12
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I Uji Biuret Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh: Nama : Eva Ramadhani Fajrin NRP : 123020420 Kel/Meja : N/2 Asisten : Ira Guci Tgl. Percobaan : 8 Mei 2014 LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN

Uji Biuret

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Biokimia Pangan

Citation preview

Page 1: Uji Biuret

LAPORANPRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN

PROTEIN IUji Biuret

Diajukan Untuk Memenuhi PersyaratanPraktikum Biokimia Pangan

Oleh:Nama : Eva Ramadhani FajrinNRP : 123020420Kel/Meja : N/2Asisten : Ira GuciTgl. Percobaan : 8 Mei 2014

LABORATORIUM BIOKIMIA PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2014

Page 2: Uji Biuret

Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Biuret)

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Rekasi Percobaan.

1.1.Latar Belakang PercobaanDua asam amino berikatan melalui suatu ikatan

peptida dengan melepas sebuah molekul air. Reaksi keseimbangan ini cenderung untuk berjalan ke arah hidrolisis daripada sintetis. Pembentukan ikatan peptida tersebut memerlukan banyak energi, sedang untuk hidrolisis praktis tidak memerlukan energi (Winarno, 1992).

Telah diketahui bahwa beberapa molekul asam amino dapat berikatan satu dengan lain membentuk sautu senyawa yang disebut peptida. Apabila jumlah asam amino yang berikatan tidak lebih dari sepuluh molekul disebut oligopeptida. Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida. Selanjutnya tripeptida dan tetrapeptida ialah peptida yang terdiri dari tiga molekul dan empat molekul asam amino. Polipeptida adalah peptida yang molekulnya terdiri dari banyak molekul asam amino. Protein ialah suatu polipeptida yang terdiri atas lebih dari seratus asam amino. Pada dasarnya suatu peptida ialah asil-asam amino, karena gugus –COOH dengan gugus –NH2

membentuk ikatan peptida. Nama peptida diberikan berdasarkan atas jenis asam amino yang membentuknya. Asam amino yang karboksilnya bereaksi dengan gugus –NH2

diberi akhiran il pada namanya, sedangkan urutan penamaan didasarkan pada urutan asam amino, dimulai dari asam amino ujung yang masih mempunyai gugus –NH2 (Poedjiadi, 1994).

1.2.Tujuan PercobaanTujuan dari uji Biuret adalah untuk mengetahui

adanya ikatan peptida pada protein.

Page 3: Uji Biuret

Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Biuret)

1.3.Prinsip PercobaanPrinsip dari uji Biuret adalah berdasarkan pada

penambahan NaOH dan CuSO4 sehingga menghasilkan senyawa berwarna ungu.

1.4.Reaksi Percobaan

Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Biuret

Page 4: Uji Biuret

Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Biuret)

II METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang Digunakan dan (4) Metode Percobaan.

2.1. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan sebagai sampel pada uji Biuret

adalah sampel A(Biskuit Roma Creakers), I (Keju), C(Kaldu Bubuk), H (Good Day) dan E (Sosis).

2.2. Pereaksi yang Digunakan

Pereaksi yang digunakan dalam uji Biuret adalah NaOH 2 N dan CuSO4.

2.3. Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan pada uji Biuret ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi,pipet tetes, gelas kimia dan penangas air.

2.4. Metode Percobaan

Page 5: Uji Biuret

Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Biuret)

Gambar 2. Metode Percobaan Uji Biuret

Page 6: Uji Biuret

Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Biuret)

III HASIL PENGAMATAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan.

3.1. Hasil Pengamatan

Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Biuret

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Biuret

Sampel Pereaksi Hasil I Hasil II

A(Biskuit Roma

Creakers)

Millon

- -

I( Keju)

+ -

C(Kaldu Bubuk)

- -

H( Good Day)

- +

E(Sosis)

- -

Page 7: Uji Biuret

Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Biuret)

Sumber : Hasil I : Eva dan The Riyanto,Kelompok N, Meja 2, 2014.

Hasil II : Laboratorium Biokimia Pangan, 2014.Keterangan :(+) mengandung ikatan peptida(- ) tidak mengandung ikatan peptida

3.2. PembahasanBerdasarkan hasil pengamatan, didapatkan bahwa

sampel I (Keju) positif mengandung asam amino bebas sedangakan sampel A(Biskuit Roma Creakers), C(Kaldu Bubuk), H (Good Day) dan E (Sosis) negatif tidak mengandung asam amino bebas. Hal ini berbeda dengan hasil di laboratorium, seharusnya yang positif megandung asam amino bebas adalah sampel H (Good Day).

