Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS
PADI GOGO (Oryza sativa L.) DI PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR
Oleh :
PANDU PRASETYO
NPM : 15110062
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
DHARMA WACANA-METRO
2019
ABSTRAK
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS
PADI GOGO (Oryza sativa L.) DI PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR
Oleh:
PANDU PRASETYO
Padi atau beras (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan paling penting di
negara-negara berkembang dan merupa kan makanan pokok di Indonesia sehingga
beras merupakan komoditas strategis. Seiring dengan jumlah penduduk yang terus
bertambah dan tersebar di banyak pulau maka bila sampai terjadi ketergan tungan
terhadap pangan impor akan dapat menyebabkan rentannya ketahanan pangan.
Stagnasi pengembangan dan peningkatan produksi padi akan mengancam
stabilitas nasional sehingga upaya pengembangan dan peningkatan produksi beras
nasional mutlak diperlukan dengan sasaran utama pencapaian swasembada,
peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan petani.
Tujuan Penelitian: Mengetahui perbedaan pertumbuhan galur dan varietas,
pertumbuhan dan hasil galur , perbedaan pertumbuhan dan hasil varietas tanaman
padi gogo.Penelitian dilaksanakan di lahan kering Kebun Percobaan Balai
Penelitian Tanah (Balittanah), Desa Taman Bogo, Kecamatan Purbolinggo,
Kabupaten Lampung Timur. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan
November 2018–April 2019. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan
Acak Kelompok Lengkap (RAKL), perlakuan terdiri dari 7 (tujuh) galur dan 3
(tiga) varietas pembanding yaitu: galur B15053F-PWR-3 (g3), galur B14956-MR-
2-2-2-0 (g2), galur B1216D-MR-11-3-4 (g3), galur B15119C-TB-5 (g4), galur
B15119C-TB-13 (g5), galur B13498D-9 (g6), galur B15119C-TB-13 (g7), varietas
Limboto (v1), varietas Inpago 8 (v2), varietas Batutegi (v3). Masing-masing
perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali, dilanjutkan dengan Uji Ortogonal
Kontras, semua pengujian di lakukan taraf 5%.
Hasil penelitian dari (7) galur dan (3) varietas pembanding dilahan Purbolinggo
Lampung Timur. Terdapat satu (1) gaur yang terbaik yaitu galur B15119C-TB-42
(g7) pada peubah jumlah anakan produktif, umur berbunga 50 % yang lebih cepat,
dan umur bulir menguning 80 % yang lebih cepat tanaman padi. di bandingkan
dengan galur lain yang diteliti, Sedangkan Perbandingan antar varietas terbaik
yaitu (v1) Limboto memiliki perbedaan lebih baik dibandingkan dengan varietas
Inpago 8 dan varietas Batutegi. Didukung oleh umur berbunga 50% yang lebih
cepat, umur bulir menguning 80% yang lebih cepat dan bobot 1000 buti
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR DAN
VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) DI
PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR
Nama Mahasiwa : PANDU PRASETYO
No. Pokok Mahasiswa : 15110062
Jurusan : Agroteknologi
MENYETUJUI :
1. Komisi Pembimbing:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Ir. Syafiuddin, M.P. Ir. Rakhmiati, M.T.A
NIDN.0003096302 NIP. 19630408 198903 2 001
2. Ketua Jurusan Agroteknologi,
Priyadi, SP ,M.Si
NIK. 003027283A
HALAMAN PENGESAHAN
1. Tim Penguji :
Ketua : Ir. Syafiuddin, M.P. (................................)
Penguji Utama : Jamaludin. S.P., M.Si. (................................)
Anggota : Ir Rakhmiati, M.T.A. (..................................)
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro,
Ir. Rakhmiati, M.T.A.
NIP. 19630408 198903 2 001
Tanggal Lulus Ujian: 29 November 2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung
pada tanggal 23 Desember 1996. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Wadi dan Ibu Siti Sutiani. Penulis memulai
pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 01 Braja Fajar 2002 dan selesai pada tahun
2009. Selanjutnya penulis menempuh Sekolah Menengah Pertama di MTs Darul
Huda II Mataram Baru pada tahun 2009 dan selesai pada tahun 2012. Setelah itu
penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Teladan Way
Jepara pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis
terdaftar sebagai mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Petanian (STIPER) Dharma
Wacana Metro dengan program studi Agroteknologi. Pada tahun 2018 penulis
melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Joglo Tani, Godean, Yogyakarta.
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT
Saya persembahkan karya sederhana ini
Kepada :
Kedua orang tua saya tercinta
(Ibu Siti Sutiani dan Bapak Wadi)
yang selalu memberikan do’a serta dukungan terbaik
Kepada saya untuk mencapai kesuksesan. Serta
keluarga dan rekan seperjuangan
STIPER Dharma Wacana
Metro
MOTTO
Mulailah dari tempatmu berada.
Gunakan yang kita punya.
Lakukan yang kita bisa.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Uji Daya Hasil Beberapa Galur dan Varietas
Padi gogo (Oryza sativa L.) di Purbolinggo Lampung Timur. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih sedalam dalamnya kepada:
1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)
Dharma Macana Metro. Dan pembimbing II
2. Bapak Ir Syafiuddin, MP, sebagai dosen pembimbing I skripsi atas bimbingan,
nasehat dan dukungannya selama ini.
3. Bapak Ir Jamaludin, M.Si, Sebagai dosen penelaah skripsi atas koreksi, nasehat
dan saran dalam penyusunan skripsi.
4. Bapak dan Ibu dosen STIPER Dharma Wacana Metro yang selalu memberikan
dukungan dan ilmu yang telah diberikan.
5. Ibu Septiyana S.P., M.Si sebagai kepala Balittanah KP Taman Bogo dan seluruh
staf karyawan yang telah membantu dan menyelesaikan penelitian ini.
6. Keluarga, terutama ayah, ibu, Adik karena merekalah yang selalu ada untuk
memberi semangat dan doa.
7. Teman-teman angkatan 2015 atas saran, bantuan dan kebersamaanya selama
kuliah serta keceriaan dalam penelitian.
8. Semua pihak yang telah banyak memberikan dorongan positif kepada penulis baik
langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari segenap pembaca.
Akhirnya semoga laporan tugas akhir ini dapat berguna dan bermanfaat terutama bagi
pihak-pihak yang tertarik untuk mengkaji dan mengembangkannya.
