78
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) DI PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR Oleh : PANDU PRASETYO NPM : 15110062 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Jurusan Agroteknologi SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA WACANA-METRO 2019

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS PADI …eprints.stiperdharmawacana.ac.id › 394 › 1 › PANDU PRASETYO.pdfDharma Macana Metro. Dan pembimbing II 2. Bapak Ir Syafiuddin,

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS

    PADI GOGO (Oryza sativa L.) DI PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR

    Oleh :

    PANDU PRASETYO

    NPM : 15110062

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

    SARJANA PERTANIAN

    Pada

    Jurusan Agroteknologi

    SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

    DHARMA WACANA-METRO

    2019

  • ABSTRAK

    UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS

    PADI GOGO (Oryza sativa L.) DI PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR

    Oleh:

    PANDU PRASETYO

    Padi atau beras (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan paling penting di

    negara-negara berkembang dan merupa kan makanan pokok di Indonesia sehingga

    beras merupakan komoditas strategis. Seiring dengan jumlah penduduk yang terus

    bertambah dan tersebar di banyak pulau maka bila sampai terjadi ketergan tungan

    terhadap pangan impor akan dapat menyebabkan rentannya ketahanan pangan.

    Stagnasi pengembangan dan peningkatan produksi padi akan mengancam

    stabilitas nasional sehingga upaya pengembangan dan peningkatan produksi beras

    nasional mutlak diperlukan dengan sasaran utama pencapaian swasembada,

    peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan petani.

    Tujuan Penelitian: Mengetahui perbedaan pertumbuhan galur dan varietas,

    pertumbuhan dan hasil galur , perbedaan pertumbuhan dan hasil varietas tanaman

    padi gogo.Penelitian dilaksanakan di lahan kering Kebun Percobaan Balai

    Penelitian Tanah (Balittanah), Desa Taman Bogo, Kecamatan Purbolinggo,

    Kabupaten Lampung Timur. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan

    November 2018–April 2019. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan

    Acak Kelompok Lengkap (RAKL), perlakuan terdiri dari 7 (tujuh) galur dan 3

    (tiga) varietas pembanding yaitu: galur B15053F-PWR-3 (g3), galur B14956-MR-

    2-2-2-0 (g2), galur B1216D-MR-11-3-4 (g3), galur B15119C-TB-5 (g4), galur

    B15119C-TB-13 (g5), galur B13498D-9 (g6), galur B15119C-TB-13 (g7), varietas

    Limboto (v1), varietas Inpago 8 (v2), varietas Batutegi (v3). Masing-masing

    perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali, dilanjutkan dengan Uji Ortogonal

    Kontras, semua pengujian di lakukan taraf 5%.

    Hasil penelitian dari (7) galur dan (3) varietas pembanding dilahan Purbolinggo

    Lampung Timur. Terdapat satu (1) gaur yang terbaik yaitu galur B15119C-TB-42

    (g7) pada peubah jumlah anakan produktif, umur berbunga 50 % yang lebih cepat,

    dan umur bulir menguning 80 % yang lebih cepat tanaman padi. di bandingkan

    dengan galur lain yang diteliti, Sedangkan Perbandingan antar varietas terbaik

    yaitu (v1) Limboto memiliki perbedaan lebih baik dibandingkan dengan varietas

    Inpago 8 dan varietas Batutegi. Didukung oleh umur berbunga 50% yang lebih

    cepat, umur bulir menguning 80% yang lebih cepat dan bobot 1000 buti

  • HALAMAN PERSETUJUAN

    Judul Skripsi : UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN

    VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) DI

    PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR

    Nama Mahasiwa : PANDU PRASETYO

    No. Pokok Mahasiswa : 15110062

    Jurusan : Agroteknologi

    MENYETUJUI :

    1. Komisi Pembimbing:

    Pembimbing I, Pembimbing II,

    Ir. Syafiuddin, M.P. Ir. Rakhmiati, M.T.A

    NIDN.0003096302 NIP. 19630408 198903 2 001

    2. Ketua Jurusan Agroteknologi,

    Priyadi, SP ,M.Si

    NIK. 003027283A

  • HALAMAN PENGESAHAN

    1. Tim Penguji :

    Ketua : Ir. Syafiuddin, M.P. (................................)

    Penguji Utama : Jamaludin. S.P., M.Si. (................................)

    Anggota : Ir Rakhmiati, M.T.A. (..................................)

    2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro,

    Ir. Rakhmiati, M.T.A.

    NIP. 19630408 198903 2 001

    Tanggal Lulus Ujian: 29 November 2019

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung

    pada tanggal 23 Desember 1996. Penulis merupakan anak pertama dari tiga

    bersaudara dari pasangan Bapak Wadi dan Ibu Siti Sutiani. Penulis memulai

    pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 01 Braja Fajar 2002 dan selesai pada tahun

    2009. Selanjutnya penulis menempuh Sekolah Menengah Pertama di MTs Darul

    Huda II Mataram Baru pada tahun 2009 dan selesai pada tahun 2012. Setelah itu

    penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Teladan Way

    Jepara pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis

    terdaftar sebagai mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Petanian (STIPER) Dharma

    Wacana Metro dengan program studi Agroteknologi. Pada tahun 2018 penulis

    melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Joglo Tani, Godean, Yogyakarta.

  • PERSEMBAHAN

    Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT

    Saya persembahkan karya sederhana ini

    Kepada :

    Kedua orang tua saya tercinta

    (Ibu Siti Sutiani dan Bapak Wadi)

    yang selalu memberikan do’a serta dukungan terbaik

    Kepada saya untuk mencapai kesuksesan. Serta

    keluarga dan rekan seperjuangan

    STIPER Dharma Wacana

    Metro

  • MOTTO

    Mulailah dari tempatmu berada.

    Gunakan yang kita punya.

    Lakukan yang kita bisa.

  • KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

    rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul Uji Daya Hasil Beberapa Galur dan Varietas

    Padi gogo (Oryza sativa L.) di Purbolinggo Lampung Timur. Pada kesempatan ini

    penulis mengucapkan banyak terima kasih sedalam dalamnya kepada:

    1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)

    Dharma Macana Metro. Dan pembimbing II

    2. Bapak Ir Syafiuddin, MP, sebagai dosen pembimbing I skripsi atas bimbingan,

    nasehat dan dukungannya selama ini.

    3. Bapak Ir Jamaludin, M.Si, Sebagai dosen penelaah skripsi atas koreksi, nasehat

    dan saran dalam penyusunan skripsi.

    4. Bapak dan Ibu dosen STIPER Dharma Wacana Metro yang selalu memberikan

    dukungan dan ilmu yang telah diberikan.

    5. Ibu Septiyana S.P., M.Si sebagai kepala Balittanah KP Taman Bogo dan seluruh

    staf karyawan yang telah membantu dan menyelesaikan penelitian ini.

  • 6. Keluarga, terutama ayah, ibu, Adik karena merekalah yang selalu ada untuk

    memberi semangat dan doa.

    7. Teman-teman angkatan 2015 atas saran, bantuan dan kebersamaanya selama

    kuliah serta keceriaan dalam penelitian.

    8. Semua pihak yang telah banyak memberikan dorongan positif kepada penulis baik

    langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

    kata sempurna, oleh karena itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang

    bersifat membangun dari segenap pembaca.

    Akhirnya semoga laporan tugas akhir ini dapat berguna dan bermanfaat terutama bagi

    pihak-pihak yang tertarik untuk mengkaji dan mengembangkannya.

    Metro, 29 November 2019

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... i

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii

    I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang dan Masalah ........................................................... 1

    1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

    1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis .............................................................. 4

    1.4 Hipotesis .......................................................................................... 5

    II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

    2.1 Botani Tanaman Padi dan Syarat Tumbuh ...................................... 6 2.1.1 Botani Tanaman Padi ........................................................... 6 2.1.2 Syarat Tumbuh ..................................................................... 12

    2.2 Budidaya Padi Gogo ........................................................................ 13

    2.3 Galur ................................................................................................ 15

    2.4 Varietas ............................................................................................ 17

    III. BAHAN DAN METODE ..................................................................... 19

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 19

    3.2 Alat dan bahan Penelitian ................................................................ 19

    3.3 Metode Penelitian ............................................................................ 20

  • 3.4 Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 21

  • 3.4.1 Penyiapan Lahan .................................................................. 21 3.4.2 Penanaman ........................................................................... 21 3.4.3 Pemupukan .......................................................................... 21 3.4.4 Pemeliharaan ........................................................................ 22 3.4.5 Panen .................................................................................... 22

    3.5 Peubah yang Diamati ....................................................................... 23 1. Tinggi Tanaman (cm) .............................................................. 23 2. Jumlah Anakan Total (batang) ................................................ 23 3. Jumlah Anakan Produktif (batang) ......................................... 23 4. Umur Tanaman Berbunga 50% (hari) ..................................... 24 5. Umur Bulir Menguning 80% (hari) ......................................... 24 6. Bobot Berangkasan Basah (gram) ........................................... 24 7. Bobot Berangkasan Kering (gram).......................................... 24 8. Panjang Malai (cm) ................................................................. 25 9. Jumlah Gabah Isi per Malai (butir) ......................................... 25 10. Jumlah Gabah Hampa per Malai (butir) .................................. 25 11. Hasil per Rumpun (gram) ........................................................ 25 12. Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg)............................... 26 13. Kadar Air Gabah Kering Panen (%) ........................................ 26 14. Hasil Gabah Kering Giling per Petak Kadar

    Air 14% (kg) ............................................................................ 26

