgl

17-4 : 140/80

metformin metformin antidiabetes 1000mg

- 1x

po tgl 11 -17

captopril captopril antihipertens

i

6,25mg

-2x

po tgl 11 -17

simvastatin simvastatin antikolestero

l

20mg -

1x

po tgl 11 -17

omeprazole omeprazole obat

lambung

40mg -

1x

iv tgl 11 -17

rl 500cc -

4x

iv tgl 11 -17

gelofusin 500cc -

2x

iv tgl 14 - 17

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

22 1448

962

ITA

FARIDA

p/ /

67

th /

bb :

62k

g / t

:

22-7-

2016

sd

25-7-

2017

dm tipe 2,

hipertensi,

UAP

(unstabl

e angina

pectoris

)

platogrix clopidogrel Antikoagula

n,

Antiplatelet,

&

Fibrinolitik

(Trombolitik

)

75mg -

1x

po tgl 22-25 tgl 22-7 :

140/80, tgl

23-7 : 140/80,

110/70, tgl

24-7 : 120/80,

120/80, tgl

25-7 : 120/80,

tgl 23-7 :

141, tgl 24-

7 : 199, tgl

25-7 : 168,

268

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

150

cm

atorvastatin atorvastatin antikolestero

l

20mg -

1x

po tgl 22-25 131/70

amlodipin amlodipin antihipertens

i

5mg -

3x

po tgl 22-25

metformin metformin antidiabetes 1 tab -

2x

po tgl 22-25

glimepirid glimepirid antidiabetik 2mg -

1x

po tgl 23-25

asam

mefenamat

asam mefenamat Anti

Inflamasi

Non Steroid

1x1 po tgl 23-25

Paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

650

extra

po tgl 24-25

trizedon mr trimetazidine

hydrochloride

antianginal 1 - 2x po tgl 24-25

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

12unit -

1x

sc tgl 22-25

isdn isosorbide

dinitrate

anti-anginal

drugs

5mg -

3x

po tgl 22-24

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

23 1452

658

KITEM p /

66th

/ bb

: 65

/ t :

150

10-8-

2016

sd

23-8-

2016

hipertensi

grade II, dm

tipe 2,

hypokalemia

, seizure

atraer

penurun

an

keadara

n sejak

3 jam

sebelum

masuk

rumah

sakit

laxadyne

syr

laxadine Konstipasi

(utk bilas

usus sblm &

ssdh op),

bilas usus

sblm

pemeriksaan

radiologi.

II s - 2x po tgl 10 - 22 tgl 10-8 :

156/94,

182/97, tgl

11-8 : 160/90,

160/90,

170/99, tgl

12-8 : 161/94,

134/77,

150/89, tgl

13-8 : 178/92,

143/79,

139/84, tgl

14-8 : 182/81,

170/96,

171/89, tgl

15-8 : 163/90,

142/78,

tgl 9-8 :

209, tgl 11-

8 : 251,

312, tgl 17-

8 :

321,232,21

2, tgl 18-8

: 232, tgl

20-8 : 216,

270, 197,

tgl 22-8 :

173, 215

Paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

500mg -

3x

po tgl 10 - 23

amlodipin amlodipin antihipertens

i

10mg -

1x

po tgl 10 - 23

prohiper metilfenidat

hidroklorida

obat SSP

golongan

lain

1/2tab -

2x

po tgl 10 - 23

ramipril ramipril antihipertens

i

10mg -

1x

po tgl 11 - 23

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

fenitoin phenytoin antikonvulsa

n,

antiepilepsi

100mg -

3x

po tgl 12 - 23 180/85, tgl

16-8 : 170/90,

165/85,

170/90, tgl

17-8 : 180/98,

130/90,

130/90, tgl

18-8 : 140/90,

160/80, tgl

19-8 : 130/90,

150/90,

150/80, tgl

20-8 :

140/100,

120/80, tgl

21-8 : 130/80,

120/80, tgl

22-8 : 140/80,

130/80, tgl

23-8 : 120/80

asam folat asam folat vitamin 1tab -

2x

po tgl 12- 23

aspar k kalium L-

aspartate

suplementasi

kalium

1tab -

1x

po tgl 12 - 23

metformin metformin antidiabetes 500mg -

3x

po tgl 15 - 23

ksr kcl pencegahan

dan

pengobatan

hipokalemia

1 - 1x po tgl 17 - 18

manitol mannitol diuretik 75cc -

4x

iv tgl 10 - 22

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

500mg -

2x

iv tgl 10 - 15

vit c vitamin c vitamin 1/2amp

- 2x

iv tgl 10 - 18

vit k vitamin k antikoagulan

, vitamin

1amp -

1x

iv tgl 10 - 16

kalnex asam tarneksamat antikoagulas

i

500mg -

2x

iv tgl 10 - 16

ceftriaxon ceftriaxone antibiotik

golongan

sefalosporin

2gr - 1x iv tgl 12 - 22

na cl 0,9 500cc

/12jam

iv tgl 9 - 22

kcl 50mEq

/12jam

iv tgl 15 - 16

hct hidroklorotiazida antihipertens

i

25mg -

1x

po tgl 18 - 19

bisoprolol bisoprolol antihipertens

i

1,25mg

- 1x

po tgl 18 - 19

glimepirid glimepirid antidiabetik 1mg -

1x

po tgl 22 - 23

piracetam piracetam neurotropik 3gr - 4x iv tgl 16 - 22

Page 95: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

24 4737

22

SURIPTO l /

67th

/

17-

11-

2016

sd

23-

11-

2016

dm tipe 2 ,

retinopati,

hipertensi,

infrontrensia

urine, isk,

parfensiom

syndrome

Lemas ascardia aspirin antiplatelet 80mg -

1x

po tgl 17 - 23 tgl 17-11 :

110/70, tgl

18-11 :

140/90,

110/70, tgl

19-11 :

130/70, tgl

20-11 :

130/80,

133/86, tgl

21-11 :

130/70,

140/80, tgl

22-11 :

150/70,

151/90, tgl

23-11 :

140/90

tgl 17-11 :

132, tgl 18-

11 : 116,

113, 180,

tgl 19-11 :

114, 126,

108, tgl 21-

11 : 122,

153, 153,

tgl 23-11 :

136, 104,

179

Paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

500mg -

3x

po tgl 17 - 23

bisoprolol bisoprolol antihipertens

i

2,5 - 1x po tgl 19 - 23

simvastatin simvastatin antikolestero

l

10mg -

1x

po tgl 19 - 23

levazide levodopa antiparkinso

n

1tab -

2x

po tgl 21 - 23

asam folat asam folat vitamin 1tab -

2x

po tgl 21 - 23

heximer hexymer antiparkinso

n

1tab -

2x

po tgl 21 - 23

brainact

oral

citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

500 - 3x po tgl 21 - 23

metformin metformin antidiabetes 500mg -

2x

po tgl 23

valsartan valsartan angiotensin

II antagonist

80 - 1x po tgl 23

ceftriaxon ceftriaxone antibiotik

golongan

sefalosporin

2gr - 1x iv tgl 17 - 23

novorapid insulin aspart antidiabetik

injeksi

4unit -

3x

iv tgl 17 - 23

rl ringer laktat 1500/24

jam

iv tgl 17 - 23

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

25 1437

033

MAIMUNA

H

MUHARAL

p /

57th

/ bb

: 50

14-5-

2016

sd

23-5-

CUD s2,

hipertensi,

dm tipe 2,

isk

demam simvastatin simvastatin antikolestero

l

20mg -

1x

po tgl 14 - 22 tgl 14-5 :

150/90,

160/100, tgl

15-5 : 140/90,

tgl 14-5 :

163

captopril captopril antihipertens

i

12,5mg

- 3x

po tgl 14 - 23

Page 96: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

/ t :

155

2016 ascardia aspirin antiplatelet 80mg -

1x

po tgl 14 - 23 140/80, tgl

16-5 : 100/70,

140/90, tgl

17-5 : 139/90,

tgl 18-5 :

140/90,

170/100, tgl

19-5 : 130/90,

tgl 20-5 :

130/80,

130/80, tgl

21-5 : 155/89,

tgl 22-5 :

160/80,120/80

,120/80

Paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

500mg -

4x

po tgl 15 - 23

alprazolam alprazolam antiansietas 0,5mg -

1x

po tgl 15 - 20

ultracet tramadol

HCl,paracetamol

analgetik 1tab -

1x

po tgl 16 - 23

Co-

trimoxazole

co-trimoxazole antibiotik 2x1 po tgl 17 - 22

ambroxol ambroxol obat batuk

dan pilek

1 - 3x po tgl 16 - 23

aciclovir acyclovir antivirus 500mg

0-1-0

po tgl 20 - 22

arcalion sulbutiamine vitamin 2-0-0 po tgl 20 - 23

prohiper metilfenidat

hidroklorida

obat SSP

golongan

lain

1/2-0-0 po tgl 20 - 23

esilgan estazolam hiponatik

dan sedative

1mg -

1x

po tgl 20 - 21

inhalasi (

bisolvon :

berotec 1 :

1 )

inhal

asi

tgl 16 - 23

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

500mg -

2x

iv tgl 14 - 20

ranitidin ranitidin antiulserasi 1amp -

2x

iv tgl 14 - 23

ceftriaxon ceftriaxone antibiotik

golongan

sefalosporin

2gr - 1x iv tgl 15 - 22

manitol mannitol diuretik 50cc -

4x

iv tgl 18 - 19

na cl 0,9 /12jam iv tgl 14 - 23

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

HASIL LAB

TD GD

Page 97: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

AT AN NAAN

26 613532 TJUK

SUNARTI

p /

63th

/ bb

: 60

/ t :

158

30-8-

2016

sd 9-

9 -

2016

bisitopenia,

korutiopesi,

hipercoagula

ble state, dm

tipe 2, low

back pain,

sisa akar /

radix,

dementra,

hipertensi

nyeri

perut ,

pusing ,

demam

sukralfat sucralfat obat saluran

cerna

lainnya

1c - 3x po tgl 29-8 sd

9-9

tgl 30-8 :

140/80,

160/80, tgl

31-8 : 130/80,

130/80,

130/70, tgl 1-

9 : 130/70,

140/80,

140/80, tgl 2-

9 : 140/80,

130/70,

130/80, tgl 3-

9 : 120/ 70,

110/60,

120/70, tgl 4-

9 : 110/70,

130/90,

110/70, tgl 5-

9 : 110/60,

140/90,

130/80, tgl 6-

9 : 100/60,

100/60,

100/70, tgl 7-

9 : 120/80,

110/80,

120/80, tgl 8-

9 : 120/70,

120/80,

120/80, tgl 9-

9 : 120/70,

120/80

tgl 29-8 :

194, tgl 2-9

: 108, tgl

3-9 : 121,

124, tgl 4-9

: 120, tgl

5-9 : 100,

93,

amlodipin amlodipin antihipertens

i

10 mg -

1x

po tgl 31-8 sd

9-9

valsartan valsartan angiotensin

II antagonist

160 mg

- 1x

po tgl 31-8 sd

9-9

lactulax lactulax antidiare 15ml -

3x

po tgl 31-8 sd

9-9

diazepam diazepam ansiolitik cps

campura

n - 2x

po tgl 2-7 sd

8-9

epsonal eperisone HCL antispasmodi

k

cps

campura

n - 2x

po tgl 2-7 sd

8-9

Paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

cps

campura

n - 2x

po tgl 2-7 sd

8-9

metformin metformin antidiabetes 500mg -

2x

po tgl 3-9 sd

9-9

newdiatab attapulgite antidiare 2tab /

diare

po tgl 8

cefotaxim cefotaxime antibakteri 1gr - 3x iv tgl 5-9 sd

8-9

clobazam clobazam ansiolitik 1caps -

3x

po tgl 29-8 sd

2-9

curcuma curcuma suplemen 1tab -

3x

po tgl 31-8

omeprazole omeprazole obat

lambung

1gr - 2x iv tgl 29-8 sd

31-8

na cl 0,9

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

27 6135

32

SUYONO

SUPENO

l / u

:

28

juli

dm tipe 2,

hipertensi

kejang

diatas

amlodipin amlodipin antihipertens

i

5 mg po tgl 28-7 sd

8-8

tgl 28-7 :

130/97,

tgl 28-7 :

815, 511,

Page 98: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

49th

/ bb

: 70

/ t :

172

2016

sd 8

agust

us

2016

3x sejak

1 hari

SMrs

clopidogrel clopidogrel antikoagulan

, antiplatelet,

&

fibrinolitik

(trombolitik)

75 mg -

1x

po tgl 28-7 sd

8-8

155/102, tgl

29-8 : 145/96,

151/90,

167/86, tgl

30-7 : 143/78,

130/95,127/84

, tgl 31-7 :

120/78,

120/78,

125/76,

115/76, tgl 1-

8 : 124/81, tgl

2-8 : 141/97,

140/80,

120/90, tgl 3-

8 : 140/90,

130/80, tgl 4-

8 : 130/90,

110/80, tgl 5-

8 : 130/80,

130/81, tgl 6-

8 : 130/90, tgl

7-8 : 120/80,

120/108, tgl

8-8 : 120/80,

tgl 9-8 :

130/80

tgl 29 -7 :

340, 244,

176, 327,

tgl 29 - 7 :

263, 246,

192, tgl 30-

7 : 374,

142, 134,

tgl 31-7 :

93, 159,

141, tgl 1-8

: 73, 195,

188, tgl 2-8

: 216, 259,

tgl 3-8 :

232, 244,

tgl 5-8 :

215, 259,

342, tgl 7-8

: 127, 169,

185

asam folat asam folat vitamin 1tab -

2x

po tgl 29-7 sd

8-8

etambutol ethambutol anti

tuberkulosis

1000 -

1x (ada

di

pasien)

po tgl 31-7 sd

6-8

rifampicin rifampin anti

tuberkulosis

1x ( ada

di

pasien)

po tgl 31-7 sd

6-8

inh isoniazid antituberkul

osisi

1x ( ada

di

pasien)

po tgl 31-7 sd

6-8

pioglitazon pioglitazone antidiabetes 30mg -

1x

po tgl 2-8 sd

9-8

haloperidol haloperidol antipsikotik 0,5mg

2x

po tgl 5-8 sd

8-8

novorapid insulin aspart antidiabetik

injeksi

8unit -

3x

sc tgl 28-7 sd

8-8

novorapid insulin aspart antidiabetik

injeksi

6unit -

3x

sc tgl 5-8 sd

6-8

insulin insulin reguler antidiabetik

injeksi

1unit -

1x

iv tgl 28-7

insulin insulin reguler antidiabetik

injeksi

5unit/ja

m

iv tgl 28-7

insulin insulin reguler antidiabetik

injeksi

1unit/ja

m

iv tgl 28-7

levemir levemir (insulin

detemir)

antidiabetes 8ui - 1x sc tgl 6-8 sd

7-8

fenitoin phenytoin antikonvulsa

n,

antiepilepsi

100mg -

3x

iv tgl 28-7 sd

3-8

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

500mg -

3x

iv tgl 28-7 sd

3-8

Page 99: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

cerebral

ivfd nacl

0,9%

1500ml

- LD

iv tgl 28-7

ivfd nacl

0,9%

500ml/6

jam

iv tgl 28-7 sd

1-8

na cl 0,9 500 ml -

2x

iv tgl 1-8 - 3-

8

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

28 1444

284

NURATI P /u

:

57th

22-6-

2016

sd 7-

7201

6

subarachonoi

d

hemorrhage,

traumatic

brain injurg,

hipantremia

berat, dm

tipe 2 gula

darah tidak

terkontrol,

hipertensi

SAH,

OS

pejalan

kaki

tertabra

k motor

6jam

SMRS

amlodipin amlodipin antihipertens

i

10mg -

1x

po tgl 21-6 sd

7-7

tgl 22-6:

160/85,

159/80, tgl

23-6: 171/92,

172/95,

155/82, tgl

24-6 : 179/93,

168/91,

186/116, tgl

25-6: 165/95,

197/116,

181/100, tgl

26-6:

191/114,

166/87, tgl

27-6:

190/100,

180/90,

172/91, tgl

28-6:

159/100,

155/80,

160/86, tgl

29-6: 144/90,

144/96, tgl

30-6: 140/90,

150/90,

130/80, tgl 1-

7: 140/80,

tgl 21-6 :

358, 88, tgl

22-6 :

367tgl 23-6

: 156, 195,

tgl 24-6 :

238, 260,

182, 276,

tgl 25-6:

280, 221,

262, 269,

tgl 26-6:

267, 147,

273, tgl 27-

6: 216,

219, 264,

323, tgl 28-

6: 176,

279, 369,

266, tgl 29-

6: 193,

258, 315,

241, tgl 30-

6: 184,

233, 243,

196, tgl 1-

7: 206, tgl

2-7: 322,

182, 255,

candesartan candesartan antihipertens

i

32mg -

1x

po tgl 21-6 sd

6-7

manitol mannitol diuretik 125cc -

4x

iv tgl 21-6 sd

3-7

manitol mannitol diuretik 100cc -

4x

iv tgl 3-7 sd

7-7

ranitidin ranitidin antiulserasi 50mg -

3x

iv tgl 21-6 sd

7-7

fenitoin phenytoin antikonvulsa

n,

antiepilepsi

100mg -

3x

iv tgl 21-6 sd

27-6

fenitoin phenytoin antikonvulsa

n,

antiepilepsi

100mg -

3x

po tgl 1-7 sd

7-7

ceftriaxon ceftriaxone antibiotik

golongan

sefalosporin

2gr - 1x iv tgl 21-6 sd

7-7

actrapid insulin human antidiabetes kelipata

n 4unit

iv tgl 21-6 sd

1-7

ceremax nimodipine Profilaksis

dan

pengobatan

defisit

neurologik

iskemik

karena

vasospasme

2cc/jam iv tgl 21-6 sd

30-6

Page 100: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serebral

setelah

perdarahan

subarakhnoi

d (SAH)