Metro, 29 November 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... i
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah ........................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis .............................................................. 4
1.4 Hipotesis .......................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6
2.1 Botani Tanaman Padi dan Syarat Tumbuh ...................................... 6 2.1.1 Botani Tanaman Padi ........................................................... 6 2.1.2 Syarat Tumbuh ..................................................................... 12
2.2 Budidaya Padi Gogo ........................................................................ 13
2.3 Galur ................................................................................................ 15
2.4 Varietas ............................................................................................ 17
III. BAHAN DAN METODE ..................................................................... 19
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 19
3.2 Alat dan bahan Penelitian ................................................................ 19
3.3 Metode Penelitian ............................................................................ 20
3.4 Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 21
3.4.1 Penyiapan Lahan .................................................................. 21 3.4.2 Penanaman ........................................................................... 21 3.4.3 Pemupukan .......................................................................... 21 3.4.4 Pemeliharaan ........................................................................ 22 3.4.5 Panen .................................................................................... 22
3.5 Peubah yang Diamati ....................................................................... 23 1. Tinggi Tanaman (cm) .............................................................. 23 2. Jumlah Anakan Total (batang) ................................................ 23 3. Jumlah Anakan Produktif (batang) ......................................... 23 4. Umur Tanaman Berbunga 50% (hari) ..................................... 24 5. Umur Bulir Menguning 80% (hari) ......................................... 24 6. Bobot Berangkasan Basah (gram) ........................................... 24 7. Bobot Berangkasan Kering (gram).......................................... 24 8. Panjang Malai (cm) ................................................................. 25 9. Jumlah Gabah Isi per Malai (butir) ......................................... 25 10. Jumlah Gabah Hampa per Malai (butir) .................................. 25 11. Hasil per Rumpun (gram) ........................................................ 25 12. Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg)............................... 26 13. Kadar Air Gabah Kering Panen (%) ........................................ 26 14. Hasil Gabah Kering Giling per Petak Kadar
Air 14% (kg) ............................................................................ 26
15. Berat 1000 (butir) .................................................................... 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 27
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 27 4.1.1 Tinggi Tanaman ................................................................... 27 4.1.2 Jumlah Anakan Total ........................................................... 29 4.1.3 Jumlah Anakan Produktif .................................................... 30 4.1.4 Umur Tanaman Berbunga 50% ........................................... 31 4.1.5 Umur Tanaman 80% Bulir Menguning ............................... 32 4.1.6 Bobot Berangkasan Basah ................................................... 33 4.1.7 Bobot Berangkasan Kering .................................................. 34 4.1.8 Panjang Malai ...................................................................... 35 4.1.9 Jumlah Gabah Isi per Malai ................................................. 37 4.1.10 Jumlah Gabah Hampa per Malai ......................................... 38 4.1.11 Hasil per Rumpun ................................................................ 39 4.1.12 Hasil Gabah Kering Panen per Petak ................................... 40 4.1.13 Kadar Air Gabah Kering Panen ........................................... 41 4.1.14 Hasil Gabah Kering Giling per Petak
Kadar Air 14% ..................................................................... 42
4.1.15 Bobot 1000 ........................................................................... 43
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 44
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 49
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 49
5.2 Saran ................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Uji Orthogonal Kontras Tinggi Tanaman Pada Umur 58 hst Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 27
2. Uji Orthogonal KontrasJumlah Anakan Total Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................................. 29
3. Uji Orthogonal Kontras Jumlah Anakan Produktif Beberapa Galur dan Varieras Padi Gogo .................................................................. 30
4. Uji Orthogonal Kontras Umur Tanaman Berbunga 50% Beberapa Gaur dan Varietas Padi Gogo ................................................... 32
5. Uji Orthogonal Kontras Umur Tanaman 80% Bulir Menguning Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 33
6. Uji Orthogonal Kontras Bobot Berangkasan Basah Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 34
7. Uji Orthogonal Kontras Bobot Berangkasan Kering Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 35
8. Uji Orthogonal Kontras Panjang Malai Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................................. 36
9. Uji Orthogonal Kontras Jumlah Gabah Isi per Malai Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo ......................................... 37
10. Uji Orthogonal Kontras Jumlah Gabah Hampa per Malai Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo.......................................... 38
11. Uji Orthogonal Kontras Hasil per Rumpun Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 39
12. Uji Orthogonal Kontras Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg)
Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo.......................................... 41
13. Uji Orthogonal Kontras Kadar Air Gabah Kering Panen per Petak (%) Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo ......................................... 42
14. Uji Orthogonal Kontras Hasil Gabah Kering Giling per Petak Kadar Air (14%) Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .............................. 43
15. Uji Orthogonal Kontras Bobot 1000 butir Pada Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................................. 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Plot Percobaan dan Pengambilan Sampel ................................................. 57
2. Tata Letak Percobaan ................................................................................ 58
3. Deskripsi Padi Varietas Batutegi .............................................................. 59
4. Deskripsi Padi Varietas Inpago 8 .............................................................. 60
5. Deskripsi Padi Varietas Limboto .............................................................. 61
6. Data Rata-rata Tinggi Tanaman Umur ke 30 hst sampai 58 hst Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo .................................................. 62
7. Data Tinggi Tanaman Umur 58 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 63
8. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 58 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 63
9. Uji Ortogonal Kontras Tinggi Tanaman Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 64
10. Jumlah Anakan Total 65 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 65
11. Analisis Ragam Jumlah Anakan Total 65 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 65
12. Uji Ortogonal Jumlah Anakan Total Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 66
13. Jumlah Anakan Produktif 90 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 67
14. Analisis Ragam Jumlah Anakan Produktif 90 hst Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 67
15. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Anakan Produktif Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 68
16. Jumlah Anakan Produktif 90 hst Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Padi Gogo ................................................... 69
17. Analisis Ragam Jumlah Anakan Produktif 90 hst Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............. 69
18. Uji Ortogonal Kontras Anakan Produktif Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................ 70
19. Umur Tanaman Berbunga 50% Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 71
20. Analisis Ragam Umur Tanaman Berbunga 50% Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 71
21. Uji Othogonal Kontras Umur Tanaman Berbunga 50% Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 72
22. Umur Tanaman 80% Bulir Menguning Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 73
23. Analisis Ragam Umur Tanaman 80% Bulir Menguning Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 73
24. Uji Orthogonal Umur Tanaman 80% Bulir Menguning Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 74
25. Bobot Berangkasan Basah Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 75
26. Analisis Ragam Bobot Berangkasan Basah Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 75
27. Uji Ortogonal Kontras Berangkasan Basah Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 76
28. Bobot Berangkasan Basah Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 77
29. Analisis Ragam Bobot Berangkasan Basah Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................ 77
30. Uji Ortogonal Kontras Berangkasan Basah Ttransformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................ 78
31. Bobot Berangkasan Kering Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 79
32. Analisis Ragam Bobot Berangkasan Kering Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 79
33. Uji Ortogonal Kontras Berangkasan Kering Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ............................................................. 80
34. Bobot Berangkasan kering Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 81
35. Analisis Ragam Bobot Berangkasan Kering Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 81
36. Uji Ortogonal Kontras Berangkasan Kering Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 82
37. Panjang Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................................. 83
38. Analisis Ragam Panjang Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 83
39. Uji Ortogonal Kontras Panjang Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 84
40. Jumlah Gabah Isi per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 85
41. Analisis Ragam Jumlah Gabah Isi per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 85
42. Uji Ortogonal Kontras Gabah Isi per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 86
43. Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 87
44. Analisis Ragam Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 87
45. Uji Ortogonal Kontras Gabah Hampa per Malai Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 88
46. Jumlah Gabah Hampa per Malai Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 89
47. Analisis Ragam Jumlah Gabah Hampa per Malai Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................... 89
48. Uji Ortogonal Kontras Gabah Hampa Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 90
49. Hasil per Rumpun Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................. 91
50. Analisi Ragam Hasil per Rumpun Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 91
51. Uji Ortogonal Kontras Hasil per Rumpun Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 92
52. Hasil per Rumpun Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 93
53. Analisis Ragam Jumlah Gabah Hampa per Rumpun Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................... 93
54. Uji Ortogonal Hasil per Rumpun Transformasi (x) ^0,5) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 94
55. Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 95
56. Analisis Ragam Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 95
57. Uji Ortogonal Kontras Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 96
58. Kadar Air Gabah Kering Panen per Petak (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman PadiGogo ..............
97
59. Analisis Ragam Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas
Tanaman Padi Gogo ..................................................................................
97
60. Uji Ortogonal Kontras Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan
VarietasTanaman Padi Gogo .................................................................... 98
61. Kadar Air Gabah Kering Panen per Petak (%) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 99
62. Analisis Ragam Data Persentase Kadar Air Gabah Kering Panen per Petak (%) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ......99
63. Uji Ortogonal Kontras Data Persentase Kadar Air Gabah Kering Panen per Petak (%) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman
Padi Gogo .................................................................................................. 100
64. Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 101
65. Analisis Ragam Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 101
66. Uji Ortogonal Kontras Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................. 102
67. Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .............. 103
68. Analisis Ragam Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan
Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 103
69. Uji Ortogonal Kontras Hasil Gabah Kering Giling per Petak 14% (kg) Transformasi (x+0,5) ^0,5 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman
Padi Gogo ... ............................................................................................. 104
70. Bobot Gabah 1000 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo .................................................................................................. 105
71. Analisis Ragam Bobot Gabah 1000 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo ................................................................... 105
72. Uji Ortogonal Kontras Bobot Gabah 1000 Beberapa Galur dan Varietas Tanaman Padi Gogo................................................... 106
73. Rekapitulasi Analisis Ragam dan Persentase Uji Ortogonal Kontras Semua Peubah Pengamatan ......................................................... 107
74. Rekapitulasi Analisis Ragam dan Rata-rata Data Peubah Pengamatan ............................................................................................... 108
75. Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................................... 109
76. Lampiran Curah Hujan 2018 .................................................................... 111
77. Lampiran Curah Hujan 2019 .................................................................... 112
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kurva Pertumbuhan Tinggi Tanaman Umur 30 hst, 37 hst, 44 hst, 44 hst,51 hst,dan 58 hst .......................................................... 28
2. Pengolahan Lahan .............................................................................. 113
3. Persiapan Tanam ................................................................................ 113
4. Penanaman ......................................................................................... 114
5. Penyulaman ........................................................................................ 114
6. Pembuatan Ajir .................................................................................. 115
7. Pemasangan Ajir Sampel ................................................................... 115
8. Pencampuran Pupuk .......................................................................... 116
9. Pemupukan ........................................................................................ 116
10. Pengamatan Tinggi Tanaman ............................................................ 117
11. Menghitung Jumlah Anakan .............................................................. 117
12. Penyemprotan .................................................................................... 118
13. Menghitung Anakan Produktif .......................................................... 118
14. Pengambilan Sampel Malai ............................................................... 119
15. Mengukur Panjang Malai .................................................................. 119
16. Menghitung Gabah Isi per Malai dan Gabah Hampa per Malai ........ 120
17. Perontokan Hasil per Rumpun ........................................................... 120
18. Penimbangan Hasil per Rumpun ....................................................... 121
19. Penimbangan Berangkasan Basah .................................................... 121
20. Penjemuran Berangkasan Padi .......................................................... 122
21. Penimbangan Berangkasan Kering .................................................... 122
22. Pemanenan per Hektar ....................................................................... 123
23. Penjemuran Gabah Kering Giling ..................................................... 123
24. Penimbangan Hasil per Petak ............................................................ 124
25. Mengukur Kadar Air Gabah Kering Giling per Petak ....................... 124
26. Penimbangan Bobot 1000 Butir ........................................................ 125
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah
Padi atau beras (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan paling penting di
negara-negara berkembang dan merupakan makanan pokok di Indonesia sehingga
beras merupakan komoditas strategis. Seiring dengan jumlah penduduk yang terus
bertambah dan tersebar di banyak pulau maka bila sampai terjadi ketergantungan
terhadap pangan impor akan dapat menyebabkan rentannya ketahanan pangan.