Fungsi pereaksi NaOH dan CuSO4 adalah untuk membuat suasana larutan menjadi basa sehingga dihasilkan suatu senyawa kompleks berwarna ungu sebagai deteksi atau penentuan kuantitatif peptida dalam larutan protein, tetapi tidak untuk asam amino bebas.

Pada uji biuret ini tidak dilakukan pemanasan karena pereaksi dari uji biuret ini mengandung CuSO4 yang apabila dipanaskan akan membentuk Kristal dan juga apabila dilakukan pemanasan, ikatan peptide dari sampel akan rusak dan tidak akan bisa dideteksi.

Larutan dibuat langsung karena pembuatannya yang mudah hanya dengan mencampurkan dua larutan saja, dan komposisi biuret 1mL NaOH 2N dan 3 tetes CuSO4 1% tidak dapat digantikan karena jika komposisi biuret diganti maka metode dan reaksi yang terjadi bukan metode uji biuret. Sampel tidak dapat dituangkan sebelum pereaksi biuret selesai dibuat, dikhawatirkan sampel bereaksi dengan NaOH dan CuSO4 yang dapat memecah ikatan peptida.

Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus amina asam (-CONH2) yang berada bersama gugus amida asam

Page 8: Uji Biuret

Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Biuret)

yang lain. Dengan demikian uji biuret tidak hanya untuk protein tetapi zat lain seperti biuret atau malonamida juga memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah-violet atau biru-violet (Sudarmadji, 2010).

Reaksi Biuret merupakan reaksi warna untuk peptida dan protein. Suatu peptida yang mempunyai dua buah ikatan peptida atau lebih dapat bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana basa dan membentuk suatu senyawa kompleks yang berwarna biru ungu (Poedjiadi, 1994).

Protein yang mempunyai ikatan peptida sebanyak dua buah atau lebih akan berwarna ungu, warna ungu terjadi karena kompleks ikatan peptida dengan tembaga, semakin banyak ikatan peptida maka semakin pekat warna ungu yang terbentuk (Lehninger, 1993).

Ikatan peptida merupakan ikatan yang menggabungkan asam-asam amino. Gugus karboksil suatu asam amino berikatan dengan gugus amino dari molekul asam amino lain menghasilkan suatu dipeptida dengan melepaskan air. Pembentukan ikatan tersebut memerlukan banyak energi, sedang untuk hidrolisis praktis tidak memerlukan energy. Dan gugus karboksil pada asam amino dapat dilepaskan dengan proses dekarboksilasi dan menghasilkan suatu amina. Sintesis peptida pada dasarnya mereaksikan gugus –COOH dengan gugus -NH2. Sifat peptida dapat ditentukan oleh gugus -NH2, gugus –COOH dan gugus R. sifat asam dan basa pad peptida ditentukan oleh gugus -NH2, dan –COOH, namun pada peptida rantai panjang, gugus -NH2 dan –COOH tidak berpengaruh (Poedjiadi, 1994).

Dengan demikian Uji Biuret tidak hanya untuk protein tetapi zat lain seperti biuret atau malonamida juga memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet.

Page 9: Uji Biuret

Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Biuret)

IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

4.1. KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan, didapatkan bahwa

sampel I (Keju) positif mengandung asam amino bebas sedangakan sampel A(Biskuit Roma Creakers), C(Kaldu Bubuk), H (Good Day) dan E (Sosis) negatif tidak mengandung asam amino bebas. Hal ini berbeda dengan hasil di laboratorium, seharusnya yang positif megandung asam amino bebas adalah sampel H (Good Day).

4.2. SaranSaran buat praktikan supaya lebih teliti lagi dalam

mereaksikan suatu larutan sehingga hasil yang didapat sesuai dengan metode yang di berikan oleh para sisten.

Page 10: Uji Biuret

Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Biuret)

DAFTAR PUSTAKA

Lehninger Albert L., (1993), Dasar-Dasar Biokimia, Erlangga; Jakarta.

Poedjiadi, Anna, (1994), Dasar-Dasar Biokimia, Jakarta : Universitas Indonesia.

Sudarmadji, Slamet, (2010), Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Winarno, F.G., (1992), Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.