    15. Berat 1000 (butir) .................................................................... 26

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 27

    4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 27 4.1.1 Tinggi Tanaman ................................................................... 27 4.1.2 Jumlah Anakan Total ........................................................... 29 4.1.3 Jumlah Anakan Produktif .................................................... 30 4.1.4 Umur Tanaman Berbunga 50% ........................................... 31 4.1.5 Umur Tanaman 80% Bulir Menguning ............................... 32 4.1.6 Bobot Berangkasan Basah ................................................... 33 4.1.7 Bobot Berangkasan Kering .................................................. 34 4.1.8 Panjang Malai ...................................................................... 35 4.1.9 Jumlah Gabah Isi per Malai ................................................. 37 4.1.10 Jumlah Gabah Hampa per Malai ......................................... 38 4.1.11 Hasil per Rumpun ................................................................ 39 4.1.12 Hasil Gabah Kering Panen per Petak ................................... 40 4.1.13 Kadar Air Gabah Kering Panen ........................................... 41 4.1.14 Hasil Gabah Kering Giling per Petak

    Kadar Air 14% ..................................................................... 42

    4.1.15 Bobot 1000 ........................................................................... 43

    4.2 Pembahasan ..................................................................................... 44

  • V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 49

    5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 49

    5.2 Saran ................................................................................................ 52

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53

    LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Uji Orthogonal Kontras Tinggi Tanaman Pada Umur 58 hst Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 27

    2. Uji Orthogonal KontrasJumlah Anakan Total Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................................. 29

    3. Uji Orthogonal Kontras Jumlah Anakan Produktif Beberapa Galur dan Varieras Padi Gogo .................................................................. 30

    4. Uji Orthogonal Kontras Umur Tanaman Berbunga 50% Beberapa Gaur dan Varietas Padi Gogo ................................................... 32

    5. Uji Orthogonal Kontras Umur Tanaman 80% Bulir Menguning Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 33

    6. Uji Orthogonal Kontras Bobot Berangkasan Basah Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 34

    7. Uji Orthogonal Kontras Bobot Berangkasan Kering Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 35

    8. Uji Orthogonal Kontras Panjang Malai Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................................. 36

    9. Uji Orthogonal Kontras Jumlah Gabah Isi per Malai Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo ......................................... 37

    10. Uji Orthogonal Kontras Jumlah Gabah Hampa per Malai Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo.......................................... 38

    11. Uji Orthogonal Kontras Hasil per Rumpun Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 39

    12. Uji Orthogonal Kontras Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg)

  • Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo.......................................... 41

    13. Uji Orthogonal Kontras Kadar Air Gabah Kering Panen per Petak (%) Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo ......................................... 42

    14. Uji Orthogonal Kontras Hasil Gabah Kering Giling per Petak Kadar Air (14%) Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .............................. 43

    15. Uji Orthogonal Kontras Bobot 1000 butir Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................................. 44

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Plot Percobaan dan Pengambilan Sampel ................................................. 57

    2. Tata Letak Percobaan ................................................................................ 58

    3. Deskripsi Padi Varietas Batutegi .............................................................. 59

    4. Deskripsi Padi Varietas Inpago 8 .............................................................. 60

    5. Deskripsi Padi Varietas Limboto .............................................................. 61

    6. Data Rata-rata Tinggi Tanaman Umur ke 30 hst sampai 58 hst Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 62

    7. Data Tinggi Tanaman Umur 58 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 63

    8. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 58 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 63

    9. Uji Ortogonal Kontras Tinggi Tanaman Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 64

    10. Jumlah Anakan Total 65 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 65

    11. Analisis Ragam Jumlah Anakan Total 65 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 65

    12. Uji Ortogonal Jumlah Anakan Total Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 66

    13. Jumlah Anakan Produktif 90 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 67

  • 14. Analisis Ragam Jumlah Anakan Produktif 90 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 67

    15. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Anakan Produktif Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 68

    16. Jumlah Anakan Produktif 90 hst Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo ................................................... 69

    17. Analisis Ragam Jumlah Anakan Produktif 90 hst Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............. 69

    18. Uji Ortogonal Kontras Anakan Produktif Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................ 70

    19. Umur Tanaman Berbunga 50% Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 71

    20. Analisis Ragam Umur Tanaman Berbunga 50% Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 71

    21. Uji Othogonal Kontras Umur Tanaman Berbunga 50% Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 72

    22. Umur Tanaman 80% Bulir Menguning Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 73

    23. Analisis Ragam Umur Tanaman 80% Bulir Menguning Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 73

    24. Uji Orthogonal Umur Tanaman 80% Bulir Menguning Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 74

    25. Bobot Berangkasan Basah Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 75

    26. Analisis Ragam Bobot Berangkasan Basah Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 75

    27. Uji Ortogonal Kontras Berangkasan Basah Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 76

    28. Bobot Berangkasan Basah Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 77

    29. Analisis Ragam Bobot Berangkasan Basah Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................ 77

  • 30. Uji Ortogonal Kontras Berangkasan Basah Ttransformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................ 78

    31. Bobot Berangkasan Kering Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 79

    32. Analisis Ragam Bobot Berangkasan Kering Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 79

    33. Uji Ortogonal Kontras Berangkasan Kering Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 80

    34. Bobot Berangkasan kering Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 81

    35. Analisis Ragam Bobot Berangkasan Kering Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 81

    36. Uji Ortogonal Kontras Berangkasan Kering Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 82

    37. Panjang Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................................. 83

    38. Analisis Ragam Panjang Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 83

    39. Uji Ortogonal Kontras Panjang Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 84

    40. Jumlah Gabah Isi per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 85

    41. Analisis Ragam Jumlah Gabah Isi per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 85

    42. Uji Ortogonal Kontras Gabah Isi per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 86

    43. Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 87

    44. Analisis Ragam Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 87

    45. Uji Ortogonal Kontras Gabah Hampa per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 88

  • 46. Jumlah Gabah Hampa per Malai Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 89

    47. Analisis Ragam Jumlah Gabah Hampa per Malai Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................... 89

    48. Uji Ortogonal Kontras Gabah Hampa Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 90

    49. Hasil per Rumpun Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 91

    50. Analisi Ragam Hasil per Rumpun Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 91

    51. Uji Ortogonal Kontras Hasil per Rumpun Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 92

    52. Hasil per Rumpun Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 93

    53. Analisis Ragam Jumlah Gabah Hampa per Rumpun Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................... 93

    54. Uji Ortogonal Hasil per Rumpun Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 94

    55. Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 95

    56. Analisis Ragam Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 95

    57. Uji Ortogonal Kontras Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 96

    58. Kadar Air Gabah Kering Panen per Petak (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman PadiGogo ..............

    97

    59. Analisis Ragam Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas

    Tanaman Padi Gogo ..................................................................................

    97

    60. Uji Ortogonal Kontras Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan

    VarietasTanaman Padi Gogo .................................................................... 98

  • 61. Kadar Air Gabah Kering Panen per Petak (%) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 99

    62. Analisis Ragam Data Persentase Kadar Air Gabah Kering Panen per Petak (%) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ......99

    63. Uji Ortogonal Kontras Data Persentase Kadar Air Gabah Kering Panen per Petak (%) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman

    Padi Gogo .................................................................................................. 100

    64. Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 101

    65. Analisis Ragam Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 101

    66. Uji Ortogonal Kontras Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 102

    67. Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .............. 103

    68. Analisis Ragam Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan

    Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 103

    69. Uji Ortogonal Kontras Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman

    Padi Gogo ... ............................................................................................. 104

    70. Bobot Gabah 1000 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................................. 105

    71. Analisis Ragam Bobot Gabah 1000 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 105

    72. Uji Ortogonal Kontras Bobot Gabah 1000 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 106

    73. Rekapitulasi Analisis Ragam dan Persentase Uji Ortogonal Kontras Semua Peubah Pengamatan ......................................................... 107

    74. Rekapitulasi Analisis Ragam dan Rata-rata Data Peubah Pengamatan ............................................................................................... 108

    75. Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................................... 109

  • 76. Lampiran Curah Hujan 2018 .................................................................... 111

    77. Lampiran Curah Hujan 2019 .................................................................... 112

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Kurva Pertumbuhan Tinggi Tanaman Umur 30 hst, 37 hst, 44 hst, 44 hst,51 hst,dan 58 hst .......................................................... 28

    2. Pengolahan Lahan .............................................................................. 113

    3. Persiapan Tanam ................................................................................ 113

    4. Penanaman ......................................................................................... 114

    5. Penyulaman ........................................................................................ 114

    6. Pembuatan Ajir .................................................................................. 115

    7. Pemasangan Ajir Sampel ................................................................... 115

    8. Pencampuran Pupuk .......................................................................... 116

    9. Pemupukan ........................................................................................ 116

    10. Pengamatan Tinggi Tanaman ............................................................ 117

    11. Menghitung Jumlah Anakan .............................................................. 117

    12. Penyemprotan .................................................................................... 118

    13. Menghitung Anakan Produktif .......................................................... 118

    14. Pengambilan Sampel Malai ............................................................... 119

    15. Mengukur Panjang Malai .................................................................. 119

    16. Menghitung Gabah Isi per Malai dan Gabah Hampa per Malai ........ 120

    17. Perontokan Hasil per Rumpun ........................................................... 120

    18. Penimbangan Hasil per Rumpun ....................................................... 121

  • 19. Penimbangan Berangkasan Basah .................................................... 121

    20. Penjemuran Berangkasan Padi .......................................................... 122

    21. Penimbangan Berangkasan Kering .................................................... 122

    22. Pemanenan per Hektar ....................................................................... 123

    23. Penjemuran Gabah Kering Giling ..................................................... 123

    24. Penimbangan Hasil per Petak ............................................................ 124

    25. Mengukur Kadar Air Gabah Kering Giling per Petak ....................... 124

    26. Penimbangan Bobot 1000 Butir ........................................................ 125

  • I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang dan Masalah

    Padi atau beras (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan paling penting di

    negara-negara berkembang dan merupakan makanan pokok di Indonesia sehingga

    beras merupakan komoditas strategis. Seiring dengan jumlah penduduk yang terus

    bertambah dan tersebar di banyak pulau maka bila sampai terjadi ketergantungan

    terhadap pangan impor akan dapat menyebabkan rentannya ketahanan pangan.