150/90, tgl 2-

7: 140/80,

130/70, tgl 3-

7: 130/80,

140/85,

150/80,

150/90, tgl 4-

7: 150/80,

150/80, tgl 5-

7: 150/90,

160/80, tgl 6-

7: 160/90,

160/100,

180/100, tgl

7-7: 180/100,

170/90

tgl 3-7:

277, 315,

135, tgl 4-

7: 127,

165, tgl 6-

7: 173,

248, tgl 7-

7: 330

na cl 0,9 %

+ 3N

/8jam iv tgl 21-6 sd

30-6

na cl 0,9 % 500cc/2

4jam

iv tgl 3-7 sd

7-7

nimotop nimodipine Profilaksis

dan

pengobatan

defisit

neurologik

iskemik

karena

vasospasme

serebral

setelah

perdarahan

subarakhnoi

d (SAH)

2tab -

4x

po tgl 27-6 sd

7-7

captopril captopril antihipertens

i

25mg -

2x

po tgl 28-6 sd

7-7

diazepam diazepam ansiolitik 5mg -

2x

po tgl 28-6 sd

3-7

ivfd rl ringer laktat 500cc/8j

am

iv tgl 3-7 sd

7-7

bisoprolol bisoprolol antihipertens

i

5mg -

1x

po tgl 26-6 sd

7-7

Paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

1gr

extra

iv tgl 2-7 sd

3-7

nacl caps capsul -

3x

po tgl 7-7

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

29 4888

38

DJULIANT

O

L /u

:

25-6-

2016

vertigo, dm

tipe 2, cud sI

sakit

kepala

metformin metformin antidiabetes 500mg -

3x

po tgl 27 -6 sd

1-7

tgl 25-6 :

140/90, tgl

tgl 25-6 :

413,442,

Page 101: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SONTODIH

ARDJO

73th sd 1-

7-

2016

(recurrent),

hiponatremia

, hipertensi

glimepirid glimepirid antidiabetik 2mg -

1x (

30menit

sebelum

makan

pagi)

po tgl 27-6 sd

1-7

26-6 :

140/80,150/80

, 140/80, tgl

27-6 : 160/80,

130/80, tgl

28-6 : 140/80,

160/80, tgl

29-6 : 100/80,

160/80, tgl

30-6 : 140/80,

130/80

219, tgl 26-

6 : 137,

192, 380,

209, tgl 27-

6 : 140,

340, 387,

tgl 28-6 :

218, 159,

182, tgl 1-7

: 109, 241

lantus insulin glargine antidiabetik

injeksi

14unit -

1x

sc tgl 27-6 sd

30-6

valsartan valsartan angiotensin

II antagonist

80mg -

1x

po tgl 29-6 sd

1-7

na cl 0,9 500 - 3x iv tgl 25-6 sd

30-6

nacl 0,9 500/8ja

m

iv tgl 29-6 sd

30-6

betahistin betahistine

dihydrochloride

antivertigo 24mg -

3x

po tgl 24-6 sd

1-7

frego flunarizine antivertigo 5mg -

2x

po tgl 27-6 sd

1-7

ascardia aspirin antiplatelet 80mg -

1x

po tgl 28-6 sd

1-7

microlax

supp

microlax antidiare extra recta

l

tgl 27-6

humalog insulin lispro antidiabetik

injeksi

15ui -

2x

sc tgl 25-6 sd

27-6

ranitidin ranitidin antiulserasi 1amp -

2x

iv tgl 24-6 sd

27-6

ondansetro

n

ondansetron antiemetik 4mg -

extra

iv tgl 24-6 sd

1-7

citicoline citicoline Vasodilator

perifer dan

Aktivator

cerebral

500mg -

2x

po tgl 1-7

tramadol tramadol analgesik

opioid

50mg -

2x/drip

dalam

nacl

100cc

iv tgl 30-6 sd

1-7

largactil chlorpromazine antipsikotik 25mg -

extra

po tgl 26-6

Page 102: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

NO NO

RM

NAMA P/W TGL

RAW

AT

DIAGNOSA KELUH

AN

OBAT YG

DIGUNAK

AN

NAMA

GENERIK

KETERAN

GAN

DOSIS RUT

E

WAKTU

PENGGU

NAAN

HASIL LAB

TD GD

30 7281

70

RM

SADEWO

DRS

l / u

:

76th

15-7-

2016

sd

22-7-

2016

dm tipe 2,

twnsion

typeheadche,

hipertensi,

chronisc

venous

insuffianci

lemas novomix insulin aspart

biphasic

antidiabetes 2x (22-

0-24)

sc tgl 15 - 22 tgl 16-7-2016

: 130/80,

130/80,

150/80, tgl

17-7 : 160/80,

165/84,

170/85, tgl

18-7 : 168/84,

175/85,

180/113, tgl

19-7 : 160/85,

148/73,

162/91, tgl 20

: 127/77,

144/80,

169/90, tgl

21-7 : 141/84,

127/78,

157/81, tgl

22-7 : 127/67,

137/70

tgl 16-7 :

240, 263,

tgl 17 :

178, tgl 18

: 86, tgl 19

: 226, 189,

260, tgl 20

: 103, 236,

447, tgl 21

: 234, 276,

296, tgl 22

: 156, 200

novomix insulin aspart

biphasic

antidiabetes 2x (20-

0-20)

sc tgl 18 - 19

novorapid insulin aspart antidiabetik

injeksi

1x (0-

15-0)

sc tgl 20 - 21

metformin metformin antidiabetes 500mg -

1x

(malam)

po tgl 21

valsartan valsartan angiotensin

II antagonist

160 - 1x po tgl 18 - 21

adalat oros nifedipin GTS antihipertens

i & angina

30mg -

1x

po tgl 19 - 21

Paracetamo

l

paracetamol analgesik,

antipiretik

500mg -

1x cps

campura

n

po tgl 20 - 21

diazepam diazepam ansiolitik 1mg -

1x cps

campura

n

po tgl 20 - 21

captopril captopril antihipertens

i

12,5 -

1x extra

po tgl 17 - 18

na cl 0,9 /16jam iv tgl 16 - 18

Page 103: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

Lampiran 3. Interaksi Obat

87 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PASIEN NAMA

OBAT

INTERAKSI OBAT KETERANG

AN

TINGKAT

KEPARA

HAN

MANAJEMEN

obat 1 obat 2

1 domperidone amlodipine ksr ksr dapat ↓

efek terapeutik

amlodipine

Moderate Monitor untuk mengurangi efek terapeutik dari

amlodipin jika ksr dimulai / dosis meningkat, atau

peningkatan efek jika ksr dihentikan / dosis

menurun

amlodipine amlodipine ca glukonas ca glukonas

dapat ↓ efek

terapeutik

amlodipine

Moderate Monitor untuk mengurangi efek terapeutik dari

amlodipin jika ksr dimulai / dosis meningkat, atau

peningkatan efek jika ksr dihentikan / dosis

menurun

aspar k novorapid lantus lantus dapat ↑

efek

hipoglikemik

novorapid

Moderate Meskipun penggunaan bersamaan dari dua atau

lebih obat yang dapat menyebabkan hipoglikemia

(baik sebagai niat terapeutik atau sebagai efek

buruk) sering tepat secara klinis, penggunaan

Kombinasi semacam itu sering secara substansial

meningkatkan risiko hipoglikemia. pantau pasien

secara dekat untuk efek hipoglikemik tambahan jika

dua atau lebih dari obat ini digabungkan

sulfat ferrous

ksr

novorapid

lantus

cefotaxime

ca glukonas

2 antasida fenitoin amlodipin amlodipin

dapat ↑ efek

fenitoin dan

fenitoin dapat

↓ efek

amlodipine

Major monitor untuk toksisitas fenitoin jika amlodipine

dimulai / dosis meningkat, atau efek fenitoin

menurun jika amlodipine dihentikan / dosis

menurun. monitor untuk mengurangi efek terapi

amlodipine dengan penggunaan bersamaan

phenytoin. pelabelan nifedipin merekomendasikan

menghindari penggunaan bersamaan dengan

Page 104: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

fenitoin, dan pelabelan kanadian nimodipine

kontraindikasi penggunaan bersamaan dari fenitoin

omeprazole simvastatin amlodipin amlodipine

dapat ↑ kadar

simvastatin

dalam darah

dan ↑ efek

samping

Major hindari penggunaan amlodipine bersamaan dengan

simvastatin bila memungkinkan. jika digunakan

bersama, hindari dosis simvastatin lebih dari 20mg /

hari, dan pantau secara ketat untuk tanda-tanda

toksisitas inhibitor HMG-CoA reduktase (misalnya.

Myositis, rhabdomyolysis)

amlodipine simvastatin fenitoin fenitoin dapat

↓ efek

simvastatin

Moderate pertimbangkan untuk menghindari penggunaan

fenitoin dan simvastatin secara bersamaan. pantau

untuk mengurangi efek terapi simvastatin jika

fenitoin dimulai/dosis naik, atau peningkatan efek

(kemungkinan toksisitas) jika fenitoin

dihentikan/dosis menurun. beras ragi merah

mengandung lovastatin (mungkin 2.4mg per 600mg

beras ragi) dan beberapa senyawa asam mevinic

lainnya

ksr amlodipine antasida antasida dapat

↓ efek terapi

amlodipine

Moderate monitor untuk efek terapi yang menurun dari

amlodipine jika antasida dimulai/dosis meningkat,

atau peningkatan efek jika antasida dihentikan/dosis

menurun

simvastatin captopril antasida antasida dapat

↓ efek

captopril

Moderate monitor untuk mengurangi efek captopril jika

diberikan dengan antasida

domperidone captopril Aspirin aspirin dapat ↑

efek

nefrotoksik

captopril dan

dapat ↓ efek

Moderate pantau untuk mengurangi efek terapeutik dari

captopril, jika dikombinasikan dengan salisilat.

Selain itu, pantau untuk gagal ginjal akut ketika

obat-obat ini digabungkan

Page 105: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terapi captopril

minosep humalog Aspirin aspirin dapat ↑

efek

hipoglikemik

Humalog

Moderate pantau efek farmakologis yang berlebihan (mis.

hipoglikemia) pada pasien yang menerima aspirin

dengan humalog. ini mungkin lebih menjadi

perhatian pada pasien yang menerima aspirin

dengan dosis 3gram atau lebih per hari

fenitoin humalog novorapid novorapid

dapat ↑ efek

hipoglikemik

Humalog

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari dua atau

lebih obat yang dapat menyebabkan hipoglikemia

(baik sebagai terapi atau sebagai efek samping)

sering sesuai secara klinis, penggunaan kombinasi

tersebut sering secara substansial meningkatkan

risiko hipoglikemia. pantau pasien secara dekat

untuk efek hipoglikemik tambahan jika dua atau

lebih dari obat ini digabungkan

humalog humalog Lantus lantus dapat ↑

efek

hipoglikemik

Humalog

Moderate meskipun penggunaan bersama dari humalog dan

lantus yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

lantus humalog insulin insulin dapat ↑

efek

hipoglikemik

Humalog

Moderate meskipun penggunaan bersama dari humalog dan

insulin yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

captopril novorapid aspirin aspirin dapat ↑

efek

hipoglikemik

novorapid

Moderate pantau efek farmakologis yang berlebihan (mis.

hipoglikemia) pada pasien yang menerima aspirin

dengan novorapid. ini mungkin lebih menjadi

perhatian pada pasien yang menerima aspirin

dengan dosis 3gram atau lebih per hari

Page 106: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

90

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ascardia novorapid lantus lantus dapat ↑

efek

hipoglikemik

novorapid

Moderate meskipun penggunaan bersama dari novorapid dan

lantus yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

insulin novorapid insulin insulin dapat ↑

efek

hipoglikemik

novorapid

Moderate meskipun penggunaan bersama dari novorapid dan

insulin yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

novorapid lantus aspirin aspirin dapat ↑

efek

hipoglikemik

lantus

Moderate pantau efek farmakologis yang berlebihan (mis.

hipoglikemia) pada pasien yang menerima aspirin

dengan lantus. ini mungkin lebih menjadi perhatian

pada pasien yang menerima aspirin dengan dosis

3gram atau lebih per hari

cefotaxime lantus insulin insulin dapat ↑

efek

hipoglikemik

lantus

Moderate meskipun penggunaan bersama dari lantus dan

insulin yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

insulin aspirin aspirin dapat ↑

resiko

hipoglikemik

insulin dan ↓

gula darah

Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan

(mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima

aspirin dengan insulin. Ini mungkin lebih menjadi

perhatian pada pasien yang menerima aspirin

dengan dosis 3 gram atau lebih per hari

fenitoin omeprazole fenitoin dapat

↓ efek

omeprazole,

omeprazole

dapat ↑ efek

Moderate monitor untuk mengurangi efek terapi dari

omeprazole serta untuk peningkatan efek fenitoin

(yang terakhir terutama dengan dosis omeprazol

harian 40mg atau lebih besar) kapan saja obat ini

digunakan dalam kombinasi. dosis omeprazole

Page 107: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

91

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

fenitoin yang lebih rendah (yaitu 20mg / hari) dan inhibitor

proton lainnya (misalnya, lansoprazole,

rabeprazole, pantoprazole) mungkin kurang

mungkin untuk meningkatkan efek fenitoin

aspirin antasida antasida dapat

↓ efek aspirin

Minor pantau untuk mengurangi efek terapi aspirin jika

antasida dimulai/dosis meningkat, atau peningkatan

efek jika antasida dihentikan/dosis menurun.

Interaksi ini seharusnya tidak menjadi perhatian

pada pasien yang menerima dosis aspirin

humalog captopril captopril dapat

↑ efek

hipoglikemik

lantus dan ↓

gula darah

Minor Tidak perlu tindakan. Pendidikan hipoglikemia

reguler dan pemantauan (yang menyertai

penggunaan humalog) harus cukup untuk

manajemen kemungkinan interaksi ini

novorapid captopril captopril dapat

↑ efek

hipoglikemik

lantus dan ↓

gula darah

Minor Tidak perlu tindakan. Pendidikan hipoglikemia

reguler dan pemantauan (yang menyertai

penggunaan novorapid) harus cukup untuk

manajemen kemungkinan interaksi ini

lantus Captopril captopril dapat

↑ efek

hipoglikemik

lantus dan ↓

gula darah

Minor Tidak perlu tindakan. Pendidikan hipoglikemia

reguler dan pemantauan (yang menyertai

penggunaan lantus) harus cukup untuk manajemen

kemungkinan interaksi ini

insulin Captopril captopril dapat

↑ efek

hipoglikemik

lantus dan ↓

gula darah

Minor Tidak perlu tindakan. Pendidikan hipoglikemia

reguler dan pemantauan (yang menyertai

penggunaan insulin) harus cukup untuk manajemen

kemungkinan interaksi ini

fenitoin Antasida antasida dapat

↑ efek fenitoin

Minor tidak diperlukan tindakan untuk sebagian besar

pasien. pertimbangkan untuk memantau kadar efek

fenitoin dan/atau pengaturan obat-obatan ini secara

berlebihan pada pasien berisiko tinggi

Page 108: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

92

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

fenitoin Aspirin aspirin dapat ↑

efek fenitoin.

Namun,

sedikit atau

tidak ada

perubahan

dalam

konsentrasi

fenitoin yang

diharapkan

Minor tidak perlu tindakan

3 domperidone tidak terjadi

interaksi obat

sukralfat

vitamin k

transamin

omeprazole

4 enzyplex amlodipine simvastatin amlodipine

dapat ↑ kadar

simvastatin

dalam darah

dan ↑efek

samping

Major hindari penggunaan amlodipine bersamaan dengan

simvastatin bila memungkinkan. jika digunakan

bersama, hindari dosis simvastatin lebih dari 20mg /

hari, dan pantau secara ketat untuk tanda-tanda

toksisitas inhibitor HMG-CoA reduktase (misalnya.

Myositis, rhabdomyolysis)

mucosta

amlodipine

simvastatin

omeprazole

farmadol

transamin

5 vitamin b12 allopurinol calcium

carbonate

calcium

carbonat dapat

↓ penyerapan

Major berikan calcium carbonat setidaknya 3 jam sebelum

pemberian allopurinol untuk mengurangi risiko

potensial dari interaksi ini

Page 109: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

93

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

allopurinol

asam folat allopurinol Ramipril ramipril dapat

↑ potensi

reaksi alergi

atau

hipersensitivit

as terhadap

allopurinol

Major jika allopurinol harus digunakan pada pasien yang

menggunakan ramipril, pantau reaksi

hipersensitivitas setelah inisiasi terapi allopurinol

minimal selama 5 minggu

caco3 domperidone metoclopram

ide

dapat saling ↑

efek QTc-

Prolonging

Major penggunaan bersamaan harus dihindari bila

memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan

secara substansial meningkatkan resiko untuk

toksisitas yang serius, termasuk pengembangan

torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel

yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor resiko

yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua, jenis

kelamin perempuan, bardikardia, hipokalemia,

hipomagnesemia, penyakit jantung, dan konsetrasi

obat yang lebih tinggi), akan memiliki resiko yang

lebih tinggi untuk toksisitas yang berpotensi

mengancam nyawa ini. penggunaan kombinasi

semacam itu harus disertai dengan pemantauan

ketat untuk bukti perpanjangan QT atau perubahan

lain dari ritme jantung

bicnat lasix sucralfat sucralfat dapat

↓ efek lasix,

dapat merusak

penyerapan

lasix

Major hindari pemberian oral lasix dan sucralfat secara

bersamaan. Pemberian terpisah paling tidak 2 jam.