Stagnasi pengembangan dan peningkatan produksi padi akan mengancam
stabilitas nasional sehingga upaya pengembangan dan peningkatan produksi beras
nasional mutlak diperlukan dengan sasaran utama pencapaian swasembada,
peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan petani (Suiatna,2009).
Produksi Padi di Provinsi Lampung pada tahun 2018 mencapai produksi tertinggi
pada bulan yaitu April sebesar 0,43 juta ton, sedangkan produksi terendah pada
bulan Januari sebesar 0,10 juta ton, diperkiraan total produksi padi sebesar
1,90 juta ton. Produksi padi gabah kering giling (GKG) tertinggi terjadi di
Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan dengan
produksi masing-masing sebesar 454,64 ribu ton, 397,81 ribu ton, dan 244,94 ribu
ton (Badan pusat statistik 2018).
Pada tahun 2030, kebutuhan beras untuk makanan akan mencapai lebih dari
75 juta ton (Sugeng,2006). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka perlu
dikembangkan keaneka ragaman budidaya padi yang disesuaikan dengan kondisi
lahan yang tersedia. Kendala non-teknis swasembada beras berkaitan dengan
pengalih fungsian lahan sawah menjadi tempat-tempat pemukiman atau tanaman
perkebunan serta pengembangan varietas padi yang lebih berorientasi pada padi
sawah dilain pihak lahan kering masih memberi peluang untuk mengembangkan
padi ladang (Saleh dkk., 2009).
Perluasan areal padi lahan kering merupakan salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan produksi beras
nasiaonal. Pengembangan padi gogo di lahan kering menghadapai berbagai
kendala seperti penanaman di lahan marginal dengan kesuburan tanah yang
rendah, cekaman abiotik (kekeringan, Al), cekaman biotik (hama dan penyakit),
sehinga produksi jauh lebih rendah dibandingkan padi sawah.
Pengembangan padi gogo merupakan salah satu langkah untuk mendukung dan
meningkatkan produksi beras secara nasional pada lahan kering. Menurut
Balitbangtan (2013), luas lahan sub optimal di Lampung yang direkomendasikan
untuk pengembangan komoditas baik tanaman semusim ataupun tahunan seluas
2,3 juta ha atau sekitar 67% dari total luas wilayah Lampung, sedangkan
produktivitas padi gogo relatif rendah yakni 3-3,5 ton/ha dan masih sangat
berpeluang ditingkatkan.
Galur harapan adalah kelompok tanaman hasil kegiatan pemuliaan tanaman yang
merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan
menjadi satu jenis atau varietas unggul, tetapi belum dilepas sebagai varietas.
Pengujian daya hasil dan daya adaptasi sejumlah galur harapan di sejumlah lokasi
berpeluang untuk memperoleh data keragaan galur harapan bervariasi
(BB Padi, 2015).
Varietas unggul baru merupakan salah satu komponen teknologi yang memiliki
peran nyata dalam meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian.
Selama ini varietas unggul telah banyak berperan penting terhadap peningkatan
produksi padi nasional (Tarigan dkk., 2013). Upaya pembentukan varietas unggul
berdaya hasil tinggi membutuhkan beberapa tahap salah satunya pengujian daya
hasil. Tahap ini dibutuhkan untuk menguji daya hasil galur-galur padi yang telah
ada, kemudian diseleksi untuk dikembangkan menjadi varietas. Pengujian galur di
beberapa lokasi adalah tahapan umum yang sering dilaksanakan dalam proses
pelepasan vrietas. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi galur-
galur yang memiliki potensi daya hasil serta adaptasi yang tinggi yang kemudian
diajukan sebagai calon varietas (Septiani dkk., 2014).
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1 Perbedaan pertumbuhan dan hasil beberapa galur dan varietas padi gogo.
2 Perbedaan pertumbuhan dan hasil beberapa galur padi gogo.
3. Perbedaan pertumbuhan dan hasil beberapa varietas padi gogo.
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis
Introduksi galur harapan dan adopsi varietas baru padi gogo sangat diharapkan
untuk meningkatkan produksi lahan kering. Padi gogo sangat potensial untuk
dikembangkan mengingat luas kering yang mencapai 60,7 juta ha pada tahun
2010 (Guritno, 2011). Menurut Suyatmo dkk,. (2007) varietas unggul merupakan
salah satu teknologi yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan
kualitas produk petani kontribusi nyata varietas unggul terhadap peningkatan
produksi padi nasional atara lain tercermin dari pencapaian swasembada beras
pada tahun 1984. Hal ini terkait dengan sifat-sifat varietas unggul padi gogo
antara lain berdaya hasil tinggi, tahan terhadap penyakit utama, umur genjah
sehingga sesuai dikembangkan dalam pola tanah tertentu, dan rasa nasi enak
(pulen) dengan kadar protein relatif tinggi.
Hasil pengujian di Lampung tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa varietas
Limboto memberikan hasil rata-rata 2,70 sampai 3,63 ton ha-1 , Situ Patenggang
memberikan hasil 2,47 sampai 2.88 ton ha-1 (Barus 2008).
Menurut Harjadi (1993) bahwa interaksi antara padi dengan faktor lingkungan
bisa mempengaruhi pertumbuhan padi, faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi padi dapat dibagi dua golongan yaitu
pertama faktor alamiah seperti tanah, iklim, biologis. Faktor kedua yaitu sarana
produksi seperti pupuk, pestisida dan varietas. Uji multilokasi (uji adaptasi)
merupakan tahapan penting dalam proses perakitan varietas. Melalui uji
multilokasi diharapkan dapat mengetahui keunggulan calon varietas, sehingga
dapat diperoleh galur harapan yang beradpatasi baik lingkungan tertentu dan
stabil pada beberapa lingkungan ( Bhakti dan Wicaksana, 2005).
Sembiring (2013), padi gogo varietas Inpago 4, Inpago 6, dan Inpago 8 toleran Al
serta tahan blas daun dan blas leher. Varietas Inpago 8 juga memiliki kelebihan
toleran kekeringan dan rasanya pulen. Hasil penangkaran beberapa varietas
unggul baru (VUB) padi gogo seperti inpago 4, 5, dan 8 mendapatkan hasil
masing masing inpago 4 yaitu 3,77 t/ha, inpago 5 sekitar 2,32 t/ha dan inpago 8
sekitar 5,20 t/ha (Ernawati, 2013).
Hasil penelitan (Warda, 2011) tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada varietas
Batu Tegi (123,6 cm) dan berbeda nyata dengan tinggi varietas lainnya, kemudian
disusul oleh varietas Limboto (103,4 cm) dan Situ Patenggang (101,2 cm), namun
keduanya berbeda tidak nyata. Sementara tinggi tanaman terendah diperoleh pada
varietas Towuti (76,3 cm) dan berbeda nyata dengan tinggi tanaman varietas
lainnya kecuali dengan galur SHS 125 (81,8 cm). Hal ini disebabkan oleh
perbedaan genetik dan pengaruh lingkungan tumbuh setiap varietas dan galur
yang diadaptasikan. Triastono dkk., (2007) melaporkan produktivitas varietas Situ
Bagendit dan Batu Tegi sebagai tanaman sela berturut-turut 3,25 dan 2,32 ton/ha,
sedangkan monokultur masing-masing 3,77 dan 5,5 ton/ha.
1.4 Hipotesis
1. Terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil antara galur dan varietas padi
gogo.
2. Terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil antar galur padi gogo.
3. Terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil antar varietas padi gogo
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Padi dan Syarat Tumbuh
2.1.1 Botani Tanaman Padi
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim yang mampu
beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan. Tanaman ini masuk kedalam
golongan Graminae atau rumput-rumputan. Klasifikasi tanaman padi secara
lengkap sebagagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Garaminales
Famili : Graminae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L. (Hanum, 2008).
Pertumbuhan padi diawali pada proses perkecambahan. Pada benih yang
berkecambah timbul calon akar maupun calon batang. Mula-mula akar dari benih
padi yang berkecambah hanya berupa akar pokok, kemudian setelah 5-6 hari
berkecambah akan tumbuh akar serabut.
Akar serabut keluar dari akar tunggang yang berfungsi pada proses penyerapan air
dan unsur hara pada konsentrasi kedalaman 20-30 cm (Purwono dan Heni, 2007).
Padi terdiri 2 (dua) bagian utama, yaitu bagian vegetatif (akar, batang, dan daun)
dan beberapa malai, bunga dan buah padi/gabah. Batang padi terdiri beberapa
ruas yang di batasi oleh buku. Jumlah buku padi sama dengan jumlah daun
ditambah dua, yaitu satu buku untuk tumbuhnya koleoptil dan yang satu lagi
menjadi dasar malai.