    Stagnasi pengembangan dan peningkatan produksi padi akan mengancam

    stabilitas nasional sehingga upaya pengembangan dan peningkatan produksi beras

    nasional mutlak diperlukan dengan sasaran utama pencapaian swasembada,

    peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan petani (Suiatna,2009).

    Produksi Padi di Provinsi Lampung pada tahun 2018 mencapai produksi tertinggi

    pada bulan yaitu April sebesar 0,43 juta ton, sedangkan produksi terendah pada

    bulan Januari sebesar 0,10 juta ton, diperkiraan total produksi padi sebesar

    1,90 juta ton. Produksi padi gabah kering giling (GKG) tertinggi terjadi di

    Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan dengan

    produksi masing-masing sebesar 454,64 ribu ton, 397,81 ribu ton, dan 244,94 ribu

    ton (Badan pusat statistik 2018).

  • Pada tahun 2030, kebutuhan beras untuk makanan akan mencapai lebih dari

    75 juta ton (Sugeng,2006). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka perlu

    dikembangkan keaneka ragaman budidaya padi yang disesuaikan dengan kondisi

    lahan yang tersedia. Kendala non-teknis swasembada beras berkaitan dengan

    pengalih fungsian lahan sawah menjadi tempat-tempat pemukiman atau tanaman

    perkebunan serta pengembangan varietas padi yang lebih berorientasi pada padi

    sawah dilain pihak lahan kering masih memberi peluang untuk mengembangkan

    padi ladang (Saleh dkk., 2009).

    Perluasan areal padi lahan kering merupakan salah satu usaha yang dapat

    dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan produksi beras

    nasiaonal. Pengembangan padi gogo di lahan kering menghadapai berbagai

    kendala seperti penanaman di lahan marginal dengan kesuburan tanah yang

    rendah, cekaman abiotik (kekeringan, Al), cekaman biotik (hama dan penyakit),

    sehinga produksi jauh lebih rendah dibandingkan padi sawah.

    Pengembangan padi gogo merupakan salah satu langkah untuk mendukung dan

    meningkatkan produksi beras secara nasional pada lahan kering. Menurut

    Balitbangtan (2013), luas lahan sub optimal di Lampung yang direkomendasikan

    untuk pengembangan komoditas baik tanaman semusim ataupun tahunan seluas

    2,3 juta ha atau sekitar 67% dari total luas wilayah Lampung, sedangkan

    produktivitas padi gogo relatif rendah yakni 3-3,5 ton/ha dan masih sangat

    berpeluang ditingkatkan.

  • Galur harapan adalah kelompok tanaman hasil kegiatan pemuliaan tanaman yang

    merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan

    menjadi satu jenis atau varietas unggul, tetapi belum dilepas sebagai varietas.

    Pengujian daya hasil dan daya adaptasi sejumlah galur harapan di sejumlah lokasi

    berpeluang untuk memperoleh data keragaan galur harapan bervariasi

    (BB Padi, 2015).

    Varietas unggul baru merupakan salah satu komponen teknologi yang memiliki

    peran nyata dalam meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian.

    Selama ini varietas unggul telah banyak berperan penting terhadap peningkatan

    produksi padi nasional (Tarigan dkk., 2013). Upaya pembentukan varietas unggul

    berdaya hasil tinggi membutuhkan beberapa tahap salah satunya pengujian daya

    hasil. Tahap ini dibutuhkan untuk menguji daya hasil galur-galur padi yang telah

    ada, kemudian diseleksi untuk dikembangkan menjadi varietas. Pengujian galur di

    beberapa lokasi adalah tahapan umum yang sering dilaksanakan dalam proses

    pelepasan vrietas. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi galur-

    galur yang memiliki potensi daya hasil serta adaptasi yang tinggi yang kemudian

    diajukan sebagai calon varietas (Septiani dkk., 2014).

    1.2 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

    1 Perbedaan pertumbuhan dan hasil beberapa galur dan varietas padi gogo.

    2 Perbedaan pertumbuhan dan hasil beberapa galur padi gogo.

    3. Perbedaan pertumbuhan dan hasil beberapa varietas padi gogo.

  • 1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis

    Introduksi galur harapan dan adopsi varietas baru padi gogo sangat diharapkan

    untuk meningkatkan produksi lahan kering. Padi gogo sangat potensial untuk

    dikembangkan mengingat luas kering yang mencapai 60,7 juta ha pada tahun

    2010 (Guritno, 2011). Menurut Suyatmo dkk,. (2007) varietas unggul merupakan

    salah satu teknologi yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan

    kualitas produk petani kontribusi nyata varietas unggul terhadap peningkatan

    produksi padi nasional atara lain tercermin dari pencapaian swasembada beras

    pada tahun 1984. Hal ini terkait dengan sifat-sifat varietas unggul padi gogo

    antara lain berdaya hasil tinggi, tahan terhadap penyakit utama, umur genjah

    sehingga sesuai dikembangkan dalam pola tanah tertentu, dan rasa nasi enak

    (pulen) dengan kadar protein relatif tinggi.

    Hasil pengujian di Lampung tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa varietas

    Limboto memberikan hasil rata-rata 2,70 sampai 3,63 ton ha-1 , Situ Patenggang

    memberikan hasil 2,47 sampai 2.88 ton ha-1 (Barus 2008).

    Menurut Harjadi (1993) bahwa interaksi antara padi dengan faktor lingkungan

    bisa mempengaruhi pertumbuhan padi, faktor-faktor lingkungan yang dapat

    mempengaruhi pertumbuhan dan produksi padi dapat dibagi dua golongan yaitu

    pertama faktor alamiah seperti tanah, iklim, biologis. Faktor kedua yaitu sarana

    produksi seperti pupuk, pestisida dan varietas. Uji multilokasi (uji adaptasi)

    merupakan tahapan penting dalam proses perakitan varietas. Melalui uji

    multilokasi diharapkan dapat mengetahui keunggulan calon varietas, sehingga

  • dapat diperoleh galur harapan yang beradpatasi baik lingkungan tertentu dan

    stabil pada beberapa lingkungan ( Bhakti dan Wicaksana, 2005).

    Sembiring (2013), padi gogo varietas Inpago 4, Inpago 6, dan Inpago 8 toleran Al

    serta tahan blas daun dan blas leher. Varietas Inpago 8 juga memiliki kelebihan

    toleran kekeringan dan rasanya pulen. Hasil penangkaran beberapa varietas

    unggul baru (VUB) padi gogo seperti inpago 4, 5, dan 8 mendapatkan hasil

    masing masing inpago 4 yaitu 3,77 t/ha, inpago 5 sekitar 2,32 t/ha dan inpago 8

    sekitar 5,20 t/ha (Ernawati, 2013).

    Hasil penelitan (Warda, 2011) tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada varietas

    Batu Tegi (123,6 cm) dan berbeda nyata dengan tinggi varietas lainnya, kemudian

    disusul oleh varietas Limboto (103,4 cm) dan Situ Patenggang (101,2 cm), namun

    keduanya berbeda tidak nyata. Sementara tinggi tanaman terendah diperoleh pada

    varietas Towuti (76,3 cm) dan berbeda nyata dengan tinggi tanaman varietas

    lainnya kecuali dengan galur SHS 125 (81,8 cm). Hal ini disebabkan oleh

    perbedaan genetik dan pengaruh lingkungan tumbuh setiap varietas dan galur

    yang diadaptasikan. Triastono dkk., (2007) melaporkan produktivitas varietas Situ

    Bagendit dan Batu Tegi sebagai tanaman sela berturut-turut 3,25 dan 2,32 ton/ha,

    sedangkan monokultur masing-masing 3,77 dan 5,5 ton/ha.

    1.4 Hipotesis

    1. Terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil antara galur dan varietas padi

    gogo.

    2. Terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil antar galur padi gogo.

    3. Terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil antar varietas padi gogo

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Botani Tanaman Padi dan Syarat Tumbuh

    2.1.1 Botani Tanaman Padi

    Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim yang mampu

    beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan. Tanaman ini masuk kedalam

    golongan Graminae atau rumput-rumputan. Klasifikasi tanaman padi secara

    lengkap sebagagai berikut:

    Kingdom : Plantae

    Divisio : Spermatophyta

    Sub divisi : Angiospermae

    Kelas : Monocotyledoneae

    Ordo : Garaminales

    Famili : Graminae

    Genus : Oryza

    Spesies : Oryza sativa L. (Hanum, 2008).

    Pertumbuhan padi diawali pada proses perkecambahan. Pada benih yang

    berkecambah timbul calon akar maupun calon batang. Mula-mula akar dari benih

    padi yang berkecambah hanya berupa akar pokok, kemudian setelah 5-6 hari

    berkecambah akan tumbuh akar serabut.

  • Akar serabut keluar dari akar tunggang yang berfungsi pada proses penyerapan air

    dan unsur hara pada konsentrasi kedalaman 20-30 cm (Purwono dan Heni, 2007).