Tidak berlaku untuk lasix yang diberikan secara

parenteral

amlodipine ramipril candesartan candesartan

dapat ↑efek

toxic ramipril

Major penggunaan bersamaan secara khusus tidak

dianjurkan dan merupakan kontraindikasi pada

pasien dengan nefropati diabetik. Jika kombinasi

seperti itu harus digunakan, monitor pasien lebih

dekat untuk respon yang lebih besar dari yang

Page 110: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

94

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

diperkirakan pada kombinasi, termasuk pemantauan

tekanan darah, fungsi ginjal, dan konsentrasi kalium

ascardia amlodipine simvastatin amlodipine

dapat ↑ kadar

simvastatin

dalam darah

dan ↑efek

samping

Major hindari penggunaan amlodipine bersamaan dengan

simvastatin bila memungkinkan. jika digunakan

bersama, hindari dosis simvastatin lebih dari 20mg /

hari, dan pantau secara ketat untuk tanda-tanda

toksisitas inhibitor HMG-CoA reduktase (misalnya.

Myositis, rhabdomyolysis)

mertigo allopurinol Lasix lasix dapat ↑

efek toxic

allopurinol

Moderate hindari terapi kombinasi. Ketika harus digunakan

bersama, pantau pasien secara dekat untuk tanda-

tanda dan gejala-gejala dari reaksi tipe

hipersensitivitas allopurinol (misalnya, demam,

ruam, eosinofilia) atau efek merugikan lainnya

allopurinol amlodipine calcium

carbonate

calcium

carbonat dapat

↓ efek

terapeutik

amlodipine

Moderate pantau untuk mengurangi efek terapeutik dari

amlodipin jika calcium carbonat dimulai/dosis

meningkat, atau peningkatan efek jika calcium

carbonat dihentikan/dosis menurun

simvastatin isdn amlodipin amlodipin

dapat ↑ efek

hipotensi isdn

Moderate meskipun penggunaan dari dua atau lebih obat yang

dapat menurunkan tekanan darah(baik sebagai niat

terapeutik atau sebagai efek buruk) sering secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan hipotensi.

Pantau pasien secara dekat untuk efek hipotensi

aditif jika dua atau lebih dari obat ini digabungkan

sucralfat isdn Candesartan candesartan

dapat ↑efek

hipotensi isdn

Moderate meskipun penggunaan dari dua atau lebih obat yang

dapat menurunkan tekanan darah(baik sebagai niat

terapeutik atau sebagai efek buruk) sering secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan hipotensi.

Pantau pasien secara dekat untuk efek hipotensi

aditif jika dua atau lebih dari obat ini digabungkan

metoclopram isdn Carvedilol carvedilol Moderate meskipun penggunaan dari dua atau lebih obat yang

Page 111: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

95

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ide dapat ↑efek

hipotensi isdn

dapat menurunkan tekanan darah(baik sebagai niat

terapeutik atau sebagai efek buruk) sering secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan hipotensi.

Pantau pasien secara dekat untuk efek hipotensi

aditif jika dua atau lebih dari obat ini digabungkan

v bloc isdn Lasix lasix dapat

↑efek

hipotensi isdn

Moderate meskipun penggunaan dari dua atau lebih obat yang

dapat menurunkan tekanan darah(baik sebagai niat

terapeutik atau sebagai efek buruk) sering secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan hipotensi.

Pantau pasien secara dekat untuk efek hipotensi

aditif jika dua atau lebih dari obat ini digabungkan

isdn isdn Ramipril ramipril dapat

↑efek

hipotensi isdn

Moderate meskipun penggunaan dari dua atau lebih obat yang

dapat menurunkan tekanan darah(baik sebagai niat

terapeutik atau sebagai efek buruk) sering secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan hipotensi.

Pantau pasien secara dekat untuk efek hipotensi

aditif jika dua atau lebih dari obat ini digabungkan

paracetamol lantus Aspirin aspirin dapat ↑

resiko

hipoglikemik

lantus dan ↓

gula darah

Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan

(mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima

aspirin dengan lantus. Ini mungkin lebih menjadi

perhatian pada pasien yang menerima aspirin

dengan dosis 3 gram atau lebih per hari

candesartan lantus carvedilol carvedilol

dapat ↑ resiko

hipoglikemik

lantus dan ↓

gula darah

Moderate pantau peningkatan efek terapeutik lantus jika

carvedilol dimulai/dosis meningkat, atau efek

menurun jika carvedilol di hentikan/dosis menurun.

ceftriaxon lantus Lasix lasix dapat ↓

efek terapeutik

lantus

Moderate monitor glukosa darah lebih sering ketika pasien

yang diobati dengan lantus memulai terapi dengan

lasix. Peningkatan dosis lantus, atau kebutuhan

Page 112: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

96

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk obat tambahan, mungkin diperlukan

omeprazole lasix Aspirin aspirin dapat ↑

efek Lasix

Moderate pantau pasien secara dekat untuk mengetahui tanda

dan gejala toksisitas ketika menggunakan lasix

bersama dengan aspirin dosis lebih tinggi. Juga

pantau lasix, karena aspirin (terutama pada dosis

yang lebih tinggi) dapat mengumpulkan respon

diuretic

lantus lasix tramadol tramadol dapat

↑ efek toxic

lasix, dan ↓

efek terapeutik

lasix

Moderate pasien harus dipantau untuk mengurangi efikasi

diuretik, retensi urin, dan gejala ortostasis bila

diterapi dengan tramadol dan lasix. Pertimbangkan

peningkatan pemantauan klinis tekanan darah (baik

duduk dan berdiri) pada pasien

lansoprazol metoclopramide tramadol tramadol dapat

↑ efek toxic

metoclopramid

e

Moderate gunakan hati-hati dengan penggunaan tramadol

dengan metocopramide. Pantau pasien lebih dekat

untuk bukti toksisitas serotonin (misalnya.

Perubahan status mental, ketidakstabilan otonom,

dan hiperaktivitas neuromuskular) atau sindrom

ganas neuroleptik (misalnya. hipertermia, kekakuan

otot, disfungsi otonom)

domperidone ranitidin carvedilol carvediol

dapat ↑ efek

rantidin

Moderate pantau untuk meningkatan efek substrat ranitidin

jika carvedilol dimulai atau dosis carvedilol yang

digunakan bersamaan meningkat. Sebaliknya,

pantau untuk mengurangi efek toksisitas jika

carvedilol dihentikan atau jika dosis carvedilol yang

digunakan bersamaan menurun

lasix ramipril Aspirin aspirin dapat ↑

efek

nefrotoksik

ramipril dan

dapat ↓ efek

terapeutik

Ramipril

Moderate pantau untuk mengurangi efek terapeutik dari

ramipril jika dikombinasikan dengan aspirin. Selain

itu, pantau untuk gagal ginjal akut ketika obat-obat

ini digabungkan

Page 113: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

97

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ramipril ramipril Lasix lasix dapat ↑

efek hipotensi

ramipril , dan

↑ efek

nefrotoksik

Ramipril

Moderate monitor untuk hipotensi gejala dan gagal ginjal jika

ramipril dimulai pada pasien yang menerima

furosemid. Koreksi deplesi volume oleh gangguan

terapi diuretik atau pengurangan dosis diuretik

sebelum inisiasi ramipril/peningkatan dosis

dianjurkan. jika terapi diuretik tidak dapat dikurangi

(misalnya. pada pasien dengan gagal jantung),

memulai ramipril pada dosis yang sangat rendah

dan peningkatan dosis dengan sedikit peningkatan

dapat menimimalkan interaksi ini

ranitidin asprin calcium

carbonate

calcium

carbonat dapat

↓ konsentrasi

serum aspirin

Minor pantau untuk mengurangi efek terapeutik dari

aspirin jika calcium carbonat dimulai/dosis

meningkat, atau peningkatan efek jika calcium

carbonat dihentikan/dosis menurun. Interaksi ini

tidak boleh menjadi perhatian pada pasien yang

menerima dosis salisilat intemiten

tramadol lantus Ramipril ramipril dapat

↑ efek

hipoglikemik

lantus dan ↓

gula darah

Minor Tidak perlu tindakan. Pendidikan hipoglikemia

reguler dan pemantauan (yang menyertai

penggunaan lantus) harus cukup untuk manajemen

kemungkinan interaksi ini

new diatab paracetamol metoclopram

ide

metoclopramid

e dapat ↑

konsentrasi

serum

paracetmol

Minor tidak perlu tindakan

paracetamol tramadol tramadol dapat

↓ absorpsi

paracetamol

Minor tidak perlu tindakan

ranitidin calcium

carbonate

calcium

carbonat dapat

↓ konsentrasi

serum

Minor tidak perlu tindakan

Page 114: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

98

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ranitidine

6 domperidone tidak terjadi

interaksi obat

ksr

amlodipine

fluimucil

lansoprazol

ceftriaxon

7 fenitoin fenitoin amlodipin amlodipin

dapat ↑

konsentrasi

serum fenitoin,

fenitoin dapat

↓ konsentrasi

serum

amlodipin

Moderate pantau toksisitas fenitoin jika amlodipin

dimulai/dosis meningkat, atau penurunan efek

fenitoin jika amlodipin dihentikan/dosis menurun.

Pantau untuk mengurangi efek terapeutik amlodipin

dengan penggunaan bersamaan fenitoin.

amlodipine fenitoin perdipine perdipine

dapat ↑

konsentrasi

serum fenitoin,

fenitoin dapat

↓ konsentrasi

serum

perdipine

Moderate pantau toksisitas fenitoin jika perdipine

dimulai/dosis meningkat, atau penurunan efek

fenitoin jika perdipine dihentikan/dosis menurun.

Pantau untuk mengurangi efek terapeutik perdipine

dengan penggunaan bersamaan fenitoin.

insulin insulin Lantus lantus dapat ↑

efek

hipoglikemik

insulin

Moderate meskipun penggunaan bersama dari insulin dan

lantus yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

perdipine insulin novorapid novorapid

dapat ↑ efek

Moderate meskipun penggunaan bersama dari insulin dan

novorapid yang menyebabkan hipoglikemia secara

Page 115: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

99

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hipoglikemik

insulin

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

omeprazole lantus novorapid lantus dapat ↑

efek

hipoglikemik

novorapid

Moderate meskipun penggunaan bersama dari lantus dan

novorapid yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

citicolin fenitoin omeprazole omeprazol

dapat ↑

konsentrasi

serum fenitoin,

fenitoin dapat

↓ konsentrasi

serum

omeprazole

Moderate monitor untuk mengurangi efek terapi dari

omeprazole serta untuk peningkatan efek fenitoin

(yang terakhir terutama dengan dosis omeprazol

harian 40mg atau lebih besar) kapan saja obat ini

digunakan dalam kombinasi. dosis omeprazole

yang lebih rendah (yaitu 20mg / hari) dan inhibitor

proton lainnya (misalnya, lansoprazole,

rabeprazole, pantoprazole) mungkin kurang

mungkin untuk meningkatkan efek fenitoin

meropenem valsartan Kcl kcl dapat ↑

efek

hiperkalemia

valsartan

Moderate pantau tanda dan gejala hiperkalemia selama

penggunaan bersamaan dari valsartan dan kcl

dexametason

valsartan

novorapid

lantus

8 valsartan amlodipine caco3 caco3 dapat ↓

efek terapeutik

amlodipine

Moderate pantau untuk mengurangi efek terapeutik dari

amlodipin jika caco3 dimulai/dosis meningkat, atau

peningkatan efek jika caco3 dihentikan/dosis

menurun

amlodipine

Page 116: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

100

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

asam folat

bicnat

caco3

vitamin b12

fujimin

azitromisin

fluimucil

furosemid

ceftriaxon

9 lisinofril tidak terjadi

interaksi obat

ondansetron

cefotaxime

ceftriaxon

10 valsartan insulin lantus lantus dapat ↑

efek

hipoglikemik

insulin

Moderate meskipun penggunaan bersama dari insulin dan

lantus yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

alprazolam

lantus

ceftriaxon

omeprazole

ondansetron

ranitidin

insulin

11 fenitoin fenitoin adalat oros adalat oros Moderate pantau lebih dekat untuk melihat efek yang diubah

Page 117: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

101

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat ↑

konsentrasi

serum fenitoin,

fenitoin dapat

↓ konsentrasi

serum adalat

oros

dari kedua obat dianjurkan jika adalat oros dan

fenitoin harus digunakan bersama. Pasien harus

disarankan untuk memberi tahu dokter jika mereka

mengalami gejala toksisitas fenitoin (misalnya,

mengantuk, gangguan penglihatan, perubahan

status mental, kejang, mual, atau ataksia) atau

hilangnya efek CCB

adalat oros fenitoin novorapid novorapid

dapat ↑ resiko

hipoglikemik

fenitoin dan ↓

gula darah

Moderate pantau peningkatan efek terapeutik fenitoin jika

novorapid dimulai/dosis meningkat, atau efek

menurun jika novorapid di hentikan/dosis menurun.

clopidogrel fenitoin clopidogrel clopidogrel

dapat ↑

konsentrasi

serum fenitoin,

fenitoin dapat

↓ konsentrasi

serum

clopidogrel

Minor tidak perlu tindakan. Penyesuaian dosis mungkin

diperlukan jika suatu interaksi dicurigai

citicolin

novorapid

12 amlodipine haloperidol ondansetron dapat saling ↑

efek QTc-

Prolonging

Major penggunaan bersamaan harus dihindari bila

memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan

secara substansial meningkatkan resiko untuk

toksisitas yang serius, termasuk pengembangan

torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel

yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor resiko

yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua, jenis

kelamin perempuan, bardikardia, hipokalemia,

hipomagnesemia, penyakit jantung, dan konsetrasi

obat yang lebih tinggi), akan memiliki resiko yang

Page 118: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

102

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lebih tinggi untuk toksisitas yang berpotensi

mengancam nyawa ini. penggunaan kombinasi

semacam itu harus disertai dengan pemantauan

ketat untuk bukti perpanjangan QT atau perubahan

lain dari ritme jantung

asam

mefenamat

haloperidol metoclopram

ide

metoclopromi

de dapat ↑ efek

toksik

haloperidol

Major hindari penggunaan metoclopramide dalam

kombinasi dengan obat lain yang terkait dengan

pengembangan reaksi ekstrapiramidal (misalnya.

Tardive dyskinesia) dan sindrom neuroleptik ganas

captopril captopril asam

mefenamat

asam

mefenamat

dapat ↓ fungsi

ginjal yang

signifikan, ↓

efek

antihipertensi

Moderate Pantau penurunan efek terapeutik captopril bila

digunakan bersama dengan asam mefenamat. ini

kemungkinan paling memprihatinkan dengan dosis

kronis dan/atau dosis yang lebih tinggi dari asam

mefenamat. selain itu, terapi bersamaan dengan

asam mefenamat dan captopril meningkatkan resiko

disfungsi ginjal, terutam pasien juga menerima

diuretik

ondansetron captopril humalog captopril dapat

↑ efek

hipoglikemik

humalog

Minor tidak ada tindakan yang diperlukan. Pendidikan dan

pemantauan hipoglikemia regular (yang menyertai

penggunaan obat penurun glukosa darah) harus

memadai untuk manajemen kemungkinan interaksi

haloperidol asam mefenamat amlodipin asma

mefenamat

dapat ↓ efek

antihipertensi

amlodipin

Minor tidak ada tindakan

citicolin captopril lantus captopril dapat

↑ efek

hipoglikemik

lantus

Minor tidak ada tindakan yang diperlukan. Pendidikan dan

pemantauan hipoglikemia regular (yang menyertai

penggunaan obat penurun glukosa darah) harus

memadai untuk manajemen kemungkinan interaksi

ranitidin

manitol

Page 119: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

103

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

metoclopram

ide

humalog

13 clopidogrel ascardia cardace ascardia dapat

↑ efek

nefrotoksik

dan ↓ efek

terapeutik

cardace

Moderate pantau untuk mengurangi efek terapeutik dari

cardace jika dikombinasikan dengan ascardia.

Selain itu, pantau untuk gagal ginjal akut ketika

obat-obat ini digabungkan

ascardia ascardia gliquidone ascardia dapat

↑ efek

hipoglikemik

gliquidone

Moderate

amlodipine cardace gliquidone cardace dapat

↑ efek

gliquidone

Moderate

cardace ascardia clopidogrel clopidogrel

dapat ↑ efek

negatif/toksik

ascardia, ↑

resiko

perdarahan

Moderate meskipun terapi kombinasi kadang-kadang

digunakan secara menguntungkan, peningkatan

resiko perdarahan mungkin terjadi. Pantau

peningkatan pada penurunan fungsi platelet

(misalnya. Perdarahan, memar, dll.) selama

penggunaan clopidogrel dan ascardia secara

bersamaan

ksr gemfibrozil gliquidone gemfobrozil

dapat ↑ efek

hipoglikemik

gliquidone

Moderate

gemfibrozile cardace ksr ksr dapat ↑

efek

hiperkalemia

Ramipril

Moderate pantau tanda dan gejala hiperkalemia selama

penggunaan bersamaan cardace dan ksr

ambroxol ksr gliquidone ksr dapat ↑

efek

Minor

Page 120: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

104

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hipoglikemik

gliquidone

gliquidone

citicolin

14 sucralfat metformin lantus lantus dapat ↑

efek

hipoglikemik

metformin

Moderate meskipun penggunaan bersama dari lantus dan

metformin yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

gliquidone

glucophage

ceftriaxon

lansoprazol

vitamin k

transamin

lantus

amlodipine

bisoprolol

cetirizine

lactulax

microlax

15 betaserc cardace valsartan valsartan dapat

↑ efek toksik

dan ↑

konsentrasi

serum cadace

Moderate penggunaan bersamaan secara khusus tidak

dianjurkan dan merupakan kontraindikasi pada

pasien dengan nefropati diabetik. Jika kombinasi

seperti itu harus digunakan, monitor pasien lebih

dekat untuk respon yang lebih besar dari yang

diperkirakan pada kombinasi, termasuk pemantauan

tekanan darah, fungsi ginjal, dan konsentrasi kalium

amlodipine ascardia cilostazol cilostazol Moderate meskipun terapi kombinasi kadang-kadang

Page 121: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

105

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat ↑ efek

negatif/toksik

ascardia

menguntungkan, peningkatan resiko perdarahan

mungkin terjadi. Pantau peningkatan pada

penurunan fungsi platelet (misalnya. Perdarahan,

memar, dll.) selama penggunaan cilostazol dan

ascardia secara bersamaan

valsartan metformin ascardia ascradia dapat

↑ efek

hipoglikemik

metformin

Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan

(mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima

ascardia dengan metformin. Ini mungkin lebih

menjadi perhatian pada pasien yang menerima

ascardia dengan dosis 3 gram atau lebih per hari

atorvastatin metformin cardace cardace dapat

↑ efek

negatif/toksik

metformin

Moderate pantau respon pasien terhadap metformin lebih

ketat jika pasien menggunakan obat ini secara

bersamaan, terutama jika pasien memiliki faktor

resiko lain untuk hipoglikemia atau asidosis laktat.