Akar tanaman padi berfungsi sebagai penyerap zat makanan dan air dalam tanah,
sebagai proses respirasi dan sebagi penompang tegaknya batang. Akar padi
mempunyai dua macam yaitu akar primer dan akar seminal. Akar primer
merupakan akar yang tumbuh dari kecambah biji dan akar seminal merupakan
akar yang tumbuh di dekat buku-buku. Akar mulai tumbuh melalui proses
perkecambahan benih. Akar yang berasal dari benih yang berkecambah berupa
akar primer. Kemudian, setelah 5-6 hari akan tumbuh akar seminal (Hasanah,
2007). Perakaran tanaman padi dibagi menjadi empat kelompok yaitu:
a. Radikula, yaitu akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih
yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar
mengalami pertumbuhan kearah bawah sehingga terbentuk akar tunggang,
sedangkan calon batang akan tumbuh keatas sehingga terbentuk batang dan
daun.
b. Akar serabut (akar adventif) yaitu akar padi yang tumbuh setelah 5-6 hari
terbentuk dari akar tunggang.
c. Akar serabut, merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar
serabut. Akar merupan saluran pada kulit akar yang berbeda di luar, dan ini
penting dalam absorbsi air maupun zat-zat makanan. Akar ini biasanya
berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.
d. Akar tajuk (crownroots), adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah.
Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu
akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara didalam
tanah rendah, maka akar-akar dangkal mudah berkembang. Padi sebagai akar
yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan
berwarna coklat, sedangkan akar yang baru atau bagian akar yang masih muda
berwarna putih (Herawati, 2012).
Batang tanaman padi befungsi untuk menompang tanaman secara keseluruhan
sebagai penghubung untuk mengalirkan zat makanan ke seluruh bagian tanaman.
Hasil tanaman padi didukung oleh batang tanaman yang kokoh. Jika batang
tanaman tidak kokoh, tanaman akan mudah rebah,. Kerebahan tanaman dapat
meneruskan hasil tanaman secara drastis. Pada umumnya kerebahan terjadi akibat
melengkung atau patahnya dua antar buku batang terbawah. Kekuatan antar buku
batang dipengaruhi oleh ketebalan batang dan kekuatan jaringan, status hara
tanaman serta komposisi kimia. Rangkaian ruasnya memiliki panjang yang
berbeda-beda.
Pada ruas batang bawah pada tanaman padi memiliki ruas yang pendek, semakin
ke atas maka ruasnya akan semakin panjang. Pada tanaman padi batang baru akan
muncul pada ketiak daun, pada mulanya akan tumbuh kuncup dan setelah itu akan
berkembang menjadi batang baru (Hasanah, 2007). Tanaman padi pertumbuhan
batangnya merumpun, terdapat satu batang tunggal atau batang utama yang
mempunyai 6 mata. Sukma 1, 3, dan 5 disebelah kanan dan 2, 4, dan 6 di sebelah
kiri. Di setiap ini timbul tunas yang disebut tunas orde pertama. Tunas tersebut
tumbuhnya didahului tunas yang tumbuh dari orde pertama, kemudian sukma ke-
dua disusul oleh tunas yang tumbuh dari sukma ke-tiga dan seterunya sampai
terus terakhir yaitu tunas ke-enam pada tunggal. Tunas yang tumbuh dari orde
kedua, biasanya tunas yang timbul dari tunas orde per-tama ini yang
menghasilkan tunas orde ke-dua yaitu tunas orde pertama yang paling bawah pada
batang utama. Pembentukan tunas pada orde ke-tiga biasanya tidak terjadi karena
tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesekan di himpit oleh tunas orde pertama
dan orde kedua (Herawati, 2012).
Daun tanaman padi akan tumbuh dan berkembang padi buku masing satu buah
dengan susunan berselang seling. Tanaman padi yang unggul pada umumnya
memiliki 14-18 helai daun pada setiap tanaman. Daun tanaman padi mempunyai
ciri khas tersendiri yaitu memiliki sisik dan daun telinga, tanaman padi termasuk
jenis rumput rumputan yang memiliki daun berbeda dari jenis tanaman rumput,
baik bentuk, susunan maupun bagian lainya. Hal inilah yang menyebabkan
daun padi dibedakan menjadi jenis rumput lain (Hasanah, 2007). Daun tanaman
padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang-selang satu daun pada
tiap buku. Tiap daun terdiri atas (1) helai daun, (2) pelepah daun yang
membungkus ruas, (3) telinga daun (auricle), (4) lidah daun (ligule). Sifat daun
yang dikehendaki pada tanaman padi adalah daun yang tumbuh tegak, tebal, kecil
dan penda Bunga padi merupakan jenis golongan bunga berkelamin dua setiap
bunga mempunyai enam buah benang sari yang bertangkai pendek dan dua
tangkai putik dengan dua buah kepala putik. Proses penyerbukan pada tanaman
padi dimulai dengan menempelnya serbuk sari kepada kepala putik dan setelah itu
tanaman padi akan menghasilkan buah padi (gabah) yang terdiri dari bagian kulit
yang disebut dengan sekam dan bagian dalam yang disebut dengan kariopsis.
Sedangkan beras merupakan bagian dari koriopsis yang terdiri dari lembaga
(embrio) dan endosperm. Buah padi adalah buah telanjang, yaitu mempunyai
perhiasan bunga dan mempunyai dua jenis kelamin dengan bakal buah yang
diatas, mempunyai benang sari 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, tangkai
sari besar dan mempunyai 2 kandung sebuk. Putik mempunyai dua tangkai putik.
dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dan berwarna putih dan ungu
(Herawati, 2012).
Buah padi yang bisa disebut bulir atau gabah sebenarnya bukan biji melainkan
buah padi yang menutupi lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai
menyuburkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain akan
membentuk sekam atau kulit gabah. Dinding bakal buah terdiri 3 bagian yaitu
paling luar disebut epicarpium, bagian tengah tesebut mesocrpum dan bagian
dalam tersebut endoscarpium. Biji sebagian besar di tempati endosperm yang
mengandung zat tepung dan sebagian ditempati embrio (lembaga) yang terletak di
bagian sentral yaitu dibagian lemma. Panjang malai tergantung pada varietas padi
yang ditanam dan bercocok tanam. Dari sumbu utama dari ruas buku yang
terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai
dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (
berkisar antara 15 – 20 buah, yang paling sedikit terdapat 7 buah cabang
sedangkan jumlah cabang bisa terbanyak bisa mencapai 30 buah cabang. Jumlah
cabang ini mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi, setiap malai dapat
mencapai 100 – 120 bunga (AAK, 2003).
Jika buah padi telah dewasa maka kedua belahan kembang mahkota (lemma dan
palea) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa
sehingga antara lemma dan palea terbentuk sudut. Membukanya kedua belahan
mahkota itu biasanya terjadi pada hari-hari cerah antara pukul 10-12 dengan suhu
rata-rata sekitar 30 −32 º C. Di dalam lemma dan paleaituterdapat bagian bunga
padi yang terdiri dari bakal buah (karyiopsis). Jika buah padi telah masuk maka
kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus beras
(sekam) (AAK, 2003).
Di atas karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing
tangkainya. Lodicula adalah daun mahkota yang telah berubah untuk berjumlah
dua buah. Pada saat padi hendak berbunga, lodicula mengembang karena
menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan
palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang
keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbentuknya
bunga di ikuti dengan pecahnya kandung serbuk yang menumpahkan tepung
sarinya. Sesudah tumpang sari ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma
dan paella menutupi kembali. Dengan berpindahnya tepung sari dan kepala putik
maka terjadi proses penyerbukan dan pemuliaan yang menghasilkan lembaga dan
endosperm (AAK, 2003).
1.2.2 Syarat Tumbuh
Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air tersebut
hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada daerah mulai dari
daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada
45° LU sampai 45° LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim
hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan selama
3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim
kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi
selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun
karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan
ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22°-27°C sedangkan di dataran tinggi
650-1.500 m dpl dengan temperatur 19°-23°C (Hantoro, 2007).
Tanaman padi memerlukan penyiraman matahari penuh tanpa naungan. Di
Indonesia memiliki panjang radiasi matahari 12 jam sehari dengan intensitas
radiasi 350 kal cm-2 hari-1 pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini tergolong
rendah jika dibandingkan dengan daerah sub tropis yang dapat mencapai 550 kal
cm-2. hari-1. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika
terlalu kencang akan merobohkan tanaman (Hantoro, 2007).
Padi gogo dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis tanah tidak
begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Sedangkan yang
lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat fisik, kimia dan
biologi tanah atau dengan kata lain kesuburannya. Untuk pertumbuhan tanaman
yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu
45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan 25% bagian udara,
pada lapisan tanah setebal 0-30 cm (Hantoro, 2007).
Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang
remah. Tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus,
berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup
banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus ≤50%. Keasaman (pH)
tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada
umumnya dijumpai gangguan ketahanan unsur P, keracunan Fe dan Al, sedangkan
bila pH lebih besar dari 8,0 dapat mengalami kekahatan (Hantoro, 2007).