    Padi terdiri 2 (dua) bagian utama, yaitu bagian vegetatif (akar, batang, dan daun)

    dan beberapa malai, bunga dan buah padi/gabah. Batang padi terdiri beberapa

    ruas yang di batasi oleh buku. Jumlah buku padi sama dengan jumlah daun

    ditambah dua, yaitu satu buku untuk tumbuhnya koleoptil dan yang satu lagi

    menjadi dasar malai.

    Akar tanaman padi berfungsi sebagai penyerap zat makanan dan air dalam tanah,

    sebagai proses respirasi dan sebagi penompang tegaknya batang. Akar padi

    mempunyai dua macam yaitu akar primer dan akar seminal. Akar primer

    merupakan akar yang tumbuh dari kecambah biji dan akar seminal merupakan

    akar yang tumbuh di dekat buku-buku. Akar mulai tumbuh melalui proses

    perkecambahan benih. Akar yang berasal dari benih yang berkecambah berupa

    akar primer. Kemudian, setelah 5-6 hari akan tumbuh akar seminal (Hasanah,

    2007). Perakaran tanaman padi dibagi menjadi empat kelompok yaitu:

    a. Radikula, yaitu akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih

    yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar

    mengalami pertumbuhan kearah bawah sehingga terbentuk akar tunggang,

    sedangkan calon batang akan tumbuh keatas sehingga terbentuk batang dan

    daun.

    b. Akar serabut (akar adventif) yaitu akar padi yang tumbuh setelah 5-6 hari

    terbentuk dari akar tunggang.

  • c. Akar serabut, merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar

    serabut. Akar merupan saluran pada kulit akar yang berbeda di luar, dan ini

    penting dalam absorbsi air maupun zat-zat makanan. Akar ini biasanya

    berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.

    d. Akar tajuk (crownroots), adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah.

    Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu

    akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara didalam

    tanah rendah, maka akar-akar dangkal mudah berkembang. Padi sebagai akar

    yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan

    berwarna coklat, sedangkan akar yang baru atau bagian akar yang masih muda

    berwarna putih (Herawati, 2012).

    Batang tanaman padi befungsi untuk menompang tanaman secara keseluruhan

    sebagai penghubung untuk mengalirkan zat makanan ke seluruh bagian tanaman.

    Hasil tanaman padi didukung oleh batang tanaman yang kokoh. Jika batang

    tanaman tidak kokoh, tanaman akan mudah rebah,. Kerebahan tanaman dapat

    meneruskan hasil tanaman secara drastis. Pada umumnya kerebahan terjadi akibat

    melengkung atau patahnya dua antar buku batang terbawah. Kekuatan antar buku

    batang dipengaruhi oleh ketebalan batang dan kekuatan jaringan, status hara

    tanaman serta komposisi kimia. Rangkaian ruasnya memiliki panjang yang

    berbeda-beda.

    Pada ruas batang bawah pada tanaman padi memiliki ruas yang pendek, semakin

    ke atas maka ruasnya akan semakin panjang. Pada tanaman padi batang baru akan

    muncul pada ketiak daun, pada mulanya akan tumbuh kuncup dan setelah itu akan

  • berkembang menjadi batang baru (Hasanah, 2007). Tanaman padi pertumbuhan

    batangnya merumpun, terdapat satu batang tunggal atau batang utama yang

    mempunyai 6 mata. Sukma 1, 3, dan 5 disebelah kanan dan 2, 4, dan 6 di sebelah

    kiri. Di setiap ini timbul tunas yang disebut tunas orde pertama. Tunas tersebut

    tumbuhnya didahului tunas yang tumbuh dari orde pertama, kemudian sukma ke-

    dua disusul oleh tunas yang tumbuh dari sukma ke-tiga dan seterunya sampai

    terus terakhir yaitu tunas ke-enam pada tunggal. Tunas yang tumbuh dari orde

    kedua, biasanya tunas yang timbul dari tunas orde per-tama ini yang

    menghasilkan tunas orde ke-dua yaitu tunas orde pertama yang paling bawah pada

    batang utama. Pembentukan tunas pada orde ke-tiga biasanya tidak terjadi karena

    tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesekan di himpit oleh tunas orde pertama

    dan orde kedua (Herawati, 2012).

    Daun tanaman padi akan tumbuh dan berkembang padi buku masing satu buah

    dengan susunan berselang seling. Tanaman padi yang unggul pada umumnya

    memiliki 14-18 helai daun pada setiap tanaman. Daun tanaman padi mempunyai

    ciri khas tersendiri yaitu memiliki sisik dan daun telinga, tanaman padi termasuk

    jenis rumput rumputan yang memiliki daun berbeda dari jenis tanaman rumput,

    baik bentuk, susunan maupun bagian lainya. Hal inilah yang menyebabkan

    daun padi dibedakan menjadi jenis rumput lain (Hasanah, 2007). Daun tanaman

    padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang-selang satu daun pada

    tiap buku. Tiap daun terdiri atas (1) helai daun, (2) pelepah daun yang

    membungkus ruas, (3) telinga daun (auricle), (4) lidah daun (ligule). Sifat daun

    yang dikehendaki pada tanaman padi adalah daun yang tumbuh tegak, tebal, kecil

    dan penda Bunga padi merupakan jenis golongan bunga berkelamin dua setiap

  • bunga mempunyai enam buah benang sari yang bertangkai pendek dan dua

    tangkai putik dengan dua buah kepala putik. Proses penyerbukan pada tanaman

    padi dimulai dengan menempelnya serbuk sari kepada kepala putik dan setelah itu

    tanaman padi akan menghasilkan buah padi (gabah) yang terdiri dari bagian kulit

    yang disebut dengan sekam dan bagian dalam yang disebut dengan kariopsis.

    Sedangkan beras merupakan bagian dari koriopsis yang terdiri dari lembaga

    (embrio) dan endosperm. Buah padi adalah buah telanjang, yaitu mempunyai

    perhiasan bunga dan mempunyai dua jenis kelamin dengan bakal buah yang

    diatas, mempunyai benang sari 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, tangkai

    sari besar dan mempunyai 2 kandung sebuk. Putik mempunyai dua tangkai putik.

    dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dan berwarna putih dan ungu

    (Herawati, 2012).

    Buah padi yang bisa disebut bulir atau gabah sebenarnya bukan biji melainkan

    buah padi yang menutupi lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai

    menyuburkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain akan

    membentuk sekam atau kulit gabah. Dinding bakal buah terdiri 3 bagian yaitu

    paling luar disebut epicarpium, bagian tengah tesebut mesocrpum dan bagian

    dalam tersebut endoscarpium. Biji sebagian besar di tempati endosperm yang

    mengandung zat tepung dan sebagian ditempati embrio (lembaga) yang terletak di

    bagian sentral yaitu dibagian lemma. Panjang malai tergantung pada varietas padi

    yang ditanam dan bercocok tanam. Dari sumbu utama dari ruas buku yang

    terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai

    dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (

  • berkisar antara 15 – 20 buah, yang paling sedikit terdapat 7 buah cabang

    sedangkan jumlah cabang bisa terbanyak bisa mencapai 30 buah cabang. Jumlah

    cabang ini mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi, setiap malai dapat

    mencapai 100 – 120 bunga (AAK, 2003).

    Jika buah padi telah dewasa maka kedua belahan kembang mahkota (lemma dan

    palea) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa

    sehingga antara lemma dan palea terbentuk sudut. Membukanya kedua belahan

    mahkota itu biasanya terjadi pada hari-hari cerah antara pukul 10-12 dengan suhu

    rata-rata sekitar 30 −32 º C. Di dalam lemma dan paleaituterdapat bagian bunga

    padi yang terdiri dari bakal buah (karyiopsis). Jika buah padi telah masuk maka

    kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus beras

    (sekam) (AAK, 2003).

    Di atas karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing

    tangkainya. Lodicula adalah daun mahkota yang telah berubah untuk berjumlah

    dua buah. Pada saat padi hendak berbunga, lodicula mengembang karena

    menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan

    palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang

    keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbentuknya

    bunga di ikuti dengan pecahnya kandung serbuk yang menumpahkan tepung

    sarinya. Sesudah tumpang sari ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma

    dan paella menutupi kembali. Dengan berpindahnya tepung sari dan kepala putik

    maka terjadi proses penyerbukan dan pemuliaan yang menghasilkan lembaga dan

    endosperm (AAK, 2003).

  • 1.2.2 Syarat Tumbuh

    Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air tersebut

    hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada daerah mulai dari

    daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada

    45° LU sampai 45° LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim

    hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan selama

    3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim

    kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi

    selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun

    karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan

    ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22°-27°C sedangkan di dataran tinggi

    650-1.500 m dpl dengan temperatur 19°-23°C (Hantoro, 2007).

    Tanaman padi memerlukan penyiraman matahari penuh tanpa naungan. Di

    Indonesia memiliki panjang radiasi matahari 12 jam sehari dengan intensitas

    radiasi 350 kal cm-2 hari-1 pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini tergolong

    rendah jika dibandingkan dengan daerah sub tropis yang dapat mencapai 550 kal

    cm-2. hari-1. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika

    terlalu kencang akan merobohkan tanaman (Hantoro, 2007).

    Padi gogo dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis tanah tidak

    begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Sedangkan yang

    lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat fisik, kimia dan

    biologi tanah atau dengan kata lain kesuburannya. Untuk pertumbuhan tanaman

    yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu

  • 45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan 25% bagian udara,

    pada lapisan tanah setebal 0-30 cm (Hantoro, 2007).

    Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang

    remah. Tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus,

    berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup

    banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus ≤50%. Keasaman (pH)

    tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada

    umumnya dijumpai gangguan ketahanan unsur P, keracunan Fe dan Al, sedangkan

    bila pH lebih besar dari 8,0 dapat mengalami kekahatan (Hantoro, 2007).

    2.2 Budidaya Padi Gogo

    Padi gogo tergolong tanaman yang yang toleran terhadap kondisi air pengairan.

    Padi dapat ditanam pada lahan irigasi sebagai padi sawah, pada tanah darat atau

    lahan kering sebagai padi gogo atau pada lahan tadah hujan sebagai padi gogo

    rancah (Ardjasa, 1991). Budidaya padi gogo secara umum meliputi: penyiapan

    benih, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyulaman, penyiangan,

    pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen.

    Menurut Prasetyo (2003), penyiapan benih harus memenuhi syarat-syarat sebagai

    berikut: a) benih benar-bener tua dan kering, b) butir harus bernas (tidak kopong),

    c) murni, tidak tercampur dengan jenis lain, d) benih bebas dari hama dan

    penyakit. Benih yang baik memiliki banyak cadangan bahan makanan serta akan

    tumbuh lebih cepat dan seragam.

  • Penyiapan lahan dengan diambil saat panen lahan sama sekali tidak diolah. Hal ini

    tertentu berbeda dengan sistem konversional yang tanahnya diolah sempurna.

    Ciri-ciri tanah di olah yaitu: a) berdrainase baik sampai sedang, b) serstruktur

    sedang sampai berpasir, c) mudah kering, d) bagian atas bersetruktur pasir

    berdebu, e) kondisi miring dan, f) berdaya ikat air sedikit.

    Penanaman padi gogo harus memperhatikan adalah cara tanaman dan waktu

    tanam. Untuk cara tanam padi gogo setelah alang-alang rebah, selanjutnya dibuat

    lubang tanaman. Untuk meluruskan barisan dapat mengunakan tali yang

    direntangkan. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi tanah setempat. Sebagai

    patokan untuk tanah yang cukup besar jarak tanamnya 30 cm x 15 cm. Lubang

    tanam dibuat dengan alat tungal dari kayu atau bambu yang ujung bawahnya di

    runcingkan.

    Pembuatan lubang tanaman jangan terlalu dalam, tetapi juga jangan terlalu

    dangkal. Jika terlalu dalam dapat mengakibatkan lambatnya perkecambahan,

    bahkan kegagalan pertumbuhan. Namun, jika terlalu dangkal maka benih sering

    muncul ke permukaan tanah dan dapat termakan oleh burung atau tikus, maupun

    rusak akibat kekeringan. Lubang tanaman sebaiknya dibuat dengan kedalaman

    ± 3 cm. Disebelah lubang tanaman dibuat lubang lagi, yaitu untuk pupuk dasar.

    Jarak lubang ini dengan lubang tanaman kurang lebih 5 cm. Benih yang telah

    dipersiapkan dimasukkan kedalam lubang tanam. Tiap lubang tanaman diisi

    dengan 2 butir gabah. Waktu tanaman yang tepat yakni pada awal musim

    penghujan. Pelaksanaan tanaman benih yang terlambat atau awal musim hujan

  • telah lewat dapat berakibat tanaman padi gogo mengalamai kekeringan di

    kemudian hari.

    Jenis pupuk yang diberikan adalah Urea, KCL, dan Phonska. Setelah kurang lebih

    5 hari tanam, benih akan berkecambah membentuk akar dan bagian atas tanaman

    (batang atau daun). Benih yang tidak tumbuh perlu disulam. Penyiangan biasanya

    dilakukan 3 minggu pertama setelah penanaman. Penyiangan pada awal

    pertumbuhan sangat penting dilakukan. Jika tidak dilakukan maka gabah akan

    berkurang secara drastris. Pada penanaman padi gogo dengan penyiapan lahan

    secara konvensional yang kurang baik, seringkali gulma tumbuh lebih subur

    dibandingkan tanaman padinya. Penanaman padi yang terbaik dilakukan pada saat

    gabah telah menguning dari ujung malai sampai keleher malai, dengan keadaan

    malai yang masih segar. Untuk menghasilkan kualitas gabah yang baik, saat

    pemanenan dijaga agar malai dalam keadaan kering.

    2.3 Galur

    Galur-galur padi tipe baru yang dihasilkan seorang pemulia harus diuji daya

    hasilnya. Galur-galur yang berdaya hasil terbaik pada uji daya hasil lanjutan perlu

    diuji pada musim dan lokasi yang berbeda (Sudarna 2010). Pengujian galur di

    beberapa lokasi adalah tahapan umum yang sering dilaksanakan dalam proses

    pelepasan varietas. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi galur-

    galur yang memiliki potensi daya hasil serta adaptasi yang tinggi yang kemudian

    diajukan sebagai varietas (Septiani, 2014).

  • Proses mempercepat pembentukan kultur galur murni padi gogo tipe baru dengan

    sifat-sifat antera yang diharapkan dari induknya dapat dilakukan dengan

    mempergunakan metode kultur antera (Abdullah dkk., 2008). Pembentukan galur

    murni dengan metode kultur antera hanya memerlukan waktu kurang lebih

    12 bulan (Sasmita 2007). Proses ini lebih cepat dibandingkan dengan cara

    konvensional yang membutuhkan waktu yang lama (5-10 tahun) untuk

    mendapatkan kestabilan genetik galur-galur hasil persilangan (Safitri dkk.,

    2010). metode kultur antera akan menghasilkan tanaman dihaploid yang

    homozigos fertil (Safitri dkk., 2010).

    Kultur antera mempercepat mendapatkan galur murni, tetapi waktu yang

    dibutuhkan untuk evaluasi uji daya hasil dan uji stabilitas tetap sama. Peran dalam

    perakitan kultur antera yaitu galur memperoleh tanaman homogen, homozigos

    dalam waktu relative singkat, efisiensi proses seleksi meningkat, variabelitas

    genetik meningkat melalui produksi variasi gametoklonal, mempercepat

    trekspresinya yang dikendalikan gen resensif, efisiensi biaya, waktu dan tenaga

    kerja (Abdullah dkk., 2008).

    Setiap tahun ratusan galur-galur elit generasi lanjut yang telah seragam dan

    mantap dari pertanaman pedigree, observasi, uji daya hasil pendahuluan, dan

    galur-galur harapan yang dihasilkan oleh pemuliaan padi konvensional Balai

    Penelitian Tanaman Padi dijadikan sebagai tertua padi hibrida namun tidak semua

    galur-galur tersebut memiliki daya gabung yang baik (Nugraha dkk., 2004).

    2.4 Varietas

  • Varietas adalah kelompok tanaman dalam jenis atau spesies tertentu yang dapat

    dibedakan dari kelompok lain berdasarkan sifat-sifat tertentu. Varietas dapat

    dibedakan oleh setiap sifat yang nyata untuk usaha pertanian dan bila diproduksi

    kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang dapat dibedakan dari yang lain.

    Varietas unggul merupakan hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih

    keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit,

    toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk baik, dan atau sifat-sifat

    lainnya serta telah dilepas oleh pemerintah (Litbang Pertanian, 2015).

    Varietas unggul berperan penting dalam peningkatan hasil, perbaikan,

    diversivikasi mutu dan penekanan kehilangan hasil karena gangguan hama,

    penyakit, maupun cekaman lingkungan. Kendala produksi, terutama hama dan

    penyakit bersifat dinamis, dapat berubah karakter populasi, ras, atau strainnya.

    Kondisi tersebut menuntut penyediaan varietas unggul yang juga beragam dan

    dinamis. Varietas unggul yang dilepas dalam beberapa tahun terakhir memiliki

    keunggulan relatif berbeda. Hal ini tentu memberikan peluang yang lebih luas

    bagi petani dalam memilih varietas yang akan dikembangkan. Ada beberapa aspek

    yang perlu mendapat pertimbangan dalam menentukan pilihan, misalnya potensi

    hasil, umur tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit, mutu beras, selera

    konsumen, dan kondisi daerah pengembangan. Bagi peneliti aspek tersebut

    memang menjadi pertimbangan dalam merakit varietas unggul (Herawati, 2012).

    Menurut Badan Litbang Pertanian (2007), varietas unggul merupakan salah satu

    teknologi yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produk

    pertanian. Konstribusi nyata varietas unggul terhadap peningkatan produktivitas

    padi naional antara lain tercermin dari pencapaian swasembada beras pada tahun

  • 1984. Varietas sebagai salah satu komponen produksi telah memberikan

    sumbangan besar 56% dalam peningkatan produksi, yang pada dekade

    1970-2000 mencapai hampir tiga kali lipat. Menurut Balitpa, (2004) titik tumpu

    utama peningkatan produksi adalah perakitan dan perbaikan varietas unggul baru.

    Penyediaan varietas-varietas baru merupakan faktor dari usaha perbaikan varietas

    padi, usaha ini akan berhasil bila tersedianya bahan genetik yang baik dari plasma

    nutfah. Pengembangan galur-galur tahan ras blas yang didahului uji lapang yang

    intensif untuk menentukan galur berpotensi hasil tinggi dan mantap dengan

    adaptasi luas maupun spesifik

  • III. METODE PENELITIAN

    3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di lahan kering Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanah

    (Balittanah), Taman Bogo, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur.