Sejauh mana cardace berkontribusi pada

peningkatan resiko tidak jelas, tetapi pemabntauan

yang lebih dekat cenderung bijaksana bila

memungkinkan

ascardia cardace ascardia ascardia dapat

↑ efek

nefrotoksik

dan ↓ efek

terapeutik

cardace

Moderate pantau untuk mengurangi efek terapeutik dari

cardace jika dikombinasikan dengan ascardia.

Selain itu, pantau untuk gagal ginjal akut ketika

obat-obat ini digabungkan

metformin

paracetamol

cilostazol

citicolin

ranitidin

cardace

16 simvastatin ascardia asam

mefenamat

asam

mefenamat

Major pantau peningkatan resiko perdarahan selama

penggunaan asam mefenamat dan ascardia secara

Page 122: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

106

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat ↑ efek

negatif/toksik,

↓ efek

kardioprotektif

ascardia,

ascardia dapat

↓ konsentrasi

serum asam

mefenamat,

dan kombinasi

dapat ↑ resiko

perdarahan

bersamaan. Ibuprofen, dan mungkin NSAID

nonselektif lainnya, dapat mengurangi efek

kardioprotektif ascardia. Tampak bijaksana untuk

menghindari penggunaan iburpofen secara rutin

dans ering pada pasien yang menerima ascardia

untuk kardioprotektifnya. analgesik alternatif

(misalnya. acetaminophen) mungkin pilihan yang

lebih aman. pasien mungkin memerlukan konseling

tentang waktu pemberian ibuporfen dan ascardia

yang tepat. ibuprofen harus diberikan 30-120menit

setelah ascardia segera dikeluarkan, 2-4jam setelah

ascardia rilis diperpanjang, atau setidaknya 8jam

sebelum ascardia

pradaxa pradaxa ascardia ascardia dapat

↑ efek

negatif/toksik

pradaxa, ↑

resiko

perdarahan

Major pertimbangkan dengan seksama resiko dan manfaat

yang diperkirakan dari kombinasi ini. tingkatkan

pemantauan untuk melihat perdarahan jika

dabigatran (pradaxa) digunakan dalam kombinasi

dengan obat antiplatelet apa pun. Monografi produk

kanada untuk dabigatran (pradaxa) secara khusus

merekomendasikan untuk menghindari penggunaan

bersama dari prasugrel atau ticagrelor, dan itu juga

merekomendasikan bahwa aspirin (ascardia) dosis

rendah (100mg/hari) dapat dipertimbangkan jika

diperlukan tetapi penggunaan antiplatelet tidak

dianjurkan untuk pencegahan stroke pada pasien

dengan atrial fibralasi

fujimin pradaxa asam

mefenamat

asam

mefenamat

dapat ↑ efek

negatif/toksik

pradaxa, ↑

resiko

perdarahan

Major resiko komprehensif untuk penilaian manfaat harus

dilakukan untuk semua pasien sebelum penggunaan

bersamaan dari obat pradaxa dan asam mefenamat.

Resiko kemungkinan bervariasi sesuai dengan dosis

dan durasi penggunaan yang diperkirakan. Jika

digabungkan awasi pasien lebih dekat untuk tanda-

tanda dan gejala perdarahan dengan penggunaan

Page 123: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

107

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bersamaan, dan konseling pasien tentang

peningkatan resiko perdarahan untuk segera

melaporkan tanda-tanda atau gejala kemungkinan

perdarahan.

asam

mefenamat

pradaxa simvastatin simvastatin

dapat ↑ efek

antikoagulan

pradaxa

Major pertimbangkan alternatif HMG-CoA reductase

inhibitor (statin) pada pasien yang memakai

dabigatran (pradaxa) yang memerlukan terapi

statin. Jika digunakan bersama, pantau pasien

secara dekat untuk tanda dan gejala perdarahan

citicolin

meropenem

ascardia

paracetamol

17 clopidogrel simarc clopidogrel clopidogrel

dapat ↑ efek

antikoagulan

simarc

Major tingkatkan pemantauan ketekunan untuk tanda dan

gejala perdarahan jika obat ini digunakan secara

bersamaan

atorvastatin clopidogrel piracetam dapat saling ↑

efek

antiplatelet

Moderate tingkatkan pemantauan ketekunan untuk tanda dan

gejala perdarahan jika obat dengan sifat antiplatelet

digunakan bersamaan

furosemid digoxin atorvastatin atorvastatin

dapat ↑

konsentrasi

serum digoxin

Moderate pantau dengan cermat tanda-tanda dan gejala

toksisitas digoxin saat menambahkan atorvastatin

(terutama pada dosis yang lebih tinggi) untuk

pasien yang menerima digoxin

spironolacto

ne

digoxin furosemid furosemide

dapat ↑ efek

negatif/toksik

digoxin

Moderate pantau peningkatan toksisitas digoxin jika

furosemid dimulai atau dosis ditingkatkan.

Pemantauan serum kalium dan magnesium secara

hati-hati bersamaan dengan pemberian terapi

penggantian elektrolit untuk memperbaiki

hipokalemia atau hipomagnesemia dapat

mengurangi resiko toksisitas digoxin

digoxin digoxin spironolacton spironolactone Moderate pantau pasien secara dekat untuk tanda-tanda atau

Page 124: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

108

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e dapat ↑ efek

negatif/toksik

digoxin

gejala toksisitas digoxin saat menggunakan digoxin

dan spironolactone dalam kombinasi. Pemantauan

tambahan konsentrasi digoxin juga dapat

dibenarkan, tetapi perhatikan bahwa spironolactone

dan metabolitnya dapat menggangu kinerja banyak

tes digoxin komersial, yang memepersulit

interprestasi pengukuran konsentrasi digoxin

simarc metformin furosemid furosemide

dapat ↓ efek

terapeutik

metformin

Moderate monitor glukosa darah lebih sering ketika pasien

yang diobati dengan metformin memulai terapi

dengan furosemid. Peningkatan dosis metformin,

atau kebutuhan untuk obat tambahan, mungkin

diperlukan

ramipril metformin ramipril ramipril dapat

↑ efek

negatif/toksik

ramipril

Moderate pantau respon pasien terhadap metformin lebih

ketat jika pasien menggunakan obat ini secara

bersamaan, terutama jika pasien memiliki faktor

resiko lain untuk hipoglikemia atau asidosis laktat.

Sejauh mana ramipril berkontribusi pada

peningkatan resiko tidak jelas, tetapi lebih

cenderung bijaksana bila memungkinkan

metformin ramipril furosemid furosemid

dapat ↑ efek

hipotensi dan

↑ nefrotoksik

ramipril

Moderate monitor untuk hipotensi gejala dan gagal ginjal jika

ramipril dimulai pada pasien yang menerima

furosemid. Koreksi deplesi volume oleh gangguan

terapi diuretik atau pengurangan dosis diuretik

sebelum inisiasi ramipril/peningkatan dosis

dianjurkan. jika terapi diuretik tidak dapat dikurangi

(misalnya. pada pasien dengan gagal jantung),

memulai ramipril pada dosis yang sangat rendah

dan peningkatan dosis dengan sedikit peningkatan

dapat menimimalkan interaksi ini

citicolin ramipril spironolacton

e

spironolactone

dapat ↑ efek

hyperkalemic

ramipril

Moderate obat ini sering, dan tepat demikian, digunakan

bersamaan dalam pengobatan CHF berat.

Tampaknya bijaksana untuk memantau peningkatan

insiden hiperkalemia jika spironolactone dan

Page 125: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

109

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ramipril digunakan secara bersamaan

piracetam spironolactone atorvastatin atorvastatin

dapat ↑ efek

negatif/toksik

spironolactone

Moderate gunakan spironolactone dengan hati-hati pada

pasien yang menerima atorvastatin, karena potensi

teoritis untuk peningkatan yang disempurnakan

dalam aktivitas steroid endogen

vitamin c simarc piracetam piracetam

dapat ↑ efek

antikoagulan

simarc

Moderate tingkatkan ketekunanan pemantauan untuk tanda

dan gejala perdarahan jika obat ini digunakan

secara bersamaan

simarc vitamin c vitamin c

dapat ↓ efek

antikoagulan

dan ↓

konsentrasi

serum simarc

Moderate pemantauan lebih sering untuk antikoagulan

mungkin diperlukan pada saat memulai terapi

simarc dengan vitamin c bersamaan. Peningkatan

dosis simarc atau penghentian vitamin c dapat

menjadi pertimbangan berdasarkan status

antikoagulasi pasien

clopidogrel atorvastatin atorvastatin

dapat ↓ efek

antiplatelet

clopidogrel

Moderate tidak ada tindakan yang diperlukan

simarc spironolacton

e

spironolactone

dapat ↓ efek

antikoagulan

simarc

Moderate tidak ada tindakan yang diperlukan

18 vitamin b12 venofer valsartan valsartan dapat

↑ efek

hipotensi

venofer

Moderate meskipun penggunaan dari dua atau lebih obat yang

dapat menurunkan tekanan darah (baik sebagai niat

terapeutik atau sebagai efek buruk) sering secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan hipotensi.

Pantau pasien secara dekat untuk efek hipotensi

aditif jika dua atau lebih dari obat ini digabungkan

caco3

bicnat

Page 126: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

110

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

asam folat

valsartan

omeprazole

ondansetron

venofer

19 new diatab ciprofloxasin Ondansetron dapat saling ↑

efek QTc-

Prolonging

Major penggunaan bersamaan harus dihindari bila

memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan

secara substansial meningkatkan resiko untuk

toksisitas yang serius, termasuk pengembangan

torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel

yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor resiko

yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua, jenis

kelamin perempuan, bardikardia, hipokalemia,

hipomagnesemia, penyakit jantung, dan konsetrasi

obat yang lebih tinggi), akan memiliki resiko yang

lebih tinggi untuk toksisitas yang berpotensi

mengancam nyawa ini. penggunaan kombinasi

semacam itu harus disertai dengan pemantauan

ketat untuk bukti perpanjangan QT atau perubahan

lain dari ritme jantung

b complex ciprofloxasin Ulsafat ulsafat dapat ↓

konsentrasi

serum

ciprofloxasin

Major interaksi dapat diminimalkan dengan pemberian

ciprofloxasin oral sitidaknya 2jam sebelum atau

6jam sebelum dosis ulsafat. Pemisahan yang lebih

besar dari kedua obat tampaknya akan mengurangi

resiko untuk interaksi yang signifikan lebih jauh.

Jika harus diberikan lebih dekat bersama daripada

yang diinginkan, pantau untuk penurunan efek

terapeutik dari ciprofloxasin oral

paracetamol ciprofloxasin Miniaspi minispi dapat

↓ konsentrasi

serum

ciprofloxasin

Moderate untuk menimalkan potensi interaksi, pertimbangkan

pemberian ciprofloxasin minimal 2jam, atau 6jam

setelah, miniaspi. Pantau penurunan kadar/efek

ciprofloxasin bila digunakan bersama dengan

Page 127: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

111

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

miniaspi. Paremeter pemantaun khusus untuk

pasien yang menerima aspirin buffered dan tidak

berlaku untuk untuk pasien yang menerima aspirin

biasa atau enterik

micardis metformin Miniaspi miniaspi dapat

↑ efek

hipoglikemik

metformin

Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan

(mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima

miniaspi dengan metformin. Ini mungkin lebih

menjadi perhatian pada pasien yang menerima

miniaspi dengan dosis 3 gram atau lebih per hari

bisoprolol metformin Ciprofloxasi

n

ciprofloxasin

dapat ↑ efek

hipoglikemik

dan

mengurangi

efek teraupetik

metformin

Moderate pantau untuk efek hipoglikemia atau hiperglikemia

selama pemberian bersamaan dengan obat penurun

darah dan antibiotik quinolon. Resiko hipoglikemia

muncul paling besar selama beberapa hari pertama

terapi antibiotik, sedangkan resiko hiperglikemia

lebih besar setelah beberapa hari terapi.

metformin metformin Ondansetron ondansetron

dapat ↑

konsentrasi

serum

metformin

Moderate pantau peningkatan efek metformin/toksisitas bila

dikombinasikan dengan ondansetron

ranitidin ciprofloxasin Micardis micardis dapat

↑ efek

aritmogenik

ciprofloxasin,

dan

ciprofloxasin

dapat ↑

nefrotoksik

micardis

Moderate tidak ada tindakan yang diperlukan. Jika micardis

dan ciprofloxasin digunakan bersamaan pada pasien

dengan faktor resiko lain untuk cedera ginjal akut

atau aritmia, pemantauan lebih sering dari fungsi

ginjal atau irama jantung mungkin tepat

simvastatin paracetamol Ondansetron ondansetron

dapat ↓

analgesik

Minor tidak ada tindakan spesifik yang diperlukan, tetapi

perlu diketahui bahwa paracetamol mungkin kurang

efektif pada pasien yang diobati dengan

Page 128: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

112

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

paracetamol ondansetron

miniaspi simvastatin Ciprofloxasi

n

ciprofloxasin

dapat ↑ efek

myophatic (

rhabdomyolysi

s) dari

simvastatin

Moderate tidak ada tindakan yang dipelukan

ulsafat b complex Miniaspi miniaspi dapat

↓ konsentrasi

serum b

complex

Minor tidak ada tindakan yang diperlukan

ciprofloxasin

omeprazole

ondansetron

20 paracetamol domperidone Ondansetron dapat saling ↑

efek QTc-

Prolonging

Major penggunaan bersamaan harus dihindari bila

memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan

secara substansial meningkatkan resiko untuk

toksisitas yang serius, termasuk pengembangan

torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel

yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor resiko

yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua, jenis

kelamin perempuan, bardikardia, hipokalemia,

hipomagnesemia, penyakit jantung, dan konsetrasi

obat yang lebih tinggi), akan memiliki resiko yang

lebih tinggi untuk toksisitas yang berpotensi

mengancam nyawa ini. penggunaan kombinasi

semacam itu harus disertai dengan pemantauan

ketat untuk bukti perpanjangan QT atau perubahan

lain dari ritme jantung

amlodipine metformin Ondansetron ondansetron

dapat ↑

konsentrasi

Moderate pantau peningkatan efek metformin/toksisitas bila

dikombinasikan dengan ondansetron

Page 129: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

113

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serum

metformin

new diatab amlodipine Asam

mefenamat

asam

mefenamat

dapat ↓ efek

hipertensi

amlodipine

Minor tidak ada tindakan yang diperlukan

asam

mefenamat

paracetamol Ondansetron ondansetron

dapat ↓

analgesik

paracetamol

Minor tidak ada tindakan spesifik yang diperlukan, tetapi

perlu diketahui bahwa paracetamol mungkin kurang

efektif pada pasien yang diobati dengan

ondansetron

omeprazole

ondansetron

domperidone

metformin

21 paracetamol metformin Captopril captopril

dapat ↑ efek

toksik

metformin

yaitu

hipoglikemik

Moderate pantau respon pasien terhadap metformin lebih

ketat jika pasien menggunakan obat ini secara

bersamaan, terutama pasien memilik faktor resiko

lain untuk hipoglikemia atau asidosis laktat. Sejauh

mana captopril berkontribusi pada peningkatan

resiko tidak jelas, tetapi pemantaun yang lebih

dekat cenderung bijaksana bila memungkinkan

metformin

captopril

simvastatin

omeprazole

22 platogrix platogrix Amlodipine amlodipin

dapat ↓ efek

terapi

clopidogrel

Moderate pantau respon pasien terhadap platogrix secara

dekat saat menggunakan platogrix dengan

amlodipin. Baik signifikansi klinis dari interaksi ini

dan perbedaan resiko di antara individu CCB tidak

pasti

Page 130: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

114

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

atorvastatin platogrix Asam

mefenamat

dapat saling ↑

efek

antiplatelet

Moderate tingkatkan pemantauan ketekunan untuk tanda dan

gejala perdarahan jika beberapa obat dengan sifat

antiplatelet digunakan bersamaan

amlodipine glimepirid Lantus lantus dapat ↑

efek

hipoglikemik

glimepirid

Moderate meskipun penggunaan bersama dari glimepirid dan

lantus yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

metformin glimepirid Metformin metformin ↑

efek

hipoglikemik

glimepirid

Moderate meskipun penggunaan bersama dari glimepirid dan

metformin yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

glimepirid isdn Amlodipine amlodipin

dapat ↑ efek

hipotensi isdn

Moderate meskipun penggunaan dari dua atau lebih obat yang

dapat menurunkan tekanan darah(baik sebagai niat

terapeutik atau sebagai efek buruk) sering secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan hipotensi.