2.2 Budidaya Padi Gogo
Padi gogo tergolong tanaman yang yang toleran terhadap kondisi air pengairan.
Padi dapat ditanam pada lahan irigasi sebagai padi sawah, pada tanah darat atau
lahan kering sebagai padi gogo atau pada lahan tadah hujan sebagai padi gogo
rancah (Ardjasa, 1991). Budidaya padi gogo secara umum meliputi: penyiapan
benih, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyulaman, penyiangan,
pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen.
Menurut Prasetyo (2003), penyiapan benih harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut: a) benih benar-bener tua dan kering, b) butir harus bernas (tidak kopong),
c) murni, tidak tercampur dengan jenis lain, d) benih bebas dari hama dan
penyakit. Benih yang baik memiliki banyak cadangan bahan makanan serta akan
tumbuh lebih cepat dan seragam.
Penyiapan lahan dengan diambil saat panen lahan sama sekali tidak diolah. Hal ini
tertentu berbeda dengan sistem konversional yang tanahnya diolah sempurna.
Ciri-ciri tanah di olah yaitu: a) berdrainase baik sampai sedang, b) serstruktur
sedang sampai berpasir, c) mudah kering, d) bagian atas bersetruktur pasir
berdebu, e) kondisi miring dan, f) berdaya ikat air sedikit.
Penanaman padi gogo harus memperhatikan adalah cara tanaman dan waktu
tanam. Untuk cara tanam padi gogo setelah alang-alang rebah, selanjutnya dibuat
lubang tanaman. Untuk meluruskan barisan dapat mengunakan tali yang
direntangkan. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi tanah setempat. Sebagai
patokan untuk tanah yang cukup besar jarak tanamnya 30 cm x 15 cm. Lubang
tanam dibuat dengan alat tungal dari kayu atau bambu yang ujung bawahnya di
runcingkan.
Pembuatan lubang tanaman jangan terlalu dalam, tetapi juga jangan terlalu
dangkal. Jika terlalu dalam dapat mengakibatkan lambatnya perkecambahan,
bahkan kegagalan pertumbuhan. Namun, jika terlalu dangkal maka benih sering
muncul ke permukaan tanah dan dapat termakan oleh burung atau tikus, maupun
rusak akibat kekeringan. Lubang tanaman sebaiknya dibuat dengan kedalaman
± 3 cm. Disebelah lubang tanaman dibuat lubang lagi, yaitu untuk pupuk dasar.
Jarak lubang ini dengan lubang tanaman kurang lebih 5 cm. Benih yang telah
dipersiapkan dimasukkan kedalam lubang tanam. Tiap lubang tanaman diisi
dengan 2 butir gabah. Waktu tanaman yang tepat yakni pada awal musim
penghujan. Pelaksanaan tanaman benih yang terlambat atau awal musim hujan
telah lewat dapat berakibat tanaman padi gogo mengalamai kekeringan di
kemudian hari.
Jenis pupuk yang diberikan adalah Urea, KCL, dan Phonska. Setelah kurang lebih
5 hari tanam, benih akan berkecambah membentuk akar dan bagian atas tanaman
(batang atau daun). Benih yang tidak tumbuh perlu disulam. Penyiangan biasanya
dilakukan 3 minggu pertama setelah penanaman. Penyiangan pada awal
pertumbuhan sangat penting dilakukan. Jika tidak dilakukan maka gabah akan
berkurang secara drastris. Pada penanaman padi gogo dengan penyiapan lahan
secara konvensional yang kurang baik, seringkali gulma tumbuh lebih subur
dibandingkan tanaman padinya. Penanaman padi yang terbaik dilakukan pada saat
gabah telah menguning dari ujung malai sampai keleher malai, dengan keadaan
malai yang masih segar. Untuk menghasilkan kualitas gabah yang baik, saat
pemanenan dijaga agar malai dalam keadaan kering.
2.3 Galur
Galur-galur padi tipe baru yang dihasilkan seorang pemulia harus diuji daya
hasilnya. Galur-galur yang berdaya hasil terbaik pada uji daya hasil lanjutan perlu
diuji pada musim dan lokasi yang berbeda (Sudarna 2010). Pengujian galur di
beberapa lokasi adalah tahapan umum yang sering dilaksanakan dalam proses
pelepasan varietas. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi galur-
galur yang memiliki potensi daya hasil serta adaptasi yang tinggi yang kemudian
diajukan sebagai varietas (Septiani, 2014).
Proses mempercepat pembentukan kultur galur murni padi gogo tipe baru dengan
sifat-sifat antera yang diharapkan dari induknya dapat dilakukan dengan
mempergunakan metode kultur antera (Abdullah dkk., 2008). Pembentukan galur
murni dengan metode kultur antera hanya memerlukan waktu kurang lebih
12 bulan (Sasmita 2007). Proses ini lebih cepat dibandingkan dengan cara
konvensional yang membutuhkan waktu yang lama (5-10 tahun) untuk
mendapatkan kestabilan genetik galur-galur hasil persilangan (Safitri dkk.,
2010). metode kultur antera akan menghasilkan tanaman dihaploid yang
homozigos fertil (Safitri dkk., 2010).
Kultur antera mempercepat mendapatkan galur murni, tetapi waktu yang
dibutuhkan untuk evaluasi uji daya hasil dan uji stabilitas tetap sama. Peran dalam
perakitan kultur antera yaitu galur memperoleh tanaman homogen, homozigos
dalam waktu relative singkat, efisiensi proses seleksi meningkat, variabelitas
genetik meningkat melalui produksi variasi gametoklonal, mempercepat
trekspresinya yang dikendalikan gen resensif, efisiensi biaya, waktu dan tenaga
kerja (Abdullah dkk., 2008).
Setiap tahun ratusan galur-galur elit generasi lanjut yang telah seragam dan
mantap dari pertanaman pedigree, observasi, uji daya hasil pendahuluan, dan
galur-galur harapan yang dihasilkan oleh pemuliaan padi konvensional Balai
Penelitian Tanaman Padi dijadikan sebagai tertua padi hibrida namun tidak semua
galur-galur tersebut memiliki daya gabung yang baik (Nugraha dkk., 2004).
2.4 Varietas
Varietas adalah kelompok tanaman dalam jenis atau spesies tertentu yang dapat
dibedakan dari kelompok lain berdasarkan sifat-sifat tertentu. Varietas dapat
dibedakan oleh setiap sifat yang nyata untuk usaha pertanian dan bila diproduksi
kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang dapat dibedakan dari yang lain.
Varietas unggul merupakan hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih
keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit,
toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk baik, dan atau sifat-sifat
lainnya serta telah dilepas oleh pemerintah (Litbang Pertanian, 2015).
Varietas unggul berperan penting dalam peningkatan hasil, perbaikan,
diversivikasi mutu dan penekanan kehilangan hasil karena gangguan hama,
penyakit, maupun cekaman lingkungan. Kendala produksi, terutama hama dan
penyakit bersifat dinamis, dapat berubah karakter populasi, ras, atau strainnya.
Kondisi tersebut menuntut penyediaan varietas unggul yang juga beragam dan
dinamis. Varietas unggul yang dilepas dalam beberapa tahun terakhir memiliki
keunggulan relatif berbeda. Hal ini tentu memberikan peluang yang lebih luas
bagi petani dalam memilih varietas yang akan dikembangkan. Ada beberapa aspek
yang perlu mendapat pertimbangan dalam menentukan pilihan, misalnya potensi
hasil, umur tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit, mutu beras, selera
konsumen, dan kondisi daerah pengembangan. Bagi peneliti aspek tersebut
memang menjadi pertimbangan dalam merakit varietas unggul (Herawati, 2012).
Menurut Badan Litbang Pertanian (2007), varietas unggul merupakan salah satu
teknologi yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produk
pertanian. Konstribusi nyata varietas unggul terhadap peningkatan produktivitas
padi naional antara lain tercermin dari pencapaian swasembada beras pada tahun
1984. Varietas sebagai salah satu komponen produksi telah memberikan
sumbangan besar 56% dalam peningkatan produksi, yang pada dekade
1970-2000 mencapai hampir tiga kali lipat. Menurut Balitpa, (2004) titik tumpu
utama peningkatan produksi adalah perakitan dan perbaikan varietas unggul baru.
Penyediaan varietas-varietas baru merupakan faktor dari usaha perbaikan varietas
padi, usaha ini akan berhasil bila tersedianya bahan genetik yang baik dari plasma
nutfah. Pengembangan galur-galur tahan ras blas yang didahului uji lapang yang
intensif untuk menentukan galur berpotensi hasil tinggi dan mantap dengan
adaptasi luas maupun spesifik
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lahan kering Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanah
(Balittanah), Taman Bogo, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur.