    Keadaan lingkungan Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanah Taman Bogo

    terletak pada geografis ketinggian 20–30 m dpl. Pada 50˚ Lintang Selatan dan

    105˚ Bujur Timur, suhu rata-rata harian 23-28˚C, sedangkan curah hujan rata-rata

    2200 mm per tahun, pH tanah 4-5, C-organik:1,18 % (rendah). Pelaksanaan

    penelitian dilakukan pada bulan November 2018 –April 2019.

    3.2 Alat dan Bahan Penelitian

    Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah traktor Yanmar EF494T, 4 silinder

    49 HP, implement Yanmar RH 170 Rotary Tiler 48 pisau cacah, cangkul, sabit,

    timbangan analitik tipe HWH DJ 1002C dengan ketelitian 0,01 gram, timbangan

    gantung tipe Barkley BTDF550-1 kapasitas 23 kg, alat pengukur kadar air padi

    (moinsture tester) merk crown TA-5, tangki sprayer kapasitas 16 liter, gunting,

    meteran, penggaris, spidol, gergaji, golok, kamera, kalkulator, pena, pembolong

    kertas dan buku. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tali rafiah,

  • karung plastik ukuran 10 kg, dan 50 kg, plastik PE 55 ukuran 15 x 30 cm, map

    plastik, bamboo, benih padi galur B15053F-PWR-3 (g1), galur B14956-MR-2-2-

    2-0 (g2), galur B12160D-MR-11-3-4 (g3), galur B15119C-TB-5 (g4), galur

    B15119C-TB-13 (g5), galur B13498D-9 (g6), galur B15119C-TB-42 (g7), varietas

    Limbato (v1), varietas Inpago 8 (v2), varietas Batutegi (v3), pupuk Urea, pupuk

    Phonska, pupuk KCl, Insektisida merk Regent 50 SC dengan bahan aktif

    Fipronil dan Prevathon 50 SC dengan konsentrasi masing-masing 30 ml/liter

    metindo sp dengan konsentrasi masing-masing 30 liter.

    3.3. Metode Penelitian

    Rancangan Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap

    (RAKL), perlakuan terdiri dari 7 (tujuh) galur dan 3 (tiga) varietas pem

    banding yaitu: galur B1503F-PWR-3 (g1), galur B14956-MR-2-2-2-0 (g2), galur

    B12160D-MR-11-3-4 (g3), galur B15119C-TB-5 (g4), galur B15119C-TB-13 (g5),

    galur B13498D-9 (g6), galur B15119C-TB-42 (g7), varietas Limboto (v1), varietas

    Inpago 8 (v2), varietas Batutegi (v3). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak

    4 (empat) kali.

    Hasil pengamatan diuji kehomogenitasnya dengan uji Bartlet, dan ketidakaditifan

    data antara lingkungan dan perlakuan diuji dengan uji Tuckey kemudian dianalisis

    dengan analisis ragam. Pengujian dilanjutkan dengan Uji Orthogonal Kontras,

    semua pengujian dilakukan pada taraf 5 %.

  • 3.4 Pelaksanaan Penelitian

    3.4.1 Penyiapan lahan

    Pengolahan pertama dilakukan setelah hujan pertama pada akhir musim kemarau.

    Pengolahan kedua dilakukan pada saat menjelang tanam dengan menggunakan

    traktor dan cangkul hingga tanah menjadi gembur dan siap tanam. Lahan dibagi

    dalam petak-petak percobaan dengan luas petak 4,50 m x 4,20 m sebanyak

    40 petak dengan jarak antar petak 50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm.

    3.4.2 Penanaman

    Penanaman benih padi dilakukan dengan cara ditugal sedalam 3-5 cm pada jarak

    30 x 15 cm (konvensional) sebanyak 3 butir/lubang tanam.

    3.4.3 Pemupukan

    Pupuk yang digunakan yaitu pupuk Urea, dan KCl. Dosis yang diberikan yaitu :

    Urea 150 kg/ha, phonska 250 kg/ha, dan KCl 200 kg/ha.

    1. Pemupukan pertama dilakukan umur 10 hari (minggu ke 3) setelah tanam

    dengan dosis 75 kg/ha Urea, 125 gr/ha Phonska dan 100 kg/ha KCl, atau=

    141,75 gr/plot. Urea, 236,25 gram/plot, phonska dan 189 gr/plot KCl.

    2. Pemupukan kedua dilakukan umur 35 hari (minggu ke 5) setelah tanam dengan

    dosis sama dengan pemupukan pertama yaitu dosis 75 kg/ha, Urea, phonska

    125 kg/ha, KCl 100 kg/ha, atau =141,75 gr/plot Urea, 236,25 gr/plot, Phonska

    dan 189 gr/plot KCl.

  • 3.4.4 Pemeliharaan

    1. Penyulaman

    Penyulaman dilakukan pada umur 25 hst (minggu ke 4) menjadi tiga bibit per

    lubang tanaman, pada pagi hari setelah hujan agar kondisi tanah gembur, untuk

    mempermudah penyulaman dan menghindari terik sinar matahari.

    2. Penyiangan

    Penyiangan gulma dilakukan dengan cara mencabut gulma dan mengunakan alat

    cangkul yang berada di antara sela-sela tanaman padi gogo dan sekaligus

    menggemburkan tanah, dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hst (minggu ke

    3) dan 42 hst (minggu ke 6) setelah tanam.

    3. Pengendalian Hama dan Penyakit

    Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada umur 70 hst menggunakan

    Insektisida merk Regent 50 SC dengan bahan aktif Fipronil dan Prevathon 50

    SC dengan konsentrasi masing-masing 30 ml/liter dan metindo SP untuk satu

    tangki semprot punggung atau gendong dengan kapasitas 16 liter untuk mencegah

    hama walang sangit, ulat penggerek batang, kutu, kepik dan penyakit bercak daun

    pada tanaman padi.

    3.4.5 Pemanenan

    Kriteria tanaman padi siap panen adalah daun bendera dan 90% bulir padi telah

    menguning, malai padi merunduk karena menopang bulir yang bernas, butir gabah

    terasa keras jika ditekan, apabila dikupas tampak isi butir gabah berwarna putih

    dan keras bila digigit. Pemanenan dilakukan serempak pada semua plot percobaan

    Panen dilakukan di atas pukul 09.00 WIB atau jika dilihat pada tanaman padi

    sudah tidak ada embun yang menempel, karena akan mempengaruhi penimbangan

  • gabah hasil per petak. Pemanenan dilakukan dengan memanen semua tanaman

    padi dalam petak dan langsung dirontokkan secara manual menggunakan kaki.

    Setelah itu hasil gabahnya ditimbang menggunakan timbangan gantung.

    3.5 Peubah yang diamati

    Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo dengan

    mengambil 10 (sepuluh) tanaman sampel yang diamati adalah:

    1. Tinggi Tanaman (cm)

    Tinggi tanaman diukur menggunakan alat ukur panjang dengan satuan centi meter

    (cm) dari permukaan tanah sampai ujung daun tanaman yang tertinggi. Tanaman

    yang diukur yaitu tanaman sampel (10 tanaman). Pengukuran dilakukan 8 hari

    sekali. Pengukuran dilakukan 8 hari sekali mulai dari 30 hst, 37 hst, 44 hst, 51 hst,

    58 hst.

    2. Jumlah Anakan Total (batang)

    Jumlah anakan total diperoleh dengan cara menghitung semua anakan yang

    tumbuh, dinyatakan dalam satuan batang. Tanaman yang dihitung yaitu tanaman

    sampel 10 tanaman, dilakukan pada saat tanaman berumur 58 hst.

    3. Jumlah Anakan Produktif (batang)

    Jumlah anakan produktif diperoleh dengan cara menghitung jumlah anakan yang

    menghasilkan malai dari 10 tanaman sampel, dinyatakan dalam satuan batang

    penghitungan dilakukan pada umur 78 hst.

  • 4. Umur Tanaman Berbunga 50 % (hari)

    Umur tanaman berbunga ± 50 % di peroleh dengan cara melihat secara secara

    langsung ke lahan penelitian, dihitung dari mulai benih ditanam sampai tanaman

    keluar bunga ± 50 %.

    5. Umur Bulir Menguning 80% (hari)

    Umur tanaman dapat di panen diperoleh dengan cara melihat secara langsung ke

    lahan penelitian, dihitung dari mulai benih di tanam sampai gabah masak ± 80 %.

    6. Bobot Berangkasan Basah (gram)

    Bobot berangkasan basah tanaman didapat dengan cara mengambil 2 sampel

    tanaman pada setiap petak, diambil 1 hari sebelum panen pada umur 114 hst.

    Berangkasan tanaman meliputi batang, daun, dan akar, dibersihkan tanahnya

    dengan akar lalu di masukkan dalam karung, kemudian ditimbang menggunakan

    timbangan dengan kepekaan 3 digit (gram/tanaman).

    7. Bobot Berangkasan Kering (gram)

    Bobot berangkasan kering tanaman didapat dengan cara mengambil 2 sampel

    berangkasan kering melalui proses penjemuran tanaman pada setiap petak,

    diambil 1 hari sebelum panen pada umur 114 hst. Berangkasan tanaman meliputi

    batang, daun, dan akar, dibersihkan tanahnya dengan akar lalu di masukkan

    dalam karung. Dikeringkan dengan sinar matahari, kemudian ditimbang

    menggunakan timbangan dengan kepekaan 3 digit sampai di peroleh berat

    konstan (gram/tanaman).