Pantau pasien secara dekat untuk efek hipotensi

aditif jika dua atau lebih dari obat ini digabungkan

asam

mefenamat

lantus Metformin metformin ↑

efek

hipoglikemik

lantus

Moderate meskipun penggunaan bersama dari lantus dan

metformin yang menyebabkan hipoglikemia secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substantif meningkatkan risiko

hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek

hipoglikemik jika obat ini digabungkan

paracetamol amlodipine asam

mefenamat

asam

mefenamat

dapat ↓ efek

hipertensi

amlodipine

Minor tidak ada tindakan yang diperlukan

Page 131: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

115

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

trizedon mr platogrix Atorvastatin atorvastatin

dapat ↓ efek

antiplatelet

platogrix

Moderate tidak ada tindakan yang diperlukan

lantus glimepirid asam

mefenamat

asma

mefenamat

dapat ↑ dan ↓

efek

hipoglikemik

glimepirid

Minor tidak ada tindakan yang diperlukan

isdn

23 laxadyne bisoprolol Fenitoin fenitoin dapat

↑ metabolisme

bisoprolol

sehingga dapat

↑ resiko

kegagalan

terapi

Major pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat

berinteraksi untuk menghindari kegagalan

terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara

khusus dikontraindikasikan oleh produsen.

Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan

oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket

yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP

jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan

peningkatan efek jika inducer CYP dihentikan/dosis

menurun

paracetamol fenitoin Amlodipine amlodipin

dapat ↑ serum

konsentrasi

fenitoin dan

fentoin dapat ↓

serum

konsentrasi

amlodipin

Moderate pantau toksisitas fenitoin jika amlodipin

dimulai/dosis meningkat, atau penurunan efek

fenitoin jika amlodipin dihentikan/dosis menurun.

Pantau untuk mengurangi efek terapeutik amlodipin

jika digunakan bersamaan dengan fenitoin.

amlodipine amlodipine Prohiper prohiper dapat

↓ efek

antihipertensi

amlodipine

Moderate ketika menggunakan prohiper pada pasien yang

dirawat karena hipertensi, pantau respon tekanan

darah dengan seksama ketika memulai prohiper

atau selama penyesuaian dosis

Page 132: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

116

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

prohiper bisoprolol Prohiper prohiper dapat

↓ efek

antihipertensi

bisoprolol

Moderate ketika menggunakan prohiper pada pasien yang

dirawat karena hipertensi, pantau respon tekanan

darah dengan seksama ketika memulai prohiper

atau selama penyesuaian dosis

ramipril glimepirid Bisoprolol bisoprolol

dapat ↑ resiko

hipoglikemik

glimepirid

Moderate monitor kadar glukosa darah secara dekat karena

bisoprolol dapat menurunkan efektivitas obat-

obatan jenis cardioselective beta-blocker (misalnya.

Atenolol, metoprolol) mungkin lebih kecil

kemungkinannya untuk berinteraksi atau mungkin

kurang berpengaruh pada respon sulfonylurea.

perhatikan bahwa cardioselective berkurang pada

peningkatan dosis . anjurkan pasien bahwa

takikardia, sebagai tanda hipoglikemia, mungkin

tidak ada opthalmic beta-blocker terkait dengan

resiko yang lebih rendah daripada obat sistemik

fenitoin glimepirid Hct hct dapat ↓

efek terapi

glimepirid

Moderate monitor glukosa darah lebih sering ketika pasien

yang diobati dengan glimepirid memulai terapi

dengan hct. Peningkatan dosis glimepirid, atau

kebutuhan obat tambahan, mungkin diperlukan

asam folat glimepirid Metformin metformin

dapat ↑ efek

hipoglikemik

glimepirid

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari metformin

dan glimepirid menyebabkan hipoglikemia sering

tepat secara klinis, penggunaan kombinasi semacam

itu sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

aspar k hct Prohiper prohiper dapat

↓ efek

antihipertensi

hct

Moderate ketika menggunakan prohiper pada pasien yang

dirawat karena hipertensi, pantau respon tekanan

darah dengan seksama ketika memulai prohiper

atau selama penyesuaian dosis

metformin metformin Hct hct dapat ↓

efek terapi

metformin

Moderate monitor glukosa darah lebih sering ketika pasien

yang diobati dengan metformin memulai terapi

dengan hct. Peningkatan dosis metformin, atau

kebutuhan obat tambahan, mungkin diperlukan

Page 133: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

117

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ksr metformin Ramipril ramipril dapat

↑ efek toksik

metformin

yaitu

hipoglikemik

dan asidosis

laktat

Moderate pantau respon pasien terhadap metformin lebih

ketat jika pasien menggunakan obat ini secara

bersamaan, terutama jika pasien memiliki faktor

resiko lain untuk hipoglikemia atau asidosis laktat.

Sejauh mana ramipril berkontribusi pada

peningkatan resiko tidak jelas, tetapi pemantauan

yang lebih dekat cenderung bijaksana bila

memungkinkan

manitol paracetamol Fenitoin fenitoin dapat

↓ konsentrasi

serum

paracetamol

Moderate pantau untuk paracetamol hepatoksisitas yang

diinduksi jika dosis besar (penggunaan jangka

panjang) dari paracetamol digunakan pada pasien

yang memakai fenitoin atau fosphenytoin. Efek

penurunan paracetamol dapat dilihat

citicolin fenitoin asam folat asam folat

dapat ↓

konsentrasi

serum fenitoin

Moderate pantau untuk penurunan konsentrasi serum dan

efektivitas fenitoin jika asam folat dimulai/dosis

meningkat. Demikian pula, pantau peningkatan

konsentrasi fenitoin (dan kemungkinan toksisitas)

jika asam folat dihentikan/dosis menurun

vitamin c fenitoin Prohiper prohiper dapat

↑ konsentrasi

serum fenitoin

Moderate pantau untuk penurunan konsentrasi serum dan

efektivitas fenitoin jika prohiper dimulai/dosis

meningkat. Demikian pula, pantau peningkatan

konsentrasi fenitoin (dan kemungkinan toksisitas)

jika asam prohiper dihentikan/dosis menurun

vitamin k ramipril Hct hct dapat ↓

efek terapi

ramipril

Moderate monitor glukosa darah lebih sering ketika pasien

yang diobati dengan ramipril memulai terapi

dengan hct. Peningkatan dosis ramipril, atau

kebutuhan obat tambahan, mungkin diperlukan

kalnex ramipril Prohiper prohiper dapat

↓ efek

antihipertensi

ramipril

Moderate ketika menggunakan prohiper pada pasien yang

dirawat karena hipertensi, pantau respon tekanan

darah dengan seksama ketika memulai prohiper

atau selama penyesuaian dosis

ceftriaxon ramipril Ksr ksr dapat ↑

efek

Moderate pantau tanda dan gejala hiperkalemia selama

penggunaan bersamaan dari ramipril dan ksr

Page 134: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

118

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hiperkalemia

ramipril

hct ramipril Glimepiride ramipril dapat

↑ efek

hipoglikemik

glimepirid

Minor tidak ada tindakan yang diperlukan. Pendidikan dan

pemantauan hipoglikemia regular (yang menyertai

penggunaan obat penurun glukosa darah) harus

memadai untuk manajemen kemungkinan interaksi

bisoprolol

glimepirid

piracetam

24 ascardia levazide Bisoprolol bisoprolol

dapat ↑ efek

hipotensi

levazide

Moderate pasien yang berhati-hati tentang kemungkinan

peningkatan resiko untuk hipotensi postural

simptomatik ketika menggunakan levazide dalam

kombinasi dengan obat lain yang dapat

menyebabkan penurunan tekanan darah. Anjurkan

pasien untuk berdiri perlahan dari posisi duduk atau

berbaring untuk meminimalkan resiko pusing atau

jatuh terkait dengan hipotensi ortostatik

paracetamol levazide Valsartan valsartan dapat

↑ efek

hipotensi

levazide

Moderate pasien yang berhati-hati tentang kemungkinan

peningkatan resiko untuk hipotensi postural

simptomatik ketika menggunakan levazide dalam

kombinasi dengan obat lain yang dapat

menyebabkan penurunan tekanan darah. Anjurkan

pasien untuk berdiri perlahan dari posisi duduk atau

berbaring untuk meminimalkan resiko pusing atau

jatuh terkait dengan hipotensi ortostatik

bisoprolol metformin Ascardia ascardia dapat

↑ efek

hipoglikemik

metformin

Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan

(mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima

ascardia dengan metformin. Ini mungkin lebih

menjadi perhatian pada pasien yang menerima

ascardia dengan dosis 3 gram atau lebih per hari

simvastatin novorapid Ascardia ascardia dapat

↑ efek

Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan

(mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima

Page 135: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

119

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hipoglikemik

novorapid

ascardia dengan novorapid. Ini mungkin lebih

menjadi perhatian pada pasien yang menerima

ascardia dengan dosis 3 gram atau lebih per hari

levazide novorapid Bisoprolol bisoprolol

dapat ↑ efek

hipoglikemik

novorapid

Moderate pantau efek terapeutik novorapid jika bisoprolol

dimulai/dosis meningkat, atau efek menurun jika

bisoprolol dihentikan/dosis menurun. Cardiselective

beta-blocker mungkin lebih aman dari pada beta-

blocker non-selective

asam folat novorapid Metformin metformin

dapat ↑ efek

hipoglikemik

novorapid

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari novorapid

dan metformin menyebabkan hipoglikemia sering

tepat secara klinis, penggunaan kombinasi semacam

itu sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

heximer

brainact

metformin

valsartan

ceftriaxon

novorapid

25 simvastatin ultracet Alprazolam alprazolam

dapat ↑ efek

ultracet

Major hindari penggunaan bersama analgesik opioid dan

bezodiazepin atau depresan SSP lainnya bila

memungkinkan. Obat-obat ini hanya boleh

dikombinasikan jika pilihan pengobatan alternatif

tidak memadai. Jika digabungkan, batasi dosis dan

durasi setiap obat hingga seminimal mungkin

sambil mencapai efek klinis yang diinginkan.

peringatkan pasien dan pengasuh tentang resiko

pernapasan/sedasi yang diperlambat atau sulit.

captopril ultracet Esilgan esilgan dapat ↑

efek ultracet

Major hindari penggunaan bersama analgesik opioid dan

bezodiazepin atau depresan SSP lainnya bila

memungkinkan. Obat-obat ini hanya boleh

Page 136: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

120

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dikombinasikan jika pilihan pengobatan alternatif

tidak memadai. Jika digabungkan, batasi dosis dan

durasi setiap obat hingga seminimal mungkin

sambil mencapai efek klinis yang diinginkan.

peringatkan pasien dan pengasuh tentang resiko

pernapasan/sedasi yang diperlambat atau sulit.

ascardia alprazolam Esilgan esilgan dapat ↑

efek toksik

alprazolam

Moderate penggunaan bersamaan dari dua atau lebih obat

yang memiliki potensi untuk menekan fungsi CNS

(baik sebagai niat terapeutik atau efek samping)

sering tepat secara klinis. Namun, penting untuk

mengenali bahwa resiko efek yang tidak diinginkan

dapat meningkat dengan penggunaan seperti itu.

pertimbangkan durasi penggunaan depresan SSP

dan setiap respon pasien (terutama toleransi

terhadap efek depresan SSP) ketika memilih obat

tambahan dan dosis. monitor untuk efek aditif

CNS-depresan setiap kali dua atau lebih depresan

SSP secara bersamaan digunakan. anjurkan pasien

untuk menghindari penggunaan depresan SSP lain

yang tidak terdaftar, terlarang, atau rekreasional

paracetamol captopril Ascardia ascardia dapat

↑ efek

nefrotoksik

dan ↓ efek

terapeutik

captopril

Moderate pantau untuk mengurangi efek terapeutik dari

captopril, jika dikombinasikan dengan ascardia.

Selain itu, pantau untuk gagal ginjal akut ketika

obat-obat ini digabungkan

alprazolam captopril Prohiper prohiper dapat

↓ efek

antihipertensi

captoril

Moderate ketika menggunakan prohiper pada pasien yang

dirawat karena hipertensi, pantau respon tekanan

darah dengan seksama ketika memulai prohiper

atau selama penyesuaian dosis

ultracet captopril cotrimoxazol

e

cotrimoxazole

dapat ↑ efek

hiperkalemia

Moderate pantau serum potasium secara dekat jika kombinasi

ini digunakan. Pertimbangkan menggunakan

alternatif untuk cotrimoxazole bila mungkin,

Page 137: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

121

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

captopril terutama pada pasien dengan faktor resiko lain

untuk hiperkalemia (misalnya. Disfungsi ginjal,

usia yang lebih tua, penggunaan obat lain atau

suplemen yang dapat meningkatkan kalium,

penggunaan dosis tinggi cotrimoxazole

cotrimoxazol

e

manitol Ultracet ultracet dapat

↑ efek toksik

manitol

Moderate pasien harus dipantau untuk mengurangi efikasi

diuretik, retensi urin, dan gejala ortostasis bila

diterapi dengan tramadol dan lasix. Pertimbangkan

peningkatan pemantauan klinis tekanan darah (baik

duduk dan berdiri) pada pasien

ambroxol prohiper ranitidine ranitidine

dapat ↑

penyerapan

prohiper

Moderate untuk pasien yang menggunakan kapsul extended-

release prohiper dengan ranitidine, awasi secara

ketat untuk tanda-tanda perubahan respon klinis

terhadap prohiper, khususnya respon yang

berlebihan segera setelah pemberian dan/atau

respon yang berkurang secara potensial dalam

waktu sebelum dosis selanjutnya

aciclovir cotrimoxazole Ascardia ascardia dapat

↑ efek

hipoglikemik

cotrimoxazole

Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan

(mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima

ascardia dengan cotrimoxazole. Ini mungkin lebih

menjadi perhatian pada pasien yang menerima

ascardia dengan dosis 3 gram atau lebih per hari

arcalion ultracet Prohiper prohiper dapat

↑ efek toksik

ultracet

Moderate pantau tanda-tanda dan gejala serotonin

syndrome/toksisitas serotonin (misalnya. Perubahan

status mental, ketidakstabilan otonom,

hiperaktivitas neuromuskular) jika prohiper

dikombinasikan dengan modulator serotonin

prohiper paracetamol Ultracet ultracet dapat

↓ penyerapan

paracetamol

Minor tidak ada tindakan yang diperlukan

esilgan

citicolin

Page 138: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

122

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ranitidin

ceftriaxon

manitol

26 sukralfat clobazam Diazepam diazepam

dapat ↑ efek

toksik

clobazam

Moderate penggunaan bersamaan dari dua atau lebih obat

yang memiliki potensi untuk menekan fungsi CNS

(baik sebagai niat atau efek samping) sering tepat

secara klinis. Namun, penting untuk mngenali

bahwa resiko efek yang tidak diinginkan dapat

meningkat dengan penggunaan seperti itu.

pertimbangkan durasi penggunaan depresan SSP

dan setiap respon pasien (terutama toleransi

terhadap efek depresan SSP) ketika memilih obat

tambahan dan dosis. monitor untuk efek aditif

CNS-depresan setiap kali dua atau lebih depresan

SSP secara bersamaan digunakan. anjurkan pasien

untuk menghindari penggunaan depresan SSP lain

yang tidak terdaftar, terlarang, atau rekreasional

amlodipine clobazam Epsonal epsonal dapat

↑ efek toksik

clobazam

Moderate penggunaan bersamaan dari dua atau lebih obat

yang memiliki potensi untuk menekan fungsi CNS

(baik sebagai niat atau efek samping) sering tepat

secara klinis. Namun, penting untuk mngenali

bahwa resiko efek yang tidak diinginkan dapat

meningkat dengan penggunaan seperti itu.

pertimbangkan durasi penggunaan depresan SSP

dan setiap respon pasien (terutama toleransi

terhadap efek depresan SSP) ketika memilih obat

tambahan dan dosis. monitor untuk efek aditif

CNS-depresan setiap kali dua atau lebih depresan

SSP secara bersamaan digunakan. anjurkan pasien

untuk menghindari penggunaan depresan SSP lain

yang tidak terdaftar, terlarang, atau rekreasional

valsartan clobazam Omeprazole omeprazole Moderate pantau dengan seksama untuk melihat efek samping

Page 139: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

123

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat ↑

konsentrasi

serum dari

metabolit aktif

clobazam

clobazam terkait dosis ketika digunakan dengan

omeprazole. Pengaturan dosis clobazam mungkin

diperlukan

lactulax diazepam Epsonal epsonal dapat

↑ efek toksik

diazepam

Moderate penggunaan bersamaan dari dua atau lebih obat

yang memiliki potensi untuk menekan fungsi CNS

(baik sebagai niat atau efek samping) sering tepat

secara klinis. Namun, penting untuk mngenali

bahwa resiko efek yang tidak diinginkan dapat

meningkat dengan penggunaan seperti itu.

pertimbangkan durasi penggunaan depresan SSP

dan setiap respon pasien (terutama toleransi

terhadap efek depresan SSP) ketika memilih obat

tambahan dan dosis. monitor untuk efek aditif

CNS-depresan setiap kali dua atau lebih depresan

SSP secara bersamaan digunakan. anjurkan pasien

untuk menghindari penggunaan depresan SSP lain

yang tidak terdaftar, terlarang, atau rekreasional

diazepam

epsonal

paracetamol

metformin

new diatab

cefotaxime

clobazam

curcuma

omeprazole

27 amlodipine amlodipine Rifampicin rifampicin

dapat ↓

konsentrasi

Major pertimbangkan terapi alternatif untuk obat

kontraindikasi ini pada pasien yang menerima

rifampicin. Penghambat calcium channel blockers

Page 140: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

124

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serum

amlodipine

(CCBs) kemungkinan akan berinteraksi dengan

turunan rifampicin hingga setidaknya beberapa

derajat. Jika menggunakan kombiasi ini, monitor

pasien secara dekat untuk tanda-tanda klinis efek

terapi CCB yang berkurang. peningkatan dosis

CCB atau terapi alterantif (non-CCB) mungkin

diperlukan

clopidogrel haloperidol Fenitoin fenitoin dapat

↑ metabolisme

haloperidol

Major pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat

berinteraksi untuk menghindari kegagalan

terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara

khusus dikontraindikasikan oleh produsen.

Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan

oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket

yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP

jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan

peningkatan efek jika inducer CYP dihentikan/dosis

menurun

asam folat haloperidol Rifampicin rifampicin

dapat ↑

metabolisme

haloperidol

Major pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat

berinteraksi untuk menghindari kegagalan

terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara

khusus dikontraindikasikan oleh produsen.

Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan

oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan palket

yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP

jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan

peningkatan efek jika inducer CYP dihentikan/dosis

menurun

etambutol insulin pioglitazon pioglitazon

dapat ↑ efek

toksik insulin

Major jika insulin dikombinasikan dengan pioglitazon,

pengurangan dosis insulin harus dipertimbangkan

untuk mengurangi resiko hipoglikemia. Pantau

pasien untuk retensi cairan dan tanda/gejala gagal

jantung dengan kombinasi ini

rifampicin levemir Pioglitazone pioglitazon Major jika levemir dikombinasikan dengan pioglitazon,

Page 141: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

125

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat ↑ efek

toksik levemir

pengurangan dosis levemir harus dipertimbangkan

untuk mengurangi resiko hipoglikemia. Pantau

pasien untuk retensi cairan dan tanda/gejala gagal

jantung dengan kombinasi ini

pioglitazon novorapid Pioglitazone pioglitazon

dapat ↑ efek

toksik

novorapid

Major jika novorapid dikombinasikan dengan pioglitazon,

pengurangan dosis novorapid harus

dipertimbangkan untuk mengurangi resiko

hipoglikemia. Pantau pasien untuk retensi cairan

dan tanda/gejala gagal jantung dengan kombinasi

ini

haloperidol fenitoin Amlodipine amlodipin

dapat ↑

konsentrasi

serum fenitoin,

fenitoin dapat

↓ konsentrasi

serum

amlodipin

Moderate pantau toksistas fenitoin jika amlodipin

dimulai/dosis meningkat, atau penurunan efek

fenitoin jika amlodipin dihentikan/dosis menurun.

Pantau untuk mengurangi efek terapeutik amlodipin

dengan penggunaan bersamaan fenitoin. Pelabelan

nifedipine merekomendasikan untuk menghindari

penggunaan bersamaan dengan fenitoin, dan

nimodipine label kontraindikasi kanada

menggunakan fenitoin secara bersamaan

novorapid fenitoin Rifampicin rifampicin

dapat ↓

konsentrasi

serum fenitoin

Major jika memungkinkan, cari alternatif ini. jika obat-

obat ini digunakan bersama-sama, pantau secara

ketat untuk penurunan konsentrasi/efek jika

rifampicin dimulai/dosis meningkat, atau

peningkatan konsentrasi/efek jika rifampicin

dihentikan/dosis menurun

levemir pioglitazon Rifampicin rifampicin

dapat ↑

metabolisme

pioglitazon

Moderate pertimbangkan alternatif untuk penggunaan

bersama rifampicin dengan obat pioglitazon. Pantau

pasien yang menerima kombinasi ini untuk

mengurangi efek pioglitazon

fenitoin clopidogrel Amlodipine amlodipin

dapat ↓ efek

terapi

clopidogrel

Moderate pantau respon terhadap clopidogrel secara dekat

saat menggunakan clopidogrel dengan amlodipin.

Baik signifikansi klinis dari interaksi ini dan

perbedaan resiko di antara individu calcium channel

Page 142: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

126

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

blockers tidak pasti

citicolin clopidogrel Rifampicin rifampicin

dapat ↑

konsentrasi

serum

clopidogrel

Moderate pantau peningkatan efek clopidogrel dan toksisitas

(misalnya. Perdarahan) jika clopidogrel

dikombinasikan dengan rifampicin

insulin insulin Levemir levemir dapat

↑ efek

hipoglikemik

insulin

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari insulin dan

levemir menyebabkan hipoglikemia sering tepat

secara klinis, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

insulin Novorapid novorapid

dapat ↑ efek

hipoglikemik

insulin

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari insulin dan

novorapid menyebabkan hipoglikemia sering tepat

secara klinis, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

levemir Novorapid novorapid

dapat ↑ efek

hipoglikemik

levemir

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari levemir dan

novorapid menyebabkan hipoglikemia sering tepat

secara klinis, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

fenitoin asam folat asam folat

dapat ↓

konsentrasi

serum fenitoin

Moderate pantau untuk penurunan konsentrasi serum dan

efektivitas fenitoin jika asam folat dimulai/dosis

meningkat. Demikian pula, pantau peningkatan

konsentrasi fenitoin (dan kemungkinan toksisitas)

jika asam folat dihentikan/dosis menurun

pioglitazon Clopidogrel clopidogrel

dapat ↓

konsentrasi

serum

Moderate pantau pasien yang menerima pioglitazon selama

pengobatan clopidogrel untuk melihat peningkatan

efek pioglitazon (misalnya. Penurunan glukosa

darah, edema atau hepatotoksisitas

Page 143: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

127

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pioglitazon

28 amlodipine ceremax Fenitoin fenitoin dapat

↓ konsentrasi

serum ceremax

Major hindari penggunaan bersamaan dari ceremax dan

fenitoin

candesartan nimotop Fenitoin fenitoin dapat

↓ konsentrasi

serum nimotop

Major hindari penggunaan bersamaan dari nimotop dan

fenitoin

manitol bisoprolol Fenitoin fenitoin dapat

↑ metabolisme

bisoprolol

Major pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat

berinteraksi untuk menghindari kegagalan

terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara

khusus dikontraindikasikan oleh produsen.

Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan

oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket

yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP

jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan

peningkatan efek jika inducer CYP dihentikan/dosis

menurun

ranitidin captopril Candesartan candesartan

dapat ↑ efek

toksik

captopril

Moderate penggunaan bersamaan secara khusus tidak

dianjurkan dan merupakan kontraindikasi pada

pasien dengan nefropati diabetik. Jika kombinasi

seperti itu harus digunakan, monitor pasien lebih

dekat untuk respon yang lebih besar dari yang

diperkirakan pada kombinasi, termasuk pemantauan

tekanan darah, fungsi ginjal, dan konsentrasi kalium

fenitoin diazepam Fenitoin fenitoin dapat

↑ metabolisme

diazepam

Major pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat

berinteraksi untuk menghindari kegagalan

terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara

khusus dikontraindikasikan oleh produsen.

Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan

oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket

yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP

jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan

peningkatan efek jika inducer CYP dihentikan/dosis

Page 144: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

128

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menurun

ceftriaxon fenitoin Amlodipine amlodipin

dapat ↑

konsentrasi

serum fenitoin,

fenitoin dapat

↓ konsentrasi

serum

amlodipin

Moderate pantau toksistas fenitoin jika amlodipin

dimulai/dosis meningkat, atau penurunan efek

fenitoin jika amlodipin dihentikan/dosis menurun.

Pantau untuk mengurangi efek terapeutik amlodipin

dengan penggunaan bersamaan fenitoin. Pelabelan

nifedipine merekomendasikan untuk menghindari

penggunaan bersamaan dengan fenitoin, dan

nimodipine label kontraindikasi kanada

menggunakan fenitoin secara bersamaan

acrtapid actrapid Bisoprolol bisoprolol

dapat ↑ efek

hipoglikemik

actrapid

Moderate pantau peningkatan efek terapeutik actrapid jika

bisoprolol dimulai/dosis meningkat, atau efek

menurun jika bisoprolol bisoprolol dihentikan/dosis

menurun. Cardioselective beta-blocker mungkin

lebih aman daripada beta-bolcker non-selektif.

Catatan : cardioselective terkait dengan dosis, dan

setiap beta-blocker dapat menyebabkan masalah.

anjurkan pasien bahwa takikardia, sebagai tanda

hipoglikemia, mungkin tidak ada. resiko yang

terkait dengan beta-blocker opthalmic mungkin

kurang dari yang terkait dengan obat sistemik.

opthalmic beta-blocker tidak mungkin menjadi

perhatian

ceremax ceremax Amlodipine amlodipin

dapat ↑

konsentrasi

serum ceremax

Moderate pantau peningkatan efek ceremax pada pasien yang

menerima amlodipin

nimotop nimotop Amlodipine amlodipin

dapat ↑

konsentrasi

serum nimotop

Moderate pantau peningkatan efek nimotop pada pasien yang

menerima amlodipin

captopril paracetamol Fenitoin fenitoin dapat

↓ konsentrasi

Moderate pantau untuk paracetamol hepatoksisitas yang

diinduksi jika dosis besar (penggunaan jangka

Page 145: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

129

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serum

paracetamol

panjang) dari paracetamol digunakan pada pasien

yang memakai fenitoin atau fosphenytoin. Efek

penurunan paracetamol dapat dilihat

diazepam ranitidin Fenitoin fenitoin dapat

↓ konsentrasi

serum ranitidin

moderate pantau untuk mengurangi efek ranitidin jika

fenitoin dimulai atau jika dosis fenitoin yang

digunakan bersamaan meningkat. Sebaliknya,

pantau untuk meningkatkan efek substrat/toksisitas

jika fenitoin dihentikan atau jika dosis fenitoin yang

digunakan bersamaan menurun. produsen yang

meresepkan informasi untuk obat tertentu dapat

berisi informasi tambahan mengenai kombinasi

obat spesifik yang menjadi perhatian

bisoprolol actrapid Captopril captopril dapat

↑ efek

hipoglikemik

actrapid

Minor tidak ada tindakan yang diperlukan. Pendidikan dan

pemantauan hipoglikemia regular (yang menyertai

penggunaan obat penurun glukosa darah) harus

memadai untuk manajemen kemungkinan interaksi

paracetamol

29 metformin largactil ondansetron dapat saling ↑

efek QTc-

Prolonging

Major penggunaan bersamaan harus dihindari bila

memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan

secara substansial meningkatkan resiko untuk

toksisitas yang serius, termasuk pengembangan

torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel

yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor resiko

yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua, jenis

kelamin perempuan, bardikardia, hipokalemia,

hipomagnesemia, penyakit jantung, dan konsetrasi

obat yang lebih tinggi), akan memiliki resiko yang

lebih tinggi untuk toksisitas yang berpotensi

mengancam nyawa ini. penggunaan kombinasi

semacam itu harus disertai dengan pemantauan

ketat untuk bukti perpanjangan QT atau perubahan

lain dari ritme jantung

glimepirid tramadol Largactil largactil dapat Major hindari penggunaan bersama analgesik opioid dan

Page 146: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

130

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

↑ efek

depresan SSP

tramadol

bezodiazepin atau depresan SSP lainnya bila

memungkinkan. Obat-obat ini hanya boleh

dikombinasikan jika pilihan pengobatan alternatif

tidak memadai. Jika digabungkan, batasi dosis dan

durasi setiap obat hingga seminimal mungkin

sambil mencapai efek klinis yang diinginkan.

peringatkan pasien dan pengasuh tentang resiko

pernapasan/sedasi yang diperlambat atau sulit.

lantus tramadol Frego frego dapat ↑

efek depresan

SSP tramadol

Major hindari penggunaan bersama analgesik opioid dan

bezodiazepin atau depresan SSP lainnya bila

memungkinkan. Obat-obat ini hanya boleh

dikombinasikan jika pilihan pengobatan alternatif

tidak memadai. Jika digabungkan, batasi dosis dan

durasi setiap obat hingga seminimal mungkin

sambil mencapai efek klinis yang diinginkan.

peringatkan pasien dan pengasuh tentang resiko

pernapasan/sedasi yang diperlambat atau sulit.

valsartan largactil Frego dapat saling ↑

efek

negatif/toksik

Moderate penggunaan bersamaan dari dua atau lebih obat

yang memiliki potensi untuk menekan fungsi CNS

(baik sebagai niat atau efek samping) sering tepat

secara klinis. Namun, penting untuk mngenali

bahwa resiko efek yang tidak diinginkan dapat

meningkat dengan penggunaan seperti itu.

pertimbangkan durasi penggunaan depresan SSP

dan setiap respon pasien (terutama toleransi

terhadap efek depresan SSP) ketika memilih obat

tambahan dan dosis. monitor untuk efek aditif

CNS-depresan setiap kali dua atau lebih depresan

SSP secara bersamaan digunakan. anjurkan pasien

untuk menghindari penggunaan depresan SSP lain

yang tidak terdaftar, terlarang, atau rekreasional

betahistin largactil Valsartan valsartan dapat

↑ efek

Moderate meskipun penggunaan dari dua atau lebih obat yang

dapat menurunkan tekanan darah (baik sebagai niat

Page 147: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

131

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hipotensi

largactil

terapeutik atau sebagai efek buruk) sering secara

klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan hipotensi.

Pantau pasien secara dekat untuk efek hipotensi

aditif jika dua atau lebih dari obat ini digabungkan

frego glimepirid Ascardia ascardia dapat

↑ efek

hipoglikemik

glimepirid

Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan

(mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima

ascardia dengan glimepirid. Ini mungkin lebih

menjadi perhatian pada pasien yang menerima

ascardia dengan dosis 3 gram atau lebih per hari

ascardia glimepirid Humalog humalog dapat

↑ efek

hipoglikemik

glimepirid

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari glimepirid

dan humalog menyebabkan hipoglikemia sering

tepat secara klinis, penggunaan kombinasi semacam

itu sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

microlax glimepirid Lantus lantus dapat ↑

efek

hipoglikemik

glimepirid

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari glimepirid

dan lantus menyebabkan hipoglikemia sering tepat

secara klinis, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

humalog glimepirid Metformin metformin

dapat ↑ efek

hipoglikemik

glimepirid

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari glimepirid

dan metformin menyebabkan hipoglikemia sering

tepat secara klinis, penggunaan kombinasi semacam

itu sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

ranitidin glimepirid Ranitidine ranitidin dapat

↑ konsentrasi

serum

glimepirid

Moderate pantau untuk peningkatan efek terapeutik

glimepirid jika ranitidin dimulai/dosis meningkat,

atau efek menurun jika ranitidin dihentikan/dosis

menurun

ondansetron humalog Ascardia ascardia dapat Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan

Page 148: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

132

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

↑ efek

hipoglikemik

humalog

(mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima

ascardia dengan humalog. Ini mungkin lebih

menjadi perhatian pada pasien yang menerima

ascardia dengan dosis 3 gram atau lebih per hari

citicolin humalog Lantus lantus dapat ↑

efek

hipoglikemik

humalog

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari humalog dan

lantus menyebabkan hipoglikemia sering tepat

secara klinis, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

tramadol humalog Metformin metformin

dapat ↑ efek

hipoglikemik

humalog

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari humalog dan

metformin menyebabkan hipoglikemia sering tepat

secara klinis, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

largactil lantus Ascardia ascradia dapat

↑ efek

hipoglikemik

lantus

Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan

(mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima

ascardia dengan lantus. Ini mungkin lebih menjadi

perhatian pada pasien yang menerima ascardia

dengan dosis 3 gram atau lebih per hari

lantus Metformin metformin

dapat ↑ efek

hipoglikemik

lantus

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari lantus dan

metformin menyebabkan hipoglikemia sering tepat

secara klinis, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

metformin Ascardia ascradia dapat

↑ efek

hipoglikemik

metformin

Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan

(mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima

ascardia dengan metformin. Ini mungkin lebih

menjadi perhatian pada pasien yang menerima

ascardia dengan dosis 3 gram atau lebih per hari

ondansetron Metformin ondansetron Moderate pantau peningkatan efek metformin/toksisitas bila

Page 149: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

133

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat ↑

konsentrasi

serum

metformin

dikombinasikan dengan ondansetron

tramadol Ondansetron ondansetron

dapat ↓ efek

analgesik

tramadol

Moderate pantau pasien secara dekat untuk mendapatkan

bukti penurunan respon analgesik terhadap

tramadol dengan penggunaan bersamaan

ondansetron. Interaksi potensial ini kemungkinan

terkait dengan konsentrasi serum ondansetron,

berkurang secara signifikan

30 novomix captopril Valsartan vaslsartan

dapat ↑ efek

toksik

captopril

Moderate penggunaan bersamaan secara khusus tidak

dianjurkan dan merupakan kontraindikasi pada

pasien dengan nefropati diabetik. Jika kombinasi

seperti itu harus digunakan, monitor pasien lebih

dekat untuk respon yang lebih besar dari yang

diperkirakan pada kombinasi, termasuk pemantauan

tekanan darah, fungsi ginjal, dan konsentrasi kalium

novorapid metformin Captopril captopril dapat

↑ efek toksik

metformin

Moderate pantau respon pasien terhadap metformin lebih

ketat jika pasien menggunakan obat ini secara

bersamaan, terutama jika pasien memiliki faktor

resiko lain untuk hipoglikemia atau asidosis laktat.