Keadaan lingkungan Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanah Taman Bogo
terletak pada geografis ketinggian 20–30 m dpl. Pada 50˚ Lintang Selatan dan
105˚ Bujur Timur, suhu rata-rata harian 23-28˚C, sedangkan curah hujan rata-rata
2200 mm per tahun, pH tanah 4-5, C-organik:1,18 % (rendah). Pelaksanaan
penelitian dilakukan pada bulan November 2018 –April 2019.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah traktor Yanmar EF494T, 4 silinder
49 HP, implement Yanmar RH 170 Rotary Tiler 48 pisau cacah, cangkul, sabit,
timbangan analitik tipe HWH DJ 1002C dengan ketelitian 0,01 gram, timbangan
gantung tipe Barkley BTDF550-1 kapasitas 23 kg, alat pengukur kadar air padi
(moinsture tester) merk crown TA-5, tangki sprayer kapasitas 16 liter, gunting,
meteran, penggaris, spidol, gergaji, golok, kamera, kalkulator, pena, pembolong
kertas dan buku. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tali rafiah,
karung plastik ukuran 10 kg, dan 50 kg, plastik PE 55 ukuran 15 x 30 cm, map
plastik, bamboo, benih padi galur B15053F-PWR-3 (g1), galur B14956-MR-2-2-
2-0 (g2), galur B12160D-MR-11-3-4 (g3), galur B15119C-TB-5 (g4), galur
B15119C-TB-13 (g5), galur B13498D-9 (g6), galur B15119C-TB-42 (g7), varietas
Limbato (v1), varietas Inpago 8 (v2), varietas Batutegi (v3), pupuk Urea, pupuk
Phonska, pupuk KCl, Insektisida merk Regent 50 SC dengan bahan aktif
Fipronil dan Prevathon 50 SC dengan konsentrasi masing-masing 30 ml/liter
metindo sp dengan konsentrasi masing-masing 30 liter.
3.3. Metode Penelitian
Rancangan Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL), perlakuan terdiri dari 7 (tujuh) galur dan 3 (tiga) varietas pem
banding yaitu: galur B1503F-PWR-3 (g1), galur B14956-MR-2-2-2-0 (g2), galur
B12160D-MR-11-3-4 (g3), galur B15119C-TB-5 (g4), galur B15119C-TB-13 (g5),
galur B13498D-9 (g6), galur B15119C-TB-42 (g7), varietas Limboto (v1), varietas
Inpago 8 (v2), varietas Batutegi (v3). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak
4 (empat) kali.
Hasil pengamatan diuji kehomogenitasnya dengan uji Bartlet, dan ketidakaditifan
data antara lingkungan dan perlakuan diuji dengan uji Tuckey kemudian dianalisis
dengan analisis ragam. Pengujian dilanjutkan dengan Uji Orthogonal Kontras,
semua pengujian dilakukan pada taraf 5 %.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Penyiapan lahan
Pengolahan pertama dilakukan setelah hujan pertama pada akhir musim kemarau.
Pengolahan kedua dilakukan pada saat menjelang tanam dengan menggunakan
traktor dan cangkul hingga tanah menjadi gembur dan siap tanam. Lahan dibagi
dalam petak-petak percobaan dengan luas petak 4,50 m x 4,20 m sebanyak
40 petak dengan jarak antar petak 50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm.
3.4.2 Penanaman
Penanaman benih padi dilakukan dengan cara ditugal sedalam 3-5 cm pada jarak
30 x 15 cm (konvensional) sebanyak 3 butir/lubang tanam.
3.4.3 Pemupukan
Pupuk yang digunakan yaitu pupuk Urea, dan KCl. Dosis yang diberikan yaitu :
Urea 150 kg/ha, phonska 250 kg/ha, dan KCl 200 kg/ha.
1. Pemupukan pertama dilakukan umur 10 hari (minggu ke 3) setelah tanam
dengan dosis 75 kg/ha Urea, 125 gr/ha Phonska dan 100 kg/ha KCl, atau=
141,75 gr/plot. Urea, 236,25 gram/plot, phonska dan 189 gr/plot KCl.
2. Pemupukan kedua dilakukan umur 35 hari (minggu ke 5) setelah tanam dengan
dosis sama dengan pemupukan pertama yaitu dosis 75 kg/ha, Urea, phonska
125 kg/ha, KCl 100 kg/ha, atau =141,75 gr/plot Urea, 236,25 gr/plot, Phonska
dan 189 gr/plot KCl.
3.4.4 Pemeliharaan
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur 25 hst (minggu ke 4) menjadi tiga bibit per
lubang tanaman, pada pagi hari setelah hujan agar kondisi tanah gembur, untuk
mempermudah penyulaman dan menghindari terik sinar matahari.
2. Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara mencabut gulma dan mengunakan alat
cangkul yang berada di antara sela-sela tanaman padi gogo dan sekaligus
menggemburkan tanah, dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hst (minggu ke
3) dan 42 hst (minggu ke 6) setelah tanam.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada umur 70 hst menggunakan
Insektisida merk Regent 50 SC dengan bahan aktif Fipronil dan Prevathon 50
SC dengan konsentrasi masing-masing 30 ml/liter dan metindo SP untuk satu
tangki semprot punggung atau gendong dengan kapasitas 16 liter untuk mencegah
hama walang sangit, ulat penggerek batang, kutu, kepik dan penyakit bercak daun
pada tanaman padi.
3.4.5 Pemanenan
Kriteria tanaman padi siap panen adalah daun bendera dan 90% bulir padi telah
menguning, malai padi merunduk karena menopang bulir yang bernas, butir gabah
terasa keras jika ditekan, apabila dikupas tampak isi butir gabah berwarna putih
dan keras bila digigit. Pemanenan dilakukan serempak pada semua plot percobaan
Panen dilakukan di atas pukul 09.00 WIB atau jika dilihat pada tanaman padi
sudah tidak ada embun yang menempel, karena akan mempengaruhi penimbangan
gabah hasil per petak. Pemanenan dilakukan dengan memanen semua tanaman
padi dalam petak dan langsung dirontokkan secara manual menggunakan kaki.
Setelah itu hasil gabahnya ditimbang menggunakan timbangan gantung.
3.5 Peubah yang diamati
Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo dengan
mengambil 10 (sepuluh) tanaman sampel yang diamati adalah:
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur menggunakan alat ukur panjang dengan satuan centi meter
(cm) dari permukaan tanah sampai ujung daun tanaman yang tertinggi. Tanaman
yang diukur yaitu tanaman sampel (10 tanaman). Pengukuran dilakukan 8 hari
sekali. Pengukuran dilakukan 8 hari sekali mulai dari 30 hst, 37 hst, 44 hst, 51 hst,
58 hst.
2. Jumlah Anakan Total (batang)
Jumlah anakan total diperoleh dengan cara menghitung semua anakan yang
tumbuh, dinyatakan dalam satuan batang. Tanaman yang dihitung yaitu tanaman
sampel 10 tanaman, dilakukan pada saat tanaman berumur 58 hst.
3. Jumlah Anakan Produktif (batang)
Jumlah anakan produktif diperoleh dengan cara menghitung jumlah anakan yang
menghasilkan malai dari 10 tanaman sampel, dinyatakan dalam satuan batang
penghitungan dilakukan pada umur 78 hst.
4. Umur Tanaman Berbunga 50 % (hari)
Umur tanaman berbunga ± 50 % di peroleh dengan cara melihat secara secara
langsung ke lahan penelitian, dihitung dari mulai benih ditanam sampai tanaman
keluar bunga ± 50 %.
5. Umur Bulir Menguning 80% (hari)
Umur tanaman dapat di panen diperoleh dengan cara melihat secara langsung ke
lahan penelitian, dihitung dari mulai benih di tanam sampai gabah masak ± 80 %.
6. Bobot Berangkasan Basah (gram)
Bobot berangkasan basah tanaman didapat dengan cara mengambil 2 sampel
tanaman pada setiap petak, diambil 1 hari sebelum panen pada umur 114 hst.
Berangkasan tanaman meliputi batang, daun, dan akar, dibersihkan tanahnya
dengan akar lalu di masukkan dalam karung, kemudian ditimbang menggunakan
timbangan dengan kepekaan 3 digit (gram/tanaman).
7. Bobot Berangkasan Kering (gram)
Bobot berangkasan kering tanaman didapat dengan cara mengambil 2 sampel
berangkasan kering melalui proses penjemuran tanaman pada setiap petak,
diambil 1 hari sebelum panen pada umur 114 hst. Berangkasan tanaman meliputi
batang, daun, dan akar, dibersihkan tanahnya dengan akar lalu di masukkan
dalam karung. Dikeringkan dengan sinar matahari, kemudian ditimbang
menggunakan timbangan dengan kepekaan 3 digit sampai di peroleh berat
konstan (gram/tanaman).
8. Panjang Malai (cm)
Pengamatan panjang malai diambil dari 10 rumpun tanaman sampel, perumpunya
diambil pada sampel dalam plot percobaan satu malai yang terpajang. Dengan
cara mengukur dari leher malai sampai ujung malai, mengunakan alat ukur
panjang dengan satuan centimeter (cm), pengambilan sampel malai 2 hari sebelum
panen pada umur 113 hst.