    8. Panjang Malai (cm)

  • Pengamatan panjang malai diambil dari 10 rumpun tanaman sampel, perumpunya

    diambil pada sampel dalam plot percobaan satu malai yang terpajang. Dengan

    cara mengukur dari leher malai sampai ujung malai, mengunakan alat ukur

    panjang dengan satuan centimeter (cm), pengambilan sampel malai 2 hari sebelum

    panen pada umur 113 hst.

    9. Jumlah Gabah Isi per Malai (butir)

    Jumlah gabah isi per malai diperoleh dari pengambilan 10 sampel panjang malai

    dengan cara menghitung semua gabah isi pada setiap malai, pengambilan sampel

    dilakukan 2 hari sebelum panen pada umur 113 hst.

    10. Jumlah Gabah Hampa per Malai (butir)

    Jumlah gabah hampa per malai diperoleh dari pengambilan 10 sampel panjang

    malai dengan cara menghitung semua gabah hampa atau kosong pada setiap

    malai, pengambilan sampel dilakukan 2 hari sebelum panen pada umur 113 hst.

    11. Hasil per Rumpun (gram)

    Hasil per rumpun diperoleh dengan cara menimbang hasil gabah 10 rumpun

    tanaman sampel gabah kering panen (GKP). Tanaman sampel diambil

    2 hari sebelum panen pada umur 113 hst. Penimbangan dilakukan menggunakan

    timbangan analitik.

    12. Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg)

    Hasil gabah kering per petak diperoleh dengan cara menimbang masing-masing

    hasil gabah per petak perlakuan setelah di panen, ukuran petak panen yaitu

  • 2,70 m x 3,90 m (234 tanaman). Penimbangan dilakukan menggunakan

    timbangan gantung.

    13. Kadar Air Gabah Kering Panen (%)

    Kadar air gabah kering panen per petak diperoleh dengan cara memasukkan gabah

    kedalam alat pengukur kadar air padi (moinsture tester) sampai hasil kadar air

    tertera di alat tester.

    14. Hasil Gabah Kering Giling per Petak Kadar Air 14% (kg)

    Hasil gabah kering panen per petak kadar air diperoleh dengan cara menimbang

    masing–masing hasil gabah kering giling per petak diperlukan setelah melalui

    proses penjemuran, sampai berat konstan sampai 14%.

    15. Bobot Gabah 1000 Butir (gram)

    Pengamatan bobot 1000 butir diperoleh dari jumlah gabah isi per malai dengan

    cara menimbang 1000 gabah yang bernas pada setiap satuan percobaan, ditimbang

    ketika sudah dijemur dengan sinar matahari sampai kadar air sudah mencapai

    14 % (Gabah Kering Giling). Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan

    analitik.

  • IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil dan Pembahasan

    4.1.1 Tinggi Tanaman

    Data rata – rata pengamatan tinggi tanaman pada umur 30 hst sampai 58 hst dapat

    dilihat pada (Lampiran 6). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbadaan

    galur dan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi

    tanaman padi pada umur 58 hst. Tanaman padi gogo (Lampiran 8).

    Hasil Uji Orthogonal Kontras tinggi tanaman umur 58 dapat disajikan pada

    Tabel 1.

    Tabel 1. Uji Orthogonal Kontras Tinggi Tanaman Pada Umur 58 hst Beberapa

    Galur dan Varietas Padi Gogo.

    Perlakuan F- hitung

    Persentase (%)

    1 Galur vs Varietas 3,757 tn

    2 Antar Galur

    a. g1 VS g2 g3 g4 g5 g6 dan g7 0,145 tn

    b. g2 VS g3 g4 g5 g6 dan g7 23,802 * -13,08

    c. g3 VS g4 g5 g6 dan g7 7,135 * -7,88

    d. g4 VS g5 g6 dan g7 1,264 tn

    e. g5 VS g6 dan g7 20,137 * -12,60

    f. g6 VS g7 1,927 tn

    3 Antar Varietas

    a. v1 VS v2 dan v3 1,541 tn

    b. v2 VS v3 14,329 * -13,43 Keterangan :

    g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=

    B15119C-TB-13; g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;

    tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21

  • Hasil uji orthogonal kontras yang membandingkan galur dan varietas pada (tabel

    1) menunjukkan bahwa tinggi tanaman antara galur dan varietas tidak berbeda.

    Perbandingan antar galur menunjukkan bahwa galur B14956-MR-2-2-2-0 (g2)

    lebih tinggi (13,08%) dibandingkan galur B12160D-MR-11-3-4 (g3) B15119C-

    TB-5 (g4) galur B15119C-TB-13 (g5) galur B13498D-9 (g6) dan galur B15119C-

    TB-42 (g7). Sedangkan perbandingan pertumbuhan tinggi tanaman antar varietas

    menunjukkan bahwa varietas Inpago 8 (v2) lebih tinggi (13,43%) dibandingkan

    varietas Batutegi (v3).

    Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Tinggi Tanaman Umur 30 hst, 37 hst, 44 hst,

    51 hst, dan 58 hst

    Gambar 1 menunjukkan gradient yang berbeda pada masing-masing tanaman

    pada galur B14956-MR-2-2-2-0 (g2) memiliki pertumbuhan teringgi. Pada umur

    30 hst dengan galur B12160D-MR-11-3-4 (g3) tinggi 42,61 cm sampai dengan

    umur 58 hst dengan galur B14956-MR-2-2-2-0 (g2) tinggi 82,17cm. Sedangkan

    galur memiliki laju pertumbuhan tinggi tanaman lebih rendah pada umur 30 hst

    Tin

    ggi T

    an

    am

    an

    (cm

    )

    Umur Tanaman (hst)

    B15053F-PWR-3

    B14956-MR-2-2-2-0

    B12160D-MR-11-3-4

    B15119C-TB-5

    B15119C-TB-13

    B13498D-9

    B15119C-TB-42

    Limboto

    Inpago 8

    Batutegi

  • hanya mencapai 31,79 cm pada varietas Batutegi sampai dengan umur 58 hst

    dengan tinggi 69,39 cm.

    4.1.2 Jumlah Anakan Total

    Data pengamatan jumlah anakan total 58 hst dapat dilihat pada (Lampiran 10).

    Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur dan varietas

    memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan total 58 hst. Tanaman padi

    gogo (Lampiran 11).

    Hasil Uji Orthogonal Kontras jumlah anakan total beberapa galur dan varietas

    dapat disajikan pada Tabel 2.

    Tabel 2. Uji Orthogonal Kontras Jumlah Anakan Total Beberapa Galur dan

    Varietas Padi Gogo.

    Perlakuan F- hitung

    Persentase (%)

    1 Galur vs Varietas 37,715 * -17.15

    2 Antar Galur

    a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 3.312 tn

    b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 1.632 tn

    c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 17.236 * -16.63

    d. g4 vs g5 g6dan g7 6.376 * -11.46

    e. g5 vs g6dan g7 1.190 tn

    f. g6 vs g7 0.995 tn

    3 Antar Varietas

    a. v1 vs v2dan v3 0.026 tn

    b. v2 vs v3 12.053 * -21.35 Keterangan :

    g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5;

    g5=B15119C-TB-13; g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago8; v3=Batutegi;

    tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21

    Hasil uji orthogonal kontras yang membandingkan antara galur dan varietas

    menunjukkan bahwa jumlah anakan total galur lebih tinggi (17,15%)

    dibandingkan varietas. Sedangkan perbandingan antar galur, galur B12160D-

  • MR-11-3-4 (g3) lebih tinggi (16,63%) dibandingkan galur B15119C-TB-5

    (g4) galur B15119C-TB-13 (g5) galur B13498D-9 (g6) dan galur B15119C-

    TB-42 (g7). Sedangkan antar varietas menunjukkan bahwa varietas Inpago 8 (v2)

    memiliki jumlah anakan total lebih tinggi (21,35%) dibandingkan varietas

    Batutegi (v3)

    4.1.3 Jumlah Anakan Produktif

    Data pengamatan jumlah anakan produktif pada umur 90 hst dapat dilihat pada

    (Lampiran 13). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur

    dan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif

    tanaman padi gogo (Lampiran 14).

    Hasil Uji Orthogonal Kontras jumlah anakan produktif beberapa galur dan

    varietas dapat disajikan pada Tabel 3.

    Tabel 3. Uji Orthogonal Kontras Jumlah Anakan Produktif Beberapa Galur dan

    Varieras Padi Gogo.

    Perlakuan F- hitung

    Persentase (%)

    1 Galur vs Varietas 7,717 * -17.24

    2 Antar Galur

    a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 2.370 tn

    b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 0.492 tn

    c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 0.913 tn

    d. g4 vs g5 g6dan g7 3.530 tn

    e. g5 vs g6dan g7 0.680 tn

    f. g6 vs g7 8.882 * 47.57

    3 Antar Varietas

    a. v1 vs v2dan v3 0.100 tn

    b. v2 vs v3 0.760 tn

    Keterangan : g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=

    B15119C-TB-13;g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;

    tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21

  • Hasil uji orthogonal kontras yang membandingkan galur dan varietas

    menunjukkan bahwa jumlah anakan produktif galur lebih tinggi (17,24%)

    dibandingkan varietas. Perbandingan antar galur, galur B15119C-TB-42 (g7)

    lebih banyak jumlah anakan produktif (47,57%) dibandingkan galur,

    galur B15053F-PWR-3 (g1), galur B14956-MR-2-2-2-0 (g2), galur B12160D-

    MR-11-3-4 (g3), galur B15119C-TB-5 (g4), galur B15119C-TB-13 (g5), dan

    galur B13498D-9 (g6). Sedangkan perbandingan antar varietas menunjukkan

    bahwa jumlah anakan produktif varietas Limboto (v1) varietas Inpago 8 (v2)

    dan varietas Batutegi (v3) tidak berbeda.