Sejauh mana captopril berkontribusi pada

peningkatan resiko tidak jelas, tetapi pemantauan

yang lebih dekat cenderung bijaksana bila

memungkinkan

metformin novomix Metformin metformin

dapat ↑ efek

hipoglikemik

novomix

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari novomix dan

metformin menyebabkan hipoglikemia sering tepat

secara klinis, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

valsartan novomix Novorapid novorapid

dapat ↑ efek

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari novomix dan

novorapid menyebabkan hipoglikemia sering tepat

Page 150: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

134

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hipoglikemik

novomix

secara klinis, penggunaan kombinasi semacam itu

sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

adalat oros novorapid Metformin metformin

dapat ↑ efek

hipoglikemik

novorapid

Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari novorapid

dan metformin menyebabkan hipoglikemia sering

tepat secara klinis, penggunaan kombinasi semacam

itu sering secara substansial meningkatkan resiko

hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat

untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan

paracetamol novomix Captopril captopril dapat

↑ efek

hipoglikemik

novomix

Minor tidak ada tindakan yang diperlukan. Pendidikan dan

pemantauan hipoglikemia regular (yang menyertai

penggunaan obat penurun glukosa darah) harus

memadai untuk manajemen kemungkinan interaksi

diazepam novoradip Captopril captopril dapat

↑ efek

hipoglikemik

novorapid

Minor tidak ada tindakan yang diperlukan. Pendidikan dan

pemantauan hipoglikemia regular (yang menyertai

penggunaan obat penurun glukosa darah) harus

memadai untuk manajemen kemungkinan interaksi

captopril

Page 151: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

Lampiran 4. Data Dosis Pasien

135 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

1 domperidone Antiemetik

(Antagonis

Dopamine)

10mg-3x1 10mg,max 30mg/hari PO Tepat

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg-2x1 5-10mg PO Tepat

aspar k Elektrolit 1x1 tab 1-3 tab 3x/hari PO Tepat

sulfat ferrous anemia defenisi besi 1tab - 3x1 profilaksis : 1tab 200mg/hari,

teraupetik : 1tab 200mg 2-3x/hari

PO Tepat

Ksr Vitamin,elektrolit 1tab-3x1 1-2 tab 3x /hari PO Tepat

novorapid Antidiabetes 8unit - 3x1 0.15-0.2 unit/kg/hari SC Tepat

lantus Antidiabetes

(Insulin)

8unit - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100

unit/hari

SC Tepat

cefotaxime Antibiotik

(Sefalosporin)

1gr - 3x1 max 12g/hari IV Tepat

ca glukonas Vitamin, elektrolit 1amp - 1x1 10ml IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

2 antasida Antiulserasi 1cth - 3x1 Dosis suspensi: 1-2 sdt 3-4x/hari PO Tepat

omeprazole antireflux agents

(PPI)

20mg - 2x1 20-40mg/hari PO Tepat

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg - 2x1 5-10mg PO Tepat

Ksr Vitamin,elektrolit 1tab - 3x1 1-2 tab 3x /hari PO Tepat

simvastatin Agen dislipidemia 20mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat

domperidone Antiemetik

(Antagonis

Dopamine)

10mg - 3x1 10mg,max 30mg/hari PO Tepat

minosep obat kumur 4x1 2x sehari dikumur Kelebihan

Page 152: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

136

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

fenitoin antikonvulsan,

antiepilepsi

100mg - 3x1 100mg - 3-4xsehari PO Tepat

humalog Antidiabetes 6ui - 3x1 Diabetes mellitus tipe 2: dosis awal:

0.15 - 0.2 unit/kg/hari

SC Tepat

lantus Antidiabetes

(Insulin)

12u - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100

unit/hari

SC Tepat

captopril Antihipertensi

(ACE Inhibitor)

12,5 - 1x1 6,25 mg/hari max 37,5mg PO Tepat

ascardia Antiplatelet 80mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg,

diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:

dosis awal 162-325 mg, diikuti

dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari

PO Tepat

novorapid Antidiabetes 8iu - 3x1 0.15-0.2 unit/kg/hari SC Tepat

cefotaxime Antibiotik

(Sefalosporin)

1gr - 3x1 max 12g/hari IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

3 domperidone Antiemetik

(Antagonis

Dopamine)

1tab - 3x1 10mg,max 30mg/hari PO Tepat

sucralfat obat saluran cerna

lainnya

15cc - 4x1 1gr-4x/hari PO Tepat

vitamin k Vitamin 3x1 10mg/hari 3-4x PO Tepat

transamin Haemostatik 500mg - 3x1 0,5-1g atau 10mg/kg 25-50mg/kg IV Tepat

omeprazole antireflux agents

(PPI)

20mg - 2x1 20-40mg/hari PO Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

4 enzyplex obat lambung 1tab - 3x1 3x1tab PO Tepat

mucosta gastritis ulcer,ulkus

peptikus

100mg - 3x1 100mg - 3x PO Tepat

amlodipine calcium-channel 10mg - 2x1 5-10mg PO Tepat

Page 153: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

137

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

blocker (antagonis

kalsium

simvastatin Agen dislipidemia 20mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat

omeprazole antireflux agents

(PPI)

1x1 20-40mg/hari IV Tepat

farmadol Analgesik (Non-

opioid)

1x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari IV Tepat

transamin Haemostatik 500mg - 3x1 0,5-1g atau 10mg/kg 25-50mg/kg IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

5 vitamin b12 Vitamin 1tab - 3x1 250mcg/hari PO Tepat

asam folat Vitamin 1tab - 3x1 5mg/hari PO Tepat

caco3 Mineral 3x1 max 16 tab/hari PO Tepat

bicnat suplemen

elektrolit,antidote

3x2 1-5gr/hari PO Tepat

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

ascardia Antiplatelet 80mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg,

diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:

dosis awal 162-325 mg, diikuti

dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari

PO Tepat

mertigo Antibiotik

(Macrolida)

500mg - 1x1 500mg PO Tepat

allopurinol Sediaan

Hiperurisemia dan

gout (Xantine

Oksidase Inhibitor)

100mg - 3x1 100-300 mg/hari PO Tepat

simvastatin Agen dislipidemia 20mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat

sucralfat Antirefluks 4x1 1gr-4x/hari PO Tepat

metoclopramide Antiemetik 1amp - 3x1 2mg/kg IV Tepat

v bloc Antihipertensi 3,125mg - 1x1 6.25mg/hari PO Kekurangan

Page 154: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

138

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

isdn Anti-anginal

(vasodilator)

5mg - 3x1 15-120mg/hari PO Tepat

paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

500mg – 3x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

candesartan Diuretik

(Angiotensin II

Receptor blocker)

1x1 4mg/hari PO Tepat

ceftriaxon Antibiotik

(Sefalosporin)

2gr - 1x1 1gr/hari IV Tepat

omeprazole antireflux agents

(PPI)

40mg - 1x1 20-40mg/hari IV Tepat

lantus Antidiabetes

(Insulin)

12ui - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100

unit/hari

SC Tepat

lansoprazol Antiulserasi 30mg - 1x1 30 mg secara inj IV lambat 2x/hari IV Kekurangan

domperidone Antiemetik

(Antagonis

Dopamine)

10mg - 3x1 10mg,max 30mg/hari PO Tepat

lasix Diuretik (loop) 2c - 3x1 40mg IV Tepat

ramipril Antihipertensi 2,5mg - 1x1 2.5-5 mg /hari, max: 20 mg/hari PO Tepat

ranitidin antagonis histamine 2x1 50mg IV Kelebihan

tramadol Analgesik (Opioid) Amp - 3x1 50-100mg DRIP Tepat

new diatab Antidiare 2tab - 4x1 max 12 tab/hari PO Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

6 domperidone Antiemetik

(Antagonis

Dopamine)

10mg - 3x1 10mg,max 30mg/hari PO Tepat

ksr Vitamin,elektrolit 1tab - 3x1 1-2 tab 3x /hari PO Tepat

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

fluimucil Antidot (Mucolytic 3x1 200mg PO Tepat

Page 155: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

139

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

agent)

lansoprazol Antiulserasi 30mg - 1x1 30 mg secara inj IV lambat 2x/hari IV Kekurangan

ceftriaxone Antibiotik

(Sefalosporin)

2gr - 1x1 1gr/hari IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

7 fenitoin antikonvulsan,

antiepilepsi

100mg - 2x1 100mg - 3-4xsehari PO Kekurangan

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

5mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

perdipine drip Antihipertensi hipertensi darurat 0,5-6

mcg/kg/menit,krisis hipertensi akut

2-10mcg/kg/menit

iv

ventolin+bisolvon Antiasma Per 8jam Bisolvon nebulizer dewasa:1 ml,

Ventolin nebulizer dewasa: 2.5-5

mg, max 40 mg

inhalasi Tepat

omeprazole antireflux agents

(PPI)

2x1 20-40mg/hari IV Tepat

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

PO Tepat

meropenem Antibiotik

(Betalactam)

500mg - 2x1 500mg/8jam IV Tepat

dexametason Antiemetik

(kortikosteroid)

5mg - 3x1 15-20mg/hari IV Tepat

valsartan Diuretik

(Angiotensin II

Receptor blocker)

80mg - 1x1 80mg PO Tepat

novorapid Antidiabetes 10iu - 3x1 0.15-0.2 unit/kg/hari SC Tepat

lantus Antidiabetes

(Insulin)

6iu - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100

unit/hari

SC Tepat

Page 156: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

140

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

8 valsartan Diuretik

(Angiotensin II

Receptor blocker)

80mg - 1x1 80mg PO Tepat

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

5mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

asam folat Vitamin 1tab - 2x1 5mg/hari PO Tepat

bicnat suplemen

elektrolit,antidote

1tab - 3x1 1-5gr/hari PO Tepat

caco3 Mineral 1tab - 3x1 max 16 tab/hari PO Tepat

vitamin b12 Vitamin 1tab - 3x1 250mcg/hari PO Tepat

fujimin Vitamin 1tab - 3x1 3x1tab PO Tepat

azitromisin Antibiotik

(Macrolida)

500mg - 1x1 500mg PO Tepat

fluimucil Antidot (Mucolytic

agent)

3x1 200mg PO Tepat

furosemid Diuretik (loop) 1x1 40mg PO Tepat

ceftriaxon Antibiotik

(Sefalosporin)

2gr - 2x1 1gr/hari IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

9 lisinofril Antihipertensi

(ACE Inhibitor)

5mg - 1x1 10mg/hari PO Tepat

ondansetron Antiemetik

(Antagonis Reseptor

5HT)

8mg - 3x1 0,15mg/kg-16mg/dose IV Tepat

cefotaxime Antibiotik

(Sefalosporin)

1gr - 3x1 max 12g/hari IV Tepat

ceftriaxon Antibiotik

(Sefalosporin)

2gr - 2x1 1gr/hari IV Tepat

Page 157: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

141

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No

Pasien

Obat golongan obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

10 valsartan Diuretik

(Angiotensin II

Receptor blocker)

80mg - 1x1 80mg/hari PO Tepat

alprazolam Antiansietas

(benzodiazepin)

0,5mg - 1x1 250-500mcg PO Tepat

lantus Antidiabetes

(Insulin)

10unit - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100

unit/hari

SC Tepat

ceftriaxon Antibiotik

(Sefalosporin)

2gr - 1x1 1gr/hari IV Tepat

omeprazole antireflux agents

(PPI)

40mg - 1x1 20-40mg/hari IV Tepat

ondansetron Antiemetik

(Antagonis Reseptor

5HT)

8mg - 3x1 0,15mg/kg-16mg/dose IV Tepat

clinimix parenteral

nutritional products

1000ml - 1x1 1000ml/hari disesuaikan dengan

kebutuhan energi pasien

IV Tepat

ranitidin antagonis histamin 1amp - 2x1 50mg IV Kelebihan

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

11 fenitoin antikonvulsan,

antiepilepsi

300mg loading load 10-15mg/kg bb PO Kekurangan

adalat oros antihipertensi &

angina

30mg - 1x1 10-30 mg 3 x/hari, max: 120-180

mg/hari

PO Tepat

clopidogrel Antikoagulan,

antiplatelet

75mg - 1x1 75mg/hari PO Tepat

Page 158: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

142

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

PO Tepat

novorapid Antidiabetes 8unit - 3x1 0.15-0.2 unit/kg/hari IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

12 amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

asam mefenamat Anti Inflamasi Non

Steroid

500mg - 3x1 Dosis awal 500 mg, kemudian 250

mg setiap 4 jam jika dibutuhkan,

maksimum diberikan selama 1

minggu

PO Tepat

captopril Antihipertensi

(ACE Inhibitor)

12,5mg - 1x1 6,25 mg/hari max 37,5mg PO Tepat

ondansetron Antiemetik

(Antagonis Reseptor

5HT)

8mg - 3x1 0,15mg/kg-16mg/dose IV Tepat

haloperidol Antipsikotik 1/2tab - 2x1 0.5-2mg 2xsehari PO Tepat

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

PO Tepat

ranitidin Antacid, antiulser

(Antagonis

Histamin H2)

1amp - 2x1

(25mg/ml)

50mg IV Tepat

manitol Diuretic 125cc - 4x1 250 ml-1 L dalam 24 jam IV Tepat

manitol Diuretic 100cc - 4x1 250 ml-1 L dalam 24 jam IV Tepat

manitol Diuretic 75cc - 4x1 250 ml-1 L dalam 24 jam IV Tepat

Page 159: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

143

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

metoclopramide Antiemetik 1amp - 3x1 2mg/kg IV Tepat

humalog Antidiabetes 10ui - 3x1 Diabetes mellitus tipe 2: dosis awal:

0.15 - 0.2 unit/kg/hari

SC Tepat

lantus Antidiabetes

(Insulin)

12unit - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100

unit/hari

SC Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

13 clopidogrel Antikoagulan,

antiplatelet

75mg - 1x1 75mg/hari PO Tepat

ascardia Antiplatelet 80mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg,

diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:

dosis awal 162-325 mg, diikuti

dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari

PO Tepat

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

cardace Antihipertensi 5mg - 2x1 2.5-5 mg/hari, max. 20 mg/hari PO Tepat

ksr Vitamin,elektrolit 1tab - 1x1 1-2 tab 3x /hari PO Tepat

gemfibrozile antihiperlipidemia,

fibrat

300mg - 1x1 600mg PO Kekurangan

ambroxol mukolitik, obat

batuk

15cc - 3x1 10 mL (2 sdt) 2-3 x/hr. PO Tepat

gliquidone Antidiabetes Oral 15mg - 2x1 15-45mg PO Tepat

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

1000mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

PO Tepat

Page 160: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

144

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

14 sucralfat Antirefluks 15cc - 4x1 1gr-4x/hari PO Tepat

gliquidone Antidiabetes Oral 15mg - 2x1 15-45mg PO Tepat

glucophage Antidiabetes 1x1 500 mg 2-3xsehari PO Kekurangan

ceftriaxon Antibiotik

(Sefalosporin)

2gr - 1x1 1gr/hari IV Tepat

lansoprazol Antiulserasi 1ampul - 2x1 30 mg secara inj IV lambat 2x/hari IV Kekurangan

vitamin k Vitamin 1amp - 3x1 2,5-10mg/hari IV Kelebihan

transamin Hemostatik 1amp - 3x1 IV Tepat

lantus Antidiabetes

(Insulin)

10unit - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100

unit/hari

SC Tepat

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

5mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

bisoprolol Antihipertensi (Beta

Blocker)

2,5mg - 1x1 5mg/hari PO Tepat

cetirizine Antihistamin

(antialergi)

1tab - 1x1 5-10mg/hari PO Tepat

lactulax Antidiare 1c - 1x1 dosis awal : 15-45ml/hari, dosis

pemeliharaan : 10-25ml/hari

PO Tepat

microlax Antidiare 1x1 1tube - 1x rectal Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

15 betaserc Antivertigo 2x1 8-16 mg 3x/hari PO Tepat

Page 161: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

145

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

valsartan Diuretik

(Angiotensin II

Receptor blocker)

80mg - 2x1 80mg PO Tepat

atorvastatin Antidislipidemia 20mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat

ascardia Antiplatelet 80mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg,

diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:

dosis awal 162-325 mg, diikuti

dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari

PO Tepat

metformin Antidiabetes 500mg - 1-0-1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat

paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

500mg - 4x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

cilostazol Antiplatelet 100mg - 1x1 50-100mg/hari PO Tepat

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

PO Tepat

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

IV Tepat

ranitidin antagonis histamin 1amp - 2x1 50mg IV Kelebihan

cardace Antihipertensi 2,5 mg - 1x1 2.5-5 mg/hari, max. 20 mg/hari PO Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

Page 162: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

146

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

16 ascardia Antiplatelet 320mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg,

diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:

dosis awal 162-325 mg, diikuti

dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari

PO Tepat

forneuro Vitamin 1x1 1 tab/hari PO Tepat

simvastatin Agen dislipidemia 20mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat

pradaxa Anticoagulants 75mg - 1x1 75-150mg/hari PO Tepat

fujimin Vitamin 3x1 3x1kapsul/hari PO Tepat

asam mefenamat Anti Inflamasi Non

Steroid

500mg - 2x1 Dosis awal 500 mg, kemudian 250

mg setiap 4 jam jika dibutuhkan,

maksimum diberikan selama 1

minggu

PO Tepat

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

PO Tepat

meropenem Antibiotik

(Betalactam)

500mg - 2x1 500mg/8jam IV Tepat

paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

500mg - 4x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

17 clopidogrel Antikoagulan,

antiplatelet

75mg - 1x1 75mg/hari PO Tepat

atorvastatin Antidislipidemia 20mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat

furosemid Diuretik (loop) 20mg - 2x1 40mg IV Tepat

spironolactone Antidislipidemia 25mg - 1x1 25-50 mg/hari terbagi dalam 1-2

dosis

PO Tepat

Page 163: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

147

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

digoxin obat jantung 0.125 - 1x1 Dosis awal: 0.75-1.5 mg, dosis

pemeliharaan 0.125-0.5 mg

PO Tepat

simarc Antikoagulan

(Diuretik)

4mg - 1x1 5mg/hari PO Tepat

ramipril Antihipertensi 10mg - 1x1 2.5-5 mg /hari, max: 20 mg/hari Tepat

metformin Antidiabetes 500mg - 1x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