9. Jumlah Gabah Isi per Malai (butir)
Jumlah gabah isi per malai diperoleh dari pengambilan 10 sampel panjang malai
dengan cara menghitung semua gabah isi pada setiap malai, pengambilan sampel
dilakukan 2 hari sebelum panen pada umur 113 hst.
10. Jumlah Gabah Hampa per Malai (butir)
Jumlah gabah hampa per malai diperoleh dari pengambilan 10 sampel panjang
malai dengan cara menghitung semua gabah hampa atau kosong pada setiap
malai, pengambilan sampel dilakukan 2 hari sebelum panen pada umur 113 hst.
11. Hasil per Rumpun (gram)
Hasil per rumpun diperoleh dengan cara menimbang hasil gabah 10 rumpun
tanaman sampel gabah kering panen (GKP). Tanaman sampel diambil
2 hari sebelum panen pada umur 113 hst. Penimbangan dilakukan menggunakan
timbangan analitik.
12. Hasil Gabah Kering Panen per Petak (kg)
Hasil gabah kering per petak diperoleh dengan cara menimbang masing-masing
hasil gabah per petak perlakuan setelah di panen, ukuran petak panen yaitu
2,70 m x 3,90 m (234 tanaman). Penimbangan dilakukan menggunakan
timbangan gantung.
13. Kadar Air Gabah Kering Panen (%)
Kadar air gabah kering panen per petak diperoleh dengan cara memasukkan gabah
kedalam alat pengukur kadar air padi (moinsture tester) sampai hasil kadar air
tertera di alat tester.
14. Hasil Gabah Kering Giling per Petak Kadar Air 14% (kg)
Hasil gabah kering panen per petak kadar air diperoleh dengan cara menimbang
masing–masing hasil gabah kering giling per petak diperlukan setelah melalui
proses penjemuran, sampai berat konstan sampai 14%.
15. Bobot Gabah 1000 Butir (gram)
Pengamatan bobot 1000 butir diperoleh dari jumlah gabah isi per malai dengan
cara menimbang 1000 gabah yang bernas pada setiap satuan percobaan, ditimbang
ketika sudah dijemur dengan sinar matahari sampai kadar air sudah mencapai
14 % (Gabah Kering Giling). Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan
analitik.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan
4.1.1 Tinggi Tanaman
Data rata – rata pengamatan tinggi tanaman pada umur 30 hst sampai 58 hst dapat
dilihat pada (Lampiran 6). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbadaan
galur dan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman padi pada umur 58 hst. Tanaman padi gogo (Lampiran 8).
Hasil Uji Orthogonal Kontras tinggi tanaman umur 58 dapat disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Uji Orthogonal Kontras Tinggi Tanaman Pada Umur 58 hst Beberapa
Galur dan Varietas Padi Gogo.
Perlakuan F- hitung
Persentase (%)
1 Galur vs Varietas 3,757 tn
2 Antar Galur
a. g1 VS g2 g3 g4 g5 g6 dan g7 0,145 tn
b. g2 VS g3 g4 g5 g6 dan g7 23,802 * -13,08
c. g3 VS g4 g5 g6 dan g7 7,135 * -7,88
d. g4 VS g5 g6 dan g7 1,264 tn
e. g5 VS g6 dan g7 20,137 * -12,60
f. g6 VS g7 1,927 tn
3 Antar Varietas
a. v1 VS v2 dan v3 1,541 tn
b. v2 VS v3 14,329 * -13,43 Keterangan :
g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=
B15119C-TB-13; g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;
tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21
Hasil uji orthogonal kontras yang membandingkan galur dan varietas pada (tabel
1) menunjukkan bahwa tinggi tanaman antara galur dan varietas tidak berbeda.
Perbandingan antar galur menunjukkan bahwa galur B14956-MR-2-2-2-0 (g2)
lebih tinggi (13,08%) dibandingkan galur B12160D-MR-11-3-4 (g3) B15119C-
TB-5 (g4) galur B15119C-TB-13 (g5) galur B13498D-9 (g6) dan galur B15119C-
TB-42 (g7). Sedangkan perbandingan pertumbuhan tinggi tanaman antar varietas
menunjukkan bahwa varietas Inpago 8 (v2) lebih tinggi (13,43%) dibandingkan
varietas Batutegi (v3).
Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Tinggi Tanaman Umur 30 hst, 37 hst, 44 hst,
51 hst, dan 58 hst
Gambar 1 menunjukkan gradient yang berbeda pada masing-masing tanaman
pada galur B14956-MR-2-2-2-0 (g2) memiliki pertumbuhan teringgi. Pada umur
30 hst dengan galur B12160D-MR-11-3-4 (g3) tinggi 42,61 cm sampai dengan
umur 58 hst dengan galur B14956-MR-2-2-2-0 (g2) tinggi 82,17cm. Sedangkan
galur memiliki laju pertumbuhan tinggi tanaman lebih rendah pada umur 30 hst
Tin
ggi T
an
am
an
(cm
)
Umur Tanaman (hst)
B15053F-PWR-3
B14956-MR-2-2-2-0
B12160D-MR-11-3-4
B15119C-TB-5
B15119C-TB-13
B13498D-9
B15119C-TB-42
Limboto
Inpago 8
Batutegi
hanya mencapai 31,79 cm pada varietas Batutegi sampai dengan umur 58 hst
dengan tinggi 69,39 cm.
4.1.2 Jumlah Anakan Total
Data pengamatan jumlah anakan total 58 hst dapat dilihat pada (Lampiran 10).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur dan varietas
memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan total 58 hst. Tanaman padi
gogo (Lampiran 11).
Hasil Uji Orthogonal Kontras jumlah anakan total beberapa galur dan varietas
dapat disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Uji Orthogonal Kontras Jumlah Anakan Total Beberapa Galur dan
Varietas Padi Gogo.
Perlakuan F- hitung
Persentase (%)
1 Galur vs Varietas 37,715 * -17.15
2 Antar Galur
a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 3.312 tn
b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 1.632 tn
c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 17.236 * -16.63
d. g4 vs g5 g6dan g7 6.376 * -11.46
e. g5 vs g6dan g7 1.190 tn
f. g6 vs g7 0.995 tn
3 Antar Varietas
a. v1 vs v2dan v3 0.026 tn
b. v2 vs v3 12.053 * -21.35 Keterangan :
g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5;
g5=B15119C-TB-13; g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago8; v3=Batutegi;
tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21
Hasil uji orthogonal kontras yang membandingkan antara galur dan varietas
menunjukkan bahwa jumlah anakan total galur lebih tinggi (17,15%)
dibandingkan varietas. Sedangkan perbandingan antar galur, galur B12160D-
MR-11-3-4 (g3) lebih tinggi (16,63%) dibandingkan galur B15119C-TB-5
(g4) galur B15119C-TB-13 (g5) galur B13498D-9 (g6) dan galur B15119C-
TB-42 (g7). Sedangkan antar varietas menunjukkan bahwa varietas Inpago 8 (v2)
memiliki jumlah anakan total lebih tinggi (21,35%) dibandingkan varietas
Batutegi (v3)
4.1.3 Jumlah Anakan Produktif
Data pengamatan jumlah anakan produktif pada umur 90 hst dapat dilihat pada
(Lampiran 13). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur
dan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif
tanaman padi gogo (Lampiran 14).
Hasil Uji Orthogonal Kontras jumlah anakan produktif beberapa galur dan
varietas dapat disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Uji Orthogonal Kontras Jumlah Anakan Produktif Beberapa Galur dan
Varieras Padi Gogo.
Perlakuan F- hitung
Persentase (%)
1 Galur vs Varietas 7,717 * -17.24
2 Antar Galur
a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 2.370 tn
b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 0.492 tn
c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 0.913 tn
d. g4 vs g5 g6dan g7 3.530 tn
e. g5 vs g6dan g7 0.680 tn
f. g6 vs g7 8.882 * 47.57
3 Antar Varietas
a. v1 vs v2dan v3 0.100 tn
b. v2 vs v3 0.760 tn
Keterangan : g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=
B15119C-TB-13;g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;
tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21
Hasil uji orthogonal kontras yang membandingkan galur dan varietas
menunjukkan bahwa jumlah anakan produktif galur lebih tinggi (17,24%)
dibandingkan varietas. Perbandingan antar galur, galur B15119C-TB-42 (g7)
lebih banyak jumlah anakan produktif (47,57%) dibandingkan galur,
galur B15053F-PWR-3 (g1), galur B14956-MR-2-2-2-0 (g2), galur B12160D-
MR-11-3-4 (g3), galur B15119C-TB-5 (g4), galur B15119C-TB-13 (g5), dan
galur B13498D-9 (g6). Sedangkan perbandingan antar varietas menunjukkan
bahwa jumlah anakan produktif varietas Limboto (v1) varietas Inpago 8 (v2)
dan varietas Batutegi (v3) tidak berbeda.
4.1.4 Umur Tanaman Berbunga 50%
Data pengamatan umur tanaman berbunga 50% dapat dilihat pada (Lampiran 19).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur dan varietas
memberikan pengaruh nyata terhadap umur tanaman berbunga 50% tanaman
padi gogo (Lampiran 20).