    4.1.4 Umur Tanaman Berbunga 50%

    Data pengamatan umur tanaman berbunga 50% dapat dilihat pada (Lampiran 19).

    Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur dan varietas

    memberikan pengaruh nyata terhadap umur tanaman berbunga 50% tanaman

    padi gogo (Lampiran 20).

    Hasil Uji Orthogonal Kontras umur tanaman berbunga 50 % beberapa galur dan

    varietas dapat disajikan pada Tabel 4.

    Hasil orthogonal kontras yang membandingkan antar galur dan varietas pada

    (tabel 4) menunjukkan bahwa umur tanaman berbunga 50% galur dan varietas

    tidak memiliki perbedaan. Sedangkan perbandingan antar galur, galur B15119C-

    TB-42 (g7), memiliki umur tanaman berbunga 50% yang lebih cepat (8,63%)

    di bandingkan galur ,galur B13498D-9 (g6). Perbandingan antar varietas

    menunjukkan bahwa umur tanaman berbunga 50% varietas Limboto (v1) lebih

    cepat (5,31%) dibandingkan varietas Inpago 8 (v2) dan varietas Batutegi (v3).

  • Tabel 4. Uji Orthogonal Kontras Umur Tanaman Berbunga 50 % Beberapa Galur

    dan Varietas Padi Gogo.

    Perlakuan F- hitung

    Persentase (%)

    1 Galur vs Varietas 2,719 tn

    2 Antar Galur

    a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 173.926 * -4.53

    b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 316.329 * -6.09

    c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 54.730 * -2.69

    d. g4 vs g5 g6dan g7 28.153 * 2.08

    e. g5 vs g6dan g7 180.368 * -4.60

    f. g6 vs g7 355.152 * -8.63

    3 Antar Varietas

    a. v1 vs v2dan v3 162.725 * 5.31

    b. v2 vs v3 1.689 tn

    Keterangan : g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=

    B15119C-TB-13;g6=B13498D-9;g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;

    tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21

    4.1.5 Umur Tanaman 80% Bulir Menguning

    Data pengamatan umur tanaman berbunga 80% bulir menguning dapat dilihat

    pada (Lampiran 22). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur

    dan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap umur berbunga 80% bulir

    menguning tanaman padi gogo (Lampiran 23).

    Hasil Uji Orthogonal Kontras umur tanaman berbunga 80 % bulir menguning

    beberapa galur dan varietas dapat dilihat pada Tabel 5.

    Hasil orthogonal kontras yang membandingkan antara galur dan varietas pada

    (tabel 5) menunjukkan bahwa umur tanaman berbunga 80% bulir menguning

    galur lebih baik (1,93%) dibandingkan galur. Sedangkan perbandingan antar

    galur, galur B15119C-TB-42 (g7) lebih cepat (5,43%) dibandingkan galur,

    galur B13498D-9 (g6). Perbandingan antar varietas menunjukkan bahwa umur

  • berbunga 80% varietas Batutegi (v3) lebih cepat (1,82%) dibandingkan varietas

    Limboto (v1) dan varietas Inpago 8 (v2).

    Tabel 5. Uji Orthogonal Kontras Umur Tanaman 80% Bulir Menguning Beberapa

    Galur dan Varietas Padi Gogo.

    Perlakuan F- hitung

    Persentase (%)

    1 Galur vs Varietas 27,343 * -1.93

    2 Antar Galur

    a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 53.524 * -4.11

    b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 93.339 * -5.43

    c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 5.600 * -1.42

    d. g4 vs g5 g6dan g7 0.732 tn

    e. g5 vs g6dan g7 11.509 * -1.93

    f. g6 vs g7 7.258 * -2.06

    3 Antar Varietas

    a. v1 vs v2dan v3 7.646 * 1.87

    b. v2 vs v3 5.735 * -1.82 Keterangan :

    g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5;

    g5=B15119C-TB-13;g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;

    tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21

    4.1.6 Bobot Berangkasan Basah

    Data pengamatan bobot berangkasan basah dapat dilihat pada (Lampiran 25).

    Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur dan varietas

    memberikan pengaruh tidak nyata terhadap bobot berangkasan basah tanaman

    padi gogo (Lampiran 26).

    Hasil Uji Orthogonal Kontras bobot berangkasan basah beberapa galur dan

    varietas dapat disajikan pada Tabel 6.

  • Tabel 6. UjiOrthogonal Kontras Bobot Berangkasan Basah Pada Beberapa Galur

    dan Varietas Padi Gogo.

    Perlakuan F- hitung

    Persentase (%)

    1 Galur vs Varietas 2,197 tn

    2 Antar Galur

    a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 1.852 tn

    b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 0.182 tn

    c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 0.773 tn

    d. g4 vs g5 g6dan g7 4.332 * 49.42

    e. g5 vs g6dan g7 0.108 tn

    f. g6 vs g7 8.664 * -43.98

    3 Antar Varietas

    a. v1 vs v2dan v3 1.407 tn

    b. v2 vs v3 0.551 tn

    Keterangan : g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=

    B15119C-TB-13;g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;

    tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21

    Hasil orthogonal kontras yang membandingkan antara galur dan varietas

    menunjukkan bahwa bobot berangkasan basah tidak memiliki perbedaan.

    Sedangkan perbandingan antar galur,galurB13498D-9 (g6)lebih tinggi (43,98%)

    dibandingkan galur B15119CTB42 (g7). Pada perbandingan antar varietas

    menunjukkan bahwa bobot berangkasan basah varietas Limboto (v1) varietas

    Inpago 8 (v2) dan varietas Batutegi (v3) tidak berbeda nyata.

    4.1.7 Bobot Berangkasan Kering

    Data pengamatan bobot berangkasan kering dapat dilihat pada (Lampiran 31).

    Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur dan varietas

    memberikan pengaruh tidak nyata terhadap bobot berangkasan kering tanaman

    padi gogo (Lampiran 32).

  • Hasil Uji Orthogonal Kontras bobot berangkasan kering beberapa galur dan

    varietas dapat disajikan pada Tabel 7.

    Tabel 7. Uji Orthogonal Kontras Bobot Berangkasan Kering Pada Beberapa Galur

    dan Varietas Padi Gogo.

    Perlakuan F- hitung

    Persentase (%)

    1 Galur vs Varietas 1,803 tn

    2 Antar Galur

    a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 0.927 tn

    b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 2.590 tn

    c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 0.089 tn

    d. g4 vs g5 g6dan g7 1.703 tn

    e. g5 vs g6dan g7 0.396 tn

    f. g6 vs g7 7.566 * -46.38

    3 Antar Varietas

    a. v1 vs v2dan v3 0.000 tn

    b. v2 vs v3 0.208 tn

    Keterangan : g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=

    B15119C-TB-13; g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;

    tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21

    Hasil orthogonal kontras yang membandingkan antara galur dan varietas

    menunjukkan bahwa bobot berangkasan kering tidak memiliki peredaan.

    Sedangkan perbandingan antar galur, galur B13498D-9 (g6) lebih tinggi

    (46,38%) di bandingkan galur B15119C-TB-42 (g7). Pada perbandingan antar

    varietas menunjukkan bahwa bobot berangkasan kering varietas Limboto

    (v1) varietas Inpago 8 (v2) dan varietas Batutegi (v3) tidak berbeda nyata.

    4.1.8 Panjang Malai

    Data pengamatan panjang malai dapat dilihat pada (Lampiran 37). Hasil analisis

    ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur dan varietas memberikan pengaruh

    nyata terhadap panjang malai tanaman padi gogo (Lampiran 38).

  • Hasil Uji Orthogonal Kontras panjang malai beberapa galur dan varietas

    dapat dilihat pada Tabel 8.

    Tabel 8. Uji Orthogonal Kontras Panjang Malai Pada Beberapa Galur dan

    Varietas Padi Gogo.

    Perlakuan F- hitung

    Persentase (%)

    1 Galur vs Varietas 31.908 * 9.31

    2 Antar Galur

    a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 35.475 * -10.62

    b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 15.261 * -7.32

    c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 0.649 tn

    d. g4 vs g5 g6dan g7 11.133 * 7.49

    e. g5 vs g6dan g7 0.186 tn

    f. g6 vs g7 8.586 * -7.20

    3 Antar Varietas

    a. v1 vs v2dan v3 0.081 tn

    b. v2 vs v3 0.637 tn

    Keterangan : g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=

    B15119C-TB-13;g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;

    tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21

    Hasil uji orthogonal kontras yang membandingkan antara galur dan varietas

    menunjukan bahwa panjang malai varietas lebih tinggi (9,31%) dibandingkan

    galur. Perbandingan antar galur, galur B15053F-PWR-3 (g1) lebih tinggi

    (-10,62%) di bandingkan galur B14956-MR-2-2-2 (g2), galur B12160D-MR-11-3-

    4 (g3), B15119C-TB-5 (g4), galur B15119C-TB-13 (g5), galur B13498D-9 (g6),

    dan galur B15119C-TB-42 (g7). Sedangkan antar varietas menunjukan bahwa

    panjang malai varietas Limboto (v1) varietas Inpago 8 (v2) dan varietas Batutegi

    (v3) tidak berbeda nyata.

  • 4.1.9 Jumlah Gabah Isi per Malai

    Data pengamatan jumlah gabah isi per malai dapat dilihat pada (Lampiran 40).

    Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbadaan galur dan varietas