500mg - 3x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

PO Tepat

piracetam Neurotropik 12gr - 1x1 Kasus akut: 3-9 g/hari dalam 3-4

dosis terbagi, kasus kronik: 1.2-4.8

g diberikan 2-3x/hari, kasus berat:

s/d 12 g/hari bila perlu

IV Tepat

piracetam Neurotropik 3gr - 4x1 Kasus akut: 3-9 g/hari dalam 3-4

dosis terbagi, kasus kronik: 1.2-4.8

g diberikan 2-3x/hari, kasus berat:

s/d 12 g/hari bila perlu

IV Tepat

vitamin c Vitamin 200mg - 2x1 maximal 2000mg/hari IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

18 ketosteril insufisiensi ginjal

kronis

II - 3x1 4-8 kapsul 3x/hari PO Tepat

vitamin b12 Vitamin 3x1 250mcg/hari PO Tepat

caco3 Mineral 3x1 max 16 tab/hari PO Tepat

bicnat suplemen

elektrolit,antidote

10mg - 1x1 1-5gr/hari PO Kekurangan

asam folat Vitamin 15mg/158 - 1x1 5mg/hari PO Tepat

Page 164: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

148

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

valsartan Diuretik

(Angiotensin II

Receptor blocker)

80mg - 1x1 80mg PO Tepat

omeprazole antireflux agents

(PPI)

40mg - 1x1 20-40mg/hari IV Tepat

venofer on hd Antianemia 100mg - 1x1 Hemodialisis : 0,5mg/kg setiap

minggu selama 12 minggu;

maksimal 100mg/dosis

Non-dialisis : 0,5mg/kg setiap

minggu selama 12 minggu;

maksimal 100mg/dosis

IV Tepat

ondansetron Antiemetik

(Antagonis Reseptor

5HT)

4mg - 3x1 0,15mg/kg - 16mg/dosis IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

19 new diatab Antidiare 2tab - 4x1 max 12 tab/hari PO Tepat

b complex Antiemetik

(Antagonis

Dopamine)

1tab - 3x1 10mg,max 30mg/hari PO Tepat

paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

500mg - 3x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

micardis Antihipertensi 80mg - 1x1 Dosis awal : 40 mg/hari, biasanya

dosis dijaga pada rentang: 20-80

mg/hari

PO Tepat

bisoprolol Antihipertensi (Beta

Blocker)

2,5mg - 1x1 5mg/hari PO Tepat

metformin Antidiabetes 500mg - 3x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat

Page 165: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

149

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ranitidin antagonis histamin 1amp - 2x1 50mg IV Kelebihan

simvastatin Agen dislipidemia 20mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat

miniaspi Antikoagulan,

analgesik (non-

opioid)

1tab - 1x1 80mg/hari PO Tepat

ulsafat Antirefluks 1c - 4x1 1gr-4x/hari PO Tepat

ciprofloxasin Antibiotik

(kuionolon)

500mg - 1x1 250-500mg/hari PO Tepat

omeprazole antireflux agents

(PPI)

2x1 20-40mg/hari IV Tepat

ondansetron Antiemetik

(Antagonis Reseptor

5HT)

2x1 0,15mg/kg-16mg/dose IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

20 paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

500mg - 3x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

new diatab Antidiare 2tab - 4x1 max 12 tab/hari PO Tepat

asam mefenamat Anti Inflamasi Non

Steroid

500mg - 1x1 Dosis awal 500 mg, kemudian 250

mg setiap 4 jam jika dibutuhkan,

maksimum diberikan selama 1

minggu

PO Tepat

omeprazole antireflux agents

(PPI)

2x1 20-40mg/hari IV Tepat

Page 166: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

150

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ondansetron Antiemetik

(Antagonis Reseptor

5HT)

2x1 0,15mg/kg-16mg/dose IV Tepat

domperidone Antiemetik

(Antagonis

Dopamine)

10mg - 3x1 10mg,max 30mg/hari PO Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

21 paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

500mg - 4x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

metformin Antidiabetes 1000mg - 1x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat

captopril Antihipertensi

(ACE Inhibitor)

25mg - 2x1 6,25 mg/hari max 37,5mg PO Tepat

simvastatin Agen dislipidemia 20mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat

omeprazole antireflux agents

(PPI)

20mg - 2x1 20-40mg/hari PO Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

22 platogrix Antikoagulan,

antiplatelet

75mg - 1x1 75mg/hari PO Tepat

atorvastatin Antidislipidemia 20mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

5mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

metformin Antidiabetes 1 tab - 2x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat

glimepirid Antidiabetic 2mg - 1x1 Awal: 1-2 mg maksimal 8mg/hari PO Tepat

Page 167: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

151

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

asam mefenamat Anti Inflamasi Non

Steroid

1x1 Dosis awal 500 mg, kemudian 250

mg setiap 4 jam jika dibutuhkan,

maksimum diberikan selama 1

minggu

PO Tepat

paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

500mg - 3x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

trizedon mr Antianginal 2x1 35 mg 2x/hari PO Tepat

lantus Antidiabetes

(Insulin)

12u - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100

unit/hari

SC Tepat

isdn Anti-anginal

(vasodilator)

5mg - 3x1 15-120mg/hari PO Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

23 laxadyne Laxative 1x1 (2 sdm) 1-2 sdm (15-30 mL) 1 x/hr PO Tepat

paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

500mg - 4x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

prohiper obat SSP golongan

lain

1/2tab - 2x1 20-30 mg/hari diberikan dalam 2-3

dosis terbagi

PO Kekurangan

ramipril Antihipertensi 10mg - 1x1 2.5-5 mg /hari, max: 20 mg/hari PO Tepat

fenitoin antikonvulsan,

antiepilepsi

100mg - 3x1 100mg - 3-4xsehari PO Tepat

asam folat Vitamin 3tab - 1x1 5mg/hari PO Tepat

aspar k Elektrolit 1tab - 1x1 1-3 tab 3x/hari PO Tepat

metformin Antidiabetes 500mg - 3x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat

ksr Vitamin,elektrolit 1tab - 3x1 1-2 tab 3x /hari PO Tepat

Page 168: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

152

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

manitol Diuretic 75cc - 4x1 250 ml-1 L dalam 24 jam IV Tepat

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

PO Tepat

vitamin c Vitamin 200mg - 2x1 maximal 2000mg/hari IV Tepat

vitamin k Vitamin 1amp - 3x1 2,5-10mg/hari IV Kelebihan

kalnex Antikoagulasi 500mg - 2x1 50 mg : 1 - 2 ampul/hari (5 - 10 mL)

dibagi dalam 1-2 dosis. Bila perlu 2

-10 ampul (10 - 50 mL) dengan cara

infus intravena.

100 mg : 2,5 - 5 mL/hari dibagi

dalam 1 - 2 dosis. Bila perlu 5 - 25

mL diberikan dengan cara infus

intravena.

IV Kelebihan

ceftriaxon Antibiotik

(Sefalosporin)

2gr - 1x1 1gr/hari IV Tepat

hct Diuretik 25mg - 2x1 12,5-50mg/hari PO Tepat

bisoprolol Antihipertensi (Beta

Blocker)

2,5mg - 1x1 5mg/hari PO Tepat

glimepirid Antidiabetic 1mg - 1x1 Awal: 1-2 mg maksimal 8mg/hari PO Tepat

piracetam Neurotropik 3g - 4x1 Kasus akut: 3-9 g/hari dalam 3-4

dosis terbagi, kasus kronik: 1.2-4.8

g diberikan 2-3x/hari, kasus berat:

s/d 12 g/hari bila perlu

IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

Page 169: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

153

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

24 ascardia Antiplatelet 80mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg,

diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:

dosis awal 162-325 mg, diikuti

dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari

PO Tepat

paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

500mg - 3x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

bisoprolol Antihipertensi (Beta

Blocker)

2,5mg - 1x1 5mg/hari PO Tepat

simvastatin Agen dislipidemia 10mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat

levazide Antiparkinson 1tab - 2x1 70-100mg/hari; maksimal

200mg/hari

PO Tepat

asam folat Vitamin 3tab - 1x1 5mg/hari PO Tepat

heximer Antiparkinson 1tab - 2x1 1-2mg/hari kemudian 3-5mg/hari,

bila perlu 6-10mg/hari atau 12-

15mg/hari di bagi 3-4dosis/hari

PO Tepat

brainact Pheripheral

Vasodilator

1tab - 2x1 500mg 2x/hari PO Tepat

metformin Antidiabetes 500mg - 2x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat

valsartan Diuretik

(Angiotensin II

Receptor blocker)

80mg - 1x1 80mg PO Tepat

ceftriaxon Antibiotik

(Sefalosporin)

2gr - 1x1 1gr/hari IV Tepat

novorapid Antidiabetes 4unit - 3x1 0.15-0.2 unit/kg/hari IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

25 simvastatin Agen dislipidemia 20mg - 2x1 10-20mg/hari PO Tepat

Page 170: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

154

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

captopril Antihipertensi

(ACE Inhibitor)

25mg - 2x1 6,25 mg/hari max 37,5mg PO Tepat

ascardia Antiplatelet 80mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg,

diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:

dosis awal 162-325 mg, diikuti

dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari

PO Tepat

paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

500mg - 3x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

alprazolam Antiansietas

(benzodiazepin)

0,25mg - 1x1 250-500mcg PO Tepat

ultracet Analgesik (Non-

opioid+opioid)

3x1 max 8tab/hari PO Tepat

Co-Trimoxazole Antibiotic 2x1 960mg - 2x/hari PO Tepat

ambroxol Obat Batuk 15cc - 3x1 10 mL (2 sdt) 2-3 x/hr. PO Tepat

aciclovir Antivirus 500mg 0-1-0 200mg - 400mg/hari maksimal

800mg/hari

PO Tepat

arcalion Vitamin 2-0-0 1-3tab/hari PO Tepat

prohiper obat SSP golongan

lain

1/2-0-0 20-30 mg/hari diberikan dalam 2-3

dosis terbagi

PO Kekurangan

esilgan hiponatik dan

sedative

1mg - 1x1 1-2mg sebelum tidur PO Tepat

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

PO Tepat

ranitidin antagonis histamin 1amp - 2x1 50mg IV kelebihan

ceftriaxon Antibiotik

(Sefalosporin)

2gr - 1x1 1gr/hari IV Tepat

Page 171: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

155

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

manitol Diuretic 50cc - 4x1 250 ml-1 L dalam 24 jam IV Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

26 sukralfat Antirefluks 15cc - 4x1 1gr-4x/hari PO Tepat

amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

valsartan Diuretik

(Angiotensin II

Receptor blocker)

80mg - 1x1 80mg PO Tepat

lactulax Antidiare 15ml - 3x1 dosis awal : 15-45ml/hari, dosis

pemeliharaan : 10-25ml/hari

PO Tepat

diazepam Antikonvulsan,

ansiolitik

cps campuran 2x max 30mg/hari IV Tepat

epsonal Antipasmodik cps campuran 2x 1tab 3x/hari PO Tepat

paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

cps campuran 2x 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

metformin Antidiabetes 500mg - 2x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat

new diatab Antidiare 2tab - 4x1 max 12 tab/hari PO Tepat

cefotaxime Antibiotik

(Sefalosporin)

1gr - 3x1 max 12g/hari IV Tepat

clobazam Ansiolitik 1caps - 3x1 (cps

campuran)

20mg/hari PO Tepat

curcuma Vitamin 1tab - 3x1 1-2tab 3x/hari PO Tepat

omeprazole antireflux agents

(PPI)

20mg - 2x1 20-40mg/hari PO Tepat

Page 172: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

156

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

27 amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

clopidogrel Antikoagulan,

antiplatelet

75mg - 1x1 75mg/hari PO Tepat

asam folat Vitamin 1tab - 2x1 5mg/hari PO Tepat

etambutol Antituberkulosis 1000mg - 1x1 (ada

di pasien)

15-25 mg/kg/hari, dosis max: 1600

mg

PO Tepat

rifampicin Antituberkulosis 1x1 ( ada di

pasien)

TB aktif =10 mg/kg/hari, max:600

mg/hari, TB laten= 10 mg/kg/hari,

max:600 mg/hari selama 4 bulan

PO Tepat

inh (isoniazid) Antituberkulosis 1x1 ( ada di

pasien)

TB laten: 300 mg/hari atau 900 mg

2x/minggu selama 6-9 bulan pada

pasien yang tidak memiliki HIV. TB

aktif: 5 mg/kg/hari atau 300 mg/hari

PO Tepat

pioglitazon Antidiabetes 30mg - 1x1 dosis awal 15 mg atau 30 mg

1x/hari, bila perlu : 45 mg 1x/hari

PO Tepat

haloperidol Antipsikotik 0,5mg - 2x1 dosis awal : 1,5-3 mg 2-3x/hari atau

3-5 mg, 2-3x/haridosis

pemeliharaan efektif serendah

mungkin (sampai serendah 5-10

mg/hari)

PO Tepat

novorapid Antidiabetes 8unit - 3x1 0.15-0.2 unit/kg/hari SC Tepat

levemir Antidiabetes 8ui - 1x1 Dosis SK bersifat individual (1-

2x/hari), dosis lazim: 0.2-1

unit/kg/hari

SC Tepat

Page 173: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

157

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

fenitoin antikonvulsan,

antiepilepsi

100mg - 3x1 100mg - 3-4xsehari PO Tepat

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

500mg - 3x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

PO Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

28 amlodipine calcium-channel

blocker (antagonis

kalsium

10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat

candesartan Diuretik

(Angiotensin II

Receptor blocker)

16mg - 1x1 max 16mg/hari PO Tepat

manitol Diuretic 125cc - 4x1 250 ml-1 L dalam 24 jam IV Tepat

manitol Diuretic 100cc - 4x1 250 ml-1 L dalam 24 jam IV Tepat

ranitidin antagonis histamin 50mg - 2x1 50mg IV Tepat

fenitoin antikonvulsan,

antiepilepsi

100mg - 3x1 100mg - 3-4xsehari PO Tepat

ceftriaxon Antibiotik

(Sefalosporin)

2gr - 1x1 1gr/hari IV Tepat

actrapid Antidiabetes kelipatan 4unit 0.5 iu/kg/hari IV Tepat

Page 174: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

158

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ceremax Profilaksis dan

pengobatan defisit

neurologik iskemik

karena vasospasme

serebral setelah

perdarahan

subarakhnoid

(SAH)

2cc per jam dosis awal : 1 mg/jam (sampai 500

mg/jam, tingkatkan setelah 2 jam

menjadi 2 mg/jam

IV Tepat

nimotop Profilaksis dan

pengobatan defisit

neurologik iskemik

karena vasospasme

serebral setelah

perdarahan

subarakhnoid

(SAH)

2tab - 4x1 oral 60 mg setiap 4 jam (dosis total

sehari 360)

PO Tepat

captopril Antihipertensi

(ACE Inhibitor)

12,5mg - 2x1 6,25 mg/hari max 37,5mg PO Tepat

diazepam Antikonvulsan,

ansiolitik

1x1 max 30mg/hari IV Tepat

bisoprolol Antihipertensi (Beta

Blocker)

2,5mg - 1x1 5mg/hari PO Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

29 metformin Antidiabetes 500mg - 3x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat

Page 175: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

159

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

glimepirid Antidiabetic 2mg - 1x1 (

30menit sebelum

makan pagi)

Awal: 1-2 mg maksimal 8mg/hari PO Tepat

lantus Antidiabetes

(Insulin)

16unit - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100

unit/hari

SC Tepat

valsartan Diuretik

(Angiotensin II

Receptor blocker)

80mg - 1x1 80mg PO Tepat

betahistin Antivertigo 24mg - 3x1 24-48 mg/hari PO Tepat

frego Antivertigo 5mg - 2x1 10 mg diberikan pada malam hari

usia < 65 tahun dan 5 mg usia > 65

tahun

PO Tepat

ascardia Antiplatelet 80mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg,

diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:

dosis awal 162-325 mg, diikuti

dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari

PO Tepat

microlax Antidiare Extra 1tube - 1x rectal Tepat

humalog Antidiabetes 15ui - 3x1 Diabetes mellitus tipe 2: dosis awal:

0.15 - 0.2 unit/kg/hari

SC Tepat

ranitidin antagonis histamin 1amp - 2x1 50mg IV Kelebihan

ondansetron Antiemetik

(Antagonis Reseptor

5HT)

8mg - 3x1 0,15mg/kg-16mg/dose IV Tepat

citicolin vasodilator perifer

dan aktivator

serebral

500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000

mg/hari dalam dosis terbagi

PO Tepat

Page 176: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems,

160

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tramadol analgesik opioid 50mg - 2x/drip

dalam nacl 100cc

50 mg sebagai dosis tunggal, dapat

ditambahkan 50 mg sesudah selang

waktu 30-60 menit, max:400 gr/hari

IV Tepat

largactil Antipsikotik 25mg - extra awal : 10-25 mg sehari 1-2 kali,

naikkan pada interval 4-7 hari

dengan 10-25 mg/hari

Bila perlu, dosis maksimum : 800

mg

PO Tepat

No

Pasien

Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan

30 novomix Antidiabetes 2x (22-0-24) dosis awal 6u saat makan pagi dan

6u saat makan malam atau 1x/hari

dosis 12u saat makan malam

SC Tepat

novorapid Antidiabetes 1x1 0.15-0.2 unit/kg/hari SC Tepat

metformin Antidiabetes 500mg - 1x1

(malam)

500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat

valsartan Diuretik

(Angiotensin II

Receptor blocker)

80mg - 1x1 80mg PO Tepat

adalat oros antihipertensi &

angina

30mg - 1x1 10-30 mg 3 x/hari, max: 120-180

mg/hari

PO Tepat

paracetamol Analgesik (Non-

opioid)

500mg - 3x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat

diazepam Antikonvulsan,

ansiolitik

1x1 max 30mg/hari IV Tepat

captopril Antihipertensi

(ACE Inhibitor)

25mg - 2x1 6,25 mg/hari max 37,5mg PO Tepat