Hasil Uji Orthogonal Kontras umur tanaman berbunga 50 % beberapa galur dan
varietas dapat disajikan pada Tabel 4.
Hasil orthogonal kontras yang membandingkan antar galur dan varietas pada
(tabel 4) menunjukkan bahwa umur tanaman berbunga 50% galur dan varietas
tidak memiliki perbedaan. Sedangkan perbandingan antar galur, galur B15119C-
TB-42 (g7), memiliki umur tanaman berbunga 50% yang lebih cepat (8,63%)
di bandingkan galur ,galur B13498D-9 (g6). Perbandingan antar varietas
menunjukkan bahwa umur tanaman berbunga 50% varietas Limboto (v1) lebih
cepat (5,31%) dibandingkan varietas Inpago 8 (v2) dan varietas Batutegi (v3).
Tabel 4. Uji Orthogonal Kontras Umur Tanaman Berbunga 50 % Beberapa Galur
dan Varietas Padi Gogo.
Perlakuan F- hitung
Persentase (%)
1 Galur vs Varietas 2,719 tn
2 Antar Galur
a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 173.926 * -4.53
b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 316.329 * -6.09
c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 54.730 * -2.69
d. g4 vs g5 g6dan g7 28.153 * 2.08
e. g5 vs g6dan g7 180.368 * -4.60
f. g6 vs g7 355.152 * -8.63
3 Antar Varietas
a. v1 vs v2dan v3 162.725 * 5.31
b. v2 vs v3 1.689 tn
Keterangan : g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=
B15119C-TB-13;g6=B13498D-9;g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;
tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21
4.1.5 Umur Tanaman 80% Bulir Menguning
Data pengamatan umur tanaman berbunga 80% bulir menguning dapat dilihat
pada (Lampiran 22). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur
dan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap umur berbunga 80% bulir
menguning tanaman padi gogo (Lampiran 23).
Hasil Uji Orthogonal Kontras umur tanaman berbunga 80 % bulir menguning
beberapa galur dan varietas dapat dilihat pada Tabel 5.
Hasil orthogonal kontras yang membandingkan antara galur dan varietas pada
(tabel 5) menunjukkan bahwa umur tanaman berbunga 80% bulir menguning
galur lebih baik (1,93%) dibandingkan galur. Sedangkan perbandingan antar
galur, galur B15119C-TB-42 (g7) lebih cepat (5,43%) dibandingkan galur,
galur B13498D-9 (g6). Perbandingan antar varietas menunjukkan bahwa umur
berbunga 80% varietas Batutegi (v3) lebih cepat (1,82%) dibandingkan varietas
Limboto (v1) dan varietas Inpago 8 (v2).
Tabel 5. Uji Orthogonal Kontras Umur Tanaman 80% Bulir Menguning Beberapa
Galur dan Varietas Padi Gogo.
Perlakuan F- hitung
Persentase (%)
1 Galur vs Varietas 27,343 * -1.93
2 Antar Galur
a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 53.524 * -4.11
b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 93.339 * -5.43
c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 5.600 * -1.42
d. g4 vs g5 g6dan g7 0.732 tn
e. g5 vs g6dan g7 11.509 * -1.93
f. g6 vs g7 7.258 * -2.06
3 Antar Varietas
a. v1 vs v2dan v3 7.646 * 1.87
b. v2 vs v3 5.735 * -1.82 Keterangan :
g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5;
g5=B15119C-TB-13;g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;
tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21
4.1.6 Bobot Berangkasan Basah
Data pengamatan bobot berangkasan basah dapat dilihat pada (Lampiran 25).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur dan varietas
memberikan pengaruh tidak nyata terhadap bobot berangkasan basah tanaman
padi gogo (Lampiran 26).
Hasil Uji Orthogonal Kontras bobot berangkasan basah beberapa galur dan
varietas dapat disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. UjiOrthogonal Kontras Bobot Berangkasan Basah Pada Beberapa Galur
dan Varietas Padi Gogo.
Perlakuan F- hitung
Persentase (%)
1 Galur vs Varietas 2,197 tn
2 Antar Galur
a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 1.852 tn
b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 0.182 tn
c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 0.773 tn
d. g4 vs g5 g6dan g7 4.332 * 49.42
e. g5 vs g6dan g7 0.108 tn
f. g6 vs g7 8.664 * -43.98
3 Antar Varietas
a. v1 vs v2dan v3 1.407 tn
b. v2 vs v3 0.551 tn
Keterangan : g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=
B15119C-TB-13;g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;
tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21
Hasil orthogonal kontras yang membandingkan antara galur dan varietas
menunjukkan bahwa bobot berangkasan basah tidak memiliki perbedaan.
Sedangkan perbandingan antar galur,galurB13498D-9 (g6)lebih tinggi (43,98%)
dibandingkan galur B15119CTB42 (g7). Pada perbandingan antar varietas
menunjukkan bahwa bobot berangkasan basah varietas Limboto (v1) varietas
Inpago 8 (v2) dan varietas Batutegi (v3) tidak berbeda nyata.
4.1.7 Bobot Berangkasan Kering
Data pengamatan bobot berangkasan kering dapat dilihat pada (Lampiran 31).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur dan varietas
memberikan pengaruh tidak nyata terhadap bobot berangkasan kering tanaman
padi gogo (Lampiran 32).
Hasil Uji Orthogonal Kontras bobot berangkasan kering beberapa galur dan
varietas dapat disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Uji Orthogonal Kontras Bobot Berangkasan Kering Pada Beberapa Galur
dan Varietas Padi Gogo.
Perlakuan F- hitung
Persentase (%)
1 Galur vs Varietas 1,803 tn
2 Antar Galur
a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 0.927 tn
b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 2.590 tn
c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 0.089 tn
d. g4 vs g5 g6dan g7 1.703 tn
e. g5 vs g6dan g7 0.396 tn
f. g6 vs g7 7.566 * -46.38
3 Antar Varietas
a. v1 vs v2dan v3 0.000 tn
b. v2 vs v3 0.208 tn
Keterangan : g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=
B15119C-TB-13; g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;
tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21
Hasil orthogonal kontras yang membandingkan antara galur dan varietas
menunjukkan bahwa bobot berangkasan kering tidak memiliki peredaan.
Sedangkan perbandingan antar galur, galur B13498D-9 (g6) lebih tinggi
(46,38%) di bandingkan galur B15119C-TB-42 (g7). Pada perbandingan antar
varietas menunjukkan bahwa bobot berangkasan kering varietas Limboto
(v1) varietas Inpago 8 (v2) dan varietas Batutegi (v3) tidak berbeda nyata.
4.1.8 Panjang Malai
Data pengamatan panjang malai dapat dilihat pada (Lampiran 37). Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur dan varietas memberikan pengaruh
nyata terhadap panjang malai tanaman padi gogo (Lampiran 38).
Hasil Uji Orthogonal Kontras panjang malai beberapa galur dan varietas
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Uji Orthogonal Kontras Panjang Malai Pada Beberapa Galur dan
Varietas Padi Gogo.
Perlakuan F- hitung
Persentase (%)
1 Galur vs Varietas 31.908 * 9.31
2 Antar Galur
a. g1 vs g2 g3 g4 g5 g6dan g7 35.475 * -10.62
b. g2 vs g3 g4 g5 g6dan g7 15.261 * -7.32
c. g3 vs g4 g5 g6dan g7 0.649 tn
d. g4 vs g5 g6dan g7 11.133 * 7.49
e. g5 vs g6dan g7 0.186 tn
f. g6 vs g7 8.586 * -7.20
3 Antar Varietas
a. v1 vs v2dan v3 0.081 tn
b. v2 vs v3 0.637 tn
Keterangan : g1=B15053F-PWR-3; g2=B14956-MR-2-2-2-0; g3=B12160D-MR-11-3-4; g4=B15119C-TB-5; g5=
B15119C-TB-13;g6=B13498D-9; g7=B15119C-TB-42; v1=Limboto; v2=Inpago 8; v3=Batutegi;
tn=tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata; F-tabel (1;27:5%)=4,21
Hasil uji orthogonal kontras yang membandingkan antara galur dan varietas
menunjukan bahwa panjang malai varietas lebih tinggi (9,31%) dibandingkan
galur. Perbandingan antar galur, galur B15053F-PWR-3 (g1) lebih tinggi
(-10,62%) di bandingkan galur B14956-MR-2-2-2 (g2), galur B12160D-MR-11-3-
4 (g3), B15119C-TB-5 (g4), galur B15119C-TB-13 (g5), galur B13498D-9 (g6),
dan galur B15119C-TB-42 (g7). Sedangkan antar varietas menunjukan bahwa
panjang malai varietas Limboto (v1) varietas Inpago 8 (v2) dan varietas Batutegi
(v3) tidak berbeda nyata.
4.1.9 Jumlah Gabah Isi per Malai
Data pengamatan jumlah gabah isi per malai dapat dilihat pada (Lampiran 40).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbadaan galur dan varietas